Tugas Current Issue Review Jurnal
Tugas Current Issue Review Jurnal
Review Jurnal
Isu Terkini
Epidemiologi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEPATUHAN VAKSIN MENINGITIS
PADA JEMAAH UMRAH DI KKP SEMARANG,
KKP PONTIANAK DAN KKP BENGKULU
MULAI SKIP
OLEH :
DITA AMANDA SAKTI
KMP 2200773
01
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
Penulis Penulis
Syara Octaviana Hafshoh, Syamsulhuda Rhezka Imaniar Fitranto (KKP Kelas II
Budi Musthofa, Besar Tirto Husodo Pontianak)
Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Andri Dwi Hernawan, Mardjan (Program
Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Universitas Diponegoro Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak)
Nama Jurnal
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Nama Jurnal
Journal Of Health Epidemiology and
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-
Comunicable Diseases JHECDs, 5 (2), 2019 hal.
3346)
69-78
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Penerbit Penerbit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Universitas Diponegoro Muhammadiyah Pontianak
02
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
Penulis
Ernawati (KKP Bengkulu) Ari Udiyono, Martini Martini, Lintang Dian Saraswati
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Nama Jurnal
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 5 (2). 2020. 119-126
Penerbit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
PONTIANAK
BENGKULU
SEMARANG
03
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
LATAR
BELAKANG
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
Indonesia peringkat 2 Infeksi meningitis tahun insidens MM tertinggi
terbanyak jumlah 1987 pada 99 jemaah terjadi di daerah Sub Sahara
jemaah umrah dunia Indonesia. Tahun 2000 Afrika (Meningitis Belt).
Nota diplomatik KSA pandemi global dimana Epidemi terjadi selama
pendatang wajib vaksin 14 terinfeksi, 6 meninggal musim panas dengan
MM dibuktikan dengan asal Indonesia insidens tahunan sebanyak
ICV Vaksin yang tidak tepat 1.000-1.200 kasus, dan
PMK 12/2017 : vaksin waktu potensi tertular berkaitan dengan kunjungan
MM paling lambat 14 MM, efektifitas
KEMAMPUAN vaksin
BERADAPTASI haji atau umrah tahunan
hari sebelum DENGAN
hanya PERUBAHAN
65%-83,7%CEPAT Data SIMKESPEL KKP
keberangkatan guna Belum ada penelitian Bengkulu tahun 2018, 924
Bisnis yang mengadopsi transformasi
membentuk antibodi, efektifitas
digital pemberian
lebih mampu beradaptasi orang(26,69%) jamaah
faktanya banyak yang profilaksis
dengan perubahan pasar dan melakukan vaksinasi kurang
terlambat vaksin. teknologi yang cepat
CFR MM >50% dari 30 hari
Selama maret-juni 2018 Penyedia jasa travel
--> 176 jemaah seharusnya memberikan
terlambat vaksin informasi pentingnya
vaksin MM tepat waktu 04
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
HASIL TEMUAN
JURNAL 1
Dari 100 responden 77% jemaah umrah tepat waktu dalam vaksin meningitis. Alasan dominan
adalah mengikuti saran biro perjalanan (54,5%)
23% jamaah terlambat dalam vaksin meningitis, alasan informasi tidak jelas 30,4%, mendadak
saat mendaftar umrah 26,1%, lupa jadwal vaksin dan tidak punya waktu 17,4%, tidak tahu
kewajiban vaksin sebelum umrah 8,7%
Berdasarkan pendekatan teori Health Believe Model (HBM) : 69% responden memiliki persepsi
kerentanan yang baik, 52% memiliki persepsi keparahan yang baik, 60% memiliki persepsi
manfaat yang baik, 83% memiliki persepsi hambatan yang rendah, 65% memiliki dukungan
keluarga yang baik, 56% memiliki dukungan lingkungan yang baik.
Hasil uji chi-square variabel yang berhubungan : pengetahuan (p=0.04), persepsi kerentanan
(0.025), persepsi manfaat (0.01), dukungan lingkungan (p=0.035)
05
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
HASIL TEMUAN
JURNAL 2
Responden adalah jemaah yang vaksin MM kurang dari 30 hari sejumlah 84 orang dengan 51%
berjenis kelamin perempuan, rentang usa terbanyak 25-44 tahun, lulusan terbanyak perguruan
tinggi 46%, pekerjaan terbanyak sebagai wiraswasta 37%, asal daerah terbanyak dari Kota
Pontianak (51%).
Hasil uji statistik, faktor yang memiliki hubungan dengan ketepatan waktu vaksin MM adalah
tingkat pengetahuan (p=0,028), sikap (p=0,002) dan keterpaparan informasi (p=0,043).
Sedangkan konfidisi kesehatan (p=0,427) dan dukungantravel 0,283) tidak memiliki hubungan
bermakna dengan ketepatan waktu vaksin MM
06
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
HASIL TEMUAN
JURNAL 3
Responden sejumlah 122 orang dengan karakteristik usia terbanyak 30-60 tahun (71%), jenis
kelamin perempuan (59,8%), pendidikan tinggi (49,2%), mayoritas bekerja (67,2%), vaksinasi
yidak tepat waktu (54,1%).
Tidak terdapat hubungan siknifikan antara umur (p=0,328), jenis kelamin (p=0,998), tingkat
pendidikan (p=0,868) dan jenis pekerjaan (p=1,000) dengan ketepatan waktu vaksinasi.
Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang waktu vaksinasi (p=0,000),
tidak terdapat hubungan signifikan pengetahuan tentang penyakit meningitis (p=0,477) dan
tingkat pengetahuan tentang vaksinasi meningitis (p=0,903) dengan ketepatan waktu vaksinasi
meningitis pada jamaah umrah.
07
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
PEMBAHASAN
PENGETAHUAN
PERSEPSI KERENTANAN
KETERPAPARAN INFORMASI
Kepatuhan
vaksin MM
jemaah
SIKAP PERSEPSI MANFAAT
umrah
DUKUNGAN LINGKUNGAN
JURNAL 1,2,3 Dari ketiga analisis statistik pada ketiga jurnal, terdapat
kesamaan yaitu 1 variabel yang mempunyai hubungan
JURNAL 1
signifikan dengan kepatuhan vaksin MM jemaah umrah yaitu
JURNAL 2 pengetahuan. Pengetahuan secara umum tentang vaksinasi
meningitis meliputi : manfaat, waktu pelaksanaan, akibat dari
terlambat vaksin MM.
08
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
PENGETAHUAN JEMAAH
TENTANG VAKSIN MM
Pengetahuan merupakan salah satu domain terpenting dalam
terbentuknya perilaku. Pengetahuan bisa didapatkan baik secara formal
melalui jenjang pendidikan maupun secara informal melalui internet,
media massa, konsultasi dengan tenaga kesehatan serta pengalaman
orang lain.
Pengetahuan berpengaruh signifikan pada keinginan untuk melakukan
vaksinasi MM. Sebaliknya bahwa kurangnya pengetahuan serta
pemahaman jemaah terkait manfaat dan risiko dari vaksin menjadi salah
satu alasan penolakan atau keterlambatan dalam vaksin MM.
Dari ketiga jurnal tersebut, pemberian KIE untuk meningkatkan
pengetahuan jemaah merupakan hal penting untuk meningkatkan
cakupan vaksin MM pada traveler khususnya jemaah umrah baik di
wilayah KKP Semarang, KKP Pontianak dan KKP Bengkulu. Edukasi
efektif dapat melalui sosial media, sosialisasi pada biro travel umrah
maupun media strategis lainnya.
09
Tugas Mata Kuliah Current issue Stikes Wira Husada Lintas Jalur Kesmas Dita Amanda
Terima Kasih
10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
527
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
528
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
529
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
yang baik, 83% responden memiliki keluarga yang baik, dan 57%
persepsi hambatan yang rendah, 65% responden memiliki dukungan
responden memiliki dukungan lingkungan yang baik.
Tabel 2. Analisis bivariat
Variabel Penerimaan Vaksin Meningitis
Patuh Tidak Patuh P value
f % f %
Umur Responden
Dewasa Awal (≤39) 41 83.7 8 16.3 0.188
Dewasa Akhir (>39) 36 70.6 15 29.4
Jenis Kelamin
Perempuan 41 78.8 11 21.2 0.827
Laki-laki 36 75 12 25
Tingkat Pendidikan
Das-Men 36 75 12 25 0.827
Tinggi 41 78.8 11 21.2
Pengetahuan
Baik 36 67.9 17 32.1 0.04
Kurang Baik 41 87.2 6 12.8
Persepsi Kerentanan
Baik 58 84.1 11 15.9 0.025
Kurang Baik 19 61.3 12 38.7
Persepsi Keparahan
Baik 39 75 13 25 0.797
Kurang Baik 38 79.2 10 20.8
Persepsi Manfaat
Baik 52 86.7 8 13.3 0.01
Kurang Baik 25 62.5 15 37.5
Persepsi Hambatan
Rendah 67 80.7 16 41.2 0.101
Tinggi 10 58.8 7 19.3
Dukungan Keluarga
Baik 48 73.8 17 26.2 0.440
Kurang Baik 29 82.9 6 17.1
Dukungan Lingkungan
Baik 39 68.4 18 31.6 0.035
Kurang Baik 38 88.4 5 11.6
530
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
531
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
532
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
533
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
534
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas
5 (2), 2020, 119-126
JEKK
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Vaksinasi
Meningitis pada Jamaah Umrah (Studi di Kota Bengkulu)
Ernawati*, Ari Udiyono**, Martini Martini***, Lintang Dian Saraswati****
*
Kantor Kesehatan Pelabuhan Bengkulu,**Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Background: Meningococcal meningitis is a disease with high morbidity and mortality which, if
left untreated, 100% will end in death. Meningitis vaccination is a way to prevent transmission of
meningitis in high-risk groups such as Umrah pilgrims. As many as 26.69% of Umrah pilgrims in
Bengkulu were late in conducting the meningitis vaccination.
Methods: Used is analytic observational research with cross sectional approach. The research
sample of 122 people with purposive sampling. Data processing was performed by chi square test
by looking at the value of continuity correction and pearson chi-square with α=0.05.
Result: There is a significant relationship between the level of knowledge about the time of
meningitis vaccination, (p=0,000) and the perseption of role of umrah travel agency (p=0,023)
with the timeliness of vaccination. There was no relationship between age (p= 0,328), sex
(p=0,998), level of education (p=0,868), type of work (p=1,000), level of knowledge about
meningitis (p=0,477), level of knowledge about vaccination meningitis (p=0,903), family support
(p=0,083) and distance access to health services (p=0,996) with timely meningitis vaccination in
Umrah pilgrims.
Conclusion : Knowledge about the timing of vaccination and the perseption of role of umrah
travel agency are the main determining factors of the accuracy of meningitis vaccination in Umrah
pilgrims.
Pendahuluan Metode
Tabel 2. Hubungan Usia dengan Ketepatan Waktu Tidak 22 55,0 18 45,0 40 100,0
Vaksinasi Meningitis Bekerja
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa Tabel 8. Hubungan Akses Jarak dengan Ketepatan
Waktu Vaksinasi Meningitis
terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan tentang waktu vaksinasi Akses Ketepatan waktu P
meningitis (p=0,000) dengan ketepatan wakitu jarak vaksinasi
Total
vaksinasi meningitis sementara tidak terdapat tempuh Tidak tepat Tepat
waktu waktu
hubungan yang signifikan antara tingkat f % f % f %
pengetahuan tentang penyakit meningitis Jauh 59 53,6 51 46,4 110 100,0 0,996
(p=0,477) dan tingkat pengetahuan tentang Dekat 7 58,3 5 41,7 12 100,0
vaksinasi meningitis (p=0,903) dengan
ketepatan waktu vaksinasi meningitis pada
Tabel 9. Hubungan Persepsi terhadap Peran
jamaah umrah. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
(PPIU) dengan Ketepatan Waktu
Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Vaksinasi Meningitis
Ketepatan Waktu Vaksinasi Meningitis
Peran Ketepatan waktu P
Tingkat Ketepatan waktu P PPIU vaksinasi
Total
pengetahu vaksinasi Tidak tepat Tepat
Total waktu waktu
an Tidak tepat Tepat
waktu waktu f % f % f %
f % f % f % Kurang 0,023
28 70,0 12 30,0 40 100,0
Penyakit baik
Meningitis
Baik 38 46,3 44 53,7 82 100,0
Kurang 30 50,0 30 50,0 60 100,0 0,477
sejalan dengan penelitian Hafsoh SO yang Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada
menunjukkan bahwa bahwa usia tidak hubungan status pekerjaan responden dengan
berhubungan dengan penerimaan vaksin ketepatan waktu vaksinasi jamaah umrah
meningitis pada jamaah umrah (p=0,188).7 sejalan dengan penelitian Hafsoh SO 7 Tetapi
Tidak adanya hubungan ini dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Abbas KM di
Menurut Rosenstock et al (1998), usia Amerika Serikat menunjukkan hasil yang
merupakan salah satu faktor demografi yang berbeda dimana orang yang tidak bekerja
tidak berhubungan langsung dengan kepatuhan mempunyai proporsi yang lebih besar untuk
melainkan berhubungan langsung dengan mendapatkan vaksinasi influenza dibandingkan
persepsi seseorang terhadap suatu tindakan dengan orang yang tidak bekerja.13 Perbedaan
pencegahan penyakit dan persepsi itulah yang hasil penelitian ini disebabkan karena sebagian
berhubungan langsung dengan perilaku besar responden yang tidak bekerja adalah ibu
kepatuhan seseorang.12 rumah tangga, dimana pada saat wawancara
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada mereka adalah jamaah umrah yang berangkat
hubungan jenis kelamin dengan ketepatan umrah bersama-sama dengan suami atau
waktu vaksinasi jamaah. Hal ini sejalan dengan anaknya yang bekerja, sehingga pada saat
penelitian di Amerika Serikat. 13 Tidak adanya melakukan vaksinasi meningitis mereka
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin memilih untuk melakukan vaksinasi
dengan ketepatan waktu vaksinasi meningitis berbarengan dengan suami atau anaknya.
disebabkan karena jenis kelamin bukan
merupakan faktor yang berhubungan langsung Hubungan tingkat pengetahuan dengan
dengan kepatuhan melainkan berhubungan ketepatan waktu vaksinasi
langsung dengan persepsi dan persepsi itulah Tidak adanya hubungan antara
yang berhubungan langsung dengan kepatuhan, pengetahuan tentang vaksinasi meningitis dan
dengan kata lain jenis kelamin akan pengetahuan tentang waktu vaksinasi
mempengaruhi perubahan mental penderita meningitis berbeda dengan penelitian yang
untuk memutuskan melakukan tindakan dilakukan oleh Hafsoh SO dimana pengetahuan
pencegahan penyakit seperti vaksinasi.14 mempunyai hubungan yang signifikan dengan
Pendidikan dapat memperluas wawasan penerimaan vaksinasi meningitis pada jamaah
atau pengetahuan seseorang. Secara umum umrah di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 2
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan Semarang.7 Hasil berbeda juga ditemukan pada
mempunyai pengetahuan yang lebih luas penelitian Poerwanti S dimana pengetahuan
dibandingkan dengan seseorang yang tingkat jamaah berhubungan dengan tingkat kepatuhan
pendidikannya lebih rendah.11 Tingkat vaksinasi meningitis.8 Perbedaan hasil
pendidikan dari individu mempengaruhi penelitian ini disebabkan karena penelitian
penerimaan individu terhadap informasi sebelumnya menggabungkan pengetahuan
kesehatan.10 Hasil penelitian menunjukkan tentang penyakit meningitis, vaksinasi
tidak ada hubungan yang signifikan antara meningitis dan waktu vaksinasi meningitis
tingkat pendidikan jamaah dengan ketepatan dalam satu variabel pengetahuan. Sementara
waktu vaksinasi meningitis pada jamaah umrah pada penelitian ini variabel pengetahuan dibagi
sejalan dengan penelitian Egici MT yang menjadi tiga variabel pengetahuan yang
menyebutkan bahwa status pendidikan mencakup pengetahuan tentang penyakit
seseorang tidak berhubungan dengan status meningitis, pengetahuan tentang vaksinasi
vaksinasi pada orang dewasa dengan hasil meningitis dan pengetahuan tentang waktu
p>0,05.15 Pendidikan responden adalah vaksinasi meningitis.
pendidikan yang didapat dari jalur formal. Variabel pengetahuan tentang waktu
Akan tetapi tingkat pendidikan formal tidak vaksinasi meningitis menunjukkan adanya
berhubungan langsung dengan perilaku hubungan yang signifikan dengan ketepatan
kesehatan, yang lebih berpengaruh adalah waktu vaksinasi meningitis pada jamaah. Hal
informasi untuk menambah pengetahuan.8 ini membuktikan bahwa pengetahuan yang
spesifik akan lebih memberikan dampak
13. Abbas KM, Kang GJ, Chen D, Werre SR, 16. Subaris H. Promosi Kesehatan,
Marathe A. Demographics, perceptions, Pemberdayaan Masyarakat Dan Modal
and socioeconomic factors affecting Sosial. Pertama. Yogyakarta: Nuha
influenza vaccination among adults in the Medika; 2016. 150 p.
United States. Peer J [Internet]. 2018 [cited
2019 Aug 29];15. Available from: 17. Laksono AD, Sukoco NE. Studi Kasus
https://peerj.com/articles/5171/ Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat. In:
14. Yulia S. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan di
kepatuhan dalam menjalankan diet pada Indonesia [Internet]. 2009. p. 85–107.
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (Studi Available from:
kasus di Puskesmas Kedungmundu Tahun https://www.academia.edu/37061121/Studi
2015). Universitas Negeri Semarang; _Kasus_Aksesibilitas_Yankes_di_MTB
2015.
Penelitian
Tanggal diterima 28 Agustus 2019, Revisi pertama 5 September 2019, Revisi terakhir 20 Desember 2019, Disetujui 23
Desember 2019, Terbit daring 3 Januari 2020
Abstract. Based on the Indonesian government regulation, Meningococcal Meningitis vaccination for umrah pilgrims must be
done at least 30 days before departure to ensure that the antibodies of the pilgrims can be formed perfectly. However, in practice,
the proportion of Umrah pilgrims at the Port Health Office of Pontianak who do not vaccinate on time is increasing every year. This
study aimed at investigating the factors related to the time of Meningococcal Meningitis vaccination among Umrah pilgrims at the
Port Health Office of Pontianak. Using a cross-sectional research design and accidental sampling technique, 84 respondents
participated in this study, the data were collected using interview and were analyzed using the chi-square test. This study also
describes the characteristics of Umrah pilgrims who did not vaccinate on time in 2016-2018, based on sex, age, and where the
pilgrims came from. The study revealed a correlation of knowledge (p-value=0,028), attitude (p-value=0,002), and information
exposure (p-value=0,043). The unrelated variathe propobles were health condition (p-value=0,427), travel agent support (p-
value=0,283), and the time of Meningococcal Meningitis vaccination among Umrah pilgrims at the Port Health Office of Pontianak.
Dissemination of information on the importance of on-time vaccination through a variety of print and electronic media should be
effectively improved, inconsequence umrah pilgrims can know and realize the importance of timeliness in the administration of
Meningococcal Meningitis vaccination.
Keywords: knowledge, attitude, information, timeliness of Meningococcal Meningitis vaccination
Abstrak. Berdasarkan peraturan dari Pemerintah Indonesia, pemberian vaksinasi Meningitis Meningokokus bagi calon
jamaah umroh wajib dilakukan minimal 30 hari sebelum keberangkatan, hal ini dilakukan agar antibody para jamaah dapat
terbentuk dengan sempurna pada saat keberangkatan umroh. Namun dalam praktiknya, proporsi jamaah umroh yang
melakukan vaksinasi tidak tepat waktu di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak cukup tinggi dan semakin
meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan
waktu vaksinasi pada calon jamaah umroh di KKP Kelas II Pontianak, penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional dan
teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 84 responden, yang selanjutnya
dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara pengetahuan (p-value=0,028), sikap (p-value=0,002) dan keterpaparan informasi (p-value=0,043), serta tidak
terdapat hubungan antara kondisi kesehatan (p-value=0,427) dan dukungan travel (p-value=0,283) dengan ketepatan waktu
vaksinasi Meningitis Meningokokus pada calon jamaah umroh di KKP Kelas II Pontianak. Diseminasi informasi tentang
pentingnya pelaksanaan vaksinasi yang tepat waktu melalui berbagai media cetak dan elektronik hendaknya dapat lebih
ditingkatkan, sehingga calon jamaah umroh dapat mengetahui dan menyadari pentingnya ketepatan waktu dalam pemberian
vaksinasi Meningitis Meningokokus.
Kata kunci : pengetahuan, sikap, informasi, ketepatan waktu vaksinasi Meningitis Meningokokus
DOI : https://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.2165
Cara sitasi : Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Ketepatan
(How to cite) Waktu Vaksinasi Meningitis Meningokokus Calon Jamaah Umroh di KKP Pontianak.
J.Health.Epidemiol.Commun.Dis. 2019;5(2): 69-78.
69
Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan...
70
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019
71
Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan...
Jenis Kelamin adalah pada rentang 45-64 tahun. Pada tahun 2016
didapatkan sebanyak 1.393 orang dari total 2.641
Gambar 1 menunjukkan bahwa proporsi jamaah jamaah atau sekitar 53%, kemudian pada tahun
umroh yang melakukan vaksinasi Meningitis 2017 sebanyak 2.015 orang dari 3.732 jamaah atau
Meningokokus dengan tidak tepat waktu di Kantor sebesar 54%, dan pada tahun 2018 sebanyak 2.866
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak dari tahun orang dari 5.400 jamaah atau sekitar 53%. Dengan
2016 sampai dengan 2018, hampir berimbang rata-rata di setiap tahunnya adalah sebesar 53%.
antara laki-laki dan perempuan dengan jenis
kelamin perempuan sedikit lebih banyak Sedangkan untuk rentang usia 1-4 tahun adalah
dibandingkan dengan laki-laki. golongan umur dengan proporsi paling kecil, yakni
pada tahun 2016 sebesar 0,3%, kemudian
meningkat pada tahun 2017 menjadi sebesar 0,6%,
dan pada tahun 2018 turun menjadi sebesar 0,4%,
dengan rata-rata sebesar 0,4% setiap tahunnya.
Asal Daerah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jamaah Umroh yang
Melakukan Vaksinasi Tidak Tepat Waktu
Berdasarkan Asal Daerah
72
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019
Meningitis Meningokokus di Kantor Kesehatan Pada saat penelitian ini dilakukan, jumlah
Pelabuhan Kelas II Pontianak dengan jumlah responden jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaan,
responden sebanyak 84 orang. yang terbanyak adalah yang bekerja sebagai
Wiraswasta/ Wirausaha yakni sebanyak 31 orang
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (37%) dan yang paling sedikit ditemukan adalah
responden yang bekerja sebagai Tani/ Buruh
Waktu Vaksinasi Jumlah dengan jumlah sebanyak 3 orang (4%) saja. Dan
Karakteristik
< 30 ≥ 30
Responden
hari
%
hari
% F % dari sebanyak 84 orang yang menjadi responden,
Jenis Kelamin Kota Pontianak merupakan asal daerah responden
Laki-laki 23 57 20 47 43 51 yang paling besar proporsinya dengan jumlah 43
Perempuan 18 43 23 53 41 49 orang (51%) sedangkan yang paling sedikit berasal
Total 41 100 43 100 84 100 dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Ketapang
Umur
15-24 3 9 5 12 8 10 dan Kabupaten Sambas dengan jumlah masing-
25-44 20 49 19 44 39 46 masing sebanyak 2 orang (2%). Serta terdapat pula
45-64 16 40 17 40 33 39 sebanyak 4 orang responden (5%) yang berasal dari
≥ 65 2 3 2 5 4 5 luar Provinsi Kalimantan Barat.
Total 41 100 43 100 84 100
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 3 0 0 2 2 Analisis Bivariat
SD/ Sederajat 5 11 2 5 7 8
SMP/ Sederajat 2 6 2 5 4 5 Tabel 4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
SMA/ Sederajat 14 34 18 42 32 38 Waktu Penyuntikan Vaksinasi Meningitis Meningokokus
Perguruan Tinggi 18 46 21 49 39 46
Total 41 100 43 100 84 100 OR
Pekerjaan P
Waktu Vaksinasi 95%
Tidak Bekerja 5 11 8 19 13 15 Value
Variabel CI
Pelajar/ 3 9 4 9 7 8 < 30 ≥ 30
Mahasiswa % %
hari hari
Tani/ Buruh 3 6 0 0 3 4 Tingkat
PNS/ BUMN 12 29 10 23 22 26 Pengetahuan
Wiraswasta/ 13 31 18 40 31 37 0,028 3,055
Kurang Baik 21 65,6 11 34,4
Wirausaha Baik 20 38,5 32 61,5
Pensiunan PNS/ 5 14 3 7 8 10 Sikap
TNI/ POLRI Kurang 23 71,9 9 28,1 0,002 4,827
Total 41 100 43 100 84 100 Mendukung 18 34,6 34 65,4
Asal Daerah Kondisi Kesehatan
Pontianak 15 40 28 65 43 51 Sakit 4 66,7 2 33,3 0,427 2,216
Singkawang 3 9 2 5 5 6 Sehat 37 47,4 41 52,6
Kapuas Hulu 2 6 0 0 2 2
Keterpaparan
Ketapang 1 3 1 2 2 2 Informasi
Kubu Raya 12 26 4 9 16 19 Kurang 18 66,7 9 33,3 0,043 2,957
Mempawah 0 0 4 9 4 5 Baik 23 40,4 34 59,6
Sambas 2 6 0 0 2 2
Dukungan Travel
Sintang 4 6 2 5 6 7
Kurang 20 42,6 27 57,4 0,283 0,564
Luar Kalbar 2 6 2 5 4 5
Mendukung 21 56,8 16 43,2
Total 41 100 43 100 84 100
73
Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan...
karakteristik jamaah umroh yang melakukan pertahun). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada
vaksinasi tidak tepat waktu di Kantor Kesehatan golongan umur tersebut, biasanya seseorang akan
Pelabuhan Kelas II Pontianak berdasarkan jenis lebih sulit untuk menerima serta mengaplikasikan
kelamin, umur dan asal daerah dari tahun 2016 informasi yang berasal dari luar dan menganggap
sampai dengan 2018. Sedangkan data primer nilai-nilai yang diperolehnya ketika remaja masih
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor berlaku sampai dengan sekarang.17 Selain dari pada
determinan yang berhubungan dengan waktu itu, dapat pula dipengaruhi oleh semakin
penyuntikan vaksinasi Meningitis Meningokokus panjangnya antrian keberangkatan untuk
pada calon jamaah umroh di Kantor Kesehatan melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Karena
Pelabuhan Kelas II Pontianak. dikhawatirkan kondisi fisik yang sudah tidak
memungkinkan bila harus menunggu antrian haji,
Karakteristik Jamaah Umroh yang yang mana di Kalimantan Barat sendiri pada tahun
Melakukan Vaksinasi Tidak Tepat Waktu di 2019 telah mencapai antrian hingga 9-17 tahun.
KKP Kelas II Pontianak Tahun 2016-2018 Faktor ini menyebabkan jamaah di usia tersebut
memilih untuk melaksanakan ibadah umrah
Jenis Kelamin terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah haji.
Usia dewasa akhir dan lansia menjadi salah satu
Berdasarkan hasil dari data yang telah diperoleh, faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
bahwa perbandingan jenis kelamin jamaah umroh penerimaan informasi dikarenakan menurunnya
yang melakukan vaksinasi tidak tepat waktu antara kemampuan berfikir sehingga masukan informasi
laki-laki dan perempuan hampir berimbang, dengan tidak banyak merubah pengetahuan yang dimiliki. 17
jenis kelamin perempuan sedikit lebih banyak Kondisi ini relevan dengan hasil analisis secara
dibandingkan dengan laki-laki, yakni dengan rata- analitik bahwa variable pengetahuan berhubungan
rata perbandingan dalam 3 tahun terakhir adalah dengan perilaku vaksinasi tidak tepat waktu,
perempuan sebesar 53% berbanding laki-laki dimana dalam penelitian ini banyak dijumpai
sebesar 47%. Hal ini bisa saja terjadi karena responden berada dalam kelompok usia di atas 45
menurut data yang dikeluarkan oleh BPS (2011), tahun.
bahwa perbandingan secara keseluruhan antara
jumlah laki-laki dan perempuan di Indonesia Asal Daerah
hampir sama besar yaitu 50% berbanding 50%.15
Selain itu, faktor lainnya yang juga dapat Jika dilihat berdasarkan asal daerah, maka pada
mempengaruhi perilaku jamaah dalam pelaksanaan tahun 2016 sampai dengan 2018, jumlah calon
vaksinasi adalah, diketahui bahwa perempuan jamaah umroh yang melakukan vaksinasi tidak
seringkali berperilaku berdasarkan pertimbangan tepat waktu sebagian besar berasal dari Kota
emosional atau perasaan dibandingkan dengan laki- Pontianak (rata-rata 43% pertahun). Hal ini dapat
laki yang lebih berdasarkan pertimbangan rasional terjadi karena berdasarkan jumlah penduduk di
atau akal.16 Wanita beranggapan bahwa melakukan Kalimantan Barat, Kota Pontianak merupakan
vaksinasi ke pelayanan vaksinasi sulit untuk wilayah dengan jumlah penduduk paling banyak
dilakukan secara mandiri perlu mendapat diantara 14 Kabupaten dan Kota lainnya, yaitu
pendampingan dari pasangannya ataupun sekitar 13%.15 Pada tahun 2014, Kota Pontianak
muhrimnya sehingga ketika mereka harus pergi ke juga merupakan daerah tertinggi untuk jumlah
pelayanan vaksinasi mesti menunggu pihak atau penduduk yang memiliki pendapatan di atas
muhrim yang akan mengantar ke kantor KKP kelas pendapatan perkapita dibandingkan dengan
II Pontianak. Namun pada laki-laki mereka lebih Kabupaten/ Kota lainnya di Kalimantan Barat yaitu
berfikir bahwa pergi menuju pelayanan vaksinasi sebesar 21%.18 Dimana biaya yang dikeluarkan
dapat dilakukan kapan saja dengan atau tanpa untuk menjalankan serangkaian proses ibadah
didampingi pasangannya. Sehingga hal ini bisa saja umroh di Tanah Suci memang cukup besar,
menyebabkan jumlah jamaah yang melakukan sehingga jika dilihat dari segi biaya tidak semua
vaksinasi tidak tepat waktu lebih banyak ditemukan orang mampu untuk melaksanakannya. Selain itu
pada jamaah berjenis kelamin perempuan daftar tunggu untuk antrian pelaksanaan ibadah haji
dibandingkan laki-laki. juga dapat menjadikan minat sebagian masyarakat
Kota Pontianak memilih alternatif lain untuk
Umur mengunjungi Baitullah, yaitu dengan menjalankan
ibadah umroh.
Pada tahun 2016 sampai dengan 2018 jumlah calon
jamaah umroh yang melakukan vaksinasi tidak Berdasarkan waiting list yang dirilis Kemenag RI
tepat waktu jika dilihat berdasarkan kelompok tahun 2019, Kota Pontianak menjadi salah satu
umur, maka yang paling banyak ditemukan adalah daerah dengan antrian tertinggi di Kalimantan
pada rentang usia 45-64 tahun (rata-rata 53% Barat bersama dengan Kota Singkawang dan
74
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019
75
Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan...
yang terlalu besar antara kelompok terpapar tidak terpapar berdampak negative kecil yaitu
dengan kelompok tidak terpapar ini akan sebesar 14,2% hal ini menyebabkan perbedaan
berpengaruh terhadap hasil statistik yang proporsi yang dibandingkan menjadi tidak
dihasilkan dimana perbandingan paling ideal bermakna secara statistik. Selain itu jumlah jamaah
dilakukan jika kelompok terpapar dan tidak yang berada dalam kategori terpapar sebanyak 47
terpapar minimal sebanding jumlahnya. Namun jamaah sebanyak 20 tidak melakukan vaksinasi
demikian dalam tabulasi silang dapat dilihat tepat waktu dan sebanyak 27 melakukan vaksinasi
kecendrungan yang positif mengikuti kondisi yang tepatwaktu angka ini berjumlah relative sebanding
selazimnya paparan berdampak efek negative, yaitu sehingga secara statistik probabilitas paparan
proporsi responden yang sakit dan melakukan berdampak efek negative jika dibandingkan dengan
vaksinasi meningitis tidak tepat waktu sebesar probabilitas paparan berdampak positif menjadi
66,7% lebih banyak proporsinya jika dibandingkan sebanding juga sehingga tidak bermakna secara
dengan responden pada kelompok sehat yang statistik. Namun demikian data tabulasi silang
melakukan vaksinasi tidak tepat waktu yaitu terlihat adanya kecendrungan bahwa jamaah yang
sebanyak 47,4%. tidak melakukan vaksinasi tepat waktu proporsinya
lebih sedikit karena kurangnya dukungan travel
Keterpaparan Informasi dibandingkan dengan yang cukup mendapat
dukungan travel hal ini menunjukan bahwa ada
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Chi faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi
Square didapatkan nilai p-value= 0,043 (p < 0,05), ketepatan waktu vaksinasi meningitis pada jamaah
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat umrah yaitu faktor internal pengetahuan dan sikap
hubungan yang bermakna antara keterpaparan jamaah dan faktor ekternal yaitu keterpaparan
informasi dengan waktu penyuntikan vaksinasi informasi yang bisa saja diperoleh dari sumber lain
Meningitis Meningokokus pada calon jamaah yang berasal dari selain agen travel seperti media
umroh di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II massa elektronik dan media sosial.
Pontianak. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh Hidayah, disebutkan bahwa Penyebab lain yang juga dapat menjelaskan hasil
terdapat hubungan antara informasi dengan penelitian ini bahwa tidak adanya hubungan yang
pemberian imunisasi dasar lengkap dengan nilai p- bermakna antara dukungan travel dengan
value= 0,001.25 Dalam teori etiologi perilaku sakit ketepatan waktu vaksinasi pada calon jamaah
yang dalam hal ini adalah pelaksanaan vaksinasi umroh yaitu, terlihat dari sebanyak 84 responden
yang tidak tepat waktu, kemungkinan individu yang diwawancara, terdapat 34 jenis travel yang
untuk diserang penyakit dapat disebabkan oleh digunakan. Dari ke 34 travel tersebut, hampir
beberapa faktor yaitu informasi, pengetahuan dan setengahnya yaitu sebanyak 16 travel atau sebesar
asumsi budaya tentang penyakit serta perbedaan 47% diantaranya, hanya memiliki perwakilan
interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya.21 masing-masing 1 orang saja sebagai responden
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterpaparan pada penelitian ini, sehingga jawaban yang
informasi merupakan salah satu faktor yang dapat diberikan oleh responden belum tentu dapat
mempengaruhi waktu penyuntikan vaksinasi. mewakili gambaran terkait dengan dukungan yang
diberikan travel tersebut.
Dukungan Travel
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Chi Kesimpulan dan Saran
Square didapatkan nilai p-value= 0,283 (p > 0,05),
sehingga dengan demikian dapat disimpulkan Kesimpulan
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
Dari hasil penelitian di atas, beberapa faktor yang
antara dukungan travel dengan waktu penyuntikan
diketahui memiliki hubungan bermakna dengan
vaksinasi Meningitis Meningokokus pada calon
waktu penyuntikan vaksinasi Meningitis
jamaah umroh di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Meningokokus di Kantor Kesehatan pelabuhan
Kelas II Pontianak.
Kelas II Pontianak adalah tingkat pengetahuan
Selain itu hasil uji statistik tidak menunjukan ada responden, sikap dan keterpaparan informasi.
hubungan yang signifikan, studi yang dilakukan Sedangkan untuk faktor kondisi kesehatan dan
secara belah lintang mendapatkan informasi bahwa dukungan travel tidak memiliki hubungan yang
proporsi jamaah umrah yang melakukan vaksinasi bermakna dengan waktu penyuntikan vaksinasi
meningitis tidak tepat waktu sebanyak 42,6% Meningitis Meningokokus di Kantor Kesehatan
mengaku kurang adanya dukungan dari pengelola Pelabuhan Kelas II Pontianak.
travel sedangkan yang mengaku cukup mendapat
dukungan sebanyak 56,8%. Selisih proporsi antara
keterpaparan berdampak negative berbanding
76
JHECDs Vol. 5, No. 2, Desember 2019
77
Fitranto RI, Hernawan AD, Mardjan. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan...
78