Anda di halaman 1dari 47

taspen

Andal Melayani
4 September 2023

Nomor SRT-231/C.6.5/092023
Sifat Renting
Lampiran 4 Berkas

Kepada Yth.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Pemerintah Kota Jayapura
JI. Balaikota No. 1
Di - Entrop

Hal Pengmpulan Data NIK dan NPWP Peserta Aktif untuk PNS dan P3K Daerah

Berdasarkan :
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 112/PMK.03/2022 tentang Nomor Pokok Wajib Pajak Bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, Dan Wajib Pajak Instansi Pemerintah;
2. Surat dari Kementerian Keuangan No S-8/SA. 1/2022 perihal Pembahasan Implementasi NPWP 16
Digit dan Kebutuhan Penyesuaian Sistem Aplikasi Terdampak, dari Staf Ahli Bidang Peraturan
Penegakan Hukum Pajak;

Bersama ini Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kami mohon dapat diberikan informasi NPWP, NIK / NO KTP dan NOREK pada Data Peserta Aktif
Pemerintah daerah guna memenuhi Kebutuhan Integrasi SIPD Kemendagri dan Simgaji Taspen
sesuai fungsi dan peran Taspen dalam mendukung proses NIK/No. KTP pengganti NPWP.
2. Template pengumpulan data (NAMA PEMDA, NIP, NAMA, NIK, NPWP, NOREK GAJI, NO HP ASN)
dengan ekstensi file .XLSX (Excel) sebagaimana terlampir;
3. Terhadap Pemerintah Daerah yang telah melengkapi data dimaksud akan dilakukan pilot project
Integrasi SIPD Kemendagri dengan Simgaji Taspen;
4. Data dapat dikirimkan pada Link https://bit.ly/Data Integrasi sesuai Folder masing-masing Pemerintah
Daerah dengan format: nama_pemda.xlsx;
5. Target pengumpulan data Pemerintah Daerah paling kami harapkan lambat dapat kami terima pada
30 November 2023;
6. Bendahara Umum Daerah (BUD) sebagai penanggung jawab pembayaran Gaji masing-masing
Pemerintah Daerah untuk segera dilakukan pendaftaran user agar dapat mengakses Portal
https://portalnpwp.paiak.qo.id/ (Juknis terlampir);
7. Melakukan Pendataan ASN diwilayah Pemda-Pemda masing-masing untuk kemudian dilakukan
proses upload data pada https://portalnpwp.paiak.qo.id/ dengan format excel sesuai Juknis terlampir.

PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Jayapura t (0967) 582778


JI. RayaAbepura No 100 f (0967) 582080
Jayapura - 99351 e taspen@taspen.co id www.taspen.co.id
taspen
Andal Melayani

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

PT TASPI 4 (Persero)
IANAGER JAYAPURA,

BRANCH MANAGER
KC. J FERINAh lAUNlK^'
NIK. 207<

DM.00

PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Jayapura t (0967)582778


JI RayaAbepura No 100 f (0967)582080
Jayapura - 99351 e taspen@taspen.co.id www.taspen.co.id
No NAMA_PEMDA NIP NAMA NIK NPWP NOREK NO HP

1
2

3
4

5
6

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Dst...
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA .


NOMOR 112/PMI<.03/2022
TENTANG
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI,
WAJIB PAJAK BADAN, DAN WAJIB PAJAK INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa untuk memberikan keadilan dan kepastian


hukum dalam penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak
sehubungan dengan ketentuan penggunaan Nomor
Induk Kependudukan sebagai Nomor Pokok Wajib
Pajak bagi wajib pajak orang pribadi yang merupakan
penduduk Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan, perlu mengatur ketentuan mengenai
Nomor Pokok Wajib Pajak bagi wajib pajak orang
pribadi yang merupakan penduduk Indonesia;
b. bahwa untuk memberikan kesetaraan serta
mewujudkan administrasi perpajakan yang efektif dan
efisien bagi wajib pajak selain wajib pajak orang pribadi
yang merupakan penduduk Indonesia yang
menggunakan . Nomor Induk Kependudukan sebagai
Nomor Pokok Wajib Pajak, perlu mengatur ketentuan
mengenai Nomor Pokok Wajib Pajak bagi wajib p a j /

jdih.kemenkeu.go.id
-2 -

orang pribadi bukan penduduk Indonesia, wajib pajak


warisan belum terbagi, wajib pajak badan, dan wajib
pajak instansi pemerintah;
c. bahwa untuk mendukung kebijakan satu data
Indonesia, perlu mengatur pencantuman nomor
identitas tunggal yang terstandardisasi dan terintegrasi
dalam pelayanan administrasi perpajakan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 44E ayat (2)
huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Nomor Pokok
Wajib Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak
Badan, dan Wajib Pajak Instansi Pemerintah;

Mengingat 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6736);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

I
jdih.kemenkeu.go.id
-3 -

4. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang


Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor l 18/PMK.01/2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1031);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG NOMOR
POKOK WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI,
WAJIB PAJAK BADAN, DAN WAJIB PAJAK INSTANSI
PEMERINTAH.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.
2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3. Nomor lnduk Kependudukan adalah nomor identitas
Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal, dan
melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai
Penduduk Indonesia.
4. Wajib Pajak Warisan yang Belum Terbagi Sebagai Satu
Kesatuan Menggantikan yang Berhak yang selanjutnya
disebut Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi adalah
Wajib Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu
kesatuan menggantikan yang berhak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
5. Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang adalah Nomor Pokok
Wajib Pajak yang diberikan bagi tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak yang terpisah dari tempat tinggal

jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -

tempat kedudukan Wajib Pajak atau yang diberikan


untuk pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan serta Pajak
Karbon yang tidak dapat menggunakan Nomor Pokok
Wajib Pajak pusat.
6. Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha adalah nomor
identitas yang diberikan untuk tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak yang terpisah dari tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak.
7. Klasifikasi . Lapangan Usaha Wajib Pajak yang
selanjutnya disebut Klasifikasi Lapangan Usaha adalah
pengelompokan aktivitas atau kegiatan ekonomi Wajib
Pajak yang memuat informasi aktivitas, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas, atau pekerjaan dalam hubungan kerja
yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

Pasal 2
(1) Terhitung sejak tanggal 14 Juli 2022:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan
Penduduk menggunakan Nomor Induk
Kependudukan;dan
b. Wajib Pajak orang pribadi bukan Penduduk, Wajib
Pajak Badan, dan Wajib Pajak Instansi Pemerintah
menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan
format 16 (enam belas) digit,
sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak.
(2) Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan Penduduk
dan Wajib Pajak orang pribadi bukan Penduduk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk Wajib
Pajak Warisan Belum Terbagi.
(3) Selain dipergunakan untuk melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya, Wajib Pajak juga
menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk kepentingan
administrasi yang diselenggarakan oleh pihak lain

I
jdih.kemenkeu.go.id
-5-

selain Direktorat Jenderal Pajak yang mensyaratkan


penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak.
(4) Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan
Penduduk, Direktur Jenderal Pajak memberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak dengan mengaktivasi Nomor Induk
Kependudukan:
a. berdasarkan permohonan pendaftaran Wajib
Pajak; atau
b. secara jabatan.
(5) Bagi Wajib Pajak orang pribadi bukan Penduduk, Wajib
Pajak Badan, dan Wajib Pajak lristansi Pemerintah,
Direktur Jenderal Pajak memberikan Nomor Pokok
Wajib Pajak dengan format 16 (enam belas) digit:
a. berdasarkan permohonan pendaftaran Wajib
Pajak; atau
b. . secara jabatan.
(6) Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan pada layanan administrasi
perpajakan secara terbatas sampai dengan tanggal
31 Desember 2023.

Pasal 3
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan Penduduk
dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format
15 (lima belas) digit sebelum Peraturan Menteri ini
mulai berlaku, menggunakan Nomor Induk
Kependudukan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Dalam penggunaan Nomor Induk Kependudukan
sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak bagi Wajib Pajak
orang pribadi yang merupakan Penduduk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), data identitas Wajib Pajak
dilakukan pemadanan dengan data kependudukan
yang ada di Kementerian Dalam Negeri melalui
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.
(3) Hasil pemadanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

/
jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -

dikelompokan menjadi:
a. data valid; dan
b. data belum valid.
(4) Data valid sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
merupakan data identitas Wajib Pajak yang telah padan
dengan data kependudukan.
(5) Data belum valid sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b merupakan data identitas Wajib Pajak yang
belum padan dengan data kependudukan.

Pasal 4
(1) Direktur Jenderal Pajak menyampaikan permintaan
klarifikasi atas data hasil pemadanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b kepada Wajib
Pajak.
(2) Klarifikasi atas data hasil pemadanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), termasuk:
a. data alamat pos elektronik dan nomor telepon
seluler;
b. data alamat tempat tinggal Wajib Pajak
berdasarkan keadaan yang sebenamya;
c. data Klasifikasi Lapangan Usaha; dan
d. data unit keluarga.
(3) Penyampaian permintaan klarifikasi oleh Direktur
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. laman Direktorat Jenderal Pajak;
b. alamat pos elektronik Wajib Pajak;
c. contact center Direktorat Jenderal Pajak; dan/ atau
d. saluran lainnya yang ditentukan Direktur Jenderal
Pajak.
(4) Berdasarkan permintaan klarifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) Wajib Pajak melakukan
perubahan data, dalam hal data yang disampaikan
pada saat permintaan klarifikasi belum sesuai dengan
keadaan sebenarnya.

I
jdih.kemenkeu.go.id
-7 -

(5) Perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


dilakukan oleh Wajib Pajak melalui:
a. laman Direktorat Jenderal Pajak;
b. contact center Direktorat Jenderal Pajak;
c. Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar; dan/ atau
d. saluran lainnya yang ditentukan Direktur Jenderal
Pajak.

Pasal 5
Nomor lnduk Kependudukan yang digunakan sebagai
Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a merupakan Nomor Induk
Kependudukan berdasarkan:
a. hasil pemadanan dengan status data valid sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a; atau
b. perubahan data yang dilakukan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) dan data
tersebut telah dilakukan pemadanan dengan data
kependudukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) yang menghasilkan data valid,
dan diberitahukan kepada Wajib Pajak.

Pasal 6
(1) Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan Penduduk
yang tidak melakukan perubahan data atas data
identitas dengan status belum valid sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b, hanya dapat
menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format
15 (lima belas) digit sampa1 dengan tanggal
31 Desember 2023 dalam layanan administrasi
perpajakan dan administrasi pihak lain yang
menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak.
(2) Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan Penduduk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
menggunakan layanan administrasi perpajakan dan

jdih.kemenkeu.go.id
I
- 8 -

administrasi pihak lain setelah melakukan perubahan


data.
(3) Penggunaan layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilaksanakan dalam hal atas perubahan
data tersebut telah dilakukan pemadanan dengan data
kependudukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) yang menghasilkan data valid.

Pasal 7
(1) Wajib Pajak orang pribadi bukan Penduduk, Wajib
Pajak Badan, dan Wajib Pajak Instansi Pemerintah yang
telah terdaftar dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
dengan format 15 (lima belas) digit sebelum Peraturan
Menteri ini mulai berlaku, menggunakan Nomor Pokok
Wajib Pajak dengan format 16 (enam belas) digit
se bagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 16 (enam
belas) digit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menambahkan angka O (nol) di
depan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima
belas) digit.
(3) Dalam penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan
format 16 (enam belas) digit, Direktur Jenderal Pajak
menyampaikan permintaan klarifikasi kepada:
a. Wajib Pajak orang pribadi bukan Penduduk,
berupa:
1. data alamat pos elektronik dan nomor telepon
seluler;
2. data alamat tempat tinggal Wajib Pajak
berdasarkan keadaan yang sebenarnya;
3. data Klasifikasi Lapangan U saha; dan
4. data unit keluarga;
b. Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Instansi
Pemerintah, berupa:
1. data alamat pos elektronik dan nomor telepon
seluler;

/
jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -

2. data alamat tempat kedudukan Wajib Pajak


berdasarkan keadaan yang sebenarnya; dan
3. data Klasifikasi Lapangan Usaha.
(4) Penyampaian permintaan klarifikasi oleh Direktur
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan melalui:
a. laman Direktorat Jenderal Pajak;
b. alamat pos elektronik Wajib Pajak;
c. contact center Direktorat Jenderal Pajak; dan/ atau
d. saluran lainnya yang ditentukan Direktur Jenderal
Pajak.
(5) Berdasarkan permintaan klarifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4):
a. Wajib Pajak menyampaikan tanggapan berupa
persetujuan atas kesesuaian data, dalam hal data
yang disampaikan telah sesuai dengan keadaan
sebenarnya; atau
b. Wajib Pajak melakukan perubahan data, dalam
hal data yang disampaikan belum sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
(6) Penyampaian tanggapan berupa persetujuan dan
perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan oleh Wajib Pajak melalui:
a. laman Direktorat Jenderal Pajak;
b. contact center Direktorat Jenderal Pajak;
c. Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar; dan/ atau
d. saluran lainnya yang ditentukan Direktur Jenderal
Pajak.

Pasal 8
Untuk menjamin keakuratan data, Wajib Pajak melakukan
perubahan data secara berkelanjutan sesuai dengan
keadaan sebenarnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

I
jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -

Pasal9
(1) Terhadap Wajib Pajak cabang yang telah diterbitkan
Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang sebelum Peraturan
Menteri ini mulai berlaku, Direktur Jenderal Pajak
memberikan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha.
(2) Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Direktur
Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak melalui:
a. laman Direktorat Jenderal Pajak;
b. alamat pos elektronik Wajib Pajak;
c. contact center Direktorat Jenderal Pajak; dan/ atau
d. saluran lainnya yang ditentukan Direktur Jenderal
Pajak.
(3) Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pelaksanaan
hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan sampru
dengan tanggal 31 Desember 2023.

Pasal 10
(1) Terhadap Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan sejak
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 2023, Direktur Jenderal Pajak:
a. mengaktivasi Nomor Induk Kependudukan sebagai
Nomor Pokok Wajib Pajak dan memberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima belas)
digit bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
merupakan Penduduk; atau
b. memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan
format 16 (enam belas) digit bagi Wajib Pajak orang
pribadi bukan Penduduk, Wajib Pajak Badan, dan
Wajib Pajak lnstansi Pemerintah; dan/atau
c. memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang
dan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha bagi
Wajib Pajak cabang.

/
jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -

(2) Dalam hal layanan administrasi perpajakan dan


administrasi pihak lain belum dapat menggunakan
Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 16 (enam
belas) digit, Wajib Pajak orang pribadi bukan
Penduduk, Wajib Pajak Badan, dan Wajib Pajak
Instansi Pemerintah tetap dapat menggunakan Nomor
Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima belas) digit
untuk pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2023.
(3) Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima belas)
digit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 16 (enam
belas) digit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dengan menghapuskan digit pertama berupa
angka 0 (nol).
(4) Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan untuk
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2023.

Pasal 11
(1) Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2024:
a. Wajib Pajak menggunakan Nomor Induk
Kependudukan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak
dan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 16
(enam belas) digit dalam layanan administrasi yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
dan pihak lain;
b. Wajib Pajak menggunakan Nomor Identitas
Tempat Kegiatan Usaha sebagai identitas tempat
kegiatan usaha yang terpisah dari tempat tinggal
atau tempat kedudukan; dan
c. pihak lain yang menyelenggarakan layanan
administrasi yang mencantumkan Nomor Pokok
Wajib Pajak harus menggunakan Nomor Induk
Kependudukan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak

I
jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -

dan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 16


(enam belas) digit dalam layanan dimaksud.
(2) Layanan administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. layanan pencairan dana pemerintah;
b. layanan ekspor dan impor;
c. layanan perbankan dan sektor keuangan lainnya;
d. layanan pendirian badan usaha dan perizinan
berusaha;
e. layanan administrasi pemerintahan selain yang
diselenggarakan Direktorat Jenderal Pajak; dan
f. layanan lain yang mensyaratkan penggunaan
Nomor Pokok Wajib Pajak.
(3) Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan
dapat memberikan perpanJangan batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pihak lain
berdasarkan pertimbangan kesiapan sistem
administrasi pihak lain dimaksud.

Pasal 12
(1) Direktur Jenderal Pajak memberikan layanan kepada
pihak lain yang mensyaratkan penggunaan Nomor
Pokok Wajib Pajak, berupa pemadanan:
a. Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima
belas) digit dengan Nomor Induk Kependudukan
bagi Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan
Penduduk;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima
belas) digit dengan Nomor Pokok Wajib Pajak
dengan format 16 (enam belas) digit bagi Wajib
Pajak orang pribadi bukan Penduduk, Wajib Pajak
Badan, dan Wajib Pajak lnstansi Pemerintah;
dan/atau
c. Nomor Pokok Wajib Pajak Cabang dengan Nomor
Identitas Tempat Kegiatan Usaha,

jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -

dalam penyesuaian data Nomor Pokok Wajib Pajak dan


Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha dalam sistem
administrasi pihak lain yang terdampak.
(2) Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan secara elektronik oleh Direktur Jenderal
Pajak berdasarkan permintaan dari pihak lain yang
paling sedikit memuat:
a. Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15 (lima
belas) digit dan/atau Nomor Pokok Wajib Pajak
Cabang;dan
b. nama Wajib Pajak.

Pasal 13
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan
mengenai pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak dengan
format 15 (lima belas) digit dan terbit sebelum tanggal
1 Januari 2024, tetap berlaku dan tidak diperlukan
pembetulan ataupun penggantian atas ketentuan
pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak dengan format 15
(lima belas) digit.

Pasal 14
Peraturan Menteri 1n1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

/
jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri llll dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia:

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2022

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2022

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 660

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Umum _
u.b.,.-:: ..,_.,_,...
· ,., t ....
Kepala Bag1an dministrasi Kementerian

1 1l ~ - .
\· )
4
MAS.,..SOEH~~ 0 , /
NIP 1969092 199bQ:r' 001 ~

jdih.kemenkeu.go.id
A. TAHAPAN PENGGUNAAN APLIKASI PORTAL LAYANAN KONFIRMASI NPWP16
Tahapan untuk dapat mengakses aplikasi Portal Layanan Konfirmasi NPWP16:
1. Akses laman djponline (https://portalnpwp.pajak.go.id/);
2. Register Untuk Pegguna Baru
3. Login

Sebelum Wajib Pajak dapat memanfaatkan


aplikasi portal konfirmasi NPWP16 Wajib
Pajak harus mendaftarkan diri sebagai
pengguna dengan mengakses halaman
https://portalnpwp.pajak.go.id/ dan
melakukan registrasi dengan mengisi
beberapa data yang diperlukan oleh DJP
untuk melakukan konfirmasi kebenaran data
pengguna untuk kemudian dilakukan validasi
hingga Wajib Pajak dinyatakan Valid dan
diberikan hak akses terhadap aplikasi
tersebut.
B. TAMPILAN HALAMAN PENDAFTARAN USER BARU

Keterangan:
1. Wajib Pajak menginputkan NPWP yang terdaftar dalam masterfile Wajib Pajak
Direktorat Jenderal Pajak
2. Nama Instansi akan terisi otomatis dari hasil pembacaan data NPWP oleh sistem
3. Email Instansi Wajib diinputkan dan pastikan belum pernah digunakan untuk
pendaftaran user lain.
4. Klik Selanjutnya untuk input data Penanggung jawab.

Keterangan NPWP ditemukan Keterangan NPWP tidak ditemukan


Ada kemungkinan Wajib Pajak terdaftar dalam sistem DJP namun data pendaftaran
tidak lengkap sehingga akan muncul notifikasi sebagai berikut:

Kondisi tersebut mengharuskan wajib pajak untuk melengkapi data penanggungjawab


instansi/perushaan yang tidak lengkap tersebut dengan mengajukan permohonan
pemutakhiran data untuk melengkapi data penangung jawab ke KPP tempat wajib
pajak terdaftar.

Notifikasi terkait Email

Pesan email belum pernah digunakan Pesan error email telah digunakan
Data Penanggung Jawab

Keterangan:
1. NPWP Penanggungjawab terisi otomatis dengan membaca data dari NPWP
instansi yang terdaftar pada masterfile wajib pajak.
2. Nama Penanggungjawab terisi otomatis dengan membaca data dari NPWP
instansi yang terdaftar pada masterfile wajib pajak.
3. NIK Penanggungjawab terisi otomatis dengan membaca data dari NPWP instansi
yang terdaftar pada masterfile wajib pajak.
4. Wajib Pajak wajib menginputkan ID Penanggunjawab.
5. Wajib Pajak wajib menginputkan Jabatan Penanggungjawab.
6. Wajib Pajak wajib menginputkan nomor HP penanggungjawab.
7. Klik selanjutnya untuk input data staf

Pada data penanggungjawab NPWP


Penanggungjawab, Nama
Penanggungjawab dan NIK
Penanggungjawab wajib diinput apabila data
tidak terisi atau tidak valid maka Wajib Pajak
dapat melakukan update dengan
mengajukan perubahan data ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar untuk kemudian data disesuaikan
oleh petugas pajak setempat sesuai dengan
data yang benar dari Wajib Pajak. Ketika
data telah disesuaikan Wajib Pajak dapat
mengajukan kembali pendaftaran user
Portal Konfirmasi NPWP16.
DATA STAF

Keterangan:
1. Input NPWP staf yang akan divalidasi dengan keterangan sebagai berikut:
2. Nama Staf akan terisi otomatis membaca data NPWP yang telah diinputkan
3. NIK staf wajib diisi dan akan divalidasi terkait kecocokan dengan npwp dan nama
staf dengan keterangan sebagai berikut:

4. NIP/ID Staf wajib diinput dengan kategori freetext


5. Jabatan staf juga wajib diinput sesuai dengan jabatan dari staf tersebut
6. Nomor HP wajib diisi dengan validasi berupa wajib berupa angka.

7. Klik Selanjutnya untuk melakukan input data lainnya


DATA LAINNYA

Keterangan:

1. Username akan terisi otomatis oleh sistem menggunakan email dari Wajib Pajak
yang didaftarkan
2. Katasandi tidak ada penjagaan bisa mengunakan kombinasi angka, huruf, kapital
maupun tidak dsb.
3. Ulangi kata sandi untuk konfirmasi data dan wajib sama
4. PIN Wajib diinput untuk keperluan saat melakukan konfirmasi NPWP16 pada
aplikasi portal konfirmasi NPWP16. PIN ini harus berupa angka bukan huruf dan
lain sebagainya.

5. Wajib Pajak wajib melampirkan dokumen pendukung berupa file pdf dengan
maksimal size 4MB.
Dokumen ini dapat dihapus maupun diubah dengan tombol keranjang sampah dan
ubah file.

Berikut pesan error jika file melebihi 4MB


LAMPIRAN SURAT YANG PERLU DILAKUKAN UPLOAD

Kepala Surat

Nomor : ………….. (1) ………., ………………… (3)


Lampiran : ………….. (2)
Hal : Permohonan Layanan Konfirmasi Status Wajib Pajak

Yth. Direktur Data dan Informasi Perpajakan


Gedung B Kantor Pusat DJP, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 40-42
Jakarta 12190

Yang menandatangani surat keterangan ini:


Nama : ……………………………... (4)
NPWP : ……………………………... (5)
Jabatan : ……………………………... (6)
NIP/ No. ID Pegawai* : ……………………………... (7)
Nomor Telp. Selular : ……………………………... (8)
Email : ……………………………... (9)

bertindak selaku wakil dari Penyelenggara Pelayanan Publik/Lembaga Jasa


Keuangan/Badan tertentu*):
Nama : ……………………………... (10)
NPWP : ……………………………... (11)

dengan ini kami mengajukan permohonan layanan Konfirmasi Status Wajib Pajak secara
elektronik melalui Web Service/Portal Layanan*). Adapun jenis Konfirmasi Status Wajib
Pajak yang dimohonkan meliputi ……….. (12). Sehubungan dengan pemberian layanan
tersebut, kami menunjuk pegawai kami sebagai penanggung jawab terjadap layanan
tersebut sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan ini kami sampaikan.


............................ (13)
A. Informasi Aplikasi (14)

Detail Aplikasi Keterangan

Nama Aplikasi ……………………… (15)


Aplikasi Diakses Melalui Intranet / Internet *)
Jumah Pengunjung Harian ……………………… (16)
Peruntukkan ……………………… (17)
Bahasa Pemrograman ……………………… (18)
IP Public Aplikasi ……………………… (19)
IP User/Server ……………………… (20)
Transaksi Data/Detik ……………………… (21)

B. Informasi Pegawai yang Ditunjuk

Nama : ……………………… (22)

NIK : ……………………… (23)

NIP/ Nomor ID Pegawai : ……………………… (24)


Jabatan : ……………………… (25)
Nomor Telepon Selular : ……………………… (26)

Email : ……………………… (27)

Pernyataan
Dengan menandatangani formulir ini saya memahami bahwa:

1. hak akses atas layanan hanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan/dinas;


2. saya bertanggung jawab penuh atas penggunaan user dan password yang
diberikan; dan
3. saya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan/atau peraturan perundang-undangan
lainnya terkait rahasia jabatan.

Mengetahui dan menyetujui Pegawai yang Ditunjuk

Nama : ............... (4)


NIP/ No. ID Pegawai : ............... (7) Nama : ............... (22)
NIP/ No. ID Pegawai : ............... (24)
PETUNJUK PENGISIAN

Angka (1) : Diisi dengan nomor surat pihak tertentu.


Angka (2) : Diisi dengan jumlah lampiran (dalam hal terdapat lampiran)
Angka (3) : Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan dibuat.
Angka (4) : Diisi dengan Nama wakil Pihak Tertentu.
Angka (5) : Diisi dengan NPWP/NIK dari wakil Pihak Tertentu.
Angka (6) : Diisi dengan jabatan dari wakil Pihak Tertentu.
Angka (7) : Diisi dengan NIP/Nomor identitas pegawai dari wakil Pihak Tertentu.
Angka (8) : Diisi dengan nomor telepon selular wakil Pihak Tertentu.
Angka (9) : Diisi dengan alamat email wakil Pihak Tertentu.
Angka (10) : Diisi dengan Nama Penyelenggara Pelayanan Publik/Lembaga Jasa
Keuangan/Badan tertentu.
Angka (11) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Penyelenggara Pelayanan
Publik/ Lembaga Jasa Keuangan /Badan tertentu.
Angka (12) : Diisi dengan jenis Konfirmasi Status Wajib Pajak yang dimohonkan
dan dapat diisi lebih dari satu. Adapun jenis Konfirmasi Status Wajib Pajak meliputi:
a. validasi Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. konfirmasi atas kepatuhan Wajib Pajak;
c. permintaan informasi Wajib Pajak; dan/atau
d. Pemadanan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Angka (13) : Diisi dengan nama dan tanda tangan wakil pihak tertentu.
Angka (14) : Diisi dalam hal permohonan layanan dilakukan melalui Web Service.
Angka (15) : Diisi dengan nama aplikasi yang digunakan Pihak Tertentu.
Angka (16) : Diisi dengan rata-rata jumlah pengunjung dalam 1 (satu) hari.
Angka (17) : Diisi dengan peruntukkan dari aplikasi yang digunakan.
Angka (18) : Diisi dengan bahasa pemrograman aplikasi yang digunakan.
Angka (19) : Diisi dengan nama IP Public Aplikasi (dapat lebih dari 1 (satu) IP
address).
Angka (20) : Diisi IP user/server (hanya diisi dengan 1 (satu) IP address).
Angka (21) : Diisi dengan perkiraan transaksi dara per detik.
Angka (22) : Diisi dengan nama penanggung jawab.
Angka (23) : Diisi dengan nomor induk kependudukan penanggung jawab.
Angka (24) : Diisi dengan NIP/nomor identitas pegawai penanggung jawab.
Angka (25) : Diisi dengan jabatan penanggung jawab.
Angka (26) : Diisi dengan nomor telepon selular penanggung jawab.
Angka (27) : Diisi dengan alamat email penanggung jawab.

Keterangan:
*) : pilih salah satu yang sesuai.
6. Submit data permohonan
a. Proses Permohonan
b. Permohonan Berhasil

Setelah Wajib Pajak melakukan pendaftaran/Registrasi, Petugas Verifikator dari


Direktorat Jenderal Pajak akan memeriksa data yang telah diinputkan mulai dari
data instansi, data penanunggunjawab, data staf, dan data lainnya hingga
dokumen pendukung yang telah disampaikan oleh wajib pajak melalui aplikasi
Portal Konfirmasi NPWP 16 ini. Wajib Pajak akan mendapatkan notifikasi pada
email saat verifikasi telah selesai dilakukan oleh petugas Verifikator dari Direktorat
Jenderal Pajak berupa ditolak maupun disetujui.
Sesaat setelah Wajib Pajak Melakukan Registrasi Wajib Pajak selain menerima
notifikasi seperti gambar di atas, juga mendapatkan email bukti pendaftaran yang
dikirimkan melalui email yang didaftarkan oleh user atau wajib pajak tersebut.
Berikut tampilan emailnya:
Berikut Tampilan email baik saat disetujui maupun ditolak:
1. Disetujui
2. Ditolak
C. TOUR APLIKASI PERMOHONAN KONFIRMASI NPWP16
Akses aplikasi Portal Layanan Konfirmasi NPWP16:
1. Akses laman djponline (https://portalnpwp.pajak.go.id/);
2. Login dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. Masukan kata sandi (password) djponline;
4. Masukan Kode Keamanan (Captcha) yang muncul;
5. Klik Login

Sebelum Wajib Pajak dapat memanfaatkan


aplikasi portal konfirmasi NPWP16 Wajib
Pajak harus mendaftarkan diri sebagai
pengguna dengan mengakses
halamahttps://portalnpwp.pajak.go.id/ dan
melakukan registrasi dengan mengisi
beberapa data yang diperlukan oleh DJP
untuk melakukan konfirmasi kebenaran data
pengguna untuk kemudian dilakukan validasi
hingga Wajib Pajak dinyatakan Valid dan
diberikan hak akses terhadap aplikasi
tersebut.
TAHAPAN PENGAJUAN KONFIRMASI NPWP16

1. Login dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);


2. Masukan kata sandi (password) djponline;
3. Masukan Kode Keamanan (Captcha) yang muncul;
4. Klik Login
Pengajuan Permohonan Konfirmasi

Keterangan:
Pada halaman dashbord silahkan klik
Anda akan diarahkan ke halaman konfirmasi

Langkah:
1. Pilih File
2. Klik Upload
Tampilan File Excel:

Wajib Pajak Wajib Mengisi NPWP 15 Digit sedangkan untuk NIK dan Nama Wajib Pajak
bersifat Opsional.

Masukkkan PIN dan Klik Submit


Notifikasi berhasil sumbit seperti gambar di bawah ini:

Wajib Pajak dapat memantau proses konfirmasi dan dapat melihat hasil konfirmasi dari
menu monitoring dengan tampilan sebagai berikut:

Ada button aksi yang dapat digunakan untuk melihat hasil konfirmasi melalui halaman
web. Sedangkan untuk melihat hasil konfirmasi dala bentuk file xls. Atau excel dapat
melakukan unduh hasil konfirmasi pada halaman dashboard.
Unduh Hasil Konfirmasi:

1. Unduh Dokumen Tiket

Dengan mengunduh dokumen tiket wajib pajak dapat melihat bukti bahwa telah
menyampaikan permohonan sebagai tanda terima atau tiket atas permohonan
konfirmasi NPWP16 yang telah diajukan.

Berikut dokumen tiket yang dapat diunduh:


2. Unduh hasil konfirmasi
Wajib Pajak juga dapat mengunduh hasil konfirmasi yang berhasil digenerate oleh
sistem dalam bentuk File XLS. Atau excel dengan cara sebagai berikut:

Dengan klik unduh file hasil wajib pajak dapat melihat hasil konfirmasi dengan
menggunakan excel sebagai berikut:
3. Unduh File Asli

Wajib Pajak dapat mengunduh file asli yang telah diupload pada sistem dengan
melakukan klik unduh file asli seperti pada tampilan di atas.
Hasil dari pengunduhan dapat dilihat dengan menggunakan aplikasi excel seperti
halnya file hasil konfirmasi dengan tampilan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai