Anda di halaman 1dari 17

Econetica Vol.

3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021


e-ISSN : 2776 - 6403

GAGASAN UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI POLITIK, KONSTITUSI


EKONOMI, DAN KONSTITUSI SOSIAL
Habibul Umam Taqiuddin, SH, MH1
UUD 1945 sebagai konstitusi bangsa Indonesia merupakan dokumen hukum dan dokumen
politik yang memuat cita-cita, dasar-dasar, dan prinsip-prinsip penyeleng-garaan kehidupan
nasional. Cita-cita pembentukan negara yang kita kenal sebagai tujuan nasional tertuang
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu “(a) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b) memajukan kesejahteraan umum, (c)
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (d) melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Cita-cita tersebut akan dilaksanakan
dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berdiri di atas lima dasar negara, yaitu
Pancasila yang juga tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Untuk mencapai cita-cita tersebut dan melaksanakan penyelenggaraan negara berdasarkan
Pancasila, UUD 1945 telah memberikan kerangka susunan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Norma-norma dalam UUD 1945 tidak hanya mengatur kehidupan
politik, tetapi juga kehidupan ekonomi dan sosial. Hal ini disebabkan the founding fathers
menghendaki bahwa bangsa Indonesia berdaulat secara penuh, tidak hanya berdaulat secara
politik. Maka UUD 1945 merupakan konstitusi politik, konstitusi ekonomi, dan konstitusi
sosial yang harus menjadi acuan dan landasan secara politik, ekonomi, dan sosial, baik oleh
negara (state), masyarakat (civil society ), ataupun pasar (market).
Sebagai konstitusi politik, UUD Tahun 1945 berisi landasan konstitusional bagi Indonesia
mengenai jaminan terhadap hak-hak warga negara, pembatasan kekuasaan negara,
pengaturan mengenai hubungan negara dengan warga negara. Sebagai konstitusi ekonomi,
maka UUD 1945 harus dipahami sebagai kebijakan ekonomi tertinggi yang harus dijadikan
acuan dan rujukan dalam mengembangkan setiap kebijakan pembangunan ekonomi nasional.
sebagai konstitusi sosial, UUD 1945 mengatur tata kehidupan bermasyarakat.

Kata Kunci : UUD 1945, Konstitusi Politik, Konstitusi Ekonomi, Konstitusi Sosial.

1
Dosen Tetap Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat.

38
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

PENDAHULUAN pendapat tersebut dengan menyatakan


Secara etimologis, istilah konstitusi “constitution is a collection of principles
dalam bahasa Indonesia antara lain berpadanan according to which the power of the
dengan kata “constitution” (bahasa Inggris), government, the right of the governed, and the
“constitutie” (bahasa Belanda), “ constitutionel relations between the two are adjusted.7
” (bahasa Perancis), “verfassung” (bahasa Di samping C.F Strong, K.C Wheare
Jerman), “constititutio” (bahasa Latin), yang juga salah satu pakar konstitusi modern
“fundamental law” (Amerika Serikat).2 Istilah mengatakan “…it use to describe the whole
konstitusi juga berarti “pembentukan” berasal system of government of a country, the
dari kata kerja “constituer’(Perancis) yang collection of rules which establishand regulate
berarti “membentuk”.3 Sementara itu, istilah or govern the government ”.8 Sementara itu, S.E
UUD merupakan terjemahan dari perkataan Finer, Vernon Bogdanor, dan Bernard Rudden,
Belanda grondwet. Dalam kepustakaan Belanda, berpendapat “constitutions are codes of norm
selain grondwet juga digunakan istilah which aspire to regulate the allocation of
constitutie. Kedua istilah tersebut mempunyai powers, functions, and duties among the various
pengertian yang sama.4 agencies and officers of government, and to
Dalam bahasa Indonesia dijumpai istilah define the relationships between these and the
hukum yang lain yaitu hukum dasar. Dalam public.9
perkembangannya konstitusi mempunyai dua Sementara itu dalam kamus Black’s Law
pengertian, yaitu pengertian konstitusi dalam Dictionary, bahwa pengertian konstitusi adalah
arti luas dan pengertian konstitusi dalam arti “the fundamental and organic law of a nation or
sempit. Pengertian konstitusi dalam arti luas state, establishing the conception, character,
dikemukakan oleh Bollingbroke yang and organization of its government, as well as
menyatakan “by constitution, we mean, whener prescribing the extent of its sovereign power
we speak with propriety and exactness, that and the manners of its exercise”. 10 Selanjutnya,
assemblage of laws, institutions and customs, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
derived from certain fixed principle of oleh seorang Guru Besar Hukum Tata Negara
reasons… that compose the general system, Belanda (Van Maarseveen cs, 1978)
according to which the community had agreed mengemukakan bahwa konstitusi suatu negara
to be governed”. 5 merupakan:
Pengertian konstitusi dalam arti sempit 1. Dokumen nasional artinya,
dapat dilihat dari pendapat James Bryce yang mempunyai sebuah konstitusi
menyatakan “ .. a frame of political society, hendak ditujukan kepada dunia luar
organized through and by law, that is to say on identitas negara sendiri.
in which law has established permanent 2. Dokumen politik dan hukum artinya,
institutions with recognized functions and konstitusi merupakan alat untuk
definite rights”.6 C.F Strong melengkapi pembentukan sistem politik dan
sistem hukum negara sendiri.
2 3. Sertifikat (piagam) kelahiran negara
Rukmana Amanwinata. “Pengaturan dan Batas
Implementasi Berserikat dan Berkumpul Dalam Pasal 28 artinya, konstitusi merupakan tanda
UUD 1945”, Disertasi, Bandung: Universitas Padjajaran,
1996, hlm 48 and Exiting Form, Sidwigk & Jackson Limited, London
3
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Tata 1966. Hlm 11
7
Negara Indonesia, Jakarta: Dian Rakyat, 1989, hlm 10. Ibid
4 8
Sri Soemantri,”UUD 1945 Kedudukan dan K.C Wheare. Op. Cit. hlm 1
9
Artinya dalam Kehidupan Bernegara”, Jurnal Demokrasi S.E Finer, Vernon Bogdanor, dan Bernard
& HAM, Vol. I, No. 4 September-November 2001,hlm 47 Rudden. Comparing Constitution, Cleredon Press,
5
K.C Wheare. Modern Constitution. Oxford Oxford, 1995, hlm 1.
10
University Press, 1996, hlm 3 Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary;
6
CF. Strong. Modern Political Constitution, An Seventh Edition, West Publishing Co. , St . Paul MN,
Introduction to The Comparative Studi of Their History 1999, hlm 306
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

kedewasaan (rakyat, bangsa) dan dokumen politik yang memuat cita-cita, dasar-
tanda kemerdekaan.11 dasar, dan prinsip-prinsip penyeleng-garaan
kehidupan nasional. Cita-cita pembentukan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa negara yang kita kenal sebagai tujuan nasional
konstitusi merupakan dokumen hukum (legal tertuang dalam alinea keempat Pembukaan
document) resmi dengan kedudukan yang sangat UUD 1945, yaitu “(a) melindungi segenap
istimewa baik dalam bentuk tertulis (written) bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
maupun tidak tertulis (unwritten). Keistimewaan Indonesia, (b) memajukan kesejahteraan umum,
suatu konstitusi terletak pada sifatnya yang (c) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (d)
mulia yang mencakup kesepakatan tentang melaksanakan ketertiban dunia yang
prinsip-prinsip pokok organisasi dan kekuasaan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
negara serta upaya pembatasan kekuasan dan keadilan sosial”. Cita-cita tersebut akan
negara. Kemuliaan konstitusi itu pulalah yang dilaksanakan dalam susunan Negara Republik
menjadikan sebagai fundamental law dan the Indonesia yang berdiri di atas lima dasar negara,
higher law karena wujudnya yang dapat yaitu Pancasila yang juga tercantum dalam
dipersamakan dengan suatu dalam piagam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
kelahiran suatu negara baru (a birth certificate). Untuk mencapai cita-cita tersebut dan
Di dalam konstitusi tercakup pandangan hidup melaksanakan penyelenggaraan negara
dan inspirasi bangsa yang memilikinya. Itulah berdasarkan Pancasila, UUD 1945 telah
sebabnya mengapa sebagai dokumen hukum memberikan kerangka susunan kehidupan
yang sangat istimewa ini menjadi sumber bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
hukum utama, sehingga tidak ada satu peraturan Norma-norma dalam UUD 1945 tidak hanya
perundang-undangan pun yang boleh mengatur kehidupan politik, tetapi juga
12
bertentangan dengannya. kehidupan ekonomi dan sosial. Hal ini
Secara teoretis konstitusi dibedakan disebabkan the founding fathers menghendaki
menjadi konstitusi politik, konstitusi, dan bahwa bangsa Indonesia berdaulat secara penuh,
konstitusi ekonomi, dan konstitusi sosial. tidak hanya berdaulat secara politik. Maka UUD
Gagasan ini muncul karena paradigma berpikir 1945 merupakan konstitusi politik, konstitusi
model lama yang melihat konstitusi hanya ekonomi, dan konstitusi sosial yang harus
sebagai dokumen politik sudah tidak lagi menjadi acuan dan landasan secara politik,
memadai untuk menghadapi tantangan abad ke- ekonomi, dan sosial, baik oleh negara (state),
21.13 masyarakat (civil society ), ataupun pasar
UUD 1945 sebagai konstitusi bangsa (market).
Indonesia merupakan dokumen hukum dan UUD 1945 lahir melalui Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Perumusan
11
Sri Soemantri. Op.Cit, hlm 47 UUD l945 oleh the founding father’s jauh dari
12
Albert P. Blaustein dalam kertas kerjanya, pikiran parsial, kelompok dan sukuisme.
pada Barcelona Conference on the law of the World. Mereka berpikir secara kosmotik dan
Tanggal 6-11 Oktober 1991 menjuluki konstitusi sebagai
The Queen of legal document. Katanya, suatu konstitusi
menemukan kepribadian bangsa Indonesia yang
harus merupakan sumber inspirasi, kalimat-kalimatnya terkristal dalam nilai Pancasila termuat dalam
indah dan puitis serta penuh makna. pembukaan UUD l945, sebagai landasan
13
mengapa Negara Indonesia dibentuk. UUD l945
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Sosial Dan
tidak sekedar dokumen hukum tertulis, tetapi
Ekonomi Serta Perspektif Mengenai Tanggungjawab
juga mengandung jiwa bangsa sebagai “moral
Sosial Perusahaan. Disampaikan pada dalam materi
reading and philosophical of constitution” dan
Perkuliahan Bagi Mahasiswa Magister KeNotariatan
landasan politik hukum Negara Indonesia.
Universitas Sriwijaya pada hari Sabtu, 21 Mei 2011. Di
akses dari situs http://mkn
unsri.blogspot.com/2011/05/konstitusi-sosial-dan-
ekonomi-serta.html. pada tanggal 22 Agustus 2019.

40
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

HASIL DAN PEMBAHASAN adanya ratifikasi terhadap


1. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Politik perjanjian-perjanjian
Dalam bukunya Modern internasional.
Constitution, K.C Wheare menjelaskan 3. Konstitusi sebagai sumber
istilah konstitusi, secara garis besarnya hukum tertinggi.
dapat dibedakan ke dalam dua pengertian, Konstitusi mengatur maksud
yakni: dan tujan terbentuknya suatu
Pertama, istilah konstitusi negara dengan sistem
dipergunakan untuk menunjukkan administrasinya melalui
kepada seluruh aturan mengenai adanya kepastian hukum yang
sistem kenegaraan. terkandung dalam pasal-
Kedua, istilah konstitusi menunjuk pasalnya, unifikasi hukum
kepada suatu dokumen atau nasional, social control,
beberapa dokumen yang memuat memberikan legitimasi atas
aturan-aturan dan ketentuan- berdirinya lembaga-lembaga
ketentuan tertentu yang bersifat negara termasuk pengaturan
pokok atau dasar saja mengenai tentang pembagian dan
ketatanegaran suatu negara. 14 pemisahan kekuasaan antara
organ legislatif, eksekutif, dan
Berdasarkan pandangan yang yudisial.
dikemukakan K.C Wheare, C.F Strong, 4. Konstitusi sebagai identitas
Henc van Maarseven, Lawrence Beer, M. nasional dan lambang
Rosenfeld, Sri Soemantri, E.C.S Wade, persatuan.
William G. Andrews, dan Jimly Konstitusi menjadi suatu
Asshiddiqie, menurut Komisi Konstitusi sarana untuk memperlihatkan
MPR RI kedudukan dan fungsi konstitusi berbagai nilai dan norma suatu
adalah: bangsa dan negara, misalnya
1. Konstitusi berfungsi sebagai simbol demokrasi, persatuan,
dokumen nasional (national keadilan, kemerdekaan, negara
document) yang mengandung hukum, yang dijadikan
perjanjian luhur, berisi sandaran untuk mencapai
kesepakatan-kesepakatan kemajuan dan keberhasilan
tentang politik, hukum, tujuan negara. Konstitusi
pendidik-an, kebudayaan, suatu negara diharapkan dapat
ekonomi, kesejahteraan, dan menyatakan persepsi
aspek fundamental yang masyarakat dan pemerintah,
menjadi tujuan negara. sehingga mem-perlihatkan
2. Konstitusi sebagai piagam adanya nilai identitas
kelahiran baru (a birth kebangsaan, persatuan dan
certificate of new state) kesatuan, perasaan bangga dan
Hal ini juga merupakan bukti kehormatan sebagai bangsa
adanya pengakuan masyarakat yang bermartabat. Konstitusi
internasional, termasuk untuk dapat memberikan pemenuhan
menjadi anggota PBB, oleh dan harapan-harapan sosial,
karena itu, sikap kepatuhan ekonomi, dan kepentingan
suatu negara terhadpa hukum politik. Konstitusi tidak saja
internasional ditandai dengan mengatur pembagian dan
pemisahan kekuasaan dalam
14 lembaga-lembaga politik
KC. Wheare. Loc.Cit. hlm 1-2

41
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

seperti legislatif, eksekutif, 9. Fungsi penyalur atau pengalih


dan yudisial, akan tetapi juga kewenangan dari sumber
mengatur tentang penciptaan kekuasaan yang asli (yang
keseimbangan hubungan dalam sistem demokrasi
(check and balances) antara adalah rakyat) kepada organ
aparat pemerintah di pusat negara.
maupun daerah 10. Fungsi simbolik sebagai
5. Konstitusi sebagai alat untuk rujukan identitas dan
membatasi kekuasaan. keagunagn kebangsaan
Konstitusi dapat berfungsi (identity of nation) .
untuk membatasi kekuasaan, 11. Fungsi simbolik pusat upacara
mengendalikan perkembangan (center of ceremony).15
dan situasi politik yang selalu
berubah, serta berupaya untuk Shepherd L. Writman dan John J.
menghindarkan adanya Wuest berpendapat bahwa fungsi
penyalahgunaan kekuasaan. terpenting konstitusi adalah menetapkan
Berdasarkan alasan tersebut, prinsip-prinsip dasar bagi organisasi dan
menjadi sangat penting sikap tindakan pemerintahan.
diperhatikan seberapa jauh Selengkapnya mereka menyatakan “It
formulasi pasal-pasal dalam major function is to estabilish
konstitusi meng- fundamental principles for the
akomodasikan materi muatan organization and conduct of
pokok dan penting, sehingga government”. 16 Fungsi konstitusi
dapat mencegah timbulnya menurut K.C. Wheare, yakni “…Its
penafsiran yang beraneka function is to regulate institutions, to
ragam (ambiguitas) govern a government ”. 17 Sementara itu
6. Konstitusi sebagai pelindung Henc van Maarseven dan Ger van der
HAM dan kebebasan warga Tang dalam sebuah studinya terhadap
negara. konstitusi-konstitusi di dunia dan yang
Konstitusi memberikan dituangkan dalam buku dengan judul
perlindungan terhadap hak- Written Constitution , antara lain
hak asasi manusia dan hak- mengatakan bahwa :
hak kebebasan warga negara. 1. Constitution as means of forming
Hal ini merupakan the state’s own political and legal
pengejawantahan suatu negara system;
hukum denga ciri-ciri equlity 2. Constitution as a national document
before the law, non- dan as a birth certificate dan bahkan
diskriminatif dan keadilan
hukum (legal justice) dan
keadilan moralitas (social and
moral justice).
15
7. Berfungsi mengatur hubungan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
kekuasaan antar organ negara. Indonesia, Buku I Naskah Akademik Kajian Komprehensif
Komisi Konstitusi Tentang Perubahan Undang-Undang
8. Fungsi pemberi atau sumber
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (Jakarta:
legitimasi terhadap kekuasaan Sekretariat MPR RI, 2004). hal 12
negara ataupun kegiatan 16
Shelpher L. Witman and John J. Wuest. Visual
penyelenggaraan kekuasaan Outline of Comparative Government, Littlefield, Adams
negara. & Co, Peterson, New Jersey, 1965, hal 5
17
K.C Wheare. Modern Constitutions. (Oxford
University Press, 1996), hal 6

42
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

a sign of adulthood and kaidah hukum saja, akan tetapi berisi


18
independence. pernyataan tentang keyakinan, prinsip-
Kedua ahli Hukum Tata Negara prinsip, dan cita-cita. Lebih lanjut K.C
Belanda di atas mengatakan, bahwa Wheare mengemukan tentang apa yang
selain sebagai dokumen nasional, seharusnya menjadi isi dari suatu
konstitusi juga sebagai alat untuk konstitusi, yaitu the very minimum, and
membentuk sistem politik sendiri dan that minimum to be rule of law.20
sistem hukum negaranya sendiri. Itulah Namun K.C Wheare tidak
sebabnya, menurut A. A. H. Struycken menguraikan secara jelas apa yang
Undang-Undang Dasar (grondwet) seharusnya menjadi materi muatan
sebagai konstitusi tertulis merupakan pokok dari suatu konstitusi. Ia
sebuah dokumen formal yang berisi: mengatakan bahwa sifat yang khas dan
1. Hasil perjuangan politik di mendasar dari bentuk konstitusi yang
waktu yang lampau; terbaik dan ideal adalah konstitusi itu
2. Tingkat-tingkat tertinggi harus sesingkat mungkin untuk
perkembangan ketata-negaraan menghindarkan kesulitan-kesulitan para
bangsa; pembentuk Undang-Undang Dasar.
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa Sehingga hasilnya akan dapat diterima
yang hendak diwujudkan, baik baik oleh mereka yang akan dilindungi
waktu sekarang maupun untuk oleh Undang-Undang Dasar tersebut.
masa yang akan depan; Menurut J.G Stenbeck sebagaimana
4. Suatu keinginan, dengan mana dikutip oleh Sri Soemantri, pada
perkembangan kehidupan umumnya materi konstitusi atau undang-
ketatanegaraan bangsa hendak undang dasar mencakup tiga hal yang
dipimpin.19 fundamental, yaitu pertama, adanya
jaminan terhadap hak-hak asasi manusia
Apabila masing-masing muatan dan warga negaranya; kedua,
tersebut kita kaji, maka kita dapat ditetapkannya ketatanegaraan suatu
menarik kesimpulan bahwa sebagai negara yang bersifat fundamental; dan
dokumen nasional dan tanda kedewasaan yang ketiga, adanya pembagian dan
dari kemerdekaan sebagai bangsa, pembatasan tugas ketatanegaraan yang
konstitusi juga sebagai alat yang berisi juga bersifat fundamental.21 Lazimnya
sistem politik dan sistem hukum yang pembagian dan pembatasan tugas
hendak diwujudkan. Dalam kaitan ini, ketatanegaraan oleh Montesquieu22
K.C Wheare mengemukakan adanya dua dibagi menjadi tiga cabang kekuasaan
pendapat yang berbeda satu sama lain. negara, yaitu:
Pertama, ada yang menganggap bahwa 1. Legislatif : pemegang
konstitusi semata-mata hanya dokumen kekuassaan membentuk undang-
hukum dan isinya hanya berupa aturan- undang;
aturan hukum saja, tidak lebih dari itu. 2. Yudikatif : pemegang kekuasaan
Kedua, pendapat yang mengatakan di bidang kehakiman.
bahwa konstitusi tidak berisi kaidah-
20
K.C Wheare, Op.Cit, hal 33-34
18 21
Sri Soemantri M, Fungsi Konstitusi Dalam Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan
Pembatasan Kekuasaan, dikutip dari Jurnal Hukum, No. Sistem Perubahan Konstitusi Dalam Batang Tubuh UUD
6 Vol 1996, hal. 4. 1945 (Sebelum dan Sesudah Perubahan UUD 1945),
19
Sri Soemantri Martosoewignjo. Prosedur dan (Bandung: PT. Alumni, 2006). Hal 60
22
Sistem Perubahan Konstitusi Dalam Batang Tubuh UUD Montesquieu, The Spirit Of Law, ed, David
1945 (Sebelum dan Sesudah Perubahan UUD 1945), Wallace Corrithers, (London: University of California,
(Bandung: PT. Alumni, 2006). Hal. 3. Cet. 5, 1997), hal 196;

43
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

3. Eksekutif : pemegang kekuasaan yang sama. Konstitusi adalah refleksi


di bidang pemerintahan dari nilai-nilai, sejarah, dan tujuan dalam
Merujuk pada pendapat Van pembentukan negara. Konstitusi
Maarseveen cs mengenai konstitusi merupakan ciri dari negara hukum yang
suatu negara, motivasi yang menjadi mengatur segala aspek menggunakan
latar belakang pembuatan konstitusi bagi alat (hukum). Hukum (peraturan
negara yang satu berbeda dengan yang perundang-undangan) adalah salah satu
lain. Hal ini disebabkan karena beberapa dalam membentuk suatu kebijakan atau
hal, antara lain sejarah yang dialami oleh peraturan perundang-undangan yang
bangsa yang bersangkutan, cara sesuai dengan konstitusi.
memperoleh kemerdekaan bangsanya, Dari pendapat Lord Bryce di
situasi dan kondisi pada saat menjelang atas, motivasi adanya UUD 1945 (asli)
kemerdekaan, dan lain sebagainya. yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
Menurut pendapat Lord Bryce, hal-hal 1945, adalah karena kehendak para
yang menjadi alasan (raison d’etre) Pembentuk Negara (the founding
sehingga sesuatu negara memiliki suatu fathers) agar terjamin penyelenggaraan
negara, terdapat beberapa macam, Ketatanegaraan Negara Kesatuan
sebagai berikut: Republik Indonesia secara pasti, artinya
1. Adanya kehendak para adanya kepastian hukum sebagaimana
warga negara dari negara yang tersirat dalam alinea keempat
yang bersangkutan agar Pembukaan UUD 1945 menyatakan
terjamin hak-haknya dan sebagai berikut:
bertujuan untuk membatasi Kemudian daripada itu untuk
tindakan-tindakan para membentuk suatu Pemerintah
penguasa di negara Negara Indonesia yang
tersebut; melindungi segenap bangsa
2. Adanya kehendak dari para Indonesia dan seluruh tumpah
penguasa negara dan atau darah Indonesia dan untuk
rakyatnya untuk menjamin memajukan kesejahteraan umum,
agar terdapat pola atau mencerdaskan kehidupan bangsa,
sistem tertentu atas dan ikut melaksanakan ketertiban
pemerintahan negaranya; dunia yang berdasarkan
3. Adanya kehendak para kemerdekaan, perdamaian abadi
pembentuk negara tersebut dan keadilan sosial, maka
agar terdapat kepastian disusunlah Kemerdekaan
tentang cara Kebangsaan Indonesia itu dalam
penyelenggaraan suatu Undang-Undang Dasar
ketatanegaraannya; Negara Indonesia, yang
4. Adanya kehendak dari terbentuk dalam suatu susunan
beberapa negara yang Negara Republik Indonesia yang
semula masing-masing berkedaulatan rakyat dengan
berdiri sendiri, untuk berdasar kepada Ketuhanan Yang
menjalin kerjasama.23 Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan
Pembentukkan negara harus Indonesia dan Kerakyatan yang
didasarkan pada tujuan, sejarah dan nilai dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
23
Permusyawaratan/ Perwakilan,
Dasril Radjab. Hukum Tata Negara Indonesia,
serta dengan mewujudkan suatu
Jakarta, Rineka Cipta, 2005. Hlm 46

44
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

Keadilan sosial bagi seluruh Wolfgang berpendapat bahwa, “Franz


rakyat Indonesia. Bohn yang mengembangkan ide
mengenai istilah konstitusi ekonomi”.25
Dengan melihat UUD NRI Menurut Wolfgang K, Franz Bohn
Tahun 1945 sebagai konstitusi politik, mengembangkan ide kompetisi dalam
terdapat 4 (empat) hal yang ditemukan bentuk hukum, dan meletakkan landasan
antara lain: teoritis mengenai tata ekonomi
1) UUD NRI Tahun 1945 (economic order) yang membuka
adalah hasil perjuangan wawasan kita tentang konsep konstitusi
politik bangsa di waktu ekonomi. Padahal, meletakkan landasan
lampau; kebijakan ekonomi tertinggi dalam
2) UUD NRI Tahun 1945 berisi sebuah konstitusi sudah dilakukan
pandangan tokoh-tokoh sekitar Tahun 1981. Pada tahun 1918
bangsa yang hendak Soviet Rusia menuangkan prinsip-
diwujudkan, baik untuk prinsip dasar kebijakan ekonomi dalam
waktu sekarang maupun konstitusinya. Sedangkan, pada Tahun
untuk masa yang akan 1919 Republik Weimar Jerman
datang; memasukkan dasar kebijakan ekonomi
3) UUD NRI Tahun 1945 dalam konstitusinya.
mengandung suatu keinginan Kebijakan ekonomi tertinggi
dengan perkembangan suatu negara yang tertuang dalam sebuah
kehidupan ketatanegaraan konstitusi disebut konstitusi ekonomi.
bangsa hendak dipimpin; dan Istilah konstitusi ekonomi di Indonesia,
4) UUD NRI Tahun 1945 diperkenalkan pada Tahun 1990-an oleh
melalui perubahan Jimly Asshiddiqie dalam Disertasi di
penyesuaiannya, merupakan Universitas Indonesia. Selanjutnya, pada
tingkat-tingkat tertinggi Tahun 2010 Prof. Jimly
perkembangan memperkenalkan konstitusi ekonomi
ketatanegaraan bangsa.24 lebih mendalam dalam sebuah buku
berjudul “Konstitusi Ekonomi”.
Sebagai konstitusi politik, UUD Konstitusi ekonomi harus menjadi
Tahun 1945 berisi landasan prinsip-prinsip dasar membentuk suatu
konstitusional bagi Indonesia mengenai kebijakan ekonomi. Tujuannya, agar
jaminan terhadap hak-hak warga negara, setiap kebijakan ekonomi mendorong
pembatasan kekuasaan negara, pada tercapainya tujuan ekonomi yang
pengaturan mengenai hubungan negara tertera dalam konstitusi ekonomi. Tujuan
dengan warga negara. konstitusi ekonomi adlah meningkatkan
secara optimal kesejahteraan dan
2. UUD 1945 Sebagai Konstitusi keselamatan ekonomi warga negara,
Ekonomi karena penjaminan kesejahteraan
dilakukan dengan memastikan hak
Istilah konstitusi ekonomi bisa ekonomi dalam konstitusi.
dikatakan baru dalam bidang hukum Salah satu masalah serius yang
maupun ekonomi. Hal ini dipelopori kita hadapi dalam pembangunan
tulisan Wolfgang K. dalam Journal of kebijakan-kebijakan perekonomian.
Law and Economics pada tahun 1999.
25
Wolfgang K., On the Concept of the
24
Sri Soemantri M, Hukum Tata Negara “Economic Constitution” and the Importance of Franz
Indonesia, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014, hlm Bohn From the Viewpoint of Legal History, 3 European
24. Journal Law and Economics, 1996, hlm 355-356.

45
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

Kebijakan-kebijakan perekonomian Bangun perusahaan yang sesuai


harus mengacu kepada Pasal 33 Undang- dengan itu ialah koperasi.
Undang Dasar 1945 yang selengkapnya Perekonomian berdasar atas
berbunyi sebagai berikut: demokrasi ekonomi, kemak-
BAB XIV muran bagi semua orang. Sebab
KESEJAHTERAAN SOSIAL itu cabang-cabang produksi
Pasal 33 yang penting bagi negara dan
(1) Perekonomian disusun yang menguasai hidup orang
sebagai usaha bersama banyak harus dikuasai oleh
berdasar atas asas negara. Kalau tidak, tampuk
kekeluargaan. produksi jatuh ke tangan orang-
(2) Cabang-cabang produksi eorang yang berkuasa dan
yang penting bagi negara rakyat yang banyak
dan yang menguasai hajat ditindasinya.
hidup orang banyak Hanya perusahaan yang tidak
dikuasai oleh negara. menguasai hajat hidup orang
(3) Bumi dan air dan banyak boleh ada ditangan
kekayaan alam yang orang-seorang.
terkandung di dalamnya Bumi dan air dan kekayaaan
dikuasai oleh negara dan alam yang terkandung dalam
dipergunakan untuk bumi adalah pokok-pokok
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
kemakmuran rakyat.
GBHN memuat ciri-ciri positif
dan negatif demokrasi ekonomi
Berdasarkan ketentuan tersebut, Indonesia yang mengadopsi Ketetapan
konstitusi ekonomi Indonesia adalah MPRS No. XIII/MPRS/1966 Tentang
sistem ekonomi Pancasila (atau sering Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan
disebut sebagai demokrasi ekonomi). Ekonomi, Keuangan Dan Pembangunan.
Secara tersirat demokrasi ekonomi dapat Ciri-ciri positifnya antara lain :
dilihat dalam Penjelasan Undang- (a) Perekonomian disusun
Undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai usaha bersama
sebagai berikut: atas azas kekeluargaan,
BAB XIV dan karenanya tidak
KESEJAHTERAAN SOSIAL mengenal struktur
Pasal 33 pertentangan kelas;
(b) Sumber-sumber
Dalam pasal 33 tercantum dasar kekayaan negara dan
demokrasi ekonomi, produksi keuangan negara
dikerjakan oleh semua, untuk digunakan dengan
semua dibawah pimpinan atau permufakatan lembaga-
penilikan anggota-anggota lembaga perwakilan
masyarakat. Kemakmuran rakyat, sedang
masyarakat-lah yang pengawasan dari peng-
diutamakan, bukan gunaan ada pada
kemakmuran orang-seorang. lembaga-lembaga
Sebab itu perekonomian perwakilan rakyat pula;
disusun sebagai usaha bersama (c) Cabang-cabang produksi
berdasar atas asas kekeluargaan. yang penting bagi

46
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

negara dan yang dalam posisi Indonesia


menguasai hajat hidup di ekonomi dunia;
rakyat banyak dikuasai (b) Sistim estatisme dalam
oleh Negara; mana negara beserta
(d) Kepada warga negara aparatur ekonomi negara
diberi kebebasan dalam berdominasi penuh dan
memilik pekerjaan dan yang mendesak serta
diberi hak akan mematikan potensi serta
pekerjaan serta daya kreasi unit-unit
penghidupan yang ekonomi diluar sektor
layak; negara;
(e) Hak milik perorangan (c) Monopoli yang
diakui dan dimanfaatkan merugikan masyarakat.27
guna kesejahteraan
masyarakat, dan Dengan demikian demokrasi
karenanya tidak boleh ekonomi adalah arah kebijakan ekonomi
dijadikan alat unruk yang mengutamakan kemakmuran
mengeksploitasi sesama masyarakat daripada kemakmuran
manusia. individu. Hal ini menegaskan bahwa
(f) Potensi, inisiatif dan pembangunan ekonomi bukan tertuju
daya kreasi setiap warga pada individu atau golongan tertentu,
negara dapat akan tetapi pembangunan ekonomi
diperkembangkan secara merata sehingga kesejahteraan
sepenuhnya dalam masyarakat dalam pembangunan
batas-batas yang tidak ekonomi dapat terwujud.
merugikan kepentingan Pembahasan sistem ekonomi
umum; Indoensia tidak bisa dilepaskan dengan
(g) Fakir miskin dan anak- sosok Bung Hatta. Bung Hatta adalah
anak terlantar berhak seseorang negarawan yang melahirkan
mem-peroleh jaminan pemikiran-pemikiran intelektual,
sosial.26 khususnya mengenai gagasan tentang
ekonomi kerakyatan. Konsep ekonomi
Sementara itu ciri-ciri negatif kerakyatan adalah sebuah konsep
dalam demokrasi ekonomi Indonesia politik-perekonomian yang memusatkan
yang harus dihindari antara lain : pembangunannya pada rakyat. Konsep
(a) Sistem free-fight ini menempatkan koperasi sebagai
liberalism yang medium pencapaian hasil, tanpa
menumbuhkan mengesampingkan peranan besar dalam
eksploitasi terhadap menanggapi pasar dan negara. Konsep
manusia dan bangsa lain ekonomi kerakyatan adalah sebuah
dan yang dalam ideologi dalam menanggapi kegagalan
sejarahnya di Indonesia komunisme dan liberalisme yang
telah menimbulkan dan berkembang saat itu. Konsep ekonomi
mempertahankan kerakyatan dituangkan dalam Pasal 33
kelemahan struktural
26 27
Pasal 6 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Pasal 7 Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara Republik Indonesia No. Rakyat Sementara Republik Indonesia No.
XXIII/MPRS/1966 Tentang Pembaharuan Kebijaksanaan XXIII/MPRS/1966 Tentang Pembaharuan Kebijaksanaan
Landasan Ekonomi, Keuangan, Dan Pembangunan. Landasan Ekonomi, Keuangan, Dan Pembangunan.

47
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

UUD 1945 dan penempatan koperasi 7) Memelihara fakir miskin


dalam perekonomian Indonesia. dan anak terlantar [Pasal
Bung Hatta dalam ekonomi 34].
kerakyatan mengedepankan kepentingan
umum (masyarakat), akan tetapi hak dan Istilah ekonomi kerakyatan
martabat individu harus tetap dilindungi bergeser menjadi ekonomi Pancasila
dan dihargai. Beliau memiliki pemikiran yang sebenarnya sama saja. Istilah
bahwa sebuah pembangunan ekonomi ekonomi Pancasila sangat identik
harus berdampak pada kesejahteraan dengan tokoh Mubyarto pada tahun
sosial. Pemikiran ekonomi kerakyatan 1980. Akan tetapi pertama
menentang konsep liberalism yang diperkenalkan oleh Emil Salim dalam
sangat individualistik. Kegagalan konsep publikasinya 2 (dua) karangan mengenai
ekonomi kerakyatan ini justru lahir dari ekonomi Pancasila, yaitu satu dalam
perubahan regulasi yang memudarkan bentuk monografi yang diterbitkan oleh
semangat egaliter koperasi. Karakteristik Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan
ekonomi kerakyatan, yaitu: Nasional (LEKNAS),28 dan satu dalam
1) Menyusun perekonomian bentuk bab pada sebuah buku yang juga
sebagai usaha bersama diterbitkan oleh LEKNAS dan secara
berdasar atas asas khusus dipersembahkan kepada para
kekeluargaan peserta Lembaga Pertahanan Nasuonal
[(mengembangkan koperasi (LEMHANAS).29 Pada tahun 1980,
Pasal 33 ayat (1)]; Mubyarto mengembangkan gagasan
2) Menguasai cabang-cabang ekonomi Pancasila baik dalam wilayah
produksi yang penting bagi keilmuan maupun sebagai identitas bagi
negara dan yang menguasai praktisi kebijakan. Merujuk pada
hajat hidup orang banyak penjelasan Mubyarto, ekonomi Pancasila
[(mengembangkan BUMN memiliki 5 (lima) ciri, yaitu :
Pasal 33 ayat (2)] ; 1) Roda perekonomian
3) Menguasai dan memastikan digerakkan oleh rangsangan
pemanfaatan bumi, air, dan ekonomi, sosial, dan moral ;
segala kekayaan yang 2) Kehendak kuat dari seluruh
terkandung di dalamnya masyarakat ke arah
bagi sebesar-besarnya kemerataan sosial
kemakmuran rakyat [Pasal
33 ayat (3)] ;
4) Mengelola anggaran negara 28
Emil Salim, Sistem Ekonomi dan Ekonomi
untuk kesejahteraan rakyat; Indonesia, Lembaga Ekonomi dan Kemasjarakatan
memberlakukan pajak Nasional, Jakarta, 1965. Monografi setebal 94 halaman
itu diberi pengantar oleh Widjojo Nitisastro, dimana
progresif dan memberikan
pengantarnya bertiti mangsa 1 Agustus 1965.
subsidi ; 29
Emil Salim, Politik dan Ekonomi Pantjasila,
5) Menjaga stabilitas moneter ; Lembaga Ekonomi dan Kemasjarakatan Nasional,
6) Memastikan setiap warga Jakarta, 1965, hlm. 8-97 dimuat Widjojo Nitisastro dkk.
negara memperoleh haknya Masalah-masalah Ekonomi dan Faktor-Faktor IPOLSOS
(Ideologi, Politik, Sosial). Buku ini juga dipengantari oleh
untuk mendapatkan
Widjojo, dan Bertiti Mangsa 27 November 1965. Selain
pekerjaan dan penghidupan Emil Salim, para penyumbang tulisan dalam buku ini
yang layak bagi adalah Widjojo Nitisastro (yang juga menuliskan kata
kemanusiaan [Pasal 27 ayat pengantar), Ali Wardhana, Fuad Hasan, Selo Soemardjan
(2)]; , Mohammad Sadli, Barli Halim, Bintoro
Tjokroamidijojo, Subroto, Soelaiman Soemardi, dan
Kartomo Wirjosuhardjo.

48
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

(egalitarianisme), sesuai asas- Sebagai konstitusi ekonomi,


asas kemanusiaan ; maka UUD 1945 harus dipahami sebagai
3) Prioritas kebijakan ekonomi kebijakan ekonomi tertinggi yang harus
adalah penciptaan dijadikan acuan dan rujukan dalam
perekonomian nasional yang mengembangkan setiap kebijakan
tangguh yang berarti pembangunan ekonomi nasional.
nasionalisme menjiwai tiap
kebijakan ekonomi ; 3. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Sosial
4) Koperasi merupakan saka Suatu konstitusi modern tidak
guru perekonomian dan semata-mata mengatur dasar organisasi
merupakan bentuk paling negara atau kekuasaan, namun juga
konkret dari usaha bersama ; mengatur hak-hak rakyat dan
dan kepentingan rakyat di luar politik, yaitu
5) Adanya imbangan yang jelas kesejahteraan, kemakmuran, dan
dan tegas antara perencanaan keadilan sosial. Tercapainya
di tingkat nasional dengan kemakmuran dan kesejahteraan bagi
desentralisasi dalam seluruh rakyat Indonesia adalah salah
pelaksanaan kegiatan satu cita-cita yang diinginkan oleh para
ekonomi untuk menjamin pendiri negara Indonesia(the founding
keadilan sosial.30 fathers) .
Visi keadilan dan kesejahteraan
Di zaman globalisasi sekarang, rakyat yang diidealisasikan oleh itu the
kita tidak dapat lagi menghindar dari founding fathers mewarnai diskusi
dinamika pengaruh-mempengaruhi tentang dasar falsafah negara dalam
antara kesatuan ekonomi antara negara, persidangan BPUPKI. Hal ini dapat
tetapi pada saat yang sama kita juga dilihat pada saat Bung Karno
memerlukan pegangan kesepakatan menyampaikan pidatonya pada tanggal 1
bersama agar tidak larut dalam Juni 1945, dimana dia memasukkan
pragmatism zaman. Oleh karena itu, prinsip kesejahteraan. Dalam pidatonya
ekonomi konstitusi itu juga dinamakan beliau mengatakan selengkapnya sebagai
sebagai “constitutional market berikut:
economy”, sedangkan konstitusi “Jangan saudara kira, bahwa
ekonomi adalah konstitusi yang menjadi kalau Badan Perwakilan Rakyat
referensi atau acuan tertinggi dalam sudah ada, kita dengan sendiri
merumuskan kebijakan-kebijakan sudah mencapai kesejahteraan
ekonomi dalam satu negara atau satu ini. Kita sudah lihat, di negara-
kesatuan ekonomi. Apapun kebijakan negara Eropah adalah Badan
ekonomi yang dikembangkan, kebijakan Perwakilan, adalah
itu tidak boleh bertentangan dengan parlementaire democratie. Tetapi
konstitusi sebagai hukum dan acuan tidakkah di Eropa justru kaum
tertinggi.31 kapitalisme merajalela? Di
Amerika ada suatu Badan
Perwakilan Rakyat, dan tidakkah
30 di Amerika kaum kapitalis
Tarli Nugroho, Ekonomi Pancasila Refleksi
Setelah Tiga Dekade, situs https://www. merajalela? Padahal ada Badan
Academic.edu/1500041/Ekonomi Perwakilan Rakyat ! Tak lain dan
_Pancasila_Refleksi_setelah_Tiga_Dekade) diakses pada
tanggal 14 Maret 2017.
31
Jimly Asshiddiqie. Memperkenalkan seminar yang diadakan oleh Universitas Trisakti, Jakarta,
Konstitusi Ekonomi. Makalah yang disampaikan pada 12 Juli 2012. Hlm 9

49
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

tak bukan sebabnya, ialah oleh “Karena itu ternjatalah, bahwa


karena Badan-badan Perwakilan untuk membuat setjahtera rakjat-djelata,
Rakyat yang diadakan di sana politieke democratie atau
itu, sekedar resepnya Fransche parlementaire democratie sahadja
Revolutie. Tak lain tak bukan belumlah tjukup. Masih perlu
adalah yang dinamakan lagi di- tambah dengan
democratie di sana itu hanyalah demokrasi dilapangan lain, kerakjatan
politieke democratie saja; dilapangan lain, kesama-rasa
semata-mata tidak ada sociale sama-rataan dilapangan lain.
rechtvaardigheid, - tidak ada Lapangan ini lapangan r e z e k i,
keadilan sosial, tidak ada lapangan e k o n o m i,
ekonomische democratie sama perlu di-“complete”- kan lagi
sekali….”32 dengan demokrasi e k o n o m i.
Demokrasi politik sahadja belum
Kemudian Bung Karno tjukup,- jang mentjukupi ialah
mengajukan pertanyaan retoris, “Adakah demokrasi p l u s demokrasi
keadaan yang demikian ini kita hendaki ekonomi”.34
!”. Maka beliau mengajukan usulan
sebagai berikut: Selain Bung Karno, Bung Hatta
“Saudara-saudara, saya usulkan: adalah pengeritik utama demokrasi
Kalau mencari demokrasi Barat. Apabila diamati kritik-kritik Hatta
hendaknya bukan demokrasi terhadap demokrasi Barat dalam arti
Barat, tetapi permusyawaratan politik, yaitu demokrasi dalam
yang memberi hidup, yakni kehidupan politik, melainkan liberalism
politiek economische democratie secara umum. Dalam brosur Ke Arah
yang mampu mendatangkan Indonesia Merdeka, Bung Hatta
kesejahteraan sosial ! Rakyat mengemukakan sebagai berikut:
Indonesia sudah lama bicara hal “Jadinya, demokrasi Barat yang
ini. Apakah yang dimaksud dilahirkan oleh Revolusi Perancis tiada
dengan Ratu Adil ? Yang membawa kemerdekaan rakyat yang
dimaksud dengan paham Ratu- sebenarnya, melainkan menimbulkan
Adil, ialah sociale kekuasaan kapitalisme. Sebab itu
rechtvaardigheid, rakyat ingin demokrasi politik saja tidak cukup
sejahtera”.33 mencapai demokrasi yang
sebenarnya, yaitu Kedaulatan
Mengenai paham demokrasi yang Rakyat. Haruslah ada pula demokrasi
telah disampaikan di atas, telah ditulis ekonomi…”35
oleh Bung Karno dalam artikel
”Demokrasi Politik Dengan Demokrasi Kemudian the founding fathers
Ekonomi = Demokrasi Sosial” pada telah menyepakati bahwa salah satu
surat kabar “Pemandangan” tahun 1941. tujuan didirikannya negara Indonesia
Dalam artikel surat kabar tersebut, Bung adalah agar keadilan dan kemakmuran
Karno menyatakan sebagai berikut: bangsa Indonesia bisa diwujudkan.
Unsur-unsur welfare state ini telah
32
Safroedin Bahar et.al.. Risalah Sidang Badang
34
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Ir. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi.
Indonesia (BPUPKI)-Panitia Persiapan Kemerdekaan Djilid Pertama Tjetakan Keempat. Jakarta: Dibawah
Indonesia (PPKI) 28 Mei-22 Agustus 1945. (Jakarta: Bendera Revolusi, hlm. 579-580.
35
Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998), hlm. 100 Mohammad Hatta, Kumpulan Karang (I),
33
Ibid. Jakarta: Bulan Bintang, 1952, hlm 11

50
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

dimasukkan ke dalam Pancasila dan 2. Menjamin distribusi


UUD 1945) pada saat persiapan rapat kekayaan secara adil dan
pembahasan persiapan dan paska merata;
kemerdekaan negara Indonesia. 3. Mengurangi kemiskinan;
Pembukaan UUD 1945 yang memuat 4. Menyediakan asuransi
rumusan tujuan negara Indonesia sosial (pendidikan dan
“…..untuk memajukan kesejahteraan kesehatan) bagi masyarakat
umum, mencerdaskan kehidupan miskin;
bangsa, dan ikut melaksanakan Menyediakan subsidi untuk
ketertiban dunia yang berdasarkan layanan sosial dasar bagi
kemerdekaan, perdamaian abadi dan disadvantage people;
keadilan sosial…” 6. Memberi proteksi sosial
Rumusan dasar ideologi welfare bagi setiap warga negara.36
state yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu “memajukan Polarisasi tujuan-tujuan pokok
kesejahteraan umum” dan sila kelima negara kesejahteraan tersebut
Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh dirumuskan, pada hakiktnya
rakyat Indonesia” kemudian dimaksudkan untuk menetapkan
dimanifestasikan ke dalam batang tubuh indikator-indikator sebagai alat ukur
konstitusi negara Indonesia untuk dalam menilai apakah masyarakat sudah
dijadikan pedoman hidup berbangsa dan sejahtera atau belum. Selain fungsinya
penyelenggaraan kenegaraan. Dari sudut sebagai indikator juga dimaksudkan
padang sosial ekonomi, UUD 1945 1945 untuk memberi kemudahan bagi negara
disusun atas dasar paham negara (pemerintah) dalam mengambil langkah-
kesejahteraan (welfare state, langkah strategis dalam upaya
verzorgingstaat) seperti diatur dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 28 H (hak hidup sejahtera), Pasal Dengan demikian, tujuan-tujuan pokok
31 (hak atas pendidikan), Pasal 33 tersebut pada hakikatnya hanyalah
(perekonomian), dan Pasal 34 merupakan bagian-bagian dari tujuan
(pemeliharaan fakir miskin dan anak- akhir dari welfare state yaitu sebesar-
anak terlantar, sistem jaminan sosial, besar kemakmuran rakyat.
pelayanan kesehatan, dan lain-lain). Tujuan akhir tersebut tidak
Para framers of the Republic dan dibatasi secara limitatif pada bidang
framers of the Constitution telah material saja, melainkan meliputi semua
menyepakati hal-hal seperti dasar aspek kehidupan karena kesejahteraan
filosofis negara (filosofische grondslag), berkaitan langsung dengan harkat dan
demokrasi sosial yang menjamin martabat manusia. Dengan demikian,
keadilan sosial, asas negara dalam suatu negara yang menganut
kekeluargaan, serta menolak segala paham welfare state biasanya
bentuk liberalisme dan individualisme. mencantumkan bentuk-bentuk
Undang-Undang Dasar Negara 1945 kesejahteraan dalam pasal-pasal
mengandung semangat ke arah konstitusi atau undang-undang dasar
pembentukan model negara negaranya. Salah satu sarana penting
kesejahteraan dengan tujuan-tujuan yang dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
hendak dicapainya; yaitu: adalah mewujudkankan “keadilan
1. Mengontrol dan
mendayagunakan sumber
36
daya sosial ekonomi untuk Marilang, “Nilai Keadilan Sosial Dalam
Pertambangan”, Disetasi, Makassar: Program
kepentingan publik;
Pascasarjana UNHAS, 2010, hlm. 125.

51
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

sosial” sebagaimana yang terkandung menegaskan bahwa negara


dalam sila ke-5 Pancasila. bertanggungjawab terhadap
Dalam menguraikan sila keadilan kesejahteraan rakyat (setidaknya secara
sosial (prinsip kesejahteraan), Bung minimal), bahwa pemerintah harus
Karno menyatakan : mengatur pembagian kekayaan negara
“Maka oleh karena itu jikalau agar tidak ada rakyat yang kelaparan,
kita memang betul-betul tidak ada rakyat yang menemui ajalnya
mengerti, mengingat, mencintai karena tidak memperoleh jaminan
rakyat Indonesia, marilah kita sosial.39
terima prinsip hal sociale Keadilan sosial melalui perwujudan
rechtvaardigheid ini, yaitu bukan negara kesejahteraan merupakan imperative etis
saja persamaan p o l i t i e k, dari amanat Pancasila dan UUD 1945. Dalam
saudara-saudara, tetapi pun di realisasinya, usaha keadilan dan kesejahteraan
atas lapangan ekonomi kita harus sosial itu harus bersendikan nilai-nilai
mengadakan persamaan, artinya kekeluargaan Indonesia yang terkandung dalam
kesejahteraan bersama yang sila-sila Pancasila40. Oleh karena itu sebagai
sebaik-baiknya”.37 konstitusi sosial, UUD 1945 mengatur tata
kehidupan bermasyarakat.
Dalam rangka merealisasikan
keadilan itu, para the founding fathers
mengemukakan bahwa, “Negara adalah KESIMPULAN
suatu organisasi masyarakat yang Dengan melihat UUD NRI Tahun 1945 sebagai
bertujuan menyelenggarakan keadilan”. konstitusi politik, terdapat 4 (empat) hal yang
Cita-cita menghadirkan keadilan ditemukan antara lain (1) UUD NRI Tahun
bernegara dan negara yang berkeadilan 1945 adalah hasil perjuangan politik bangsa di
masyarakat adanya emansipasi dan waktu lampau; (2) UUD NRI Tahun 1945 berisi
partisipasi di bidang politik yang pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak
berkelidan dengan emansipasi dan diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun
partisipasi di bidang ekonomi. Inilah untuk masa yang akan datang; (3) UUD NRI
yang disebut dengan prinsip “sosio- Tahun 1945 mengandung suatu keinginan
demokrasi”. Menurut Bung Karno, dengan perkembangan kehidupan
“Sosio-demokrasi tidak ingin mengabdi ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin; dan (4)
kepada kepentingan sesuatu gundukan UUD NRI Tahun 1945 melalui perubahan
kecil sahaja, tetapi kepentingan penyesuaiannya, merupakan tingkat-tingkat
masyarkat. Sosio-demokrasi adalah tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
demokrasi politik dan demokrasi Oleh karena itu sebagai konstitusi politik, UUD
ekonomi”.38 Tahun 1945 berisi landasan konstitusional bagi
Negara Indonesia tidak Indonesia mengenai jaminan terhadap hak-hak
dikehendaki sebagai “negara liberal”, warga negara, pembatasan kekuasaan negara,
melainkan sebagai “negara pengaturan mengenai hubungan negara dengan
kesejahteraan”(negara sosial). Dalam warga negara.
pemikiran para pendiri bangsa (the
founding fathers), negara kesejahteraan Berangkat dari pengertian konstitusi
yang dimaksud adalah suatu bentuk ekonomi adalah konstitusi yang menjadi
pemerintahan yang demokratis yang referensi atau acuan tertinggi dalam

39
Yudi Latif. Negara Paripurna, Historisitas,
37
Safroedin Bahar et.al. Op.Cit. hlm. 100 Rasionalitas, dan Aktualitas, Jakarta: PT. Gramedia
38
Soekarno, “Demokrasi Politik dan Demokrasi Pustaka Utama, 2011, hlm 584
40
Ekonomi”, Pikiran Rakjat, 1932. Ibid.

52
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi CF. Strong. Modern Political Constitution, An


dalam satu negara atau satu kesatuan ekonomi, Introduction to The Comparative Studi
maka UUD 1945 harus dipahami sebagai of Their History and Exiting Form,
kebijakan ekonomi tertinggi yang harus Sidwigk & Jackson Limited, London
dijadikan acuan dan rujukan dalam 1966.
mengembangkan setiap kebijakan pembangunan
ekonomi nasional. Finer, S.E, Vernon Bogdanor, dan Bernard
Suatu konstitusi modern tidak semata- Rudden. Comparing Constitution,
mata mengatur dasar organisasi negara atau Cleredon Press, Oxford, 1995
kekuasaan, namun juga mengatur hak-hak
rakyat dan kepentingan rakyat di luar politik, Gamer, Bryan A., Black’s Law Dictionary;
yaitu kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan Seventh Edition, West Publishing Co. ,
sosial. Oleh karena itu sebagai konstitusi sosial, St . Paul MN, 1999
UUD 1945 mengatur tata kehidupan
bermasyarakat. Hatta, Mohammad, Kumpulan Karang (I),
Jakarta: Bulan Bintang, 1952
Ir. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi.
DAFTAR PUSTAKA Djilid Pertama Tjetakan Keempat.
Amantawinata, Rukmana. “Pengaturan dan Jakarta: Dibawah Bendera Revolusi,
Batas Implementasi Berserikat dan 1964
Berkumpul Dalam Pasal 28 UUD 1945”,
Disertasi, Bandung: Universitas K.C Wheare. Modern Constitution. Oxford
Padjajaran, 1996 University Press, 1996

Asshiddiqie, Jimly. Memperkenalkan Konstitusi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Ekonomi. Makalah yang disampaikan Sementara Republik Indonesia No.
pada seminar yang diadakan oleh XXIII/MPRS/1966 Tentang
Universitas Trisakti, Jakarta, 12 Juli Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan
2012. Ekonomi, Keuangan, Dan
Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi Sosial Dan Pembangunan.
Ekonomi Serta Perspektif Mengenai
Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Latif, Yudi. Negara Paripurna, Historisitas,
Disampaikan pada dalam materi Rasionalitas, dan Aktualitas, Jakarta: PT.
Perkuliahan Bagi Mahasiswa Magister Gramedia Pustaka Utama, 2011
KeNotariatan Universitas Sriwijaya pada
hari Sabtu, 21 Mei 2011. Di akses dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
situs http://mkn Indonesia, Buku I Naskah Akademik
unsri.blogspot.com/2011/05/konstitusi- Kajian Komprehensif Komisi Konstitusi
sosial-dan-ekonomi-serta.html. pada Tentang Perubahan Undang-Undang
tanggal 22 Agustus 2019. Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, (Jakarta: Sekretariat MPR
Bahar, Safroedin et.al.. Risalah Sidang Badang RI, 2004)
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)- Marilang, “Nilai Keadilan Sosial Dalam
Panitia Persiapan Kemerdekaan Pertambangan”, Disetasi, Makassar:
Indonesia (PPKI) 28 Mei-22 Agustus Program Pascasarjana UNHAS, 2010
1945. (Jakarta: Sekretariat Negara
Republik Indonesia, 1998) Martosoewignjo Sri Soemantri, Prosedur dan
Sistem Perubahan Konstitusi Dalam

53
Econetica Vol. 3 Nomor 2 p- ISSN : 2685-1016 November 2021
e-ISSN : 2776 - 6403

Batang Tubuh UUD 1945 (Sebelum dan Bohn From the Viewpoint of Legal
Sesudah Perubahan UUD 1945), History, 3 European Journal Law and
(Bandung: PT. Alumni, 2006). Economics, 1996

Montesquieu, The Spirit Of Law, ed, David


Wallace Corrithers, (London: University
of California, Cet. 5, 1997)

Nugroho, Tarli, Ekonomi Pancasila Refleksi


Setelah Tiga Dekade, situs https://www.
Academic.edu/1500041/Ekonomi
_Pancasila_Refleksi_setelah_Tiga_Deka
de) diakses pada tanggal 14 Maret 2017.

Prodjodikoro, Wirjono, Azas-Azas Hukum Tata


Negara Indonesia, Jakarta: Dian Rakyat,
1989

Radjab, Dasril. Hukum Tata Negara Indonesia,


Jakarta, Rineka Cipta, 2005

Salim, Emil, Sistem Ekonomi dan Ekonomi


Indonesia, Lembaga Ekonomi dan
Kemasjarakatan Nasional, Jakarta, 1965

Soekarno, “Demokrasi Politik dan Demokrasi


Ekonomi”, Pikiran Rakjat, 1932.

Soemantri, Sri Soemantri M, Fungsi Konstitusi


Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutip
dari Jurnal Hukum, No. 6 Vol 1996

Soemantri, Sri M, Hukum Tata Negara


Indonesia, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2014

Soemantri, Sri,”UUD 1945 Kedudukan dan


Artinya dalam Kehidupan Bernegara”,
Jurnal Demokrasi & HAM, Vol. I, No. 4
September-November 2001

Witman, Shelpher L. Witman and John J.


Wuest. Visual Outline of Comparative
Government, Littlefield, Adams & Co,
Peterson, New Jersey, 1965

Wolfgang K., On the Concept of the “Economic


Constitution” and the Importance of Franz

54

Anda mungkin juga menyukai