Eksistensi Koalisi Dalam Sistem Pemerintahan Presidensiil Di Indonesia Menurut Uud 1945
Eksistensi Koalisi Dalam Sistem Pemerintahan Presidensiil Di Indonesia Menurut Uud 1945
Beverly Evangelista
Pemerhati Kebijakan Daerah dan Masyarakat
E-mail : Evangelista@yahoo.com
Naskah dimuat : 16/05/2015; revisi : 27/05/2014; disetujui : 06/08/2014
Abstract
The purposes of this research are to determine whether the coalition is conceptually consistent
with presidential system according to the Constitution of Republic of Indonesia 1945, it
influences to the governance and to the effectiveness of check and balances mechanism in
implementation of government activities in Indonesia. Researcher employs normative-method
with statute approach, conceptual approach and comparative approach. Upon collecting legal
materials, the researcher performs the analysis of legal documents in stages by the problem group
focused in this study. Analyses were performed with a consistent and systematic set of activities
to obtain an answer to the existence of the coalition in the presidential system according to the
Constitution of Republic of Indonesia 1945. The existence of the coalition in the presidential
system in Indonesia is conceptually only intended in the election system, not in the governance
system. In fact, coalition that is built in the multi-parties and presidential system as Indonesia is
not appropriate and impact on governance leading to disharmony among coalition partners and
ultimately affect the effectiveness of check and balances mechanism. Thus it can be concluded
that, the practice of coalition in presidential system in Indonesia is contrary with the Constitution
of Republic of Indonesia 1945. With regard to the impact, coalition in the presidential system is
not appropriate. It will lead to disharmony relations among the coalition partners that affect the
effectiveness of check and balances mechanism.
diperlukan) dan sistem presidensil not con- negara (kepala eksekutif) adalah Presiden
ductive to political coopration (tidak kon- sedangkan menteri hanyalah sebagai pem-
dusif bagi kerjasama politik), kalaupun bantu Presiden, hal itu tertuang di dalam
terbentuk, koalisi dalam sistem presidensil batang tubuh dan penjelasan Undang-Un-
lebih rapuh dibandingkan dengan koalisi dang Dasar Negara Republik Indonesia
dalam sistem parlementer. Selain persoa- Tahun 1945.
lan tidak kondusifnya hubungan antar
Beberapa Pasal dalam UUD 1945 yang
eksekutif dan legislatif, pembentukan
menyebutkan bahwa sistem pemerintahan
kabinet dalam pemerintahan koalisi dalam
Indonesia menganut sistem presidensial,
sistem presidensil multipartai juga cendu-
diantaranya:
rung terlihat hanya sebagai langkah untuk
memelihara dukungan partai politik den- Pasal 4 ayat (1) berbunyi: “Presiden
gan kompensasi di kabinet, bukan atas Republik Indonesia memegang ke
dasar profesionalitas maupun loyalitas. kuasaan pemerintah menurut Un
dang-Undang Dasar”. Pasal 17 ayat
Dari uraian pendahuluan di atas, maka
(1) berbunyi: “presiden dibantu oleh
perlu dirumuskan beberapa hal untuk
menteri-menteri negara”. Pasal 17
diketahui :
ayat (2) berbunyi: “menteri-menteri
Apakah secara konseptual koalisi telah itu diangkat dan diberhentikan oleh
sesuai dengan sistem pemerintahan pres- presiden”.
idensil berdasarkan UUD 1945::
Sistem presidensial di Indonesia men-
Bagaimanakah pengaruh koalisi terhadap
jadi suatu persoalan yang amat menarik
penyelenggaraan pemerintahan di Indone-
untuk di kaji karna dikombinasikan den-
sia : Bagaimanakah pengaruh koalisi ter-
gan sistem multipartai sebagai mana yang
hadap efektifitas check and balances dalam
dipraktikkan sampai saat ini.
penyelenggaraan pemerintahan di Indone-
sia. Sistem multipartai di Indonesia meru-
pakan Implementasi tuntutan reformasi
Metode penelitian dalam penyusunan
ter
hadap kebebasan berpartai atau men
tulisan ini adalah yuridis normatif, yaitu
dirikan partai politik dimulai sejak pemilu
jenis penelitian yang dilakukan dengan
1999. Pemilu 1999 merupakan pemilu per-
mengkaji kaidah atau norma hukum dalam
tama pasca reformasi. Kebebasan berpartai
peraturan perundang-undangan dan sum-
politik ini terekspresi dengan banyaknya
ber referensi lain yang terkait dengan ter-
jumlah partai politik, ada 180 partai baru
kait dengan Eksistensi Koalisi Dalam
berdiri, meskipun hanya 142 partai yang
Sistem Pemerintahan Presidensil Di Indo-
dapat didaftarkan, dan hanya 48 yang lo-
nesia Menurut UUD 1945.
los penyaringan dan ikut bertarung dalam
pemilu 1999.2
PEMBAHASAN
Berkenaan dengan dukungan lembaga
1. Konseptual Koalisi Dalam Sistem Pe legislatif kepada presiden (eksekutif),
merintahan Presidensil Menurut UUD meski presiden memenangkan pemilihan
1945 umum dan mendapat dukungan mayoritas
Secara konstitusional, Negara Republik
Indonesia menganut sistem Presidensial 2
Jose Antonio Cheibub, Adam Przeworzki, And
Sebastian M. Saiegh, Dalam M.Ilham Habib, Government
yang berarti bahwa pemegang kendali dan Coalitions And Legislative Success Under Presidentialism
penanggung jawab jalannya pemerintahan And Parliamentarism, Dalam British Journal Of Political
Science, ( Vol. 1 No. 34 Agustus 2004), hlm.565-566
Pada pemilu 2004, dalam pemilihan dilakukan partai politik lain yang menjadi
presiden, pasangan Susilo Bambang Yud- pendukung koalisi pemerintahan SBY-JK.
hoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) mendapat du-
Problematika koalisi kemudian berl
kungan 69.266.350 (60.62%) suara sah
anjut pada era pemerintahan SBY-Boe
dan pasangan Megawati Soekarnoputri-
diono di mana salah satu anggota koalisi
Hasyim Muzadi memperoleh 44.990.704
yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
(39, 38%) suara sah secara nasional. Jika
mengeluarkan ancaman akan keluar dari
hasil itu diletakkan di tingkat provinsi,
koalisi lantaran adanya isu menterinya
SBY-JK unggul di 28 provinsi atau 88%
akan digantikan. Belum lagi persoalan
dan pasangan Mega-Hasyim hanya mampu
korupsi dan ketidak profesionalan para
menguasai 4 provinsi atau 12% dari jum-
menteri dalam membantu presiden.
lah provinsi yang ada.5
Menurut penulis, hal ini diakibatkan
Berkaca dari pengalaman Megawati
karna pemilihan menteri-menteri tersebut
Soekarnoputri itulah yang kemudian men
bukan dari professional di bidangnya, me-
jadikan Langkah darurat Presiden SBY
lainkan hanya bentuk kompensasi atas du-
sebagai presiden dengan hanya didukung
kungan dari koalisi. Hal ini tentu menim-
modal awal 12 persen suara di DPR.
bulkan berbagai kritik tajam khusunya
Untuk memperbesar dukungan di DPR,
dari masyarakat baik kalangan akademisi,
SBY-JK merangkul beberapa partai politik
pengamat politik, dan komponen masyara-
di luar Partai Demokrat yakni : PBB, PKS,
kat lainnya. Sebagian besar kritik itu men-
PPP, PAN, Partai Golkar, dan PKB.
yoroti kurang kompaknya atau rendahnya
Sekalipun berdasarkan Pasal 17 UUD kinerja beberapa menteri diposisi strategis
1945 pengangkatan menteri-menteri meru- dalam menjalankan tugasnya, bahkan me
pakan hak prerogatif Presiden, sebagaima- reka menganggap, sikap kehati-hatian
na kecenderungan koalisi dalam sistem presiden selama ini dianggap sebagai kera-
presidensial yang dikemukakan Cheibub, guan dalam memilih menteri untuk mem-
langkah yang dilakukan Presiden SBY bantunya dalam penyelenggaraan pemerin-
adalah membagi jabatan menteri kepada tahan. Berbagai kritik masyarakat yang di-
sejumlah partai politik yang menjadi ba- munculkan media massa memang tampak
gian dari koalisi SBY-JK. bervariatif, ada yang bersifat mendukung,
menolak dan bersifat netral tidak memi-
Namun, melihat dari pengalaman koali-
hak. Dalam realitasnya, hampir semua
si kabinet SBY-JK, sejumlah partai politik
opini publik yang dikonstruksi media
pendukung koalisi salah satu contohnya
um
umnya memberikan tekanan kepada
adalah Golkar justru sering mempersulit
presiden agar segera melakukan reshuffle
pemerintahan SBY-JK dengan menolak
kabinet, khususnya terhadap para menteri
mengakui menteri yang berasal dari kader
yang dianggap kurang optimal kinerjanya.
Golkar sebagai representasi partai berlam-
bang pohon beringin ini di kabinet. Meski- Maka, untuk mengatasi pemerintahan
pun kemudian ada penambahan jumlah koalisi kabinet yang tidak stabil, kerapkali
kader di kabinet, Golkar tetap saja tidak presiden khususnya dalam pemerintahan
sepenuh hati mendukung agenda pemerin- SBY melakukan perombakan kabinet atau
tah di DPR. Kecenderungan serupa juga reshuffle sebagai upaya memperbaiki ki
nerja menteri sekaligus sebagai upaya
memperbaiki pencintraan dihadapan mas
5
Syamsuddin Haris, Konflik Presiden-DPR Dan
Dilema Transisi Demokrasi Di Indonesia, Pustaka Utama
yarakatnya sendiri.
Grafiti, Jakarta, 2007. hlm.69.
Sejauh ini, koalisi pemerintahan yang impin oleh ketua Dewan Pimpinan Daerah
dibangun oleh SBY dapat dikatakan tidak (DPD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Se-
bersifat permanen bahkan cendrung ber- lain di ikuti pengurus DPD tingkat Provin-
dampak pada disharmonisasai hubungan si dan Kabupaten/kota sluruh DIY, aksi
antar eksekutif (pemerintah) dengan legis- ini juga di ikuti sejumlah anggota DPRD
latif (DPR). Bahkan, partai politik yang DIY dari Fraksi partai Golkar. Mereka me-
mendukung pemerintah pun tidak selalu nyatakan, justru dengan berkoalisi, ke
mendukung rancangan undang-undang bebasan partai Golkar dalam memper-
maupun kebijakan-kebijakan lainnnya juangkan kepentingan rakyat merasa di
yang berasal dari prakarsa pemerintah. kekang akibat perjanjian koalisi.7
Partai pendukung koalisi yang kemudian
Koalisi yang cenderung rapuh dan di-
duduk di fraksi-fraksi justru sering me
warnai konflik internal adalah harga poli-
nunjukkan ketidak kompakan mereka an-
tik yang harus dibayar oleh Presiden Yud-
tar koalisi.
hoyono yang terlanjur membentuk koalisi
Salah satu contoh persoalan yang yang semu dan mudah rapuh serta tanpa
menunjukkan keretakan koalisi yang pal- kesamaan ideologis di satu pihak. Ironis-
ing mencolok terlihat pada Kasus bailout nya, keterlanjuran dan kesalahan mem-
Bank Century sekaligus menjadi salah satu bentuk koalisi yang dilakukan Presiden
isu yang paling banyak menyita perhatian Yudhoyono pada 2004-2009, diulangi kem-
masyarakat Indonesia di samping perso- bali dalam periode kedua pemerintahannya
alain lain seperti, pemilihan umum (pe- pada 2009-2014. Karena itu, penataan
milu), mafia pajak dan mafia hukum. kem bali seperti apapun yang dilakukan
oleh Presiden Yudhoyono terkait format
Keterlibatan kalangan anggota DPR
dan mekanisme internal koalisi, hal itu ti-
Fraksi Golkar dalam hak angket Century,
dak pernah bisa menjadi jaminan bagi soli-
kabarnya membuat perselisihan politik ku-
ditas di antara parpol koalisi. Persoalannya
bu demokrat dan golkar makin memanas.
berakar dari desain koalisi, personalitas,
Sudah bukan rahasia lagi, kubu Golkar
dan gaya kepemimpinan Yudhoyono sendi-
proaktif agar kasus Bank Century diung-
ri serta karakter dari para politisi parpol di
kap tuntas. Demikian halnya kubu PKS
DPR yang kurang memahami nilai-nilai
dan PAN. Ketua umum partai Golkar Abu-
demokrasi.
rizal Bakrie memerintahkan anggotanya di
DPR yang ikut dalam Pansus Hak Angket Penggalangan koalisi yang dilakukan
Bank Century untuk segera mengusut tun- oleh SBY ditengarai sebagai upaya untuk
tas dalam mendapatkan penyelesaian yang menguatkan sistem Presidensial, di mana
kongrit dan transparan. Ini menunjukkan Presiden dan para menterinya bisa dengan
bahwa, koalisi yang dibangun SBY dan nyaman mengambil keputusan politik tan-
partai Demokrat dengan partai-partai pa harus bernegosiasi panjang dengan par-
anggota koalisi retak dan mengalami dis- lemen. Kenyataanya, harapan SBY itu ti-
harmonisasi. Hal ini pun menyebabkan dak terlaksana dengan baik sepanjang
gencarnya desakan kepada partai Golkar kepemimpinannya sebagai presiden, fakta
melalui kader-kader mereka untuk keluar tetap menunjukkan koalisi yang dibangun
dari koalisi. Puluhan kader dan pengurus memang besar dan menghimpun banyak
DPD partai Golkar Daerah Istimewa Yog- kekuatan politik. Namun, kebesaran koal-
yakarta melakukan aksi unjuk rasa di hala- isi ini tidak berjalan sebagaimana mestin-
man kantor DPD di jalan Jendral Sud
irman, Yogyakarta. Aksi ini langsung dip- 7
“Koalisi Retak Dalam Pembahasan Mafia Pajak”
Www.Google.Com. Diakses Pada Tanggal 1 Maret 2014
Daftar Pustaka