Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ’’

MAKNA DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DOSEN PENGAMPU:

Muhammad Iqral M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

 Wardatul Sania (1238.22.1820 )


 Efrina Selfiyah H (1238.22.1683)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI ) AL KIFAYAH RIAU


TAHUN 1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kepada kita sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam
kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru,September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................1
C. Tujuan makalah...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian makna pendidikan multikultural ...............................2
B. Pengertian implikasi pendidikan multikultural .........................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................8
B. Saran ...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan multikultural adalah konsep pendidikan yang mencerminkan


pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya, etnis, agama,
dan latar belakang lainnya dalam konteks pembelajaran. Konsep ini
menempatkan pentingnya mengintegrasikan berbagai budaya ke dalam
kurikulum dan pengajaran sebagai sarana untuk memahami, menghargai, dan
mempromosikan kesetaraan di antara individu dari berbagai latar belakang.

Pendidikan multikultural adalah respons terhadap realitas global yang semakin


terhubung, di mana individu dari berbagai budaya sering berinteraksi dalam
berbagai konteks, termasuk pendidikan. Sebagai konsep yang menekankan
inklusivitas dan pengakuan terhadap perbedaan, pendidikan multikultural
memiliki makna yang mendalam dan implikasi yang luas dalam pembentukan
masyarakat yang lebih toleran, inklusif, dan adil.

Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi lebih lanjut makna pendidikan
multikultural serta implikasinya dalam konteks pendidikan modern yang
semakin beragam dan global. Kami akan merinci teori-teori pendukung,
manfaat, dan tantangan yang terkait dengan pendidikan multikultural, sambil
mengeksplorasi contoh-contoh praktis dari implementasinya di berbagai
belahan dunia. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang konsep penting ini dan bagaimana
pendidikan multikultural dapat menjadi motor perubahan positif
dalam masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian makna pendididkan multikultural?


2. Apa Pengertian implikasi pendidikan multikultural ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Agar mahasiswa mengerti apa itu makna pendidikan multikultural
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan implikasi pendidikan
multikultural

3
BABII

PEMBAHASAN

A. Makna Pendidikan Multikultural

Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan dalam Zubaedi (2004: 61)


Multikulturalisme adalah konsep yang mampu menjawab tantangan perubahan
zaman.Alasannya, multikulturalisme adalah sebuah ideology yang mengagungkan
perbedaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong
terwujudnya pluralism budaya sebagai corak kehidupan masyarakat.
Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi
perbedaan- perbedaan termasuk perbedaan ke suku bangsaan.

Menurut Sizemore dalam Sutarno (2007-5-2), Pendidikan Multikultural sebagai


ide adalah suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya
keragaman kelas sosial, etnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus,
agama, bahasa. dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, dan
bangsa. Sebagai sebuah ide, maka Pendidikan Multikultural ini harus
mengenalkan pengetahuan tentang berbagai kelompok dan organisasi yang
menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide
yang mendasari karyanya. Dengan mempelajari buku Habis Gelap terbitlah
Terang (hasil karya) yang berasal dari surat- surat Kartini pada temannya
Abendanon, kita mengetahui ide emansipasi wanita yang berasal dari generasi
abad 18. Dengan membaca karya Wulangreh kita dapat menjalankan ajaran agama
Islam di kalangan keraton. Dengan mengkaji Serat Wirid Hidayat Jati kita
mengetahui pemahaman para wali tentang ajaran esoterisme Islam beberapa abad
lalu. Dengan memahami keris, kita mengetahui pola budaya dan keyakinan suku
Jawa tentang kelengkapan hidup seorang lelaki Jawa yang utuh. Dalam budaya
Jawa tradisional, keris tidak semata-mata dianggap sebagai senjata tikam yang
memiliki keindahan dan keunikan bentuk, akan tetapi juga sebagai kelengkapan
budaya spiritual. (Sutarno, 2007)1

1
Parsudi Suparlan, “Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural,”

4
Dengan pemikiran atau suatu ide tentunya pendidikan multikultural akan
berimplikasi pada dunia pendidikan, terlebih lagi paradigma multikultural juga
ada dalam pasal 4 UU NO. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
pasal itu dijelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan secara demokratis tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa. Jadi pendidikan multikultural disini sebagai suatu ide yaitu
filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas
sosial, etnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan
usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, dan bangsa.

B. Implikasi Pendidikan Multikultural

Menurut Parekh dalam Sutarno (2007: 5-3). Implikasinya terhadap pengembangan


Pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar yang berisi ide dari
berbagai kelompok budaya. Diperlukan adanya pendidikan yang leluasa untuk
mengeksplorasi perspektif dan budaya orang lain. Dengan mengekplorasi itu akan
diperoleh inspirasi sehingga membuat anak menjadi sensitif terhadap pluralitas
cara hidup, cara yang berbeda dalam menganalisa pengalaman dan ide, dan cara
melihat berbagai temuan sejarah yang ada di seluruh dunia. Pendidikan memang
mengajarkan nilai-nilai budayanya sendiri namun selain itu juga perspektif dan
budaya orang lain di wilayah lain di seluruh dunia. Hal ini dapat membuat siswa
"melek budaya" (cultural literacy) yang mampu melihat berbagai sudut pandang
budaya yang pernah hidup di berbagai belahan dunia. Dahulu orang Persia
(sekarang Iran) menganggap bahwa status sosial orang yang meninggal dapat
diukur dari jumlah orang yang menangisi kepergian orang yang meninggal.
Bandingkan dengan kondisi sekarang, kita bisa juga mengukur penghormatan
masyarakat terhadap seseorang yang meninggal dari jumlah orang yang datang
melayat. Ada unsur persamaan, bahwa seseorang yang terpandang, dihormati dan
disukai akan diukur dan kuantitas dan kualitas dari orang yang datang ikut berbela
sungkawa. Kuantitas diukur dari jumlah orang yang mengantarkan jenasah, dan

5
kualitas diukur dari tingkat kesedihan orang-orang yang ditinggalkan dan merasa
ditinggalkan.

Menurut Babtiste dalam Sutarno (20075-4), Perlu adanya pelembagaan filsafat


pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip persamaan,
saling menghormati. penerimaan dan pemahaman, dan komitmen moral demi
keadilan sosial Pendidikan Multikultural selalu dilandasi prinsip persamaan dan
keadilan sosial. Implikasinya, kurikulum perlu direformasi sehingga benar-
benar mencerminkan penghormatan atas Prulalitas budaya.

Menurut A. Effendi Sanusi dalam artikelnya yang berjudul Pendidikan


Multikultural dan Implikasinya mengatakan bahwa Pendidikan multikultural
sebagai wacana baru di Indonesia dapat diimplementasikan tidak hanya melalui
pendidikan formal, tetapi juga dapat dimplementasikan melalui pendidikan
nonformal. Dalam pendidikan formal, pendidikan multikultural tidak harus
dirancang khusus sebagai muatan substansi tersendiri, tetapi dapat diintegrasikan
dalam kurikulum yang sudah ada melalui bahan ajar atau model pembelajaran. Di
perguruan tinggi misalnya, dari segi substansi, pendidikan multikultural dapat
diintegrasikan misalnya melalui mata kuliah umum, seperti kewarganegaraan,
agama, dan bahasa. Pada tingkat SD, SLTP, atau sekolah menengah, pendidikan
multikultural dapat diintegrasikan dalam bahan ajar seperti agama, sosiologi, dan
antropologi, dan dapat melalui model pembelajaran, seperti diskusi kelompok atau
kegiatan ekstrakurikuler.2 Dalam pendidikan nonformal, pendidikan multikultural
dapat disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan dengan model pembelajaran
yang responsif multikultural dengan mengedepankan penghormatan terhadap
perbedaan, baik ras, suku, maupun agama antaranggota masyarakat.

Ide pendidikan multikultural memberi spirit bagi lembaga pendidikan nasional


untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang,
budaya, agama dan keyakinan lain, dengan harapan akan membantu siswa
2
5 Sleeter, dalam G. Burnett, Varieties of Multicultural Education: an Introduction, (Eric
learinghouse on Urban Education, Digest, 1994), hlm. 1.

6
mengerti menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, nilai
dan kepribadian.(Zubaedi, 2004:65)

Menurut Bank dalam Zubaedi (2004:70), Tujuan pendidikan multikultural adalah


pendidikan untuk kebebasan, dimaksud untuk membantu para siswa dalam
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam berpartisipasi dalam
masyarakat yang bebeas dan demokratis. Pendidikan multicultural
mengembangkan kebebasan, kemampuan dan ketrampilan dalam menerobos
batas-batas budaya, etnis dalam berpartisipasi dengan kebudayaan dan kelompok
lain. Substansi Pendidikan multicultural adalah pendidikan untuk kebebasan (as
"education for freedom") dan penyebarluasan inklusif dalam rangka mempererat
hubungan antar sesame (as "includive and cementing movemen").

Pendidikan multikultural sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan. Pertama


meningkatkan pemahaman diri dan konsep diri secara baik. Kedua, meningkatkan
kepekaan dalam memahami orang lain, termasuk terhadap berbagai kelompok
budaya di Negara sendiri dan Negara lain. Ketiga, meningkatkan kemampuan
untuk merasakan dan memahami kemajemukan,interpretasi
kebangsaan dan budaya yang kadang kadang bertentangan menyangkut sebuah
peristiwa, nilai dan perilaku. Keempat, membuka pikiran ketika merespon isu.
Kelima, memahami latar belakang munculya pandangan klis atau kuno, menjauhi
pandangan stereotipe dan mau menghargai semua orang. (Zubaedi,2004: 71)3

Dalam implementasinya paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk


berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini: 1. Pendidikan multikultural harus
menawarkan beragam kurikulum yang

merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang. 2. Pendidikan


multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal
3
Baidhawi, Zakiyuddin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005),
hlm 8.

7
terhadap kebenaran sejarah.

3. Kurikulum dicapai ssuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut


pandang kebudayaan yang berbeda-beda.

4. Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinsip pokok dalam


memberantas pandangan klis tentang ras, budaya dan agama. Agar pendidikan
lebih multikultural, maka pendidikan dan pengajaran harus memperkokoh
pluralisme dan menentang adanya rasisme, diskriminasi gender dan bentuk-
bentuk lain dari intoleransi dan dominasi sosial. Pada konteks ini kita harus
lakukan transformasi kurikulum, model pembelajaran, suasana sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler dan peran guru sebagai multikultural.4

Menurut Gay's dalam Zubaedi (2004: 7), prinsip-prinsip penting dalam penerapan
pendidikan multikultural adalah kunkulum berdasarkan sejarah dan berpusat pada
keragaman, berorientasi pada perbaikan, pengajaran mengarah pada keragaman,
kurikulum tergantung pada konteks, bersifat menyerap keragaman dan dapat
diterapkan secara luas, bersifat komprehensif serta mencakup semua
level pendidikan. Selain itu isi, pendekatan, dan evaluasi kurikulum harus
menghargai perbedaan dan tidak diskriminatif. Paradigma multikultural perlu
mewarnai model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas. Langkah- langkah
untuk mengembangkan model pembelajaran multikultural sebagai berikut:

1. Guru mereduksi atau mengikis sikap negatif yang mungkin mereka miliki
terhadap pluralisme.

2. Seorang pendidik atau anak didik melakukan analisis agar akrab dengan
masyarakat.

3. Seorang pendidik dan anak didik memilih materi yang relevan dan menarik.

4
Azumardi Azra, “Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia”, dalam
http:/budpar.go.id/agenda/precongress/ makalah/abstrak /58 % 20 azra.htm, diakses 10 Maret
2013.

8
4. Seorang pendidik dan anak didik, bersama-sama menyelediki persoalan materi
yang dipilih.

Pada akhirnya ide dari pendidikan multikultural bisa diterapkan atau tidak
tigantung pada usaha kita bersama. Pendidikan multikultural sebaiknya
dimasukkan dalam kurikulum sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler atau menjadi
bagian dari kurikulum sekolah khususnya daerah konflik atau daerah bekas
konflik, dan semua daerah pada umumnya.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

9
Pemaknaan Pendidikan Multikultural yang berbeda- beda berimplikasi terhadap
pengembangan Pendidikan Multikultural Pendidikan Multikultural sebaga ide
beruspiskes pada penambahan bahan ajar Ini merupakan langkah awal yang dapat
diterapkan dalam pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan bermplikasi pada
pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan yang mencakup: nilai-nilai
yang mendasari aturan prosedural kurikulum, bahanan ajar , struktur organica dan
pula kebijakan Pendidikan multikultural sebagai proses berimplikasi pada aksi
yang terencana terus menerus dan membutuhkan inventasi waktu jangka panjang.

B. Saran

Kepada seluruh pembaca yang telah membaca makalah ini, penulis


mengharapkan Pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini dan
mengetahui Makna Pendidikan Multikultural dan Implikasinya Terhadap
Pengembangan Pendidikan Multikultural. Penulis mengharapkan makalah ini
agar dapat menambah pengetahuan pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran atas
ketidak sempurnaan makalah yang penulis buat.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Pendidikan Multikultural dan Implikasinya, oleh A. Effendi Sanusi


Mahfut, Choirul. 2005.

10
Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sutarno, 2007.
Pendidikan Multikultural. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Zubaedi.
2004. Pendidikan Berbasis masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11

Anda mungkin juga menyukai