Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022

eSSN: 2798-8856

Analysis Of Factors Associated With The Use Of Postpartum Family Planning


Rini Indrawati1, Elisa Ulfiana2, Ngadiyono3

ABSTRACT
Background; Postpartum Family Planning (KBPP) is a family planning service that is
given to couples of childbearing age after delivery for up to 42 days, with the aim of ending fertility.
The impact of the low use of postnatal contraception is that it can lead to unwanted pregnancies.
Factors related to the use of family planning are individual characteristics and knowledge.
Objective: This study to determine the factors associated with the use of postpartum family
planning at Pamotan Health Center, Rembang Regency. Methods: This study was an analytic with
a retrospective research design. The population in this study were all mothers who gave birth at
the Pamotan Health Center. Sampling technique with total sampling so that the sample size is 40
people. The research instrument used a questionnaire. Data analysis using Chi Square test.
Results: The age at most not at risk was 65%, the most education was high school 72.5%, the most
parity was multipara 55%, the most knowledge was good 75%, the most use of family planning
uses 80% family planning. Factor analysis of post-partum family planning use on age obtained p-
value 0.034 (0.5-0.89), education got p-value 0.000, parity got p-value 0.005 (1.146-2.15),
knowledge got p-value 0.000. Conclusion: Factors related to the use of family planning are age,
education, parity and knowledge.

Keywords : Age, Education, Parity, Knowledge, Postpartum Family Planning Use.

Latar Belakang : Keluarga Berencana Pasca persalinan (KBPP) merupakan pelayanan KB


yang diberikan kepada pasangan usia subur setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan
tujuan untuk mengakhiri kesuburan. Dampak akibat rendahnya penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan yaitu dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor yang berhubungan
dengan penggunaan KB adalah karakteristik individu dan pengetahuan. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB pasca
salin di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Metode : Penelitian ini adalah analitik dengan
desain penelitian retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua ibu bersalin di
Puskesmas Pamotan. Teknik sampling dengan total sampling sehingga besar sampel adalah 40
orang. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Chi Square.
Hasil : Usia paling banyak tidak beresiko 65%, pendidikan terbanyak SLTA 72.5%, paritas
terbanyak multipara 55%, pengetahuan terbanyak adalah baik 75%, penggunaan KB terbanyak
menggunakan KB 80%. Analisa faktor penggunaan KB pasca salin pada umur didapatkan nilai p
0.034 (0.5-0.89), pendidikan mendapatkan nilai p 0.000, paritas mendapatkan nilai p 0.005 (1.146-
2.15), pengetahuan mendapatkan nilai p 0.000. Saran : Faktor yang berhubungan dengan
penggunaan KB adalah umur, pendidikan, paritas dan pengetahuan. Disarankan kepada petugas
kesehatan untuk memberikan informasi yang lengkap tentang penggunaan KB pasca salin.
Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Paritas, Pengetahuan, Penggunaan KB Pasca Salin.

Authors Correspondence
Department of Midwifery, Poltekkes Kemenkes Semarang, Indonesia1)
Department of Midwifery Poltekkes Kemenkes Semarang, Indonesia2,3)
Jl. Tirto Agung Pedalangan Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Published Online Desember 20, 2022
doi: -

8z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 8
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

PENDAHULUAN permasalahan yeng terkait dengan Angka


Angka Kematian Ibu (AKI) di Kematian Ibu dan Bayi (Wakhyudiyanah.T
Indonesia masih tinggi. Berdasarkan evaluasi 2020). Salah satu informasi yang terdapat di
Millennium Development Goals (MDGs) dalam stiker P4K adalah tentang Metoda KB
pada 2015 Angka Kematian Ibu di Indonesia setelah persalinan.
mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, KB Pasca persalinan (KBPP) adalah
sementara target pencapaian MDGs 2015 pelayanan KB yang diberikan kepada PUS
adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. setelah persalinan sampai kurun waktu 42
Dalam rangka mempercepat penurunan hari, dengan tujuan untuk menjarangkan
kematian angka kematian ibu (AKI) telah kehamilan, atau mengakhiri kesuburan.
dicanangkan program Making Pregnancy Beberapa studi menunjukkan pelayanan KB
Safer (MPS) yang di dalamnya terdapat 3 (termasuk KBPP) yang efektif dapat
pesan kunci program MPS adalah (1) Setiap mengurangi kematian ibu dengan cara
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan mengurangi kehamilan dan mengurangi
terlatih,(2) setiap komplikasi obstetri dan kelahiran risiko tinggi. Salah satu faktor
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, memberikan dampak pada peningkatan
dan (3) setiap wanita usia subur mempunyai Angka Kematian Ibu adalah risiko 4 Terlalu
akses terhadap pencegahan kehamilan yang (Terlalu muda melahirkan dibawah usia 21
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi tahun, Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun,
keguguran.(Kementerian Kesehatan RI 2014) Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3
Pesan MPS yang ketiga merupakan pesan tahun dan Terlalu banyak jumlah anak lebih
pentingnya peningkatan dalam penyediaan dari 2). Persentase ibu meninggal yang
pelayanan KB. melahirkan berusia dibawah 20 tahun dan
Terkait dengan pemantapan tiga pesan diatas 35 tahun adalah 33% dari seluruh
kunci MPS tersebut, maka pada tahun 2007 kematian ibu, sehingga apabila program KB
Kementerian Kesehatan RI telah dapat dilaksanakan dengan baik lagi,
meluncurkan “Program Perencanaan kemungkinan 33% kematian ibu dapat
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dicegah melalui pemakaian kontrasepsi
(P4K) dengan stiker“ yang merupakan upaya (Kemenkes RI 2019).
terobosan dalam percepatan penurunan AKI Angka kematian ibu yang tinggi di
dan AKB melalui peningkatan akses dan Indonesia juga disebabkan oleh kehamilan
kualitas pelayanan KIA dan KB (Kementerian yang tidak diinginkan pada wanita yang sudah
Kesehatan RI 2014). Pedoman P4K dengan menikah terutama yang tidak menggunakan
stiker merupakan panduan teknis bagi tenaga kontrasepsi sehingga jarak kelahiran terlalu
kesehatan yang bertugas di kelurahan / dekat yaitu sebesar 20% (Susanti 2020).
puskesmas dalam mengantisipasi berbagai Secara umum, hampir semua metode

9z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 9
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode (Manik 2019) dengan populasi adalah seluruh
KB pasca persalinan. Untuk memastikan ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
jarak kehamilan yang sehat dan aman Simalingkar B kota Medan dari Agustus-
(minimal 2 tahun) maka pasien perlu Desember 2018, yaitu 74 orang, dihasilkan
diberikan informasi dan motivasi untuk bahwa ada hubungan antara umur
menggunakan metode kontrasepsi jangka (sig=0,019), jumlah anak (sig=0,046), jarak
panjang (MKJP) (Kementrian Kesehatan persalinan (sig=0,024), pengetahuan tentang
Republik Indonesia 2019). alat kontrasepsi (sig=0,017), ketersediaan
Menurut (Anguzu, et.al 1981) dalam pelayanan MKJP gratis (sig=0,014) dan
penelitian Rizki,2017 menyatakan bahwa konseling KB pasca persalinan dengan
dampak yang dapat ditimbulkan akibat pemilihan metode kontrasepsi (sig=0,045)
rendahnya penggunaan kontrasepsi pasca (Manik 2019).
persalinan yaitu dapat menimbulkan Di Indonesia berdasarkan Rikesdas
kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat tahun 2018, Capaian Penggunaan KB Pasca
meningkatkan kejadian aborsi, jarak kelahiran Salin sebesar 38,4 %, sedangkan di Jawa
yang terlalu dekat yang dapat menimbulkan Tengah penggunan KB Pasca Salin sebesar
komplikasi pada ibu dan bayinya sehingga 46,2 %. (Kementerian Kesehatan Republik
angka kesakitan dan kematian meningkat Indonesia 2018). Berdasarkan laporan di
(Rizki 2017). Menurut Maryani, 2014 dalam Kabupaten Rembang tahun 2019
penelitian Rzki, 2017 menyatakan bahwa menunjukkan bahwa jumlah ibu bersalin
faktor yang diperkirakan berhubungan adalah 9.228 bulin, yang menggunakan KB
dengan minat menjadi akseptor KB antara pasca salin sebanyak 2.886 akseptor
lain umur,pendidikan, pengetahuan, jumlah (31,27%). (Dinas Kesehatan Kabupaten
anak, dukungan suami terhadap KB, Riwayat Rembang 2019). Pada tahun 2020
KB, Aktifitas ekonomi, indeks kesejahteraan menunjukkan jumlah ibu bersalin sebanyak
hidup, efek samping, dan ketersediaan alat 8.895 bulin dan yang menggunakan KB pasca
KB,serta keterjangkauan pelayanan KB salin sebanyak 2.713 akseptor (30,5 %)
(Rizki 2017). (Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang
Semua metode kontrasepsi dapat 2020). Jika dilihat dari data diatas maka
digunakan sebagai metode KB pasca jumlah akseptor KB pasca salin mengalami
persalinan. Untuk memastikan jarak penurunan, dan target penggunaan KB pasca
kehamilan yang sehat dan aman ( minimal 2 salin di kabupaten Rembang mengacu pada
tahun) maka pasien perlu diberikan informasi Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
dan motivasi untuk menggunakan metode Keluarga Berencana Nasional Nomor 24
kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Tahun 2017 tentang Pelayanan Keluarga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Berencana Pasca Persalinan dan Pasca

10z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 10
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

Keguguran yaitu sebesar 70 %, jadi capaian a. Analisis Univariat


penggunaan KB pasca salin di Kabupaten
Usia f %
Rembang masih jauh di bawah target.
Usia Tidak Beresiko 26 65.0
Data di Puskesmas Pamotan pada Usia Beresiko 14 35.0
tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah ibu Pendidikan
bersalin adalah 736 bulin, yang menggunakan Dasar (SD-SLTP) 7 17.5
Menengah (SLTA) 29 72.5
KB pasca salin sejumlah 212 akseptor
Perguruan Tinggi 4 10.0
(28,8%), sedangkan pada tahun 2020
Paritas
didapatkan data jumlah ibu bersalin adalah Primipara 18 45.0
728 bulin, yang menggunakan KB pasca salin Multipara 22 55.0
sejumlah 225 akseptor (30,9%). Meskipun Pengetahuan f %
Baik 30 75.0
mengalami kenaikan tetapi masih di bawah
Cukup 6 15.0
target yaitu 70%. Berdasarkan data di
Kurang 4 10.0
Puskesmas pamotan pada tahun 2012 terdapat Penggunaan KB f %
1 kasus kehamilan yang tidak menggunakan Menggunakan KB 32 80.0
KB pasca salin sebanyak 1 orang, dan pada Tidak Menggunakan
8 20.0
KB
tahun 2014 sebanyak 1 orang. Total 40 100
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan Usia responden paling banyak

penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang adalah kategori tidak beresiko

Mempengaruhi Penggunaan KB Pasca Salin sebanyak 26 responden (65%) dan usia

Di Puskesmas Pamotan Kabupaten beresiko sebanyak 14 responden

Rembang“. (35%). Pendidikan responden paling


banyak adalah lulusan sekolah

METODE menengah (SLTP) sebanyak 29

Penelitian ini adalah analitik dengan responden (72,5%) dan paling sedikit

desain penelitian retrospektif. Populasi dalam adalah lulusan perguruan tinggi

penelitian ini adalah Semua ibu bersalin di sebanyak 4 responden (10%). Paritas

Puskesmas Pamotan. Teknik sampling responden paling banyak adalah

dengan total sampling sehingga besar sampel multipara sebanyak 22 responden

adalah 40 orang. Instrument penelitian (55%) dan paritas primipara sebanyak

menggunakan kuesioner. Analisa data 18 responden (45%). Pengetahuan


paling banyak adalah kategori baik
menggunakan uji Chi Square.
sebanyak 30 responden (75%) dan
paling sedikit adalah pengetahuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori kurang sebanyak 4 responden
1. Hasil Penelitian
11z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 11
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

(10%). Penggunaan KB paling banyak sebanyak 1 (3,12%). Sedangkan


kategori menggunakan KB sebanyak kategori tidak menggunakan KB
32 (80%), dengan penggunaan KB sebanyak 8 (20%), dengan penggunaan
terbanyak adalah suntik sebanyak 19 pil sebanyak 2 (25 %) dan 6 responden
responden (59,4 %), Implant sebanyak menggunakan MAL.
10 (31,25 %), MOW 2 (6,25%), IUD
b. Analisa Bivariat
a. Hubungan Umur Ibu Dengan Penggunaan KB Pasca Salin
Penggunaan KB
Exact Sig. (2-
Umur Menggunakan Tidak menggunakan
sided)
f % f %
Tidak beresiko 18 69.2 8 30.8

Usia beresiko 14 100.0 0 0.0 0.034

Total 32 80.0 8 20.0

Hasil uji statistik Chi sehingga dapat disimpulkan bahwa


Square didapatkan adanya 1 cell usia berhubungan tidak signifikan
dengan nilai expected kurang dari 5 dengan Penggunaan KB Pasca Salin
sehingga indikator yang digunakan di Puskesmas Pamotan Kabupaten
adalah Fisher's Exact Test yang Rembang karena nilai p (0.034) <
mendapatkan nilai p 0.034, hasil ini 0.05.
menunjukkan bahwa p < 0.05,
b. Hubungan Pendidikan Dengan Penggunaan KB pasca salin
Penggunaan KB
Pendidikan Menggunakan Tidak Menggunakan P Value
f % f %
Dasar (SD- 7 100.0
0 0.0
SLTP
Menengah 1 3.4
28 96.6 0.000
(SLTA)
Tinggi 4 100.0 0 0.0
Total 32 80.0 8 20.0

Hasil uji statistic Chi pendidikan berhubungan signifikan


Square pada Pearson Chi-Square dengan Penggunaan KB Pasca Salin
didapatkan nilai p 0.000 yang di Puskesmas Pamotan Kabupaten
menunjukkan bahwa nilai p < 0.05, Rembang karena nilai p (0.000) <
sehingga dapat disimpulkan bahwa 0.05 pada taraf signifikansi 5%.
c. Hubungan Paritas Dengan Penggunaan KB pasca salin

12z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 12
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

Penggunaan KB

Paritas Menggunakan Tidak Menggunakan Total P value

f % f % f %
Primigravida 18 100.0 0 0.0 18 100
Multigravida 14 63.6 8 36.4 22 100 0.014
Total 32 80.0 8 20.0 40 100

Hasil uji statistic Chi paritas berhubungan signifikan


Square pada Continuity Correction dengan Penggunaan KB Pasca Salin
didapatkan nilai p 0.014 yang di Puskesmas Pamotan Kabupaten
menunjukkan bahwa nilai p < 0.05, Rembang karena nilai p (0.014) <
sehingga dapat disimpulkan bahwa 0.05.
d. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan KB Pasca Salin
Penggunaan KB

Pengetahua
Menggunakan Tidak Menggunakan Total P value
n

f % f % f %
Baik 30 100.0 0 0.0 30 100
Cukup 2 33.3 4 66.7 6 100
0.000
Kurang 0 0.0 4 100.0 4 100
Total 32 80.0 8 20.0 40 100

Hasil uji statistic Chi sebanyak 26 responden (65%) dan usia


Square pada Pearson Chi-Square beresiko sebanyak 14 responden
idapatkan nilai p 0.000 yang (35%). Penelitian ini karakteristik
menunjukkan bahwa nilai p < 0.05, umur rata-rata berumur 20-35 tahun
sehingga dapat disimpulkan bahwa yang mana usia tersebut merupakan
pengetahuan berhubungan kategori usia tidak beresiko. Menurut
signifikan dengan Penggunaan KB (Nurmalitasari and Arindita 2019)
Pasca Salin di Puskesmas Pamotan reproduksi sehat yaitu usia yang aman
Kabupaten Rembang karena nilai p untuk kehamilan dan persalinan yang
(0.000) < 0.05 pada taraf berada pada rentang usia 20-35 tahun.
signifikansi 5%. Hal ini juga didukung dengan
penelitian.
2. Pembahasan Umur hamil pertama yang ideal

a. Umur Responden bagi seorang wanita adalah 20 tahun,

Hasil penelitian menunjukkan sebab pada usia tersebut rahim wanita

bahwa usia responden paling banyak sudah siap menerima kehamilan

adalah kategori tidak beresiko (Affandi 2014). Kehamilan yang

13z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 13
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

terjadi pada wanita dibawah 20 tahun kematian maternal pada wanita hamil
merupakan kehamilan yang banyak yang melahirkan pada umur dibawah
menghadapi risiko-risiko kesehatan 20 tahun, 2-5 kali lebih tinggi daripada
sehubungan dengan kehamilan dini dan perdarahan post partum yang terjadi
banyak yang memiliki pengetahuan pada umur 20-29 tahun. Perdarahan
yang terbatas atau kurang percaya diri post partum meningkat kembali setelah
untuk mengakses sistem pelayanan usia 30-35 tahun (Mulati, Royati, and
kesehatan yang mengakibatkan Widyaningsih 2016).
kunjungan pelayanan antenatal yang b. Pendidikan
terbatas dan dapat berperan penting Hasil penelitian mendapatkan
terhadap terjadinya komplikasi, pendidikan responden paling banyak
sehingga pada kelompok usia ini adalah lulusan sekolah menengah
diperlukan motivasi untuk (SLTP) sebanyak 29 responden
memeriksakan kehamilan secara (72,5%) dan paling sedikit adalah
teratur (Aryanti, H., Ani, L. S. and lulusan perguruan tinggi sebanyak 4
Karmaya 2004). responden (10%). Penelitian ini
Usia ibu hamil terlalu muda (35 menunjukkan bahwa responden
tahun) mempunyai risiko yang lebih sebagian besar responden telah
besar untuk melahirkan bayi kurang menyelesaikan program pendidikan
sehat. Hal ini dikarenakan pada umur lanjutan yang akan mempengaruhi pola
dibawah 20 tahun, dari segi biologis pemikiran dan tindakan wanita usia
fungsi reproduksi seorang wanita subur. Tingkat pendidikan merupakan
belum berkembang dengan sempurna salah satu faktor penting yang dapat
untuk menerima keadaan janin dan segi mempengaruhi tingkat pengetahuan.
psikis belum matang dalam Tingkat pendidikan seseorang akan
menghadapi tuntutan beban moril, berpengaruh dalam memberikan
mental, dan emosional, sedangkan pada respon terhadap sesuatu yang datang
umur diatas 35 tahun dan sering dari luar, orang yang berpendidikan
melahirkan, fungsi reproduksi seorang tinggi akan memberikan respon yang
wanita sudah mengalami kemunduran lebih rasional terhadap informasi yang
atau degenerasi dibandingkan 28 fungsi datang dan akan berpikir sejauh mana
reproduksi normal sehingga keuntungan yang mungkin diperoleh
kemungkinan untuk terjadinya dari gagasan tersebut.
komplikasi pasca persalinan terutama Penelitian (Ibrahim 2019)
perdarahan lebih besar. Perdarahan menjelaskan bahwa tingkat pendidikan
post partum yang mengakibatkan akseptor merupakan hal yang turut

14z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 14
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

berperan terhadap pemilihan alat masih terbatas untuk pertumbuhan


kontrasepsi yang ingin dipakai. Setiap janin.
informasi yang disampaikan peroleh Pasangan yang memiliki jumlah
diolah sehingga dapat diterima oleh anak lebih banyak, kemungkinan untuk
pemikiran responden. Pendidikan memulai kontrasepsi lebih besar
menentukan seseorang, dimana dibandingkan pada pasangan usia subur
semakin tinggi pendidikan akan yang mempunyai anak lebih sedikit
mempunyai pemikiran dan perilaku (Laput 2020). Tingginya Paritas
yang terarah, sebaliknya semakin meningkatkan penggunaan kontrasepsi
rendah tingkat pendidikan maka postpartum. Jumlah anak merupakan
kesempatan untuk memperoleh suatu salah satu faktor yang mendasar
informasi dan pengetahuan akan mempengaruhi perilaku Pasangan Usia
sesuatu hal semakin kecil. Pendidikan Subur (PUS) dalam menggunakan
adalah suatu usaha mengembangkan metode kontrasepsi. Salah satu hal
kepribadian dan kemampuan di dalam yang mendorong untuk memutuskan
dan di luar sekolah dan berlangsung akan mengikuti program KB adalah
seumur hidup (Notoatmodjo, 2012). apabila merasa bahwa banyaknya anak
c. Paritas yang masih hidup sudah mencukupi
Hasil penelitian mendapatkan jumlah anak yang diinginkan (Nuriah
paritas responden paling banyak adalah 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
multigravida sebanyak 22 responden (Anguzu, Sempeera, and Sekandi
(55%) dan paritas primigravida 2018) juga menyatakan wanita dengan
sebanyak 18 responden (45%). paritas tinggi lebih cenderung untuk
Responden di wilayah Puskesmas menggunakan kontrasepsi hal ini
Pamotan Kabupaten Rembang karena mereka lebih mungkin
menunjukkan bahwa sebagian besar mencapai ukuran keluarga yang
responden masuk kedalam kategori diinginkan.
Multigravida. Ibu dengan paritas tinggi d. Pengetahuan
lebih dari 3 memiliki angka maternal Hasil penelitian mendapatkan
yang tinggi karena dapat terjadi pengetahuan paling banyak adalah
gangguan endometrium. Penyebab kategori baik sebanyak 30 responden
gangguan endometrium tersebut (75%) dan paling sedikit adalah
dikarenakan kehamilan berulang. pengetahuan kategori kurang sebanyak
Paritas pertama berisiko karena rahim 4 responden (10%). Hal ini
baru pertama kali menerima hasil menunjukkan bahwa pemahaman
konsepsi dan keluwesan otot rahim responden sangat baik tentang

15z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 15
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

pentingnya manfaat penggunaan KB sesuai dengan pemahaman mereka


pasca lahir. Pengetahuan yang baik (Manik 2019).
juga dikarenakan sikap proaktif dari e. Penggunaan KB Pasca Salin
petugas kesehatan dalam memberikan Hasil penelitian mendapatkan
informasi kepada ibu bersalin saat bahwa penggunaan KB paling banyak
kunjungan kehamilan. Pengetahuan kategori menggunakan KB sebanyak
yang kurang disebabkan rendahnya 32 responden (80%) dan kategori tidak
pemahaman responden dalam menggunakan KB sebanyak 8
menerima informasi karena pendidikan responden (20%). Hal ini menunjukkan
yang rendah serta stressor atau adaptasi tingginya kesadaran ibu post partum
pada peran baru sebagai orangtua. terhadap pentingnya pengaturan
Pengetahuan tentang kehamilan. Dampak dari kehamilan
pengendalian kelahiran dan keluarga dan persalinan yang tidak diinginkan
berencana merupakan salah satu aspek akan menyebabkan permasalahan dan
penting kearah pemahaman tentang resiko pada ibu dan janin. Penelitian
berbagai alat/cara kontrasepsi, dan sebelumnya menjelaskan bahwa
selanjutnya berpengaruh terhadap penggunaan pasca salin lebih banyak
pemakaian alat atau cara KB yang tepat mengikuti KB. Alasan pelaksanaan KB
dan efektif (Ruwayda 2014). Upaya pasca persalinan antara lain
pengendalian fertilitas dilakukan termasukkembalinya fertilitas dan
melalui peningkatan kegiatan resiko terjadinya kehamilan, jarak
penyampaian pesan kepada seluruh kehamilan yang dekat, resiko terhadap
lapisan masyarakat. Hal tersebut bayi dan ibu serta ketidaktersediaan
dilakukan untuk meningkatkan kontrasepsi (Juliaan, F., dan M
pengetahuan, mengubah sikap dan Anggraeni 2015).
perilaku menerima dan Tingginya penggunaan KB
mempraktekkan Keluarga Berencana. dikarenakan petugas kesehatan di
Semakin terlihat bahwa upaya tersebut puskesmas ini terlibat aktif dalam
berhasil mengajak para wanita yang pelayanan KB kepada masyarakat.
berumur 15-49 tahun dengan status Namun masih terdapat masyarakat
kawin untuk menjadi akseptor KB. yang berpengetahuan kurang tentang
Pengetahuan menjadi kunci penting alat kontrasepsi. Responden yang tidak
dalam pelaksanaan program kesehatan. mendapatkan pelayanan konseling KB
Pengetahuan mendorong seseorang pasca persalinan dikarenakan mereka
untuk mengikuti saran dari petugas bersalin di rumah sakit sehingga
dalam menggunakan kontrasepsi yang mereka tidak mendapatkan kunjungan

16z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 16
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

nifas dari petugas rumah sakit dan bahwa usia berhubungan dengan
petugas puskesmas, yang mana penggunaan KB pasca salin.
konseling terkait pemilihan alat Penggunaan KB pasca salin dengan
kontrasepsi dilakukan saat jenis non MKJP (Metode Kontrasepsi
kunjungannifas dan informasi tentang Jangka Panjang) pada usia produktif
ketersediaan alat kontrasepsi gratis justru memberi resiko yang lebih besar
juga diinformasikan saat kunjungan ini, terkait kembalinya kesuburan.
sehingga ibu pasca salin tidak Umur seseorang akan
menggunakan KB (Manik 2019). membentuk keinginan dan
f. Hubungan Umur dengan penggunaan kepercayaan dalam memilih KB.
KB Pasca Salin Semakin tinggi umur seseorang, maka
Hasil penelitian mendapatkan tingkat kematangan dan kekuatan
adanya berhubungan signifikan antara seseorang akan lebih matang dalam
umur dengan Penggunaan KB Pasca berfikir. KB non MKJP adalah metode
Salin di Puskesmas Pamotan kontrasepsi hormonal yang
Kabupaten Rembang karena nilai p membutuhkan waktu bagi tubuh untuk
(0.034) < 0.05. Hubungan ini kembali ke keadaan hormon yang stabil
ditunjukkan bahwa responden dengan untuk dapat bereproduksi kembali
usia tidak beresiko sebanyak 26 (Gestasari 2014). Penggunaan KB yang
responden didapatkan penggunaan KB dipilih oleh wanita di usia ≤35 tahun
pasca salin paling banyak maka dibutuhkan kedisiplinan dari
menggunakan sebanyak 18 responden akseptor untuk kembali ke petugas
(69.2%) dan pada usia beresiko kesehatan secara berkala untuk
sebanyak 14 responden semuanya mendapatkan layanan kontrasepsi.
menggunakan KB pasa salin (100%). Kelalaian atau ketidakpatuhan akseptor
Umur seseorang akan membentuk dalam mendapatkan kembali alat
sebuah pemahaman dan pemilihan kontrasepsi sesuai dengan waktu yang
yang ideal untuk dirinya sendiri, telah ditetapkan dapat memperbesar
sehingga pada usia yang ideal akan resiko kejadian kehamilan tidak
mendorong untuk mengikuti program diinginkan (Putri 2019).
kesehatan yang lebih baik dalam Usia seseorang juga berkaitan
mengatur kehamilan dan persalinan. dengan kematangan organ reproduksi
Penelitian (Putri 2019) sehingga pada usia beresiko cenderung
menemukan bahwa usia berhubungan melakukan KB pasca salin (Juliaan
dengan penggunaan KB. Penelitian 2015). Pemakaian kontrasepsi
(Wulandari 2016) juga menunjukkan merupakan salah satu dari sekian

17z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 17
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

banyak variabel yang secara langsung (SLTA) sebanyak 29 responden


berpengaruh terhadap angka kelahiran. didapatkan sebanyak 28 responden
Dari berbagai studi yang pernah (96.6%) menggunakan KB dan
dilakukan menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan
pemakaian alat kontrasepsi terbukti perguruan tinggi sebanyak 4
mampu menurunkan angka kelahiran. responden.
Tingkat kematangan dan kekuatan Penelitian sebelumnya
seseorang akan lebih matang dalam (Masruroh 2018) menjelaskan bahwa
berfikir dan bekerja. Dari segi tingkat pendidikan akseptor merupakan
kepercayaan masyarakat seseorang hal yang turut berperan terhadap
yang lebih dewasa dipercayai dari pemilihan alat kontrasepsi yang ingin
orang yang belum tinggi dipakai. Setiap informasi yang
kedewasaannya. Hal ini sebagai disampaikan peroleh diolah sehingga
pengalaman dan kematangan jiwa dapat diterima. Hal ini dapat dilihat
sehingga menuntun dan memberikan bahwa persentase responden yang
kepercayaan dalam menggunakan KB berpendidikan tinggi cenderung
pasca salin (Masruroh 2018). mengikuti KB. Penelitian (Ibrahim
g. Hubungan Pendidikan Terakhir dengan 2019) dijelaskan bahwa pengetahuan
penggunaan KB Pasca Salin pasangan usia subur akan berbagai
Hasil penelitian mendapatkan macam alat kontrasepsi yang
adanya hubungan signifikan antara disediakan ikut berperan terhadap
pendidikan dengan Penggunaan KB penggunaan alat kontrasepsi.
Pasca Salin di Puskesmas Pamotan Kurangnya informasi yang didapat juga
Kabupaten Rembang karena nilai p turut berpengaruh terhadapkeadaan ini.
(0.000) < 0.05 pada taraf signifikansi Informasi yang didapat dari sumber
5%. Pendidikan sebagai karakteristik yang salah juga akan memberikan efek
yang membentuk pola pikir seseorang negatif bagi calon akseptor sehingga
sehingga akan menentukan dalam menimbulkan ketakutan menggunakan
pemilihan jenis KB serta pendidikan ini KB karena persepsi yang kurang tepat,
akan membantu dalam penyerapan terutama pada responden yang
informasi yang diberikan oleh petugas. mempunyai pendidikan rendah.
Hubungan ini ditunjukkan dari h. Hubungan Paritas dengan penggunaan
persentase responden dengan KB Pasca Salin
pendidikan dasar semuanya tidak Hasil penelitian mendapatkan
menggunakan KB sebanyak 7 (100%). paritas berhubungan signifikan dengan
Responden dengan pendidikan lanjutan Penggunaan KB Pasca Salin di

18z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 18
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

Puskesmas Pamotan Kabupaten i. Hubungan Pengetahuan dengan


Rembang karena nilai p (0.005) < 0.05. penggunaan KB Pasca Salin
Paritas berkaitan dengan kondisi Hasil penelitian mendapatkan
mental, pengalaman dan resiko dalam adanya hubungan pengetahuan yang
proses kehamilan dan persalinan signifikan dengan Penggunaan KB
sehingga akan mendorong dalam Pasca Salin di Puskesmas Pamotan
penggunaan KB pasca lahir. Hubungan Kabupaten Rembang karena nilai p
ini dapat dilihat responden dengan (0.000) < 0.05. pengetahuan barkaitan
paritas primigravida sebanyak 18 dengan pemahaman tentang manfaat
responden didapatkan semuanya dan keuntungan dalam mengatur proses
menggunakan KB (100%) dan kehamilan sehingga mendorong untuk
responden dengan paritas multigravida menggunakan KB. Hubungan ini
sebanyak 22 responden didapatkan 14 terlihat pada responden dengan
responden (63.6%) menggunakan KB. pengetahuan baik semuanya
Penelitian (Kaporina 2016) menggunakan KB pasca salin (100%).
mendapatkan bahwa paritas Responden dengan pengetahuan cukup
berhubungan dengan pemilihan sebagian besar tidak menggunakan KB
akseptor KB. Hal ini dikarenakan pasca salin sebanyak 4 responden
jumlah anak hidup memberikan (66.7%). Responden dengan
pengaruh yang sangat bermakna dalam pengetahuan kurang sebanyak 4
menentukan pemilihan alat kontrasepsi responden semuanya tidak
jangka panjang karena adanya menggunakan KB pasca salin (100%).
kepuasan batin dan keinginan untuk Pengetahuan yang baik tentang
tidak memiliki anak sehingga mereka jenis KB disebabkan masyarakat
mengikuti KB. paritas seseorang mempunyai kesadaran untuk mencari
wanita dapat mempengaruhi cocok informasi yang terbaik untuk diri
tidaknya suatu metode kontrasepsi mereka. Masyarakat akan
secara medis atau dapat mempengaruhi memanfaatkan pelayanan kesehatan
dalam memilih alat kontrasepsi yang jika terdapat kemudahan dalam
digunakan. Penelitian (Ibrahim 2019) pemanfaatan pelayanan kesehatan itu,
menjelaskan bahwa paritas baik dari segi harga, jarak tempuh dan
menentukan pemilihan KB sebagai akses lainnya. Sikap pemberi
upaya mengatur kehamilan. Paritas pelayanan kesehatan yang ramah dan
juga akan mendorong dalam penuh solusi juga semakin memicu
menentukan jenis dan efektivitas masyarakat mengakses pelayanan
penggunaan KB. kesehatan tersebut. Adanya

19z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 19
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

peningkatan pengetahuan tentang menengah (SLTP) sebanyak 29 responden


penyakit ataupun ancaman penyakit (72,5%).
atau gangguan kesehatan yang 3. Hasil penelitian paritas responden paling
mungkin terjadi pada masyarakat banyak adalah multipara sebanyak 22
tersebut menggerakkan masyarakat responden (55%).
untuk mengakses pelayanan kesehatan 4. Hasil penelitian pengetahuan paling
untuk mendapatkan tindakan banyak adalah kategori baik sebanyak 30
pencegahan ancaman penyakit dan responden (75%).
pengobatan terhadap penyakit. 5. Hasil penelitian penggunaan KB paling
Pengetahuan akseptor KB banyak kategori menggunakan KB
berhubungan erat dengan pemilihan sebanyak 32 responden (80%).
alat kontrasepsi. Semakin baik 6. Hasil penelitian umur berhubungan
pengetahuan, semakin baik cara signifikan dengan Penggunaan KB Pasca
pandang akseptor memahami kualitas Salin karena nilai p (0.034) < 0.05 pada
dan efektifitas alat kontrasepsi yang taraf signifikansi 5%..
disesuaikan dengan kebutuhan 7. Hasil penelitian pendidikan berhubungan
pasangan usia subur (Gestasari 2014). signifikan dengan Penggunaan KB Pasca
3. Keterbatasan Penelitian Salin karena nilai p (0.000) < 0.05 pada
Peneliti menyadari dalam penelitian taraf signifikansi 5%.
yang dilakukan yaitu kurang tepatnya 8. Hasil penelitian paritas berhubungan
faktor yang digunakan oleh peneliti dalam signifikan dengan Penggunaan KB Pasca
melakukan penelitian, peneliti kesulitan Salin karena nilai p (0.014) < 0.05.
pengambilan kuesioner dikarenakan tidak 9. Hasil penelitian pengetahuan berhubungan
diperbolehkan mengumpulkan responden signifikan dengan Penggunaan KB Pasca
di masa pandemi covid-19 sehingga harus Salin karena nilai p (0.000) < 0.05.
datang ke masing-masing rumah. 10.
Penelitian ini tidak menggunakan google UCAPAN TERIMAKASIH
form dikarenakan tidak semua responden Penulis menyadari bahwa dalam
memiliki alat komunikasi untuk mengisi menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
kuisioner tersebut bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini
SIMPULAN penulis mengucapkan banyak terima kasih
1. Hasil penelitian usia responden paling atas bimbingan, saran dan dukungan kepada:
banyak adalah kategori tidak beresiko 1. Dr. Marsum, BE, S.Pd, MHP, selaku
sebanyak 26 responden (65%). Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
2. Hasil penelitian pendidikan responden Semarang.
paling banyak adalah lulusan sekolah
20z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 20
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

2. Sri Rahayu, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes, “Data Kesehatan Ibu Dkk 2019.”
selaku Ketua Jurusan Kebidanan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. 2020.
3. Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua “Data Kesehatan Ibu Dkk 2020.”
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan
Semarang. Indonesia Tahun 2019. Vol. 42.
4. Elisa Ulfiana, S.SiT, M.Kes, selaku dosen
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
pembimbing 1 dan Drs. 2018. “Laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar.” Kementerian
Ngadiyono,SKp.Ns.MH.Kes., selaku
Kesehatan RI 1–582.
dosen pembimbing 2, yang dalam
Kementerian Kesehatan RI. 2014. “Pedoman
penyusunan skripsi ini telah banyak
Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
memberikan masukan, arahan, serta Persalinan Di Fasilitas Kesehatan.”
Pedoman Pelayanan Keluarga
bimbingan hingga selesainya penyusunan
Berencana Pasca Persalinan Di
skripsi ini. Fasilitas Kesehatan 74.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA 2019. Panduan Pelayanan Pasca
Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru
Affandi, B. 2018. Buku Panduan Praktis Lahir.
Pelayanan Kontrasepsi. 3rd ed. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Manik, Risda Mariana. 2019. “Analisis
Prawirohardjo. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Metode Kontrasepsi Pada Ibu
Anguzu; et.al. 1981. “Journal of Chemical Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas
Information and Modeling.” Journal of Simalingkar B Kota Medan Tahun
Chemical Information and Modeling 2018.” Midwifery Journal. 2(1):38–46.
53(9):1689–99.
Mulati, E., O. F. Royati, and Y.
Anguzu, R., H. Sempeera, and J. N. Sekandi. Widyaningsih. 2016. Buku Ajar
2018. “‘High Parity Predicts Use of Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Pusat
Long-Acting Reversible Contraceptives Pendididkan dan Pelatihan Tenaga
in the Extended Postpartum Period Kesehatan.
among Women in Rural Uganda.’”
Contraception and Reproductive Nuriah. 2018. “Nalisa Faktor Yang
Medicine. doi: 10.1186/s40834-018- Mempengaruhi Perilaku Penggunaan
0059-8. KB Pasca Persalinan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lapadde Kota Parepare.”
Arif, M. 2018. “Determinan Pemanfaatan
Penggunaan KB Di Wilayah Kerja Nurmalitasari, and Mustika Arindita. 2019.
Puskesmas Mandala Kecamatan Medan “Pengaruh Akupresur Titik San Yin Jio
Tembung.” Terhadap Lama Persalinan Kala I Fase
Aktif Pada Pasien Primigravida Di
Aryanti, H., Ani, L. S. and Karmaya, I. N. M. Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
2004. “Faktor-Faktor Yang Semarang.”
Berhubungan Dengan Penggunaan
Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Rizki, M. A.(2017). 2017. “Faktor - Faktor
Dini.” doi: 10.15562/phpma.v2i2.142. Yang Berhubungan Dengan Minat
Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD
Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. 2019. Di PUSKESMAS GOMBONG I
21z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 21
This online publication has been corrected
Jurnal Profesi Bidan Indonesia (JPBI) Volume_2 Nomor_2 Tahun 2022
eSSN: 2798-8856

Kabupaten KEbumen.” Skripsi 4:9–15. 11(1):195–99.

Soekidjo Notoatmodjo. 2012. Pendidikan wakhyudianah;, Elisa Ulfiana; Rizky Amelia;


Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Titi, and Elisa Ulfiana; Rizky Amelia;
Rineka Cipta. Titi wakhyudianah; 2020. “Modul
Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
Susanti. 2020. “DOI: Untuk Panduan Kader Kesehatan.”
http://dx.doi.org/10.33846/sf11nk436
Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Wakhyudiyanah.T, Ulfiana. E.Amelia. .. ;.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dan 2020. “Modul Deteksi Dini Kehamilan
Penggunaan Metode Kontrasepsi Resiko Tinggi Untuk Panduan Kader
Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kesehatan.”
Puskesmas Cilacap Tengah 1 Susanti.”

22z
https://pbijournal.org/index.php/pbi Page║ 22
This online publication has been corrected

Anda mungkin juga menyukai