Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Materi Teori Konstitusi 1

Asuhan Dr. Lourenco de Deus Maululo Lic.Dir, M.Dir2

Oleh:
Sebastiana da Costa Pereira3
Program Magister Ilmu Hukum, PascaSarjana UNPAZ
pereira.sebastiana@gmail.com

I. Terminologi Teori Konstitusi

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin, yaitu constitutio artinya undang-undang dasar.4

Istilah ini terdiri dari gabungan dua kata, yaitu cume berarti “bersama” dan stratuere berarti

“membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu.5 Istilah konstitusi

sebagaimana dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro berasal dari kata kerja “Constituer”

(bahasa Prancis) yang berarti membentuk, jadi konstitusi berarti pembentukan. 6 Dalam hal ini

yang dibentuk adalah suatu negara, maka konstitusi mengandung permulaan dari segala macam

peraturan pokok mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang

bernama negara.7

Dengan demikian istilah konstitusi sesungguhnya berawal dari kata constituer (bahasa

perancis), yang artinya membentuk, hemat penulis pada dasarnya penggunaan istilah ini di

berbagai negara hampir sama, namun pemaknaan konsep konstitusi berbeda satu sama lain

diimplikasi menurut bahasa. Pada masa kini, istilah konstitusi telah dikenal dalam berbagai

bahasa dunia.

1
Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan kegiatan belajar mengajar tahun pertama Program
Magister Ilmu Hukum PascaSarjana di Universidade da Paz (UNPAZ), Dili, Timor-Leste, dibuat akhir April
2020 sebagai penganti Test Tengah Semester materi Teori Konstitusi.
2
Dr. Lourenco de Deus Maululo Lic.Dir,M.Dir adalah Dosen Pengasuh Mata Kuliah Materi Teori Konstitusi
pada Program Magister Ilmu Hukum PascaSarjana Universidade da Paz di Dili, Timor-Leste, Beliau juga adalah
Ketua Jurusan Konsentrasi Ilmu Hukum KetataNegaraan Pada Strata Satu , Fakultas Hukum UNPAZ.
3
Mahasiswa Tahun Pertama Program Magister Ilmu Hukum PascaSarjana UNPAZ
4
Zulkarnaen, Hukum Konstitusi, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal-34
5
Ibid
6
Wirjono Prododikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 1989, hal 10.
7
Ibid

1
Brian Thompson, misalnya dalam Textbook on Constitutional law and Administrative

Law terbitan London 1997 yang dikutip kembali oleh Zulkarnaen mendefenisikan Konstitusi

menjadi lebih padat sebagai “a constitution is a document which contains the rules for the

operation of an organization”.8

`Dilanjutkan dalam defenisi oleh Brian Thompson tersebut bahwa konstitusi dapat dipakai

oleh berbagai macam dan jenis organisasi-organisasi internasional, sampai ke organisasi-

organisasi perusahaan, dan asosiasi-asosiasi berbadan hukum ataupun organisasi-organisasi

profesi, dan organisasi-organisasi sosial dan kemasyarakatan pada umumnya, yang semuanya

dapat memiliki dokumen konstitusi. 9

Selanjutnya oleh Lord Bryce, Sebagaimana dikutip oleh Zulkarnaen,pengertian konstitusi

didefinisikan sebagai suatu kerangka masyarakat politik(negara) yang diorganisir dengan dan

melalui hukum, sebagaimana dikutip oleh Zulkarnaen dalam bukumnya Hukum Konstitusi

menyatakan bahwa “ Constitution is a frame of political society, organized through and by law,

that is to say, one in which law has established permanent institutions with recognized

functions and definite right”10.

Disamping itu istilah konstitusi juga diuraikan oleh K.C Wheare yang mendefinisikan

konstitusi dalam arti luas yaitu; “Constitution is used to describe the whole system of

government of a country, the collection of rules which establish and regulate or govern the

government. These rules are party legal, in the sense that courts of law will recognize and

apply them, and party non-legal or extra-legal, taking the form of usages, understanding,

custom, or conventions which court do not recognize as a law but which area not less effective

in regulating the government than the rules of law strictly so called”. 11

8
Brian Thompson, Textbook on Constitutional and Administrative Law, edisi ke-3, London, Blackstone Press
Ltd, 1997, hal-3
9
Ibid
10
Zulkarnaen, Op cit, hal-35
11
Ibid

2
Dimana menurut Wheare istilah konstitusi ini dipakai untuk menggambarkan seluruh sistim

ketatanegaraan suatu negara, kumpulan peraturan itu sebagian yang bersifat legal dan sebagian

lagi bersifat ekstra legal berupa kekuasaan, persetujuan, adat, atau konvensi. 12

Dalam arti sempit, kata konstitusi menurut K.C Wheare, bukan digunakan untuk

menggambarkan seluruh kumpulan peraturan, baik legal maupun non-legal, tetapi hasil seleksi

dari peraturan-peraturan yang biasanya terwujud dalam satu dokumen yang terkait secara

erat.13

Sebagai pelengkap, berikut uraian pengertian defenisi konstitusi dari pendapat para ahli

dikutip dari berbagai sumber.

1. L.J.Van Apeldorn : UUD atau Grondwet adalah bagian tertulis dari Konstitusi.14’15’16

2. Thomas Paine, Konstitusi dibuat oleh rakyat untuk membentuk pemerintahan, bukan

sebaliknya ditetapkan oleh pemerintah untuk rakyat. Oleh karena itu konstitusi lebih

dulu ada daripada pemerintahan.17

3. Sri Sumantri18: Konstitusi sama dengan UUD.19‘20

4. Herman Heller, konstitusi terdiri 3 bagian: 21

a. Die Politische verfassung als gesell schaflich wirklichkeit (mencerminkan

kehidu pan politik di dlm masyarakat sebagai suatu kenyataan-pengertian

politis-sosiologis).

12
Zulkarnaen, Ibid, hal 35
13
ibid
14
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Cet ke iii, Jakarta, 2017, hal- 169
15
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,Cet Pertama , 2007, hal-95
16
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Ed-1, Cet-9, Rajawali Pers, Jakarta, 2017, hal-17
17
Ibid, hal-16
18
Beliau adalah Seorang Profesor dan Guru besar pada fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung,
Indonesia
19
Sri Soemantri M., Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD 1945 dalam Ketatanegaraan Indonesia dalam
Kehidupan Politik Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1993, hal-29. (Periksa juga, Disertasi Sri Soemantri,
Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Disertasi ALumns Bandung 1987, hal-1)
20
Miriam Budiardjo, Op cit, hal-95
21
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi HTN Fakultas
Hukum UI, Jakarta, 1988 hal-65

3
b. Die Verselbstandigte rechtsvervassung (kaidah yg hidup dalam masyarakat-

pengertian yuridis).

c. Die geshereiben verfassung (naskah yang ditulis sebagai UU tertinggi yang

berlaku dalam suatu negara). Jadi UUD itu sebagian dari Konstitusi

5. F. Lassalle dalam bukunya Uber Verfassungswsen, mengartikan Konstitusi: 22

• Pengertian Sosiologis atau politis (sintesa faktor yangg nyata dalam masyarakat,

seperti Raja, Parlemen, kabinet, Kelompok Penekan, Partai Politik, dll).

• Pengetian Yuridis (suatu naskah yang memuat semua bangunan negara dan

sendi-sendi pemerintahan)

6. E.C.S. Wade: UUD adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok

dari badan -badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja

badan-badan tersebut.23’24

7. C.F Strong dan James Bryce dalam bukunya Modern Political Constitutions

menyatakan “A frame of political society, organized through and by law, that is to say

on in which law has established permanent institutions with recognised functions and

definite rights.”25

8. Deddy Ismatullah, menurutnya konstitusi merupakan seperangkat aturan dan keentuan

yang menggambarkan system ketatanegaraan suatu negara.26

9. Lourenco de Deus Maululo, menurutnya makna katanya berarti dasar susunan suatu

badan politik yang disebut negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan system

22
Abu Daud Busroh dan Abu Bakara Busroh, Azas-Azas Hukum Tata Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991,
hal-73
23
Miriam Budiardjo, Op cit, hal-170
24
E.C.S.Wade dan G.Godfrey Philips, Constitutional Law, edisi ke 7 Longmans, London, 1965, hal-1
25
C.F.Strong, Modern Political Constitutions, London, Sidgwick, & Jackson Limited, 1966, hal-11
26
Deddy Ismatulah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi Madinah, Bandung Sahifa, 2006, hal-131

4
ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan untuk membentuk,

mengatur, atau memerintah negara. 27

Sebenarnya nama lain dari UUD juga pernah disebut Instrument of Government oleh

Oliver Cromwell28 yaitu bahwa UUD itu dibuat sebagai pegangan untuk memerintah dan

disinilah timbul identifikasi dari pengertian konstitusi dan UUD untuk pertamakalinya di

samakan artinya. 29

Sehubungan dengan uraian dari dua konsep diatas tersebut, maka penulis merangkum

bahwa konsep konstitusi merupakan sebuah dokumen tertulis, yang berisikan prinsip-prinsip

nilai dan norma juga dimana terdapat sejarah politik perjuangan bangsa dikisahkan serta,

penataan lembaga negara diatur guna menciptakan hubungan antara lembaga negara dan warga

negara dengan memisahkan kekuasaan baik antara yang memerintah dan yang diperintah

berdasarkan asas-asas hak asasi manusia.

II. Fungsi Konstitusi

Sehubungan dengan fungsi dari konstitusi, dapat dikatakan bahwa konstitusi berfungsi

sebagai landasan penyelengaraan pemerintahan negara, Kontitusi juga berfungsi sebagai

dokument yang berisikan norma guna mengatur adanya hubungan timbal balik antara yang

memerintah dan diperintah.30

Penulis sependapat dengan C.F Strong dimana pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah

untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang

diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu:

27
Lourenco de Deus Maululo,Bahan Ajar Teori Konstitusi PPT, Program Magister Ilmu Hukum
PascaSarjana, UNPAZ https://pt.slideshare.net/LourencodeDeusMauLul/teori-konstitusi-dan-negara-hukum
28
Lord Protector Republik Inggris, 1649-1660
29
Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Rajwali Pers, Jakarta Cet 12, 2015, hal-8
30
Ibid, hal-17

5
1) Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional yang mengandung perjanjian luhur,

berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, kebudayaan, ekonomi,

kesejahteraan, dan aspek fundamental yang menjadi tujuan negara.

2) Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara baru (a birth certificate of new state). Hal

ini juga merupakan bukti adanya pengakuan masyarakat internasional, termasuk untuk,

menjadi anggota PBB, karena itu dikap kepatuhan suatu negara terhadap hukum

internasional ditandai dengan adanya ratifikasi terhadap perjanjian-perjanjia

internasional.

2.1 Konstitusi Sebagai Sumber Hukum Tertinggi.

Konstitusi mengatur maksud dan tujuan bentuknya suatu negara dengan sistem

administrasinya melalui adanya kepastian hukum yang terkandung dalam pasal-pasalnya,

unifikasi hukum nasional, social control, memberikan legitimasi atas berdirinya lembaga-

lembaga negara termasuk pengaturan tentang pembagian dan pemisahan kekuasaan antara

organ legislatif, eksekutif, dan yudisial.

Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang persatuan. Konstitusi menjadi suatu

saran untuk memperhatikan berbagai nilai dan norma suatu bangsa negara, misalnya simbol

demokrasi, keadilan, kemerdekaan, negara hukum, yang dijadikan sandaran umtuk mencapai

kemajuan dan keberhasilan tujuan negara, konstitusi suatu negara diharapkan dapat

menyatakan persepsi masyarakat dan pemerintah, sehingga memperlihatkan adanya nilai

identitas kebangsaan, persatuan dan kesatuan, perasaan bangga dan kehormatan sebagai bangsa

yang bermartabat.

Konstitusi dapat memberikan pemenuhan atas harapan-harapan sosial, ekonomi dan

kepentingan politik. Konstitusi tidak saja mengatur pembagian dan pemisahan kekuasaan

dalamlembaga-lembaga politik seperti legislatif, eksekutuif, dan yudisial, akan tetapi juga

6
mengatur tentang penciptaan keseimbangan hubungan antara aparat pemerintah pusat dan

daerah.

2.2 Konstitusi Sebagai Alat Untuk Membatasi Kekuasaan

Mengendalikan perkembangan dan situasi politik yang selalu berubah, serta berupaya

untuk menghindarkan adanya penyalahgunaan kekuasaan. Zulkarnaen dan Deddy Ismatulah

menyalin bahwa salah satu fungsi konstitusi adalah penentu dan pembatas kekuasaan, serta

sebagai pengatur hubungan antara rakyat dengan negara. 31 Berdasarkan alasan tersebut,

menjadi sangat penting diperhatikan seberapa jauh formulasi pasal-pasal dalam konstitusi

mengakomodasikan materi muatan pokok dan penting sehingga dapat mencegah timbulnya

penafsiran yang beraneka ragam. 32

Sejauh ini, bahkan para pengamat dan akademisi telah meyuarakan perlu dilakukan

amandemen terhadap konstitusi Negara Timor-Leste sendiri, terutama, untuk memperjelas

pembagian kewenangan lembaga negara berdasarkan prinsip pemisahan kekuasaan atau

pembagian kekuasaan agar dalam melaksanakan fungsinya, dapat menghindari adanya

penyalahgunaan kewenangan serta menjamin adanya prinsip check and balances. 33

2.2 Konstitusi Sebagai Pelindung HAM dan Kebebasan Warga Negara.

• Konstitusi dapat memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan hak-

hak dan kebebasan warga negaranya.

• Berfungsi mengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

• Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan

penyelenggaraan negara

31
Zulkarnaen, Op Cit, hal 34 (periksa juga Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi
Madinah, Bandung, Sahifa, 2006, hal 131)
32
Dahlan Thaib, Op Cit, hal-18
33
Lourenco de Deus Maululo, Orasi Ilmiah :Kewenangan Lembaga Negara Dalam Pembentukan Undang-
Undang Berdasarkan Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste, UNPAZ, 2019 diakses melalui academia
edu oleh penulis di
https://www.academia.edu/41599063/Orasi_Ilmiah_Kewenangan_Lembaga_Negara_Dalam_Pembentuka
n_Undangundang_Berdasarkan_Konstitusi_Republik_Demokratik_Timor -Leste

7
• Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang

dalam sistem demokrasi adlah rakyat) kepada organ negara.

• Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (Unity Nation)

• Fungsi simbolik sebagai upacara (center of ceremony)

III. Kedudukan Konstitusi

Konstitusi perlu ditetapkan kedudukannya sebagai dokumen yang sangat penting bagi

keberlangsungan kehidupan negara. Kedudukan sebuah konstitusi dalam setiap negarapun

selalu berubah ubah. Hal ini disebabkan isi dari konstitusi menjadi barometer kehidupan

berbangsa dan bernegara yang penuh makna dengan Norma dan aturan umum untuk mengatur

negara tersebut. Dalam pengertian modern, kedudukan konstitusi merupakan hukum tertinggi

dalam negara, sebagaimana dikutip oleh Zulkarnaen dari pendapat Deddy Ismatullah. 34

Pada masa peralihan dari negara feodal monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak

penguasa ke negara nasional demokrasi, konstitusi berkedudukan sebagai benteng pemisah

antara rakyat dan penguasa yang kemudian secara perlahan-lahan mempunyai fungsi sebagai

alat rakyat dalam perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa. Sejak itu setelah

perjuangan dimenangkan oleh rakyat, konstitusi bergeser kedudukan dan perannya dari sekedar

penjaga keamanan dan kepentingan hidup rakyat terhadap kekejian golongan penguasa,

menjadi sebuat senjata untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem

monarki dan oligarki, serta untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan

kepentingan bersama rakyat dengan menggunakan berbagai ideologi seperti: Individualisme,

Liberalisme, Demokrasi. Selanjutnya konstitusi dipengaruhi oleh ideologi yang melandasi

negara.

34
Zulkarnae, Op cit, hal 34 (periksa juga Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi
Madinah, Bandung, Sahifa, 2006, hal 131)

8
Negara yang mendasarkan diri atas ideologi demokrasi, maka konstitusi mempunyai fungsi

yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan

kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian konstitusi mampu menjamin dan

memberikan perlindungan hak-hak warga negaranya. Jaminan perlindungan ini hampir dianut

oleh negara-negara modern yang mempunyai political will untuk memajukan, melindungi, dan

menegakkan hak-hak rakyatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan.

IV. Materi Muatan Konstitusi

Pada mulanya, dua ahli tata negara asal negeri Belanda telah mengemukan bahwa konstitusi

bukan saja hanya sebagai sebagai dokumen nasional suatu negara, akan tetapi konstitusi juga

merupakan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum negaranya sendiri.

Keduanya adalah Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang dalam sebuah studinya

terhadap konstitusi-konstitusi di dunia dan yang dituangkan dalam buku mereka dengan judul

Written Constitution, yang dikutip oleh Sri Soemantri M, antara lain mengatakan bahwa: 35

1. Constitution as a means of forming the state’s own political and legal system

2. Constitution as a national document and as a birth certificate and as a sign of

adulthood and independence

Lebih lanjut, Sri Soemantri menyalin pendapat A.A.H Struycken bahwa UUD (grondwet)

sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi. 36

1. Hasil perjuangan bangsa diwaktu yang lampau

2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa

3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik waktu sekarang maupun

untuk masa yang akan datang

35
Sri Soemantri M, Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutp dari Jurnal Hukum, No.6 Vol.3
1996, hal-4
36
Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubaan Konstitusi, Disertasi, Alumni Bandung, 1987, hal-1 diakses
melalui https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-Soemantri.pdf

9
4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa

hendak dipimpin.

Sementara menurut K.C. Wheare, sebaiknya isi dari suatu konstitusi yaitu the very minimum

and that minimum to be rule of law. 37 Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sifat yang khas dan

mendasar dari bentuk konstitusi yang terbaik dan ideal adalah konstitusi itu harus sesingkat

mungkin untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan pra pembentuk UUD dalam memilih mana

yang penting dan harus dicantumkan dalam konstitusi dan mana yang tidak perlu pada saat

mereka akan merancang suatu UUD, sehingga hasilnya akan dapat diterima baik oleh mereka

yang akan melaksanakan maupun pihak yang akan dilindungi oleh UUD tersebut.38

Penulis sependapat dengan Sri Soemantri, dalam hal ini mengambil haluan besar garis-

garis pokok muatan sebuah konstitusi dimana pendapat ini dikemukakan terlebih dahulu oleh

J.G Steenbeek bahwa setidaknya terdapat tiga hal pokok pada isi sebuah konstitusi antara

lain:39

Pertama : adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya

Kedua : ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat

fundamental

Ketiga : adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga

bersifat fundamental.

Sementara itu, menurut Miriam Budiardjo, walau sudah sependapat dengan Strong

dan Steenbeek, Miriam menambahkan satu pokok isi muatan konstitusi lagi yaitu menyangkut

perubahan Konstitusi itu sendiri40

37
K. C.Wheare, Modern Constitutions, London, Oxford University Press, 1975, hal-33-34 (periksa Khazanan
Profil Sri Soemantri, hal 204. https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-
Soemantri.pdf
38
Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Op cit, ha l15
39
Sri Soemantri M. Prosedur…., Op cit, hal 51
40
Miriam Budiardjo, Dasar…., Op Cit hal-101

10
Akhirnya penulis dapat merangkum bahwa mengenai muatan materi konstitusi baik dari

Inggris hingga ke para pakar tata negara lain, hingga ke Indonesia dan Timor-Lestepun seia

bahwa muatan konstitusi pada hakikatnya adalah mengatur pembatasan kekuasaan dalam

negara.

V. Penutup

Demikian tugas rangkuman materi teori konstitusi ini dibuat, diharapkan dapat berguna

bagi para mahasiswa lain guna menambah ilmu pengetahuan akan teori konstitusi sebatas

konsep, fungsi, kedudukan dan muatan pokok materi konstitusi.

Diharapkan dengan diajukannya tugas ini telah terpenuhi pula proses wajib belajar teori

konstitusi pada semester I program magister ilmu hukum pascasarjana sebagaimana tugas ini

adalah penganti Test Tengah Semester.

Tak lupa atas arahan dan dampingan dosen pengasuh materi disampaikan limpah terima

kasih.

Dili, 29 April 2020

11
Daftar Pustaka

⎯ Abu Daud Busroh dan Abu Bakara Busroh, Azas-Azas Hukum Tata Negara, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1991

⎯ A.V. Dicey Introduction to The Study of The Law of The Constitution. Macmillan and

Co. Limited, 1952, London http://files.libertyfund.org/files/1714/0125_Bk.pdf

⎯ Brian Thompson, Textbook on Constitutional and Administrative Law, Edisi ke-3,

London, Blackstone Press Ltd, 1997C.F. Strong, Modern Political Constitutions,

London, Sidgwick, & Jackson Limited, 1966

⎯ Dahlan Thaib, Teori dan Hukum Konstitusi, Rajawali Pers, Jakarta Cet 12, 2015.

⎯ Deddy Ismatulah, Gagasan Pemerintahan Modrn dalam Konstitusi Madinah, Bandung

Sahifa, 2006

⎯ E.C.S.Wade da G.Godfrey Philips, Constitutional Law, ed ke 7 Longmans, London,

1965

⎯ Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Ed-1, Cet-9, Rajawali

Pers, Jakarta, 2017

⎯ Lourenco de Deus Maululo, Kewenangan Pemerintah dalam Pembentukan UU

berdasarkan Konstitusi RDTL.Tesis: Program Pascasarjana Unpaz Timor Leste, 2012,

diakses melalui Academia Edu.

https://www.academia.edu/41599063/Orasi_Ilmiah_Kewenangan_Lembaga_Nega

ra_Dalam_Pembentukan_Undangundang_Berdasarkan_Konstitusi_Republik_De

mokratik_Timor-Leste

⎯ Bahan Ajar Teori Konstitusi PPT, Program Magister Ilmu Hukum

PascaSarjana, UNPAZ diakses melalui slide share net

https://pt.slideshare.net/LourencodeDeusMauLul/teori-konstitusi-dan-negara-

hukum

12
⎯ Miriam Budiardjo,

⎯ Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Cet Pertama, 2007

⎯ Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Cet ke iii, Jakarta,

2017

⎯ Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,

Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI, Jakarta, 1988

⎯ Sri Soemantri M.,

⎯ Fungsi Konstitusi Dalam Pembatasan Kekuasaan, dikutip dari Jurnal Hukum,

No.6 Vol.3, 1996

⎯ Khazanah-Profil-Sri-Soemantri, Alumni Bandung, 2016 diakses melalui

https://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/Khazanah-Profil-Sri-

Soemantri.pdf

⎯ Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD 1945 dalam Ketatanegaraan

Indonesia dalam Kehidupan Politik Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1993

⎯ Wirjono Prododikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, Dian Rakyat,

Jakarta, 1989

⎯ Zulkarnaen, Hukum Konstitusi,Pustaka Setia, Bandung, 2012

13

Anda mungkin juga menyukai