Resume API - Arsitektur Perbankan Indonesia - Kel2
Resume API - Arsitektur Perbankan Indonesia - Kel2
Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai 1980-an
ternyata membawa perekonomian Indonesia ke suatu tahapan baru dalam
perkembangannya. Perkembangan pesat tersebut tampaknya tidak diikuti perkembangan
penerapan prinsip kehati-hatian (prudence) yang seimbang. Kenyataan tersebut
menyebabkan pada akhir 1990-an terjadi masalah besar dalam dunia perbankan di
Indonesia. Otoritas moneter dengan sangat terpaksa harus melikuidasi banyak bank yang
dipandang tidak dapat diselamatkan lagi.
Menyadari pengalaman yang sangat buruk tersebut, banyak pihak mulai bertanya-
tanya. Apakah strategi pengembangan dunia perbankan di Indonesia selama ini sudah
benar? Apakah peraturan perundangan yang ada selama ini sudah mampu mengatur dan
mengarahkan sektor perbankan ke arah perbankan yang efisien dengan risiko yang masuk
akal? Kelemahan dalam sistem perbankan suatu negara, baik negara berkembang maupun
negara maju, dapat mengancam stabilitas keuangan negara tersebut dan juga
internasional.
1. Paket lengkap Core Principles for Effective Banking Supervision (The Basel
Core Principles).
2. Compendium (akan diperbarui secara periodik) terhadap semua rekomendasi,
pedoman dan standar yang telah dikeluarkan oleh Basel Committee yang
sebagian besar saling berkaitan dengan core principles.
The Basel Core Principles akan berfungsi sebagai acuan bagi kerja komite ini
pada masa mendatang, dengan melakukan kerja sama secara lebih luas lagi. Komite ini
selalu siap mendorong usaha setiap negara untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut
dalam kaitannya dengan lembaga pengawas dan pihak lain yang terkait.
Di sisi lain, Bank for Internasional Settlement (BIS) telah lama mencari tahu
praktik-praktik perbankan yang dianggap dapat menciptakan dunia perbankan yang
efisien dan efektif dalam perannya sebagai financial intermediary. Menyadari adanya
prinsip-prinsip yang telah dirumuskan dalam BIS dan perlunya merancang ulang sektor
perbankan di Indonesia dalam jangka panjang, maka kedua puluh lima prinsip inti dalam
pengawasan perbankan tersebut adalah :
2. Kegiatan dari lembaga yang diberikan izin dan diawasi harus dirumuskan
dengan jelas, penggunaan nama “bank” harus dikendalikan sejauh mungkin.
3. Lembaga pemberi izin harus berwenang menentukan persyaratan dan juga
menolak pendirian yang tidak sesuai dengan standar yang telah diterapkan.
4. Pengawas perbankan harus memiliki wewenang untuk menilai dan menolak
usulan pemindahan kepemilikan atau pengendalian dalam jumlah besar ke
pihak lain.
5. Pengawas bank harus memiliki wewenang untuk menentukan persyaratan
penilaian akusisi atau investasi.
Peraturan Persyaratan Kehati-hatian
6. Pengawas perbankan harus menetapkan peraturan modal minimum yang tepat
dan sesuai prinsip kehati-hatian bagi semua bank.
7. Bagian penting dari suatu sistem pengawasan adalah penilaian kebijakan,
praktik dan prosedur bank.
8. Pengawas perbankan harus memastikan bank menjalankan kebijakan, praktik
dan prosedurnya.
9. Pengawas bank harus memastikan bahwa bank memiliki sistem informasi
manajemen yang memungkinkan manajemen mengidentifikasikan tingkat
konsentrasi portofolionya.
10. Dalam memberikan pinjaman harus dimonitor secara efektif dan perlu
dilakukan tindakan lain untuk mengendalikan risiko.
11. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki kebijakan dan
prosedur yang tepat dalam mengendalikan risiko negara (country risk).
12. Pengawas juga harus dapat mengendalikan risiko pasar.
13. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki proses
manajemen risiko komprehensif.
14. Pengawas perbankan harus mewajibkan bank agar memiliki pengendalian
internal.
15. Pengawas perbankan harus mewajibkan bank agar memiliki kebijakan, praktik
dan prosedur yang tepat.
Peraturan Informasi
Perbankan Antarnegara
Cara mengatasi kegagalan sistem perbankan dan juga biaya yang ditimbulkannya,
harus ditanggung secara politis oleh publik. Masalah tersebut tidak bisa menjadi
tanggung jawab pengawas perbankan saja, namun demikian memang pengawas
perbankan perlu memiliki sistem untuk mengatasi permasalah perbankan.
2. Pengertian Arsitektur Perbankan Indonesia
Upaya penyehatan
perbankan nasional Basel Principle 1997
API
Sistem perbankan
yang sehat, kuat, dan
sehat
Kestabilan Sistem
Keuangan
Pertumbuhan
Ekonomi Nasional
Pelaksanaan keenam pilar API di jabarkan lebih terperinci oleh Bank Indonesia
dalam program kegiatan pada rentang waktu sepuluh tahun ( dari 2004 hingga 2013 ).
Program – program tersebut adalah :
a. Penambahan modal baru baik dari pemegang saham lama maupun investor
baru.
b. Merger untuk mencapai prsyaratan modal minimum baru.
c. Penerbitan saham baru atau secondary offering dipasar modal.
d. Penertiban pinjaman subordinasi (subordinated loan).
Secara yurisdis formal, bank atas dasar kegiatan usahanya tetap terdiri atas dua
jenis,yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank umum dan bank perkreditan
rakyat bias memilih untuk beroperasi atas dasar prinsip konvensional atau yang
berdasarkan pada prinsip syariah.
Perlu diingat bahwa Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Adalah Suatu Kerangka Dasar
Sistem Perbankan Indonesia Yang Bersifat Menyeluruh Dan Memberi Arah,bentuk, Dan
Tatanan Industri Perbankan Untuk Rentang Waktu 5 – 10 Tahun Ke Depan.
Dalam waktu sepuluh sampai limabelas tahun ke depan program peningkatan permodalan
tersebut diharapkan akan mengarah pada terciptanya struktur perbankan yang lebih
optimal, yaitu terdapatnya:
2 sampai 3 bank yang mengarah kepada bank internasional dengan kapasitas dan
kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional serta memiliki modal di
atas Rp50 triliun;
3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat luas dan
beroperasi secara nasional serta memiliki modal antara Rp10 triliun sampai
dengan Rp50 triliun;
30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu
sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing bank. Bank-bank
tersebut memiliki modal antara Rp100 miliar sampai dengan Rp10 triliun;
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang
memiliki modal di bawah Rp100 miliar.
Lembaga keuanga bank dan lembaga keuangan bukan bank yang masing masing
memiliki tugas dan fungsinya sendiri-sendiri. Dan untuk menciptakan perbankan yang
sehat, kuat dan efesien maka diperlukan Arsitektur Perbankan Indonesia, diharapakan
Arsitektur Perbankan indonesia dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun yang mendatang
mampu membuat Bank Indonesia setara kedudukannya dengan bank-bank di negara lain.
Di era Globalisasi ini dan semakin canggihnya sistem informasi sangan lah perlu
pengendalian atau sebagai tonggak terbentuknya perbankan Indonesia yang teratur dan
sehat maka terbentuk lah Arsitektur Perbankan indonesia.
DAFTAR PUSTAKA