(Skripsi)
Oleh
MUHAMAD RIFAI
NPM 171501001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN
ANALISIS TIME HISTORY
Oleh
MUHAMAD RIFAI
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
ABSTRAK
Oleh
MUHAMAD RIFAI
By
MUHAMAD RIFAI
This study evaluates the structure of a multi-storey building with 7 floors and 1
basement using the Time History analysis method with 5 earthquake records
(accelerograms) used, including: El Centro (US, 1940), Chichi (Taiwan, 1999) ,
Mentawai Earthquake (Sumatra, 2007), Friuli (Italy, 1976), and Superstition Hills
(USA, 1987). Structural analysis is calculated using ETABS software in a 3-
dimensional model with the aim of evaluating the performance of high-rise building
structures according to SNI 1726-2019.
After doing the research, the research results obtained that the value of the
natural fundamental period of ETABS results for the X direction is 2.6730 and the Y
direction is 2.3130 seconds, the value of this period exceeds the maximum period of
Tx = 1.4346 and Ty = 0.8976 seconds. The basic shear value has met the
requirements where the value of Vt is more than 100% of V, the comparison of the
value of the force and moment between the equivalent static analysis and the dynamic
analysis of time history is not more than 10%. The results of drift control when
analyzed using 5 records of earthquake deviations that occur in the building structure
meet the requirements for deviations between permit levels for the X direction and
the Y direction.
Pada tahun 2017, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Prodi S1 Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung (UNILA) melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiwa
penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) terpilih sebagai
ketua divisi penelitian, departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) pada
periode 2019-2020 dan mengikuti organisasi kampus Forkom Bidikmisi UNILA
terpilih sebagai ketua divisi Hubungan Masyarakat, Media dan Informasi
(HUMINFO) pada periode 2019-2020.
Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Hidrolika, asisten dosen mata kuliah
Analisis Statis Tak Tentu, dan asisten dosen mata kuliah Balok Beton Bertulang.
Pada 2020, penulis telah mengiktui Kuliah Kerja Nyara (KKN) periode II di Desa
Ganti Warno, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur selama 40 Hari,
ditahun yang sama penulis melakukan kerja praktik di Pembangunan Gedung B
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro selama 3 bulan. Penulis mengambil
tugas akhir dengan judul “Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Bertingkat Dengan
Analisis Time History (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro)”.
PERSEMBAHAN
&
(Robert Collier)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Evaluasi Kinerja Struktur
Gedung Bertingkat Dengan Analisis Time History (Studi Kasus: Gedung B Rumah
Sakit Umum Muhammadyah Metro).
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi persyaratan.
akademis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan Proposal
Skripsi ini, yaitu :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun sistematika. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan proposal skripsi ini.
Demikian penulis sampaikan, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Bandar Lampung, 11 Februari 2022
Penulis,
Muhamad Rifai
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
Tabel 1-40………………………………………………………………………….126
Gambar 1-53………………………………………………………………………..268
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
Gambar 4.27. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Chi-Chi arah Y 92
Gambar 4.28. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Friuli arah X .... 92
Gambar 4.29. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Friuli arah Y .... 93
Gambar 4.30. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa El Centro
arah X ........................................................................................... 93
Gambar 4.31. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa El Centro
arah Y ........................................................................................... 94
Gambar 4.32. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Sumatera
arah X ........................................................................................... 94
Gambar 4.33. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Sumatera
arah Y ........................................................................................... 95
Gambar 4.34. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah X ........................................................................................... 95
Gambar 4.35. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah Y ........................................................................................... 96
Gambar 4.36. Nilai gaya arah x pada gempa Chi-Chi ......................................... 97
Gambar 4.37. Nilai gaya arah y pada gempa Chi-Chi ......................................... 98
Gambar 4.38. Nilai gaya arah x pada gempa Friuli ............................................. 99
Gambar 4.39. Nilai gaya arah y pada gempa Friuli ........................................... 100
Gambar 4.40. Nilai gaya arah x pada gempa El Centro ..................................... 101
Gambar 4.41. Nilai gaya arah y pada gempa El Centro ..................................... 102
Gambar 4.42. Nilai gaya arah x pada gempa Sumatera ..................................... 103
Gambar 4.43. Nilai gaya arah y pada gempa Sumatera ..................................... 104
Gambar 4.44. Nilai gaya arah x pada gempa Superstition Hills ........................ 105
Gambar 4.45. Nilai gaya arah y pada gempa Superstition Hills ........................ 106
Gambar 4.46. Nilai momen arah x pada gempa Chi-Chi ................................... 107
Gambar 4.47. Nilai momen arah y pada gempa Chi-Chi ................................... 108
Gambar 4.48. Nilai momen arah x pada gempa Friuli ....................................... 109
Gambar 4.49. Nilai momen arah y pada gempa Friuli ....................................... 110
Gambar 4.50. Nilai momen arah x pada gempa El Centro ................................ 111
Gambar 4.51. Nilai momen arah y pada gempa El Centro ................................ 112
vii
Gambar 4.52. Nilai momen arah x pada gempa Sumatera................................. 113
Gambar 4.53. Nilai momen arah y pada gempa Sumatera................................. 114
Gambar 4.54. Nilai momen arah x pada gempa Superstition Hills.................... 115
Gambar 4.55. Nilai momen arah y pada gempa Superstition Hills.................... 116
Gambar 4.56. Simpangan antar tingkat gabungan arah X ................................. 120
Gambar 4.57. Simpangan antar tingkat gabungan arah Y ................................. 121
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
x
Tabel 4.26. Nilai gaya pada gempa Friuli arah x ............................................. 99
Tabel 4.27. Nilai gaya pada gempa Friuli arah y ........................................... 100
Tabel 4.28. Nilai gaya pada gempa El Centro arah x..................................... 101
Tabel 4.29. Nilai gaya pada gempa El Centro arah y..................................... 102
Tabel 4.30. Nilai gaya pada gempa Sumatera arah x ..................................... 103
Tabel 4.31. Nilai gaya pada gempa Sumatera arah y ..................................... 104
Tabel 4.32. Nilai gaya pada gempa Superstition Hills arah x ........................ 105
Tabel 4.33. Nilai gaya pada gempa Superstition Hills arah y ........................ 106
Tabel 4.34. Nilai momen arah x pada gempa Chi-Chi................................... 107
Tabel 4.35. Nilai momen arah y pada gempa Chi-Chi................................... 108
Tabel 4.36. Nilai momen arah x pada gempa Friuli ....................................... 109
Tabel 4.37. Nilai momen arah y pada gempa Friuli ....................................... 110
Tabel 4.38. Nilai momen arah x pada gempa El Centro ................................ 111
Tabel 4.39. Nilai momen arah y pada gempa El Centro ................................ 112
Tabel 4.40. Nilai momen arah x pada gempa Sumatera ................................ 113
Tabel 4.41. Nilai momen arah y pada gempa Sumatera ................................ 114
Tabel 4.42. Nilai momen arah x pada gempa Superstition Hills ................... 115
Tabel 4.43. Nilai momen arah y pada gempa Superstition Hills ................... 116
Tabel 4.44. Simpangan antar tingkat izin....................................................... 117
Tabel 4.45. Kinerja struktur terhadap gempa Chi-Chi ................................... 118
Tabel 4.46. Kinerja struktur terhadap gempa Friuli ....................................... 118
Tabel 4.47. Kinerja struktur terhadap gempa El Centro ................................ 119
Tabel 4.48. Kinerja struktur terhadap gempa Sumatera ................................. 119
Tabel 4.49. Kinerja struktur terhadap gempa Superstition Hills.................... 120
xi
DAFTAR NOTASI
Ts =
T0 =0,2
W = beban angin
xiii
I. PENDAHULUAN
Pada rentang tahun 2020 - 2021 telah terjadi beberapa peristiwa gempa bumi
besar di Indonesia, seperti : gempa Maluku Utara pada 4 Juni 2020 (M : 6,8
Richter), gempa (doublet) Bengkulu pada 19 Agustus 2020 (M : 6,6 Richter,
dan M : 6,7 Richter), gempa Simeulue, Aceh pada 7 Januari 2020 ( M : 6,1
Richter), gempa Sulawesi barat pada 15 Januari 2021 (M : 6,2 Richter). Gempa-
gempa tersebut menyebabkan beberapa korban luka berat, korban luka ringan,
bahkan korban jiwa, serta kerusakan struktur bangunan (BMKG, 2021).
Analisi strukur menggunakan analisi riwayat waktu (time history) adalah dasar
struktur bangunan yang diberikan gempa mengunakan rekaman dari suatu
gempa tertentu. Analisi riwayat waktu (time history) ini cocok dipakai untuk
menganalisis struktur yang tidak beraturan. Dikarenakan susahnya
memperkirakan gerakan tanah akibat gempa pada suatu lokasi, maka digunakan
sebagai input gempa yang didekati dengan simulasi gerakan tanah. Setiap
simulasi mendapatkan informasi dari prilaku struktur mulai dari simpangan
lateral (drift), displacement, dan base shear.
Pada penelitian studi kasus yang digunakan yaitu Rumah sakit umum
Muhammadiyah Metro. Struktur gedung rumah sakit umum Muhammadiyah
Metro untuk perencanaan struktur bangunan terhadap gempa dianalisis
menggunakan metode respons spektrum, selanjutnya pada penelitian ini penulis
melakukan perhitungan gempa menggunakan metode analisis riwayat waktu
percepatan gempa (time history), metode analisis ini dipilih karena
menghasilkan nilai yang lebih detail dan cocok digunakan untuk mengevaluasi
bangunan yang telah berdiri (eksisting). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja struktur yang ditimbulkan akibat adanya pengaruh gempa
rencana.
3
Beban dinamik merupakan beban yang berubah menurut waktu berupa besar arah
dan posisinya. Respon struktur terhadap beban dinamik, yaitu berupa lendutan
dan tengangan yang dihasilkan, juga perubahan waktu, atau bersifat dinamik.
Analisis riwayat waktu percepatan gempa (time history) yaitu salah satu dari
metode analisis dinamik yang dipakai dalam analisis struktur dengan beban
gempa. Hasil dari analisis time history ini dapat mengetahui respon dinamik
suatu struktur ketika dilanda suatu percepatan gempa, hal ini dikarenakan data
masukan menggunakan akselorogram yang mirip seperti kondisi geologi,
topografi dan seismotektoniknya atau sebuah akselorogram yang telah diskalakan
pada level gempa rencana sesuai dengan SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non gedung).
nilai simpangan dan simpangan antar tingkat struktur gedung akibat gempa,
selanjutnya hasil analisis dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keamanan dari struktur gedung yang dianalisis. Evaluasi ini berupa batas
simpangan antar tingkat yang diatur pada SNI 1726:2019.
Analisis struktur terhadap beban gempa secara umum terbagi menjadi dua macam
yaitu :
Analisis dinamik dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis. Pada cara
elastis dibedakan Analisis Ragam Spektrum Respon (Respons Spectrum Modal
Analysis) dimana pada cara ini respon maksimum dari tiap ragam getar yang
terjadi didapat dari Spektrum Respon Rencana (Design Spectra) dan Analisis
Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis), dimana pada cara ini
diperlukan rekaman percepatan gempa. Pada analisis dinamis elastis digunakan
untuk mendapatkan respon struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat
dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method). Analisis dinamik
elastis lebih sering digunakan karena lebih sederhana.
Beban gempa merupakan fungsi dari waktu, sehingga respon yang terjadi pada
struktur gedung juga tergantung dari waktu pembebanan. Akibat beban Gempa
Rencana maka struktur akan tetap berperilaku elastik untuk analisis linear dan
berperilaku inelastik untuk analisis nonlinear. Biasanya analisis riwayat waktu
lebih sering digunakan untuk kondisi nonlinear, namun tidak jarang juga
digunakan untuk kondisi linear saja.
Analisis dinamik riwayat waktu percepatan gempa (time history) adalah salah satu
metode analisis dinamik yang digunakan dalam analisis struktur terhadap gempa.
Akeselerogram gempa masukan yang ditinjau dalam analisis respons dinamik
riwayat waktu harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa yang
didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan
seismotektoniknya. Analisis riwayat waktu linear harus terdiri dari analisis model
8
Pada bangunan penahan gempa terdapat 6 jenis sistem struktur yang umum
digunakan sebagai dasar sistem struktur utama. Dasar sistem struktur ini
tercantum dalam SNI 1726:2019 Pasal 3.5.1, yaitu:
Dinding penumpu sering juga disebut sebagai dinding geser. Dinding geser
membentang pada keseluruhan jarak vertikal antar lantai.Dinding geser ini
memikul hampir seluruh beban lateral, beban gravitasi juga ditahan dinding
ini sebagai dinding structural.
1. Beban Mati
Beban mati ialah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya
serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem
pengangkut material (SNI 1727:2020).
12
2. Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban
banjir, atau beban mati (SNI 1727:2020).
3. Beban Gempa
Beban Gempa adalah semua beban statik ekvalen yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat
gempa itu. Gaya gempa masukan yang digunakan dalam analisis riwayat
waktu berupa percepatan maksimum permukaan tanah (PGA) dari rekaman
gempa sebenarnya, setiap pasang komponen gerak tanah horizontal, spektra
SRSS dapat dibuat dengan mengambil SRSS dari respons spektra dengan
redaman 5 % untuk komponen terskala (jika penskalaan amplitude digunakan,
faktor skala yang identik dipakai untuk kedua komponen pasangan). Setiap
pasangan gerak diskalakan sedemikian sehingga pada rentang periode 0,75 T,
ditentukan dengan batas atas properti sistem isolasi, hingga 1,25 T (SNI
1726:2019 Pasal 12.3.3).
a) 1,4D
b) 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
c) 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + ( L / 0,5 W)
d) 1,2D + 1,0W +1,0L + 0,5 (Lr atau S atau R)
e) 0,9D + 1,0W
f) 1,2D + 1,0E + 1,0L
g) 0,9 D + 1,0 E
Dimana:
U = Kuat Perlu
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
E = Beban Gempa
14
W = Beban Angin
Lr = Beban Air Hujan
Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa.
Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan).
Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan).
Faktor keutamaan gempa, Ie, dan kategori risiko untuk struktur bangunan
non gedung berdasarkan pada tingkat bahaya (hazard) dari isi dan
fungsinya (SNI 1726:2019 Pasal 10.3.1.1).
Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari Tabel 2.4
sebagai berikut.
∑
̅ s 2.2)
∑
Keterangan:
Di = tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter;
vsi = kecepatan gelombang geser lapisan i (m/detik);
∑ = 30 meter.
̅̅̅ch (2.4)
∑
̅ u 2.5)
∑
Dimana:
∑ = dc 2.6)
̅ u 2.7)
∑
Keterangan:
dc = ketebalan total dari lapisan-lapisan tanah kohesif di dalam
lapisan 30 meter paling atas
PI = indeks plastisitas, berdasarkan tata cara yang berlaku
w = kadar air dalam persen, sesuai tata cara yang berlaku
Sui = kuat geser niralir (kPa), dengan nilai tidak lebih dari 250 kPa
seperti yang ditentukan dan sesuai dengan tata cara yang
berlaku.
20
SMS = Fa Ss (2.8)
SM1 = FV S1 (2.9)
Keterangan :
Ss = Parameter respon spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode pendek.
S1 = Parameter respon spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode 1 detik.
Gambar 2.7. Parameter spektral percepatan gempa untuk periode 1 detik (S1).
22
Gambar 2.8. Parameter spektral percepatan gempa periode pendek 0,2 detik (SS).
23
Paremeter percepatan spectral desian untuk periode pendek SDS dan pada
periode 1 detik SD1, ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
SDS = SMS (2.10)
3
2
SD1 = SM1 (2.11)
3
b) Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil
dari atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain (Sa)
sama dengan SDS
c) Untuk periode lebih besar dari Ts tetapi lebih kecil dari atau sama
dengan TL, respons spektral percepatan desain (Sa) diambil
berdasarkan persamaan:
S 1
Sa = (2.13)
T
d) Untuk periode lebih besar dari TL, respons spektral percepatan
desain (Sa) diambil berdasarkan persamaan:
S 1 T
Sa = (2.14)
Keterangan:
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada periode
pendek
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1
detik
T = periode getar fundamental struktur.
25
Gaya geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan
sesuai dengan persamaan berikut:
V = Cs W (2.15)
Keterangan :
Cs = koefisien respon seismik
W = berat seismik efektif
S S
Cs = R (2.16)
( )
Untuk T ≥ TL
S 1 T
Cs = R (2.17)
( )
Keterangan :
SDS = parameter percepatan respons spektral dsain dalam rentang
periode pendek
28
Tabel 2.10. Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode yang Dihitung
Tipe struktur C x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100 % gaya seismik yang disyaratkan dan
tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen
yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari
defleksi jika dikenai gaya seismik.
• Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
• Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber: SNI 1726-2019
Gaya seismik lateral, Fx, (kN) di sebarang tingkat harus ditentukan dari
persamaan berikut :
Fx = CVX V (2.21)
Dan
CVX = ∑ (2.22)
Keterangan =
Cvx = faktor distribusi vertikal
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W ) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k = eksponen yang terkait dengan periode struktur dengan nilai
sebagai berikut:
untuk struktur dengan T ≤ 0,5 detik, = 1
30
Evaluasi kinerja struktur dari hasil analisis yang telah dilakukan berguna untuk
mengetahui apakah struktur aman atau tidak sesuai batas simpang antar tingkat
yang tercantum dalam SNI 1726:2019.
Keterangan :
δx = simpangan di tingkat x
Cd = faktor pembesaran simpangan lateal
Ie = Faktor keutamaan gempa
Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser
batu bata, 4 tingkat atau kurang dengan
dinding interior, partisi, langit-langit dan 0,025hsx 0,020hsx 0,015hsx
sistem dinding eksterior yang telah didesain
untuk mengakomodasi simpangan antar
tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu batad 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
Sumber: SNI 1726-2019
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini gedung yang ditinjau adalah Rumah sakit umum
muhammadiyah metro. Bangunan ini menggunakan struktur beton bertulang
dengan ketinggian 7 lantai. Fungsi utama bangunan adalah sebagai rumah sakit
tipe C yang dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.
Lokasi Penelitian
Jumlah lantai 7
1. Luas Bangunan
2. Elevasi Bangunan
3. Balok
Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro terdiri dari dua struktur
balok yaitu balok anak dan balok induk dengan dimensi yang berbeda-beda.
Terdapat 6 tipe balok yag digunakan yaitu TB1, TB2, B1, B2, B3, dan B4
dengan mutu beton K-300. Data tulangan yang dipasang pada balok dapat
dilihat dari Tabel 3.3.
4. Kolom
Tulangan baja yang digunakan yaitu D25, D19, dan D16, sedangkan diameter
tulangan sengkang kolom struktur dan kolom praktis yang digunakan adalah
D13-150 dan D13-100. Data tulangan yang dipasang pada kolom dapat dilihat
pada Tabel 3.4.
6. Pelat
Ketebalan pelat disesuaikan dengan lokasi penggunaan pelat itu sendiri.. Mutu
beton yang digunakan yaitu beton K-300. Detail tulangan yang dipasang pada
pelat dapat dilihat pada Tabel 3.5.
7. Data Tanah
Nilai N-SPT digunakan untuk menentukan jenis tanah pada lokasi yang akan
dianalisa. Pengeboran dilakukan masing-masing dengan kedalaman 20 m.
Hasil pengujian bor log pada titik 1, muka air tanah yang tercatat berada pada
elevasi -4,80 m, sedangkan pada titik 2 muka air tanah yang tercatat berada
pada elevasi -4,75 m. Data hasil pengujian bor log disajikan dalam Tabel 3.6.
43
Pada prosedur analisis time history acuan dan ketentuan pembebanan stuktur
yang digunakan adalah SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non gedung), SNI 1727:2020
(Beban Desain Minimum dan Kriteris Terkait Untuk Bangunan Gedung dan
Struktur Lain). Serta digunakan studi literatur berupa jurnal dan sumber literatur
mengenai analisis time history.
Pengumpulan data berupa data sekunder dan data tanah Pembangunan Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Metro. Data sekunder berupa shop drawing yang
digunakan sebagai pemodelah struktur 3D pada program ETABS. Shop drawing
ini digunakan untuk memodelkan semua elemen utama struktur. Pada saat
pemodelan akan di buat sederhana namun representatif, dan elemen pelengkap
struktur dan non struktur akan dimodelkan menjadi beban strukur.
Perhitungan berat sendiri skala yang digunakan dalam program ETABS adalah 1,
dan 0 untuk super dead, beban dead ini akan dihitung otomatis oleh program
46
ETABS, dan super dead bebannya akan dihitung secara manual sesuai dengan
data.
Pada metode time history percepatan gempa masukan (alselerogram) yang dipilih
harus mengambil rekaman gerakan tanah akibat gempa yang ditinjau mirip
dengan lokasi tempat struktur gedung yang ditinjau berada, dengan
memperhitungkan penskalaan pada percepatan gempa masukan dan penskalaan
geser dasar Pada SNI 1726:2019 Pasal 6.10.1.1 Setidaknya diperlukan 5 (lima)
rekaman atau simulasi riwayat waktu percepatan gerak tanah horizontal yang
harus dipilih dari beberapa kejadian gempa dengan magnitudo dan jarak sumber
gempa (sesar/patahan/subduksi) yang secara konsisten mengontrol gerak tanah
gempa MCER. Percepatan gempa yang digunakan pada analisis time history
dalam penelitian ini seperti ditunjukan pada gambar 3.8 - 3.10.
Hasil dari analisis struktur metode time history yaitu simpangan, simpangan antar
lantai, dan base shear yang selanjutnya digunakan sebagai penentu nilai
maksimum simpangan dan simpangan antar tingkat. Berdasarkan hasil analisis
selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja struktur untuk mengetahui struktur yang
ditinjau sudah aman atau tidak sesuai batas simpang antar tingkat yang tercantum
pada SNI 1726:2019.
Analisis dengan program ETABS akan dilakukan run setelah model 3D selesai
dan sudah diberi beban yang sesuai dengan ketentuan. Output dari analisis
program ETABS ini yaitu simpangan, displacement dan base shear.
Hasil dari analisis time history sebagai acuan dalam mengevaluasi kinerja
struktur adalah respon struktur terhadap gempa berupa simpangan dan simpangan
antar tingkat. Selanjutnya akan dipilih nilai rata-rata yang diambil dari nilai
respon struktur gempa dari masing-masing akselerogram gempa masukan.
Setelah mendapatkan hasil output dari program berupa drift, displacement, dan
base shear, dilakukan cek pengontrolan dinamis berupa:
a. Analisis harus dilakukan untuk menentukan ragam getar alami untuk struktur.
Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan
partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar 100 % dari massa struktur. .
Untuk mencapai ketentuan ini, untuk ragam satu badan kaku (single rigid
body) dengan periode 0,05 detik, diizinkan untuk mengambil semua ragam
dengan periode di bawah 0,05 detik (SNI 1726:2019 Pasal 7.9.1.1)
b. Apabila kombinasi respons untuk gaya geser dasar hasil analisis ragam (Vt)
kurang dari 100 % dari gaya geser (V) yang dihitung melalui metode statik
ekivalen, maka gaya tersebut harus dikalikan dengan V/Vt, dimana. V adalah
51
gaya geser dasar statik ekivalen dan Vt adalah gaya geser dasar yang
didapatkan dari hasil analisis kombinasi ragam.
Diagram alir pengerjaan di susun sesuai dengan tujuan penelitian, diagram alir
ini berdasarkan hasil dari analisis time history setelah didapatkan nilai drift,
displacement, dan base shear pada tiap model.
MULAI
Pemodelan struktur 3D
Akselerogram
diperbesar :
𝑉
Kontrol Geser Dasar:
𝑉𝑡
Vt < V1
A
52
Selesai
5.1. Kesimpulan
sebesar 2,6730 detik dan arah y sebesar 2,3130 detik. Nilai periode ini
0,8976 detik. Besarnya nilai periode fundamental alami hasil Etabs ini
besar terutama arah X yang mencapai 8 meter dan sistem shear wall yang
2. Nilai gaya geser dasar sudah memenuhi persyaratan pasal 7.9.1.4.1 SNI
1726-2019 dimana nilai geser dasar ragam (Vt) lebih besar 100% dari
statik ekuivalen dan analisis dinamik time history setiap lantai pada 5
4. Hasil dari kontrol drift atau simpangan antar tingkat izin (Δa) berdasarkan
El Centro 1940, gempa Sumatera 2007, dan gempa Superstition Hills 1987
drift atau simpangan arah X dan arah Y memenuhi syarat drift atau
5.2. Saran
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2021. Data Gempa Bumi. [online]
Available at: https://www.bmkg.go.id/gempabumi/data-gempabumi.bmkg
[Accessed 08 Feb 2021].
Desain Spektra Indonesia. 2021. Direktorat Bina Teknik Pemukiman dan Perumahan
Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat [online] Available at: http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ [Accessed 16
Maret 2021].
Kevin dam B Sanci. 2014. Kajian Perbandingan Respon Dinamik Linier Dengan
Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis) Mengunakan Modal Analisis
(Mode Superposition Method) Dan Integrasi Langsung (Direct Time
Integration Method). Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Listyorini, 2015. Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Dengan Analisis Time History
Studi Kasus : Gedung Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Surakarta:Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
A Monica, 2014. Tinjauan Perhitungan Struktur Gedung The 18 Office Park Jakarta,
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
Peer Bekeley. 2021. Peer Ground Moution Database Pacific Earthquake
Enggineering Reseaech Center [online] Available at:
https://peer.berkeley.edu/nga/ [Accessed 17 Maret 2021].
125
SNI 1727-2020. 2020. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan
Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
SNI 1726-2019. 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Strong Motion Center. 2021. Center For Enggineering Strong Motion Data [online]
Available at: https://strongmotioncenter.org [Accessed 17 Maret 2021].