Anda di halaman 1dari 3

PENETAPAN DAN KLASIFIKASI BALITA

GIZI BURUK
No. : B-002/PKM-MH/SOP/
Dokumen GIZI/12/2020
SOP No. Revisi : 00

Tanggal : 12/12/2020
Terbit
Maria Marayati, S.Kep
PUSKESMAS
NIP. 19701115
MUARA HARUS
199803 2 006
1. Pengertian Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di fasilitas pelayanan kesehatan akan
melakukan penetapan status gizi balita dan kondisi klinis untuk dapat
menentukan klasifikasi kasus masalah gizi balita yang ditemukan dan dirujuk
oleh kader atau anggota masyarakat terlatih, sehingga dapat ditata laksana
dengan cepat dan tepat.
2. Tujuan 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan proses
penetapan status gizi balita yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan proses
penetapan balita kurang gizi akut atau yang berisiko mengalami gizi buruk
dan gizi kurang serta tindakan yang harus diberikan sesuai dengan standar
alur rujukan (rawat inap, rawat jalan atau pemberian makanan tambahan).
3. Balita yang dirujuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat,
termasuk tepat waktu, sesuai dengan kondisi balita (gizi buruk, gizi kurang
atau dengan hambatan pertumbuhan)
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Muara Harus tentang Pedoman
Layanan Klinis di Puskesmas No. B-111/SK/KES-PKM MH/01/2019
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Muara Harus tentang Pembentukan
Tim Asuhan Gizi Puskesmas Muara Harus No. B-1124/SK/GIZI/KES-
PKM MH/12/2020
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak
3. Buku Saku “Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di
Layanan Rawat Jalan, Kemenkes 2020”
5. Alat dan bahan 1. Alat antropometri standar sesuai protokol:
a. Alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan bayi.
b. Alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur panjang atau
tinggi badan (length/ height board).
c. Pita Lingkar Lengan Atas (LiLA).
2. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak) atau perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro).
3. Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
4. Bahan F100 atau formula untuk gizi buruk lainnya.
5. Obat-obatan seperti antibiotika, obat cacing dan vitamin sesuai protokol.
6. Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti
gelas ukur, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan penutupnya,
dll).
7. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan pelaporan.
8. Bagan alur pemeriksaan balita di fasyankes.
6. Prosedur 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih melakukan pemeriksaan
antropometri, pemeriksaan pitting edema bilateral dan melakukan tes nafsu
makan.
2. Lakukan penimbangan berat badan.
3. Lakukan pemeriksaan panjang atau tinggi badan.
4. Lakukan pemeriksaan LiLA (balita usia 6–59 bulan). Walaupun balita
dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat lain karena LiLA merah atau
kuning, tenaga kesehatan harus memeriksa ulang LiLA balita.
5. Lakukan pemeriksaan pitting edema bilateral.
6. Tentukan status gizi balita berdasarkan:
a. Z-skor berat badan menurut panjang atau tinggi badan (Z-skor BB/PB
atau BB/TB).
b. LiLA (balita usia 6–59 bulan)
c. Pitting edema bilateral.
7. Menentukan tindak lanjut sesuai dengan status gizi balita
7. Diagram Alir
Melakukan Melakukan Pengukuran
Penimbangan Panjang Badan/ Tinggi Badan
Berat Badan

Melakukan Pengukuran Lila

Melakukan pemeriksaan
pitting edema bilateral

Menentukan Status Gizi


Balita

8. Unit Terkait 1. Unit Poli Umum


2. Unit MTBS
3. Unit KIA
4. Unit GIZI
5. Unit Laboraturium
6. Unit Farmasi
9. Dokumen terkait 1. Buku Saku Gizi Buruk
2. Form MTBS
3. Buku KIA
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai