Anda di halaman 1dari 21

SEORANG PEREMPUAN 61 TAHUN DENGAN EFUSI

PLEURA MASIF HEMORAGIK SINISTRA


A 61 Years Old Woman with Left Hemorrhagic Massive Pleural Effusion

Imaz Zaniar Tristianti1, Thomas Jaya Gumilang2, Krisbiyanto3


1,2
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
3
RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
Korespondensi: Imaz Zaniar Tristianti. Alamat email: imazzaniar0@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Efusi pleura adalah penumpukan cairan berlebih dalam kavitas pleura, dan dapat
digolongkan menjadi transudat dan eksudat. Efusi transudat terjadi karena penyakit lain bukan primer paru
seperti pada sirosis hati. Sedangkan efusi eksudat terjadi bila ada proses peradangan pada pleura seperti
pada keganasan, Tuberkulosis (TB), dan parapneumonia. Efusi pleura hemoragik terjadi karena proses
inflamasi. Studi Kasus : Seorang perempuan berusia 61 tahun mengeluhkan sesak. Sesak sejak 1 bulan yang
lalu, sesak diperingan saat posisi pasien miring ke kiri, pasien juga mengeluhkan batuk tidak produktif dan
nyeri dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan fisik yang abnormal didapatkan suara redup dan suara dasar
vesikuler pada dada kiri menurun. Hasil foto thorax didapatkan efusi masif yang menutupi hemitoraks kiri.
Hasil CT-Scan menunjukkan paru kiri collaps. Hasil sitologi menunjukkan adanya proses inflamasi kronis.
Setelah dilakukan Water Sealed Drainage (WSD), diproduksi cairan berwarna merah pekat sebanyak 1600
cc. Pasien didiagnosis banding dengan efusi pleura karena keganasan, TB, dan parapneumonia.
Kesimpulan: Diagnosis pasien yaitu efusi pleura masif hemoragik dengan penyebab keganasan. Diagnosis
TB dan parapneumonia disingkirkan karena tidak ada trias TB dan cairan pleura tidak berwarna hijau
kekuningan dan purulen.
Kata Kunci: Efusi Pleura, Masif, Hemoragik, Keganasan

ABSTRACT
Background: Pleural effusion is the accumulation of excess fluid in the pleural cavity, and can be
classified into transudate and exudate. Exudate effusion occurs when there is an inflammatory process in the
pleura such as malignancy, Tuberculosis (TB), and parapneumonic effusion. Case Study: A 61-year-old woman
complained of shortness of breath. Shortness of breath since 1 month ago, shortness of breath was relieved
when the patient's position was tilted to the left, the patient also complained of an unproductive cough and left
chest pain. The results of an abnormal physical examination revealed a dull voice and decreased vesicular
bottom sound in the left chest. The chest X-ray showed a massive effusion covering the left hemithorax. The CT-
Scan results showed a collapsed left lung. Cytological results showed a chronic inflammatory process. After the
Water Sealed Drainage (WSD) was carried out, 1600 cc of thick red liquid was produced. The patient was
differentially diagnosed with pleural effusion due to malignancy, tuberculosis, and parapneumonia.
Conclusion: The patient's diagnosis was massive hemorrhagic pleural effusion with malignancy. The diagnosis
of TB and parapneumonia was ruled out because there was no TB triad and the pleural fluid was not yellowish
green and purulent.

Keywords: Pleural Effusion, Massive, Hemorrhagic, Malignant

transudat atau cairan eksudat. Pada


PENDAHULUAN
keadaan normal rongga pleura hanya
Efusi pleura adalah suatu keadaan
mengandung cairan sebanyak 10-20 ml.
dimana terjadi penumpukan cairan melebihi
Penyakit-penyakit yang dapat
normal di dalam cavum pleura diantara
menimbulkan efusi pleura adalah
pleura parietalis dan viseralis dapat berupa
tuberkulosis, infeksi paru non
930
ISSN : 2721-2882
tuberkulosis, keganasan, sirosis hati, trauma adalah klien yang berusia diatas 50 tahun

tembus atau tumpul pada daerah ada, infark yang berjenis kelamin laki-laki maupun

paru, serta gagal jantung kongestif. Di perempuan. Sedangkan data di RSU

Negara-negara barat, efusi pleura terutama Muhammadiyah Ponorogo pada bulan

disebabkan oleh gagal jantung kongestif, Januari sampai dengan Oktober 2018

sirosis hati, keganasan, dan pneumonia terdapat 8 orang berjenis kelamin laki-laki

bakteri, sementara di. Negara-negara yang dan 12 orang perempuan terkena efusi

sedang berkembang, seperti Indonesia, lazim pleura dengan total 20 kasus klien

diakibatkan oleh infeksi tuberkulosis. mengidap efusi pleura. Maka diantara

Angka kejadian efusi pleura di Amerika kedua rumah sakit tersebut usia rata-rata

Serikat ditemukan sekitar 1,5 juta kasus per pengidap efusi pleura yaitu diatas 50

tahunnya dengan penyebab tersering gagal tahun (Akbar, 2019).

jantung kongestif, pneumonia bakteri, Distribusi penyakit efusi pleura

penyakit keganasan, dan emboli paru berbeda menurut jenis kelamin, hal ini

(Rubins, 2013). Hasil penelitian di salah satu dikarenakan etiologi yang berbeda-beda.

rumah sakit di India pada tahun 2013-2014 Angka kejadian efusi pleura pada laki-laki

didapatkan prevalensi efusi pleura sebanyak lebih tinggi dengan penyebab terbanyak

80 kasus dengan penyebab terbanyak adalah tuberkulosis paru (Tobing, 2018),

tuberkulosis paru (Jamaluddin, 2018). sedangkan angka kejadian pada

Prevalensi efusi pleura di Indonesia perempuan akan lebih tinggi jika

mencapai 2,7 % dari penyakit infeksi saluran keganasan sebagai penyebab terbanyak

napas lainnya (Depkes RI, 2017). (Surjanto, 2012).

Berdasarkan data di RSUD Dr. Harjono Adanya timbunan cairan

Ponorogo pada bulan November 2018 mengakibatkan perasaan sakit karena

terdapat 49 klien yang mengidap efusi pergesekan, setelah cairan cukup banyak

pleura. Rata-rata yang mengidap efusi pleura rasa sakit hilang. Bila cairan banyak,

931
ISSN : 2721-2882
penderita akan sesak napas. Pada anak mengalami batuk. Pasien juga

masalah pernapasan adalah hal yang paling mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri

sering dikeluhkan. Apabila dihubungkan ketika bernafas. Saat sesak, tidak ada

dengan penyebabnya berupa pneumonia suara mengi. Nafsu makan pasien baik

maka gejala yang muncul adalah batuk, dan pasien tidak mengeluhkan penurunan

demam, sesak napas, menggigil. Apabila berat badan. Pasien tidak mengeluhkan

penyebabnya bukan pneumonia, maka gejala gangguan pada buang air besar maupun

pada anak mungkin tidak ditemukan sampai kecil. Pasien menyangkal riwayat

efusi yang timbul telah mencukupi untuk pengobatan rutin selama 6 bulan. Pasien

menimbulkan gejala sesak napas atau mempunyai riwayat hipertensi. Pasien

kesulitan bernapas. Adanya gejala-gejala tidak pernah mempunyai riwayat cedera

penyakit penyebab seperti demam, pada thorax sebelumnya. Anggota

menggigil, dan nyeri dada pleuritis keluarganya tidak ada yang mempunyai

(pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril riwayat penyakit serupa. Pasien

(tuberkulosis), banyak keringat, batuk, menyangkal riwayat penyakit jantung,

banyak riak. Deviasi trachea menjauhi DM, asam urat. Pasien bekerja sebagai

tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi petani.

penumpukan cairan pleural yang signifikan. Pasien datang dengan keadaan

LAPORAN KASUS umum lemah dan kesadaran compos

Seorang wanita berusia 61 tahun mentis berdasarkan nilai GCS (4/5/6).

datang ke poli paru pada tanggal 3 Agustus Hasil pemeriksaan tanda vital pada

2022 dengan keluhan utama sesak napas. tekanan darah yaitu 170/100 mmHg,

Sesak dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. denyut jantung 83x/menit, tingkat

Sesak memberat saat aktivitas dan pernafasan 24x/menit, suhu 36,7 C, SpO2

mengangkat berat. Sesak berkurang saat 99% dengan nasal canul 5 lpm.

posisi pasien miring ke kiri. Pasien jarang Pemeriksaan fisik pada bagian cranium

932
ISSN : 2721-2882
tidak didapatkan konjungtiva pucat dan tidak berurutan terdiri atas inspeksi, auskultasi,

didapatkan sklera ikterik. Mukosa tidak palpasi dan perkusi. Hasil pemeriksaan

mengalami ikterik maupun sianosis. Keadaan inspeksi tidak ditemukan asites dengan

cavum oris dalam batas normal. Inspeksi keadaan kulit abdomen dalam batas

servikal tidak ditemukan retraksi normal, tidak ditemukkan adanya

suprasternal. Pemeriksaan pada bagian penonjolan masa ataupun gerakan usus

servikal didapatkan deviasi trakea ke arah yang meningkat. Hasil pemeriksaan

kanan. Pada palpasi juga tidak didapatkan auskultasi ditemukan suara peristaltik,

adanya nyeri tekan serta pembengkakan tidak ditemukan hiperperistaltik maupun

limfonodi. hipoperistaltik. Hasil pemeriksaan palpasi

Pemeriksaan pada bagian toraks tidak ditemukan adanya nyeri tekan. Hasil

terdiri atas pemeriksaan inspeksi, palpasi, pemeriksaan pada perkusi didapatkan

perkusi dan auskultasi. Hasil pemeriksaan suara timpani. Hasil pemeriksaan

inspeksi menunjukkan gerakan napas yang ekstremitas didapatkan akral hangat pada

tertinggal pada bagian kiri, bentuk dada keempat ekstremitas, dan tidak ada oedem

dalam batas normal, serta tidak ditemukan pada kedua tangan maupun kaki. Capillary

ekspirasi memanjang. Hasil pemeriksaan refill time pada ekstremitas atas dan

palpasi terdiri atas gerakan dada tertinggal bawah kembali dalam waktu < 2 detik.

pada bagian kiri yang disertai dengan Pemeriksaan penunjang yang

fremitus raba yang menurun pada bagian kiri. dilakukan meliputi pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan perkusi didapatkan suara rutin, foto toraks, elektrokardiografi

redup pada hemitoraks kiri. Hasil (EKG), CT Scan. Hasil pemeriksaan darah

pemeriksaan auskultasi didapatkan suara rutin sebagaimana terdapat pada tabel 1.

vesikuler menurun di seluruh lapang paru Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Tanggal 3 Agustus 2022
kiri.

Pemeriksaan fisik abdomen secara Keterangan Hasil Interpretasi

933
ISSN : 2721-2882
DARAH LENGKAP ureum 22,20 Normal

creatinine 0,67 Normal


Hemoglobin 14,4 Normal
(HGB) asam urat 5,9 Normal
Eritrosit 5,26 Normal SGOT 30 Normal
(RBC)
SGPT 59 Tinggi
Leukosit 8,12 Normal
(WBC) alkali fosfatase 88 Normal
Hematokrit 42,8 Normal protein total 5,0 Rendah
(HCT)
albumin 4,41 Normal
Trombosit 357 Normal
(PLT) globulin 0,59 rendah

MCV 81,4 Normal ELEKTROLIT

MCH 27,4 Rendah


natrium 142 Normal
MCHC 33,6 Normal
kalium 4,0 Normal
RDW-CV 13,3 Normal
klorida 109 tinggi
PDW 15,8 Normal

MIPV 9.1 Normal


Pemeriksaan lab dilakukan kembali
PCT 0,325 Normal
pada 4 Agustus 2022, dan dipatkan
HITUNG JENIS (Diff)
hasil sebagai berikut
eosinofil 3,0 Normal

basofil 0,5 Normal


Tabel 2. Pemeriksaan Darah Rutin
neutrofil 61,1 Normal Kedua
4 Agustus 2022
limfosit 32,4 Normal

monosit 3,0 Normal Keterangan Hasil Interpretasi

neutrofil 4,96 Normal


absolut IMUNOLOGI

limfosit 2,62 Normal


absolut HbsAg Non Reaktif Normal

NLR 1,88 Normal konfirmasi


NRBC 0,00 Normal
KIMIA KLINIK
LED 40 Normal

KIMIA KLINIK Ureum 23,1 Normal

934
ISSN : 2721-2882
Creatinin 0,59 Rendah

Asam Urat 5,5 Normal

SGOT 21 Normal

SGPT 50 Tinggi

Gamma GT 34 Tinggi

Alkali 89 Normal

fosfatase
Gambar 1. Hasil Foto Thorax

Protein Total 8,0 Normal Pemeriksaan elektrokardiografi

yang dilakukan pada 4 Agustus


Albumin 4,46 Normal
2022 menunjukkan hasil yang
Globulin 3,54 Normal
normal sebagaimana terdapat pada

Bilirubin 0,62 Normal gambar 2.

Total

Bilirubin 0,20 Normal

Direk

Bilirubin 0,42 Normal

Indirek

Gambar 2. Hasil Elektrokardiografi


Pemeriksaan foto toraks pada tanggal
Hasil CT Scan menunjukkan
4 Agustus 2022 menunjukkan adanya
paru kiri collaps dengan
deviasi trakea ke arah kanan, efusi
perselubungan massive hipodens
masif yang menutupi hemitoraks paru
ringan dengan adanya cairan kental.
kiri, sudut kostofrenikus kanan dan
Sedangkan pleura hemithorax
kiri tertutup oleh perselubungan.

935
ISSN : 2721-2882
kanan dalam batas normal, Gambar 3. Hasil CT Scan

sebagaimana terdapat pada gambar 3. Sitologi cairan dilakukan pada 5

Agustus 2022 dan didapatkan hasil

makroskopis yaitu cairan sebanyak

10 cc, warna merah jernih, tak

tampak jendalan. Hasil mikroskopis

menunjukkan selularitas ringan,

terdiri atas massa amorf, disertai

sebaran limfosit, histiosit, tampak

beberapa sel-sel mesothel.

Diantaranya tampak sebaran ringan

eritrosit. Terdapat proses inflamasi

kronik. Pasien juga dilakukan

pemasangan WSD (Water Sealed

Drainage). Didapatkan cairan

berwarna merah sebanyak 700 cc

setelah pemasangan, lalu

penambahan 300 cc di sore hari dan

300 cc di malam hari, maka total

cairan yang didapat adalah 1300cc.

follow up selanjutnya pada 4

agustus 2022, produksi cairan

pleura sudah sangat minimal,

follow up pada tanggal 12 Agustus

didapatkan cairan sebanyak 300 cc.

Sehingga total keseluruhan cairan

yaitu 1600 cc.

936
ISSN : 2721-2882
ANALISIS KASUS paling umum yang timbul dari

respon inflamasi pleura adalah nyeri

pleuritik, sesak nafas, dan batuk

kering (Jany & Welte, 2019).

Dalam kasus ini pasien

mengeluhkan memiliki gejala

berupa nyeri dada kiri, sesak nafas,

dan batuk kering yang menandakan

adanya reaksi peradangan pada

pleura. Berkurang atau tidak adanya

suara nafas (redup) pada salah satu

atau kedua sisi basal paru dan

adanya suara redup pada sisi basal

paru ketika dilakukan perkusi,


HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan temuan klinis yang
Penyebab paling umum dari
didapatkan pada pasien dengan
efusi pleura meliputi gagal jantung
efusi pleura. Gejala lain seperti
kongestif, kanker, pneumonia, dan
takipnea juga dapat terjadi jika
emboli paru. Manifestasi klinis dari
efusinya luas. (Jany & Welte,
efusi pleura sangat ditentukan oleh
2019). Hasil pemeriksaan fisik pada
penyakit yang mendasarinya. Banyak
Ny.W didapatkannya gerakan napas
pasien tidak memiliki gejala yang
dan dada yang tertinggal pada paru
dapat ditelusuri hanya pada efusi itu
kiri, terdorongnya trakea ke arah
sendiri. Jika ada, gejala tersebut
kanan, fremitus raba yang menurun
mencerminkan respon dari inflamasi
pada paru kiri, suara redup pada
pleura, pembatasan mekanik paru, atau
seluruh lapang paru kiri, suara
gangguan pertukaran gas. Gejala

937
ISSN : 2721-2882
vesikuler yang menurun di seluruh Sedangkan, pada cairan efusi

lapang paru kiri dan adanya eksudat, terjadi proses peradangan

peningkatan laju pernafasan atau keganasan yang menyebabkan

membuktikan bahwa efusi pleura pada peningkatan permeabilitas kapiler

pasien terletak di sebelah kiri dan pembuluh darah pleura sehingga sel

bersifat masif, sehingga cairan akan mesotelial berubah menjadi bulat

menekan paru sehingga paru tidak atau kuboid dan terjadi pengeluaran

dapat mengembang secara sempurna cairan ke dalam rongga pleura.

dan akan mengakibatkan keluhan Penyebab paling sering dari efusi

sesak nafas yang berat. pleura eksudatif adalah

Secara umum cairan efusi pleura tuberkulosis, keganasan, dan

dapat berbentuk transudat atau parapneumonic effusion (kalaajieh,

eksudat. Adanya efusi transudat 2018; Woolnough, 2020; Krishna &

menunjukkan adanya proses non- Rudrappa, 2021). Karakteristik

inflamasi yang disebabkan oleh cairan pleura yang tertampung pada

gangguan tekanan hidrostatik atau tabung WSD (gambar 4), lebih

tekanan osmotik koloid dengan tanpa mengarah pada efusi pleura eksudat

adanya keterlibatan penyakit pleura yaitu cairan serosanguis (merah tua

seperti pada gagal jantung kongestif, pekat). (Uzan et al., 2019)

sirosis hati, sindrom nefrotik, dialisis

peritoneum, hipoalbuminemia oleh

berbagai keadaan, perikarditis

constrictiva, miksedema,

glomerulonefritis, obstruksi vena cava

superior, emboli pulmonal, atelektasis

paru, hidrotoraks, dan pneumotoraks.


Gambar 4. Cairan pleura pada tabung WSD

938
ISSN : 2721-2882
Penggunaan kriteria light dapat adanya peningkatan pada SH

digunakan untuk mengevaluasi apakah (Systemic Inflammatory Index),

cairan efusi pleura eksudat atau NLR (Neutrophil / lymphocyte

transudat dari hasil analisis Ratio), MLR (Monocyte /

laboratorium. Cairan eksudat Lymphocyte Ratio) , neutrofil, dan

didefinisikan sebagai eksudat jika (1) monosit pada pemeriksaan darah

rasio protein cairan pleura dan protein lengkap secara signifikan dapat

serum >0,5; (2) rasio laktat mengindikasikan adanya respon

dehidrogenase (LDH) pada serum inflamasi sistemik atau keganasan

darah dan cairan pleura >0,6; dan (3) (Balci & Aydin, 2021). SII (indeks

kadar LDH pada cairan pleura >⅔ inflamasi sistemik). Indeks

batas atas LDH serum darah normal inflamasi sistemik dihitung

(Nordjannah et al., 2019). Pada kasus berdasarkan nilai neutrofil x

ini, tidak dilakukan pemeriksaan platelet/limfosit dengan nilai

biokimia pada cairan pleura sehingga normal 390 x 109 sel/L.

penggunaan kriteria light tidak dapat Peningkatan dari nilai ini menjadi

digunakan untuk menentukan apakah salah satu tanda terdapat

cairan tersebut transudat atau perburukan prognosis dari suatu

eksudat. Kategorisasi transudat dan keganasan. (Balci & Aydin, 2021).

eksudat pada efusi pleura juga dapat Monosit adalah sel prekursor

dilakukan melalui analisis pada hasil makrofag, berperan dalam

pemeriksaan darah lengkap dan hitung pertumbuhan tumor melalui

jenis pada cairan pleura atau serum angiogenesis tumor dan metastasis.

plasma darah (Sundaralingam et al., Migrasi makrofag ke daerah tumor

2020). dikaitkan dengan prognosis yang

Pada pemeriksaan darah lengkap buruk pada berbagai kanker.

939
ISSN : 2721-2882
Dengan demikian, evaluasi dari nilai keganasan, ini dikarenakan NLR

MLR penting dalam prognosis kanker, dapat mencerminkan beban dan

peningkatan dari nilai MLR pada agresivitas dari tumor (peningkatan

cairan efusi pleura dikaitkan dengan NLR berbanding lurus dengan

adanya tanda keganasan (Balci & stadium tumor, status nodal, dan

Aydin, 2021). Neutrofil memiliki luasnya penyakit). Pasien dengan

peran dalam tumorigenesis karena nilai NLR darah >5 memiliki

dapat mengeluarkan spesies oksigen tingkat harapan hidup yang lebih

reaktif yang menyebabkan kerusakan rendah dibandingkan dengan nilai

DNA, neutrofil dapat meningkatkan NLR <5 (Popowicz et al., 2021).

sekresi dari sitokin proinflamasi, Banyak efusi pleura tidak

khususnya vascular endothelial growth memiliki etiologi yang jelas,

factor dan interleukin termasuk IL-6 sehingga interpretasi hasil cairan

dan IL-8 yang diketahui terkait dengan pleura (protein, glukosa, PH, lactate

pembentukan angiogenesis yang dehydrogenase (LDH), sitologi, dan

mendorong pertumbuhan dari sel mikrobiologi) penting dalam

tumor. Neutrofil bersama dengan menentukan diagnosis. LDH adalah

turunan dari myeloid lainnya juga penanda peradangan atau cedera

terbukti dapat menekan fungsi dari sel seluler, sehingga merupakan

T. Oleh karena itu, Neutrophil to penanda patologis yang sensitif,

lymphocyte Ratio (NLR) merupakan tetapi tidak spesifik. Peningkatan

penanda dari adanya respon Kadar LDH tiga kali batas atas

peradangan dan respon imun dalam normal (>1.000 U/L), sering

tubuh, peningkatan nilai dari NLR mengindikasikan adanya infeksi

dalam darah dikaitkan dengan pleura, dalam skenario klinis yang

buruknya prognosis pada efusi pleura sesuai. Ini juga dapat dikaitkan

940
ISSN : 2721-2882
dengan radang selaput dada, radang NLR, MLR, Neutrofil, dan

selaput dada tuberkulosis atau Monosit) pada hasil tes darah

keganasan. Pada cell differential lengkap menjadikan penegakan

tingginya kadar limfosit hingga >50% etiologi diagnosis efusi pleura lebih

atau lebih dalam cairan pleura paling dominan terhadap gejala klinis,

sering disebabkan oleh efusi pleura gambaran cairan pleura, foto

TB/ TB Pleural Effusion (TPE), rontgen, dan sitologi cairan pleura.

etiologi lain yang biasanya dapat Klasifikasi jenis cairan pleura

menyebabkan peningkatan limfosit eksudat atau transudat juga dapat

adalah keganasan dan gagal jantung dinilai berdasarkan warna/gambaran

kongestif (CCF). sedangkan pada dari cairan pleura, pada umumnya

kasus yang jarang juga dapat cairan pleura berwarna agak

ditemukan pada efusi parapneumonia/ kekuningan (serous-santokrom),

Parapneumonia Pleural Effusion bila agak kemerahan dapat

(PPE). Sedangkan, peningkatan kadar disebabkan karena adanya trauma,

neutrofil >50% di cairan pleura paling keganasan, dan infark paru.

sering ditemukan pada PPE akan Sedangkan, bila berwarna kuning

tetapi, hal ini juga dapat ditemukan kehijauan dan agak purulen dapat

pada 10% kasus TPE. Kemudian, disebabkan karena adanya

peningkatan eosinofil pada cairan empiema. Dalam sebuah penelitian

pleura dapat mengindikasikan adanya pada pasien dengan parapneumonia

keganasan (26%), idiopatik (25%), dan atau efusi yang berhubungan

PPE (13%) (Mercer et al., 2019). dengan infeksi, cairan yang

Tidak dilakukannya pemeriksaan mengalir bebas dan tidak bernanah

biokimia pada cairan pleura dan tidak menunjukkan infeksi yang dapat

ditemukannya kelainan (nilai SH, diobati dengan antibiotik saja,

941
ISSN : 2721-2882
sedangkan cairan dengan gambaran dehidrogenase (LDH) dan kadar

purulen menunjukkan perlunya protein yang sangat tinggi

drainase pada cavitas pleura yang (Antonangelo et al, 2019). Insidensi

terkena (Sahn, 2007). Kemudian pada efusi pleura TB lebih didominasi

penelitian lainnya juga menyatakan oleh laki - laki dibandingkan

bahwa pada 82,5% cairan efusi pleura dengan perempuan sedangkan, pada

hemoragik menunjukkan sitologi kasus efusi pleura TB pada

positif pada semua jenis tumor primer, perempuan sebagian besar terjadi

selain itu efusi pleura hemoragik juga pada rata - rata usia 37 tahun

memiliki nilai LDH yang lebih tinggi (gonzales et al., 2018;

dibandingkan dengan efusi pleura Abdugapparov et al., 2021). Cairan

maligna non hemoragik (Ozcakar et efusi pleura TB berupa eksudat

al., 2010). Berdasarkan teori di atas yang disebabkan oleh penyakit akut

cairan pleura pada Ny W merupakan sampai sub akut, serta

jenis eksudat, hal ini dikarenakan bermanifestasi klinis seperti demam

gejala klinis yang dialami oleh pasien (75%), nyeri dada pleuritik (50-

merupakan respon dari peradangan 75%), batuk non produktif (70-

pada pleura dan pada warna cairan 75%), batuk berdarah (66,6%),

pleura tampak merah tua pekat yang keringat malam (50%), sesak nafas

dapat mengidentifikasikan adanya (50%), penurunan berat badan (25-

peradangan atau keganasan. 85%), malaise, mudah lelah

TB Pleural Effusion (TPE) (Antonangelo et al, 2019; Shaw et

merupakan salah satu penyakit yang al, 2019 ; Shaw et al, 2018 ). Lalu

paling sering menyebabkan untuk pemeriksaan biokimia cairan

pembentukan cairan eksudat secara pleura, peningkatan limfosit yang

global dengan tingkat laktat sangat tinggi, peningkatan

942
ISSN : 2721-2882
Adenosine Deaminase (ADA) dan atau stadium lanjut dan dikaitkan

LDH merupakan temuan yang paling dengan angka harapan hidup yang

umum terjadi pada efusi pleura TB lebih rendah (Mongardon et al.,

(Verma et al., 2019) Tidak 2019; Psallidas et al., 2016; Ferreiro

ditemukannya gejala TB seperti et al, 2020). Sebagian besar efusi

keringat malam, demam, dan pleura maligna terjadi pada usia

penurunan berat badan, menandakan lebih dari 50 tahun (kalaajieh,

tidak terdapat infeksi dari kuman MTB 2001). Penelitian lain juga

pada Ny.W. menyatakan insiden efusi pleura

Malignant Pleural Effusion maligna tertinggi terjadi pada usia

(MPE) menjadi penyebab terbanyak 60 - 79 tahun (Tian et al., 2021).

kedua dari efusi pleura eksudatif Efusi pleura keganasan mempunyai

dengan insidensi 15% dari jumlah manifestasi klinis seperti sesak

pasien dengan efusi pleura (Ferreiro et nafas, hipertensi, chachexia,

al., 2020). Mayoritas MPE disebabkan demam, batuk berdarah, batuk,

oleh penyakit metastasis, pada nyeri dada non spesifik, penurunan

umumnya kanker paru pada pria dan berat badan, disfungsi hati, dan

kanker payudara pada wanita mudah lelah (Mendez-Mathey,

merupakan penyebab terjadinya MPE 2017; Ceruti, 2018). Pada

paling sering. Sedangkan, pemeriksaan fisik dapat ditemukan

mesothelioma adalah jenis tumor adanya obstruksi vena cava

pleura primer yang paling umum dan superior, pembengkakan jaringan

berhubungan dengan MPE pada lebih lunak atau kelenjar getah bening

dari 90% kasus. Adanya sel maligna benjolan pada payudara dan

dalam cairan pleura menandakan panggul (curiga keganasan primer).

adanya kanker yang menyebar luas tanda klinis lain yang bisa

943
ISSN : 2721-2882
didapatkan adalah adanya pleural rub menunjukkan adanya proses

pada saat auskultasi (Dixit et al., 2017; inflamasi kronis dan pada CT Scan

Arora & Boster, 2022). Pada gambaran non contrast tidak ditemukan

CT Scan diduga keganasan bila adanya massa pada paru,

didapatkan penebalan pleura nodular, disebabkan karena tidak

iregularitas pleura, penebalan pleura menggunakan metode contrast.

mediastinum, penebalan pleura Berdasarkan pada penelitian

sirkumferensial, dan ketebalan pleura yang dilakukan oleh Ali dkk,

lebih dari 10 mm. Sedangkan, pada didapatkan bahwa parapneumonia

pemeriksaan thoracentesis pleural pleural effusion (PPE) merupakan

efusi pleura dengan gambaran penyebab utama (48,8%) dari

hemoragik atau serohemoragik dengan terjadinya kasus efusi pleura

pH <7,3 dan gula <60 mg/dl eksudatif pada negara berkembang.

cenderung mengarah pada keganasan Efusi parapneumonia dibagi

(Dixit et al., 2017). Penemuan sel menjadi sederhana dan komplikata.

tumor pada cairan pleura melalui Efusi parapneumonia sederhana

pemeriksaan biopsi, torakoskopi atau berhubungan dengan fase eksudatif.

torakotomi merupakan indikasi absolut Istilah ‘sederhana’ digunakan untuk

terjadinya efusi pleura sekunder akibat mendeskripsikan perjalanan klinis

malignansi (Mendez-Mathey, 2017). efusi tanpa adanya bukti aktivitas

Pasien mengalami hipertensi 170/100 bakteri atau leukosit. Efusi

mmHg, disfungsi hepar melalui parapneumonia komplikata

peningkatan dari SGPT (59 U/L) dan berhubungan dengan tahap awal

Gamma GT (34 U/l), Sesak nafas, fibrinopurulent. Pada tahap ini

nyeri dada, dan batuk. Hasil terdapat invasi bakteri, dan sekat

pemeriksaan sitologi cairan pleura fibrin mulai terbentuk. Efusi

944
ISSN : 2721-2882
parapneumonia ‘Komplikata’ merujuk dan LDH > 1000 (Hasan, 2018;

pada kebutuhan tindakan drainase atau Tian et al., 2021; Mercer et al.,

bedah untuk tatalaksana efusi pleura. 2019; Shebl & Paul, 2022).

Parameter biokimia digunakan untuk Tabel 3. Penegakkan diagnosis pada

mendefinisikan tahap ini dan sebagai pasien

indikasi tindakan drainase. Pada Gejala Pasien

wanita sebagian besar kasus 7,1%


Pasien Malig TB Parapneu
nant Pleural monia
terjadi pada usia 40 - 59 tahun dan Pleura Effusion Pleural
l (TPE) effusion
5,5% terjadi pada usia lebih dari 80 Effusi (PPE)
on
tahun. Gejala klinis parapneumonia (MPE
)
yaitu sesak, batuk non produktif, nyeri
usia 61 + - +
tahun
dada pleuritik, demam subfebril, batuk
Sesak + + +
berdarah, distensi abdomen, dan nafas

edema pedal. Pada hitung cell Nyeri + + +


dada
differential cairan pleura akan
Batuk + + +
non
didapatkan peningkatan dari neutrofil produktif

yang sangat signifikan. Sedangkan, Keadaan Umum dan Tanda Vital

pada auskultasi dapat ditemukan


Hipertens + - -
i
adanya rales atau crackles pada daerah
Letargi +/- +/- +/-
lesi. Karakteristik cairan pleura pada
Foto thorax
efusi parapneumonia sederhana yaitu
Efusi + - -
pH > 7,30, peningkatan LDH, glukosa Eksudat
Pleura
>60 mg/dl, neutrofil <10.000 mikro masif
Unilatera
liter, Rasio glukosa pleura/serum l

Serum Darah
glukosa > 0,5 dan pada efusi

parapneumonia komplikata PH < 7,2 SGPT ↑ + - -

945
ISSN : 2721-2882
Gamma + - - karena itu, kami mencurigai bahwa
GT↑
penyebab dari efusi pleura
protein - - -
total ↓
hemoragik ini dikarenakan oleh

keganasan.
chlorida - - -
↓ Penatalaksanaan efusi pleura

Gambaran Cairan Pleura dapat dilakukan dengan cara

pengobatan kausal, torakosintesis,


Hemorag + - -
ik
Water Sealed Drainage (WSD), dan

pleurodesis. Pada kasus ini karena


Pada kasus ini didapatkan bahwa Ny.
pasien mengalami efusi pleura
W berusia dengan usia 61 tahun,
maka dilakukan torakosentesis yaitu
penyebab utama efusi pleura masif
berupa evakuasi cairan pleura
hemoragik adalah keganasan,
sebanyak 600 cc yang berguna
berdasarkan usia rata - rata terjadinya
sebagai terapi terapeutik dan
TPE (37 tahun pada wanita) ditambah
diagnostik. Sebagai terapi
dengan tidak ditemukannya gejala TB
terapeutik evakuasi ini bertujuan
pada pasien (keringat malam,
mengeluarkan sebanyak mungkin
penurunan berat badan, demam malam
cairan patologis yang tertimbun
hari) maka diagnosis TPE dapat
dalam rongga pleura (sebaiknya
disingkirkan dalam kasus ini.
tidak melebihi 1000-1500 cc pada
diagnosis PPE juga dapat disingkirkan
setiap kali aspirasi untuk
dikarenakan pada PPE tidak
menghindari reekspansi edema
ditemukan adanya hipertensi, tidak
pulmonum), sehingga diharapkan
ditemukan adanya gangguan hati, dan
paru pada sisi yang sakit dapat
warna cairan pleura pada PPE
mengembang lagi dengan baik,
sebagian besar adalah hijau
serta jantung dan mediastinum tidak
kekuningan dan agak purulen. Oleh

946
ISSN : 2721-2882
lagi terdesak ke sisi yang sehat, dan mengurangi sesaknya. Selain itu,

penderita dapat bernapas dengan lega untuk mengurangi peradangannya,

kembali. Sebagai terapi diagnostik diberikan dexamethasone 5 mg,

dilakukan dengan mengambil sedikit serta pemberian ekspektoran syrup

cairan pleura untuk dilihat secara fisik 100 ml untuk mengobati batuk pada

(warna cairan) dan untuk pemeriksaan pasien. Rencana monitoring pada

sitologi. pasien antara lain evaluasi hasil

Pada pasien sudah terpasang WSD hitung jenis leukosit pada pasien,

yang mana WSD ini merupakan suatu observasi keadaan umum dan tanda-

sistem drainase yang menggunakan tanda vital serta observasi

water seal untuk mengalirkan udara karakteristik dan volume cairan

atau cairan dari cavum pleura. Adapun setiap hari.

indikasi pemasangan WSD pada


SIMPULAN DAN SARAN
pasien ini adalah adanya efusi pleura
Efusi pleura masif merupakan
yang massif. Apabila terbukti fokus
adanya akumulasi cairan abnormal
infeksi terjadi melalui pemasangan
pada cavum pleura yang memiliki
kateter intrapleura maka dapat
jumlah besar, yakni di atas 50 %
dipertimbangkan pleurodesis pada
pada gambaran radiologis. Efusi
pasien dalam mengatasi rekurensi
pleura masif hemoragik dapat
efusi pleura.
terjadi karena keganasan. Oleh
Disamping itu pasien juga
karena itu dibutuhkan rencana
diberikan terapi kausatif berupa
diagnosis seperti sitologi sputum
pemberian oksigen nasal kanul 5 liter/
dan CT scan. Diagnosis banding
menit untuk mengatasi keluhan
efusi pleura masif hemoragik pada
sesaknya. Pasien juga mendapat terapi
pasien ini dapat berupa efusi
aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam untuk
parapneumonia, TB, dan ca paru.

947
ISSN : 2721-2882
Tatalaksana pada pasien terutama International Journal of
Respiratory and Pulmonary
torakosentesis dan pemasangan WSD. Medicine,8(1).https://doi.org/1
0.23937/2378-3516/1410149
Rencana monitoring pada pasien Arora, R. D., & Boster, J. (2022).
Malignant Pleural Effusion. In
antara lain evaluasi hasil hitung jenis StatPearls. StatPearls
Publishing.
leukosit pada pasien, observasi Balci, A. & Aydin, S. Diagnostic
Role of Complete Blood Count
keadaan umum dan tanda-tanda vital in Pleural Effusions. Medicine
Science. (2021) ;10(2):539-44
serta observasi karakteristik dan Dixit, R., Agarwal, K. C., Gokhroo,
A., Patil, C. B., Meena, M.,
volume cairan setiap hari. Shah, N. S., & Arora, P.
(2017). Diagnosis and
management options in
PERSANTUNAN malignant pleural effusions.
Lung India : official organ of
Penulis mengucapkan terimakasih Indian Chest Society, 34(2),
160–166.
kepada pihak-pihak yang telah https://doi.org/10.4103/0970-
2113.201305
membantu terselesaikannya case report Departemen Kesehatan RI. Profil
Kesehatan Indonesia (2017).
ini. Semoga case report ini dapat Jakarta
Garbuzenko, D. V., Arefyev, N. O.
bermanfaat bagi masyarakat. (2017). Hepatic hydrothorax:
An update and review of the
DAFTAR PUSTAKA literature. World Journal of
Hepatology. Vol. 9 (31) :
Abdugapparov, F., Grigoryan, R., 1197-1204
Parpieva, N., Massavirov, S., González, A., Fielli, M., Ceccato,
Riskiyev, A., Gadoev, J., A., & Luna, C. (2019). Score
Buziashvili, M., Tukvadze, N., for Differentiating Pleural
Hovhannesyan, A., & Dadu, A. Tuberculosis from Malignant
(2021). Diagnostic procedures, Effusion. Medical Sciences,
diagnoses, and treatment 7(3), 36.
outcomes of patients with https://doi.org/10.3390/medsci
presumptive tuberculosis pleural 7030036
effusion in uzbekistan. Hasan, H., Ambarwati, D. (2018).
International Journal of Jurnal Respirasi. Vol 4 (1) :
Environmental Research and 26-32
Public Health, 18(11). Jamaluddin, Kumar Rakesh, Mehdi
https://doi.org/10.3390/ijerph181 MD, and Alam F. (2018).
15769 Study etiological and clinical
Ali, I., Amrou, R., & Ibrahim, M. profile of pleural effusion in a
(2021). Etiology of Pleural teritary care hospital in Kosi
Effusion among Adults in Three region of Bihar. Journal of
University Hospitals in Beirut: A Evidence based Medicine and
One-Year Retrospective Cross Healthcare. Vol.2. Issue 47:
Sectional Analytical Study. 8330-8334

948
ISSN : 2721-2882
Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural Criteria. Indonesian Journal of
effusion in adults - Etiology, Clinical Pathology and
diagnosis, and treatment. Medical Laboratory. 2019;
Deutsches Arzteblatt 26(1): 76-80
International, 116(21), 377–386. Psallidas, I., Kalomenidis, I.,
https://doi.org/10.3238/arztebl.20 Porcel, J. M., Robinson, B. W.,
19.0377 & Stathopoulos, G. T. (2016).
Kalaajieh W. K. (2018). Etiology of Malignant pleural effusion:
exudative pleural effusions in From bench to bedside.
adults in North Lebanon. European Respiratory Review,
Canadian respiratory journal, 25(140), 189–
8(2), 93–97. 198.https://doi.org/10.1183/16
https://doi.org/10.1155/2001/6524 000617.0019-2016
18 Rubins, J. (2013). Pleural Efussion.
Krishna, R., & Rudrappa, M. (2021). Diakses pada tanggal 4
Pleural Effusion. In StatPearls. Agustus melalui
StatPearls Publishing. http://medicine.medscape.
com/article/ 299959-overview
Mendez-Mathey, V.E. Malignant
Pleural Effusion of Renal Sundaralingam, A., Bedawi, E.O.,
Adenocarcinoma: Case Report. & Rahman. N.M. Diagnostics
Rev cuerpo med HNAA. (2017); in Pleural Disease.
10(3): 155-8 Diagnostics. (2020). 10: e1046
Surjanto, E., Sutanto, Y. S., &
Mongardon, N., Pinton-Gonnet, C., Aphridasari, J. (2014).
Szekely, B., Michel-Cherqui, M., Penyebab Efusi Pleura pada
Dreyfus, J. F., & Fischler, M. Pasien Rawat Inap di Rumah
(2019). Assessment of chronic Sakit. 34(2)
pain after thoracotomy: a 1-year Shebl E, Paul M. Parapneumonic
prevalence study. The Clinical Pleural Effusions And
journal of pain, 27(8), 677– Empyema Thoracis. 2022 Apr
681.https://doi.org/10.1097/AJP.0 25. In: StatPearls [Internet].
b013e31821981a3 Treasure Island (FL):
Nail, Adessalam. (2015). Frequency, StatPearls Publishing; (2022)
Etiology and Pattern of Pleural Jan–. PMID: 30485002.
Effusion in Patients with Tian, P., Qiu, R., Wang, M., Xu, S.,
Decompensated Liver Cirrhosis in Cao, L., Yang, P., & Li, W.
a Highly Endemic Area for (2021). Prevalence, Causes,
Tuberculosis: A Sudanese and Health Care Burden of
Retrospective Hospital-Based Pleural Effusions Among
Study. Aljouf University Medical Hospitalized Adults in China.
Journal (AUMJ). Vol 2 (1) : 35- JAMA network open, 4(8),
39 e2120306.
Nam, T. K., Low, Qin Jian., Gew, Lai https://doi.org/10.1001/jamanet
Teck. (2021). Recurrent Right workopen.2021.20306
Sided Pleural Effusion in a Tobing E & Widirahardjo. (2018).
Cirrhotic Patient. Annals of Karakteristik penderita efusi
Clinical Case Reports. Vol 6 : 1-2 pleura di RSUP H Adam Malik
Nordjannah, Kartini, A., Darmawaty,
E.R. Evaluation of Pleural Uzan, G. & Iktimar. Pleural
Effusion Type Determination Effusion in End Stage Renal
Based on Light’s and Heffner’s Failure Patients. Medical
Bulletin of Sisli Efral

949
ISSN : 2721-2882
Hospital. (2019); 3(1): 54-7

Verma, A., Dagaonkar, R. S., Marshall,


D., Abisheganaden, J., & Light, R.
W. (2019). Differentiating
malignant from tubercular pleural
effusion by cancer ratio plus
(cancer ratio: Pleural lymphocyte
count). Canadian Respiratory
Journal,
2016.https://doi.org/10.1155/2016
/7348239

Woolnough, K., Pale, A., Bramal,


Simon. (2020). Polycystic liver
disease presenting with an
exudative pleural effusion: a case
report. Journal of Medical Case
Reports : 2-7

950
ISSN : 2721-2882

Anda mungkin juga menyukai