Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Rehab
Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Rehab
1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
2
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
sebagai sebuah perbandingan sosial dan mengambil sampel 2 lokasi yaitu Kelurahan
penentu kepuasan dan kebahagiaan masyarakat. Kedaung Baru dan Kelurahan Batu Ceper.
UN-Habitat mendefinisikan rumah tidak Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
layak huni sebagai kondisi tempat tinggal tidak ini adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi
permanen, akses air dan sanitasi tidak layak, masyarakat pada kegiatan rehab rumah tidak
lingkungan dan kepemilikan tidak terjamin. layak huni dalam program Pengembangan
Sedangkan menurut Permensos No. 20 tahun Perumahan di Kelurahan Kedaung Baru dan
2017 menyebutkan bahwa rumah tidak layak Kelurahan Batu Ceper Kota Tangerang.
huni adalah sebuah tempat tinggal yang tidak
memenuhi persyaratan secara kesehatan, 2. METODE
keamanan dan sosial. Didalamnya juga telah Pada penelitian ini menggunakan metode
diatur untuk kriteria dan persyaratan agar dapat kuantitatif. Menurut (Creswell, 2009) terdapat
dilakukan rehab rumah tidak layak huni. beberapa faktor yang menunjukkan bahwa
Pemerintah Kota Tangerang sudah penelitian kuantitatif cenderung tidak subyektif
berupaya mengatur kebutuhan permukiman karena memanfaatkan teori yang sebelumnya
yang sehat dan layak huni dengan berbagai sudah ada dan lebih dibatasi oleh data serta
macam jenis pendekatan dan kebijakan salah peluang untuk menggali lebih dalam pada
satunya adalah dengan menggunakan program respondennya. Namun penelitian kuantitatif
Tangerang Berbenah. Tujuan utamanya adalah dapat merumuskan konsep teori secara tepat
untuk percepatan pengentasan kawasan kumuh serta dapat menjelaskan fenomena sosial dalam
dengan mengedepankan partisipasi masyarakat narasi yang lebih rinci dan bermanfaat tentang
karena untuk mencapai pembangunan sebuah proses kegiatan tertentu dari sebuah
masyarakat yang berkelanjutan, diperlukan pengalaman manusia sebagai masyarakat yang
peran masyarakat dan pemerintah untuk saling menjadi pelakunya
memperkuat. Responden pada penelitian ini adalah
Tangga partisipasi telah berkembang setiap semua keluarga penerima manfaat kegiatan
dekadenya dimulai dari tangga partisipasi bantuan rehab rumah tidak layak huni di
arnstein di tahun 1969 dari tingkat Non- Kelurahan Kedaung Baru dan Kelurahan Batu
participation, Tokenisme dan Citizen Control. Ceper pada tahun 2018. Pada wilayah penelitian
Namun pada akhir dekade ini (Kotus and Kelurahan Kedaung Baru, warga yang
Sowada, 2017) mengungkapkan bahwa menerima bantuan rehab rumah tidak layak
keberadaan mitra utama dalam tangga partispasi huni sebanyak 30 KK sedangkan di Kelurahan
adalah pemerintah, masyarakat lokal dan Batu Ceper yang menerima bantuan sebanyak
masyarakat kota, mereka harus bekerja bersama 10 KK sehingga total penerima bantuan
membentuk ‘Participatory Urban Triad’. berjumlah 40 KK yang kesemuanya adalah
Kemudian dia membagi tiga tipe perilaku dasar masyarakat penerima bantuan rehab rumah
pada setiap aktor dalam berpartisipasi tidak layak huni. Karena objek penelitian
berdasarkan tingkat aktivitasnya yaitu : kurang dari 100 maka menurut (Sugiyono,
Pemerintah : Directive – Deliberative- 2018) lebih baik dilakukan penelitian populasi
Directive – Deliberative. yang berarti bahwa ke 40 KK tersebut
Masyarakat lokal : Withdrawn – semuanya akan dijadikan sebagai objek
Collaborating – Rebellious. penelitian.
Masyarakat kota : Feigned – Collaborative Untuk mengetahui tingkat partisipasi
– Radical masyarakat dalam kegiatan rehab RTLH ini
Berdasarkan latar belakang dan menggunakan analisis skoring. Analisis
permasalahan diatas maka rumusan masalah pembobotan atau skoring ini menggunakan 5
dari penelitian ini adalah “Bagaimana pertanyaan dan 40 responden yang kesemuanya
partisipasi masyarakat pada kegiatan rehab adalah penerima manfaat bantuan rehab rumah
rumah tidak layak huni dalam pengentasan tidak layak huni, sehingga pengkategorian
kawasan kumuh di Kota Tangerang” dengan untuk tingkat partisipasinya adalah seperti tabel
1 dibawah ini.
3
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
No Tingkat Bobot
1 Rebellious 334 – 400
2 Collaborating 267 – 333
3 Withdrawn 200 – 266
Sumber : Analisis Peneliti (2020)
4
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
5
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
dan berdialog saja dengan stakeholder lain Tabel 3. Bobot Partisipasi Tahap
(100%) namun untuk terlibat, bekerjasama dan Pelaksanaan
membuat masukan perencanaan masyarakat
masih sangat sedikit keterlibatannya (15%) Indikator Bobot N Bobot
xN
Tertarik Untuk Berpartisipasi
Ya 2 40 80
Tidak 1 0 0
Terlibat Dalam Pelaksanaan
Ya 2 35 70
Tidak 1 5 5
Bekerjasama Dengan Stakeholder
Ya 2 40 80
Tidak 1 0 0
Dialog Dengan Stakeholder
Ya 2 40 80
Sumber : Analisis Peneliti (2020) Tidak 1 0 0
Melakukan Perubahan Pekerjaan
Gambar 4. Tingkat Partisipasi Tiap Ya 2 9 18
Tidak 1 31 31
Kelurahan Pada Tahap Perencanaan Total bobot 364
Sumber : Analisis Peneliti (2020)
Partisipasi masyarakat pada tahap
perencanaan di kegiatan rehab RTLH ini masih Dari hasil analisis pembobotan yang
menggantungkan pada peran dari BKM dilakukan pada tabel diatas maka menghasilkan
setempat, namun BKM memaksa masyarakat total bobot sebesar 364, sehingga apabila
agar mengambil peran sebagai lebih besar guna mengacu pada tingkat partisipasi Kotus &
mensukseskan kegiatan rehab rumah mereka di Sowada partisipasi yang dilakukan oleh
tahap perencanaan ini melalui seringnya mereka masyarakat Kota Tangerang di tahap
melakukan dialog atau sosialisasi bahkan pelaksanaan berada pada posisi pertama yaitu
sampai mendatangi rumah calon penerima rebellious dengan skor antara 334 – 400. Hal ini
manfaat. berarti dalam tahap pelaksanaan masyarakat
Adanya perasaan khawatir dari masyarakat telah ada pada tingkat dimana mereka mampu
apabila tidak mengikuti arahan dari BKM akan bertindak atas kemauan mereka sendiri dalam
membuat nama mereka dicoret dari daftar melaksanakan pekerjaan rehab rumah mereka
penerima bantuan rehab RTLH membuat meskipun mereka juga tetap melakukan
masyarakat menjadi sedikit berhati hati dan kerjasama dengan stakeholder lain dalam
cenderung menyerahkan tahapan perencanaan melaksanakan pekerjaan rehab RTLH ini
ini kepada BKM untuk menyelesaikannya seperti dengan BKM ataupun pemerintah
sehingga keterlibatan masyarakat ditahap ini daerah Kota Tangerang.
lebih banyak dalam hal berkomunikasi dan Menurut (Kotus and Sowada, 2017) pada
ketertarikan saja namun tidak berani untuk tingkat collaborative masyarakat akan
melangkah lebih jauh mengambil tindakan yang menurut mereka
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari sudut
3.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam pandang mereka. Aktivitas seperti ini apabila
Tahap Pelakanaan tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup
Sedangkan pada tahap pelaksanaan hasil akan cenderung berbahaya oleh sebab itu
dari pembobotannya adalah seperti dalam tabel diperlukan kehadiran pemerintah dalam
3 dibawah ini. membantu dan mengarahkan masyarakat agar
tetap dalam koridor yang sesuai aturan.
Sejalan dengan hasil penelitian ini
responden dalam melakukan perbaikan rumah
mereka sesuai dengan tujuan dari kegiatan
rehab RTLH yang didampingi oleh BKM dan
6
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
pemerintah daerah sehingga terwujudnya rumah bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor
sehat bagi masyarakat terpenuhi dengan baik yang mempengaruhi partisipasi, semakin sibuk
serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. orang bekerja maka akan semakin sedikit yang
Indikator untuk masing – masing kelurahan berpartisipasi. Dalam penelitian ini
pada tahap pelaksanaan dapat dilihat dalam menunjukkan hasil yang berbeda, meskipun
gambar 5 dibawah ini, pada tahap pelaksanaan responden banyak yang bekerja namun justru
hampir sebagian besar melakukan partisipasi partisipasinya mejadi tinggi, mereka dominan
dan terlibat dalam pekerjaan rehab RTLH di berpartisipasi dalam hal penambahan biaya baik
lingkungannya, hanya 22,5% masyarakat yang untuk bahan baku tambahan ataupun tambahan
melakukan perubahan pekerjaan yang biaya untuk tenaga kerja
sebelumnya telah direncanakan hal ini Partisipasi masyarakat pada tahap
dikarenakan pada awal perencanaan yang pelaksanaan di kegiatan rehab RTLH ini cukup
diprioritaskan adalah pekerjaan mengganti atap, tinggi, salah satu faktor yang mempengaruhi
namun karena atapnya masih bagus sehingga adalah adanya perasaan memiliki bahwa yang
pekerjaan atap diganti menjadi pekerjaan sedang diselesaikan permasalahannya adalah
perbaikan yang lain. rumah pribadi tempat tinggal mereka sendiri
sehingga masyarakat baik secara individu
ataupun kelompok akan memberikan segala
bentuk partisipasi apapun yang mereka sanggup
lakukan demi terpenuhinya tujuan dari kegiatan
rehab RTLH ini yaitu rumah sehat dan layak
huni
RTLH ini masyarakat juga yang akan Sumber : Analisis Peneliti (2020)
merasakannya
Sebagian besar responden memiliki Gambar 6. Tahapan Dan Aktor Yang
pekerjaan sebagai buruh sebanyak 87,5% Terlibat Dalam Kegiatan Rehab RTLH
sisanya adalah responden yang tidak bekerja.
Dalam penelitian (Plummer, 2000) dikatakan
7
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Menurut (Kotus and Sowada, 2017) meskipun hal itu terjadi pada saat pelaksanaan
partisipasi yang baik adalah adanya kerjasama pekerjaan rehab rumahnya.
dan pembagian peran yang tepat untuk masing
– masing aktor yaitu pemerintah daerah, 4.2. Saran
masyarakat dan komunitas (participatory urban Kepada setiap stakeholder yang terlibat
triad) dalam melakukan aktivitas pembangunan dalam kegiatan rehab RTLH ini, pada tahap
kota, namun dalam penelitian kali ini terdapat perencanaan masyarakat sebaiknya diberikan
perbedaan tingkat partisipasi pada tahap peran lebih aktif lagi untuk menyuarakan apa
perencanaan yaitu di tingkat collaborative dan yang menjadi keinginannya karena selama ini
pelaksanaan yaitu di tingkat rebellious, hal ini masih bergantung pada keputusan dari BKM
terjadi karena peran stakeholder lain lebih besar setempat.
daripada masyarakatnya sendiri Untuk mengembangkan penelitian lanjutan
Menurut (Sunarti, 2003) faktor eksternal yang berkaitan dengan hasil penelitian ini
mempengaruhi keberhasilan kegiatan partisipasi adalah kami memandang perlunya penelitian
masyarakat, pada kegiatan rehab RTLH ini terhadap faktor eksternal yang juga
peran dari BKM cukup signifikan karena BKM mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
cukup intens keterlibatannya baik dari tahap kegiatan rehab rumah tidak layak huni di Kota
identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan Tangerang sehingga diperoleh gambaran lebih
dengan membentuk 3 kelompok tim yaitu tim jauh bagaimana peran stakeholder seperti BKM
persiapan, tim pelaksana dan tim pengawas dan pemerintah daerah dalam mendorong
Kegiatan rehab RTLH di Kota Tangerang keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi
pada tahap perencanaan peran masyarakat disetiap kegiatan pembangunan daerahnya.
belum dominan meskipun sudah terlibat apabila
dibandingkan pada saat tahap pelaksanaan, 5. UCAPAN TERIMAKASIH
kerjasama masyarakat dengan stakeholder lain Terimakasih kepada masyarakat Kelurahan
pada tahap perencanaan masih rendah mereka Kedaung Baru, Kelurahan Batu Ceper, Dinas
masih lebih menggantungkan penyelesaiaan Perumahan dan Permukiman Kota Tangerang,
perencanaan pada pemerintah dan BKM BKM Kota Tangerang, serta Bappenas dengan
setempat, hal inilah yang membuat perbedaan nomor SK 417/P.01/04/2018 atas pemberian
hasil tingkat partisipasi di tahap perencanaan bantuan penelitian sehingga penelitian ini dapat
dan pelaksanaan menjadi berbeda terlaksana dengan baik.
8
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 1, 1 - 9
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
10.1007/s11205-009-9489-7.
Flint, R. W. (2013) Practice of Sustainable
Community Development. New York:
Heidelberg Dordrecht. doi: 10.1007/978-1-
4614-5100-6.
Groenendijk, L. (2003) Planning and
Management Tools. Enschende, The
Netherlands: The International Institute for
Geo-Information Science and Earth
Observation.
Kotus, J. and Sowada, T. (2017) ‘Behavioural
model of collaborative urban management:
extending the concept of Arnstein’ s
ladder’, Cities. Elsevier Ltd, 65, pp. 78–86.
doi: 10.1016/j.cities.2017.02.009.
Melkote, S. R. and Steeves, H. L. (2001)
Communication for Development in the
Third World: Theory and Practice for
Empowerment. California: Sage
Publications Ltd.
Muchadenyika, D. and Waiswa, J. (2018)
‘Policy , politics and leadership in slum
upgrading : A comparative analysis of
Harare and Kampala’, Cities. Elsevier,
(December 2017), pp. 0–1. doi:
10.1016/j.cities.2018.05.005.
Plummer, J. (2000) Municipalities and
Community Participation : a Sourcebook
for Capacity Development. United
Kingdom: Earthscan Publications Ltd.
Roseland, M. and Spiliotopoulou, M. (2017)
Sustainable Community Planning and
Development, Encyclopedia of Sustainable
Technologies. Elsevier. doi: 10.1016/B978-
0-12-409548-9.10185-X.
Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif.
1st edn. Edited by Setiyawami. Bandung:
Alfabeta.
Sunarti, S. (2003) ‘Partisipasi Masyarakat
dalam Pembangunan Perumahan Secara
Berkelompok’, Jurnal Tata Loka, 5(1).