Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan tersebut berjalan selaras dengan
keadaan orang lain. Menurut WHO sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Sakit adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit secara
subjektif dan objektif sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan untuk
mengembalikan dirinya ke keadaan sehat. (Iqbal 2009).
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering
menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah
reumatoid artritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.
Menguntip pendapat Sjamsuhidajat (2014), artritis reumatoid merupakan penyakit
autoimun dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya multifaktor. Penyakit ini
ditemukan pada semua sendi dan sarung sendi tendon, tetapi paling sering di tangan.
Selain menyerang sendi tangan, dapat pula menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki
dan lutut. Artritis kronik yang terjadi pada anak yang menyerang satu sendi atau lebih,
dikenal dengan artitis reumatoid juvenil.
Biasanya reumatoid artritis timbul secara sistemik. Gejala yang timbul berupa nodul
subkutan yang terlihat pada 30% penderita. Nodul sering terdapat di ekstremitas atas dan
tampak sebagai vaskulitis reumatoid, yang merupakan manisfestasi ekstraartikuler. Bila
penyakit ini terjadi bukan pada sendi, seperti bursa, sarung tendon, dan lokasi lainnya
dinamakan reumatoid ektraarikuler.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota.
(Duvall,1997)
Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan.
Kemudian membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan. Yaitu,
mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi bagi
keluarga, merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan
keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya bagi keluarga.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan asuhan keperawataan terhadap
keluarga yang menderita gastritis di desa Dorong, kecamatan Barito Timur.
I.2 Permasalahan/ Batasan Masalah
Dalam membuat masalah ini, mahasiswi menulis asuhan keperawatan keluarga dalam
kasus Gastritis pada salah satu anggota keluarga Tn. J yang beralamat di desa Dorong
I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan asuhan keperawatan keluarga ini adalah agar
mahasiswi mengetahui dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang
salah satu anggotanya menderita Gastritis
I.3.2 Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn. J dengan gastritis
- Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. J dengan gastritis
- Mahasiswa mampu menyususun rencana asuhan keperawatan pada Tn. J dengan gastritis
- Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Tn. J dengan gastritis
- Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Tn. J dengan gastritis
I.4 Manfaat
I.4.1 Penulis
- Sebagai penerapan teori yang telah di dapat bangku kuliah khususnya family health
nursing dan community health nursing.
- Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang perawatan kesehatan dalam
keluarga.
- Mampu mengenal masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat keluarga
I.4.2 Intitusi
- Dapat mengevaluasi hasil mata ajaran dan aplikasinya di keluarga dan masyarakat
- Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat
I.4.3 Keluarga
- Membantu keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya
- Membantu keluarga untuk mengambil keputusan
- Membantu keluarga merawat/menolong anggota keluarga yang sakit
- Meningkatkan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan
- Membantu keluarga agar mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
BAB II
METODOLOGI

II.1 Lokasi Praktik


Lokasi pelaksanaan praktik asuhan keperawatan keluarga adalah di wilayah RT 01,
desa Dorong, Kabupaten Barito Timur
II.2 Strategi Perencanaan
Mahasiswa melaksanakan praktik asuhan keperawatan keluarga di RT 01, Desa
Dorong, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tamiang Layang.
II.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
- Wawancara
Di lakukan secara langsung dengan klien dan keluarga dirumah Tn. J
- Observasi
- Melihat keadaan umum Tn. J beserta keluarganya seperti mengukur tanda-tanda vital
(temp, resp, pulse, bp).
- Catatan Kesehatan
Tn. W menderita Gastritis sejak usia.... tahun
- Kunjungan Rumah
Di lakukan observasi sebanyak 2 kali kerumah Tn. J
II.4 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dianalisa, ditentukan diagnosa keperawatan keluarga,
kemudian disusun perencanaan keperawatan, implementasi serta di evaluasi.
BAB III
HASIL KEGIATAN

III.1 Pengkajian
- Pengumpulan Data
Data Demografi Profile
Pengkajian dilakukan penggunaan autoamnamnesa didapatkan data umum nama kepala
keluarga yaitu Tn.J, agama Kristen Protestan, umur 34 tahun, suku Dayak, pendidikan
Strata I. Rata-rata penghasilan Tn.J Rp. 1.000.000, Pengeluaran rata-rata Rp. 700.000.
Pengambil keputusan didalam keluarga adalah Bapak J
- Daftar Anggota Keluarga
No Nama Hubungan L/P Tanggal lahir Pendidikan Pekerjaan Status
Anggota dengan terakhir perkawinan
Keluarga kepala
keluarga

1 Ny. Y Isteri P 17-04-1988 Strata I PNS Kawin


2 An. Z Anak P 27-02-2017 Blm - -
Sekolah

- Tipe keluarga
Keluarga Inti
- Rumah dan Lingkungannya
- Rumah
Tn. J tinggal bersama istri dan anaknya di rumah pribadi, lantai rumah terbuat dari
semen, rumah memiliki jendela dan ventilasi yang kurang memadai, penerangan
menggunakan listrik dan kebersihan rumah kurang, terlihat rumah berantakan, kamar
yang berada di samping pintu masuk dan di gabung dengan ruang tamu serta
peletakan barang-barang yang tidak rapi, dan di teras depan rumah dignakan sebagai
membuka usaha yaitu warung.
- Dapur
Alat masak yang digunakan menggunakan tungku dan kompor gas
- Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah di belakang rumah
- Sumber Air Minum
Air minum yang digunakan didapat dari sumur, Air yang digunakan untuk mencuci
adalah juga air sumur dan air minum isi ulang dan air yang direbus.
- Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah rumah tangga keluarga Tn. Y adalah dengan cara dibakar.
- Jamban
Jamban yang digunakan oleh keluarga Tn.Y adalah jamban septik tank dan
kebersihan kurang
- Kandang
Keluarga Tn. Y tidak memiliki kandang ternak apapun
- Lingkungan
Keluarga Tn. Y tidak memiliki halaman rumah
- Keluarga Berencana
Pasangan usia subur dikeluarga ini tidak ada.
- Keadaan Balita
Keluarga tidak memiliki anggota keluarga balita.
- Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga menggunakan pemanfaatan kesehatan dari bidan dan puskesmas jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit, klinik kesehatan serta dokter klinik.
- Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan di dalam anggota keluarga hanya Ny.W yang menderita arthritis
rhematoid, namun Tn.Y sebelumnya juga pernah menderita arthritis rhematoid.
- Hasil Pemeriksaan Fisik pada Ny. S dengan Arthritis Rhematoid
Temp: ℃ /axila, P: 80x/mnt, Resp: 21x/mnt, Bp: 120/80 mmHg
- Kepala dan Leher
Rambut panjang dan putih kehitam-hitaman, tidak ada lesi.
- Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil 4 mm/4 mm.
- Hidung
Simetris, tidak ada rabas/sekret, tidak ada sumbatan, tidak ada gangguan penciuman.
- Mulut
Membran mukosa lembab, gigi tidak lengkap, tidak ada gangguan pengecap, tidak ada
disfagia.
- Telinga
Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
- Leher
Simetris, Tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar tiroid.
- Dada dan Paru
Pergerakan dada simetris, vesikuler, sonor seluruh lapisan paru,ronchi(-), mengi(-) , tidak
ada penggunaan otot bantu pernapasan.
- Jantung
Bunyi janjung ICS 1 dan 2 Lup-Dup
- Abdomen
Bising usus 20 kali/menit, datar , tidak ada nyeri tekan , tumor (-) , BAB 1 kali dalam
<dari 24 jam
- Ekstremitas
Tidak ada bekas luka dan pembengkakan. Namun klien mengatakan ada merasa nyeri
pada bagian kedua lutut.
3.2 Tugas dan Fungsi keluarga
Sangat Tidak
No. Tugas dan Fungsi Keluarga Baik Sedang
baik baik
Mengenal masalah kesehatan
1. √
setiap anggota keluarga
Mengambil keputusan untuk
2. √
tindakan kesehatan yang tepat
Memberikan perawatan kepada √
3.
anggota keluarga yang sakit,
Mempertahankan suasana

4. rumah yang menguntungkan
untuk kesehatan
Mempertahankan hubungan
5. timbal balik antara keluarga √
dan lembaga kesehatan

Keluarga mengetahui adanya gangguan kesehatan pada setiap anggota keluarga,


namun tidak mampu mengenal masalah kesehatan terhadap keluarganya karena
menganggap penyakit arthritis rhematoid yang diderita adalah hal biasa, jika sudah
minum obat akan hilang dengan sendirinya, diakibatkan karena keterbatasan
pengetahuan namun cukup mampu mengambil keputusan dalam tindakan kesehatan jika
sudah tidak dapat ditangani, keluarga kurang bisa mengambil tindakan kesehatan yang
tepat, diakibatkan kurangnya pengetahuan akan penangan pada penderita arthritis
rhematoid. Keluarga mampu memberikan perawatan sederhana kepada anggota
keluarga yang sakit, dengan memberi obat/jamu sambiroto, keluarga cukup mampu
menciptakan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan, dan keluarga
juga mampu mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga
kesehatan.
III.2 Analisa Data
Dari data di atas dapat disimpulkan :
Ny. W menderita Arthritis Rhematoid. Klien mengatakan “sering sakit pada
persendian dan pergelangan kaki-tangan, terutama pada lutut. Keluarga mengetahui
adanya gangguan kesehatan pada setiap anggota keluarga, namun tidak mampu
mengenal masalah kesehatan terhadap keluarganya karena menganggap penyakit
arthritis rhematoid yang diderita adalah yang biasa jika sudah minum obat akan hilang
dengan sendirinya, diakibatkan karena keterbatasan pengetahuan namun cukup mampu
mengambil keputusan dalam tindakan kesehatan jika sudah tidak dapat ditangani,
keluarga juga bisa mengambil tindakan kesehatan yang tepat, keluarga mampu
memberikan perawatan sederhana kepada anggota keluarga yang sakit, dengan memberi
obat/jamu arthritis rhematoid, keluarga cukup mampu menciptakan suasana di rumah
yang menguntungkan untuk kesehatan, dan keluarga juga mampu mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga kesehatan.
” Hasil pemeriksaan fisik : Temp : ℃ /axial, Pulse : 80 x/menit, Resp : 21 x/menit,
BP : 120/80 mmHg”.
III.3 Tahap Penjajakan I
Masalah Kesehatan
a. Ancaman kesehatan
Ketidakefektifan sanitasi lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang berkaiatan dengan kesehatan salah satu anggota
keluarga ditandai dengan keluarga Tn. Y mengatakan air limbah dibuang di belakang
rumah.
b. Kurang/ tidak sehat
1. Kurang pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pada keluarga khususnya
Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita arthritis rhematoid ditandai dengan Klien tampak
bingung saat ditanya apakah melakukan pantangan terhadap makanan dan
aktivitas nya, serta obat yang diminum untuk menghilangkan rasa nyeri sendi.
c. Krisis
Krisis :-
III.4 Tahap Penjajakan II
Data Masalah
Data Subjektif Masalah Kesehatan
Klien mengatakan sudah lama menderita Ny.W menderita arthritis rhematoid
arthritis rhematoid dan pergi ke dokter jika Masalah Keperawatan
merasa sakit sekali, namun terkadang jika Kurang pengetahuan mengenai penyakit yang
hanya sakit biasa klien hanya minum obat/jamu diderita pada keluarga khususnya Ny.W
Sambiroto dan klien mengetahui adanya berhubungan dengan kurang informasi dan
pantangan atau pembatasan makanan yang keterbatasan kemampuan mencapai informasi,
harus dikonsumsinya, namun sesekali klien ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
tetap mengkomsumsi makanan yang tidak kesehatan
dianjurkan bagi penderita arthritis rhematoid,
dan sangat sering mandi pada malam hari
Data obyektif :
Klien tampak bingung saat ditanya apakah
melakukan pantangan terhadap makanan dan
aktivitasnya.
Data Subjektif Masalah Kesehatan
Tn. P mengatakan : “Air limbah rumah tangga Sanitasi lingkungan yang kurang
di buang langsung ke belakang rumah.” Masalah Keperawatan
Data Objektif Ketidakefektifan sanitasi lingkungan
lantai rumah terbuat dari semen, rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
memiliki jendela dan ventilasi yang kurang keluarga memodifikasi lingkungan yang
memadai, penerangan menggunakan listrik dan berhubungan dengan kesehatan
kebersihan rumah kurang, terlihat rumah
berantakan, kamar yang berada di samping
pintu masuk dan di gabung dengan ruang tamu
serta peletakan barang-barang yang tidak rapi,
dan teras depan rumah yang dimanfaatkan
sebagai membuka usaha (warung)

III.5 Prioritas Masalah


1. Kurang pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pada keluarga khususnya Ny.W
berhubungan dengan kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencapai informasi,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Ny. W menderita arthritis
Aktual: 3 rhematoid.
Risiko: 2
Potensial:1
2. Kemungkinan masalah untuk ½ x 2 1 Kemungkinan masalah dapat
dipecahkan/ dapat diubah: diubah adalah sebagian karena
Mudah: 2 arthritis rhematoid merupakan
Sebagian: 1 penyakit menahun yang kronis.
Tidak dapat: 0 Hanya dapat diminimalkan dengan
pola hidup dan diet yang tepat
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Potensial masalah untuk dicegah
dicegah cukup karena klien mulai
Tinggi: 3 menyadari dengan semakin
Cukup: 2 bertambahnya usia klien, dan
Rendah: 1 menyadari untuk tidak terlalu
sering mengkomsumsi makanan
yang dapat menimbulkan terjadinya
nyeri pada sendi.
4. Menonjolnya masalah: 2 1 Menonjolnya masalah merupakan
x1
2
Segera diatasi: 2 masalah berat yang harus ditangani
Tidak segera diatasi: 1 karena arthritis rhematoid sangat
Masalah tidak dirasakan: 0 berbahaya bila tidak ditangani
terutama dengan merubah pola
hidup yang tidak baik menjadi pola
hidup sehat
Total Skor 3
2/3

2. Ketidakefektifan sanitasi lingkungan berhubungan dengan KMK memodifikasi


lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah: Sanitasi lingkungan yang kurang
Potensial dapat menjadi ancaman kesehatan
x1 1/3
1/3
karena dapat menjadi sarang bibit
nyamuk.
2. Kemungkinan masalah untuk 1 1 Kemungkinan masalah dapat
x2
2
dipecahkan/ dapat diubah: diubah hanya sebagian karena
Hanya sebagian keadaan lingkungan tidak dapat
dimodifikasi lagi.
3. Potensi masalah untuk Potensi masalah untuk dicegah
dicegah adalah cukup karena keadaan
Cukup lingkungan tidak dapat dimodifikasi
2 2
x1 lagi.Tetapi untuk limbah dapur
3 3
dapat ditampung dalam plastik
sampah agar tidak dibuang ke
belakang rumah.
4. Menonjolnya masalah: Keluarga tidak menyadari bahwa
Masalah tidak dirasakan 0 sanitasi yang buruk dapat
x1 0
2
mempengaruhi kesehatan.

Berdasarkan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kurang pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pada keluarga khususnya Ny.W
berhubungan dengan kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencapai informasi,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. (3 2/3)
2. Ketidakefektifan sanitasi lingkungan berhubungan dengan KMK memodifikasi lingkungan
yang berhubungan dengan kesehatan. (1 3/3)
BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1 Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya
(Potter dan Perry. 2009).
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom Dan
golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak
namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada
sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga
tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto,
2015).
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan
meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, lebih dari 150 jenis rematik
diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
Dalam melakukan perumusan masalah, penulis mendasarkan perumusan masalah
pada konsep, analisa dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa. Sebelum
memutuskan tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan pada keluarga Tn.Y.
Masalah kesehatan yang dilakukan ialah kurang pengetahuan mengenai penyakit
yang diderita, Hal ini disebabkan karena faktor pendidikan, sekalipun menyadari bahwa
memiliki berbagai pantangan dalam mengkomsumsi makanan akan tetapi akibat kurangnya
pengetahuan mengakibatkan pemahaman akan arthritis rhematoid sangat kurang sehingga
menimbulkan Ny. W masih saja mengkomsumsi makanan dan aktivitasnya yang menjadi
risiko terjadinya nyeri pada sendi. Salah satu cara yang dilakukan dalam mengatasi hal ini
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada Tn. P dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya, serta menjelaskan akibat dari pola hidup yang tidak sehat yang
dapat mengakibatkan arthritis rhematoid.
IV.2 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencaaan, penulis dan keluarga Tn.Y mendiskusikan dan merencanakan
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan yang
teridentifikasi pada saat pengkajian dilakukan. Adapun sasaran dari pembuatan
perencanaan ini adalah Ny.W sebagai klien. Pada tahap ini, diharapkan agar seluruh
anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Setelah mendiskusikan dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan bersama keluarga
Tn.Y maka penulis membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) mengenai arthritis
rhematoid beserta leaflet.. Kemudian penulis membuat kontrak berikutnya kepada keluarga
Tn.Y untuk mengadakan pertemuan kembali untuk melaksanakan kegiatan yang sudah
direncanakan yaitu pada tanggal 27 Maret 2017.
IV.3 Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan hasil dari perencanaan dengan keluarga Tn.Y, maka dalam tahap
pelaksanaan tindakan perawatan, penulis lebih menekankan pada dua faktor yakni : sifat
masalah dan proses pencegahan masalah sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan
sesuai perencanaan. Kemudian melakukan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan
dengan dibantu oleh sumber daya yang tersedia pada keluarga terutama peran aktif dari
seluruh anggota keluarga klien. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis saat
pelaksanaan kegiatan, Tn.Y sangat antusias untuk mendengarkan materi mengenai arthritis
rhematoid yang disampaikan dan terlihat banyak bertanya terutama jenis-jenis makanan
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bagi penderita rematik, serta penanganan yang
diberikan kepada penderita rematik. Pada kesempatan itu pula dijelaskan cara penanganan
rematik secara non-farmakologis kepada Tn.Y dan keluarga yaitu dengan perawatan
memberikan kompres hangat bila terasa nyeri pada sendi-sendi dan memberikan kompres
dingin jika sendi terlihat bengkak.
IV.4 Evaluasi
Adapun tolak ukur yang digunakan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan
pada Tn.Y dan keluarga adalah standar keperawatan, perubahan perilaku dan teori
keperawatan. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Arthritis Rhematoid dapat menambah
pengetahuan keluarga dan keluarga mampu menyadari masalah yang dihadapi. Standar
keperawatan yang diberikan pada Tn.Y dan keluarga mampu membuka wawasan berpikir
yang luas terutama berkaitan dengan penyakit yang diderita Ny.W sekarang.
Metode yang telah dilakukan penulis dalam mengevaluasi adalah wawancara
langsung kepada klien dan keluarga, pengkajian fisik kepada klien, observasi dengan
melihat langsung keadaan klien, keluarga dan sanitrasi rumah serta kunjungan rumah.
Sedangkan sasaran yang telah dicapai adalah Tn.Y dan keluarga telah memahami akan
pentingnya arti pemeliharaan kesehatan, mengerti tentang tanda dan gejala, faktor pencerus
dan risiko, komplikasi, penanganan dan perawatan arthritis rhematoid di rumah serta
bersedia memeriksakan kesehatan pada petugas kesehatan bila ada keluhan.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 27 Mei 2017, didapatkan masalah kesehatan
yang menjadi prioritas utama yang dialami Ny.W yaitu arthritis rhematoid dengan tanda dan
gejala yang sering dialaminya seperti sering merasa nyeri pada bagian sendi pergelangan
tangan dan lutut.
Masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu kurangnya
pengetahuan dari Ny.W dan anggota keluarga lainnya dalam mengetahui penyakit yang
dialaminya serta tidak mampu mengenal masalah kesehatan terhadap keluarganya karena
menganggap penyakit arthritis rhematoid yang diderita jika sudah minum obat/jamu
sambiroto akan hilang dengan sendirinya.
Sebagai seorang perawat kita mempunyai peran dan tanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita arthritis
rhematoid. Peran perawat disini yaitu memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan baik
pada keluarga maupun pada penderita itu sendiri, setiap kali kunjungan memotivasi keluarga
dan menganjurkan penderita untuk mengontrol dirinya ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
V.2 Saran (ditujukan untuk keluarga)
- Bagi Klien
- Diharapkan agar Ny.W dapat melaksanakan dan patuh terhadap pantangan yang
mencetuskan terjadinya nyeri pada sendi yang sering dialami.
- Diharapkan agar Ny.W dapat memeriksakan kondisi kesehatan secara teratur sesuai
dengan kemampuan
- Diharapkan agar Ny. W dan keluarga dapat menyadari pola perilaku hidup sehat dan
memelihara kesehatan anggota keluarga lain.
- Bagi Pendidikan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
kesehatan keluarga sehingga dapat tercipta perawatan profesional, terampil, inovatif, dan
bermutu, sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga secara menyeluruh
berdasarkan kode ethik keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai