DPM 2022 Final
DPM 2022 Final
2022
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, kerabat, dan sahabatnya
hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa DPM 2022 ini tidak akan mampu kami
selesaikan tanpa dukungan moril yang begitu besar dari berbagai pihak,
baik internal maupun eksternal PC IMM Malang Raya. Kami juga sangat
berterima kasih kepada seluruh personalia Tim Penyusun yang telah
bekerja keras merancang dan menyelesaikan DPM 2022 ini. Semoga
kebaikan dan bantuan yang diberikan mendapat berkah dari Allah SWT.
Dengan amanah dan misi yang besar yang kami emban, kami berupaya
untuk mensinergikan berbagai komponen perkaderan di IMM Malang
Raya. Namun demikian, dalam penyusunan DPM 2022 ini, kami menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga tentunya
kritik dan saran sangat kami harapkan.
iii
Semoga DPM 2022 ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman
bagi seluruh perangkat perkaderan se-Malang Raya. Abadi perjuangan,
abadi perkaderan.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
vi
Bab I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Pada Bab II Pola Dasar dan Kebijakan bagian Sasaran Personal yang
dirumuskan dalam Musycab PC IMM Malang Raya ke-XXV, terdapat poin
mengenai pembinaan dan pengembangan kepribadian serta sumber daya
kader guna terciptanya keteladanan, baik secara batiniyah maupun
lahiriyah.
2
Sebagai alat verifikasi dari pencapaian sasaran kebijakan diatas, maka
digunakanlah Sasaran Utama dan Sasaran Khusus sebagai salah satu
landasan dalam mengambil tindakan atas nama ikatan. Hal ini termaktub
dalam Bab III Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang serta Bab IV Pola
Umum Kebijakan IMM Malang Raya Periode 2021-2022.
5
Lebih lanjut perkaderan IMM berorientasi terhadap masa depan,
karena selain IMM secara keorganisasian membutuhkan sumber daya
kader yang bermutu, IMM juga sekaligus menyiapkan generasi penerus
yang dapat mengemban amanah dan selalu dapat lebih baik dari generasi
sebelumnya. Maka, setiap aktivitas perkaderan harus selalu dilandasi oleh
Nilai Dasar Ikatan, yakni:
6
instruktur sudah dinilai penting dalam IMM, karena tanpa kehadirannya
sistem yang sebagus apapun akan sulit untuk diaktualisasikan.
Instruktur berpegang teguh pada Sistem Perkaderan IMM (SPI).
Setelah melalui beberapa kali perubahan, SPI edisi 2021 mulai digunakan
oleh IMM hingga hari ini. Konsep dan materi dalam SPI 2021 terbilang rapi
dan runtut, namun dikarenakan kondisi yang khas di Malang Raya, maka
secara khusus PC IMM Malang Raya berinisiatif mengadakan Desain
Perkaderan Malang Raya (DPM).
9
Bab II
PARADIGMA ISLAM
10
Misi utama Islam adalah kemanusiaan sebab tauhid yang berpusat
pada Tuhan harus diaktualisasikan dan ujung aktualisasinya adalah
manusia. Islam harus menjadi kekuatan yang memotivasi secara terus
menerus dan mentransformasikan masyarakat dengan berbagai aspeknya
ke dalam skala-skala besar bersifat teoretis maupun praktisi yang
perhatian utamanya pada masalah-masalah sosial-ekonomi,
pengembangan masyarakat, penyadaran hak hak politik rakyat, orientasi
keadilan sosial, dan sebagainya, bukan pada aspek-aspek doktrinasi dan
teologi Islam.
Ajaran Islam harus menjadi kekuatan yang membebaskan manusia dan
masyarakat dari belenggu kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan dan
keterbelakangan. Agama harus terus menerus merumuskan apakah
sesungguhnya yang sedang bergolak dalam sejarah, dalam pergumulan
umat manusia di satu tempat sehingga agama tetap menemukan pesan
dasarnya untuk menekan terjadinya dehumanisasi dan melakukan aksi
emansipatoris. Agama dalam hal ini tidak boleh berhenti melakukan
pembacaan terhadap problematika umat (dengan bantuan ilmu-ilmu
sosial), sebab hanya dengan itu, wahyu Tuhan bisa ditafsirkan maknanya
berkaitan dengan apa arti agama bagi perjuangan hidup.
Perspektif ini disebut dengan perspektif transformatif. Tugas agama
dengan bantuan teori sosial (kritis), menurut perspektif ini adalah
menciptakan ruang dan kesempatan agar masyarakat terlibat dalam satu
proses dialog “penciptaan struktur” yang secara fundamental baru, lebih
baik dan lebih adil. Itu sebabnya muncul gagasan tentang ilmu sosial
transformatif yang tidak seperti ilmu-ilmu sosial akademis, tidak berhenti
hanya untuk menjelaskan fenomena sosial namun berusaha
mentransformasikannya.
13
Bab III
14
Hasrat modernisasi modernitas memang memberikan dampak yang
begitu besar terhadap percepatan arus revolusi teknologi, dan revolusi
teknologi sedikit banyaknya berdampak pula terhadap perubahan-
perubahan kualitatif di masyarakat menuju apa yang disebut sebagai
masyarakat digital. Hasrat modernisasi pada masyarakat lapis konsumen
terfasilitasi dengan baik oleh produk-produk digital yang ditawarkan,
sehingga perilaku konsumtif meningkat dan mampu menghasilkan
lonjakan demand terhadap produk-produk lainnya. Sudah tidak ada lagi
standar baku, karena semua terpacu untuk terus memiliki,
mempertahankan, lalu menggantinya dengan produk lain yang lebih baru.
Sehingga tren silih berganti tanpa jangka yang pasti.
Tanpa bermaksud menolak kehadiran masyarakat digital, namun
sebagai kader-kader IMM, perlu kiranya untuk mengantisipasi pergeseran
menuju masyarakat resiko yang dikatakan oleh Ulrich Beck sebagai situasi
dimana bayang-bayang resiko dan ketidakstabilan semakin meluas,
sehingga bermunculan nilai-nilai baru atas nama ‘detradisioanalisasi’ dan
‘individualisasi’ yang dianut oleh masyarakat dan tertanam dalam
identitasnya.
15
menjadi kian impoten dan sedikit banyak telah memunculkan sejumlah
krisis.
Krisis pertama yakni krisis ke-Tuhan-an, yang dapat dilihat dari
semakin minimnya pengetahuan tentang Allah, dimana esensi ilahi hanya
dipandang ketika beribadah, sehingga hal itu semakin samar, abstrak
bahkan semakin tidak jelas dalam kehidupan. Kemudian, semakin
minimnya kesadaran tentang Allah. Ditandai dengan tidak dihadirkannya
Allah dalam setiap bertingkah laku. Manusia seakan-akan bisa hidup
sendiri tanpa tergantung kepada Allah SWT. Dan semakin minimnya
pengalaman tentang Allah. Ditandai dengan kedangkalan memahami
realitas. Segala sesuatu diukur dengan materi dan kekayaan. Sehingga
menafikan adanya realitas yang mutlak dan tidak terbatas, yakni Allah sang
pemilik segala.
16
Bab IV
17
A. Status Anggota, Kader dan Sistem Perkaderan IMM
Lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) IMM Bab II Pasal 3
disebutkan bahwa syarat dasar menjadi anggota biasa adalah telah
mengikuti dan dinyatakan lulus DAD, dengan status kemahasiswaan aktif
atau bahkan yang telah menyelesaikan perkuliahan paling lambat 2 tahun
setelah yudisium dan berusia dibawah 31 tahun.
18
Karena sistem perkaderan di Muhammadiyah selain bersifat vertikal
juga bersifat horizontal, maka sejatinya sistem perkaderan yang dimiliki
masing-masing ortom (‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Hizbul Wathan,
Tapak Suci, Pemuda Muhammadiyah, IPM dan IMM) adalah turunan dari
SPM. Artinya bahwa sistem dikembangkan oleh masing-masing ortom
sesuai kekhasan yang dimiliki, namun tetap harus mengacu pada konsep
dasar dan prinsip dalam SPM.
19
Perkaderan. Dalam hal ini, DPM tetap merupakan bagian dari SPI yang
diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi perkaderan IMM Malang Raya.
Misi:
1. Meneguhkan paradigma perkaderan berbasis realitas dan tri
kompetensi dasar.
2. Membumikan gagasan profetisme melalui berbagai aktivitas
perkaderan sesuai trilogi.
3. Menerapkan model creative minority sebagai arena pertumbuhan
kader.
20
4. Mengupayakan terciptanya kompetensi kader IMM Malang Raya
serta kurikulum perkaderan berjenjang.
22
Bab V
23
A. Arah Perkaderan
24
Dalam SPI dijelaskan pula bahwa sebagai sebuah proses organisasi,
maka perkaderan di IMM diarahkan pada upaya transformasi ideologis
dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik aspek kerangka
ideologis maupun teknis manajerial. Pada tahapan yang lebih praktis,
proses perkaderan IMM diarahkan dalam rangka transformasi dan
regenerasi kepemimpinan di setiap levelnya, dari komisariat hingga pusat.
B. Target Perkaderan
1. Perkaderan utama
Perkaderan utama adalah komponen pokok dalam perkaderan di IMM.
Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural menjadi
prasyarat kepemimpinan di level tertentu. Dalam konteks IMM Malang
Raya, perkaderan utama yang dimaksud adalah Darul Arqom Dasar
(DAD), yang menjadi prasyarat kepemimpinan di level komisariat.
2. Perkaderan khusus
Perkaderan khusus adalah komponen perkaderan yang ditujukan
dalam rangka mencetak tenaga-tenaga keinstrukturan yang
mendukung kerja dari pimpinan. Komponen ini bersifat mengikat bagi
instruktur yang dinyatakan lolos atau diterima. Dalam konteks IMM
Malang Raya, Pelatihan instruktur Dasar (PID) yang menjadi prasyarat
tenaga instruktur di tingkat cabang.
3. Perkaderan pendukung
Perkaderan pendukung adalah komponen perkaderan yang
dilaksanakan untuk meningkatkan potensi kader sesuai minat, bakat
dan keterampilan sehingga mendukung keberhasilan perkaderan
secara utuh. Komponen perkaderan pendukung dilaksanakan secara
25
integral dengan pelaksanaan aktivitas dan program kerja organisasi.
Komponen perkaderan pendukung terdiri dari:
C. Strategi Pencapaian
Strategi Pencapaian merupakan langkah-langkah yang dijalankan oleh
IMM Malang Raya untuk mencapai Target Perkaderan. Strategi ini
mencakup fase Masa Ta’aruf Mahasiswa (MASTAMA), DAD, follow up
jangka pendek, perkaderan pendukung (follow up jangka menengah) dan
perkaderan jenjang ke-2 (follow up jangka panjang; dijelaskan di Bab VII).
Bagan Strategi Pencapaian
Follow up jangka
MASTAMA DAD
pendek
Konseling Sebaya
27
Bab VI
KURIKULUM PERKADERAN IMM MALANG RAYA
28
A. Profil dan Kompetensi Kader
Profil Kader Ikatan adalah citra ideal yang diharapkan oleh organisasi
untuk dimiliki dan dapat ditunjukkan kader-kadernya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai output dari sebuah perkaderan, maka Profil Kader
Ikatan berprinsip pada kedalaman, keluasan, keluwesan dan kelokalan.
30
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Perkaderan
Jenjang 1 (Anggota)
a. Darul Arqam Dasar (DAD)
Ideologi
1. Peran Tauhid dalam Kehidupan
2. Sejarah dan Ideologi Muhammadiyah
3. Landasan Perjuangan IMM
Keorganisasian
1. Hakikat Organisasi IMM
Wawasan
1. Gerakan Mahasiswa Indonesia
2. Globalisasi
Terapan
1. Manajemen Diri
2. Musyawarah dan Teknik Persidangan
Muatan Lokal
(ditentukan dan disusun oleh Pimpinan Komisariat terkait)
Jenjang 2 (Kader)
a. Perkaderan Pendukung Pokok
Ideologi
1. Memahami Q.S. ali Imran: 104 & 110
2. Teologi al Ma’un
3. Teologi al Ashr
4. Himpunan Putusan Tarjih (HPT)
5. Muhammadiyah Abad Kedua
Keorganisasian
1. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik
Wawasan
1. Krisis Eksistensi Manusia (1): Masyarakat Resiko
2. Krisis Eksistensi Manusia (2): Kapitalisme & Industrialisme
3. Krisis Eksistensi Manusia (3): Degradasi Lingkungan
Terapan
1. Metodologi Kritis
2. Metodologi Empiris
3. Komunikasi Efektif & Persuasif
Muatan Lokal
(ditentukan dan disusun oleh Pimpinan Komisariat terkait)
32
c. Perkaderan Pendukung Khusus
Pelatihan Instruktur Komisariat
Ideologi
1. Memahami Ayat-Ayat Perkaderan
2. Desain Perkaderan IMM Malang Raya (DPM)
Keorganisasian
1. Instruktur sebagai Fasilitator Perkaderan
Wawasan
1. Perkembangan Psikososial Mahasiswa
Terapan
1. Manajemen Kelas & Micro Teaching
2. Konseling Sebaya
3. Sistematika Monitoring-Evaluasi
Muatan Lokal
(ditentukan dan disusun oleh Tim Fasilitator yang bertugas)
Perkaderan Khusus
Pelatihan Instruktur Dasar (PID)
Ideologi
1. Sistem Perkaderan Rasulullah & Muhammadiyah
2. Sistem Perkaderan Ikatan
3. Bedah Desain Perkaderan IMM Malang Raya (DPM)
Keorganisasian
1. Keinstrukturan Tingkat Cabang
Wawasan
1. Filsafat Pendidikan & Psikologi Belajar
Terapan
1. Strategi Pendampingan Instruktur Komisariat
2. Bedah Pedoman Pelaksanaan Perkaderan IMM Malang Raya
(P3M)
Muatan Lokal
(ditentukan dan disusun oleh Tim Instruktur yang bertugas)
33
C. Metodologi Pembelajaran
34
dalam contextual learning adalah critical thinking, creativity, problem
solving dan citizenship (penjelasan di P3M).
35
Bab VII
36
A. Perangkat Perkaderan
37
5. Instruktur Komisariat adalah lembaga semi otonom (LSO)
Pimpinan Komisariat Bidang Kader yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengelolaan perkaderan di masing-masing komisariat
dari fase pra, pelaksanaan hingga pasca. Pengelolaan yang
dimaksud mencakup penentuan muatan materi serta
pendampingan kader yang dikoordinasikan dengan Instruktur
Cabang.
Berangkat dari Amanah Musycab XXV, maka ada tiga poin pokok yang
menjadi wilayah kerja dari Bidang Kader PC IMM Malang Raya, yakni:
38
Bagan Interkoneksi Antar Perangkat Perkaderan
Amanah Musycab
3. Anggota Tim
Anggota Tim adalah sekelompok instruktur yang secara bersama-sama
menjalankan tugas perkaderan dan secara spesifik bertanggung jawab
atas aktivitas tertentu sesuai penugasan dari MoT. Pembagian peran
Anggota Tim dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur antara
lain: 1) Observer, sekelompok instruktur yang bertugas melakukan
monitoring dan evaluasi perkembangan peserta secara personal dan
39
kolektif; 2) Secretary of Training, instruktur yang bertugas mengawal
adminstrasi sejak pra, in, dan pasca kegiatan; 3) Tim Monitoring dan
Evaluasi, sekelompok instruktur yang bertugas mendesain sistem
penilaian sejak pra, in, hingga pasca kegiatan; 4) Instruktur Materi,
merupakan sekelompok instruktur yang bertugas mendesain struktur
materi yang akan disampaikan pada Perkaderan Formal, umumnya
terdapat penanggungjawab pada tiap desain materi. Dan peran lain
sebagainya.
C. Fasilitas Perkaderan
D. Proses Penyelenggaraan
1. Pra
a) Membangun konsolidasi di internal Badan Pimpinan Harian (BPH)
dan menentukan Steering Committee.
b) Bersama Pimpinan Cabang terkait membentuk tim instruktur.
c) Tim Instruktur melakukan analisa kebutuhan dan analisa masalah
sebagai langkah awal penyusunan ToR.
d) Tim Instruktur menyusun Term of Reference (ToR): latar belakang;
tujuan dan target; peserta; kurikulum.
e) Tim Instruktur melakukan pemetaan calon peserta, termasuk di
dalamnya adalah proses seleksi.
f) Tim Instruktur menyiapkan narasumber yang relevan dengan
materi dalam kurikulum.
40
2. Pelaksanaan
a) Koordinasi penyempurnaan persiapan di lokasi perkaderan.
b) Upacara pembukaan.
c) Orientasi dan kontrak belajar.
d) Pembelajaran sesuai ToR dan silabus.
e) Monitoring dan evaluasi setiap harinya.
f) Upacara penutupan.
3. Pasca
a) Memberikan laporan penyelenggaraan kepada Steering
Committee.
b) Pemetaan lanjutan kader berdasarkan hasil evaluasi.
c) Melakukan follow up jangka pendek (materi-materi yang tidak
digunakan sesuai standart IMM Malang Raya atau kurang optimal
ketika tahap pelaksanaan) dan jangka menengah (perkaderan
pendukung).
E. Evaluasi Perkaderan
41
1. Evaluasi context, yaitu mengarah pada kesesuaian program dengan
konstitusi dalam IMM.
2. Evaluasi input, yaitu mengarah pada pengadaan fasilitas dan
perangkat perkaderan, serta rekrutmen kader.
3. Evaluasi process, yaitu mengarah pada pengelolaan aktivitas dan
proses pembelajaran kader.
4. Evaluasi product, yaitu mengarah pada prestasi belajar kader
secara individual dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
42
Bab VIII
PENUTUP
43
Demikian Desain Perkaderan IMM Malang Raya (DPM) Edisi 2022 ini
kami susun dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan berbagai
kemungkinan kondisi-kondisi ke depan. Besar harapan kami, perkaderan
IMM Malang Raya dapat kian maju dan selalu relevan dengan kebutuhan
kader-kader se-Malang Raya.
44
45