Anda di halaman 1dari 32

Upaya Meningkatkan Kualitas Perencanaan

melalui Tata Kelola Kolaboratif


(Collaborative Governance)
Bekerja Bersama-sama, Bukan Sama-sama Bekerja

Oswar Mungkasa
Perencana Ahli Utama Bappenas

Pre Event Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2023
Webinar Working Group 5
Urban Housing and Basic Service
TATA KELOLA KOLABORATIF
dalam PENYEDIAAN PERUMAHAN
LATAR BELAKANG

DEFINISI
Kisi Tayangan
MODEL ANSELL-GASH PEMBELAJARAN

ISU MEMBUMIKAN
PEMBELAJARAN

RUJUKAN

09/22/2023 2
‘’Individually, we are one drop.
Together, we are an ocean”
(Ryunnosuke Satoro)

“Coming together is a beginning.


staying together is progress
working together is success
(Henry Ford)

when collaborating,
“the government some times needs to
play the role of participant rather than
leader and learner rather than
teacher”
(Smith, 2004)

09/22/2023 3
Tata Kelola Kolaboratif
(Collaborative Governance)
Era Kolaborasi
 Era Kolaborasi
 Old Public Administration
New Public Administration
 Governtment  Governance
 Pemerintah tidak lagi
mendominasi  pemerintah-
swasta-masyarakat
 Kolaborasi  keniscayaan

 Tata Kelola Kolaboratif


(Collaborative Governance)
 Pengelolaan pemerintahan
melibatkan pemangku
kepentingan non pemerintah
 Berorientasi musyawarah dan
konsensus dalam pengambilan
keputusan
09/22/2023  Membuat/melaksanakan
5
Foto: Internet
kebijakan publik
Kolaborasi suatu Keniscayaan
 Pentingnya Tata Kelola Kolaboratif
 kompleksitas dan saling ketergantungan
antarinstitusi
 Meningkatkan kualitas kebijakan
 Sesuai kebutuhan masyarakat
 Menjamin kelangsungan kebijakan
 Meningkatkan kesetaraan dalam
pelaksanaan
 Mampu mengikis ego sektoral dan
daerah
 Mengurangi dan mencegah konflik

 Fakta Penerapan
 Praktik baku di Amerika dan negara lain
 lembaga internasional seperti LSM (the
Nature Conservacy), Bank Dunia.
Foto:  Agenda global  Agenda 21, MDGs dan
Internet
SDGs
09/22/2023 6
Kolaborasi bukan Barang Asing
 Bagaimana Indonesia?
 RPJPN – RPJMN  kemitraan
dan partisipasi masyarakat
 Pemerintah daerah  ada yang
berhasil dan banyak kurang
optimal
 SDGs Indonesia  4 platform
partisipasi (pemerintah dan
parlemen - organisaasi
masyarakat dan media – pelaku
usaha dan filantropi – pakar
dan akademisi)
 Praktek unggulan
• Nasional  Pokja
Foto: AMPL/Pokja PKP/Pokja PPAS
Internet
dan Jejaring AMPL
• Daerah  Desain Besar Isu
Strategis Jakarta dan Strategi
09/22/2023
Ketahanan Kota Jakarta 7
Definisi : Tata Kelola - Kolaborasi - TataKelola Kolaboratif

• Tata Kelola (governance) adalah aturan main penyusunan


keputusan bersama diantara keberagaman pelaku dan
organisasi, dan tidak terdapat sistem kendali formal yang
mampu mendikte pola hubungan antara pelaku dan organisasi
(Chotary dan Stoker, 2009).
• Kolaborasi adalah hubungan antarorganisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai
tujuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi
manfaat, dan bertanggungjawab dalam pengambilan
keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah
(Lai, 2011).
Government vs Governance

09/22/2023 10
Definisi : Tata Kelola - Kolaborasi - TataKelola Kolaboratif

• Tata kelola kolaboratif (Collaborative governance) adalah cara


pengelolaan pemerintahan yang melibatkan secara langsung
pemangku kepentingan non-pemerintah, berorientasi pada
konsensus, dan musyawarah dalam proses pengambilan
keputusan bersama, yang memiliki tujuan untuk membuat
atau melaksanakan kebijakan dan program publik (Ansell dan
Gash, 2007). Penekanannya adalah pada pencapaian derajat
konsensus di antara para pemangku kepentingan (Sari, 2014).
Gambar Rangkaian Transformasi Kolaborasi

Berbagi Berbagi Berbagi Berbagi


Mandiri
Informasi Sumberdaya Pekerjaan Tanggungjawab
Temu informal Temu formal Berbagi secara kemitaraan
Tanpa komunikasi
Bertukar pe- Bertukar info, tetap formal
formal
ngalaman tidak pengalaman, staf Bertukar rutin Berbagi kebijakan
Kebijakan dibuat tetap Otonomi dan kegiatan dan pengalaman,
sendiri Tetap otonom melemah tertentu Otonomi tetap
Bekerjasama isu Bekerjasama Otonomi makin melemah
Otonom kegiatan yang
yang sama melemah Bekerjasama
Otonom sama Bekerjasama tujuan sama
proyek sama

09/22/2023 12
Model Tata Kelola
Kolaboratif Ansell-Gash
Desain Kelembagaan
 Partisipasi inklusif * Forum Eksklusif
 Aturan jelas * Proses terbuka

G Kondisi Awal
Proses Kolaboratif

Kesenjangan
Kekuatan- Berkomitmen
Sumberdaya- Saling Percaya  Menyadari saling
Pengetahuan
ketergantungan
 Berbagi rasa memiliki
 Keterbukaan terhadap manfaat
Dialog Tatap Muka Dampak
Insentif dan Kendala
Perundingan niat baik
partisipasi
Saling Pengertian
 Misi jelas
l Sejarah Keluaran Sementara  Definisi masalah bersama
kerjasama atau  Hasil awal  Mengenali nilai bersama
konflik  Rencana Strategis
(tingkatan awal
 Penelitian bersama
saling percaya)

Kepemimpinan Fasilitatif
(termasuik pemberdayaan)
Dimensi Kesuksesan
• Model Tata Kelola Kolaboratif yang paling dikenal adalah Model Ansell dan
Gash yang dapat dijadikan panduan dalam sebuah penelitian untuk melihat
efektifitas proses kolaborasi yang sedang berjalan. Model ini menggunakan
4 (empat) dimensi untuk mengukur kesuksesan Tata Kelola Kolaboratif,
yaitu
 Pertama, Proses Kolaboratif sebagai inti Tata Kelola Kolaboratif,
mencakup (i) dialog tatap muka; (ii) membangun kepercayaan; (iii)
komitmen terhadap proses; (iv) saling memahami.
 Kedua, terdapat 3 (tiga) dimensi lainnya yang memengaruhi yaitu (i)
kondisi awal, mencakup kesenjangan sumberdaya, ketersediaan insentif,
dan beban masa lalu; (ii) desain kelembagaan, mencakup keterbukaan,
ketersediaan prosedur, dan kewenangan; (iii) kepemimpinan fasilitatif,
mencakup pemimpin fasilitatif, dan pemimpin organik.
08/08/2023 14
Tabel2 OperasionalisasiKonsepTataKelolaKolaboratif AnselldanGash
.

sumber: diolah dari Hadi (2015) dalam Mungkasa (2020).


09/22/2023 15
MEMETIK PEMBELAJARAN:
Penerapan Model Ansell-Gash
pada Studi Penerapan SDGs di Indonesia
(Mungkasa, 2020)
Isu Umum: Indonesia
• Rencana strategis/aksi masih terfokus pada tupoksi
masing-masing institusi dan bukan berangkat dari isu
strategis bersama.
• Fenomena ‘working in silos’ masih terasa kental
• Pemangku kepentingan nonpemerintah masih belum terlibat
sepenuhnya. Masih belum ‘meaningful participation’.
• Dampak Rencana Aksi konvensional adalah kemungkinan
keluaran tidak optimal dalam bentuk (i) kegiatan tumpang
tindih, (ii) urusan yang tidak tertangani sama sekali; (iii)
urusan tertangani sebagian.
• Rencana aksi kolaboratif belum tersedia.

Kategori Partsipasi --> Kolaborasi

Tanpa Parsipasi
partisipasi yang telah sengaja dipersiapkan
untuk memberi kesan adanya partisipasi.

Tokenism
masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk
menjamin bahwa pandangan mereka akan
diperhatikan oleh pengambil keputusan. Hak
memutuskan menjadi hak prerogatif pengambil
keputusan dan tidak terwujud konsensus.

Kendali Masyarakat
Kemitraan yang memungkinkan untuk
bernegosiasi dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan. Keadaan ideal ketika
masyarakat mempunyai kemampuan
pengambilan keputusan.
Pembelajaran Model Ansell-Gash: Faktor Keberhasilan

• Pertemuan tatap muka melalui forum pemangku kepentingan secara


teratur dengan agenda yang terukur membantu mempertahankan
‘chemistry’ (sambung rasa) diantara pemangku kepentingan.
• Ketersediaan pemimpin sekaligus kampiun yang proaktif, apresiatif,
komunikatif, egaliter, mampu mengembangkan dan memanfaatkan jejaring
serta memperluas jenis kegiatan yang menimbulkan rasa hormat dari
pemangku kepentingan.
• Pemaduan sumberdaya diantara pemangku kepentingan baik sumberdaya
manusia, data dan informasi, pengetahuan, keuangan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses kolaborasi.
• Komunikasi yang lancar membantu aliran informasi, mendorong
keterbukaan, dan meningkatkan saling percaya
• Internalisasi kegiatan dalam dokumen pembangunan
09/22/2023 21
Model Tata Kelola Kolaboratif Penguatan Kolaborasi
 PENAHAPAN
 PENGENALAN  pembentukan tim
kecil, pemetaan pemangku
kepentingan dan sumberdaya;
pemetaan isu strategis awal
(Analisis SWOT); pengembangan
kemitraan awal; agenda.
 PEMADUAN  penyamaan
pandangan, pembentukan pokja,
pengembangan SOP, pemetaan isu
strategis bersama, komitmen (visi,
misi, tujuan dan target), advokasi ke
pimpinan.
 PENGEMBANGAN  konsensus
peta jalan dan rencana aksi dan
 DIMENSI TAMBAHAN penanggungjawab kegiatan.
 PENGETAHUAN  fasilitasi pe-  PEMANTAPAN  pemantauan,
nyediaan informasi, pengetahu- evaluasi, dan peningkatan kualitas
Sumber: Mungkasa (2020)
an, dan pengembangan inovasi
22
Langkah Strategis Kolaborasi
• Pemetaan dan pemilihan
pemangku kepentingan.
Keberagaman dan
kelengkapan ragam
pemangku kepentingan yang
terlibat akan menentukan
kualitas keluaran kolaborasi.
• Pembentukan forum
pemangku kepentingan
Pemangku
sebagai wadah kolaborasi.
Komitmen konsensus Keluaran
Kepentingan
• Kemitraan antarpemangku
Kepentingan untuk
Foto: Kedeputian Gub DKI bidang TRLH
memadukan sumberdaya
agar lebih efektif dan efisien.
23
22/09/2023

• Pengembangan strategi komunikasi.


Komunikasi intensif menjaga proses
kolaborasi tetap terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan
• Pengelolaan pengetahuan. Data,
informasi, pengetahuan dan inovasi
ditunjang komunikasi yang baik dapat
merupakan insentif proses kolaborasi.
• Kepemimpinan fasilitatif. Tidak mudah
menemukan tetapi setidaknya kriteria ini
perlu menjadi pertimbangan.
• Peningkatan kapasitas berupa pelatihan,
Foto:
pembelajaran, pengelolaan pengetahuan, Internet

saling berbagi, serta kemitraan.


MEMBUMIKAN PEMBELAJARAN:
Penyusunan Grand Design
Isu Strategis DKI Jakarta
Desain Besar Isu Strategis Jakarta sebagai Keluaran Kolaborasi

dokumen perencanaan
Internalisasi ke dalam
Kesamaan Desain
Komitmen Konsensus
Pandangan Besar

• Menampung komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam menyelesaikan isu


tertentu
• Kerangka Bekerja Bersama para pemangku kepentingan
• Memberi masukan bagi perencanaan pembangunan, dari tingkat lingkungan
sampai tingkat provinsi, melalui internalisasi materi Desain Besar ke RPJPD,
RPJMD, Renstra dan Rencana Aksi

Sumber: Mungkasa (2020)


Kegiatan Utama Proses Pengembangan Desain Besar

Rapat Awal
Pemetaan
dan
Pengumpulan Pemangku Lokakarya dan Konsultasi Peluncuran
pembentukan Data Sesi Kerja Publik Desain Besar
Kepentingan
Forum
dan Kegiatan
Kolaborasi

Sumber: Mungkasa (2020)


Sumber: Mungkasa (2020)
Daftar Rujukan (1)

Publikasi (Buku, Artikel, Dokumen)


• Mungkasa, Oswar (2020). Tata Kelola Kolaboratif (Collaborative Governance).
Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan https://www.academia.edu/
43431805/MAKALAH_Tata_Kelola_Kolaboratif_Collaborative_Governance_Men
ata_Kolaborasi_Pemangku_Kepentingan
• Mungkasa, Oswar (2020). Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik Studi
Kasus Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia. Makalah
Kebijakan. Jakarta, Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana Utama Angkatan XX, LPEM-FEB
UI. https://www.researchgate.net/publication/343894103_Tata_Kelola_Kolaboratif_ dalam
_Desain_Kebijakan_Publik_Studi_Kasus_Pelaksanaan_Tujuan_Pembangunan_Milenial_di_I
ndonesia

09/22/2023 28
Daftar Rujukan (2)
Tayangan
• Mungkasa, Oswar (2018). Kolaborasi itu Membumi.
https://www.academia.edu/38031030/PRESENTASI_Kolaborasi_itu_Membumi_Bukan_Teori_Pemb
elajaran_Kiprah_Jejaring_A MPL_2008_2018
• Mungkasa, Oswar (2020). Rencana Aksi Kolaboratif. Tayangan. Pelatihan Jabatan Fungsional
Penjenjangan Perencana Tingkat Madya Angkatan XXI3 Agustus 2020. Jakarta, LPEM FEB UI.
https://www.researchgate.net/publication/343402753_Rencana_Aksi_Kolaboratif
• Mungkasa, Oswar (2020). Sekilas Tata Kelola Kolaboratif. Tayangan. Jakarta, Forum Diskusi Nge-
Lantur bertema Mencari Format Kolaborasi Penanganan Kumuh. Jakarta, CCMU
Bappenas. https://www.academia.edu/44167010/TAYANGAN_Sekilas_Tata_Kelola_Kolaboratif
• Mungkasa. Oswar (2020). Penerapan Tata Kelola Kolaboratif dalam Mewujudkan Smart City di
Indonesia. Konsep Dasar dan Agenda Masa Depan. Webinar dan Diskusi Panel Nasional Attraction
2020 Pemberdayaan Komunitas dalam Kerangka Collaborative Governance Guna Mencetak SDM
Unggul untuk Mewujudkan Smart City di Indonesia. Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. 3 November dapat diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/345255971_Penerapan_Tata_Kelola_Kolaboratif_dala
m_Mewujudkan_Smart_City_di_Indonesia
• Mungkasa, Oswar (2021). Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus
Pelaksanaan SDGs di Indonesia
https://www.researchgate.net/publication/352994503_TAYANGAN_Tata_Kelola_Kolaboratif_dalam
_Desain_Kebijakan_Publik_Studi_Kasus_Pelaksanaan_ SDGs_di_Indonesia
08/08/2023 29
Daftar Rujukan (3)

Tayangan
• Mungkasa, Oswar (2021). Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus
Pelaksanaan SDGs di Indonesia
https://www.researchgate.net/publication/352994503_TAYANGAN_Tata_Kelola_Kolaboratif_dalam_
Desain_Kebijakan_Publik_St udi_Kasus_Pelaksanaan_SDGs_di_Indonesia
• Mungkasa, Oswar (2021). Membumikan Tata Kelola Kolaboratif (Collaborative Governance).
Sebuah Testimoni. Bincang Berkala PAU Bappenas ‘Ngobrol Merdeka (Ngo-Mer)’ 12 Juli 2021
https://www.researchgate.net/publication/ 356458700_Penerapan_ Tata_
Kelola_Kolaboratifdalam_mewujudkan_Smart_City_Pemahaman_Praktik_Unggulan_dan_Agenda
_Ke_Depan
• Mungkasa, Oswar (2022). Kolaborasi Pendukung Keberhasilan Upaya Pengelolaan Sampah
Berkelanjutan. Lokakarya 2 Angkatan 3 Program Kepemimpinan SDG. SDG Academy Indonesia 18
Mei https://www.researchgate.net/publication/360669847_Kolaborasi_
Pendukung_Keberhasilan_Upaya_Pengelolaan_Persampahan_Berkelanjutan
• Mungkasa, Oswar (2023). Upaya Meningkatkan Kualitas Perencanaan melalui Tata Kelola
Kolaboratif (Collaborative Governance). Konsep dan Pembelajaran.
https://www.researchgate.net/publication/372960377_Upaya_Meningkatkan_Kualitas_Perencana
an_melalui_Tata_Kelola_Kolaboratif_Collaborative_Governance_Konsep_dan_Pembelajaran

08/08/2023 30
TERIMA KASIH

https://www.researchgate.net/profile/Oswar-Mungkasa
pitt.academia.edu/oswarmungkasa
oswar.mungkasa63@gmail.com

09/22/2023 31

Anda mungkin juga menyukai