Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH NAIKNYA PERMUKAAN AIR LAUT TERHADAP

PERUBAHAN GARIS PANGKAL PANTAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM

Widya Rainnisa Karlina


Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Jl. Airlangga 4-6, Kec. Gubeng, Kota Surabaya – 60155 Indonesia
Email : widya.rainnisa.karlina-2018@fh.unair.ac.id

Abilio Silvino Viana


Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Jl. Airlangga 4-6, Kec. Gubeng, Kota Surabaya – 60155 Indonesia

Abstrak
Perubahan iklim merupakan fenomena universal yang dapat mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan di bumi termasuk bagi manusia dan lingkungannya.
Salah satu dampak perubahan iklim yang terus menjadi perbincangan
masyarakat internasional yaitu naiknya permukaan air laut. Naiknya
permukaan air laut dapat mengancam eksistensi negara pantai, negara
kepulauan, dan negara lain yang memiliki kepentingan terkait laut. Hal ini
dikarenakan wilayah daratan menjadi semakin sempit bahkan berpotensi akan
tenggelam. Masalah lebih lanjut dan yang paling signifikan yaitu jika pada
pulau tersebut telah ditempatkan titik-titik koordinat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran garis pangkal pantai (coasted baseline). Peristiwa ini
tentu akan mengakibatkan bergeser dan tenggelamnyanya garis pangkal pantai
sehingga memengaruhi pengaturan negara pantai terkait posisi batas-batas
maritimnya. Terutama mengenai perubahan fisik yang terjadi pada garis
pantai, seperti penentuan laut teritorial dan zona-zona laut lain yang
mengikutinya. Dengan adanya fenomena ini dapat menimbulkan problem
sekaligus tantangan baru bagi hukum internasional utamanya dalam hukum
laut internasional tentang status hukum terkait pegaturan garis pangkal pantai
(coasted baseline) suatu negara jika adanya pergeseran dan perubahan titik-titik
pengukuran garis pantai akibat adanya kenaikan permukaan laut. Tipe
penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum doktrinal atau
doctrinal research. Menurut pendapat Terry Hutchinson sebagaimana yang
dikutip oleh Prof Peter Mahmud Marzuki dalam bukunya yang berjudul
Penelitian Hukum, yang dimaksud penelitian hukum doctrinal adalah
penelitian yang memberikan penjelasan sistematis aturan yang mengatur suatu
kategori hukum tertentu, menganalisis hubungan antara peraturan,
menjelaskan kesulitan dan mungkin memrediksi pembangunan hukum di
masa depan.

Kata Kunci: Perubahan Iklim, Naiknya Permukaan Air Laut, Garis Pangkal
Pantai

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


575
Abstract
Climate change is a universal phenomenon that can affect all aspects of life on earth,
including humans and the environment. One of the climate change impacts that
continues to be a discussion in the international community is about rising sea levels.
The rising sea levels can threaten the existence of coastal countries, archipelago
countries, and other countries that have interests related to the sea. This is because the
land area will be narrow and even potentially to sink. The further and most significant
problem is when it has placed the coordinate points to take measurements of the coasted
baseline. This will certainly cause shifting and sinking of the coasted baseline, thus
affecting the regulation of the coastal state in relation to the position of its maritime
boundaries. Especially regarding physical changes in the coasted baseline, such as the
determination of the territorial zone and other sea zones. This phenomenon can create
new problems and challenges for international law, especially in international maritime
law regarding the legal status related to a country's coastline regulation if there are
shifts and changes in coastline measurement points due to rising sea levels. The type of
legal research that used in this journal is doctrinal legal research or doctrinal research.
In the opinion of Terry Hutchinson as quoted by Prof. Peter Mahmud Marzuki in his
book entitled Legal Research, states that doctrinal legal research is the research which
regulates the certain legal categories, analyzes the relationship between regulations,
explains difficulties, and also predicts the future legal developments.

Key Words: Climate change, rising sea levels, coasted baseline.

Pendahuluan terdapat dampak negatif yang


Pada abad 21 seperti saat ini, ditimbulkan, seperti naiknya
manusia telah memasuki kehidupan permukaan air laut akibat
kompleks dan serba modern. peribahan iklim. Lambat namun
Hampir seluruh aktivitas sehari- pasti perubahan iklim yang
hari dari berbagai bidang telah mengakibatkan naiknya permukaan
dilengkapi dengan penggunaan air laut akan terjadi dan dapat
bahan dan peralatan serba canggih menimbulkan berbagai
dan terbarukan akibat adanya permasalahan yang berpengaruh
kemajuan teknologi dan ilmu pada keberlangsungan dan
pengetahuan. Dalam kata lain saat eksistensi manusia serta
ini manusia telah memasuki era lingkungannya di bumi. Mengingat
globalisasi. Globalisasi dapat bahwasanya dalam memenuhi
dikatakan sebagai suatu proses kebutuhan hidupnya aktifitas
dimana antar penduduk, komunitas manusia cenderung menigkat
sosial, dan lokalitas sosialnya saling bahkan tak terkendali, khususnya
berinteraksi, bergantung, terkait, dalam hal pemanfaatan bahan bakar
dan mempengaruhi satu sama lain fosil, akibatnya suhu bumi akan
yang melintasi batas negara, atau lebih cepat mengalami peningkatan
dimana negara-negara diseluruh hingga 5 derajat selsius.
dunia menjadi satu tanpa terhambat Perubahan suhu bumi akibat
letak geografis. Akan tetapi dibalik aktifitas manusia tidak dapat
kecanggihan dalam era globalisasi dihindari lagi, utamanya saat ini

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


576
manusia memiliki kebuthan IPCC) memberikan hasil mengenai
kompleks. Jika telah terjadi tinjauan penelitian terkait
perubahan pada suhu bumi, hal ini perubahan iklim. Hasil penelitian
yang nantinya akan mempengaruhi tersebut menyatakan bahwa
dan berdampak pada pola aktifitas manusia dewasa ini
perubahan iklim, seperti terjadinya semakin memiliki pengaruh besar
kemarau panjang dan pencairan es terhadap perubahan suhu di bumi
di kutub. Perubahan iklim bukanlah yang berpengaruh terutama pada
masalah kelompok atau negara enam sektor, meliputi:
tertentu saja, melainkan masalah 1. Naiknya permukaan air laut
seluruh penduduk bumi yang dan pengaruh pesisir
memerlukan kerja sama dalam 2. Pengasaman laut
upaya menangani dan 3. Keseimbangan ekosistem
menghadapinya. Konvensi dan keanekaragaman hayati
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) laut
tentang Kerangka Kerja Perubahan 4. Sumber daya perairan dan
Iklim (United Nations Framework penggurunan
Convention on Climate 5. Pertanian dan pertahanan
Change/UNFCCC) pangan, serta
mendefinisikan perubahan iklim 6. Kesehatan manusia.
sebagai perubahan cuaca yang Lebih jauh lagi dijabarkan
disebabkan baik secara langsung bahwa semakin meningkatnya
atau tidak langsung oleh aktivitas pemanasan global di bumi, maka
manusia yang dapat mengubah akan semakin berpengaruh pada
kompoisi dari atmosfer global dan perubahan iklim yang pada
variabilitas iklim alami pada akhirnya juga berakibat buruk bagi
perioda waktu yang dapat komunitas manusiia, seperti 63-102
diperbandingkan. Komposisi juta jiwa akan terkena banjir dan 5-
atmosfer global yang dimaksud 20% dari lahan basah pesisir akan
adalah komposisi material atmosfer hilang akibat naiknya permukaan
bumi berupa Gas Rumah Kaca air laut. Dari sekian dampak
(GRK) yang di antaranya, terdiri perubahan iklim, yang paling
dari Karbon Dioksida, Metana, menjadi sorotan yakni naiknya
Nitrogen, dan sebagainya. permukaan air laut. Hal ini
Perubahan iklim merupakan dikarenakan naiknya permukaan
permasalahan yang tidak dapat air laut membawa dampak bagi
dihindari lagi, saat ini sedang pengaturan kedaulatan teritorial
menjadi fokus penelitian dan suatu negara, terutama bagi negara
diskusi dunia internasional yang wilayah negaranya memiliki
mengenai bagaimana cara pantai, seperti negara pantai dan
memperlambat dan mengatasi negara kepulauan. Pada wilayah
dampak yang ditimbulkannya. pantai untamanya daerah terluar
Panel Internasional Antar- dan daerah perbatasan yang telah
Pemerintah tentang Perubahan ditetapkan garis pangkal pantai
Iklim (International Panel on Climate (coasted baseline) sedikt atau pun
Change atau selanjutnya disebut banyak akan mengalami pergeseran

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


576
dan perubahan ketak. Peristiwa ini negara-negara yang mengalami
tentu akan mempengaruhi pergeseran coasted baseline dan
pengaturan negara pantai terkait negara-negara lain yang memiliki
posisi batas-batas maritimnya, kepentingan terhadap laut.
terutama perubahan fisik yang
terjadi pada garis pantai, seperti Metode Penelitian
penentuan laut teritorial dan zona- Tipe penelitian dalam
zona laut lain yang mengikutinya, penelitian hukum ini adalah
khususnya terkait titik dimana laut penelitian hukum doktrinal atau
teritorial suatu negara tersebut doctrinal research. Menurut pendapat
diukur atau ditetapkan. Terry Hutchinson sebagaimana
Perubahan iklim yang yang dikutip oleh Prof Peter
berdampak pada naiknya Mahmud Marzuki dalam bukunya
permukaan air laut merupakan yang berjudul Penelitian Hukum,
suatu fenomena yang sifatnya tentu yang dimaksud penelitian hukum
terjadi, jika tidak ada pengaturan doctrinal adalah penelitian yang
lebih lanjut maka tidak menutup memberikan penjelasan sistematis
kemungkinan akan menimbulkan aturan yang mengatur suatu
berbagai konflik diantara negara- kategori hukum tertentu,
negara dikarenakan ada kerancuan menganalisis hubungan antara
karena telah terjadi perbedaan peraturan, menjelaskan kesulitan
antara peta negara mengenai garis dan mungkin memrediksi
pangkal degan kondisi fisik atau pembangunan hukum masa depan.
keadaan pada kenyataannya. Ilmu hukum memiliki
Peristiwa meningkatnya karakter khas dimana sifatnya yang
permukaan air laut tentu perlu normative, praktis, dan preskriptif.
mendapat perhatian khusus bagi Sebagai ilmu yang bersifat
negara-negara pantai, negara preskriptif, ilmu hukum
kepulauan, dan negara lain yang mempelajari tujuan hukumm, nilai-
memiliki kepentingan dengan laut. nilai keadilan, validitas aturan
Dengan adanya fenomena ini dapat hukum, konsep hukum, dan norma
mendimbulkan problem sekaligus hukum. Sebagai ilmu terapan, ilmu
tantangan baru bagi hukum hukum menerapkan standar
internasional utamanya dalam prosedur dan ketentuan-ketentuan
hukum laut internasional tentang dalam melaksanakan aktivitas
status hukum terkait pegaturan hukum. Sehingga kebenaran yang
garis pangkal pantai (coasted dicari adalah kebenaran koherensi,
baseline) suatu negara jika adanya yaitu mengenai adakah aturan
pergeseran dan perubahan titik-titik hukum yang sesuai norma hukum
pengukuran garis pantai akibat dan adakah aturan hukum yang
adanya kenaikan permukaan laut berupa perintah dan larangan
karena dampak dari perubahan sesuai denganprinsip hukum, serta
iklim. Sehingga peran hukum apakah tindakan (act) seseorang
internasional sangat dibutuhkan telah sesuai dengan norma
dalam menetapkan kebijakan yang hukumatau prinsip hukum.
nantinya akan digunakan oleh

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


577
Pembahasan Dan Hasil Penelitian menimbulkan perubahan iklim
Perubahan Iklim Dan bumi menjadi tidak menentu karena
Pengaruhnya Terhadap Kenaikan terjadi pemanasan global.
Permukaan Air Laut Pemanasan global yang sudah dan
Perubahan iklim merupakan sedang berlangsung saat ini
fenomena universal yang dapat mengakibatkan mencairnya
mempengaruhi seluruh aspek gunung-gunung es dan tebing-
kehidupan di bumi termasuk bagi tebing es di kutub utara dan selatan
manusia dan lingkungannya. Badan yang sifatnya abadi, namun pada
Perlindungan Lingkungan Amerika dasawarsa terakhir keberdaannya
Serikat (Unied State Environment menjadi mengkhawatirkan.
Protection Agency / US EPA) Dampak yang ditimbulkan dari
menyatakan bahwa perubahan pencairan gunung-gunung es ini
iklim diakibatkan oleh dua hal, bukan hanya mengakibatkan
yaitu faktor alam dan manusia. naiknya permukaan air laut, tetetapi
Salah satu dampaknya yaitu dapat juga menghilangkan atau
menyebabkan nainya permukaan menenggelamkan pulau-pulau kecil
air laut. Faktor alam yang suatu negara. Contohnya yaitu
mempengaruhi perubahan iklim di tenggelamnya pulau Carti Sugdub
bumi terjadi akibat perubahan orbit dari kepulauan Panama.
bumi, perubahan aktivitas matahari, Fenomena kenaikan
dan akibat erupsi gunung berapi. permukaan air laut akibat
Sedangkan perubahan iklim akibat perubahan iklim membawa dampak
faktor manusia, yaitu adanya yang serius, utamanya bagi negara-
revolusi industri dengan negara pantai dan negara
diproduksinya jumlah barang kepulauan di seluruh dunia tanpa
menggunakan mesin dan dalam ada perbedaan, tidak mengenal
jumlah banyak dan bertambahnya ukuran, jumlah pulau, panjang
miliaran ton gas rumah kaca yang pantai, dan tingkat kemajuan
terperangkap dalam atmosfer. ekonomi serta teknologi disuatu
Emisi gas-gas rumah kaca negara. Kenaikan permukaan air
yang sebagian besar terdiri dari CO2 laut yang dialami oleh negara pantai
telah melebihi ambang batas dan akan berpengaruh pada
berpotensi merusak lapisan ozon menyempitnya wilayah daratan
yang berfungsi sebagai pelindung bahkan berpotensi tenggelamnya
bumi dari sinar ultraviolet yang pulau atau negara, terutama pada
membahayakan kesehatan manusia pulau-pulau kecil terluar dari
dan menjaga stabilitas suhu bumi. negara pantai atau negara
Jika lapisan ozon rusak, maka kepulauan. Jika akresi merupakan
membuat penduduk bumi seolah perolehan suatu wilayah baru
berada dalam rumah kaca karena akibat terjadinya proses alamiah
emisi gas tidak dapat dinetralisir tanpa campur tangan manusia,
bumi dengan baik. Hal ini maka hilang atau berkurangnya
menyebabkan suhu permukaan wilayah suatu negara akibat
bumi mengalami peningkatan yang perubahan iklim sebagai proses
cukup signifikan yang alamiah dapat dikatakan sebagai

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


578
kebalikannya. Selain hilangnya manusia yang telah ada dan
pulau kecil di Panama, hal semacam bertempat tinggal di wilayah
ini juga telah dialami oleh kawasan pesisir, seperti tergusurnya
di kepulauan Pasifik seperti penduduk pesisir pantai yang
Vanuatu, Marshall Islands, Tuvalu, terpaksa harus meninggalkan
dan sebagian Papua Nugini. wilayahnya akibat naiknya
Termasuk negara-negara pantai permukaan air laut.
yang ada di kawasan Asia, seperti United Naton Framework
Indonesia, Filipina, dan Jepang. Convention on Climate Change /
Akibat perubahan iklim, minimal 18 UNFCCC, telah melakukan berbagai
pulau telah tenggelam dan hilang upaya agar tidak terjadi
dari peta dunia, diantaranya 7 buah peningkatan suhu bumi sejak
pulau di Papua Niugini dan 3 pulau belasan tahun lalu, Protokol Kyoto
di Kiribati. Data mencatat bahwa juga telah mengupayakan agar suhu
Indonesia sebenarnya telah bumi tidak mengalami peningkatan
kehilangan sekitar 29 ribu hektar sebanyak 2 derajat celcius.
daratan akibat kenaikan permukaan Tujuannya yaitu agar keseimbangan
air laut di kawasan utara Jawa dan alam tetap terjaga, utamanya pada
kawasan lainnya. Perubahan iklim wilayah-wilayah yang rentan
yang berujung pada naiknya terhadap kenaikan suhu, seperti
permukaan air laut membawa wilayah kutub utara dan kutub
dampak yang cukup signifikan bagi selatan. Berbagai negara juga turut
penduduk pesisir. Negara pantai mengupayakan menjaga kestabilan
dan negara kepulauan merupakan hubu bumi, seperti yang dilakukan
pihak yang dapat terkena dampak oleh negara-negara kepulauan yang
paling besar dan secara langsung, terletak di Samudera Asia Pasifik
dimana dampak yang mereka alami yang menetapkan secara ketat batas
dapat dibagi menjadi tiga kategori, maksimal kenaikan suhu bumi
yaitu: hanya 1,5 derajat celsius, dengan
1. Dampak fisik, terkait tujuan agar negara-negara tersebut
permasalahan kondisi dan wujud tidak tenggelam.
pantai secara keseluruhan atau Terdapat satu teori yang
secara tampak, seperti adanya mengatakan bahwa perubahan
perubahan permukaan air laut iklim yang terjadi di bumi bermula
yang semakin meningkat pada suatu penemuan discovery,
2. Dampak ekosistem, terkait yakni penemuan mesin uap, benua
permasalahan berkurangnya dan sebagainya. Hal ini diperkuat
spesies pesisir pantai yang rentan dengan pendapat UNFCCC sebagai
akan terganggu habitat dan salah satu Konverensi Kerangka
keseimbangannya, seperti Kerja PBB yang membahas
punahnya hewan-hewan di mengenai masalah perubahan iklim
pesisir pantai akibat pergeseran menyatakan bahwa, sesungguhnya
permukaan air laut dan peruahan iklim di bumi telah terjadi
meningkatnya keasaman air laut berabad-abad lalu secara alamiah,
3. Dampak sosial, terkait bahkan sebelum adanya manusia.
permasalahan kehidupan Namun dalam satu abad terakhir

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


579
utamanya pasca revolusi industri satelit terkait kenaikan permukaan
saat mulai diproduksinya barang- air laut menyatakan, bahwa
barang dalam jumlah besar dan permukaan air laut meningkat
ditemukannya mesin uap, secara sebanyak kurang lebih 1 mm per
langsung atau tidak langsung tahun dan akan selalu mengalami
mempengaruhi komposisi atmosfer peningkatan. Pada tahun 2080,
global yang mengakibatkan diperkirakan air laut akan
perubahan iklim di bumi secara meningkat menjadi 4,2 mm per
tidak menentu. Dengan demikian tahun. Seorang profesor bernama
timbul keinginan manusia untuk Jonathan Bamber dari sekolah ilmu
menguasai dunia melalui berbagai Geografis Bristol University
penemuan termasuk salah satunya mengatakan, bahwa kenaikan
penguasaan terhadap alam dan permukaan air laut secara global
kekayaan yang terkandung di dapat mengakibatkan hilangnya
dalamnya. Oleh sebab itu perlu 1,79 juta kilometer persegi tanah
adanya kontrol terhadap sifat dan mengakibatkan krisis produksi
manusia utamanya dalam era global pangan dan meningkatkan potensi
dengan berbagai kecanggihan migrasi 187 juta orang. Berikut data
teknolongi untuk lebih menjaga dari pengamatan kenaikan air laut
keseimbangan alam agar kerusakan dunia yang semakin meningkat
yang akan dan telah terjadi tidak disetiap tahunnya mulai dari tahun
memperparah dampak perubahan 1970-2017.
iklim. Daniel Dhakidae mengatakan
bahwa, semakin berkembangnya Gambar 1: Hasil pengamatan
kehidupan manusia, utamanya kenaikan air laut dunia yang
pada era globalisasi seperti saat ini, semakin meningkat disetiap
manusia sudah tidak berperang tahunnya sejak tahun 1970-2017.
melawan musuh lain, tetapi
berperang melawan prilaku dan Jika fenomena
dirinya sendiri. Sehingga tidak meningkatnya permukaan air laut
dapat dipungkiri bahwa aktivitas terus terjadi, maka hutan mangrove
manusia secara langsung atau pun estuary, dan wetlands yang terdapat
tindak langsung dapat berdampak di pesisir semakin berkurang. Hal
pada perubahan iklim yang ini juga akan berpengaruh pada
mengakibatkan naiknya permukaan formasi North Atlantic Deep Water
air laut di bumi di setiap tahunnya. yang akan berpengaruh pada
sirkulasi global air laut, akibatnya di
samudera Pasifik akan terjadi el
nino. Southern Ocillation. Selain
Pengaruh Naiknya Permukaan Air terancamnya kehidupan pada
Laut terhadap Perubahan Coasted masyarakat pesisir, masalah lebih
Baseline lanjut dan yang paling signifikan
Kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim yang
diperkirakan terus meningkat setiap menyebabkan naiknya permukaan
tahunnya. Para peneliti yang telah air laut, yaitu jika di wilayah suatu
melakukan pengukuran altimeter negara khususnya pada pulau

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


580
terluar telah ditempatkan titik-titik melakukan gugatan terhadap
koordinat yang digunakan untuk negara tersebut dikarenakan
melakukan pengukuran garis wilayah atau pula tempat
pangkal pantai (coasted baseline) pengukuran garis pangkal
milik suatu negara pantai atau pantaitelah tenggelam atau
negara kepulauan. Karena nantinya bergeser. Tetapi jika suatu negara
jika air laut menjadi pasang atau memutuskan untuk melakukan
wilayah tersebut mulai tenggelam, perubahan terhadap pengukran
maka akan ada pergeseran titik garis pangkal pantai, maka akan
koordinat untuk pengukuran garis berimplikasi pula pada asas-asas
pantai, sehingga dapat berpengaruh negara kepulaan yang telah
pada perubahan dalam menentukan ditetapkan. Karena jika ada
laut teritorial suatu negara pantai. perubahan coasted baseline akibat
Gais pantai (Coasted baseline) adanya kenaikan air laut, maka
merupakan garis yang sangat kedaulatan teritorial dan jurisdiksi
penting bagi negara, utamanya bagi maritm suatu negara yang meliputi
mereka yang memiliki pantai bumi, tanah, dan udara diatasnya
karena berfungsi sebagai garis batas juga dapat berubah. Mengingat
pantai yang diukur dari zona bahwa garis pangkal pantai
terluarnya tersebut dapat diukur, merupakan hal yang sangat penting
sehingga keberadaan titik dimana bagi negara pantai dan negara
garis pangkal sangat mutlak bagi kepulauan, ditambah kenyataan
setiap negara pantai. Tidak hanya bahwa lautan dan segala sumber
berfungsi untuk mengukur batas daya alam yang terkandung di
laut territorial, garis pangkal pantai dalamnya memiliki kekayaan yang
juga dapat berfungsi sebagai dapat menarik perhatian negara-
penentu zona-zona laut yang negara lain, maka perlu upaya
mengikuti laut territorial. Fungsi masyarakat internasional untuk
lainnya yaitu sebagai batas penentu segera mengatur terkait hal ini
antara perairan dalam dimana supaya tidak terjadi perselisihan
negara pemilik pantai dan negara antar negara dan untuk menjaga
kepulauan tersebut dapat negara kepulauan agar tidak
menjalankan kedaulatannya secara kehilangan eksistensinya dalam
penuh dalam batas laut hukum internasional.
teritorialnya.
Oleh sebab itu apabila Pengaturan Perubahan Coasted
permukaan air laut mengalami Baseline Akibat Perubahan Iklim
peningkatan yang berakibat dalam Hukum Internasional
menenggelamkan pulau tempat Negara-negara dunia mulai
pengukuran garis pangkal, maka melakukan pengaturan kodifikasi
tidak menutup kemungkinan suatu hukum internasional yang
negara akan melakukan pergeseran berkaitan dengan permasalahan
terhadap garis pangkal pantainya. laut sejak tahun 1924, yaitu melalui
Atau bahkan tidak melakukan pembentukan International Law
perubahan sama sekali, namun Commission (ILC) di bawah naungan
terdapat negara lain yang PBB. Tahun 1956 ILC menghasilkan

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


581
laporan yang mencakup sebagian sebatas 12 mil laut, diukur dari garis
besar aspek hukum laut atas pangkal yang ditentukan sesuai
permintaan Majelis Umum PBB dengan konvensi. Berdasarkan
melalui Konferensi tentang Hukum UNCLOS, coasted baseline dapat
Laut pertama (United Nation dilakukan pengukuran dengan tiga
Conference on the Law of the Sea - cara, yaitu:
UNCLOS). Namun sayangnya 1. Garis Pangkal Biasa
UNCLOS pertama tidak bisa Garis Pangkal Biasa digunakan
menjelaskan mengenai luasnya laut untuk mengukur lebar laut
teritorial suatu negara, sehingga teritorial berdasarkan titik
tahun 1960 dilaksanakan konferensi terrendah permukaan air laut
kedua. Akan tetapi pembahsan (low water line) sepanjang pantai
tersebut masih belum dapat sesuai peta skala besar yang
merumuskan luas laut teritorial, diakui secara resmi oleh negara
hingga akhirnya mengaakan pantai. Konvensi ini juga
konferensi ketiga pada tahun 1973 mengindikasikan suau kondisi
dan akhirnya konferensi ini berhasil dimana garis permukaan air
diadopsi menjadi suatu konvensi rendah dalam elevasi tertentu
yang disebut UNCLOS 1982. dapat digunakan sebagai garis
Pengaturan terkait hukum laut pangkal untuk mengukur lebar
internasional yang termuat dalam laut teritorial. Jika berdasarkan
UNCLOS 1982 dapat diterima oleh garis pangkal biasa, daerah atau
banyak pihak dan akhirnya berlaku pulau yang awalnya digunakan
sampai saat ini sebagai payung untuk meletakkan titik garis
hukum internasional terkait pangkal tenggelam akibat
wilayah lautan termasuk di naiknya permukaan air laut dan
dalamnya terdapat pengaturan tetap tenggelam saat air laut
mengenai garis pangkal. Selain surut, maka garis pangkal
untuk menentukan batas laut untuk mengukur lebar laut
teritorial suatu negara, garis teritorial mau tidak mau juga
pangkal juga berfungsi sebagai turut bergeser. Posisi
penentuan batas antara perairan pergeserannya harus sesuai
dalam dimana negara tersebut dengan posisi surutnya air laut
dapat menjalankan kedaulatan di suatu daratan atau pulau
penuh dalam batas laut terluar dari suatu negara yang
teritorialnya. masih tidak tenggelam.
Dalam era perubahan iklim 2. Garis Pangkal Lurus
seperti saat ini, permasalahan yang Garis pangkal lurus digunakan
harus dihadapi dan tidak dapat untuk melakukan pengukuran
dihindari oleh negara-negara yang pada kondisi pantai yang
memiliki kepentingan dengan laut menjorok ke dalam atau jika
adalah cara menentukan wilayah terdapat pulau sepanjang pantai
yurisdiksinya jika ternyata terjadi di dekatnya, adanya delta atau
pergeseran pada coasted baseline. kondisi alam lainnya yang
Menurut Pasal 3 UNCLOS, lebar mengakibatkan garis pantai
laut teritorial suatu negara hanya tidak stabil dapat dilakukan

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


582
penarikan garis pangkal lurus belum memberikan regulasi secara
asalkan tidak menyimpangi tegas mengenai perubahan garis
kovensi. Dalam hal ini, jika pangkal dan batasan-batasannya
terjadi peningatan air laut maka bila terjadi pergeeran. Padahal hal
pengukurannya pun dapat ini memerlukan pengaturan yang
berubah sesuai kondisi alam, serius karena dampak perubahan
kecuali jika di atasnya telah iklim adalah keniscayaan untuk
didirikan mercu suar atau dihindari. Oleh sebab itu negara-
instalasi serupa yang permanen. negara pemilik pantai, yakni negara
3. Garis Pangkal Khusus / kepulauan dan negara pantai
Tertentu hendaknya melakukan berbagai
Garis pangkal khusus atau upaya baik berupa kerja sama
tertentu digunakan untuk internasional atau pembentukan
mengukur dalam kondisi peraturan yang lebih relefan dengan
tertentu atau khusus seperti kondisi alam saat ini.
sungai, teluk, pelabuhan atau Negara pantai dan negara
pangkal laut. Konvensi ini kepulauan atau negara lain yang
memperbolehkan negara pantai memiliki kepentingan terkait laut
untuk menentukan garis lurus dapat pula melakukan beberapa
yang sesuai dengan sungai atau upaya terkait pengaturan garis
teluk yang langsung pangkal pantai yang posisinya
menghadap laut. Hal ini sama mengalami pergeseran karena
halnya dengan pembolehan naiknya permukaan air laut,
untuk menarik garis pangkal misalnya suatu negara terutama
lurus bagi negara kepulauan negara pantai dan negara
sesuai pasal 47 UNCLOS. kepulauan yang telah kehilangan
Berdasarkan pengukuran sebagian wilayah negaranya akibat
garis pangkal pantai yang terdapat naiknya permukaan air laut
dalam UNCLOS tersebut diatas hendaknya melakukan pengukuran
tidak dijelaskan secara implisit dan pemetaan kondisi geografis dan
mengenai pengaturan garis pangkal bentang alam wilayah negaranya.
pantai (coasted baseline) apabila pada Termasuk menentukan apakah
pulau yang dijadikan titik akan melakukan perubahan atas
penarikan garis tersebut terkena pengukuran titik-titik untuk
dampak perubahan iklim, sehingga penarikan garis pantai beserta batas
menjadi tenggelam atau menjadi garis pangkal laut dengan laut
bergeser dur ke arah daratan. Jika teritorial, dan zona-zona laut yang
merujuk Pasal 14 UNCLOS 1982 mengikutinya. Hal ini diperlukan
dimana negara pantai dapat karena untuk memberikan
menetapkan garis pangkal secara kepastian hukum antara kondisi
bergantian dengan menggunakan fakta dilapangan dan kondisi yang
cara penarikan manapun ada dalam peta wilayah negara.
berdasarkan ketentuan pasal-pasal Apabila negara tersebut telah
mengenai garis pangkal melkaukan pemetaan seperti
berdasarkan keadaan tertentu atau sebagaimana yang telah ditentukan,
berlainan. UNCLOS ternyata masih maka negara tersebut harus

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


583
melakukan publikasi pada untuk membahas isu-isu terkini
masyarakat internasional mengenai terkait masalah kelautan,
peta zona maritim dan batas-batas khususnya terkait perubahan garis
laut negaranya dengan memberikan pangkal pantai. Amandemen
pengumuman yang berkaitan UNCLOS 1982 dapat beberapa
dengan peta koordinat geografis tambahan dalam protokol-protokol
yang telah diperbarui tersebut dan tambahannya yang khusus untuk
mendepositkan copy/turunan memberikan kepastian hukum
setiap peta kepada Sekretaris mengenai perubahan garis pangkal
Jenderal PBB. pantai akibat pengauh perubahan
Demi menghindari konflik iklim. Dengan demikian status
dan untuk menciptakan kepastian hukum terkait perubahan garis
hukum, negara-negara pantai dan pangkal pantai akibat perubahan
kepulauan dapat pula melakukan iklim (coasted baseline) akan memiliki
perundingan untuk membuat dasar hukum dan pengaturan yang
perjanjian internasional, baik dalam jelas dan berkepastian.
bentuk bilateral, regional, atau
multilateral. Kerja sama ini dapat Kesimpulan
dilakukan apabila suatu negara Dibalik kemajuan peradaban
tidak atau hendak melakukan yang serba canggih terdapat sebuah
perubahan terhadap pengukuran permasalahan dari aktivitas
garis pangkal pantainya. Mengingat manusia yang membawa
bahwa perjanjian internasional permasalahan yang segera
merupakan salah satu sumber memerlukan solusi, yaitu terkait
huum internasional yang diakui perubahan iklim. Perubahan iklim
dalam Pasal 38 ayat 1 United Nation merupakan fenomena universal
Charter, maka perjanjian yang tidak dapat dihindari lagi dan
internasional merupakan langkah membawa pengaruh bagi seluruh
tepat yang perlu dilakukan diantara aspek kehidupan di bumi termasuk
negara-negara yang berkepentingan bagi manusia dan lingkungannya.
guna memperkuat dan Badan Perlindungan Lingkungan
memperbarui ketentuan yang Amerika Serikat (Unied State
sebelumnya telah ada namun belum Environment Protection Agency / US
dapat memenuhi kebutuhaan EPA) menyatakan bahwa
hukum saat ini. Sebagai dasar perubahan iklim diakibatkan oleh
hukum dalam bidang kelautan, dua hal, yaitu faktor alam dan
negara-negara pantai, kepulauan manusia. Selah salah satu dampak
atau yang memiliki kepentingan paling signifikan yaitu
dapat melakukan perjanjian menyebabkan naiknya permukaan
multilateral dengan cara saling air laut. Fenomena ini membawa
sepakat untuk melakukan dampak yang serius tidak hanya
amandemen terhadap ketentuan bagi masyarakat pesisir, tetapi juga
dalam UNCLOS 1982. Hendaknya bagi negara-negara pantai dan
UNCLOS 1982 mulai negara kepulauan di seluruh dunia
mempertimbangkan adanya aturan tanpa ada perbedaan, tidak
lebih lanjut yang dikhususkan mengenal ukuran, jumlah pulau,

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


584
panjang pantai, dan tingkat menentukan lebar laut teritorial
kemajuan ekonomi serta teknologi suatu negara. Akan tetapi dalam
disuatu negara. UNCLOS hal ini belum diatur,
Sebagaimana yang telah sehingga memerlukan sebuah
dijelaskan dalam pembahasan amandemen atau tambahan klausul
bahwa air laut terus mengalami dlam UNCLOS. Selain itu negara
kenaikan di setiap tahunnya, hal ini pantai, negara kepulauan, dan
tidak hanya dapat mengakibatkan negara lain yang memiliki
terancamnya kehidupan pada kepentingkan terhadap pantai atau
masyarakat pesisir dan lingkungan, bahkan seluruh negara dunia
tetapi terdapat masalah lebih lain hendaknya selalu saling
yang signifikan, yaitu jika di memperbarui informasi dan
wilayah suatu negara khususnya melakukan perjanjian baik secara
pada pulau terluar telah bilateral atau multilateral terkait
ditempatkan titik-titik koordinat pengaturan dan penentuan coasted
yang digunakan untuk melakukan baseline apabila titik kooorditat
pengukuran garis pangkal pantai pengukurannya telah terrenndam
(coasted baseline) milik suatu negara air atau bergeser dengan tujuan
pantai atau negara kepulauan. untuk menghindari terjadinya
Karena jika nantinya air laut sengketa internasional.
menjadi pasang atau wilayah
tersebut mulai tenggelam, maka Daftar Pustaka
akan ada pergeseran titik koordinat Chairul Anwar (1989). Hukum
untuk pengukuran garis pantai, Internasional: Horizon Baru
sehingga dapat berpengaruh pada Hukum Laut Internasional:
perubahan dalam menentukan laut Konvensi Hukum
teritorial suatu negara pantai. Daniel Dhakidae. (2010), Bumi
Karena mengakibatkan perubahan Manusia. Jurnal Prisma Vol.
coasted baseline, sehingga 29. Diakses 20 November
memerlukan kepastian hukum 2019 pada
terkait pengaturan kedaulatan Deni Bram, Mumu Mujahir, Melly
teritorial dan jurisdiksi maritm Setiawati. (2013). Dinamika
suatu negara yang meliputi bumi, Wacana Perubahan Iklim
tanah, dan udara diatasnya jika Dan
telah terjadi perubahan atau Diah Apriani Atika Sari. (2014).
pergeseran. Kebijakan Pengelolaan
Bahwa 2/3 dari wilayah Pulau-Pulau Kecil Terluar
bumi adalah lautan, ditambah Inonesia Dalam
fenomena perubahan iklim, maka Geologi Kelautan. Bandung,
perlu adanya regulasi-regulasi yang Indonesia.
mengakomodir. Mengingat global-Scale impacts of climate
dampaknya dapat meningkatkan change. Article in Progress
permukaan air laut yang lambat in Physical Geography Vol.
namun bisa menenggelamkan 35.
pulau-pulau yang menjadi titik Harkins Hendro Prabowo,
penarikan garis pangkal untuk Mohamad Salahudin.

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


585
(2015). Potensi http://www.epa.gov.clima
Tenggelamnya Pulau-Pulau te-change-science
Kecil pada
http://www.lokadata.britagar.id http://ditjenppi.menlhk.go
http://www.prismajurnal.com, .id/kcpi/index.php/info-
Depok, Indonesia. iklim/perubahan-iklim
Indonesia Climate Change Sectoral Pernadamedia Grup.
Roadmap (ICCSR). (2010). Peter Mahmud Marzuki. (2015).
Sektor Kelautan dan Penelitian Hukum Edisi
Perikanan Republik Revisi. Jakarta, Indonesia:
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Kencana
Indonesia. Epistema Institute. Phillipus M. Hadjon dan Tatiek Sri
Islam Malang. Malang, Indonesia. Djatimati. (2005).
Jakarta, Indonesia. Argumentasi Hukum.
Jawahir Thontowi, Pranoto Iskanar. Yogyakarta, Indonesia:
(2016). Hukum Gajah
Internasional Kontemporer. Pinastika Prajna Paramita. (2019).
Bandung, Indonesia: PT. Pengaturan Garis Pangkal
Keterkaitannya dengan Hukum terhadp Perubahan Garis
Dan Tenurial Di Indonesia: Pantai dalam United
Sebuah Kajian Refika Aditama.
Kepustakaan. Jakarta, Simon N. Gosling. (2011). A review
Knowledge Centre Perubahan of recent develompements
Iklim. Info Iklim: Mengenai in Climate Change Science:
Perubahan Iklim. Diakses Part II: The
20 November 2019 Terluar NKRI. Jurnal Geologi
Laut 1982. Jakarta, Indonesia: Kelautan Volume 14, No. 2
Penerbit Djambatan. Pusat Pengembangan Dan
Lokadata. Kenaikan Permukaan Air Peneliian
Laut 1970-2018. Diakses 20 United Nation. (1982). United Nation
November 2019 pada Convention On The Law Of
Mada University Press. The Sea (UNCLOS), United
Menghadapi Perubahan Iklim Nation
Global, Yustisia Jurnal United Nation. (1992). United Nation
Hukum Edisi 90 Universitas Framework Convention on
Sebelas Maret. Climate Change (UNFCCC)
Nation Convention on The Law Of United State Environment
The Sea. Jurnal Yurispruden Protrction Agency (US
Volume 2, Nomor 1 EPA). (2017). Causes of
Universitas Climate Change. Diakses 20
November 2019 pada

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha


586

Anda mungkin juga menyukai