Anda di halaman 1dari 6

Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi

sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.

Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua


sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.

Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi penggerakan


pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan
sumber daya yang tersedia.

Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
Planning

Perencanaan program kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah


kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan
masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-
angan saja.

Dalam upaya pemberantasan kesehatan baik itu yang sifatnya menular maupun tidak menular
yang dilakukan oleh departemen kesehatan dalam suatu negara diperlukan sebuah pola kerja atau
program kerja yang tersusun dengan baik. untuk mendukung itu semua maka diperlukan fungsi
manajemen perencanaan agar tujuan yang dicapai terarah dengan baik, adapun perencanaan yang
dapat disusun dalam program kesehatan untuk melakukan pemberantasan penyakit tidak menular
yaitu;

 Penyusunan perencanaan dalam lingkup tugas dibidang pencegahan dan penanggulangan


penyakit;
 Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pencegahan dan
pemberantasan penyakit bersumber pada binatang, penyakit menular langsung, penyakit
menular tertentu dan penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa penyakit dan
wabah;
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
 Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data dan pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber pada binatang , penyakit menular
langsung, penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa
penyakit dan wabah;
 Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait pembinaan di Tempat-
tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja Perusahaan, pengendalian
vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih dan air minum;
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.
 Evaluasi pencapaian hasil kerja yang terdapat dalam tujuan utama program kerja.

Langkah yang sering digunakan dalam perencanaan program kesehatan adalah mengikuti prinsip
lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle), secara umum tersusun sebagai berikut :

1. Melakukan Pengumpulan Data


2. Menetapkan Prioritas Masalah
3. Menyusun Alternatif Jalan Keluar
4. Memilih Prioritas Jalan Keluar
5. Menyusun Rencana Kerja Selengkapnya
6. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

Organizing
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

Pengorganisasian yang dapat dilakukan dalam perencanaan program kesehatan ialah:

 Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular yang akan dilakukan
dan siapa yang akan melakukannya?
 Mengordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan pemberantasan penyakit
tidak menular dimasyarakat.

Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan pengorganisasian perencanaan program
kesehatan itu berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh bidang-bidang pemberantasan kesehatan tidak
menular yang telah dibentuk sebelumnya oleh pemerintah terkait yang kemudian akan
dilaksanakan oleh bidang-bidang tersebut misalnya Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari:

1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Seksi Pencegahan dan Pemberantasan


Penyakit mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta
pengawasan dan pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta
pengawasan dan pengendalian kegiatan Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.
3. Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan penyehatan lingkungan.

Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian dari pernecanaan program
kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit tidak menular.

Kemudian poin kedua ialah cara untuk mengordinir petugas pemberantasan kesehatan
dimasyarakat oleh petugas kesehatan ialah dengan memberdayakan semua potensi yang ada baik
itu dari lingkup kesehatan sendiri maupun dari masyarakat sendiri.

Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali
memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah
beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk
menghadapinya. Dalam perencanaan program kesehatan untuk memberantas penyakit tidak
menular dapat dilaksanakan strategi sebagai berikut yang dapat dijalankan oleh dinas kesehatan
terkait:

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.


Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.
2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi
terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di
setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar; setiap Puskesmas dan
jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya;
pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar
mutu.
3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat
kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap
kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat
sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat; semua ketersediaan farmasi,
makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat; terkendalinya pencemaran
lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dan berfungsinya sistem informasi
kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia.
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan. Sasaran utama dari strategi ini adalah :
pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan
daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan
promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi
rakyat miskin.

Controlling

Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan misalnya:

 Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan
penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan
bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan
terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu
mengajak, memotifasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas
sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu
menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.

 Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak
dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan
mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

 Kesehatan dan Komitmen Politik.

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan
masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan
bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan social ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih merupakan sector konsumtif
ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga
apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini tidak akan
meningkat.

Evaluating

Evaluasi program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melihat lebih dekat dan seksama
sebuah program. Hal ini melibatkan metode penelitian dan sifatnya lebih detail. Tujuan evaluasi
ini adalah untuk melihat seberapa banyak perubahan yang dapat dilakukan program tersebut
terhadap outcomes kesehatan secara luas, seperti prevalensi penggunaan alat kontrasepsi atau
ratio kematian ibu dan bayi. Kegiatan evaluasi biasanya meliputi pengukuran pada saat awal
program dan akhir program dan jika memungkinkan mengontrol atau membandingkan antara
kelompok yang satu dengan yang lain untuk membantu melihat seberapa besar perubahan dalam
pencapaian outcomes sebagai hasil akhir dari kegiatan-kegiatan program kesehatan tersebut.
Namun, tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya dari luar program tersebut.

Mendesain sebuah evaluasi yang baik membutuhkan spesialisasi keterampilan teknis yang
mungkin saja tidak dimiliki oleh program-program kesehatan. Jika dimungkinkan, seorang ahli
evaluasi dapat membantu program tersebut. Berbeda dengan monitoring sebuah program yang
dapat dilakukan oleh manager program. Evaluasi yang dapat dilakukan dalam hal ini ialah
sebagai berikut:

Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey berbagai kelompok
yang terlibat dalam satu program untuk menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang relevan.

1. Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.


2. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada mereka
kesempatan untuk berargumen.
3. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini kemudian
mengemukakan argument-argumen dan bukti sebelum mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai