Laporan Praktrk
Laporan Praktrk
Disusun oleh :
Kelompok 3
Setelah diadakan pemeriksaan dan pembenaran maka laporan Praktik Kerja Lapangan I (PKL
I) dengan judul “ pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan RSUD dr. Gondo
Suwarno Ungaran tahun 2023: ini telah disetujui untuk dipresentasikan dalam kegiatan
Praktik Kerja Lapangan I pada :
Hari : …………..
Tanggal :…………….
Semarang,
…………………..
Semarang, …………………….
Mengetahui,
STIKES HAKLI Semarang
Prodi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
Ketua,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan baik, yang merupakan persyaratan kelulusan
Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan I dengan judul “Pengelolaan Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran tahun 2023” . Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, yaitu:
a. Sunarsri Retno Wulandari, S.KM, M.Kes selaku Ketua STIKES HAKLI Semarang.
b. Maulina Latifah, S.KM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III Rekam
Medik dan Informasi Kesehatan STIKES HAKLI Semarang.
c. dr. Dady Darmadi selaku Direktur RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran.
d. Cahyono R., S. Kom. selaku dosen pembimbing instutusi Praktik Kerja Lapangan
yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan I.
e. Etsa Pramesta, A.Md.RMIK selaku Pembimbing Lapangan RSUD dr. Gondo
Suwarno Ungaran yang memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan
Praktik Kerja Lapangan I ini.
f. Seluruh karyawan dan karyawati RSUD dr. Gondo Suwarno.
g. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun Laporan Praktikum ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan, Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu untuk menyelesaikan laporan ini, kami berharap
laporan ini bermanfaat bagi Rumah Sakit dan mahasiswa dimasa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................4
DAFTAR ISI.......................................................................................................................5
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................7
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................7
B. TUJUAN..................................................................................................................8
C. MANFAAT
D. RUANG LINGKUP ...............................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................................
B. SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................................
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 JADWAL RETENSI......................................................................................14
TAEBL 3.1 5 BESAR PENYAKIT TERKAIT KODE MUSCULOSKELETAL SYSTEM
AND CONNECTIVE TISSUE (KODE M)........................................................................45
TABEL 3.2 6 BESAR PENYAKIT TERKAIT KODE RESPIRATORY INFECTIONS
(KODE J).............................................................................................................................46
TABEL 3.3 8 BESAR PENYAKIT TERKAIT KODE CIRCULATORY SYSTEM (KODE I)
.............................................................................................................................................46
TABEL 3.4 6 BESAR PENYAKIT TERKAIT KODE ENDOCRINE,NUTRITIONAL AND
METABOLIC (KODE E)....................................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.0 INSTALASI HEMODIALISA RSUD DR. GONDO
SUWARNO UNGARAN....................................................................................................29
GAMBAR1.1 INSTALASI BEDAH SENTRAL...............................................................30
GAMBAR 1.2 INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. GONDO SUWARNO
UNGARAN.........................................................................................................................31
GAMBAR 1.3 INSTALASI RADIOLOGI.........................................................................32
GAMBAR 2.0 FISIOTERAPI / REHABILITASI MEDIK................................................32
GAMBAR 2.1 INSTALASI FARMASI RSUD UNGARAN.............................................33
GAMBAR 2.2 LABORATORIUM RSUD UNGARAN....................................................33
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
PEMBAHASAN
Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit selalu mengacu
kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis di rumah sakit untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,
yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pengelolaan rekam medis
untuk menunjang mutu pelayanan bagi rumah sakit, pengelolaan rekam medis harus efektif
dan efisien. Pengelolaan Rekam Medis juga harus dilakukan setiap rumah sakit dengan
atauran dan SPO yang telah ditetapkan.
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Mahasiswa mampu menganalisis dan menerapkan pengelolaan rekam medis dan
informasi kesehatan di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Mahasiswa mampu mejelaskan organisasi dan manajemen RS dan Unit
Rekam Medis
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pendokumentasian rekam medis di RSU
(sistem registrasi : penamaan, sistem penomoran ; sistem pengolahan :
assembling,koding,indexing,filling,analizing reporting)
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi alur dan prosedur pelayanan RM
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi alur dan prosedur pelayanan pasien di
RSU
e. Mahasiswa mampu menganalisis aturan dan tata cara kodefikasi penyakit pada
sistem muskuloskeletal,respirasi,cardiovaskular dan sistem endokrin
f. Mahasiswa mampu menganalisis aturan dan tata cara kodefikasi tindakan pada
sistem muskuloskeletal,respirasi,cardiovaskuler dan sistem endokrin
B. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bagi rumah sakit untuk perencanaan pelayanan kesehatan
di masa yang akan datang dan bisa sebagai masukkan bagi rumah sakit untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
2. Bagi Mahasiswa
Memperoleh informasi mengenai pengelolaan rekam medis dan informasi
kesehatan dan menambah pengetahuan dan pengalaman yang merupakan salah
satu modal kelancaran dalam melaksanakan tugas sebagai Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan
judul penelitian yang dibahas.
C. Ruang Lingkup
1. Tempat
2. Waktu
Waktu Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan.
Terhitung dari tanggal 10 Juli 2023 s.d. 5 agustus 2023. Dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, waktu ditentukan oleh
RSUD dr. GONDO SUWARNO,yaitu sebagai berikut :
a. Senin s.d kamis pukul 07.30 s.d. pukul 14.00 WIB
b. Jum`at pukul 07.30 s.d. 11.30 WIB
c. Sabtu pukul 07.30 s.d pukul 13.30 WIB
3. Materi
a. Organisasi dan Manajemen
b. Pendokumentasian Rekam Medis
a. Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI no 269/Menkes/PER/III/2008)
b. Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
c. Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat dengan
menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan
Rekam Medis (Permenkes No.24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis
Elektronik)
d. Rekam Medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa (who), apa (what),
mengapa (why), bilamana (when) dan bagaimana (how) pelayanan yang
diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi
yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan
pengobatan, serta merekam hasilnya (Huffman, 1992)
Dengan adanya organisasi atau unit kerja dari rekam medis, maka ada
beberapa hal yang diperlukan diantaranya yaitu :
- Adanya pernyataan tentang tugas pokok
- Adanya bagan / struktur organisasi
- Adanya uraian kerja dan kewajiban kerja yang tertulis
-
B. PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS
Sistem Penamaan
Sistem penamaan adalah tata cara penulisan nama seseorang pasien dalam DRM,
yang bertujuan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya. Tata cara penulisan nama (Depkes) sebagai berikut :
1. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebih
2. Penulisan nama sesuai dengan KTP/ e-KTP/ SIM/ Paspor/ identitas lainnya yang
masih berlaku
3. Untuk kesegaraman penulisan nama pasien digunakan ejaan baru yang
disempurnakan dengan menggunakan huruf cetak
4. Pencantuman gelar ditulis dibagian belakang nama
5. Perkataan Tuan, Bapak, saudara TIDAK dicantumkan dalam penulisan nama
pasien
6. Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan namanya harus
disesuaikan dengan paspor yang berlaku di Indonesia
7. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai nama,
maka penulisan namanya adalah Bayi Ny xxx.
Sistem Penomoran
Sistem penomoran adalah tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien
yang datang berobat (Admission Numbering System) sebagai bagian dari identitas
pribadi pasien.
6 digit → 00 00 00 s/d 99 99 99
Sistem Penomoran:
1. Serial Numbering System, setiap pasien berkunjung no RM baru
(+) Petugas mudah mengerjakan
(-) Sulit dan lama mencari DRM
Informasi tidak berkesinambungan
2. Unit Numbering System, satu No RM setiap pasien untuk selamanya
(+) Informasi berkesinambungan
Efisien DRM dan rak filing
(-) Petugas harus teliti
3. Seri Unit Numbering System, setiap pasien berkunjung no RM baru, setelah
pelayanan DRM baru disatukan dengan nomor baru
(+) Cepat di pendaftaran
(-) Banyak ruang kosong bila disatukan dalam no baru
Informasi tidak berkesinambungan
Petugas filing lebih repot
Sistem Penyimpanan
Ditinjau dari pemusatan dan penyatuan DRM, penyimpanan ada dua cara yaitu :
1. SentralisasI, jika RM RJ, GD, RI disimpan dalam satu folder
(+) mengurangi duplikasi
mengurangi biaya
tata kerja mudah distandarisasi
meningkatkan efisiensi kerja
memudahkan sistem unit record
(-) petugas lebih sibuk filing dan TPP buka 24 jam
Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran DRM adalah tata cara pengurutan DRM dalam rak filing.
Penjajaran ada 3 cara yaitu :
1. SNF (Straight Numberial Filing): Urutan langsung
(+) Mudah dalam pengambilan
Mudah melatih petugas
(-) Kekeliruan tinggi
Kosentrasi pada no terakhir
Pengawasan kerapihan kurang
Tujuan Utama :
- Mengurangi beban penyimpanan
- DRM Melindungi DRM yang bernilai guna
Kegiatan Penyusutan :
1. Penyisiran DRM→ mencari DRM yang misfiled dan dok inaktif
2. Retensi DRM berdasarkan jadwal retensi dan pemindahan dokumen inaktif. Retensi
adalah menahan/menyimpan arsip dalam batas waktu. Memisahkan dokumen RM
yang inaktif dan disimpan dalam rak khusus berdasarkan tanggal berobat dan jenis
penyakitnya.
3. Penilaian nilai guna DRM.
Dilakukan oleh tim pemusnahan yang telah ditetapkan oleh Direktur RS Tim penilai
dibentuk dengan SK Direktur beranggotakan Komite Rekam Medis/Komite Medis,
petugas rekam medis senior, perawat senior dan tenaga lain yang terkait.
Lembar dokumen yang diabadikan dipisahkan dengan lembar yang tidak bernilai
guna, lembar yang diabadikan:
1. Ringkasan masuk dan keluar
2. Resume Penyakit
3. Lembar operasi
4. Identifikasi Bayi baru lahir
5. Informed consent
6. Lembar kematian
7. Berkas RM tertentu sesuai kepentingan
8. Kartu Indeks Register
Pemusnahan dilakukan pada lembar DRM yang tidak bernilai guna, DRM rusak dan
tidak bisa dibaca.
Langkah-langkah:
1. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur rekam medis dan tata usaha dengan
SK Direktur RS
2. Membuat daftar pertelaahan yaitu kelompok DRM yang dimusnahkan
berdasarkan diagnosis
3. Pemusnahan bisa dilakukan dengan berita acara→ dicacah, dibakar, dengan
pihak ketiga untuk daur ulang kertas
Sistem Pengolahan
1. ASSEMBLING
Assembling adalah salah satu proses di unit rekam medis yang berupa
mengurutkan dokumen rekam medis mulai dari gawat darurat, rawat jalan, hingga
rawat inap sesuai kronologi penyakit pasien terkait. Selain itu, proses ini juga
harus meneliti kelengkapan data sesuai penyakit pasien dan akurasi
pencatatannya. Kedua hal itu kemudian akan digunakan untuk mengendalikan
penggunaan nomor rekam medis, proses distribusi, dan penggunaan formulir
rekam medis.
Prosedur pelayanan RM di assembling;
Menyediakan dokumen RM baru dan kelengkapan formulirnya kepada unit
pengguna
• Mencatat setiap penggunaan formulir RM ke dalam buku pengendalian
penggunaan formulir RM
• Mengalokasikan dan mencatat penggunaan nomor RM ke dalam buku
penggunaan nomor RM
• Menerima pengembalian dokumen RM dan sensus harian rawat inap, rawat jalan
dam UGD dengan menandatangani buku ekspedisi
• Mencocokkan jumlah dokumen RM dengan jumlah pasien yang tertulis pada
sensus harian
• Meneliti kelengkapan isi dokumen RM dan mencatat identitas pasien ke kartu
kendali sambil melakukan perakitan formulir sesuai urutan
• Bila sudah lengkap dokumen RM dan kartu kendali diserahkan ke unit
pengkodean
dan pengindeksan, bila belum lengkap dikembalikan ke unit pelayanan dengan
secarik kertas yang ditempel di DRM berisi item yang tidak lengkap
• Sensus harian diserahkan ke unit analiting reporting
• Membuat laporan ketidaklengkapan isi dokumen RM (IMR=incomplete medical
record)
• Membuat laporan penggunaan formulir RM
2. KODING DAN INDEKSING
Koding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk
memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan
angka yang mewakili komponen data.
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks. Macam-macam indeks yaitu: 1. Indeks penyakit dan
operasi Yaitu tabulasi yang berisi kode penyakit pasien dan kode operasi yang
berisi judul, bulan, tahun, nomor rekam medis pasien, jenis kelamin dan umur.
Prosedur pelayanan koding dan indeksing di RM;
• Menerima DRM dan kartu kendali dari unit asembling
• Meneliti dan mengkoreksi penulisan kode ICD 10 dan ICD 9-CM yang
tertulis di DRM
• Dokumen RM yang telah dikoreksi diserahkan ke unit filing
• Mencatat kelengkapan isi kartu kendali
• Membuat indeks penyakit dengan cara mengelompokkan katu kendali
dengan kode ICD yang sama kemudian memindahkan data ke kartu
indeks penyakit
• Membuat indeks operasi dan kemtian dengan cara yang sama di atas
• Membuat indeks doker yang berisi nama dokter, nomor kode dokter,
nama pasien , nomor RM, diagnosis utama, komplikasi, tindakan, dan hasil
pelayanan
• Menyimpan indeks masing-masing sesuai dengan kode (alfanumeric dan
nomor)
• Menyediakan indeks bagi yang memerlukan dengan catatan
penggunaan indeks
• Kartu kendali yang sudah tidak dipergunakan diserahkan ke bagian filing
untuk digunakan sebagai tracer pada lembar sebaliknya.
3. FILLING
Filing merupakan kegiatan penyimpanan dokumen dan penataan yang bertujuan
untuk mempermudah retrieval atau penyimpanan kembali (Rustiyanto dan
Rahayu, 2011). Sistem penyimpanan (Filing ) dokumen rekam medis dapat
dilakukan dengan dua cara penyimpanan yaitu sistem sentralisasi dan
desentralisasi.
Alur prosedur pelayanan RM di filling;
• Menerima DRM dari fungsi koding indeksing
• Menyimpan DRM dengan metode TDF
• Menerima tracer dari unit pengguna atau peminjam
• Mencarikan DRM berdasarkan nomor RM yang sudah
terkelompok dalam dua angka akhir
• Menyisipkan tracer ke tempat DRM yang diambil
• Menyerahkan DRM dengan buku ekspedisi
• Setiap bulan melakukan retensi dan penyortiran DRM menjadi
aktif dan inaktif
D. KODEFIKASI PENYAKIT
1. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi penyakit adalah suatu sistem pengelompokan atau kategorisasi
satuan penyakit (morbid entities) berdasarkan suatu kriteria yang disepakati bersama.
Sistem klasifikasi digunakan untuk mengorganisir data asuhan kesehatan agar
pengambilan kembali data menjadi mudah dan bermakna. Biasanya praktisi informasi
kesehatanlah yang bertanggung jawab untuk memilih sistem klasifikasi yang tepat
untuk klasifikasi, penyimpanan dan pengambilan kembali informasi kesehatan pasien
dari berkas Rekam Medis.
E. KODEFIKASI TINDAKAN
Menurut ICD, 2010 Internasional Statistical Classification Of Diseases and Related
Health Problems(ICD-9-CM), dengan rinciansebagai berikut :
1.ICD-9-CMICD-9-CM (The International Classification of Diseases, 9 th Revision–
Clinical Modification) merupakan bentuk adaptasi khusus dari ICD Revisi ke-9
WHO, yang dibuat oleh U.S. National Center for Health Statistics (NCHS) dan
khusus digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1978, bersamaan dengan
dipublikasikannya ICD-9-CM dan ICPM oleh WHO.ICD-9-CM adalah versi
modifikasi yang dilakukan oleh USNCHS untuk keperluan internal AS dengan
menambahkan volume 3 untuk prosedur medis. ICD-9-CM versi th 2010 terdiri dari
17 Bab,dan disusun berdasarkan letak anatomik, kecuali beberapa bab tertentu.
Struktur dasar ICD-9-CM adalah kode numeric (Kemkes,KKPMT-I, 2017, hal:52-
89).
2.Struktur ICD-9-CM
ICD-9-CM terdiri dari 3 volume:
a)Volume 1 –Diseases :Tabular list
b)Volume 2 –Diseases : Alphabetical list
c)Volume 3 –Procedures :Tabular & Alphabetical Index
Sebagaimana versi aslinya dari WHO, ICD-9-CM hanyaberisi kodenumeric ,
yang berbasis struktur 2-digit dengan 2 digit desimal bila perlu (ekspansi dari 3 digit
pada ICD-9-CM menjadi 4 digit pada ICD-9-CM).ICD-9-CM versi 2010 untuk
Prosedur Medis terdiri dari 17Bab ; mulai dari kategori 00 s/d 16.
Semua daftar tabulasi dalam ICD-9-CM untuk Prosedur Medis disusun
berdasarkan body sistem, kecuali 3 bab ini:
Bab 00 : Prosedur dan intervensi, tidak terklasifikasi di tempat lain
Bab 13 : Prosedurobstetrik
Bab 16 : prosedur diagnostik dan terapeutik lain-lain.
Prinsip utama dalam koding prosedur medis adalah posedur utama yang
paling signifikan, yang dilakukan untuk mengobati/mengatasi diagnosis utama. Oleh
karena itu harus ada kesesuaian antara kode prosedur dengan kode diagnosis
(Kemkes, KKPMT-I, 2017, hal:52-89).
HASIL PENELITIAN
merupakan salah satu instalasi pelayanan unggulan yang diperuntukkan untuk membantu
penderita gagal ginjal melakukan cuci darah, dengan dukungan kerjasama tim yang solid
yang beranggotakan dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam yang berpengalaman,
perawat ginjal yang terampil serta mahir.
Selain itu, dengan dukungan fasilitas pemeriksaan penunjang yang memadai di RSUD dr.
Gondo Suwarno Ungaran seperti pemeriksaan fungsi hati, Kadar ureum, elektrolit, kalsium
dan fosfat pada serum, hitung sel darah merah dan rekam jantung (EKG) akan sangat
membantu pelayanan hemodialisa.
Instalasi Hemodialisa RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran didukung dengan 13 unit mesin
hemodialis dengan 13 Bed Pasien, dengan jadwal pelayanan hari Senin s/d Sabtu yang terbagi
dalam 2 shift.
Gambar 1.0
\
Pelayanan bedah yang dilayani di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran antara lain :
Poliklinik Vct
Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan
masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes RI,
2006). VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing
HIV secara sukarela yang bersifat confidental (rahasia) dan secara lebih dini
membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan
pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing,
dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing
membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada
layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan pintu masuk
penting untuk pencegahan dan perawatan HIV.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran merupakan bagian dari
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Gondo Suwarno Ungaran yang dilengkapi dengan
peralatan medis yang baik, dengan jam operasional 24 jam dengan tenaga medis
berpengalaman yang siap menangani kasus gawat darurat.
IGD RSUD Ungaran mempunyai akses keluar masuk yang mudah dan terjangkau ke fasilitas
penunjang yang beroperasi 24 jam, seperti :
1. Radiologi
2. Laboratorium
3. Farmasi
Dengan didukung tata ruang yang baik memungkinan dilakukan tindakan resusitasi,
observasi atau tindakan lainnya diruangan yang berbeda tetapi masih didalam ruang Instalasi
Gawat Darurat.
Pelayanan gawat darurat di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran juga didukung unit
transportasi berupa ambulance gawat darurat maupun ambulance transport.
INSTALASI RADIOLOGI
Gambar 1.3
Merupakan salah satu instalasi penunjang medik di RSUD Ungaran yang mempunyai tujuan
untuk memberikan pelayanan pemeriksaan profesional berbagai pemeriksaan dengan hasil
berupa gambar/image dengan tujuan membantu para dokter menegakkan diagnosa pasien
yang ditangani.
Unit Penunjang Radiologi di RSUD Ungaran ini memberikan pelayanan 24 Jam.
Gambar 2.0
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan Kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan
gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.
Instalasi Farmasi RSUD Ungaran juga menyediakan Poliklinik PIO (Pelayanan Informasi
Obat) dengan jam operasional sesuai jam operasional poliklinik lainnya.
Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Ungaran merupakan layanan penunjang medis yang
beroperasi selama 24 Jam dengan dukungan tenaga medis berpengalaman dan profesional
untuk memberikan pelayanan yang terbaik guna kepuasaan pelanggan.
Misi
Mewujudkan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Mewujudkan Pelayanan Prima.
Mewujudkan Pelayanan Rumah Sakit Yang Komprehensif dan Terjangkau Serta
Berdaya Saing.
Mewujudkan Budaya Kerja Yang Berlandaskan Pengabdian, Keikhlasan, Disiplin
Serta Profesionalisme.
Mewujudkan Pelayanan Yang Profesional Dengan Mengikuti Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Tehnologi Kesehatan /Kedokteran.
F. TUPOKSI RM
Tugas Pokok Rekam Medis Menurut Permenkes adalah melakukan kegiatan
pelayanan rekam medis informasi kesehatan yang meliputi persiapan, pelaksanaan,
dan pelaporan dan evaluasi.
G. SISTEM PENAMAAN
Sistem penamaan adalah tata cara penulisan nama seseorang pasien dalam DRM,
yang bertujuan untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lainnya. Penulisan nama sesuai dengan KTP/ e-KTP/ SIM/ Paspor/ identitas lainnya
yang masih berlaku.
Kekurangannya adalah pelayanan pendaftaran pasien yang pernah berkunjung atau sebagai
pasien lama akan lebih lama dibanding cara Serial. Tetapi kekurangan ini dapat diatasi
dengan cara membuat dua loket yaitu loket untuk pasien baru dan pasien lama. Untuk loket
pasien lama dibedakan menjadi dua lagi, yaitu untuk pasien lama yang membawa KIB dan
pasien lama yang tidak membawa KIB.
I. SISTEM PENJAJARAN
J. SISTEM PENYIMPANAN DI RM
Kelebihan dari sistem ini adalah informasi hasil pelayanan dapat dilakukan secara
berkesinambungan. Selain itu sistem sentralisasi lebih efisien baik dari segi pengadaan ruang
maupun pemeliharaan. Sedangkan kekurangannya adalah beban kerja petugas
filling yang menumpuk.
Pemusnahan arsip rekam medis adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik
berkas rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya Sebagai acuan untuk
melaksanakan langkah-langkah pemusnahan.
Rekam Medis
SK Direktur RSUD Ungaran No.445/IV/L 01/XI/2018 tentang Pelayanan Rekam Medis
RSUD Ungaran
1. Memisahkan antara dokumen aktif dan inaktif. Yang dimaksud inaktif adalah berkas yang
telah disimpan minimal 5 tahun di Urusan Rekam Medis dihitung sejak tanggal terakhir
berobat pada sarana pelayanan kesehatan atau 2 tahun setelah pasien meninggal
a. Dokumen rekam medis yang telah 2 tahun inaktif dinilai oleh tim penilai yang terdiri:
Komite Medis, Petugas Rekam Medis
b. Rekam medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan kepada Kepala
rumah sakit. Kepala rumah sakit membuat surat keputusan tentang pemusnahan rekam medis
dan menunjuk tim pemusnahan rekam medis.
c. Dokumen rekam medis inaktif yang masih bernilai guna harus dilestarikan
d. Khusus untuk dokumen rekam medis yang sudah rusak (tidak terbaca) dapat langsung
dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pengantar di atas kertas segel oleh Kepala
rumah sakit.
e. Dokumen rekam medis akan dimusnahkan terlebih dahulu ditulis di dalam pertelaan yang
berisi tentang nomor rekam medis, nama, diagnosa, kunjungan terakhir.
f. Tim Pemusnah dokumen rekam medis melaksanakan pemusnahan dan membuat berita
acara pemusnahan yang disahkan Direktur Rumah Sakit.
L. SISTEM PENGOLAHAN
Assembling
- Menerima dokumen pasien rawat inap yang telah selesai perawatan dari
bangsal.
- Mencatat dokumen rawat inap dari bangsal ke buku ekpedisi.
- Menyeleksi,merapikan dan mengurutkansesuai dengan urutan yang ada di
SOP.
- Menyisipkan slip lembar kekurangan dari dokumen rawat inap.
- Menyerahkan dokumen rawat inap yang telah lengkap kebagian koding
dengan menggunakan buku ekpedisi.
- Mengantar dokumen rawat inap yang masih ada kekeurangan ke unit terkait.
Koding dan indeksing
- Menerima berkas rawat jalan dan rawat inap
- Memberi code dan code Tindakan berkas rawat jalan dan rawat inap
berdasarkan ICD X tahun 2010 dan ICD-9 -cm.
- Mengentri berkas rawat jalan dan rawat inap ke computer.
- Mencocokan dengan hasil berkas yang sudah discan.
- Memberi nomor urut berkas yang akan dikirimkan ke BPJS.
- Merekapilutasi data penyakit dan data medis untuk penyusustan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Merekapilutasi data penyakit menular untuk penyusustan laporan morbiditas
dan mortalitas pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Merekapilutasi data penyakit tertentu untuk penyusustan laporan morbiditas
dan mortalitas pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Laporan morbilitas dan mortalitas penyakit tertentu rawat jalan dan rawat
inap.
FILLING
a. - Menyiapkan tracher yang akan periksa di poli dan membagi tracher
sesuai dua angka terakhir
- Pengambilan rak rekam medis dari rak penyimpanan
- Menyerahkan rekam medis ke bagian barcode
- Menerima rekam medis dari poli dan membagi sesuai angka akhir
- Menyimpan kembali berkas rekam medis dan menjaga agar penyimpanan
rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
bertanggung jawab
N. Alur RM RI
Pendaftaran Pasien Rawat Inap Dari Instalasi Rawat Jalan
a) Pasien diberikan admisi rawat inap oleh dokter spesialis poliklinik diantar porter
rawat jalan beserta rekam medis pasien ke tempat pendaftaran pasien rawat inap.
b) Petugas TPPRI mendaftar pasien dari instalasi rawat jalan menginformasikan
ruangan yang tersedia dan biaya kepala pasien atau keluarganya dan menghubungi
petugas ruangan yang dituju.
- Jika pasien umum :menjelaskan fasilitas ruangan dan biaya yang aharus
dibayarkan
- Jika pasien BPJS non PBI:Pasien /keluarga ditawarkan sesuai kelas/naik kelas
perawatan (jika naik kelas hanya bisa naik satu tinggkat diatasnya dan jika
naik dua tingkat diatasnya dinyatakan sebagai pasien umum/biaya sendiri)
dengan menandatangani surat pernyataan naik kelas atau persetujuan sendiri
umum karena tidak bisa naik dua tingkat diatasnya.
- Jika pasien BPJS PBI atau Jamkesda : hak keperawatan dikelas tiga.
c) Keluarga pasien dijelaskan tentang general consent,hak dan kewajiban pasien
serta menunjukan dokter DPJP dan keluarga pasien menandatangani formulir-
formulir tersebut dan petugas TPPRI menyiapkan rekam medis rawat inap dan
mencetak label pasien.
d) Resep diberikan kepada pasien/keluarga pasien untuk diantrikan di apotek.
e) Dokumen rekam medis pasien dari intalasi rawat jalan dijadikan satu dengan
berkas rawat inapnya diserahkan kebagian porter.
f) Porter menganatar dokumen tersebut dan pasien keruangan rawat inap yang
dituju.
1. Dokter IGD memberikan surat perintah rawat inap kepada pasien/keluarga IGD
2. Keluarga pasien mendaftarkan pasien ke loket TPPRI
3. Petugas TPPRI menanyakan fasilitas pembayaran yang akan dipergunakan pasien
selama rawat inap, biaya sendiri (umum), BPJS, Perusahaan, Jasa Raharja atau
Jamkesda dll.
- Jika pasien umum: jelaskan tentang fasilitas ruangan dan biaya yang harus
dibayarkan
- Jika pasien BPJS Non PBI: pasien atau keluarga ditawarkan sesuai kelas atau
mau naik kelas perawatan (jika naik kelas hanya bisa naik satu tingkat
diatasnya dinyatakan sebagai pasien umum/biaya sendiri) dengan
menandatangani surat pernyataan naik kelas atau APS umum karena tidak bisa
naik 2 tingkat diatasnya.
- Jika pasien BPJS PBI atau Jamkesda : hak perawatan kelas tiga.
4. Informasikan ketersediaan ruangan rawat inap dan hubungi petugas ruangan yang
akan dituju.
5. Informasikan pasien/keluarga tentang general consent, hak dan kewajiban pasien serta
penunjukan dokter DPJP dan keluarga pasien menandatangani formulir-formulir
tersebut dan petugas TPPRI menyiapkan rekam medis RI dan mencetak label pasien.
6. Berikan rekam medis dan label dan minta keluarga agar keluarga menyerahkan rekam
medis dan label tersebut kepada petugas IGD dan menerima resep untuk mengambil
obat diapotik.
7. Setelah obat selesai diberikan, pasien diantar ke ruangan oleh petugas IGD atau porter
IGD tergantung dari kondisi umum pasien.
O. ALUR RM IGD
P. ALUR PASIEN RJ
Q. ALUR PASIEN RI
Kode M (Muskuloskeletal)
Kode J (Respirasi)
No Diagnosa Utama Kode RS ICD X Analisis
1. Rhinitis Allergic J30.4 J30.4 Sesuai
Kode I (Kardiovaskuler)
Kode E (Endrokrin)
No Diagnosa Utama Kode RS ICD X Analisis
1. Hyperlipidaemia E78.5 E78.5 Sesuai
BAB IV
PEMBAHASAN
Koding indexing
D. KODEFIKASI PENYAKIT
Kode penyakit dan tindakan diberikan oleh petugas koding di unit Medical
Records pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka yang
mewakili komponen data. Setiap diagnosis penyakit harus diberi kode untuk
memudahkan proses selanjutnya,seperti indeksing, dan penyajian informasi yang
menunjang perencanaan manajemen pada bidang kesehatan.Pengkodingan
penyakit dan kodefikasi tindakan RSUD dr. GondoSuwarno Ungaran sudah sesuai
dengan Permenkes no 76 th 2016 tentang pedoman Indonesian case base group
(INA CBGS) dalam pelaksanaan jaminan kesehatan nasional karena RSUD dr.
GondoSuwarno Ungaran dalam pengkodean menggunakan ICD X versi th 2010
untuk kode diagnosis penyakit.
BAB V
A. KESIMPILAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam kegiatan PKL I di
RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pengelolaan dan pendokumentasian DRM pada RSUD dr. Gondo
Suwarno Ungaran masih menggunakan sistem manual.Sistem penomoran
menggunakan metode Unit Numbering System dan untuk metode
penyimpanannya menggunakan Terminal Digit Filling (TDF).
2. Pemusnahan dokumen di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran dengan
jangka waktu 5 tahun dan dilihat dari terakhir kunjungan pasien ke RSUD
dr. Gondo Suwarno Ungaran.
3. Pengkodingan penyakit dan kodefikasi tindakan RSUD dr. Gondo
Suwarno Ungaran sudah sesuai dengan Permenkes no 76 th 2016 tentang
pedoman Indonesian case base group (INA CBGS) dalam pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional karena RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran
dalam pengkodean menggunakan ICD 10 versi th 2010 untuk kode
diagnosis penyakit dan untuk koding prosedur medis atau tindakan medis
RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran menggunakan ICD-9-CM versi th
2010.
B. SARAN
Manajemen mutu pelayanan Rekam Medis di RSUD dr. GondoSuwarno
Ungaran sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan parastaff rekam medis
sudah melaksanakan tugas sesuai dengan jobdesk dan spo, tetap pertahankan
dan tingkatkan kinerja yang sudah ada di RSUDdr. Gondo Suwarno Ungaran
DAFTAR PUSTAKA
1.http://rsudungaran.semarangkab.go.id/profil-instansi/tentang-rsud-
ungaran.html
2. Kumpulan SOP RSUD Ungaran
3. Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rekam Medis RSUD
Ungaran
4.https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-24-2022-rekam-
medis
5. https://id.scribd.com/document/626453272/Laporan-Praktik-Kerja-
Lapangan-IV-3-
6. https://id.scribd.com/document/491987760/Laporan-Praktik-Kerja-
Lapangan-1
7. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2438/tugas-pokok-dan-
fungsi-assembling-dalam-pelayanan-rekam-medis
8. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2215/sistem-
penyimpanan-rekam-medis-filling-system
9. https://id.scribd.com/document/346368364/Coding-Indeksing-
Rekam-Medis
9. https://www.academia.edu/32033491/Rekam_Medis
LAMPIRAN