Aplikasi Transkiptomik Kel.6b 20231010 092038 0000
Aplikasi Transkiptomik Kel.6b 20231010 092038 0000
TRANSKIPTOMIK
Dosen Pengampu: Dr. Djong Hon Tjong
Anggota Kelompok 6B
REGGITA MULYANI 2210422022
ANIQA NADRA HAMIDA 2210423034
MEISYA SYIFA PUTRI IHSANI 2210423044
RAHMI KARNILIA PUTRI 2210423050
YOLANDA AMELIA PUTRI 2210423052
Pokok bahasan
Penerapan Transkriptomik Respon
Resistensi Cabai Serratia Plymuthica
Nutrigenomik
Transkriptom yang mewakili lima persen dari kode genetik diterjemahkan ke dalam molekul RNA. Hal
lain yang perlu diingat adalah bahwa setiap gen dapat menghasilkan lebih dari satu varian mRNA
karena proses alami seperti penyambungan alternatif dan transkripsi alternatif pada 5'-UTR (situs
inisiasi) atau 3'-UTR (situs terminal). Oleh karena itu, studi transkriptomik memberikan tingkat
kerumitan yang lebih tinggi daripada sekuens genom.
Untuk dapat mempelajari gen yang diekspresikan secara khusus dalam jaringan tertentu, dalam proses
perkembangan atau dalam kondisi stres lingkungan, bank DNA komplementer (perpustakaan cDNA) dapat
dibangun. Bank ini berisi semua gen yang diekspresikan secara aktif dalam sampel yang dipilih. Proses
pembuatan bank cDNA dapat dilakukan dengan mengumpulkan total RNA yang diekstraksi dari sel atau
jaringan sampel. RNA tersebut kemudian disintesis menjadi cDNA melalui proses transkripsi terbalik.
Teknologi RNAseq adalah salah satu pendekatan untuk mengumpulkan data transkriptomik. Sebagai
contoh, teknologi RNAseq telah digunakan pada berbagai tanaman untuk mengidentifikasi sekumpulan
keluarga gen yang berperan penting dalam respon terhadap gas etilen.
Di sisi lain, para peneliti harus berhati-hati dalam menafsirkan data transkriptomik. Pertama,
penanda ekspresi gen dapat dipengaruhi oleh genotipe. Sebuah gen yang menjadi penanda pada satu
genotipe belum tentu diekspresikan pada genotipe yang lain. Kedua, studi transkriptomik terbatas
pada daerah sekuen yang diterjemahkan menjadi protein atau yang disebut dengan sekuen pengkode.
Saat ini para peneliti telah mengetahui adanya molekul RNA yang tidak ditranslasi menjadi protein
(non-coding sequences). Daerah intergenik, yaitu intron yang terdapat dalam molekul, diperkirakan
mensintesis microRNA (miRNA). Sekuens miRNA diketahui berperan dalam penghambatan ekspresi gen
melalui mekanisme pembungkaman gen. Semakin kompleks suatu organisme, semakin besar jumlah
molekul RNA yang tidak diterjemahkan menjadi protein. Ketiga, ekspresi gen penanda yang tinggi
tidak menjamin jumlah protein pasca-translasi yang tinggi karena transkrip dapat diatur pasca-
translasi. Ini berarti bahwa analisis fungsional pada tingkat protein masih diperlukan untuk
mengkonfirmasi hasil mengenai ekspresi gen.
05
Transkripromis dan Hubungan
Mereka Dengan Heterogenitas
Seluler di Jaringan
Transkripsomis adalah istilah menyeluruh untuk berbagai metode yang dirancang untuk menetapkan
jenis sel (diidentifikasi oleh pembaca MRNA) ke lokasi mereka di bagian histologis. Metode ini juga bisa
digunakan untuk menentukan pelokalan subselluler molekul MRNA. Metode Ståhl menyiratkan posisi
pada posisi tinga individual pada array primer reverse yang dipodifikasi secara spasial yang mampu
menangkap MRNA dengan ekor oligo (DT). Selain ekor oligo (DT) dan barcode spasial, yang menunjukkan
posisi X dan Y pada slide yang tersusun, probe berisi pita pengumpulan, amplifikasi dan pegangan
sekuensing, dan pengenal molekuler yang unik. Umumnya, sampel histologis dipotong menggunakan
cryotome, maka tetap, bernoda, dan ditempatkan dalam microarray. Setelah itu, ia mengalami
permeabilisasi enzimatik, sehingga molekul dapat menyebar ke slide, dengan pelepasan mrna lebih
lanjut dan mengikat probe. Transkripsi terbalik kemudian dilakukan di tempat. Akibatnya, DGA
komplementer yang ditandai secara spasial disintesis, memberikan informasi tentang ekspresi gen pada
lokasi sampel yang tepat. Dengan demikian, protokol yang dijelaskan menggabungkan sekuensing
paralel dan pewarnaan sampel yang sama. Penting untuk menyebutkan bahwa generasi pertama dari
slide yang disusun terdiri dari sekitar 1.000 titik dengan diameter 100 m, yang membatasi resolusi
untuk ~ 10-40 sel per dot.
Mendefinisikan distribusi spesifikasi molekul MRNA
memungkinkan eksperimental terhadap kalah-hara-
heterogenitas seluler di: sel tissuestorsimimune serta
menentukan distribusi transkrip subkelatif berdasarkan
berbagai kondisi. Informasi ini memberikan kesempatan
unik untuk menguraikan arsitektur seluler dan
subcellular di jaringan dan sel individu. Metodologi ini
memberikan wawasan penting di bidang embriologi,
onkologi, imunologi dan histologi. Teknik stranscriptomik
berusaha menjelaskan sifat sel dengan cara ini. Di bawah
ini, kami melihat metode yang menghubungkan ekspresi
gen ke organisasi spasial seperti di samping:
Referensi
Putranto, Riza Arief. 2013. Studi transkriptorik untuk
menghubungkan antara genom dan fungsi sebuah gen
dalam tanaman. www.ibriec.org
Silahkan Sampaikan
Pertanyaan
Terima Kasih