Anda di halaman 1dari 79

EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUN G BERTINGKAT DENGAN

ANALISIS TIME HISTORY

(Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro)

(Skripsi)

Oleh

MUHAMAD RIFAI
NPM 171501001

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN
ANALISIS TIME HISTORY

(Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro)

Oleh

MUHAMAD RIFAI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA TEKNIK

Pada

Program Studi S1 Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
ABSTRAK

EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN


ANALISIS TIME HISTORY
(STUDI KASUS : RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO)

Oleh
MUHAMAD RIFAI

Penelitian ini mengevaluasi sturktur gedung bertingkat dengan jumlah lantai 7


lantai dan 1 basement menggunakan metode analisis riwayat waktu (Time History)
dengan 5 rekaman gempa (akselerogram) yang digunakan, antara lain : El Centro
(US, 1940), Chichi (Taiwan, 1999), Gempa Mentawai (Sumatera, 2007), Friuli
(Italia, 1976), dan Superstition Hills (USA, 1987). Analisis struktur dihitung
menggunakan softwere ETABS dalam model 3 dimensi (3D) dengan tujuan untuk
mengevaluasi kinerja struktur bangunan bertingkat menurut SNI 1726-2019.
Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil penelitian yaitu nilai periode
fundamental alami hasil ETABS untuk arah X sebesar 2,6730 dan arah Y sebesar
2,3130 detik, nilai periode ini melebihi periode maksimal yaitu sebesar Tx = 1,4346
dan Ty = 0,8976 detik. Nilai geser dasar sudah memenuhi persyaratan dimana nilai
Vt lebih besar 100% dari V, perbandingan nilai gaya dan momen antara analisis statis
ekuivalen dan analisis dinamik time history tidak lebih dari 10%. Hasil kontrol drift
apabila dianalisis menggunakan 5 rekaman gempa simpangan yang terjadi pada
struktur gedung memenuhi syarat simpangan antar tingkat izin untuk arah X dan arah
Y nya.

Kata kunci : Gempa bumi, analisis time history, kinerja struktur


ABSTRACT

PERFORMANCE EVALUATION OF STORE BUILDING STRUCTURE


WITH TIME HISTORY ANALYSIS
(Case Study: Muhammadiyah Metro General Hospital)

By

MUHAMAD RIFAI

This study evaluates the structure of a multi-storey building with 7 floors and 1
basement using the Time History analysis method with 5 earthquake records
(accelerograms) used, including: El Centro (US, 1940), Chichi (Taiwan, 1999) ,
Mentawai Earthquake (Sumatra, 2007), Friuli (Italy, 1976), and Superstition Hills
(USA, 1987). Structural analysis is calculated using ETABS software in a 3-
dimensional model with the aim of evaluating the performance of high-rise building
structures according to SNI 1726-2019.
After doing the research, the research results obtained that the value of the
natural fundamental period of ETABS results for the X direction is 2.6730 and the Y
direction is 2.3130 seconds, the value of this period exceeds the maximum period of
Tx = 1.4346 and Ty = 0.8976 seconds. The basic shear value has met the
requirements where the value of Vt is more than 100% of V, the comparison of the
value of the force and moment between the equivalent static analysis and the dynamic
analysis of time history is not more than 10%. The results of drift control when
analyzed using 5 records of earthquake deviations that occur in the building structure
meet the requirements for deviations between permit levels for the X direction and
the Y direction.

Keywords: Earthquake, time history analysis, structural performance


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Toto Mulyo, Lampung timur pada 27


Oktober 1998, sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara, dari bapak
Busroni dan Ibu Sufirmah. Penulis memiliki dua orang saudara,
yaitu kakak perempuan pertama yang bernama Erna Wati dan
kakak perempuan kedua yang bernama Titik Lestiana.. Penulis
memulai jenjang Pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK)
diselesaikan di TK RA Muslimat, Toto Mulyo pada tahun 2006, Sekolah dasar (SD)
diselesaikan di SDN 2 Toto Mulyo pada tahun 2011. Sekolah Menengah Pertama
(SMP) diselesaikan di SMPN 2 Way bungur pada tahun 2014, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 1 Purbolinggo pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Prodi S1 Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung (UNILA) melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiwa
penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) terpilih sebagai
ketua divisi penelitian, departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) pada
periode 2019-2020 dan mengikuti organisasi kampus Forkom Bidikmisi UNILA
terpilih sebagai ketua divisi Hubungan Masyarakat, Media dan Informasi
(HUMINFO) pada periode 2019-2020.

Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Hidrolika, asisten dosen mata kuliah
Analisis Statis Tak Tentu, dan asisten dosen mata kuliah Balok Beton Bertulang.
Pada 2020, penulis telah mengiktui Kuliah Kerja Nyara (KKN) periode II di Desa
Ganti Warno, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur selama 40 Hari,
ditahun yang sama penulis melakukan kerja praktik di Pembangunan Gedung B
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro selama 3 bulan. Penulis mengambil
tugas akhir dengan judul “Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Bertingkat Dengan
Analisis Time History (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro)”.
PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan teruntuk orang tuaku tercinta,


keluarga, sahabat, teman

&

Semua pihak yang selalu memberi semangat dan motivasi

Kalian adalah alasanku segera menyelesaikan tugas akhir ini ‹›


MOTTO

“Apapun yang menjadi Takdirmu,


Akan mencari jalannya menemukanmu”

(Ali bin Abi Thalib)

“Sukses adalah jumlah dari upaya kecil,


yang diulangi hari demi hari”

(Robert Collier)

“Let’s just live in the present,


and trun our worries into hope”
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Evaluasi Kinerja Struktur
Gedung Bertingkat Dengan Analisis Time History (Studi Kasus: Gedung B Rumah
Sakit Umum Muhammadyah Metro).

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi persyaratan.
akademis dalam menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan Proposal
Skripsi ini, yaitu :

1. Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta


pertolongan yang tiada henti dan senantiasa memberikan berkah ilmu kepada
setiap hambanya.
2. Bapak Dr. Eng. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
3. Bapak Muhammad Karami, S.T.,M.Sc.,Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Teknik Sipil Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Fikri Alami, S.T., M.Sc., M.PHIL., selaku Dosen Pembimbing 1.
6. Bapak Dr. Eng. Mohd. Isneini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing 2.
7. Bapak Masdar Helmi, S.T., D.E.A., Ph.D., selaku Dosen Penguji skripsi.
8. Kedua orang tua tercinta, Ibu Sufirmah dan Bapak Busroni yang telah dengan
tulus, penuh kasih sayang dan kesa baran memberikan dorongan, dukungan serta
doa yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9. Kedua kakakku tersayang Erna Wati dan Titik Lestiana yang selalu memberi
dukungan, mengingatkan, dan doa untuk penulis.
10. Sahabat-sahabatku tersayang Risa kurniawati, Hastari Agnestia Nanda
Tranggono, Masrifatun Fadzilah, Aprillia Lestari Wijaya, Putri Ainurrizka
Julyandini, dan yang lainnya yang selalu membantu penulis dan telah menemani
berbagi suka dan duka.
11. Rekan-rekan Teknik Sipil Universitas Lampung aangkatan 2017 yang telah
banyak membantu penulis baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun sistematika. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan proposal skripsi ini.
Demikian penulis sampaikan, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Bandar Lampung, 11 Februari 2022

Penulis,

Muhamad Rifai

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR NOTASI .................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitan ............................................................................................. 4
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

2.1. Uraian Umum ................................................................................................. 5


2.2. Metode Analisis Gempa ................................................................................. 6
2.3. Analisis Riwayat Waktu Percepatan Gempa (Time History) ......................... 7
2.4. Dasar Sistem Struktur ..................................................................................... 8
2.5. Jenis Beban Pada Struktur ............................................................................ 11
2.6. Kombinasi Pembebanan ............................................................................... 13
2.7. Prosedur Analisis Statik Linier Menurut SNI 1726:2019. ........................... 14
2.8. Evaluasi Kinerja Struktur Berdasarkan SNI 1726:2019 ............................... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 32

3.1. Deskripsi Struktur Gedung ........................................................................... 32


3.2. Studi Literatur ............................................................................................... 45
3.3. Pengumpulan Data ....................................................................................... 45
3.4. Perhitungan Pembebanan ............................................................................. 45
3.5. Analisis Struktur Metode Time History........................................................ 46
3.6. Analisis Dengan Program ETABS ............................................................... 50
3.7. Evaluasi Kinerja Struktur Menurut SNI 1726:2019 ..................................... 50
3.8. Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 51

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 53

4.1. Tampak dan Pemodelan Struktur Gedung .................................................... 53


4.2. Data Struktur Gedung ................................................................................... 54
4.3. Pembebanan .................................................................................................. 55
4.4. Aspek Gedung dan Tanah Terhadap Kegempaan ........................................ 56
4.5. Desain Respon Spektrum ............................................................................. 57
4.6. Gaya Lateral Gempa ..................................................................................... 61
4.7. Analisis Time History .................................................................................. 69
4.8. Hasil Analisis Time History ......................................................................... 75
4.9. Perbandingan Nilai Gaya dan Momen antara Analisis statik ekuivalen dan
Analisis Dinamik Time History .................................................................... 96
4.10. Evaluasi Kinerja Struktur Menurut SNI 1726-2019 ................................... 117

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 122

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 122


5.2. Saran ........................................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..124
LAMPIRAN……………………………………………………………………….126

Tabel 1-40………………………………………………………………………….126
Gambar 1-53………………………………………………………………………..268

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Sistem Dinding Penumpu. ................................................................. 8


Gambar 2.2. Sistem Rangka Gedung. .................................................................... 9
Gambar 2.3. Sistem Ganda. ................................................................................... 9
Gambar 2.4. Sistem Interaksi Dinding Geser Dan Rangka.................................. 10
Gambar 2.5. Sistem Rangka Pemikul Momen. .................................................... 10
Gambar 2.6. Sistem Kolom Kantilever ................................................................ 11
Gambar 2.7. Parameter spektral percepatan gempa untuk periode 1 detik
(S1). .................................................................................................. 21
Gambar 2.8. Parameter spektral percepatan gempa periode pendek 0,2 detik
(SS). ................................................................................................. 22
Gambar 2.9. Spektrum Respons Desain. ............................................................. 25
Gambar 2.10. Penentuan Simpangan Antar Tingkat. ......................................... 30
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian. ............................................................................ 33
Gambar 3.2. Tampak 1 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. .......... 34
Gambar 3.3. Tampak 2 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. .......... 35
Gambar 3.4. Tampak 3 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. .......... 36
Gambar 3.5. Tampak 4 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. .......... 37
Gambar 3.6. Potongan A Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. ............. 38
Gambar 3.7. Potongan B Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro. ............. 39
Gambar 3.8. Akselerogram Gempa El Centro. .................................................... 47
Gambar 3.9. Akselerogram Gempa Chichi. ......................................................... 47
Gambar 3.10. Akselerogram Gempa Sumatera. .................................................. 48
Gambar 3.11. Akselerogram Gempa Friuli. ......................................................... 49
Gambar 3.12. Akselerogram Gempa Superstition Hills. ..................................... 49
Gambar 3.13. Diagram alir penelitian. ................................................................. 52
Gambar 4.1. Tampak Gedung. ............................................................................. 53
Gambar 4.2. Hasil Pemodelan struktur pada ETABS .......................................... 54
Gambar 4.3. Desain Respon Spektrum ................................................................ 60
Gambar 4.4. Gaya lateral arah x .......................................................................... 67
Gambar 4.5. Gaya lateral arah y .......................................................................... 68
Gambar 4.6. Maksimum story displacement gempa Chi-Chi arah X .................. 79
Gambar 4.7. Maksimum story displacement gempa Chi-Chi arah Y .................. 79
Gambar 4.8. Maksimum story displacement gempa Friuli arah X ...................... 80
Gambar 4.9. Maksimum story displacement gempa Friuli arah Y ...................... 81
Gambar 4.10. Maksimum story displacement gempa El Centro arah X ............. 82
Gambar 4.11. Maksimum story displacement gempa El Centro arah Y ............. 82
Gambar 4.12. Maksimum story displacement gempa Sumatera arah X .............. 83
Gambar 4.13. Maksimum story displacement gempa Sumatera arah Y .............. 84
Gambar 4.14. Maksimum story displacement gempa Superstition Hills arah X . 85
Gambar 4.15. Maksimum story displacement gempa Superstition Hills arah Y . 85
Gambar 4.16. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Chi-Chi arah X ... 86
Gambar 4.17. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Chi-Chi arah Y ... 87
Gambar 4.18. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Friuli arah X ....... 87
Gambar 4.19. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Friuli arah Y ....... 88
Gambar 4.20. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa El Centro arah X 88
Gambar 4.21. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa El Centro arah Y 89
Gambar 4.22. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Sumatera arah X 89
Gambar 4.23. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Sumatera arah Y 90
Gambar 4.24. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah X ........................................................................................... 90
Gambar 4.25. Kurva nilai Base Shear terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah Y ........................................................................................... 91
Gambar 4.26. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Chi-Chi arah X 91

vi
Gambar 4.27. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Chi-Chi arah Y 92
Gambar 4.28. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Friuli arah X .... 92
Gambar 4.29. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Friuli arah Y .... 93
Gambar 4.30. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa El Centro
arah X ........................................................................................... 93
Gambar 4.31. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa El Centro
arah Y ........................................................................................... 94
Gambar 4.32. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Sumatera
arah X ........................................................................................... 94
Gambar 4.33. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Sumatera
arah Y ........................................................................................... 95
Gambar 4.34. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah X ........................................................................................... 95
Gambar 4.35. Kurva nilai Acceleration terhadap waktu gempa Superstition Hills
arah Y ........................................................................................... 96
Gambar 4.36. Nilai gaya arah x pada gempa Chi-Chi ......................................... 97
Gambar 4.37. Nilai gaya arah y pada gempa Chi-Chi ......................................... 98
Gambar 4.38. Nilai gaya arah x pada gempa Friuli ............................................. 99
Gambar 4.39. Nilai gaya arah y pada gempa Friuli ........................................... 100
Gambar 4.40. Nilai gaya arah x pada gempa El Centro ..................................... 101
Gambar 4.41. Nilai gaya arah y pada gempa El Centro ..................................... 102
Gambar 4.42. Nilai gaya arah x pada gempa Sumatera ..................................... 103
Gambar 4.43. Nilai gaya arah y pada gempa Sumatera ..................................... 104
Gambar 4.44. Nilai gaya arah x pada gempa Superstition Hills ........................ 105
Gambar 4.45. Nilai gaya arah y pada gempa Superstition Hills ........................ 106
Gambar 4.46. Nilai momen arah x pada gempa Chi-Chi ................................... 107
Gambar 4.47. Nilai momen arah y pada gempa Chi-Chi ................................... 108
Gambar 4.48. Nilai momen arah x pada gempa Friuli ....................................... 109
Gambar 4.49. Nilai momen arah y pada gempa Friuli ....................................... 110
Gambar 4.50. Nilai momen arah x pada gempa El Centro ................................ 111
Gambar 4.51. Nilai momen arah y pada gempa El Centro ................................ 112

vii
Gambar 4.52. Nilai momen arah x pada gempa Sumatera................................. 113
Gambar 4.53. Nilai momen arah y pada gempa Sumatera................................. 114
Gambar 4.54. Nilai momen arah x pada gempa Superstition Hills.................... 115
Gambar 4.55. Nilai momen arah y pada gempa Superstition Hills.................... 116
Gambar 4.56. Simpangan antar tingkat gabungan arah X ................................. 120
Gambar 4.57. Simpangan antar tingkat gabungan arah Y ................................. 121

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Koefisien Situs FPGA ....................................................................... 13


Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa. ............................................................................................. 14
Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan). ........................................................................... 15
Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan). ........................................................................... 16
Tabel 2.3. Faktor keutamaan gempa ................................................................ 17
Tabel 2.4. Kalisfikasi situs ............................................................................... 17
Tabel 2.4. Kalisfikasi situs (Lanjutan). ............................................................ 18
Tabel 2.6. Koefisien Situs, Fa.......................................................................... 23
Tabel 2.6. Koefisien Situs, Fv. ......................................................................... 23
Tabel 2.7. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek (SDS). .......................................... 25
Tabel 2.8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode 1 Detik (SD1). .......................................... 25
Tabel 2.9. Prosedur Analisis yang Diizinkan ................................................... 26
Tabel 2.10. Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode yang Dihitung ............ 28
Tabel 2.11. Nilai Parameter periode pendekatan Ct dan x. .............................. 29
Tabel 2.11. Batasan Simpangan Antar Lantai .................................................. 31
Tabel 3.1. Deskripsi Gedung............................................................................ 33
Tabel 3.2. Data Elevasi Bangunan ................................................................... 40
Tabel 3.3. Dimensi Balok................................................................................. 41
Tabel 3.4. Tabel Dimensi Kolom. .................................................................... 41
Tabel 3.5. Tabel Dimensi dan Tulangan Pelat Lantai. ..................................... 42
Tabel 3.6. Nilai N-SPT Pada BH-01 ................................................................ 43
Tabel 3.7. Nilai N-SPT Pada BH-02. ............................................................... 44
Tabel 4.1. Data struktur gedung. ...................................................................... 55
Tabel 4.2. Beban Hidup ................................................................................... 56
Tabel 4.3. Periode dan Percepatan Respon Spektrum Rencana ....................... 59
Tabel 4.3. Periode dan Percepatan Respon Spektrum Rencana (Lanjutan) ..... 60
Tabel 4.4. Akumulasi Berat Bangunan ............................................................ 65
Tabel 4.5. Gaya Lateral Arah X ....................................................................... 67
Tabel 4.6. Distribusi Gaya Lateral Arah Y ...................................................... 68
Tabel 4.7. Perhitungan Nilai Skala Percepatan Gempa Arah X ...................... 71
Tabel 4.8. Perhitungan Nilai Skala Percepatan Gempa Arah Y ...................... 71
Tabel 4.9. Gaya reaksi dasar sebelum dikoreksi (Gempa Chi-Chi) ................. 72
Tabel 4.10. Gaya reaksi dasar sebelum dikoreksi dan nilai V/Vt arah X ........ 73
Tabel 4.11. Gaya reaksi dasar sebelum dikoreksi dan nilai V/Vt arah Y ........ 73
Tabel 4.12. Gaya reaksi dasar setelah dikoreksi arah X .................................. 74
Tabel 4.13. Gaya reaksi dasar setelah dikoreksi arah Y .................................. 74
Tabel 4.14. Nilai drift gempa Chi-Chi ............................................................. 75
Tabel 4.15. Nilai drift drift gempa Friuli ......................................................... 76
Tabel 4.16. Nilai drift gempa El Centro ........................................................... 76
Tabel 4.17. Nilai drift gempa Sumatera ........................................................... 77
Tabel 4.18. Nilai drift gempa Superstition Hills .............................................. 77
Tabel 4.19. Nilai displacement gempa Chi-Chi ............................................... 78
Tabel 4.20. Nilai displacement gempa Friluli .................................................. 80
Tabel 4.21. Nilai displacement gempa El Centro ............................................ 81
Tabel 4.22. Nilai displacement gempa Sumatera ............................................. 83
Tabel 4.23. Nilai displacement gempa Superstition Hills ................................ 84
Tabel 4.24. Nilai gaya pada gempa Chi-Chi arah x ......................................... 97
Tabel 4.25. Nilai gaya pada gempa Chi-Chi arah y ......................................... 98

x
Tabel 4.26. Nilai gaya pada gempa Friuli arah x ............................................. 99
Tabel 4.27. Nilai gaya pada gempa Friuli arah y ........................................... 100
Tabel 4.28. Nilai gaya pada gempa El Centro arah x..................................... 101
Tabel 4.29. Nilai gaya pada gempa El Centro arah y..................................... 102
Tabel 4.30. Nilai gaya pada gempa Sumatera arah x ..................................... 103
Tabel 4.31. Nilai gaya pada gempa Sumatera arah y ..................................... 104
Tabel 4.32. Nilai gaya pada gempa Superstition Hills arah x ........................ 105
Tabel 4.33. Nilai gaya pada gempa Superstition Hills arah y ........................ 106
Tabel 4.34. Nilai momen arah x pada gempa Chi-Chi................................... 107
Tabel 4.35. Nilai momen arah y pada gempa Chi-Chi................................... 108
Tabel 4.36. Nilai momen arah x pada gempa Friuli ....................................... 109
Tabel 4.37. Nilai momen arah y pada gempa Friuli ....................................... 110
Tabel 4.38. Nilai momen arah x pada gempa El Centro ................................ 111
Tabel 4.39. Nilai momen arah y pada gempa El Centro ................................ 112
Tabel 4.40. Nilai momen arah x pada gempa Sumatera ................................ 113
Tabel 4.41. Nilai momen arah y pada gempa Sumatera ................................ 114
Tabel 4.42. Nilai momen arah x pada gempa Superstition Hills ................... 115
Tabel 4.43. Nilai momen arah y pada gempa Superstition Hills ................... 116
Tabel 4.44. Simpangan antar tingkat izin....................................................... 117
Tabel 4.45. Kinerja struktur terhadap gempa Chi-Chi ................................... 118
Tabel 4.46. Kinerja struktur terhadap gempa Friuli ....................................... 118
Tabel 4.47. Kinerja struktur terhadap gempa El Centro ................................ 119
Tabel 4.48. Kinerja struktur terhadap gempa Sumatera ................................. 119
Tabel 4.49. Kinerja struktur terhadap gempa Superstition Hills.................... 120

xi
DAFTAR NOTASI

Cd = Faktor pembesaran simpangan lateral

CS = Koefien respons seismik yang ditentukan

Cvx = Faktor distribusi vertikal

D = Pengaruh dari beban mati

E = Pengaruh beban seismik horizontal dan vertikal

Fa = Parameter percepatan respons spektral pada periode 1 detik,


redaman 5 persen

FPGA = Gempa maksimum yang dipertimbangkan resiko-tertarget

FV = Koefisien situs untuk periode panjang (pada periode 1 detik)

Fx = Gaya seismik lateral (kN)

hn = Batasan tinggi struktur (m)

Ie = Faktor keutamaan gempa

L = Pengaruh dari beban hidup

Lr = Pengaruh beban hidup di atap

L0 = Pengaruh beban hidup desain tanpa reduksi

MCE = Gempa maksimum yang dipertimbangkan

MCEG = Nilai tengah geometrik gempa tertimbang maksimum

PGA = Percepatan muka tanah puncak MCEG terpeta


PGAM = Percepatan muka tanah puncak MCEG yang sudah disesuaikan akibat
Pengaruh kelas situs

R = Koefisien modifikasi respons

SDS = Parameter percepatan respons spektral pada periode pendek,


redaman 5 persen

SD1 = Parameter percepatan respons spektral pada periode 1 detik,


redaman 5 persen

SS = Parameter percepatan respons spektral MCE dari peta gempa pada


periode pendek, redaman 5 persen

SM1 = Percepatan percepatan respons spektral MCE pada periode 1 detik


yang sudah disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs

SMS = Parameter respons

S1 = Parameter percepatan respons spektral MCE dari peta gempa pada


periode 1 detik, redaman 5 persen

T = Periode fundamental bangunan

Ta = Perioda fundamental pendekatan

TL = Peta transisi perioda panjang

Ts =

T0 =0,2

V = Geser desain total di dasar struktur dalam arah yang ditinjau

V = Geser desain total di dasar struktur dalam arah yang ditinjau

W = beban angin

W = Berat seismik efektif bangunan

δx = Defleksi pusat massa di tingkat x

xiii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan letak geografis berada diantara


6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT dan dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng
utama dunia, yaitu : lempeng Indo-Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Jalur
pertemuan 3 lempeng utama ini menjadikan Indonesia sebagai daerah rawan
terhadap gempa bumi tektonik.

Pada rentang tahun 2020 - 2021 telah terjadi beberapa peristiwa gempa bumi
besar di Indonesia, seperti : gempa Maluku Utara pada 4 Juni 2020 (M : 6,8
Richter), gempa (doublet) Bengkulu pada 19 Agustus 2020 (M : 6,6 Richter,
dan M : 6,7 Richter), gempa Simeulue, Aceh pada 7 Januari 2020 ( M : 6,1
Richter), gempa Sulawesi barat pada 15 Januari 2021 (M : 6,2 Richter). Gempa-
gempa tersebut menyebabkan beberapa korban luka berat, korban luka ringan,
bahkan korban jiwa, serta kerusakan struktur bangunan (BMKG, 2021).

Kerusakan struktur bangunan dikarenakan dampak gempa dapat


membahayakan jiwa manusia yang berada pada bangunan tersebut saat gempa
terjadi. Gedung bertingkat merupakan sasaran yang rawan akan dampak gempa,
gedung yang biasanya merupakan gedung yang difungsikan bagi khalayak
ramai pun turut menimbulkan kekhawatiran akan korban jiwa.
2

Berdasarkan banyaknya kejadian gempa di Indonesia dalam kurun waktu


terakhir serta kerugian yang ditimbulkan, maka diperlukan perencanaan struktur
bangunan yang memiliki ketahanan gempa. Pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.1
mengenai gempa rencana, untuk pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau
dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung
serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa dengan adanya
kemungkinan untuk terlampaui selama umur stuktur 50 tahun serta 2%
merupakan gempa ditetapkan sebagai gempa rencana (A Monica, 2014).

Analisi strukur menggunakan analisi riwayat waktu (time history) adalah dasar
struktur bangunan yang diberikan gempa mengunakan rekaman dari suatu
gempa tertentu. Analisi riwayat waktu (time history) ini cocok dipakai untuk
menganalisis struktur yang tidak beraturan. Dikarenakan susahnya
memperkirakan gerakan tanah akibat gempa pada suatu lokasi, maka digunakan
sebagai input gempa yang didekati dengan simulasi gerakan tanah. Setiap
simulasi mendapatkan informasi dari prilaku struktur mulai dari simpangan
lateral (drift), displacement, dan base shear.

Pada penelitian studi kasus yang digunakan yaitu Rumah sakit umum
Muhammadiyah Metro. Struktur gedung rumah sakit umum Muhammadiyah
Metro untuk perencanaan struktur bangunan terhadap gempa dianalisis
menggunakan metode respons spektrum, selanjutnya pada penelitian ini penulis
melakukan perhitungan gempa menggunakan metode analisis riwayat waktu
percepatan gempa (time history), metode analisis ini dipilih karena
menghasilkan nilai yang lebih detail dan cocok digunakan untuk mengevaluasi
bangunan yang telah berdiri (eksisting). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja struktur yang ditimbulkan akibat adanya pengaruh gempa
rencana.
3

Gambar 1.1. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro


1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengevaluasi kinerja


struktur bangunan bertingkat berdasarkan analisis time history menurut SNI
1726-2019?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Analisis linier dinamik menggunakan metode riwayat waktu percepatan
gempa (time history) pada level gempa rencana.
b. Analisis yang dilakukan hanya pada struktur atas gedung.
c. Pembebanan struktur serta analisis struktur menggunakan beban gempa
berdasarkan SNI 1727:2020 (Beban Desain Minimum dan Kriteris Terkait
Untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain) dan SNI 1726:2019 (Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non
gedung).
d. Rekaman gempa (akselerogram) yang digunakan, antara lain : El Centro (US,
1940), Chichi (Taiwan, 1999), Gempa Mentawai (Sumatera, 2007), Friuli
(Italia, 1976), dan Superstition Hills (USA, 1987).
e. Pemodelan dibuat dalam tiga dimensi (3D) sesuai dengan shop drawing.
f. Evaluasi kinerja struktur berdasarkan SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non gedung).
4

g. Elemen pelengkap selain elemen struktur akan diperhitungkan sebagai beban


pada model struktur.

1.4. Tujuan Penelitan

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja struktur bangunan


bertingkat berdasarkan analisis time history menurut SNI 1726-2019.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Pemahaman mengenai analisis dinamik menggunakan metode riwayat waktu
percepatan gempa (time history).
b. Penerapan syarat-syarat dalam SNI 1726:2019 untuk evaluasi kinerja struktur
berdasarkan output analisis.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Umum

Beban dinamik merupakan beban yang berubah menurut waktu berupa besar arah
dan posisinya. Respon struktur terhadap beban dinamik, yaitu berupa lendutan
dan tengangan yang dihasilkan, juga perubahan waktu, atau bersifat dinamik.

Analisis riwayat waktu percepatan gempa (time history) yaitu salah satu dari
metode analisis dinamik yang dipakai dalam analisis struktur dengan beban
gempa. Hasil dari analisis time history ini dapat mengetahui respon dinamik
suatu struktur ketika dilanda suatu percepatan gempa, hal ini dikarenakan data
masukan menggunakan akselorogram yang mirip seperti kondisi geologi,
topografi dan seismotektoniknya atau sebuah akselorogram yang telah diskalakan
pada level gempa rencana sesuai dengan SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non gedung).

Dengan menggunakan software ETABS data akselerogram yang diinput


selanjutnya kan disimulasikan menjadi percepatan gempa yang bekerja pada
stuktur, dimana besaran percepatannya beragam. Dengan software ETABS ini
diperoleh nilai dinamik struktur akibat suatu percepatan gempa.

Evaluasi kinerja struktur pada gedung bertingkat bertujuan untuk memenuhi


jaminanan kenyamanan dan keamanan. Analisis time history ini akan diperoleh
6

nilai simpangan dan simpangan antar tingkat struktur gedung akibat gempa,
selanjutnya hasil analisis dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keamanan dari struktur gedung yang dianalisis. Evaluasi ini berupa batas
simpangan antar tingkat yang diatur pada SNI 1726:2019.

2.2. Metode Analisis Gempa

Analisis struktur terhadap beban gempa secara umum terbagi menjadi dua macam
yaitu :

1. Analisis beban statik adalah suatu perencanaan struktur bangunan yang


dipengaruhi oleh beban gempa secara statis yang prinsipnya yaitu sebagai
pengganti gaya horizontal yang bekerja. Biasanya distribusi gaya geser tingkat
ragam getar yang pertama ini di sederhanakan sebagai segitiga terbalik. Pada
struktur yang diakibatkan adanya pergerakan tanah oleh gaya-gaya statis
disebut ekivalen. Statik ekivalen suatu cara analisis struktur dimana pengaruh
gempa pada struktur dianggap sebagai beban statik horizontal yang diperoleh
dengan hanya memperhitungkan respon ragam getar yang pertama
2. Analisis dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser
gempa di seluruh tingkat diperoleh dengan memperhitungkan pengaruh
dinamis gerakan tanah terhadap struktur. Analisis dinamik terbagi menjadi 2,
yaitu :
a. Analisis ragam respon spektrum dimana total respon didapat melalui
superposisi dari respon masing-masing ragam getar.
b. Analisis riwayat waktu adalah analisis dinamis dimana pada model
struktur diberikan suatu catatan rekaman gempa dan respon struktur
dihitung langkah demi langkah pada interval tertentu.

Analisis dinamik untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika


diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada
struktur, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa.
7

Analisis dinamik dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis. Pada cara
elastis dibedakan Analisis Ragam Spektrum Respon (Respons Spectrum Modal
Analysis) dimana pada cara ini respon maksimum dari tiap ragam getar yang
terjadi didapat dari Spektrum Respon Rencana (Design Spectra) dan Analisis
Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis), dimana pada cara ini
diperlukan rekaman percepatan gempa. Pada analisis dinamis elastis digunakan
untuk mendapatkan respon struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat
dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method). Analisis dinamik
elastis lebih sering digunakan karena lebih sederhana.

2.3. Analisis Riwayat Waktu Percepatan Gempa (Time History)

Beban gempa merupakan fungsi dari waktu, sehingga respon yang terjadi pada
struktur gedung juga tergantung dari waktu pembebanan. Akibat beban Gempa
Rencana maka struktur akan tetap berperilaku elastik untuk analisis linear dan
berperilaku inelastik untuk analisis nonlinear. Biasanya analisis riwayat waktu
lebih sering digunakan untuk kondisi nonlinear, namun tidak jarang juga
digunakan untuk kondisi linear saja.

Untuk mendapatkan respon struktur akibat pembebanan dari rekam


Accelerograms. Accelograms yaitu perekaman akselerasi gerakan dasar bumi
pada saat gempa terjadi, penggunaan modal analisis tidak dapat dilakukan,
integrasi numerik langsung dengan memperhatikan struktur sebagai persamaan
couple adalah dasar dari analisis Time History (C M Vera, 2015).

Analisis dinamik riwayat waktu percepatan gempa (time history) adalah salah satu
metode analisis dinamik yang digunakan dalam analisis struktur terhadap gempa.
Akeselerogram gempa masukan yang ditinjau dalam analisis respons dinamik
riwayat waktu harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa yang
didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan
seismotektoniknya. Analisis riwayat waktu linear harus terdiri dari analisis model
8

matematis linear dari struktur untuk menentukan responsnya melalui metode-


metode integrasi numerik, terhadap rangkaian riwayat percepatan yang
dicocokkan secara spektral yang kompatibel dengan respons spektra desain di
tempat itu (SNI 1726:2019 Pasal 7.9.2.1).

2.4. Dasar Sistem Struktur

Pada bangunan penahan gempa terdapat 6 jenis sistem struktur yang umum
digunakan sebagai dasar sistem struktur utama. Dasar sistem struktur ini
tercantum dalam SNI 1726:2019 Pasal 3.5.1, yaitu:

1. Sistem Dinding Penumpu


Sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi
secara lengkap, yang sebagian besar atau seluruh beban gravitasinya dipikul
oleh dinding-dinding penumpu. Tahanan terhadap gaya gempa disediakan
oleh dinding-dinding geser atau rangka bresing.

Dinding penumpu sering juga disebut sebagai dinding geser. Dinding geser
membentang pada keseluruhan jarak vertikal antar lantai.Dinding geser ini
memikul hampir seluruh beban lateral, beban gravitasi juga ditahan dinding
ini sebagai dinding structural.

Gambar 2.1. Sistem Dinding Penumpu.


9

2. Sistem Rangka Gedung


Sistem struktur dengan rangka ruang lengkap untuk memikul beban gravitasi,
sedangkan tahanan terhadap gempa disediakan oleh dinding geser ataupun
oleh rangka bresing.

Gambar 2.2. Sistem Rangka Gedung.


3. Sistem Ganda
Sistem struktur dengan rangka ruang lengkap untuk memikul beban gravitasi,
sedangkan tahanan terhadap gempa disediakan oleh kombinasi sistem rangka
pemikul momen dan dinding geser atau oleh kombinasi sistem rangka
pemikul momen dan rangka bresing.

Gambar 2.3. Sistem Ganda.

4. Sistem Interaksi Dinding Geser Dan Rangka


Sistem struktur yang menggunakan kombinasi dinding geser beton biasa dan
sistem rangka beton pemikul momen biasa untuk menahan beban-beban
lateral sesuai perbandingan kekakuan yang dimilikinya, dengan
10

memperhatikan interaksi antara dinding geser dan rangka di semua tingkat


atau lantai bangunan.

Gambar 2.4. Sistem Interaksi Dinding Geser Dan Rangka.

5. Sistem Rangka Pemikul Momen


Sistem rangka pemikul momen yaitu sistem rangka pemikul momen biasa,
sistem rangka pemikul momen menengah dan sistem rangka pemikul momen
khusus. rangka pemikul momen terdiri dari komponen (subsistem) horizontal
berupa balok dan komponen (subsistem) vertikal berupa kolom yang
dihubungkan secara kaku.

Gambar 2.5. Sistem Rangka Pemikul Momen.

6. Sistem Kolom Kantilever


Sistem kolom kantilever adalah sistem struktur pemikul gaya seismik, di
mana gaya lateral yang terjadi ditahan secara keseluruhan oleh kolom-kolom
yang berperilaku sebagai kantilever yang terjepit di bagian dasar bangunan.
11

Sistem kolom kantilever merupakan struktur yang memanfaatkan kolom


kantilever untuk memikul beban lateral,

Gambar 2.6. Sistem Kolom Kantilever

2.5. Jenis Beban Pada Struktur

Dalam merencanakan beban untuk rumah dan gedung diharuskan memperhatikan


penggunaan beban-beban yang diijinkan dalam perencanaan tersebut seperti,
beban-beban hidup untuk atap miring, gedung parker bertingkat dan landasan
helikopter yang dimuat praktis sudah mencakup semua jenis pesawat yang bisa
dioprasikan.
Ketentuan-ketentuan mengenai pembebanan dan definisi beban-beban yang
bekerja pada struktur adalah sebagai berikut:

1. Beban Mati

Beban mati ialah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya
serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem
pengangkut material (SNI 1727:2020).
12

2. Beban Hidup

Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban
banjir, atau beban mati (SNI 1727:2020).

3. Beban Gempa

Beban Gempa adalah semua beban statik ekvalen yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat
gempa itu. Gaya gempa masukan yang digunakan dalam analisis riwayat
waktu berupa percepatan maksimum permukaan tanah (PGA) dari rekaman
gempa sebenarnya, setiap pasang komponen gerak tanah horizontal, spektra
SRSS dapat dibuat dengan mengambil SRSS dari respons spektra dengan
redaman 5 % untuk komponen terskala (jika penskalaan amplitude digunakan,
faktor skala yang identik dipakai untuk kedua komponen pasangan). Setiap
pasangan gerak diskalakan sedemikian sehingga pada rentang periode 0,75 T,
ditentukan dengan batas atas properti sistem isolasi, hingga 1,25 T (SNI
1726:2019 Pasal 12.3.3).

Analisis struktur gedung dengan metode riwayat waktu terhadap pengaruh


gempa rencana pada taraf pembebanan gempa nominal, percepatan muka
tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan ke taraf pembebanan gempa
nominal tersebut, sehingga nilai percepatan puncaknya atau PGAM dihitung
dengan Persamaan 2.1.
PGAM (diskalakan) = FPGA x PGA (2.1)
Dengan:
PGA (Peak Ground Acceleration) = Percepatan tanah puncak
FPGA = Koefisien situs untuk PGA
Ie = Faktor keutamaan gempa
R = Koefisien Modifikasi Respons
13

Tabel 2.1. Koefisien Situs FPGA

Kelas PGA ≤ PGA = PGA = PGA = PGA = PGA ≥


Situs 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,3 1,2 1,1 1,1
SE 2,4 1,9 1,6 1,4 1,2 1,1
SF SS(a)
Sumber : SNI 1726:2019 Tabel 10

2.6. Kombinasi Pembebanan

Perencanaan struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi


harus didesain sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh
beban-beban terfaktor dengan kombinasi-kombinasi pembebanan berdasarkan
SNI 1727:2020. Kombinasi pembebanan yang digunakan yaitu:

a) 1,4D
b) 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
c) 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + ( L / 0,5 W)
d) 1,2D + 1,0W +1,0L + 0,5 (Lr atau S atau R)
e) 0,9D + 1,0W
f) 1,2D + 1,0E + 1,0L
g) 0,9 D + 1,0 E

Dimana:
U = Kuat Perlu
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
E = Beban Gempa
14

W = Beban Angin
Lr = Beban Air Hujan

2.7. Prosedur Analisis Statik Linier Menurut SNI 1726:2019.

2.7.1 Gempa rencana

Dalam menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam


perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung serta
berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa rencana
ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlampaui besarannya
selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 % (SNI
1726:2019 Pasal 4.1.1).

2.7.2 Faktor Keutamaan Gempa Dan Kategori Risiko Struktur Bangunan

Pada Tabel 3 SNI 1726:2019 terdapat berbagai kategori risiko struktur


bangunan gedung dan non gedung. Pengaruh gempa rencana terhadapnya
harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan gempa Ie menurut Tabel
2.3.

Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa.

Jenis Pemanfaatan Kategori Risiko


Gedung dan non gedung yang memiliki risiko I
rendah terhadap jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain:
 Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan,
dan perikanan
 Fasilitas sementara
 Gudang penyimpanan
 Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
15

Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan).

Jenis Pemanfaatan Kategori Risiko


Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang II
termasuk dalam kategori risiko I,III,IV, termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk:
 Perumahan
 Rumah toko dan rumah kantor
 Pasar
 Gedung perkantoran
 Gedung apartemen/ rumah susun
 Pusat perbelanjaan/ mall
 Bangunan industri
 Fasilitas manufaktur
 Pabrik

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko III


tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
 Bioskop
 Gedung pertemuan
 Stadion
 Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki
unit bedah dan unit gawat darurat
 Fasilitas penitipan anak
 Penjara
 Bangunan jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam
kategori risiko IV, yang memiliki potensi untuk
menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan
masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
 Pusat pembangkit listrik biasa
 Fasilitas penanganan air
 Fasilitas penanganan limbah
 Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk
dalam kategori risiko IV, (termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,
proses,
16

Tabel 2.2. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa (Lanjutan).

Jenis Pemanfaatan Kategori Risiko


penanganan, penyimpanan, penggunaan atau III
tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan
kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan
beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi
kebocoran.
Gedung dan non gedung yang dikategorikan IV
sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk:
 Bangunan-bangunan monumental
 Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
 Rumah ibadah
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
yang memiliki fasilitas bedah dan unit gawat
darurat
 Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan
kantor polisi, serta garasi kendaraan darurat
 Tempat perlindungan terhadap gempa bumi,
tsunami, angin badai, dan tempat perlindungan
darurat lainnya
 Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat
operasi dan fasilitas lainnya untuk tanggap
darurat
 Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik
lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan
darurat
 Struktur tambahan (termasuk menara
telekomunikasi, tangki penyimpanan bahan
bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik,
tangki air pemadam kebakaran atau struktur
rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi struktur bangunan lain
yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
17

2.7.3 Faktor Keutamaan Gempa

Faktor keutamaan gempa, Ie, dan kategori risiko untuk struktur bangunan
non gedung berdasarkan pada tingkat bahaya (hazard) dari isi dan
fungsinya (SNI 1726:2019 Pasal 10.3.1.1).

Tabel 2.3. Faktor keutamaan gempa

Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa, Ie


I dan II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : SNI 1726-2019

2.7.4 Kelas Situs

Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari Tabel 2.4
sebagai berikut.

Tabel 2.4. Kalisfikasi situs

Kelas Situs vs N atau N ch s u (KPa)


(m/detik)
SA (batuan keras) >1500 N/A N/A
SB (batuan) 750 sampai N/A N/A
1500
SC (tanah keras, sangat 350 sampai >50 >100
padat dan batuan lunak) 750
SD (tanah sedang) 175 sampai 15 sampai 50 50 sampai
350 100
SE (tanah lunak) < 175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung
lebih dari 3 m tanah dengan karateristik
sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w ≥ 40%,
3. Kuat geser niralir s u < 25 kPa
18

Tabel 2.4. Kalisfikasi situs (Lanjutan).

Kelas Situs Keterangan


SF (tanah khusus,yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki
membutuhkan investigasi salah satu atau lebih dari karakteristik
geoteknik spesifik dan berikut:
analisis respons spesifik- - Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh
situs yang mengikuti 0) akibat beban gempa seperti mudah
likuifaksi, lempung sangat sensitif,
tanah tersementasi lemah
- Lempung sangat organik dan/atau
gambut (ketebalan H > 3 m)
- Lempung berplastisitas sangat tinggi
(ketebalan H > 7,5 m dengan indeks
plasitisitas PI > 75)
- Lapisan lempung lunak/setengah teguh
dengan ketebalan H > 35 m dengan s u
< 50 kPa
Sumber : SNI 1726-2019

CATATAN : N/A = tidak dapat dipakai

Nilai Vsi harus ditentukan sesuai dengan perumusan berikut


̅ s        2.2)

Keterangan:
Di = tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter;
vsi = kecepatan gelombang geser lapisan i (m/detik);
∑ = 30 meter.

Nilai ̅̅̅dan ̅̅̅ch harus ditentukan sesuai dengan perumusan berikut:



̅̅̅        (2.3)

19

dimana Ni dan di dalam persamaan (2.3) berlaku untuk tanah nonkohesif,


tanah kohesif, dan lapisan batuan.

̅̅̅ch        (2.4)

dimana Ni dan di dalam persamaan (2.4) berlaku untuk lapisan tanah


nonkohesif saja, dan ∑ , dimana ds adalah ketebalan total
dari lapisan tanah nonkohesif di 30 m lapisan paling atas. Ni adalah
tahanan penetrasi standar sesuai SNI 4153, dengan nilai tidak lebih dari
300 pukulan/m. Jika ditemukan perlawanan lapisan batuan, maka nilai Ni
tidak boleh diambil lebih dari 300 pukulan/m.

Nilai ̅ u harus ditetapkan sesuai dengan perumusan berikut:

̅ u        2.5)

Dimana:

∑ = dc        2.6)

̅ u        2.7)

Keterangan:
dc = ketebalan total dari lapisan-lapisan tanah kohesif di dalam
lapisan 30 meter paling atas
PI = indeks plastisitas, berdasarkan tata cara yang berlaku
w = kadar air dalam persen, sesuai tata cara yang berlaku
Sui = kuat geser niralir (kPa), dengan nilai tidak lebih dari 250 kPa
seperti yang ditentukan dan sesuai dengan tata cara yang
berlaku.
20

2.7.5 Koefisien-Koefisien Situs Dan Parameter Sprektral Desian

Sebagai penetuan respon sprektral percepatan gempa MCER pada


permukaan, faktor amplifikasi seismik pada periode 0,2 detik (Fa) dan
periode 1 detik (Fv) sangat diperlukan. Faktor amplifikasi ini meliputi
factor getaran yang terkait getaran periode pendek dan periode getaran 1
detik hal ini disesuaikan dengan pengaruh situs yang harus ditentukan
dengan perumusan berikut:

SMS = Fa Ss (2.8)

SM1 = FV S1 (2.9)

Keterangan :
Ss = Parameter respon spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode pendek.
S1 = Parameter respon spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk periode 1 detik.

Untuk parameter respons spectral ditentukan berdasarkan wilayah gempa


pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.8
21

Gambar 2.7. Parameter spektral percepatan gempa untuk periode 1 detik (S1).
22

Gambar 2.8. Parameter spektral percepatan gempa periode pendek 0,2 detik (SS).
23

Penentuan kofisien situs disesuaikan dengan jenis tanah yang berada di


daerah penelitian. Untuk nilai koefisien situs Fa dan Fv disajikan dalam
Tabel 2.5 dan Tabel 26.

Tabel 2.6. Koefisien Situs, Fa.

Parameter respons spektral pecepatan gempa maksimumyang


Kelas
dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) terpetakan pada periode
situs
pendek, T = 0,2 detik, Ss
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss = 1,25 Ss ≥ 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,1 1,1
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
SF SS
Sumber: SNI 1726-2019

Tabel 2.6. Koefisien Situs, Fv.

Parameter respons spektral pecepatan gempa maksimumyang


Kelas
dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) terpetakan pada periode
situs
pendek, T = 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,1 1,1
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
SF SS
Sumber: SNI 1726-2019
24

Paremeter percepatan spectral desian untuk periode pendek SDS dan pada
periode 1 detik SD1, ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:

2
SDS = SMS (2.10)
3
2
SD1 = SM1 (2.11)
3

2.7.6 Spektrum Respon Desain


Berdasarkan SNI 1726-2019 Grafik respon spektrum mengacu pada
Gambar 3 dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan
desain (Sa), harus diambil dari persamaan :
T
Sa = SDS (0,4 0,6 ) (2.12)
T0

b) Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil
dari atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain (Sa)
sama dengan SDS
c) Untuk periode lebih besar dari Ts tetapi lebih kecil dari atau sama
dengan TL, respons spektral percepatan desain (Sa) diambil
berdasarkan persamaan:
S 1
Sa = (2.13)
T
d) Untuk periode lebih besar dari TL, respons spektral percepatan
desain (Sa) diambil berdasarkan persamaan:
S 1 T
Sa = (2.14)

Keterangan:
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada periode
pendek
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1
detik
T = periode getar fundamental struktur.
25

Gambar 2.9. Spektrum Respons Desain.

2.7.7 Ketegori Desain Seismik

Struktur harus ditetapkan memiliki suatu kategori desain seismik yang


mengikuti pasal 6.5 SNI 1726:2019. Semua struktur lainnya harus
ditetapkan kategori desain seismiknya berdasarkan kategori risikonya dan
parameter respons spektral percepatan desainnya, SDS dan SD1. Kategori
desain siesmik mengacu pada tabel 2.7 dan 2.8 sebagai berikut:
Tabel 2.7. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons
Percepatan pada Periode Pendek (SDS).

Nilai SDS Kategori Risiko


I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D
Sumber: SNI 1726-2019

Tabel 2.8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons


Percepatan pada Periode 1 Detik (SD1).

Nilai SD1 Kategori Risiko


I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 ≤ SD1< 0,133 B C
0,133 ≤ SD1 < 0,20 C D
0,20 ≤ SD1 D D
Sumber: SNI 1726-2019
26

2.7.8 Prosedur Analisis yang Diizinkan


Berdasarkan pada kategori desain berupa seismik struktur, sistem struktur,
property dinamis, dan keteraturan, atau dengan persetujuan pemberi ijin
yang mempunyai kuasa hukum. Prosedur analisis yang dipilih harus
dilengkapi sesuai dengan persyaratan dari pasal terkait sesuai SNI
1726:2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung Dan Non gedung), yang dirujuk pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Prosedur Analisis yang Diizinkan

Kategori Karakteristik struktur Analisis Analisis Prosedur


Desain gaya respon respon
Seismik lateral spektrum riwayat
ekivalen waktu
seismik
B,C Semua struktur I I I
D,E,F Bangunan dengan kategori I I I
risiko I atau II yang tidak
melebih 2 tingkat diatas dasar.
Struktur tanpa ketidakberaturan I I I
struktural dan ketinggiannya
tidak melebihi 48,8 m
Struktur tanpa ketidakberaturan I I I
struktural dengan ketinggian
melebihi 48,8 m dan T < 3,5 Ts
Struktur dengan ketinggian I I I
tidak melebihi 48,8 m dan
hanya memiliki
ketidakberaturan horizontal tipe
2,3,4 atau 5 atau
ketidaberaturan vertikal tipe 4,
5a atau 5b
Semua struktur lainnya TI I I
Sumber: SNI 1726-2019
27

2.7.9 Geser Dasar Siesmik

Gaya geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan
sesuai dengan persamaan berikut:
V = Cs W (2.15)
Keterangan :
Cs = koefisien respon seismik
W = berat seismik efektif

2.7.10 Perhitungan Koefisien Respon Siesmik

Koefisien respons seismik, Cs, harus ditentukan sesuai dengan persamaan:

S S
Cs = R (2.16)
( )

Nilai Cs tidak boleh melebihi persamaan :


Untuk T ≤ TL
S 1
Cs = R (2.16)
( )

Untuk T ≥ TL
S 1 T
Cs = R (2.17)
( )

Cs harus tidak kurang dari :


Cs = 0,044 SDS e ≥ 0,01 (2.18)
Untuk struktur yang berlokasi di daerah dengan nilai S1 ≥ 0,6 g, maka Cs
tidak boleh kurang dari :
0,5S
Cs = R (2.19)
( )

Keterangan :
SDS = parameter percepatan respons spektral dsain dalam rentang
periode pendek
28

R = koefisien modifikasi respons


Ie = faktor keutamaan gempa

2.7.11 Penentuan Periode

Periode fundamental struktur, T, dalam arah yang ditinjau harus diperoleh


menggunakan sifat struktur dan karakteristik deformasi elemen pemikul
dalam analisis yang teruji. Periode fundamental struktur, T, tidak boleh
melebihi hasil perkalian koefisien untuk batasan atas pada periode yang
dihitung (Cu) dari Tabel 2.10 dan periode fundamental pendekatan, Ta,
yang ditentukan. Berikut merupakan tabel koefisien batas atas periode
yang di hitung.

Tabel 2.10. Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode yang Dihitung

Parameter percepatan respons spektral Koefisien Cu


desain pada 1 detik, SD1
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,1 1,6
≤ 0,1 1,7
Sumber : SNI 1726:2019

Periode pendekatan fundamental (Ta), ditentukan melalui persamaan


sebagai berikut ini:
Ta = Ct (2.20)
Keterangan :
hn = ketinggian struktur (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi
struktur.
Untuk koefisien Ct dan x dapat dilihat pada Tabel 2.11.
29

Tabel 2.11. Nilai Parameter periode pendekatan Ct dan x.

Tipe struktur C x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100 % gaya seismik yang disyaratkan dan
tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen
yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari
defleksi jika dikenai gaya seismik.
• Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
• Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber: SNI 1726-2019

2.7.12 Distribusi Vertikal Gaya Siesmik

Gaya seismik lateral, Fx, (kN) di sebarang tingkat harus ditentukan dari
persamaan berikut :

Fx = CVX V (2.21)

Dan

CVX = ∑ (2.22)

Keterangan =
Cvx = faktor distribusi vertikal
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W ) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k = eksponen yang terkait dengan periode struktur dengan nilai
sebagai berikut:
untuk struktur dengan T ≤ 0,5 detik, = 1
30

untuk struktur dengan T ≥ 2,5 detik, = 2


untuk struktur dengan 0,5 < T < 2,5 detik, = 2 atau
ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

2.8. Evaluasi Kinerja Struktur Berdasarkan SNI 1726:2019

Evaluasi kinerja struktur dari hasil analisis yang telah dilakukan berguna untuk
mengetahui apakah struktur aman atau tidak sesuai batas simpang antar tingkat
yang tercantum dalam SNI 1726:2019.

Penentuan batas simpangan antar tingkat gedung menggunakan simpangan antar-


tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yakni sebagai pembatas terjadinya
kerusakan struktur berupa pelelehan baja, peretakan beton yang berlebihan dan
untuk mencegah kerusakan non-stuktur dan ketidaknyamanan penghuni.
Simpangan stuktur gedung akibat pengaruh gempa nominal yang telah dibagi
faktor skala merupakan hal yang harus dihitung dalam menentukan simpangan
antar-tingkat ini (SNI 1726:2012). Penentuan simpangan antar tingkat desain
harus dihitung sebagai perbedaan simpangan pada pusat massa di atas dan di
bawah tingkat yang ditinjau.

Gambar 2.10. Penentuan Simpangan Antar Tingkat.


31

Berdasarkan SNI 1726:2019 Pasal 7.8.6 simpangan pusat massa ditingkat


harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut ini:
δ
δX = (2.23)

Keterangan :

δx = simpangan di tingkat x
Cd = faktor pembesaran simpangan lateal
Ie = Faktor keutamaan gempa

Tabel 2.11. Batasan Simpangan Antar Lantai

Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser
batu bata, 4 tingkat atau kurang dengan
dinding interior, partisi, langit-langit dan 0,025hsx 0,020hsx 0,015hsx
sistem dinding eksterior yang telah didesain
untuk mengakomodasi simpangan antar
tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batu batad 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
Sumber: SNI 1726-2019
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Struktur Gedung

Pada penelitian ini gedung yang ditinjau adalah Rumah sakit umum
muhammadiyah metro. Bangunan ini menggunakan struktur beton bertulang
dengan ketinggian 7 lantai. Fungsi utama bangunan adalah sebagai rumah sakit
tipe C yang dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.

Penelitian dilakukan pada Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro


yang berada di Jl. Soekarno Hatta No.42, Mulyojati, Kec. Metro Barat., Kota
Metro, Lampung. Adapun batas–batas proyek Gedung B Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Metro ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat : Rumah masyarakat.
2. Sebelah Timur : Mini market MBC (Muhammadiyah Bisnis
Center).
3. Sebelah Utara : Jalan Soekarno Hatta No.42.
4. Sebelah Selatan : Gedung A Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Metro.
33

Lokasi Penelitian

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian.

Tabel 3.1. Deskripsi Gedung

Deskripsi Gedung Keterangan

Jenis struktur Beton bertulang

Fungsi gedung Rumah sakit / Fasilitas kesehatan

Jumlah lantai 7

Jumlah lantai basement 1

Tinggi total lantai 34,2 m

Tinggi Basement -3,2 m

Luas bangunan 7,467 m2

Luas Lahan 10,312 m2


34

Gambar 3.2. Tampak 1 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


35

Gambar 3.3. Tampak 2 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


36

Gambar 3.4. Tampak 3 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


37

Gambar 3.5. Tampak 4 2D Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


38

Gambar 3.6. Potongan A Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


39

Gambar 3.7. Potongan B Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.


40

Berikut adalah data-data penelitian pada Gedung B Rumah Sakit Umum


Muhammadyah Metro.

1. Luas Bangunan

Luas bangunan pada Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro


adalah ± 7.467 m², dengan luas lahan yaitu ± 10.312 m². Struktur terdiri dari
7 lantai dengan luas perlantai sebagai berikut:
a) Luas Basement ± 725 m2
b) Luas lantai 1 ± 905 m2
c) Luas lantai 2 ± 950 m2
d) Luas lantai 3 ± 950 m2
e) Luas lantai 4 ± 951 m2
f) Luas lantai 5 ± 881 m2
g) Luas lantai 6 ± 881 m2
h) Luas lantai 7 + MEZ ± 1170 m2

2. Elevasi Bangunan

Data elevasi Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro disajikan


dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Data Elevasi Bangunan

Elevasi Tiap Tinggi Bangunan Tebal


No. Lantai
Lantai (m) (m) Lantai (mm)
1 Basement (S3) - 3,2 0 300
2 Lantai 1 (S1) + 0,0 3,2 130
3 Lantai 2 (S1) + 4,0 4 130
4 Lantai 3 (S1) + 8,0 4 130
5 Lantai 4 (S1) + 12,0 4 130
6 Lantai 5 (S1) + 16,0 4 130
7 Lantai 6 (S1) + 20,0 4 130
8 Lantai 7 (S1) + 24,0 4 130
9 Lantai 7 MEZ (S1) + 27,5 3,5 130
10 Atap (S2) + 31,0 3,5 120
41

3. Balok

Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro terdiri dari dua struktur
balok yaitu balok anak dan balok induk dengan dimensi yang berbeda-beda.
Terdapat 6 tipe balok yag digunakan yaitu TB1, TB2, B1, B2, B3, dan B4
dengan mutu beton K-300. Data tulangan yang dipasang pada balok dapat
dilihat dari Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Dimensi Balok.

No Tipe Balok Dimensi (mm)


1. TB1 400 x 700
2. TB2 200 x 400
3. B1 400 x 700
4. B2 250 x 550
5. B3 200 x 400
6. B4 150 x 300

4. Kolom

Tulangan baja yang digunakan yaitu D25, D19, dan D16, sedangkan diameter
tulangan sengkang kolom struktur dan kolom praktis yang digunakan adalah
D13-150 dan D13-100. Data tulangan yang dipasang pada kolom dapat dilihat
pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Tabel Dimensi Kolom.

No Tipe Kolom Dimensi (mm)


1. K1 800 x 800
2. K2 400 x 800
3. K3 600 x 600
4. K4 450 x 500
5. K5 300 x 500
42

6. Pelat

Ketebalan pelat disesuaikan dengan lokasi penggunaan pelat itu sendiri.. Mutu
beton yang digunakan yaitu beton K-300. Detail tulangan yang dipasang pada
pelat dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Tabel Dimensi dan Tulangan Pelat Lantai.

No Tipe Pelat Dimensi (mm) Tulangan X Tulangan Y


1. S1 T = 130 D10-150 D10-150
2. S2 T = 120 D10-150 D10-150
3. S3 T = 300 D16-200 D16-200

7. Data Tanah

Nilai N-SPT digunakan untuk menentukan jenis tanah pada lokasi yang akan
dianalisa. Pengeboran dilakukan masing-masing dengan kedalaman 20 m.
Hasil pengujian bor log pada titik 1, muka air tanah yang tercatat berada pada
elevasi -4,80 m, sedangkan pada titik 2 muka air tanah yang tercatat berada
pada elevasi -4,75 m. Data hasil pengujian bor log disajikan dalam Tabel 3.6.
43

Tabel 3.6. Nilai N-SPT Pada BH-01


44

Tabel 3.7. Nilai N-SPT Pada BH-02.


45

3.2. Studi Literatur

Pada prosedur analisis time history acuan dan ketentuan pembebanan stuktur
yang digunakan adalah SNI 1726:2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non gedung), SNI 1727:2020
(Beban Desain Minimum dan Kriteris Terkait Untuk Bangunan Gedung dan
Struktur Lain). Serta digunakan studi literatur berupa jurnal dan sumber literatur
mengenai analisis time history.

Selanjutnya pada evaluasi kinerja struktur menggunakan acuan yaitu SNI


1726:2019 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung Dan Non gedung).

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data berupa data sekunder dan data tanah Pembangunan Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Metro. Data sekunder berupa shop drawing yang
digunakan sebagai pemodelah struktur 3D pada program ETABS. Shop drawing
ini digunakan untuk memodelkan semua elemen utama struktur. Pada saat
pemodelan akan di buat sederhana namun representatif, dan elemen pelengkap
struktur dan non struktur akan dimodelkan menjadi beban strukur.

3.4. Perhitungan Pembebanan

Perhitungan pembebanan berupa menghitungan maupun menentukan jenis beban


pada sturkur. Beban yang dimaksud yaitu beban mati, beban hidup, dan beban
gempa. Pada program ETABS beban mati struktur sendiri akan dihitung
berdasarkan program tersebut, dan akan dimasukan dalam load case dead.
Selanjutnya load case super dead akan dimasukan beban berupa berat sendiri
tambahan yang tidak dapat dimodelkan dakam program ETABS.

Perhitungan berat sendiri skala yang digunakan dalam program ETABS adalah 1,
dan 0 untuk super dead, beban dead ini akan dihitung otomatis oleh program
46

ETABS, dan super dead bebannya akan dihitung secara manual sesuai dengan
data.

3.5. Analisis Struktur Metode Time History

Pada metode time history percepatan gempa masukan (alselerogram) yang dipilih
harus mengambil rekaman gerakan tanah akibat gempa yang ditinjau mirip
dengan lokasi tempat struktur gedung yang ditinjau berada, dengan
memperhitungkan penskalaan pada percepatan gempa masukan dan penskalaan
geser dasar Pada SNI 1726:2019 Pasal 6.10.1.1 Setidaknya diperlukan 5 (lima)
rekaman atau simulasi riwayat waktu percepatan gerak tanah horizontal yang
harus dipilih dari beberapa kejadian gempa dengan magnitudo dan jarak sumber
gempa (sesar/patahan/subduksi) yang secara konsisten mengontrol gerak tanah
gempa MCER. Percepatan gempa yang digunakan pada analisis time history
dalam penelitian ini seperti ditunjukan pada gambar 3.8 - 3.10.

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) merupakan skala intensitas


seismik yang digunakan untuk mengukur intensitas getaran yang dihasilkan
oleh gempa bumi . Mengukur efek dari gempa bumi pada lokasi tertentu,
dibedakan dari gaya yang melekat pada gempa atau kekuatan yang diukur
dengan skala magnitude gempa.

1. Lokasi Gempa : El Centro, USA (1940)


PGAMAX : 0,31 g
Durasi : 19,985 detik
Magnitudo : 6,95
Intensity MMI : VII
47

Gambar 3.8. Akselerogram Gempa El Centro.

2. Lokasi Gempa : Chichi , Taiwan 1999


PGAMAX : 0,287 g
Durasi : 7,978 detik
Magnitudo : 7,62
Intensity MMI : VIII

Gambar 3.9. Akselerogram Gempa Chichi.


48

3. Lokasi Gempa : Gempa Mentawai, Sumatera 2007


PGAMAX : 0,1254 g
Durasi : 21,12 detik
Magnitudo : 7,9
Intensity MMI : VIII

Gambar 3.10. Akselerogram Gempa Sumatera.

4. Lokasi Gempa : Friuli, Italia 1976


PGAMAX : 0,2881 g
Durasi : 7,26 detik
Magnitudo : 6,5
Intensity MMI : VII
49

Gambar 3.11. Akselerogram Gempa Friuli.

5. Lokasi Gempa : Superstition Hills, USA 1987


PGAMAX : 0,217 g
Durasi : 29,795 detik
Magnitudo : 6,54
Intensity MMI : VII

Gambar 3.12. Akselerogram Gempa Superstition Hills.


50

Hasil dari analisis struktur metode time history yaitu simpangan, simpangan antar
lantai, dan base shear yang selanjutnya digunakan sebagai penentu nilai
maksimum simpangan dan simpangan antar tingkat. Berdasarkan hasil analisis
selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja struktur untuk mengetahui struktur yang
ditinjau sudah aman atau tidak sesuai batas simpang antar tingkat yang tercantum
pada SNI 1726:2019.

3.6. Analisis Dengan Program ETABS

Analisis dengan program ETABS akan dilakukan run setelah model 3D selesai
dan sudah diberi beban yang sesuai dengan ketentuan. Output dari analisis
program ETABS ini yaitu simpangan, displacement dan base shear.

3.7.Evaluasi Kinerja Struktur Menurut SNI 1726:2019

Hasil dari analisis time history sebagai acuan dalam mengevaluasi kinerja
struktur adalah respon struktur terhadap gempa berupa simpangan dan simpangan
antar tingkat. Selanjutnya akan dipilih nilai rata-rata yang diambil dari nilai
respon struktur gempa dari masing-masing akselerogram gempa masukan.
Setelah mendapatkan hasil output dari program berupa drift, displacement, dan
base shear, dilakukan cek pengontrolan dinamis berupa:
a. Analisis harus dilakukan untuk menentukan ragam getar alami untuk struktur.
Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan
partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar 100 % dari massa struktur. .
Untuk mencapai ketentuan ini, untuk ragam satu badan kaku (single rigid
body) dengan periode 0,05 detik, diizinkan untuk mengambil semua ragam
dengan periode di bawah 0,05 detik (SNI 1726:2019 Pasal 7.9.1.1)
b. Apabila kombinasi respons untuk gaya geser dasar hasil analisis ragam (Vt)
kurang dari 100 % dari gaya geser (V) yang dihitung melalui metode statik
ekivalen, maka gaya tersebut harus dikalikan dengan V/Vt, dimana. V adalah
51

gaya geser dasar statik ekivalen dan Vt adalah gaya geser dasar yang
didapatkan dari hasil analisis kombinasi ragam.

3.8. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir pengerjaan di susun sesuai dengan tujuan penelitian, diagram alir
ini berdasarkan hasil dari analisis time history setelah didapatkan nilai drift,
displacement, dan base shear pada tiap model.

MULAI

1. Pengumpulan data struktur


2. Pengumpulan data tanah

Pemodelan struktur 3D

Input : Beban & Data Akselerogram


1. Pehitungan pembebanan (beban mati &
beban hidup)
2. Beban gempa (Data Akselerogram) : El-
centro - USA,Chichi - Taiwan, Sumatera -
Indonesia, Friuli – Italia, Superstition Hills,
USA

Analisis struktur dengan program


ETABS

Akselerogram
diperbesar :
𝑉
Kontrol Geser Dasar:
𝑉𝑡
Vt < V1

A
52

Grafik variasi nilai drift,


displacement, dan base
shear pada arah X dan Y

Analisis struktur drift,


displacement, dan base
shear

Evaluasi Kinerja Struktur berupa evaluasi


batas simpangan antar tingkat (SNI
1726:2019)

Selesai

Gambar 3.13. Diagram alir penelitian.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu :

1. Periode fundamental alami berdasarkan hasil dari Etabs yaitu arah x

sebesar 2,6730 detik dan arah y sebesar 2,3130 detik. Nilai periode ini

melebihi nilai periode maksimal yaitu sebesar Tx = 1,4346 detik dan Ty =

0,8976 detik. Besarnya nilai periode fundamental alami hasil Etabs ini

dikarenakan beberapa faktor seperti besarnya bentang kolom yang terlalu

besar terutama arah X yang mencapai 8 meter dan sistem shear wall yang

tidak simetris dan jumlah shear wall yang seditkit.

2. Nilai gaya geser dasar sudah memenuhi persyaratan pasal 7.9.1.4.1 SNI

1726-2019 dimana nilai geser dasar ragam (Vt) lebih besar 100% dari

geser dasar yang dihitung (V).

3. Hasil perhitungan perbandingan nilai gaya dan momen antara Analisis

statik ekuivalen dan analisis dinamik time history setiap lantai pada 5

rekaman gempa telah memenuhi syarat dengan perbandingan yang tidak

melebihi 10% antara statik dan dinamik .

4. Hasil dari kontrol drift atau simpangan antar tingkat izin (Δa) berdasarkan

pada Tabel 20, SNI 1726-2019 adalah apabila gedung dianalisis


123

menggunakan 5 rekaman gempa Chi-Chi 1999, gempa Friuli 1976, gempa

El Centro 1940, gempa Sumatera 2007, dan gempa Superstition Hills 1987

drift atau simpangan arah X dan arah Y memenuhi syarat drift atau

simpangan antar tingkat izin (Δa).

5.2. Saran

Menurut penelitian yang telah dilakukan. Adapan saran-saran yang dapat

penulis berikan sebagai berikut:

1. Menggunakan lebih dari 5 buah rekaman gempa.

2. Menggunakan data gempa yang mendekati lokasi penelitian.

3. Dilakukan evaluasi kinerja struktur dengan menggunakan analisis dinamik

respon spektrum sebagai pembanding.


DAFTAR PUSTAKA

A S Patil dan P D Kumbhar. 2013. Time History Analysis Of Multistoried RCC


Buildings For Different Seismic Intensities, International Journal of Structural
and Civil Engineering Research. Vol. 2, No. 3.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2021. Data Gempa Bumi. [online]
Available at: https://www.bmkg.go.id/gempabumi/data-gempabumi.bmkg
[Accessed 08 Feb 2021].

C M Vera. 2015. A stochastic ground motion accelerogram model for


Northwest Europe, Soil Dynamics and Earthquake Engineering Volume
82, March 2016, Pages 170-195.

Desain Spektra Indonesia. 2021. Direktorat Bina Teknik Pemukiman dan Perumahan
Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat [online] Available at: http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/ [Accessed 16
Maret 2021].

Kevin dam B Sanci. 2014. Kajian Perbandingan Respon Dinamik Linier Dengan
Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis) Mengunakan Modal Analisis
(Mode Superposition Method) Dan Integrasi Langsung (Direct Time
Integration Method). Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Listyorini, 2015. Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Dengan Analisis Time History
Studi Kasus : Gedung Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Surakarta:Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

A Monica, 2014. Tinjauan Perhitungan Struktur Gedung The 18 Office Park Jakarta,
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
Peer Bekeley. 2021. Peer Ground Moution Database Pacific Earthquake
Enggineering Reseaech Center [online] Available at:
https://peer.berkeley.edu/nga/ [Accessed 17 Maret 2021].
125

S W Anggen. 2014. Evaluasi Kinerja Struktur Gedung Bertingkat Dengan


Analisis Dinamik Time History Menggunakan ETABS Studi Kasus : Hotel Di
Karanganyar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

SNI 1727-2020. 2020. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan
Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

SNI 1726-2019. 2019. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Strong Motion Center. 2021. Center For Enggineering Strong Motion Data [online]
Available at: https://strongmotioncenter.org [Accessed 17 Maret 2021].

Anda mungkin juga menyukai