Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kharisma Tampang Tonapa

Nim : 4521023045

Tugas : Asia Pasifik

Sejarah dan Kondisi Geografis Kawasan Asia Pasifik

Asia Pasifik mulai dikenal sejak tahun 1980 pada saat perkembangan ekonomi di bagian
sektor perdagangan serta saham di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan letak geografisnya Asia
Pasifik mencakup negara-negara bagian yang berada disekitar samudera kawasan Pasifik seperti
Jepang, Tiongkok, Korea, Nepal, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, SIngapura,
Indonesia, Malaysia, Thailand, Chile, Meksiko, Australia serta Selandia Baru. Mayoritas negara
tersebut merupakan negara yang memiliki perkembangan ekonomi yang cukup pesat pada abad
ke 20, pada saat pertumbuhan perdagangan saham, perdagangan umum dan juga interaksi-
interaksi ekonomi lainya .

Ada berbagai kerjasama yang dilakukan di kawasan ini yang bertujuan untuk mencapai
integritas kawasan seperti Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Secara geografis
Asia Pasifik merupakan kawasan yang strategis di mata negara-negara karena dapat digunakan
sebagai wadah untuk memaksimalkan powernya. Jika dilihat dari potensi sebagai kawasan yang
dapat menjadi jembatan kerjasama multilateral yang meliputi bidang ekonomi, keamanan dan
politik. Sehingga, hal ini yang mendorong negara-negara superpower seperti Amerika Serikat
dan Tiongkok menunjukan eksistensinya di kawasan ini. (Nurdin, 2018)

Dinamika Ekonomi dan Politik

Pada tahun 1989 APEC dibentuk sebagai forum kerjasama untuk mendiskusikan isu-isu
ekonomi dan perdagangan yang saling berkaitan satu sama lain diantara negara-negara di
kawasan Asia Pasifik dengan tujuan utama untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di
kawasan Asia Pasifik serta mempromosikan perdagangan bebas.
Dinamika ekonomi politik di kawasan Asia Pasifik menjadi tantangan bagi negara-negara
superpower untuk memberikan pengaruhnya. Setelah berakhirnya perang dingin, pengaruh yang
diberikan Amerika Serikat pada kawasan Asia Pasifik terlihat menurun yang dikarenakan adanya
perang Vietnam, sehingga Tiongkok muncul untuk memberikan pengaruh yang lebih dominan
pada masa itu, dengan fokus utamanya pada bidang ekonomi. Hubungan kerjasama di kawasan
Asia Pasifik terus mengalami perkembangan hingga pada tahun 2015 Tiongkok mencapai posisi
kedua sebagai ekonomi terbesar, sehingga eksistensi di kawasan Asia Pasifik semakin menarik
bagi negara-negara lainnya.

Pada masa pemerintahan Barrack Obama AS menerapkan kebijakan Rebalance Toward


Asia-Pasific (RTAP) yang meliputi aspek keamanan, ekonomi, dan diplomatik. Yang meliputi
penempatan pasukan militer AS di Darwin Australia tahun 2012, kerjasama pertahanan AS dan
Filipina pada tahun 2011 yang dikenal dengan sebutan Enhanced Defense Cooperation
Agreement (EDCA). Pada 2011 AS juga menjalin kerjasama militer dengan India dan bergabung
pada Trans-Pacific Partnership (TPP). Awalnya Trans-Pacific Partnership, hanya terdiri dari 4
negara yang disebut Pacific Four (P4) yang diterapkan setelah penandatanganan MoU di
Wellington tanggal 28 Mei 2006. Pada tahun 2008 - 2010 beberapa negara mulai bergabung
hingga mencapai 12 anggota. Kesepakatan yang diterapkan dalam kerjasama ini mencakup 40%
perekonomian dunia.

Setelah terbentuknya Trans-Pacific Partnership tanpa keterlibatan Tiongkok memicu


reaksi dari Tiongkok sebagai kekuatan baru di Asia Pasifik. Penstudi Tiongkok mengeluarkan
statemen jika bergabungnya AS ke Trans-Pacific Partnership merupakan strategi geopolitical
untuk memberi batasan terhadap perekonomian Tiongkok. (KURNIAWAN, 2013)

Geografis

Asia Pasifik merupakan kawasan sosio geografis dengan wilayah yang terbentang dari
Asia Timur, ke Tenggara, kawasan Oceania Amerika Utara dan Amerika Selatan yang dikenal
dengan sebutan Kruk Pasifik. Lokasi Asia Pasifik sangat strategis serta berbagai kekayaan
maritimnya mendorong perekonomian tumbuh dengan pesat. Hal ini diperkuat dengan adanya
jalur-jalur perdagangan yang strategis dan padat yang disebut Sea Lines of Communication.
Namun, posisi geostrategis di kawasan Asia Pasifik juga memiliki dampak negatif, dikarenakan
adanya rivalitas dan persaingan interest oleh negara-negara yang dapat mengancam kestabilan
kawasan tersebut. Salah satu isu yang terus berguling hingga hari ini adalah sengketa teritorial di
kawasan Laut China Selatan. Konflik tersebut telah berkembang dan menimbulkan dampak
instabilitas keamanan yang mendorong persaingan antara China dan AS. (Tzogopoulos, 2017)

Konflik di Asia Pasifik

Berdasarkan sejarah yang berhubungan dengan sengketa warisan Perang Dunia Kedua,
menunjukan masih ada penghambat kemajuan keamanan di kawasan tersebut, seperti sejarah
yang terjadi antara China dan Korea pada saat penjajahan Jepang. Hal ini ditandai dengan protes
yang selalu dilontarkan pada saat para pemimpin Jepang ke kuil Yasukuni tahun 2021. Sengketa
kepulauan Senkaku antara China dan Jepang pada tahun 1990-an yang sampai saat ini masih
menjadi bayang-bayang perselisihan kedua negara tersebut. (Morgenthau, 1995)

Dinamika geopolitik di kawasan ini sangat mempengaruhi tatanan pada kawasan ini,
dimana sengketa kepemilikan pulau-pulau mulai bermunculan, klaim tumpang tindih yang tidak
berdasarkan UNCLOS, konflik perbatasan yang terjadi antara negara-negara bertetangga ,
adanya ancaman disintegrasi bangsa, hingga adanya gerakan-gerakan separatis mewarnai
kawasan Asia Pasifik hingga hari ini.

References:
KURNIAWAN, A. (2013). KOMPLEKSITAS KEAMANAN ASIA PASIFIK DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP TRANSFORMASI KOMITMEN PERTAHANAN
AMERIKA SERIKAT PASCA PERANG DINGIN. HUBUNGAN INTERNASIONAL, 4-
6.
Morgenthau, H. (1995). The Politics Among Nations. New York: McGrew Hill.
Nurdin, A. (2018). DINAMIKA KEAMANAN KAWASAN ASIA. Hubungan Internasional, 3-
6.
Tzogopoulos, D. (2017). “Trump, Globalization, and China”. BESA Center Perspectives , 2.

Anda mungkin juga menyukai