Anda di halaman 1dari 5

APPENDISITIS AKUT

No.Dokumen : P.10201/ /UKP


/15-LU/2023
SOP No. Revisi : 01
Tgl. Terbit : 01/03/2023
Halaman : 1/4
UPTD Ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas :
PUSKESMAS Siti Regina Anggraini, SKM.M.K.M
ULAK RENGAS NIP. 19860420 200804 2 002

1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak


pada apendik, merupakan salah satu kasus akut abdomen yang
paling sering ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat
menyebabkan perforasi
Penyebab :
a. Obstruksi lumen merupakan faktor penyebab dominan
apendisitis akut
Erosi mukosa usus karena parasit Entamoeba hystolitica dan
benda asing lainnya

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


pedoman pengobatan pasien dengan diagnosa Apendisitis akut
di tingkat pelayanan dasar.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor


P.10201/008/UKP/15-LU/2023 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Pengkajian, Rencana asuhan, Pemberian asuhan dan
pendidikan pasien/keluarga.

4. Referensi KMK RI NO HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.

5. Prosedur Alat:
APD, Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer,
Tensimeter.
PENATALAKSANAAN
1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien dengan
Keluhan:
Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium
kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa bila telah terjadi
inflamasi (>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri,
karena bersifat somatik.
Gejala Klinis:
a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus.
b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam
sesudahnya, merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang
timbul saat permulaan.
c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat
dengan vesika urinaria.
d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa
penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu
suhu antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi,
diduga telah terjadi perforasi.
f. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan
nyeri somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang
panjang dengan ujung yang mengalami inflamasi di
kuadran kiri bawah akan menyebabkan nyeri di daerah
tersebut, apendiks retrosekal akan menyebabkan nyeri
flank atau punggung, apendiks pelvikal akan menyebabkan
nyeri pada supra pubik dan apendiks retroileal bisa
menyebabkan nyeri testikuler, mungkin karena iritasi pada
arteri spermatika dan ureter

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
 Inspeksi
Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi,
penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses.
 Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular.
d. Rovsing sign positif
e. Psoas sign positif
f. Obturator Sign positif
 Perkusi Nyeri ketok (+)
 Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis
perforata. Auskultasi tidak banyak membantu dalam
menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah
terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik
usus.
 Rectal Toucher / Colok dubur
 Nyeri tekan pada jam 9-12
Tanda Peritonitis umum (perforasi) :
a. Nyeri seluruh abdomen
b. Pekak hati hilang
c. Bising usus hilang
Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering
terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam
b. Demam tinggi lebih dari 38,50C
c. Lekositosis (AL lebih dari 14.000)
d. Dehidrasi dan asidosis
e. Distensi
f. Menghilangnya bising usus
g. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
h. Rebound tenderness sign
i. Rovsing sign
j. Nyeri tekan seluruh lapangan abdominal

3. Petugas melakukan pemeriksaan darah perifer lengkap

4. Diagnosis ditegakkan berdasarkan Riwayat penyakit dan


pemeriksaan fisik masih merupakan dasar diagnosis
apendisitis akut.
Diagnosis banding:
a. Cholecystitis akut
b. Divertikel Mackelli
c. Enteritis regional
d. Pankreatitis
e. Batu ureter
f. Cystitis
g. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
h. Salphingitis akut
Komplikasi
a. Perforasi appendix
b. Peritonitis umum
c. Sepsis

5. Penatalaksanaan
 Pasien yang telah terdiagnosis apendisitis akut harus
segera dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan
operasi cito.
 Penatalaksanaan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama sebelum dirujuk:
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak
diberikan apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi
jika ada dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan
lambung agar mengurangi distensi abdomen dan
mencegah muntah.
Komplikasi
1. Perforasi apendiks
2. Peritonitis umum
3. Sepsis

KONSELING DAN EDUKASI


1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga
tentang perjalanan penyakit, tata laksananya, komplikasi
yang mungkin terjadi sehingga meningkatkan kesadaran
dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas
hidup pasien.
2. Memberikan informasi bahwa pasien harus segera dirujuk
secepatnya untuk mendapat terapi lebih lanjut di rumah
sakit.

KRITERIA RUJUKAN
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan
sekunder untuk dilakukan operasi cito.
6. Diagram Alir Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan pemeriksaan penunjang

Petugas menegakkan diagnosis

Petugas memastikan ada tidaknya komplikasi

Petugas Melakukan penatalaksanaan

Petugas melakukan konseling dan edukasi

Petugas melakukan rujukan bila diperlukan

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8.Unit Terkait 1. Ruangan tindakan


2. Ruang Pemeriksaan umum

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Buku Register
10.Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

1. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas


Nomor
P.10201/008/UKP/15-LU/2023
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Pengkajian, Rencana asuhan,
Pemberian asuhan dan pendidikan
pasien/keluarga.

2. Referensi KMK RI NO HK.01.07/MENKES/


1186/2022 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama.

2. Prosedur Perubahan pada Alat dan Bahan,


Petugas yang melaksanakan dan
langkah - langkah.

Anda mungkin juga menyukai