Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS MINGGU 1

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

STASE KEPERAWATAN JIWA

OLEH :
DESY HARIASANDI
NIM. 891221014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI
PONTIANAK
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

Telah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik.


Telah disetujui pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 31 Desember 2022

Mengetahui,
Pembimbing Pontianak, 31 Desember 2022
Akademik Mahasiswa

Ns. Dwin Seprian M.Kep


Desy Hariasandi
NIM. 891221014
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
SEHAT JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. Aspek Kesehatan Jiwa


1. Definisi
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah
ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi
tantangan hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana
seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu
disebut gangguan jiwa (Pemerintah Republik Indonesia, 2014).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan
bugar dan nyaman seluruh tubuh dan bagian lainnya. Bugar dan nyaman
adalah relatif, karena bersifat subjektif sesuai dengan orang yang
mendefinisikan dan merasakannya. Komponen tubuh manusia bukan
hanya fisik , tetapi ada juga psikologis, lingkungan sosial, dan spriritual.
Sedangkan Jiwa yang sehat didefinisikan dengan tepat, meskipun
demikian ada beberapa indikator yang untuk menilai kesehatan jiwa. Karl
Menninger mendefinisikan bahwa orang yang sehat jiwa adalah orang
yang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri pada
lingkungannya, dan berinteraksi dengan baik, tepat, dan bahagia (Yusuf,
2015).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
jiwa bukan sehat fisik, tetapi juga menyangkut bio-psiko-sosio-kultural
dan mampu menyesuaikan diri untuk berinteraksi baik, tepat dengan
lingkungannya.
2. Tanda Sehat Jiwa
Menurut WHO, tanda sehat jiwa, meliputi :
a. Sikap positif kepada diri sendiri
Individu menerima dengan baik dirinya sendiri secara utuh
dan menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri.
b. Tumbuh kembang dan beraktualisasi diri
Individu yang mengalami perubahan dalam tahap tumbuh kembang
dan dapat mengapresikan potensi atau bakat yang ada dalam dirinya.
c. Integrasi
Individu menyadari bahwa yang ada dalam dirinya adalah satu
kesatuan utuh dan mampu bertahan terhadap stress dan dapat
mengatasi kecemasan yang ada.
d. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Individu memamhami terhadap stimulus eksternal sesuai dengan
kenyataan yang ada, persepsi individu dapat berubah terhadap
informasi baru, dan memiliki empati terhadap orang lain.
e. Otonomi
Individu bisa mengambil keputusan dengan bertanggung jawab dan
mampu mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa
bergantung terhadap orang lain (Pemerintah Republik Indonesia,
2014).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aspek Kesehatan Jiwa


Menurut (Aprilistyawati, 2013), masalah pada kesehatan jiwa adalah
permasalahan yang harus diatasi secara komprehensif, faktor
pendukungnya adalah sebagai berikut :
a. Faktor fisik (organo biologis)
Faktor fisik cukup dapat mempengaruhi kualitas kesehatan jiwa pada
seseorang, contohnya yaitu saat seseorang mengetahui bahwa
tubuhnya digerogoti kanker pada saat itu juga seseorang telag
kehilangan sebagian kehidupannya, walaupun secara pemikiran
sadar teapi mental emosionalnya telah terganggu dan mempercepat
proses penurunan sistem kekebalan tubuh secara drastis dan semngat
hidupnya juga berkurang.
b. Faktor mental/emosional (psikoedukatif)
Kekuatan pada mental dan emosional yang mendukung, dan saran
positif diperlukan untuk membangunkan semangat hidup dalam
mengembalikan kesehatan secara jasmani dan rohani.
c. Faktor sosial budaya (sosial kultural)
Lingkungan keluarga dan satu darah sangat diperlukan untuk
menyempurnakan konsep kesehatan mental emosional seseorang,
komunikasi dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam mengatasi
setiap permasalahan yang datang kapan saja dalam hidup. Dalam
keluarga, lingkungan, budaya, sangat menentukan kualitas kesehatan
mental emosional seseorang dalam menghadapi setiap permasalahan
yang ada.

4. Karakteristik Aspek Kesehatan Jiwa


Menurut (Videback, 2012), karakteristik aspek kesehatan jiwa dibagi
menjadi 7, yaitu :
a. Otonomi dan kemandirian
Individu dapat melihat dirinya untuk menemukan nilai dan tujuan
hidup. Individu yang otonomi dan mandiri dapat bekerja secara
independen atau kooperatif dengan orang lain tanpa kehilangan
otonom.
b. Memaksimalkan potensi diri
Individu mempunyai orientasi pertumbuhan dan aktualisasi diri.
c. Menoleransi ketidakpastian hidup.
Individu menghadapi tantangan sehari-hari dengan harapan dan
pandangan positif walaupun tidak mengetahui apa yang akan terjadi
di masa depan.
d. Harga diri
Individu memiliki kesadaran yang realistis terhadap kemampuannya.
e. Menguasai lingkungan
Individu dapat menghadapi dan mempengaruhi kemampuan dan juga
keterbatasannya.
f. Orientasi realistis
Individu mampu menoleransi stres dalam kehidupan, merasakan
cemas atau berduka sesuai dengan keadaan, mengalami kegagalan
tanpa merasakan hancur. Menggunakan dukungan keluarga dan
teman untuk mengatasi krisis karena stres tidak akan berlangsung
selamanya.

B. Anak Usia Sekolah


1. Definisi
Anak usia sekolah 6-12 tahun adalah suatu kelompok yang
mempunyai interaksi yang intensif dengan lingkungan sekolah, teman,
media massa dan program pemasaran perusahaan. Mereka mempunyai
karakter yang mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan termasuk
pergaulannya atau lingkungan sosial. Anak belum mempunyai
pengatahuan yang cukup untuk bisa memilih pergaulan yang baik,
sehingga belum bisa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk untuknya, sehingga anak mudah terpengaruhi lingkungan.
Permulaan anak usia sekolah dimulai dari umur 6-12 tahun, dimana anak
sedang mengembangkan kemampuannya yaitu seperti berpendapat,
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain. Mereka melihat
alternatif sebagai hal yang nyata (Wong, 2015).
Anak usia sekolah adalah tahap perkembangan anak usia 6-12 tahun
dimana pada usia ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan
mendapat keterampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan
tugasnya, produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan
merasakan bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik.
Bisa membedakan sesuatu yang baik atau tidak baik dan dampak
melakukan hal yang tidak baik (Purwanto, 2015).
2. Karakteristik Perilaku Anak Usia Sekolah
Adapun karakteristik perilaku pada anak usia sekolah menurut
Purwanto (2015) sebagai berikut :
a. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah atau rumah.
b. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman,
meraih juara pertama.
c. Terlibat dalam kegiatan kelompok.
d. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya.
e. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur, menyapu, dll.
f. Memiliki hobi tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar.
g. Memliliki teman akrab untuk bermain.
h. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan.

3. Perkembangan Anak Usia Sekolah


Berikut adalah beberapa perkembangan pada anak usia sekolah
menurut Purwanto (2015), yaitu :
a. Fisik dan Motorik
Berat badan sekitar 16-23,6 kg, tinggi badan sekitar 106,6-123,5 cm,
pemunculan gigi insisor mandibula tengah, kehilangan gigi pertama,
sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat,
suka menggambar, melukis dan mewarnai.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan :
1) Bermain kasti, basket, dan bola kaki
Kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan
menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya
aturan main, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
2) Berenang
Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua
unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan
latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan
tubuh.
3) Lompat jauh
Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan
sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus,
yaitu prediksi terhadap jarak.
4) Lari maraton
Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya
yang berbeda.
5) Kegiatan outbound
Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua
kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa
mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan
kedekatan dengan maha pencipta serta kesadaran pentingnya
menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan
tumbuhan.
Stimulus motorik halus yang bisa dilakukan :
1) Menggambar, melukis dengan berbagai media.
2) Membuat kerajinan dari tanah liat.
3) Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari
kain perca.
4) Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
b. Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang,
mengetahui bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3
perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri,
mendefinisikan objek umum seperti garpu, kursi.
c. Adaptif
Pada saat bermain : memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila
diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari
ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
d. Personal - Sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara
sendiri untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik,
meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk menang.
e. Stimulasi - Kognitif
Sebelum menstimulasi kognitif anak, orang tua harus mengetahui
terlebih dulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. misalnya, untuk
anak balita perkembangan kognitifnya berkaitan dengan
perkembangan berbagai konsep dasar seperti mengenal bau, warna,
huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan
kehidupan sehari-harinya. disamping itu perkembangan kognitif
berkaitan erat dengan perkembangan bahasa. Kegiatan yang bisa
orang tua lakukan guna menstimulasi kognitif anak adalah :
1) Mengadakan acara mendongeng.
2) Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si
anak sendiri.
3) Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah
dia baca.
4) Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan
secara verbal, gambar atau tulisan.
5) Berdiskusi tentang suatu tema.
6) Khusus anak-anak mengoptimalkan fungsi otak, otak kanan
untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan
melalui kegiatan musik dan movement (gerak dan lagu) atau
dengan memainkan alat musik tertentu. Bisa juga dengan
melakukan kegiatan drama.
f. Stimulasi Afeksi
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal maupun intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun.
Manfaat utamanya adalah mengembangkan rasa percaya diri,
memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan,
memahami orang lain, dan mau berbagi. Cara memberikan stimulasi
bisa dengan cara sebagai berikut :
1) Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
2) Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan
tidak, serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa
dipahami anak.
3) Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya
dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika
anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula
diterapkan suatu aturan).
4) Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah
laku anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan.
Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
5) Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh,
saat dia sedih, gembira, marah, berikanlah respon yang sesuai
dengan kebutuhannya kala itu.
6) Anak difasilitasi untuk bermain peran.
7) Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik
secara verbal, tulisan, ataupun gambar.
8) Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
9) Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan
berbagai permainan dalam rangka mengenalkan aturan main,
sportivitas, dan kompetisi.
g. Stimulasi Spritual
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang
Pencipta. Di sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai
hamba tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain itu
kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia
menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran
tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk tuhan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuh kembangkan
kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai
berikut :
1) Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang
menciptakan. Contoh, siapa yang membuat meja ini? "anak
menjawab, "Tukang kayu". Lalu kita berikan lagi pemahaman
padanya "Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang
membuatnya?".
2) Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya
dengan kebesaran tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
3) Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di
alam dengan kebesaran Sang Pencipta.
4) Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
5) Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak
lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding
makhluk lain di muka bumi.
6) Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai
pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa
yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan
tersebut, kaitkan dengan betapa tuhan itu sangat pengasih dan
pemurah.
7) Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya
menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.

Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas.
Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan penting
untuk membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jika
bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak
usia 6-12 tahun :
1) Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena
bermain lengkap dengan prasarananya.
2) Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas
kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
3) Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan,
cukuplah membuat lingkungan yang bisa menerima dan
memberi toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah
selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih apa
yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam koridor keamanan,
kesehatan, dan kebaikan.
4) Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak, jika tidak bisa,
ajak anak bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber
yang bisa dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus atau
bertanya pada pakarnya.

C. Asuhan Keperawatan
Berikut adalah asuhan keperawatan pada anak usia sekolah (Purwanto,
2015), yaitu sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian pada keluarga :
a. Identitas : Nama KK, alamat, pekerjaan.
b. Riwayat dan tahap perkembangan.
c. Lingkungan: Rumah, lingkungan, sistem sosial.
d. Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota.
e. Penyebab masalah keluarga dan koping.
f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

Pengkajian fokus pada anak usia sekolah :


a. Bagaimana karakteristik teman bermain?
b. Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?
c. Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah
sarana yang dimiliki?
d. Bagaimana temperamen anak saat ini?
e. Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang ?
f. Bagaimana pola orangtua menghadapi permintaan anak ?
g. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini?
h. Kegiatan apa yang diikuti anak selain kegiatan di sekolah?
i. Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan selama di sekolah?
j. Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah
saat bermain?
k. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini?
l. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan kalau ada, apa
jenisnya?
m. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya?
n. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

Berikut format pengkajian perkembangan anak usia sekolah (6-12 tahun)

No Kemampuan Ya Tidak
Kemampuan Klien
1 Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak
mengompol
2 Mempunyai teman tetap untuk bermain
3 Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan
kelompok
4 Berteman dengan sesama jenis
5 Berkompetisi dengan teman atau saudara
sebaya
6 Memiliki hubungan yang baik dengan orang
tua
7 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah
8 Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
secara sederhana
9 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
10 Memiliki hobi: naik sepeda, membaca buku,
majalah, cerita anak
11 Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiayaan
fisik dan seksual
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas
kelompok
2 Membimbing anak dalam pencapaian tugas
perkembangan sesuai kemampuannya
3 Membimbing anak dalam cara berinteraksi
dengan orang lain
4 Membimbing anak dalam kegiatan rumah:
menonton TV, membaca buku cerita, waktu
belajar yang disiplin
5 Melibatkan dan membimbing anak dalam
kegiatan keluarga: berkebun, memasak,
membersihkan rumah, rekreasi bersama
6 Keluarga tidak mencubit, memukul atau
mencela/memaki anak bila anak rewel
7 Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk
mencari nafkah keluarga
8 Memberikan pendidikan yang baik
Sumber : STIKES Yarsi Pontianak

Petunjuk teknis pengisian format :


 Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya.
 Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%)
maka dikategorikan “Normal”.
 Apabila kurang dari 100% maka dikategorikan “Penyimpangan“.
Kategori :
 Normal : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia
Sekolah
 Penyimpangan : Resiko Ketidaksiapan Peningkatan
Perkembangan Usia Sekolah

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah.
b. Resiko ketidaksiapan peningkatan perkembangan usia sekolah.

3. Intervensi Keperawatan
Tujuan
a. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal.
b. Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
c. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
d. Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial.
e. Membentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin.
f. Mengembangkan kecerdasan.
g. Mengembangkan nilai-nilai moral.
h. Meningkatkan peran serta keluarga dengan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan.
Tindakan Keperawatan
a. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal.
1) Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak.
2) Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang.
3) Kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster).
4) Ajarkan kebersihan diri.
b. Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
1) Kaji keterampilan motorik kasar dan halus.
2) Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap
bola, lompat tali).
3) Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik
halus (belajar menggambar / melukis, menulis, mewarnai,
mmbuat kerajinan tangan seperti vas bunga, kotak pensil,
lampion).
4) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak
untuk bermain.
c. Mengembangkan keterampilan bahasa.
1) Kaji keterampilan bahasa yang disukai anak.
2) Berikan kesempatan anak bicara dan bercerita.
3) Sering mengajak anak berkomunikasi.
4) Ajari anak belajar membaca.
5) Belajar bernyanyi.
d. Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial.
1) Kaji keterampilan adaptasi psikososial anak.
2) Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama
teman kelompoknya.
3) Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan.
4) Berikan hadiah atas prestasi yang diraih.
5) Latih anak berhungan dengan orang lain yang lebih dewasa.
e. Membentuk identitas peran sesuai jenis kelamin.
1) Kaji identitas dan peran sesuai dengan jenis kelamin.
2) Ajari mengenal bagian-bagian tubuh.
3) Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan jenis
kelamin anak lain.
4) Berikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin.
f. Mengembangkan kecerdasan.
1) Kaji perkembangan kecerdasan anak.
2) Mendiskusikan kelibihan dan kemampuannya.
3) Memberikan pendidikan dan keterampilan yang baik bagi anak.
4) Memberikan bahan bacaan dan permainan yang meningkatkan
kreatifitas.
5) Membimbing anak belajar keterampilan baru.
6) Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana, misal
masak, membersihkan mobil, menyiram tanaman, menyapu.
7) Latih membaca, menggambar dan berhitung.
8) Asah dan kembangkan hobby yang dimilii anak.
g. Menggembangkan nilai-nilai moral.
1) Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak.
2) Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang
positif.
3) Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan.
4) Bimbing anak saat menonton TV dan menbaca buku cerita.
5) Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak.
6) Latih kedisiplinan.
h. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan.
1) Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak.
3) Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah
dilakukan keluarga.
4) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan yang
bergizi dan seimbang.
5) Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan anak
normal pada usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilistyawati, A. 2013, Keperawatan Psikiatri dan Kesehatan Jiwa, Imperium,


Yogyakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 2014, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2014 Tentang Kesehatan Jiwa, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5571, Sekretariat Negara, Jakarta.

Purwanto, T. 2015, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Videbeck, S. 2012, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Wong. D.L. 2015, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Yusuf, A. 2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

Nama Mahasiswa : Desy Hariasandi


Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2022
Tempat Pengkajian : Rumah klien
Sumber Data : Orang tua klien

A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama Kepala Keluarga : Tn.T
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : RT 40/07 Sedau
Komposisi Keluarga :

Hubungan
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan
dgn KK
1 Ny. S P Istri 40 SD IRT
2 An. J L Anak 14 SD Pelajar
2 An. W L Anak 8 SD Pelajar

Genogram :

Tn.T
Ny.S

An. j An. w

Keterangan Genogram :
: Laki-laki

: Perempuan
: Tinggal serumah

a. Tipe Keluarga
Nuclear family, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
b. Suku Bangsa
Suku
Melayu.
c. Agama
Islam.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan keluarga kurang lebih 2.000.000 - 3.000.000 per bulan.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga biasa menonton tv bersama di rumah.

2. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Di dalam keluarga, anak klien merupakan anak kedua berusia 8
tahun, saat ini masih bersekolah di Sekolah Dasar, sehingga
keluarga berada pada tahap keluarga dengan anak usia sekolah,
dengan tugas perkembangannya adalah :
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan
dan semangat belajar.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
3) Menyediakan aktifitas fisik untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan
mengikutsertakan anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn. P tidak ada riwayat penyakit keturunan. Tn. T
dan Ny. S beserta An. W dalam kondisi sehat. Bila ada anggota
keluarga yang sakit, biasa dibawa berobat ke Puskesmas terdekat.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga Tn. T, tidak
ada riwayat perceraian dalam keluarga Tn. T.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah tipe permanen, ukuran 40, kepemilikan pribadi, terdapat 3
kamar tidur, lantai semen, ventilasi baik, pencahayaan baik, terdapat
1 toilet, sumber air menggunakan air sumur dan air hujan.
b. Karakateristik tetangga dan komunitas RW
Mayoritas masyarakat di sekitar rumah suku Melayu, mayoritas
pekerjaan masyarakat di sekitar rumah adalah petani/pekebun,
hubungan dengan masyarakat di sekitar rumah sangat baik dan
kekeluargaan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga tinggal menetap di wilayah RT 40/07 Sedau
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga aktif dalam mengikuti kegiatan di masyarakat seperti
kebaktian dan kerja bakti.
e. Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga adalah keluarga dan masyarakat di
sekitar rumah.

4. Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga saling terbuka, saling memberi nasihat,
kebebasan mengeluarkan pendapat dan berdiskusi.
b) Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga saling memberi kasih sayang, perhatian, dukungan
moral dan material.
c) Struktur peran
Tn. T selaku ayah/suami menjalankan perannya sebagai kepala
keluarga/pencari nafkah, pelindung keluarga.
Ny. S selaku ibu menjalankan perannya sebagai ibu bagi anak-
anaknya, pemberi kasih sayang dan pemberi tuntunan nilai pada
anak-anaknya.
AN. J selaku anak menjalankan perannya sesuai tahapan tumbuh
kembangnya
AN. W selaku anak menjalankan perannya sesuai tahapan tumbuh
kembangnya.
d) Nilai atau norma budaya
Keluarga menjunjung tinggi nilai dan norma budaya Melayu.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling
membutuhkan antar satu dengan yang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga dapat mengenal masalah kesehatan dalam keluarganya,
keluarga dapat mengambil keputusan terhadap permasalahan yang
timbul dalam keluarga, keluarga mampu memanfaatkaan fasilitas
kesehatan yang ada.
c. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak 2 orang, ibu tidak menggunakan kontrasepsi, keluarga
masih mengharapkan dikaruniai anak ke 3.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. P bekerja sebagai petani di tanah milik pribadi, hasil panen biasa
dijual ke pasar dan sebagian disimpan untuk kebutuhan rumah
tangga.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan setiap keluarga pasti memiliki masalah, tetapi
dengan dijalani bersama keluarga, maka pasti bisa melewati setiap
masalah yang timbul.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Klien banyak berdoa.
c. Strategi koping
Bila ada masalah, keluarga selalu berdiskusi dan meminta bantuan
keluarga terdekat atau tetangga sekitar rumah.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Bila ada masalah, keluarga selalu berdiskusi dan meminta bantuan
keluarga terdekat atau tetangga sekitar rumah.

7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar selalu diberi kesehatan dan rezeki yang lancar
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

8. Data Tambahan
a. Nutrisi
Keluarga makan 3 x sehari dengan nasi, sayur dan lauk.
b. Eliminasi
Pola BAB dan BAK dalam batas normal, tidak ada keluhan.
c. Istirahat tidur
Keluarga biasa tidur mulai pukul 22.00 sampai pukul 05.00 WIB.
d. Aktivitas sehari-hari
Tn. T beraktivitas di laut, Ny. S beraktivitas di rumah sebagai IRT,
anak beraktivitas di sekolah dan bermain bersama teman-temannya di
sekitar rumah.
e. Gaya hidup tidak sehat (merokok, minum-minuman keras, dll)
Tidak ada yang merokok dan konsumsi minuman keras di dalam
keluarga Tn. T.
9. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

Pemeriksaan Tn. T Ny. S An. J An. W


Kepala Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakkan, pembengkakkan, pembengkakkan, pembengkakkan
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat , tidak terdapat
kelainan kelainan kelainan kelainan
TTV TD : 120/80 mmHg TD : 100/70 mmHg TD : - TD : -
DN : 88 x/menit DN : 72 x/menit DN : 90 x/menit DN : 96 x/menit
RR : 20 x/mnit RR : 20 x/mnit RR : 20 x/mnit RR : 24 x/mnit
Temp : 36.5ºC Temp : 36.2ºC Temp : 36 ºC Temp : 36.4ºC
BB, TB BB : 74 Kg BB : 65 Kg BB : 43 Kg BB : 23 Kg
TB : 167 Cm TB : 152 Cm TB : 156 Cm TB : 121 Cm
Mata Simetris, pupil Simetris, pupil Simetris, pupil Simetris, pupil
isokor, tidak isokor, tidak isokor, tidak isokor, tidak
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ikterik, tidak ada ikterik, tidak ada ikterik, tidak ada ikterik, tidak
kelainan kelainan kelainan ada kelainan
Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak
kelainan kelainan kelainan ada kelainan
Mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada
kelainan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada
Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
dada, suara nafas dada, suara nafas dada, suara nafas dada, suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Abdomen Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
asites, palpasi bunyi asites, palpasi bunyi asites, palpasi bunyi asites, palpasi
timpani, tidak ada timpani, tidak ada timpani, tidak ada bunyi timpani,
kelainan kelainan kelainan tidak ada
kelainan
Tangan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada
kelainan
Kaki Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada
kelainan
Keadaan umum Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
10. Pengkajian Indikator Keluarga Sehat
Nama KK : Tn. T
RT/RW : 040/007
Desa : Sedau
Kecamatan : Singkawang Selatan
KETERANGAN
NO INDIKATOR
YA TIDAK
1 Mengikuti Program Keluarga Berencana √
2 Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan √
3 Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap √
4 Bayi Mendapat ASI √
5 Balita Mendapat Pantauan Pertumbuhan dan

Perkembangan
6 Anggota Keluarga Tidak Ada Yang

Merokok
7 Keluarga Menjadi Anggota Jaminan

Kesehatan Nasional
8 Keluarga Memiliki Akses Sarana Air Bersih √
9 Keluarga Memiliki Akses Jamban Sehat √
ADA TIDAK
10 Penderita TBC Paru Mendapat Pengobatan

Standar
11 Penderita Hipertensi Mendapat Pengobatan

Teratur
13 Penderita Diabetes Melitus Mendapat

Pengobatan Teratur
14 Penderita Kanker Mendapat Pengobatan

Teratur
15 Penderita Gangguan Jiwa Mendapat

Pengobatan dan Tidak Terlantar
11. Pencapaian Tugas Perkembangan Usia 6 -
12 tahun
Petunjuk teknis pengisian format :
a. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya.
b. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%)
maka dikategorikan “Normal”.
c. Apabila kurang dari 100% maka dikategorikan “Penyimpangan“.

Nama klien : An. W

No Kemampuan Ya Tidak
Kemampuan Klien
1 Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak mengompol √
2 Mempunyai teman tetap untuk bermain √
3 Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan

kelompok
4 Berteman dengan sesama jenis √
5 Berkompetisi dengan teman atau saudara sebaya √
6 Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua √
7 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah √
8 Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga

secara sederhana
9 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya √
10 Memiliki hobi: naik sepeda, membaca buku,

majalah, cerita anak
11 Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiayaan

fisik dan seksual
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas kelompok √
2 Membimbing anak dalam pencapaian tugas

perkembangan sesuai kemampuannya
3 Membimbing anak dalam cara berinteraksi dengan

orang lain
4 Membimbing anak dalam kegiatan rumah:
menonton TV, membaca buku cerita, waktu belajar √
yang disiplin
5 Melibatkan dan membimbing anak dalam kegiatan
keluarga: berkebun, memasak, membersihkan √
rumah, rekreasi bersama
6 Keluarga tidak mencubit, memukul atau

mencela/memaki anak bila anak rewel
7 Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk

mencari nafkah keluarga
8 Memberikan pendidikan yang baik √

Hasil :
Jawaban “Ya“ mencapai 100%, maka dikategorikan “Normal”.

Diagnosa Keperawatan :
a. Normal : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
b. Penyimpangan : Resiko Ketidaksiapan Peningkatan Perkembangan
Usia Sekolah

Nama Mahasiswa

Desy Hariasandi
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data

Data Masalah
Data Subyektif : Kesiapan Peningkatan
- Orang tua klien mengatakan anaknya Perkembangan Usia
belum bisa mengerjakan tugas sekolah Sekolah
secara mandiri dan masih dibantu oleh
orang tua
- Orang tua klien mengatakan tidak
pernah mengajarkan anaknya untuk
mengerjakan pekerjaan rumah yang
ringan seperti menyapu lantai
- Orang tua klien mengatakan anaknya
mempunyai teman bermain
- Orang tua klien mengatakan selalu
berusaha melakukan yang terbaik
untuk anaknya

Data Obyektif :
- Anak tampak belum bisa
menyelesaikan tugas-tugas dari
sekolahnya secara mandiri
- Anak tampak senang mempunyai
teman bermain
- Orang tua tampak mendukung segala
aktivitas yang anaknya lakukan
- Orang tua tampak menyayangi anak-
anaknya

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
D. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Kognitif, anak mampu : Tindakan pada anak sekolah
Usia Sekolah - Mengembangkan 1. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: mendiskusikan
kecerdasan kelebihan dan kemampuan anak, menjelaskan dan
- Memahami nilai-nilai melatih keterampilan, memberikan bacaan dan permainan
moral yang meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam
- Mempelajari pelajaran pekerjaan rumah tangga yang sederhana, latih anak sesuai
sekolah dengan pelajaran di sekolah dan kembangkan hobi yang
- Menyelesaikan tugas dimiliki anak.
sekolah 2. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral:
- Beradaptasi Terapkan nilai agama dan budaya positif pada anak.
- Memiliki rasa bersahabat 3. Latih anak mengembangkan keterampilan sosial: beri
dan bersaing waktu anak untuk bermain diluar rumah bersama teman
- Senang berkelompok dan kelompoknya, motivasi anak untuk mengikuti
perlombaan untuk belajar bersaing dan bersahabat, latih
Psikomotor, anak mampu : anak berinteraksi dengan orang lain.
- Mempertahankan 4. Latih kedisplinan pada anak, bimbing anak saat
kesehatan fisik menonton televisi, membaca buku cerita, bermain gadget.
- Melakukan kegiatan fisik Dan menilai manfaatnya.
sesuai usianya 5. Ajarkan kebersihan diri.
- Melakukan hobi 6. Beri pujian pada setiap pencapaian anak.
- Menyelesaikan kegiatan
rumah tangga yang Tindakan pada keluarga
sederhana 7. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai anak sekolah
8. Ajarkan cara mendorong anak berkarya: mendiskusi
keberhasilan, jalan keluar kegagalan, damping dan beri
semangat, serta pujian.
Afektif, anak mampu : 9. Ciptakan suasana keluarga yang mendukung anak
- Mengekspresikan berkarya dengan memberi motivasi positif.
perasaan 10. Latih keluarga mendampingi anak sekolah:
- Mengungkapkan - Belajar, mengerjakan tugas sekolah dengan gembira
keselahan dan semangat.
- Merasakan bahagia - Memberi tugas rumah tangga yang disukai anak
terhadap kebaikan yang sekolah.
pernah dilakukan - Memfasilitasi bermain dengan kelompok sebaya.
- Merasakan kepuasan 11. Sepakati waktu penggunaan smartphone dan media
terhadap keberhasilan sosial.
yang dicapai.
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Rabu, Tindakan pada anak : S:
28-12-2022 1. Membantu anak mengembangkan kecerdasan : menjelaskan dan  Anak mengatakan senang belajar membaca
melatih keterampilan, memberikan bacaan dan permainan yang bersama perawat.
meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan  Anak mengatakan senang bermain tebak kata
rumah tangga yang sederhana (menyapu lantai), melatih anak dengan perawat.
sesuai dengan pelajaran di sekolah dan mengembangkan hobi  Anak mengatakan senang bisa belajar menyapu
yang dimiliki anak (menyanyi). dengan perawat.
2. Membantu anak mengenal dan memahami nilai moral :  Anak mengatakan senang bernyanyi bersama
menerapkan nilai agama dan budaya positif pada anak. perawat.
3. Memberi pujian pada setiap pencapaian anak.  Anak mengatakan senang bisa belajar berdoa
bersama perawat.

O:
 Anak sudah dapat membaca beberapa kata saat
diberikan bacaan.
 Anak tampak senang dan dapat menjawab
beberapa kata dalam permainan tebak kata.
 Anak tampak mengikuti peragaan perawat dan
orang tua dalam menyapu lantai.
 Anak mau bernyanyi saat diminta oleh perawat.
 Anak tampak senang dan dapat mengikuti
perawat saat belajar berdoa.

A:
Masalah belum teratasi.

P:
Intervensi diteruskan pada hari kedua.
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Kamis, Tindakan pada anak : S:
29-12-2022 1. Melatih anak mengembangkan keterampilan sosial : memberi  Anak mengatakan senang bermain bersama
waktu anak untuk bermain diluar rumah bersama teman dan temannya.
kelompoknya, motivasi anak untuk mengikuti perlombaan untuk  Anak mengatakan senang bermain tebak kata
belajar bersaing dan bersahabat, latih anak berinteraksi dengan bersama temannya.
orang lain.  Anak mengatakan tidak boleh menonton tv dan
2. Melatih kedisplinan pada anak, bimbing anak saat menonton bermain hp lama-lama.
televisi, membaca buku cerita, bermain gadget. Dan menilai  Anak mengatakan akan rajin mandi, menggosok
manfaatnya. gigi dan memotong kukunya.
3. Mengajarkan kebersihan diri.
4. Memberi pujian pada setiap pencapaian anak. O:
 Anak dapat bersosialisasi bersama temannya
dengan baik.
 Anak dapat bersosialisasi dengan orang dewasa di
sekitarnya dengan baik.
 Anak tampak mengerti saat diberikan penjelasan
tentang bahaya menonton tv dan bermain hp yang
lama.
 Anak dapat menyebutkan bagaimana cara
menjaga kebersihan dirinya, yaitu mandi,
menggosok gigi dan memotong kuku.

A:
Masalah belum teratasi.

P:
Intervensi diteruskan pada hari ketiga.
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Jumat, Tindakan pada keluarga : S:
30-12-2022 1. Menjelaskan perkembangan yang harus dicapai anak sekolah  Orang tua mengatakan mengerti tentang tugas
2. Mengajarkan cara mendorong anak berkarya : mendiskusi perkembangan yang harus dicapai anak sekolah.
keberhasilan, jalan keluar kegagalan, damping dan beri semangat,  Orang tua mengatakan akan selalu mendampingi
serta pujian. semua kegiatan anaknya dan memberi semangat
3. Menciptakan suasana keluarga yang mendukung anak berkarya pada anaknya.
dengan memberi motivasi positif.  Orang tua mengatakan akan selalu menciptakan
4. Melatih keluarga mendampingi anak sekolah : suasana keluarga yang mendukung anak berkarya
- Belajar, mengerjakan tugas sekolah dengan gembira dan dengan memberi motivasi positif.
semangat.  Orang tua mengatakan akan selalu membantu
- Memberi tugas rumah tangga yang disukai anak sekolah. anaknya belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
- Memfasilitasi bermain dengan kelompok sebaya.  Orang tua mengatakan akan melatih tugas rumah
5. Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial. tangga yang disukai anaknya.
 Orang tua mengatakan menyediakan jadwal
anaknya bermain dengan anak sebayanya.
 Orang tua mengatakan akan membuat jadwal
menonton tv dan bermain hp untuk anaknya.

O:
 Orang tua mengerti dengan penjelasan dari
perawat.
 Bersama orang tua membuat jadwal menonton tv
dan bermain hp untuk anaknya.

A:
Masalah teratasi.

P:
Intervensi dihentikan.
STRATEGI PEMBELAJARAN (SP1)

Pertemuan ke-1 (28-12-2022)


A. Orientasi
1. Salam
“Assalamulaikum, Selamat pagi ibu, perkenalkan saya Desy Hariasandi,
mahasiswa dari STIKES Yarsi Pontianak, betul ini dengan ibu S? Saya
yang menghubungi ibu kemarin yang ingin melakukan pengkajian
kesehatan pada anak ibu“.
2. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana keadaan keluarga sekarang bu?“
3. Kontrak
“Baiklah bu, sesuai pemberitahuan yang sudah saya sampaikan ke ibu, bahwa
saya hari ini akan melakukan pengkajian kesehatan pada anak ibu,
apakah ibu setuju?“ waktunya sekitar 60 menit ya bu.“
“Kita lakukan disini saja ya bu?“
B. Kerja
1. Pengkajian
Mengkaji identitas klien dan keluarga, kegiatan yang dilakukan klien
sehari-hari.
2. Implementasi hari pertama
“Adik waktu disekolah bisa membaca apa tidak? Coba kakak
dengarkan?“
“Adik mau tidak bermain tebak kata bersama kakak? Mau ya, ayo kita main
sekarang ya“
“Adik ayo bantu kakak menyapu lantai ya?“
“Adik Wawan menonton tv dan bermain hp nya sering kah? Jam berapa
biasanya?“
“Adik wawan bernyanyi kah?, coba kakak dengar“
“Adik Wawan kalau mau makan bagaimana berdoanya? Coba kakak mau
dengar“
“Adik pintar sekali hari ini, kakak senang melihatnya“
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Adik W sudah bisa membaca ya? pintar sekali“
“Adik W pintar sekali bermain tebak katanya? Bagaimana susah tidak?“
“Adik W sekarang sudah bisa menyapu ya? pintar sekali“
“Adik W bisa menyanyi lagu apa saja?“
“Adik W bisa berdoa tidak? Coba berdoa untuk makan“
2. Evaluasi objektif
“Adik, coba sebutkan apa saja kegiatan kita tadi? Pintar sekali adik“
3. Rencana tindak lanjut dan kontrak waktu
“Baiklah bu, besok saya mau bermain tebak kata bersama adik dan teman
senayanya ya bu, terus besok belajar cara membersihkan diri dan juga
membuat jadwal untuk menonton tv dan bermain hp untuk adik“. Apakah
di waktu yang sama? Di sore hari saja ya“
“Baiklah ibu dan adik, sampai bertemu besok sore ya, terima kasih“

Tanda Tangan

Desy Hariasandi
STRATEGI PEMBELAJARAN (SP2)

Pertemuan ke-2 (29-12-2022)


A. Orientasi
1. Salam
“Assalamualaikum, Selamat sore ibu dan adik, saya datang lagi ya untuk
bermain tebak kata bersama anak ibu dan teman sebayanya dan juga akan
membantu ibu membuat jadwal harian menonton tv dan bermain hp
untuk anak ibu serta mengajarkan tentang kebersihan diri ya bu.“
2. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana kabarnya keluarga bu?“
“Apakah anak biasa bermain bersama teman sebaya bu?“
“Bagaimana jadwal anak menonton tv dan bermain hp bu?“
“Apakah anak ibu bisa membersihkan diri secara mandiri
bu?“
3. Kontrak
“Baiklah bu, sesuai kontrak waktu yang telah kita sepakati, bahwa saya hari
ini akan bermain tebak kata bersama anak ibu dan teman sebayanya dan
juga akan membantu ibu membuat jadwal harian menonton tv dan
bermain hp untuk anak ibu serta mengajarkan tentang kebersihan diri,
apakah ibu setuju?“ waktunya 60 menit ya bu.“
“Kita lakukan di sini saja ya bu?“
B. Kerja
“Baiklah Adik W, hari ini kakak akan bermain tebak kata bersama adik dan
teman-teman ya”
“Adik sering menonton tv dan bermain hp tidak? Biasanya berapa lama adik?
Nanti kita buat jadwal menonton tv dan bermain hp ya dik”
“Adik sudah bisa mandi, gosok gigi dan potong kuku sendiri apa belum?
Nanti kakak ajarkan ya dik”
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Adik pintar sekali bermain tebak kata tadi bersama teman-teman, besok
bermain tebak kata lagi ya sama teman-teman adik”
“Adik mau ya menonton tv dan bermain hp sesuai jadwal yang kita buat tadi?
Mau dik, pintar sekali adik”
“Adik coba sebutkan bisa melakukan kebersihan diri apa saja? “mandi,
menggosok gigi dan potong kuku” Alhamdulilah adik pintar sekali”
2. Evaluasi objektif
“Adik ingat tidak apa saja kegiatan kita tadi?“ Benar sekali adik“
3. Rencana tindak lanjut dan kontrak waktu
“Baiklah ibu, besok saya akan menjelaskan tentang tahapan
perkembangan anak usia sekolah kepada ibu ya? Apakah ibu bersedia?“
„Apakah di waktu yang sama? Di sore hari saja ya“
“Baiklah ibu dan adik, sampai bertemu besok sore ya, terima kasih“

Tanda Tangan

Desy Hariasandi
STRATEGI PEMBELAJARAN (SP3)

Pertemuan ke-3 (30-12-2022)


A. Orientasi
1. Salam
“ Assalamualaikum, Selamat sore ibu, saya datang lagi ya untuk menjelaskan
tentang tahapan perkembangan anak usia sekolah kepada ibu“
2. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana kabarnya keluarga bu?“
“Apakah ibu tahu apa saja tahapan perkembangan anak usia sekolah bu?“
3. Kontrak
“Baiklah bu, sesuai kontrak waktu yang telah kita sepakati, bahwa saya hari
ini saya akan menjelaskan tentang tahapan perkembangan anak usia
sekolah kepada ibu, apakah ibu setuju?“ waktunya 60 menit ya bu?“
“Kita lakukan di sini saja ya bu?“
B. Kerja
“Baiklah bu, sekarang saya akan menjelaskan tentang tahapan perkembangan anak
usia sekolah kepada ibu”
“Tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada anak usia sekolah adalah :”
“Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual. Menyediakan aktifitas fisik untuk anak. Menyesuaikan pada
aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.”

C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana bu, apakah mengerti tentang penjelasan yang saya berikan?”
“Saya senang sekali ibu mengerti penjelasan yang sudah saya berikan
bu”
2. Evaluasi objektif
“Bisa ibu sebutkan apa saja tugas perkembangan anak usia sekolah?”
3. Rencana tindak lanjut dan kontrak waktu
“Baiklah bu, hari ini berakhir kegiatan saya di rumah ibu, saya harap ibu tetap
menerapkan hal yang sudah kita pelajari ya bu, kalau ada yang
kurang dimengerti kedepannya ibu bisa menghubungi saya ya bu“ Terima
kasih banyak atas waktu yang diberikan kepada saya 3 hari ini ya ibu“
“ Assalamualaikum Selamat Sore Ibu, “

Tanda Tangan

Desy Hariasandi

Anda mungkin juga menyukai