Rangkuman Materi Teori Konstitusi Di Baw
Rangkuman Materi Teori Konstitusi Di Baw
Oleh:
Sebastiana da Costa Pereira3
Program Magister Ilmu Hukum, PascaSarjana UNPAZ
pereira.sebastiana@gmail.com
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin, yaitu constitutio artinya undang-undang dasar.4
Istilah ini terdiri dari gabungan dua kata, yaitu cume berarti “bersama” dan stratuere berarti
“membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu.5 Istilah konstitusi
sebagaimana dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro berasal dari kata kerja “Constituer”
(bahasa Prancis) yang berarti membentuk, jadi konstitusi berarti pembentukan. 6 Dalam hal ini
yang dibentuk adalah suatu negara, maka konstitusi mengandung permulaan dari segala macam
peraturan pokok mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama negara.7
Dengan demikian istilah konstitusi sesungguhnya berawal dari kata constituer (bahasa
perancis), yang artinya membentuk, hemat penulis pada dasarnya penggunaan istilah ini di
berbagai negara hampir sama, namun pemaknaan konsep konstitusi berbeda satu sama lain
diimplikasi menurut bahasa. Pada masa kini, istilah konstitusi telah dikenal dalam berbagai
bahasa dunia.
1
Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan kegiatan belajar mengajar tahun pertama Program
Magister Ilmu Hukum PascaSarjana di Universidade da Paz (UNPAZ), Dili, Timor-Leste, dibuat akhir April
2020 sebagai penganti Test Tengah Semester materi Teori Konstitusi.
2
Dr. Lourenco de Deus Maululo Lic.Dir,M.Dir adalah Dosen Pengasuh Mata Kuliah Materi Teori Konstitusi
pada Program Magister Ilmu Hukum PascaSarjana Universidade da Paz di Dili, Timor-Leste, Beliau juga adalah
Ketua Jurusan Konsentrasi Ilmu Hukum KetataNegaraan Pada Strata Satu , Fakultas Hukum UNPAZ.
3
Mahasiswa Tahun Pertama Program Magister Ilmu Hukum PascaSarjana UNPAZ
4
Zulkarnaen, Hukum Konstitusi, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal-34
5
Ibid
6
Wirjono Prododikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 1989, hal 10.
7
Ibid
1
Brian Thompson, misalnya dalam Textbook on Constitutional law and Administrative
Law terbitan London 1997 yang dikutip kembali oleh Zulkarnaen mendefenisikan Konstitusi
menjadi lebih padat sebagai “a constitution is a document which contains the rules for the
operation of an organization”.8
`Dilanjutkan dalam defenisi oleh Brian Thompson tersebut bahwa konstitusi dapat dipakai
profesi, dan organisasi-organisasi sosial dan kemasyarakatan pada umumnya, yang semuanya
didefinisikan sebagai suatu kerangka masyarakat politik(negara) yang diorganisir dengan dan
melalui hukum, sebagaimana dikutip oleh Zulkarnaen dalam bukumnya Hukum Konstitusi
menyatakan bahwa “ Constitution is a frame of political society, organized through and by law,
that is to say, one in which law has established permanent institutions with recognized
Disamping itu istilah konstitusi juga diuraikan oleh K.C Wheare yang mendefinisikan
konstitusi dalam arti luas yaitu; “Constitution is used to describe the whole system of
government of a country, the collection of rules which establish and regulate or govern the
government. These rules are party legal, in the sense that courts of law will recognize and
apply them, and party non-legal or extra-legal, taking the form of usages, understanding,
custom, or conventions which court do not recognize as a law but which area not less effective
8
Brian Thompson, Textbook on Constitutional and Administrative Law, edisi ke-3, London, Blackstone Press
Ltd, 1997, hal-3
9
Ibid
10
Zulkarnaen, Op cit, hal-35
11
Ibid
2
Dimana menurut Wheare istilah konstitusi ini dipakai untuk menggambarkan seluruh sistim
ketatanegaraan suatu negara, kumpulan peraturan itu sebagian yang bersifat legal dan sebagian
lagi bersifat ekstra legal berupa kekuasaan, persetujuan, adat, atau konvensi. 12
Dalam arti sempit, kata konstitusi menurut K.C Wheare, bukan digunakan untuk
menggambarkan seluruh kumpulan peraturan, baik legal maupun non-legal, tetapi hasil seleksi
dari peraturan-peraturan yang biasanya terwujud dalam satu dokumen yang terkait secara
erat.13
Sebagai pelengkap, berikut uraian pengertian defenisi konstitusi dari pendapat para ahli
1. L.J.Van Apeldorn : UUD atau Grondwet adalah bagian tertulis dari Konstitusi.14’15’16
2. Thomas Paine, Konstitusi dibuat oleh rakyat untuk membentuk pemerintahan, bukan
sebaliknya ditetapkan oleh pemerintah untuk rakyat. Oleh karena itu konstitusi lebih
politis-sosiologis).
12
Zulkarnaen, Ibid, hal 35
13
ibid
14
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Cet ke iii, Jakarta, 2017, hal- 169
15
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,Cet Pertama , 2007, hal-95
16
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Ed-1, Cet-9, Rajawali Pers, Jakarta, 2017, hal-17
17
Ibid, hal-16
18
Beliau adalah Seorang Profesor dan Guru besar pada fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung,
Indonesia
19
Sri Soemantri M., Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD 1945 dalam Ketatanegaraan Indonesia dalam
Kehidupan Politik Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1993, hal-29. (Periksa juga, Disertasi Sri Soemantri,
Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Disertasi ALumns Bandung 1987, hal-1)
20
Miriam Budiardjo, Op cit, hal-95
21
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi HTN Fakultas
Hukum UI, Jakarta, 1988 hal-65
3
b. Die Verselbstandigte rechtsvervassung (kaidah yg hidup dalam masyarakat-
pengertian yuridis).
berlaku dalam suatu negara). Jadi UUD itu sebagian dari Konstitusi
• Pengertian Sosiologis atau politis (sintesa faktor yangg nyata dalam masyarakat,
• Pengetian Yuridis (suatu naskah yang memuat semua bangunan negara dan
sendi-sendi pemerintahan)
6. E.C.S. Wade: UUD adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok
dari badan -badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.23’24
7. C.F Strong dan James Bryce dalam bukunya Modern Political Constitutions
menyatakan “A frame of political society, organized through and by law, that is to say
on in which law has established permanent institutions with recognised functions and
definite rights.”25
9. Lourenco de Deus Maululo, menurutnya makna katanya berarti dasar susunan suatu
22
Abu Daud Busroh dan Abu Bakara Busroh, Azas-Azas Hukum Tata Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991,
hal-73
23
Miriam Budiardjo, Op cit, hal-170
24
E.C.S.Wade dan G.Godfrey Philips, Constitutional Law, edisi ke 7 Longmans, London, 1965, hal-1
25
C.F.Strong, Modern Political Constitutions, London, Sidgwick, & Jackson Limited, 1966, hal-11
26
Deddy Ismatulah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi Madinah, Bandung Sahifa, 2006, hal-131
4
ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan untuk membentuk,
Sebenarnya nama lain dari UUD juga pernah disebut Instrument of Government oleh
Oliver Cromwell28 yaitu bahwa UUD itu dibuat sebagai pegangan untuk memerintah dan
disinilah timbul identifikasi dari pengertian konstitusi dan UUD untuk pertamakalinya di
samakan artinya. 29
Sehubungan dengan uraian dari dua konsep diatas tersebut, maka penulis merangkum
bahwa konsep konstitusi merupakan sebuah dokumen tertulis, yang berisikan prinsip-prinsip
nilai dan norma juga dimana terdapat sejarah politik perjuangan bangsa dikisahkan serta,
penataan lembaga negara diatur guna menciptakan hubungan antara lembaga negara dan warga
negara dengan memisahkan kekuasaan baik antara yang memerintah dan yang diperintah
Sehubungan dengan fungsi dari konstitusi, dapat dikatakan bahwa konstitusi berfungsi
dokument yang berisikan norma guna mengatur adanya hubungan timbal balik antara yang
Penulis sependapat dengan C.F Strong dimana pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah
Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu:
27
Lourenco de Deus Maululo,Bahan Ajar Teori Konstitusi PPT, Program Magister Ilmu Hukum
PascaSarjana, UNPAZ https://pt.slideshare.net/LourencodeDeusMauLul/teori-konstitusi-dan-negara-hukum
28
Lord Protector Republik Inggris, 1649-1660
29
Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Rajwali Pers, Jakarta Cet 12, 2015, hal-8
30
Ibid, hal-17
5
1) Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional yang mengandung perjanjian luhur,
2) Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru (a birth certificate of new state). Hal
ini juga merupakan bukti adanya pengakuan masyarakat internasional, termasuk untuk,
menjadi anggota PBB, karena itu dikap kepatuhan suatu negara terhadap hukum
internasional.
Konstitusi mengatur maksud dan tujuan bentuknya suatu negara dengan sistem
unifikasi hukum nasional, social control, memberikan legitimasi atas berdirinya lembaga-
lembaga negara termasuk pengaturan tentang pembagian dan pemisahan kekuasaan antara
Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan. Konstitusi menjadi suatu
saran untuk memperhatikan berbagai nilai dan norma suatu bangsa negara, misalnya simbol
demokrasi, keadilan, kemerdekaan, negara hukum, yang dijadikan sandaran umtuk mencapai
kemajuan dan keberhasilan tujuan negara, konstitusi suatu negara diharapkan dapat
identitas kebangsaan, persatuan dan kesatuan, perasaan bangga dan kehormatan sebagai bangsa
yang bermartabat.
kepentingan politik. Konstitusi tidak saja mengatur pembagian dan pemisahan kekuasaan
dalamlembaga-lembaga politik seperti legislatif, eksekutuif, dan yudisial, akan tetapi juga
6
mengatur tentang penciptaan keseimbangan hubungan antara aparat pemerintah pusat dan
daerah.
Mengendalikan perkembangan dan situasi politik yang selalu berubah, serta berupaya
menyalin bahwa salah satu fungsi konstitusi adalah penentu dan pembatas kekuasaan, serta
sebagai pengatur hubungan antara rakyat dengan negara. 31 Berdasarkan alasan tersebut,
menjadi sangat penting diperhatikan seberapa jauh formulasi pasal-pasal dalam konstitusi
mengakomodasikan materi muatan pokok dan penting sehingga dapat mencegah timbulnya
Sejauh ini, bahkan para pengamat dan akademisi telah meyuarakan perlu dilakukan
• Konstitusi dapat memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan hak-
• Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan negara
31
Zulkarnaen, Op Cit, hal 34 (periksa juga Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi
Madinah, Bandung, Sahifa, 2006, hal 131)
32
Dahlan Thaib, Op Cit, hal-18
33
Lourenco de Deus Maululo, Orasi Ilmiah :Kewenangan Lembaga Negara Dalam Pembentukan Undang-
Undang Berdasarkan Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, UNPAZ, 2019 diakses melalui academia
edu oleh penulis di
https://www.academia.edu/41599063/Orasi_Ilmiah_Kewenangan_Lembaga_Negara_Dalam_Pembentuka
n_Undangundang_Berdasarkan_Konstitusi_Republik_Demokratik_Timor -Leste
7
• Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang
• Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (Unity Nation)
Konstitusi perlu ditetapkan kedudukannya sebagai dokumen yang sangat penting bagi
selalu berubah ubah. Hal ini disebabkan isi dari konstitusi menjadi barometer kehidupan
berbangsa dan bernegara yang penuh makna dengan Norma dan aturan umum untuk mengatur
negara tersebut. Dalam pengertian modern, kedudukan konstitusi merupakan hukum tertinggi
dalam negara, sebagaimana dikutip oleh Zulkarnaen dari pendapat Deddy Ismatullah. 34
Pada masa peralihan dari negara feodal monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak
antara rakyat dan penguasa yang kemudian secara perlahan-lahan mempunyai fungsi sebagai
alat rakyat dalam perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa. Sejak itu setelah
perjuangan dimenangkan oleh rakyat, konstitusi bergeser kedudukan dan perannya dari sekedar
penjaga keamanan dan kepentingan hidup rakyat terhadap kekejian golongan penguasa,
menjadi sebuat senjata untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem
monarki dan oligarki, serta untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan
negara.
34
Zulkarnae, Op cit, hal 34 (periksa juga Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi
Madinah, Bandung, Sahifa, 2006, hal 131)
8
Negara yang mendasarkan diri atas ideologi demokrasi, maka konstitusi mempunyai fungsi
yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
memberikan perlindungan hak-hak warga negaranya. Jaminan perlindungan ini hampir dianut
oleh negara-negara modern yang mempunyai political will untuk memajukan, melindungi, dan
Pada mulanya, dua ahli tata negara asal negeri Belanda telah mengemukan bahwa konstitusi
bukan saja hanya sebagai sebagai dokumen nasional suatu negara, akan tetapi konstitusi juga
merupakan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum negaranya sendiri.
Keduanya adalah Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang dalam sebuah studinya
terhadap konstitusi-konstitusi di dunia dan yang dituangkan dalam buku mereka dengan judul
Written Constitution, yang dikutip oleh Sri Soemantri M, antara lain mengatakan bahwa: 35
1. Constitution as a means of forming the state’s own political and legal system
Lebih lanjut, Sri Soemantri menyalin pendapat A.A.H Struycken bahwa UUD (grondwet)
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik waktu sekarang maupun
35
Sri Soemantri M, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutp dari Jurnal Hukum, No.6 Vol.3
1996, hal-4
36
Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubaan Konstitusi, Disertasi, Alumni Bandung, 1987, hal-1 diakses
melalui https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-Soemantri.pdf
9
4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
Sementara menurut K.C. Wheare, sebaiknya isi dari suatu konstitusi yaitu the very minimum
and that minimum to be rule of law. 37 Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sifat yang khas dan
mendasar dari bentuk konstitusi yang terbaik dan ideal adalah konstitusi itu harus sesingkat
mungkin untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan pra pembentuk UUD dalam memilih mana
yang penting dan harus dicantumkan dalam konstitusi dan mana yang tidak perlu pada saat
mereka akan merancang suatu UUD, sehingga hasilnya akan dapat diterima baik oleh mereka
yang akan melaksanakan maupun pihak yang akan dilindungi oleh UUD tersebut.38
Penulis sependapat dengan Sri Soemantri, dalam hal ini mengambil haluan besar garis-
garis pokok muatan sebuah konstitusi dimana pendapat ini dikemukakan terlebih dahulu oleh
J.G Steenbeek bahwa setidaknya terdapat tiga hal pokok pada isi sebuah konstitusi antara
lain:39
Pertama : adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya
fundamental
bersifat fundamental.
Sementara itu, menurut Miriam Budiardjo, walau sudah sependapat dengan Strong
dan Steenbeek, Miriam menambahkan satu pokok isi muatan konstitusi lagi yaitu menyangkut
37
K. C.Wheare, Modern Constitutions, London, Oxford University Press, 1975, hal-33-34 (periksa Khazanan
Profil Sri Soemantri, hal 204. https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-
Soemantri.pdf
38
Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Op cit, ha l15
39
Sri Soemantri M. Prosedur…., Op cit, hal 51
40
Miriam Budiardjo, Dasar…., Op Cit hal-101
10
Akhirnya penulis dapat merangkum bahwa mengenai muatan materi konstitusi baik dari
Inggris hingga ke para pakar tata negara lain, hingga ke Indonesia dan Timor-Lestepun seia
bahwa muatan konstitusi pada hakikatnya adalah mengatur pembatasan kekuasaan dalam
negara.
V. Penutup
Demikian tugas rangkuman materi teori konstitusi ini dibuat, diharapkan dapat berguna
bagi para mahasiswa lain guna menambah ilmu pengetahuan akan teori konstitusi sebatas
Diharapkan dengan diajukannya tugas ini telah terpenuhi pula proses wajib belajar teori
konstitusi pada semester I program magister ilmu hukum pascasarjana sebagaimana tugas ini
Tak lupa atas arahan dan dampingan dosen pengasuh materi disampaikan limpah terima
kasih.
11
Daftar Pustaka
⎯ Abu Daud Busroh dan Abu Bakara Busroh, Azas-Azas Hukum Tata Negara, Ghalia
⎯ A.V. Dicey Introduction to The Study of The Law of The Constitution. Macmillan and
⎯ Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Rajawali Pers, Jakarta Cet 12, 2015.
Sahifa, 2006
1965
⎯ Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Ed-1, Cet-9, Rajawali
https://www.academia.edu/41599063/Orasi_Ilmiah_Kewenangan_Lembaga_Nega
ra_Dalam_Pembentukan_Undangundang_Berdasarkan_Konstitusi_Republik_De
mokratik_Timor-Leste
https://pt.slideshare.net/LourencodeDeusMauLul/teori-konstitusi-dan-negara-
hukum
12
⎯ Miriam Budiardjo,
2017
⎯ Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-
Soemantri.pdf
Jakarta, 1989
13