Laporan Prakerin Kayla Rizkita
Laporan Prakerin Kayla Rizkita
Oleh
Kayla Rizkita
21016513
Oleh
Kayla Rizkita
21016513
Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada PT. Berjaya Tapioka Indonesia, Tulang Bawang
Barat atas nama :
Kayla Rizkita
21016513
Disetujui Oleh :
Guru Pembimbing
Desy Silvianti,STP.,M.Si
NIP.197612172003122003
Disahkan Oleh :
Kepala SMK – SMTI Bandar Lampung
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di PT BERJAYA TAPIOKA INDONESIA dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan.
penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan praktek kerja Industri (Prakerin), sehingga penulis terbuka akan segala
saran dan kritik untuk menjadi perbaikan. Dari hasil yang telah penulis lakukan
selama mengiktui program Kegiatan Prakerin di PT. Berjaya Tapioka Indonesia
selama 6 bulan yang dimulai dari 03 April 2023 sampai 29 September 2023,
penulis mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang sangat berharga didalam
dunia industri.
Terlepas dari banyaknya kekurangan, penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan praktek kerja
Industri beserta penyusunan laporannya.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang tua saya yang telah memberikan nasehat dan doanya serta selalu
mendukung saya.
2. Farid Hardiana, S.E., M.Ak., selaku Kepala SMK-SMTI Bandar Lampung.
3. Bapak Dadi Rosadi selaku Senior Manager HR & GA PT. Berjaya Tapioka
Indonesia yang telah memeberikan izin kepada penulis untuk melakukan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
4. Bu Desy Silvianty selaku guru pembimbing prakerin.
5. Bapak Mahmud Nawawi dan Bapak Bahidi selaku SPV Produksi PT. Berjaya
Tapioka Indonesia.
6. Kak Ayu Kurnia, dan Kak Siti Ayu Afrida selaku pembimbing
7. Seluruh Pempinan, staf, dan karyawan PT. Berjaya Tapioka Indonesia atas
segala bimbingan, bantuan, arahan, dan pengertiannya.
v
8. Diri sendiri yang telah berjuang dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan
laporan ini.
9. Kepada Teman Seperjuangan Saya, Fidella Salma Khulaida, Juliana Munthe,
Mayvika Rudinawati, Nadiyah Novalia, dan Suci Trilia Purwanti yang telah
mendukung, memotivasi, dan membantu saya.
Dengan adanya laporan praktek kerja Industri (Prakerin) ini, semoga
bermanfaat untuk berbagai pihak yang membutuhkannya baik itu untuk PT
Berjaya tapioka Indonesia maupun Smk Smti Bandar Lampung.
Bandar Lampung,
Penulis
Kayla Rizkita
NISN 0066060682
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PENGESAHAN........................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup Masalah.................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 3
II. LANDASAN TEORI........................................................................... 4
2.1 Teori Umum..................................................................................... 4
2.1.1 Singkong................................................................................ 4
2.1.2 Tapioka.................................................................................. 7
2.2 Teori Khusus.................................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Limbah................................................................. 9
2.2.2 Pengertian Sistem IPAL......................................................... 9
2.2.3 Limbah Cair........................................................................... 10
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Limbah Cair ............................ 10
2.2.5 Pengolahan Limbah Cair........................................................ 12
2.2.6 Dampak Pencemaran Lingkungan......................................... 13
2.2.7 Analisa Limbah Cair.............................................................. 14
2.3 Limbah Padat.................................................................................... 14
2.3.1 Macam - macam limbah padat yang dihasilkan dari
proses tepung tapioca............................................................. 14
2.3.2 Pemanfaatan Limbah Padat.................................................... 15
2.3.3 Dampak Limbah Padat........................................................... 16
vii
2.3.4 Onggok................................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN.................................................................. 18
3.1 Profil Perusahaan............................................................................ 18
3.1.1 Perusahaan............................................................................. 18
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan....................................................... 18
3.2 Alat dan Bahan................................................................................ 19
3.2.1 Alat dan Bahan Pengolahan Onggok..................................... 19
3.2.2 Alat dan Bahan Analisa Onggok............................................ 19
3.3 Prosedur.......................................................................................... 20
3.3.1 Prosedur Kerja Pengolahan Onggok...................................... 22
3.3.2 Prosedur Kerja Analisa Onggok............................................ 22
3.4 Prosedur Kerja.................................................................................. 22
3.4.1 Prosedur analisa pH Sampel Limbah Cair............................. 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 25
4.1 Hasil................................................................................................. 25
4.2 Pembahasan...................................................................................... 25
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 28
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 28
5.2 Saran................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 30
LAMPIRAN............................................................................................... 32
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .Data pengamatan hasil analisa pH..............................................25
Tabel 2 Data pengamatan hasil analisa onggok....................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Berikut ini daftar kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram singkong:
– Air: 61,4 gram
– Karbohidrat: 36,8 gram
– Energi: 154 kalori
– Protein: 1,0 gram
– Serat: 0,9 gram
– Lemak: 0,3 gram
– Kalium: 394 miligram
– Kalsium: 77 miligram
– Vitamin C: 31 miligram
– Fosfor: 24 miligram
Singkong memiliki bermcam manfaat bagi tubuh manusia,
sehingga singkong pun sering dijadikan sebagai pengganti makanan pokok
yakni nasi.
Berikut ini adalah beberapa manfaat singkong bagi tubuh manusia :
1. Menambah energi, karena singkong mengandung karbohidrat, Jadi
singkong bisa menjadi sumber energi yang baik bagi Anda yang akan
menjalani aktivitas fisik berat.Aktivitas fisik akan menguras glikogen,
bentuk glukosa yang disimpan sebagai cadangan energi. Ketika Anda
makan singkong, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa, kemudian
diubah lagi menjadi glikogen dan disimpan dalam otot. Jadi, manfaat
singkong untuk menambah energi tak bisa disepelekan.
2. Mencegah sembelit, karena singkong juga mengandung serat.
Singkong mengandung pati resistan dalam jumlah yang cukup tinggi.
Pati resistan termasuk ke dalam jenis serat tidak larut yang kaya akan
selulosa. Jenis serat ini sangat berguna untuk membantu kelancaran
pencernaan sehingga dapat mencegah sembelit.
3. Mengendalikan kadar gula darah, karena serat dalam singkong
memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah.
6
2.1.2 Tapioka
Tepung Tapioka merupakan tepung pati yang diekstrak dari singkong
namun tepung singkong sebenarnya berbeda dengan tepung tapioka. Tepung
tapioka adalah hasil ekstraksi umbi singkong sedangkan tepung singkong
adalah tepung dari hasil parutan singkong yg dikeringkan. Tepung ini
berwarna putih, juga memiliki tekstur yang sedikit kesat dan lebih kasar dari
tepung terigu. Tepung tapioka juga memiliki nama lain tepung kanji, atau
tepung aci. Tapioka memiliki sifat-sifat yang hampir sama dengan tepung sagu
karena itulah penggunaan keduanya bisa ditukar.
Proses pembuatan tepung tapioka melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
Penguapan kulit singkong
Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk
memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, sortasi
juga dilakukan untuk memilih singkong berkualitas tinggi dari singkong
lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi tapioka
dan dijadikan pakan ternak.
Pencucian
Pencucian dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas
singkong yang sudah dikupas di dalam bak yang berisi air, yang bertujuan
memisahkan kotoran pada singkong.
Pemarutan
Parut yang digunakan ada 2 macam yaitu :
1. Parut manual, dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan
tenaga manusia sepenuhnya.
8
air menuju sungai menjadi bersih dan layak digunakan, Efektif menjaga
tumbuhan yang ada di dalam tanah dan air terbebas dari kematian akibat
racun.
Kekeruhan: Kekeruhan terjadi karena adanya zat organik (sisa pati) yang
terurai, mikroorganisme dan koloid lainnya yang tidak dapat mengendap
segera. Kekeruhan ini merupakan sifat fisik yang mudah dilihat untuk
menilai kualitas air limbah tepung tapioka.
Warna: Air limbah industri tapioka yang masih baru berwarna putih
kekuning-kuningan, sedangkan air limbah yang basi atau busuk berwarna
abu-abu gelap.
Bau: Bau busuk dapat menunjukkan apabila air limbah tersebut masih
baru atau telah membusuk. Air limbah tepung tapioka yang masih baru
berbau khas ubi. Bau tersebut akan berubah menjadi asam setelah 1 sampai
2 hari, kemudian air tersebut akan menjadi busuk dan mengeluarkan bau
khas yang tidak sedap. Salah satu zat yang dihasilkan dari proses
penguraian senyawa-senyawa organik adalah asam sulfida, posfor dan
amoniak yang menyebabkan air jadi busuk dan berbau amat menusuk yang
tercium pada jarak sampai 5 kilometer.
Padatan tersuspensi: Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan
warna air limbah. Apabila terjadi pengendapan dan pembusukan zat-zat
tersebut di badan air penerima air buangan Sehingga akan mengurangi
nilai guna perairan tersebut. Padatan tersuspensi di dalam air cukup tinggi,
berkisar 1500-5000 mg/l. Padatan tersuspensi ini merupakan suspensi pati
yang terendapkan pada (pengendapan tingginya kandungan padatan
tersuspensi menandakan bahwa proses pengendapan belum sempurna.
Nilai padatan tersuspensi,BOD, COD saling berkaitan tinggi padatan
tersuspensi semakin tinggi nilai COD dan BOD nya.
pH (Keasaman): Konsentrasi ion hydrogen adalah ukuran kualitas air
maupun dari air limbah. Perubahan pH pada air limbah industri tepung
tapioka menandakan bahwa sudah terjadi aktivitas mikroorganisme yang
merubah bahan-bahan organik yang mudah terurai menjadi asam. Limbah
cair yang nasih segar 6-6,5 akan turun menjadi pH kira-kira 4,0
(Departemen Perindustrian, 1986).
12
limbah cair yang dilakukan di titik outlet pengolahan limbah cair yaitu titik
setelah pengolahan limbah cair selesai dilakukan namun sebelum dibuang
ke badan air. Pengujian sampel tersebut bisa dilakukan di laboratorium
internal maupun laboratorium eksternal yang telah terakreditasi. Hasil
pengujian yang dikeluarkan sebaiknya dibandingkan dengan baku mutu
sesuai peraturan perundangan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan yang masih berlaku. Baku mutu dapat didefinisikan
sebagai ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke
dalam media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
2.3.1 Macam - macam limbah padat yang dihasilkan dari proses tepung
tapioka :
1. Meniran kulit singkong
Limbah padat industri tapioka berupa meniran kulit singkong
(potongan singkong dan kulit singkong) yang bersumber dari proses
pengupasan. Limbah meniran terdiri dari 80-90% kulit dan 10-20%
potongan singkong dan bonggol. Persentase jumlah limbah kulit
15
singkong bagian luar (berwarna coklat dan kasar) sebesar 0,5 2% dari
berat total singkong segar dan limbah kulit singkong bagian dalam
(berwarna putih kemerah-merahan dan halus) sebesar 8-15% (Hikmiyati
et al., 2009).
2. Ampas tapioka (onggok)
Limbah padat industri tapioka selain meniran kulit singkong
adalah ampas tapioka (onggok) yang bersumber dari pengekstraksian dan
pengepresan. Komponen penting yang terdapat dalam onggok adalah pati
dan selulosa. Onggok juga mengandung air dan karbohidrat yang cukup
tinggi serta kandungan protein kasar dan lemak yang rendah. Jumlah
kandungan ini berbeda dan dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh, jenis
ubikayu, dan teknologi pengolahan yang digunakan dalam pengolahan
ubikayu menjadi tapioka. Pada industri tapioka yang sudah maju, limbah
padat ini kebanyakan hanya mengandung serat sedangkan sisa pati yang
terikut sangat sedikit sekali. Lain halnya dengan onggok yang
dikeluarkan oleh industri kecil karena tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki masih sangat rendah maka onggok masih
mengandung pati dengan konsentrasi yang cukup tinggi (Chardialani,
2008).
Oleh karena itu, penting untuk mengelola limbah padat dengan benar,
melalui pengolahan atau daur ulang yang sesuai, guna mengurangi dampak
negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
2.3.4 Onggok
Onggok merupakan limbah dari industri tapioka yang berbentuk
padatan yang diperoleh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini
diperoleh suspensi pati sebagai filtratnya dan ampas yang tertinggal sebagai
onggok. Mudahnya, onggok adalah sisa giling tapioka yang berasal dari ketela
atau ubi kayu. Dalam bahasa Jawa, onggok seringkali disebut dengan gaber.
Onggok masih memiliki kandungan pati dan serat kasar, karena pada saat
ekstraksi tidak semua kandungan pati terikut dan tersaring bersama filtrate.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Perusahaan
PT. Berjaya Tapioka Indonesia berdiri pada tanggal 14 Mei 2014
sebagai produsen Tepung Tapioka. Yang menggunakan teknologi yang
modern oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan pengujian quality
control yang telah terstandarisasi. PT. Berjaya Tapioka Indonesia
memproduksi Tepung Tapioka kualitas terbaik dan halal di Indonesia.
Dengan kapasitas 300 MT perhari, di 2 pabrik yang berlokasi berbeda berada
di Provinsi Lampung. Memastikan pasokan ke pelanggan tidak terputus PT.
Berjaya Tapioka Indonesia menyediakan berbagai produk tepung tapioka asli
dan memodifikasi untuk memenuhi diberbagai industri seperti : makanan,
kertas, tekstil, dan perekat kertas.
3.3 Prosedur
3.3.1 Prosedur Kerja Pengolahan Onggok
Keterangan
1. Ekstraksi Stage 1
Bubur singkong diumpankan ke ekstraktor 1 untuk dipisahkan antara
slurry (ampas singkong) dan milk (air pati). Pemisahan ini menggunakan
wayer mess (pelat) dengan ukuran 80μ dan kecepatan 750 rpm. Milk hasil
ekstraksi ditampung dalam tanki 1.
2. Ekstraksi Stage 2
Slurry dari ekstraktor I diumpankan ke ekstraktor II, kemudian dipisahkan
dengan menggunakan wayer mesh(pelat) ukuran 100μ. Milk hasil ekstraksi
ini ditampung dalam tanki 1.
3. Ekstraksi Stage 3
Slurry dari ekstraktor II diumpankan ke ekstraktor III, kemudian
dipisahkan dengan menggunakan wayer mesh (pelat) ukuran μ. Milk hasil
ekstraksi ini ditampung dalam tanki 2.
4. Ekstraksi Stage 4
Milk dari tanki 1 dan 2 diumpankan kedalam ekstraktor IV,kemudian
dipisahkan dengan menggunakan kain ukuran 225 mesh. Ekstraktor ini
digunakan untuk memisahkan fiber dan milk murni,kemudian milk murni
tersebut akan diumpankan ke ekstraktor V.
5. Ekstraksi Stage 5
Milk murni dari ekstraktor IV diumpankan ke ekstraktor V, kemudian
dipisahkan dengan menggunakan kain ukuran 325 mesh. Ekstraktor ini
digunakan untuk memisahkan fiber dan milk murni, kemudian milk murni
akan ditampung di Feed tank.
6. Ekstraksi Stage 6
Slurry dari ekstraktor III diumpankan ke dalam ekstraktor VI, kemudian
dipisahkan dengan menggunakan kain ukuran 325 mesh.
7. Belt Press
Slurry dari ekstraktor VI di press menggunakan belt press dengan tekanan
pneumatic dan putaran 0-50 Hz (0-100 rpm).
22
Keterangan
Pond 1 = Sedimentasi
Pond 2 = Sedimentasi
Pond 3 = Fermentasi
Pond 4 = Fermentasi
Pond 5 = An aerob
Pond 6 = An aerob
Pond 7 = An aerob
Pond 8 = An aerob
Pond 9 = An aerob
Pond 10 = An aerob
Pond 11 = Fakultif
Pond 12 = Fakultif
Pond 13 = Fakultif
Pond 14 = Fakultif
Pond 15 = Aerobe
Pond 16 = Aerobe
Pond 17 = Aerobe
Pond 18 = Aerobe
Pond 19 = Aerobe
Pond 20 = Outlet
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Rekapitulasi Laporan pH Air Limbah Kolam Awal dan Akhir
Tabel 1.Data pengamatan hasil analisa pH
NO TANGGAL pH Awal pH Akhir
1. 03 Mei 2023 7,12 4,01
2. 05 Mei 2023 8,24 4,41
3. 08 Mei 2023 8,11 4,90
4. 07 Juni 2023 8,05 4,36
5. 12 Juni 2023 8,03 4,32
6. 15 Juni 2023 7,99 4,34
7. 07 Juli 2023 7,99 4,36
8. 13 Juli 2023 8,13 4,39
9. 25 Juli 2023 6,62 2,59
10. 10 Agustus 2023 8,15 4,19
11. 14 Agustus 2023 5,64 8,20
12.
4.2 Pembahasan
Pengolahan limbah cair di PT. Berjaya Tapioka Indonesia terdapat proses
pemisahan antara limbah padat dan cair.Proses ini bertujuan untuk mengurangi
masuknya ampas dan kulit dari produksi kedalam air limbah. Dengan cara ini,
26
terpisah dari onggok dan jika pemisahan yang terjadi ekstraktor kurang maksimal,
hal ini juga akan berdampak pada kandungan pati dalam onggok. Pergantian mata
pisau pada alat resper adalah langkah yang penting untuk memastikan hasil
penggilingan yang lebih baik. Dengan mata pisau yang tajam,singkong dapat
digiling lebih halus, memungkinkan proses pemisahan pati dari non pati menjadi
lebih efisien. Ini akan mengurangi jumlah pati yang terbuang dalam onggok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengamatan yang penulis lakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Menganalisa limbah cair dan padat di PT.Berjaya Tapioka Indonesia yaitu
Analisis pH air limbah outlet dan inlet melibatkan pengukuran tingkat
keasaman (pH) dalam air yang masuk ke sistem (inlet) dan air yang keluar dari
sistem (outlet). Sedangkan pada limbah cair yang di analisa berupa endapan
yang terdapat pada onggok .
2. Mengetahui potensi pencemaran lingkungan dapat muncul akibat
ketidakolahan limbah cair dan padat dari proses produksi tepung tapioka yaitu
Dampak lingkungan pada limbah cair jika tidak dikelola dengan baik seperti
perubahan rasa dan bau yang tidak sedap, penyakit seperti gatal-gatal,
penurunan estetika sungai, dan penurunan kualitas air sumur di sekitar pabrik
tapioka. Sedangkan pada limbah padat yaitu dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, pertumbuhan organisme pengganggu, kerusakan ekosistem air,
penyumbatan saluran air, gangguan kesehatan manusia, dan kehilangan potensi
sumber daya yang dapat dimanfaatkan jika dikelola dengan baik.
3. Mengetahui cara pengelolaan limbah cair dan padat dari hasil produksi tepung
tapioka yaitu pengelolaan limbah cair industri dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu pengolahan fisika, pengolahan kimia, dan pengolahan biologi. Sebelum
limbah cair dibuang ke badan air, perlu dilakukan pengujian untuk memastikan
bahwa limbah cair tersebut memenuhi baku mutu sesuai peraturan lingkungan
yang berlaku. Sedangkan pada limbah padat adalah dengan cara pengolahan
atau daur ulang yang tepat, agar dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.
4. Mengetahui limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi
tepung tapioka yaitu Limbah cair dari produksi tepung tapioka berasal dari
pencucian bahan baku dan proses pengendapan ( pemisahan pati dari air ).
29
Sedangkan pada limbah padat berupa kulit singkong yang berasal dari proses
pengupasan singkong, dan ampas singkong atau onggok.
5. Mengetahui pemanfaatan limbah padat dari hasil produksi tepung tapioka yaitu
Limbah cair di PT. Berjaya Tapioka Indonesia tidak di daur ulang kembali.
Namun, Limbah cair ini dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
pupuk cair organik untuk mengurangi pencemaran lingkungan. sedangkan pada
limbah padat berupa onggok di perjualkan ,Pemanfaat dari limbah padat hasil
produksi tepung tapioka sebagai pupuk organik, pakan ternak, dan bahan baku
tepung asia.
5.2 Saran
Setelah mengikuti kegiatan prakerin selama 6 di PT. Berjaya Tapioka
Indonesia penulis ingin memberikan saran yang dapat bermanfaat untuk
kemajuan dan meningkatkan kinerja PT.Berjaya Tapioka Indonesia Antara lain:
1. Lebih memperhatikan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). Pada saat
bekerja agar dapat melindungi diri.
2. Perlunya menjaga Kebersihan di area pabrik PT Berjaya Tapioka Indonesia
teutama pada lingkungan produksi agar dapat melakukan pembersihan secara
berkala pada lantai supaya tifak licin sehingga dapat mengurangi resiko
kecelakaan kerja.
3. Diharapkan agar kedepannya dapat tersedia sumber refrensi terkait PT.
Berjaya Tapioka Indonesia, terutama terkait dengan latar belakang perushaan
dan struktur organisasi perusahaan.
30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Onggok Belender