Analisis Perkembangan Memahami Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Islam Al-Banin Makassar
Analisis Perkembangan Memahami Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Islam Al-Banin Makassar
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
MAHMUDHATUS SYAROH
NIM 20900116036
2022
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 20900116036
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau orang lain sebagai atau seluruhnya, maka
Peneliti
Mahmudhatus Syaroh
NIM 20900116036
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis
Perkembangan Memahami Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Islam Al-
Banin Makassar”. Salam serta salawat selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
Peneliti menyadari bahwa proses selesainya skripsi ini tidak luput dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan demikian, penulis mengucapkan
banyak terima kasih terutama kepada kedua orang tua (Mujiono dan Ngainur
Rohmah) serta keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik
secara moral maupun materi. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan barokah-
Nya.
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak dibawah ini yang banyak membantu
peneliti:
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. Selaku Rektor UIN
Alauddin Makassar.
iii
2. Bapak Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd. I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Dr. Hj. Ulfiani Rahman, M.Si., dan Wahyuni Ismail, S.Ag., M.Si., Ph.D.
Selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
peneyelesaian studi.
4. Nur Khalisah Latuconsina, S.Ag., M.Pd. dan Dr. Besse Marjani Alwi,
5. Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D. dan Dr. Hj. Dahlia Patiung, M.Pd. Selaku
Penguji I dan II yang berkenan memberikan kritik dan saran bagi penulis.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan Staf serta
iv
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis
Akhir kata, peneliti berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan
semoga segala aktifitas keseharian kita selalu bernilai pahala oleh Allah swt.
Peneliti
Mahmudhatus Syaroh
NIM 20900116036
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................ i
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ...................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 9
E. Manfaat penelitian ..................................................................................................... 9
F. Kajian Pustaka........................................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perkembangan Bahasa ................................................................................. 18
1. Pengertian Perkembangan Bahasa ...................................................................... 18
2. Fungsi Bahasa ..................................................................................................... 21
3. Tahap-Tahap Perkembangan bahasa ................................................................... 22
4. Indikator Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun ..................................... 24
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa .............................. 25
6. Gangguan-Gangguan dalam Perkembangan Bahasa .......................................... 27
B. Anak Usia Dini .......................................................................................................... 31
1. Pengertian Anak Usia Dini ................................................................................. 31
2. Hakikat Anak Usia Dini ...................................................................................... 32
3. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini..................................................................... 34
4. Komponen Perkembangam Bahasa Anak Usia Dini .......................................... 34
vi
5. Karakteristik Anak Usia Dini .............................................................................. 35
6. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ................................................................ 35
7. Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini .............................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 40
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................................... 41
C. Pendekatan Penelitian ............................................................................................... 41
D. Sumber Data Penelitian ............................................................................................. 41
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 43
F. Instrumen penelitian .................................................................................................. 45
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 52
H. Keabsahan Data ......................................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................................... 55
B. Pembahasan ............................................................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 64
B. Kekurangan .............................................................................................................. 64
C. Implikasi Penelitian ................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................. 69
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6: Dokumentasi
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata pedagogik yaitu ilmu
atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Pendidikan dalam bahasa jawa berarti
Salah satu aspek penting pada perkembangan anak yang perlu diasah dan
dioptimalkan yaitu aspek bahasa. Factor pembeda antara makhluk hidup yang satu
dengan yang lain dalam berinteraksi adalah bahasa, karena dengan berinteraksi yang
baik dapat menjalin keharmonisan suatu hubungan social dengan saling memahami
satu dengan yang lain dan mampu memberikan tanda yang jelas untuk membentuk
pikiran, perasaan keinginan dan perbuatan dari seseorang kepada orang lain sebagai
lawan bicaranya.2
berbagai kemampuan fisik, kognitif, bahasa, social emosional, dan spiritual. Menurut
1
Nurkholis, “Pendidikan Dalam Upaya Memaujukan Teknologi”, Jurnal Pendidikan. Vol. 1
no.1 (2013), h. 25
2
Efrida Ita, melkior Wewe dan emirensiana Goo, “Analisis Perkembangan Kemampuan
Bahasa Anak Kelompok A Taman kanak-kanak”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 3
No. 2 (2020) h. 174-186.
1
2
para ahli psikologis, usia anak dini (0-8 tahun) sangat menentukan bagi anak dalam
mengembangkan potensinya.3
Nomor 20 Tahun 2003 Bab I, pasal I butir 14 telah mengatur bahwa “Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
Anak usia dini adalah anak yang usianya berkisar antara 0-6 tahun, memiliki
ciri-ciri yang khas dan tidak dimiliki oleh masa perkembangan yang lainnya (terjadi
satu kali selama kehidupan manusia). Anak Usia Dini yang dimaksud ialah adanya
masa emas (the golden age), artinya yang dimana anak sangat sensitif terhadap
berbagai ransangan baik itu dari lingkungan keluarga atau dari lingkungan luar, masa
ini dapat dijadikan dasar tumbuh kembang seluruh potensi anak. Salah satunya yang
harus ditumbuh kembangkan adalah kemampuan bahasa anak yang memiliki fungsi
sebagai alat komunikasinya anak. Kemampuan berbahasa atau komunikasi dalam hal
ini adalah kemampuan berbicara, anak akan dapat mengekspresikan apa yang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu bentuk upaya untuk
membina anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, dengan memberikan
membantu pertumbuhan dan perkembangan baik itu pada aspek jasmani maupun
pada aspek rohaninya agar anak memiliki kesiapan untuk melanjutkan pendidikan
yang selanjutnya.6
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang
memberikan pembinaan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan, yang dimana
(sikap dan emosi) perkembangan bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak
usia dini.7
yang selalu distimulus oleh suatu lembaga pendidikan, khususnya pendidik untuk
mengembangkan ke-6 aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, social emosional dan seni. Keenam aspek perkembangan
yang dapat membantu anak usia 5-6 tahun dalam proses belajar khususnya dalam
6
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi (Edisi. 1;
Jakarta: Kencana, 2013), h. 279.
7
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Edisi. 1; Jakarta: Kencana, 2.
2016), h. 2.
4
yang lebih kompleks, memahami aturan dalam suatu permainan, senang dan
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dimana bahasa merupakan modal
awal bagi guru dan murid untuk melakukan interaksi. Bahasa digunakan baik didalam
maupun diluar sekolah. Guru dan orangtua harus menggunakan tata bahasa yang baik
dan kosa kata yang mudah dipahami. Apalagi jika menghadapi anak usia dini maka
harus sangat berhati-hati dalam mendidik anak, karena komunikasi akan sangat
mepengaruhi perkembangan bahasa pada anak terutama dalam mengungkapkan
bahasa.8
penghormatan, penghargaan dengan orang yang diajak bicara, dan sebagainya. Ketika
berbicara dengan orang lain, islam memberikan landasan yang jelas tentang tata cara
berbicara. Tata cara berbicara dengan orang lain itu misalnya harus membicarakan
dengan lawan bicara.9 Penjelasan tentang berbicara dengan baik itu tidak hanya ada
didalam teori saja, namun tata cara berbicara dengan baik terdapat dalam Al-quran.
8
Imelda Yunia Putri, „Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Putri Aisyah
Kebon IX Kecamatan Sungai Gelam‟, 1 (2020), 9–50.
9
Yunia Mar‟atus Solichah. “Etika Berbicara dalam Al-qur‟an surah Al-ahzab ayat 70-71
dalam Tafsir Al-ahzar Karya Buya Hamka dan Relevansinya dengan Pembentukan Akhlakul Karimah”
Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ponorogo (2018) h. 1-97
5
Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar”. (QS al-Ahzab ayat 70).10
bahwasannya ada tiga konsep utama dalam penadsiran Hamka yaitu memupuk iman
dengan takwa, memilih kata-kata yang tepat dalam berbicara, dan menegakkan budi
pekerti yang mulia.11 Makna dari ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah
baik kepada anak sehingga aspek bahasanya akan bertambah. Pendidikan dalam
pendidikan yang baik dan benar sehingga semua aspek perkembangannya dapat
berkembang dengan baik. Salah satu pendidikan atau pengajaran yang baik dapat di
ajarkan kepada anak usia dini yaitu harus mengajarkan anak untuk menggunakan tata
bahasa yang baik, dan kosa kata yang mudah dipahami oleh anak sehingga semua itu
akan menjadi modal awal anak pada masa yang akan datang.
10
Departemen Agama RI. Al-quran dan Terjemahannya Al-Jumanatul „Ali. Bandung: CV
Penerbit Jumanatul „Ali-ART J-ART (2014), h. 427.
11
Yunia Mar‟atus Solichah. “Etika Berbicara Dalam Al-quran Surah Al-Ahzab Ayat 7-71
Dalam Tafsir Al-ahzar Karya Buya Hamka dan Relevansiasinya Dengan Pembentukan Akhlakul
Karimah”. Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo (2018) h. 1-97
6
Pengamatan awal yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Mei 2021 sampai 7
memahami bahasa anak yang sudah diberikan pendidik namun masih perlu
dikembangkan. Hal ini ditandai dengan beberapa anak yang belum mampu mengerti
beberapa perintah secara bersamaan kemudian ada juga beberapa anak yang belum
mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks dan adapula beberapa anak yang
belum mampu memahami aturan dalam suatu permainan dan anak juga beberapa
anak yang tidak senang dengan bacaan.
Usia satu tahun anak sudah mulai banyak perkembangan. Sebagai contoh
perkembangan bahasa dan tingkah laku. Di usia anak yang memasuki usia
perkembangan dia sudah mulai bertambah aktif, seperti anak sudah mulai bisa
berjalan dan sudah mulai tumbuh gigi ada juga yang baru bisa merangkak, karena
setiap anak perkembangannya berbeda-beda. Setelah itu anak mulai bisa berbicara
dengan bahasanya. Tapi sejak awal mulai lahir dia hanya bertingkah dengan
bahasanya, contoh jika anak mulai lapar, tidak nyaman dengan keadaan sekitar dia
Enam aspek perkembangan anak yang harus di stimulus sejak dini. Salah
satunya adalah kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa anak usia dini
hanya terdiri dari berbicara namun juga menyimak, membaca dan menulis bagi anak
usia dini. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari,
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Selain itu dengan bahasa seseorang dapat
12
Yul Mahmudah, “Studi Literatur: Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini” Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, Vol. 3, No. 1 (2021) h. 22-29
7
orang lain akan memahami apa yang kita sampaikan. Maka dari itu, kemampuan
berbahasa penting untuk dikembangkan. Apalagi, pada awal masa pra sekolah, anak
bertemu dengan teman-teman seusianya pada saat bermain. Jika tidak ada komunikasi
di dalamnya, maka anak sulit untuk bersosialisasi dan bermain dengan orang lain.
pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara
kemampuan bahasa anak berkembang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan awal bahasa anak, dari 18 anak di kelas A, yang memberikan hasil belum
berkembang (BB) ada 8 anak yaitu 44,4%, mulai berkembang (MB) ada 5 anak yaitu
27,8%, dan berkembang sesuai harapan (BSH) ada 5 anak yaitu 27,8%, dan
berkembang sangat baik (BSB) tidak ada atau 0%. Pada pertemuan disiklus I dari 18
anak yang memberikan hasil belum berkembang (BB) ada 3 anak yaitu 16,7%, dan
mulai berkembang (MB) ada 8 anak yaitu 44,4%, berkembang sesuai harapan (BSH)
ada 2 anak yaitu 11,11%, dan berkembang sangat baik (BSB) ada 5 anak yaitu 27,8%.
Sedangkan pada siklus II peserta didik yang menunjukkan hasil belum berkembang
13
Lita Ikhwani, “Peningkatan Keterampilan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Permainan Ular Tangga” Skripsi: Jakarta: Fakultas Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah” (2019) h. 1-114
8
(BB) ada 1 anak yaitu 5,6%, mulai berkembang (MB) ada 2 anak yaitu 11,11% dan
memahami bahasa pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Banin Makassar.
B. Rumusan Masalah
2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia 5-6
14
Imelda Yunia Putri, “perkembangan Bahasa Anak usia 5-6 Tahun di TK Putri aisyah kebon
IX Kecamatan Sungai gelam”. Skripsi program Studi pendidikan Anak usia Dini fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas jambi (2020). h. 1-88.
9
kompleks.
permainan.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami bahasa pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Banin
Makassar
2. Untuk mengetahui faktor perkembangan bahasa pada anak usia 5-6 tahun di
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka
a. Manfaat Ilmiah
pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-Banin Makassar, serta dapat menjadi
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pendidik:
analisis terkait perkembangan memahami bahasa pada anak usia 5-6 tahun
2) Bagi peserta didik: agar memiliki pola pikir, daya nalar dan pola
berimajinasi secara kompleks, motivasi positif, respon, aktif, kreatif dan
3) Bagi peneliti:
bahan rujukan atau kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya dalam
Al-Banin Makassar.
F. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wika Niati dengan judul Peran Guru PAUD
Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B Usia 5-6
Tahun Di TK Dharma Wanita Kab. Seluma. Jenis penelitian ini adalah penelitian
melalui prosedur statistik atau bentuk hitung lainnya. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian peran guru PAUD dalam
anak namun perlu ditingkatkan dengan menggunakan berbagai media yang lebih
pada anak semakin meningkat dan anak dapat menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi.
Relevansi Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dikaji
ini guru yang menstimulasi anak, sedangkan penelitian yang akan dikaji itu peran
sesuai harapan (BSH). Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak
usia dini di TK tersebut sudah berkembang, dimana anak sudah mampu untuk
kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan,
15
Wika Niati, “Peran Guru PAUD Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Pada
Kelompok B Usia 5-6 Tahun Di TK Dharma Wanita Kab. Seluma” Al-Fitrah: Jurnal Of Early
Childhood Islamic Education Vol. 7, no. 1 (2019), h. 24.
12
Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dikasi adalah
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Widyastuti dengan judul Analisis Upaya
Guru Dalam Mengembangkan Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman
dan hasilnya dalam mengembangkan bahasa pada anak usia 5-6 tahun di sekolah
yaitu deskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah 1 kepala sekolah,
2 orang guru dan hasil penelitian pengembangan bahasa dari 15 anak yang
berusia 5-6 tahun. Hasil observasi, wawancara dan data penilaian pengembangan
bahasa pada anak usia 5-6 tahun, peneliti menganalisis dan mendeskripsikannya.
bahwa pada umumnya, upaya guru dalam mengembangkan bahasa pada anak,
16
Putri Hana Pebriana, „Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017)
13
harapan, meskipun masih sedikit anak pada penilaian mulai berkembang. Itu
Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dikaji adalah
pengembangan bahasa pada anak sedangkan penelitian yang akan dikaji berfokus
pada upaya analisis perkembangan kemampuan memahami bahasa pada anak.17
4. Penelitian yang dilakukan oleh Meta Novtrya Sari dengan judul Meningkatkan
kemampuan berbahasa anak melalui metode bercerita. Subjek dalam penelitian ini
terdiri dari 6 laki-laki dan 8 perempuan, dengan rentang usia subjek antara 5-6
tahun. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus dan setiap siklus
dini. Ini terbukt dengan meningkatnya hasil perhitungan setiap aspek di setiap
kurang dan pada siklus II meningkat mencapai 85% dengan kriteria sangat baik,
kemampuan berbicara pada siklus I adalah 36% dengan kriteria sangat kurang dan
pada siklus II meningkat mencapai 79% dengan kriteria baik. Kesimpulan dari
17
Ana Widyastuti, “Analisis Upaya Guru Dalam Mengembangkan Bahasa Pada Anak Usia 5-
6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Assaadah Limo Depok”. Jurnal CARE (Children Advisory Research
and Education) 6 (1), (2018), hal. 10-17.
14
penelitian tindakan kelas ini bahwa: melalui metode bercerita dapat meningkatkan
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dikaji yaitu Penelitian ini
dengan judul Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Lagu
perasaan dan keinginannya. Pada tahapan perkembangan anak usia dini diawali
dan suasana hatinya, merasa senang bernyanyi dan anak dapat belajar bagaimana
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dikaji adalah sama-sama
18
Meta Novtrya Sari, “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita
Di Kelompok B TK Yasporby Kota Bengkulu (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi Bengkulu: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universutas 2014), h. 3
15
kualitatif.19
6.Penelitian yang dilakukan oleh Ana Widyastuti, dengan judul Analisis Upaya
Guru dalam Mengembangkan Bahasa pada Anak Usia 5-6 tahun di Taman Kanak-
kanak Assaadah limo depok. Guru adalah pendidik yang sangat diperlukan dalam
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya guru atau pendidik dan hasilnya
dalam mengembangkan bahasa pada anak usia 5-6 tahun di sekolah taman kanak-
kanak assaadah, limo depok. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah 1 kepala sekolah, 2 orang guru atau
pendidik dan hasil penelitian pengembangan bahasa dari 15 anak yang berusia 5-6
pada anak usia 5-6 tahun, peneliti menganalisis dan mendeskripsikannya . upaya
hasilnya dianalisis oleh peneliti dengan empat indicator penelitian bahasa anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya, upaya guru dalam
besar telah optimal perkembangannya. Pada anak usia 5-6 tahun di TK Assaadah
19
Vivi Anggraini, Yulsyofriend, Indra Yeni, “Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini Melalui Lagu Kreasi Minangkabau Pada Anak Usia Dini”. Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini dan
Pendidikan Anak Usia Dini 5 (2), (2019), hal. 73-84.
16
masih sedikit anak pada penilaian mulai berkembang. Itu berarti masih diperlukan
meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dengan media poster di
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun dengan
tersebut meliputi struktur kalimat, kosakata dan artikulasi. Penel;itia ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan kolaboratif dengan guru dan menggunakan
model kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini adalah 15 anak kelompok B.
Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Hasil
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dikaji adalah sama untuk
usia 5-6 tahun. Perbedaan antara penelitian ini dengan oenelitian yang akan dikaji
sedangkan penelitian yang akan dikaji memahami bahasa dan tidak menggunakan
media.
20
Ana Widyastuti. Analisiss upaya Guru dalam mengmbangkan Bahasa pada Anak usa 5-6
tahun di taman kanak-kanak Assaadah Limo Depok, Jurnal CARE (Childrean Advisory Research and
Education) 6 (1) (2018), h. 10-17.
17
8. Penelitian yang dilakukan oleh Novira, Indra Jaya, dengan judul Analisis Metode
Berhitung Anak Usia 5-6 Tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun. Berdasarkan fakta yang ditemukan di
lapangan bahwa pada usia 5-6 tahun anak masih kesulitan dalam berhitung,
memahami konsep berhitung, dan memahami symbol angka itu sendiri, terjadi saat
proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Hal tersebut membuat anak
berhitung.21
21
Novira, Indra Jaya, “Analisis Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan dalam
meningkatkan Kemampuan Berhitung anak Usia 5-6 Tahun”. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3 (1)
(2021), h. 84-91.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa pada anak usia dini dalam fase
perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat
menggunakan bahasa lisan. Bahasa dipelajari melalui pembiasaan dai lingkungan dan
merupakan hasil imitasi terhadap orang dewasa. Imitasi, reward, reinforcemen, dan
frekuensi suatu perilaku merupakan factor yang penting dalam mempelajari bahasa.
Cara pengucapan kata bagi seseorang anak dipengaruhi oleh perilaku lingkungan.
Penggunaan bahasa yang kompleks oleh orang tua dan orang dewasa merupakan
suatu bentuk kemudahan cara bicara anak yang seperti digunakan oleh keluarganya
22
Desyan Retno Ari, “Peningkatan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun
Melalui Metode OutBound di TK Kemala Bhayangkari Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora” Skripsi.
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(2017), h. 1-69.
18
19
bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun
berupa lisan, tulisan, simbol yang memiliki makna dan tersusun secara sistematis
dalam mengekspresikan sebuah ide atau gagasan. Selain itu perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus
Bahasa dalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit
suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (varian arti), dan
maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.24 Anak usia dini
adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan
23
Nurbiana Dhieni dan Lara Fridani, Hakikat Perkembangan Bahasa Anak (Modul 1PAUD)
(Semarang: IKIP Veteran, 2007), h. 16.
24
Rosmiyati, “Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Bercerita Di PAUD Khadijah Sukrame Bnadar Lampung” Skripsi (Lampung Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri IAIN Raden Intan 2017), h. 15.
20
pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang sangat cepat dalam rentang
perkembangan manusia.
perkembangan anak secara umum dan perkembangan bahasa awal anak berkaitan erat
dengan berbagai kegiatan anak, objek dan kejadian yang dialami secara langsung.25
Salah satu perkembangan yang terjadi pada anak usia dini adalah
perkembangan dan berfikir bahasa. Dengan demikian bahasa merupakan alat untuk
Bahasa adalah salah satu hal yang sangat berguna dalam kehidupan. Bahasa
merupakan alat untuk berkomunikasi dengan seseorang tanpa bahasa kita tidak dapat
perlu distimulasi, dilatih dan dikembangkan sejak dini yang berkaitan dengan
perkembangan lisan pada anak terutama kosakata pada anak. Dengan bahasa anak
orang lain dapat memahami apa yang ada dipikirannya. Lingkungan memiliki peran
25
Mustakim Nur dkk, “Metode Pengembangan Bahasa”. (Jakarta: Mulia Press, 2013), h. 110.
26
Putri Hana Pebriana, „Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017)
21
dilingkungan dapat berdampak kurang baik pada bahasa anak. Lingkungan yang
memiliki bahasa yang baik dapat berdampak yang baik pada bahasa anak. Hal ini
dapat dilihat ketika anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa
pada anak tergantung pada siapa mereka sering berinteraksi, misalnya anak yang
sering berinteraksi dengan orang yang memiliki bahasa yang santun maka anak itu
juga akan terbentuk menjadi anak yang berbahasa santun. Sebaliknya, jika anak yang
sering berinteraksi dengan orang yang memiliki bahasa yang kurang baik maka anak
itu juga akan memakai bahasa yang kurang baik. Karena anak akan merekam dan
lawan bicara.
2) Fungsi Bahasa
Uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat pada dasarnya merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang dilakukan
27
Aulia Setianingsih, “Peningkatan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun” Skripsi
(Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhamadiyah Surakarta 2020) h. 2-3.
28
Leni Dahlia, M Thamrin, and Muhamad Ali, „Kemampuan Berbicara Menggunakan Bahasa
Indonesia Anak Usia 5-6 Tahun Tk Keranjik‟, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Untan, 2.9 (2013),
1–18.
22
secara baik, karena dengan bahasa orang dapat mengenal kebutuhannya dengan baik.
tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Anak usia dini merupakan anak yang unik dan memiliki tingkah laku yang
dapat ditingkatkan melalui bahasa yang sederhana dan tepat. Hal ini diharapkan
perkembangan pada anak yang harus diketahui oleh pendidik umumnya dan orangtua
membanggakan. Anak usia dini merupakan anak yang unik dan memiliki tingkah
laku yang berbeda, begitu pula dengan perkembangan bahasa anak. Perkembangan
bahasa dapat ditingkatkan melalui bahasa yang sederhana dan tepat. Hal ini
Uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat komunikasi dengan orang lain, tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat
29
Imelda yunia Putri, “Perkembangan Bahasa Anak usia 5-6 Tahun di TK putri aisyah Kebon
IX Kecamatan sungai Gelam” Skripsi, program studi Pendidikan Anak Usia Dini fakultas Keguruan
dan ilmu Pendidikan universitas jambi (2020). h. 1-88.
23
Pada tahap ini, usia 0-3 bulan bunyi yang dihasilkan berasal dari
tenggorokan dan belum memiliki makna. Bahkan pada awalnya, bayi hanya mampu
mengeluarkan suara tangisan yang menandakan bayi merasa lapar, takut dan bosan.
Diusia 3-12 bulan bayi mulai menggunakan bibir dan langit-langit dalam
Pada usia 12-2 tahun anak mulai belajar menggunakan kata yang memiliki
tubuh. Kata-kata yang diucapkan dapat mencapai 200-300 kosa kata. Dalam
memahami makna yang diucapkan oleh anak tidaklah mudah. Untuk menafsirkan
diperhatikan aktfitas dan unsur-unsur non lingustik lainnya seperti: gerak isyarat,
Usia 2-6 tahun atau lebih merupakan tahap yang dimana anak mulai belajar
tata bahasa dan perkembangan kosa kata mencapai 300 buah. Diperiode linguistic ini
anak mengucapkan kata-kata yang pertama sehingga saat ini merupakan tahapan
1. Fase satu kata atau Holofrase yaitu fase anak menggunakan satu kata untuk
diucapkan adalah kata benda setelah itu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata. Fase ini muncul saat anak berusia 18 bulan
dimana anak sudah mampu untuk membuat kalimat sederhana yang terdiri
dari dua kata. Setelah itu, barulah muncul kalimat dengan tiga, empat kata
dan seterusnya. Difase ini, orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan
anak secara sederhana dan anak mulai dapat bercerita dengan kalimat yang
sederhana.
berlangsung diusia dua tahun setengah hingga 5 tahun. Dalam tahapan ini,
kata yang digunakan sudah semakin bertambah bahkan anak mampu untuk
penggunaannya.30
a. Memahami Bahasa
b. Mengungkapkan Bahasa
30
Putri Hana Pebriana, „Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017)
25
berhitung.
predikat-keterangan).
c. Keaksaraan
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya.
sama.
anak untuk memahami atau menggunakan kata dalam konteks tertentu secara verbal
atau nonverbal. Selain itu anak juga mengalami kelambatan dalam semantic, sintaks,
31
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. h. 1-76
26
sebagai berikut:
1. Gangguan fonologi
2. Gangguan morfologi
pendek.
3. Gangguan sintaks
4. Ganggungan semantik
frase dan berhubungan dengan anak kalimat, abstrak dan bentuk bahasa.
5. Pragmatik
Pada dasarnya tingkat dan sifat gangguan bahasa pada anak usia dini dapat
diketahui sejak anak masuk sekolah. Anak yang mengalami gangguan bahasa ini
bergalu (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam
seseoarng tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak akan dapat
Komunikasi antar anak akan terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga
sebagai salah satu indicator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak
berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Bahasa dapat dimaknai
sebagai suatu system tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan system
komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi
verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta
landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum anak belajar
32
Putri Hana Pebriana, “Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi pada
Anak Usia Dini”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017).
28
Upaya mengoptimalkan perkembangan bahasa pada anak, para orang tua atau
perkembangan bahasa pada anak, orang tua ataupun pendidik juga harus mengetahui
proses perkembangan bahasa yang dilalui oleh seorang anak dan cara dapat
mengetahui stimulus yang tepat diberikan kepada anak pada masa perkembangan
Namun, tetap pada perbedaan individual seorang anak. Upaya untuk mengoptimalkan
Pada penelitian di sekolah Islam Al-Banin Makassar itu ada beberapa faktor
diantaranya faktor keluarga, kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya untuk
berkurang. Sehingga ketika anak kurang mendapatkan kasih saying kepada orang
tuanya entah orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya ataupun tidak memperhatikan
33
Hilda Zahra Lubis, “Metode Pengembangan Bahasa Anak Pra Sekolah” Jurnal Raudhah.
Vol. 06, no. 02 (2018), hal. 1-21.
29
1. Faktor kesehatan.
perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupan. Pada usia
2 tahun pertama, anak mengalami sakit terus menerus, maka anak tersebut
2. Intelegensi.
intelegensi normal atau diatas normal. Namun, tidak semua anak yang
status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari
dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.
Pada tahun pertama usia anak, ada perbedaan dalam vokalisasi antara
pria dengan wanita. Namun mulai usia dua taun, anak wanita menunjukkan
5. Hubungan Keluarga.
Hubungan ini dimaksud sebagai proses pengalaman berinteraksi dan
yang mengajar. Hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak (penuh
perhatian dan kasih sayang dar orang tuanya). Hubungan yang tidak baik
itu bisa sikap orang tua yang kasar/keras, kurang kasih sayang, atau kurang
stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam
34
Syamsu Yusuf, “Psikologi Perkembangan Anak & Remaja”, (Bandung PT Remaja
Rodakarya, 2012), h. 121.
31
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan rasa
ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah
tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifar egosentris,
memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk social, unik,
kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan
masa yang paling potensial untuk belajar. Anak usia dini adalah sosol
individu yang sedang menjalin suatu proses perkembangan dengan pesat dan
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang
menengah keatas. Salah satu pendidikan dasar adalah pendidikan anak usia
dini (PAUD) yang berada pada rentang usia 0-6 tahun dan memiliki potensi
yang masih harus dikembangkan. Anak usia dini juga disebut sebagai masa
35
Tatik Ariyanti, Pentingnya Pendidikan anak usia dini bagi tumbuh kembang Anak The
Importance of childhood education for Child development”, Jurnal Dinamika Pendidikan dasar. Vol.
8, no. 1 (2016), h. 1-9.
32
emas (golden age). Golden age adalah satu tahap perkembangan yang akan
dialami oleh setiap anak. Fase ini terjadi pada usia 0-6 tahun atau biasa
disebut sebagai usia dini. Anak usia dini yang berada pada fase ini harus
berbeda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Hal itu tergantung
Hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. 37Anak-anak yang masih
berada pada tahap prasekolah berada pada periode yang sensitiv, anak mudah
36
Mei Lyna Girsang, Muhammad Rasyid Ridho, dan Aprilla Utari, “Pengguanaan Metode
Bercerita Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini kelompok B di TK Mawar
Indah Kecamatan Medan Petisah,” Jurnal Madani: Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Humaniora 2,
no. 2 (2019): 258-269.
37
Putri Hana Pebriana, „Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017)
33
Hakikat anak usia dini lebih kepada tahap dimana anak diperkenalkan
pada sekolah formal. Sekolah formal bagi anak usia dini adalah TK.
dengan tujuan agae anak siap menghadapi situasi yang berbeda dengan
menumbuh kembangkan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
38
Dadan Suyana, “Hakikat Anak Usia Dini” PIAUD 107/ Modul 1. h. 1-65.
39
Tatik Ariyanti, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak The
Importance Of Childhood Education For child Development”, Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. Vol.
8, no. 1 (2016), h. 50-58.
34
akhir hayat. Pertumbuhan lebih menitik beratkan pada perubahan fisik yang
tahap pengulangan libear, tahap menulis random dan tahap menulis nama.
40
Tatik Ariyanti, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak The
Importance Of Childhood Education For child Development”, Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. Vol.
8, no. 1 (2016), h. 50-58.
41
Putri Hana Pebriana, „Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1.1 (2017)
35
2-4 tahun.
42
Anita Maryani, “Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Media
Flash Card di TK IT Al-Kautsar Kota Bengkulu” Skripsi: Bengkulu. Fakultas Tarbiyah dan Tadris
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) (2018-2019). h. 1-88.
36
a. Perkembangan Fisik
anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tinggi
anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-30 kg. Ketika fisik berkembang
dengan baik memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan keterampilan
Adapun pada anak usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm
pertumbuhan otak pada usia ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa,
sedangkan pada usia enam tahun mencapai 90%. Perkembangan fisik anak
tidak terlepas darai asupan makanan yang bergizi, setiap tahap perkembangan
fisik anak tidak terganggu dan berjalan sesuai dengan umur yang ada.
b. Perkembangan Intelegensi
Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu
keyakinan, bahwa apa yang diselidiki dengan tes intelegensi itu adalah
intelegensi umum, jadi intelegensi diberi definisi sabagai taraf umum yang
ketingkat usia tertentu secara tes-retest yang alat ukurnya disusun skuensial.
c. Perkembangan Bahasa
Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari
masukan dan oengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik dari
lingkungan keluarga, masyarakat, juga dari lingkungan pergaulan teman
sebaya, yang berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu. Selain itu,
d. Perkembangan Sosial
sama. Untuk mencapai kematangan social anak harus belajar tentang cara-cara
penyesuaian diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui
lingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya, atau orang dewasa
lainnya.
38
atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial
e. Perkembangan Moral
melakukan peraturan, nilai-nilai dan prinsip moral. Nilai-nilai moral ini seperti
seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan
(khamar). Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang lain
ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok
sosialnya.43
yang diharapkan dari anak pada tahap usia tertentu dan pada usia berapa
43
Anita Mariyani, “Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan media
Flash Card di TK IT Al-Kautsar Kota Bengkulu” Skripsi. Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia
dini fakultas tarbiyah Dan tadris institute agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu (2018-2019). h. 1-63.
39
akan muncuk pola perilaku tertentu, dan kapan pola itu akan diganti yang
lain.
b. Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari anak pada usia tertentu
badan, skala usia mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
pada masa peka yang merupakan masa paling tepat untuk berkembangnya
kemampuan tertentu.
44
Rini Puspita, “Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini pada Kelompok B2 di RA Ponegoro
184 Sumbang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas” Skripsi Program Studi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan institut Agama Islam Negeri purwokerto
(2020), h. 1-118.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data deskriptif berupa kaya-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang
dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu
dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
menganalisis fenomena, peristiwa, sikap dan pemikiran dari orang secara individu
analisis perkembangan memahami bahasa pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Al-
Banin Makassar, baik yang diperoleh dari wawancara, observasi maupun dari
dokumentasi
45
Sulaiman Saat dan Sitti Maniah, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti
Pemula (Makassar: Penerbit Sibuku 2018) h. 117.
46
V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian (Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami).
Yogyakarta: Penerbit PUSTAKABARUPRESS, H. 19.
40
41
B. Lokasi Penelitian
Al-Banin Makassar.
C. Pendekatan Penelitian
karena sasaran utama dalam penelitian ini adalah orang tua dan pendidik,
Penelitian ini adalah penelitian pengamatan yang bertumpu pada sumber data
berdasarkan situasi yang terjadi, sumber data yang dimaksud adalah data kualitatif
yang merupakan bahan-bahan yang direkam atau yang ditulis secara aktif oleh
peneliti itu sendiri. Bahan-bahan itu menyangkut hal-hal khusus yang masih
merupakan bahan mentah dan menjadi unsur penting dalam proses analisis. Dalam
1. Sumber data primer adalah informasi yang langsung diperoleh dari sumber-
sumber primer, yaitu informasi dari orang pertama dan pendidik atau
narasumber.
2. Sumber data sekunder adalah informasi yang diperoleh secara tidak langsung
dari narasumber, tetapi dari pihak ketiga. Data ini digunakan untuk
penelitian ini, sumber data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi
beserta foto-foto atau dokumentasi anak yang berusia 5-6 tahun. Sumber data
47
Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif, Skripsi dan Tesis. (Yogyakarta:
Suaka Media 2017) h. 87.
43
mendapatkan data yang valid dan relevan dengan permasalahan yang telah
1. Observasi
dilakukan. Jika objek penelitian bersifat perilaku, tidakan manusia, dan kejadia-
bahwa data yang dikumpulkan secara efektif yang dilakukan secara langsung
2. Wawancara (interview)
dilakukan dengan cara bertatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan
48
Sudaryono. Metodologi Penelitian, (Cet. 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 216.
49
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
44
bahasa pada anak usia 5-6 tahun. Informan dalam wawancara ini adalah
pendidik yang ada disekolah anak. Metode ini digunakan agar peneliti
3. Dokumentasi
yang dikumpulkan dari dokumen seperti buku, jurnal, majalah, laporan kegiatan
dan sejenisnya. Kumpulan data verbal yang berupa tulisan ini disebut
dokumentasi dalam arti sempit. Dokumentasi dalam arti yang luas seperti foto,
yang diinginkan, sehingga data tersebut akan mudah dipercaya sehingga dapat
menjadi bukti saat penelitian.
50
Nurul Zuriyah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006).
51
Muh. Khalifah Mustamin, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. 1; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h. 148.
45
F. Instrument Penelitian
alat yang digunakan dalam penelitian, guna memperoleh data dan informasi yang
bapak Ahmad Afiif, S.Ag., M.Si. (validator 1) dan Ibu Ade Agusriani, S. Psi., M. A
1. Pedoman Observasi
tanda centang (√) yang telah ditentukan pada kolom BB, MB, BSH, BSB.
46
Tahun
secara bersamaan.
bersamaan
1.2 Anak mampu
melaksanakan beberapa
perintah secara
bersamaan.
kompleks
suatu permainan.
menunjukkan sikap
menghargai bacaan
bacaan setelah
digunakan.
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BB :1
MB :2
48
BSH :3
BSB :4
Kriteria:
1). Kriteria penilaian saat anak mampu mengerti beberapa perintah secara
bersamaan.
a). Jika anak belum mampu mengerti beberapa perintah secara bersamaan,
b). jika anak hanya mampu mengerti beberapa perintah secara bersamaan,
c). Jika anak hanya mampu mengerti dengan satu perintah, maka
d). Jika anak mampu mengerti beberapa perintah secara bersamaan, maka
2). Kriteria penilaian saat anak mampu mengulang kalimat yang lebih
kompleks.
a). jika anak belum mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks,
b). Jika anak hanya mampu mengulang satu kalimat, maka kriterianya
adalah MB
49
c). Jika anak hanya mampu mengulang kalimat yang lebih komplesk, akan
tetapi masih dengan bantuan pendidik atau guru, maka kriterianya adalah
BSH
d). Jika anak mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks, maka
a). Jika anak belum mampu mengingatkan temannya tentang suatu aturan
b). Jika anak mampu mengingatkan suatu aturan dalam permaianan, akan
adalah BSH
d). Jika anak mampu mengingatkan temannya tentang suatu aturan dalam
bacaan.
a). Jika anak belum mampu menunjukkan senang dengan suatu bacaan,
b). Jika anak hanya mampu menunjukkan senang dengan suatu bacaan,
akan tetapi hanya buku bacaan yang bergambar, maka kriterianya adalah
MB
c). Jika anak mampu menunjukkan sikap senang dengan suatu bacaan,
d). Jika anak mampu menunjukkan sikap senang dengan suatu buku
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
51
No. Pertanyaan
1. Apakah anak dapat melaksanakan beberapa perintah dari gurunya secara
bersamaan?
suatu permainan?
5. Apakah anak mempunyai rasa menghargai terhadap suatu buku bacaan, seperti
3. Dokumentasi
digunakan sebagai bukti pendukung peneliti untuk melengkapi data-data dan sebagai
memilih hal-hal pokok, mencari tema dan polanya, serta membuang yang tidak
perlu. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang
dilakukan adalah dengan penyajian data. Melalui penyajian data maka data
hubungan antar kategori dan sebagainya. Dalam tahap ini peneliti membuat teks
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pengumpulan data
berikutnya. Peneliti akan melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal dapat didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali melakukan
53
H. Keabsahan Data
1. Trianggulasi
berbagai sumber untuk mendapatkan temuan dan interpretasi daya yang lebih
akurat dan kredibel.53 Ada 2 cara Ada 2 cara yang peneliti gunakan dalam
menguji keabsahan data yaitu trianggulasi waktu, merupakan pengujian
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik
yang berbeda.54
2. Meningkatkan Ketekunan
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, h. 323-
329.
53
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantutatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. ((Cet.
4; Jakarta: Kencana 2017), h. 395.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011)
h. 369-370.
54
telah ditingkatkan.55
3. Perpanjangan Pengamatan
55
B. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2017) h. 264.
56
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualittatif, dan Penelitian Gabungan,
(2017) h. 394.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Peneliti mengolah dan menganalisis data melalui proses penelitian yang telah
dilakukan, yakni dengan menggunakan metode dan instruman yang telah peneliti
tentukan di bab sebelumnya. Adapun data-data tersebut peneliti dapatkan melalui
proses wawancara sebagai metode pokok dan observasi sebagai pendukung dalam
antara satu sama lain dengan menggunakan suara yang dikeluarkan oleh alat ujaran
pada manusia. Bahasa juga merupakan sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan
dunia kepada diri sendiri. Pembelajaran bahasa kedua haruslah lebih menyerupai
bahasa, tanpa penerjemah antara bahasa pertama dan bahasa kedua, dan sedikit atau
bahwa analisis perkembangan kemampuan memahami bahasa pada anak itu perlu
dikembangkan, sehingga orang tua atau pendidik dapat memberikan stimulus yang
tepat kepada anak agar lebih mudah memahami bahasa ketika berinteraksi dengan
57
Arnianti Stit and Palapa Nusantara, „Teori Perkembangan Bahasa‟, PENSA : Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1.1 (2019), 139–52
55
56
anak. Dan ketika kasih saying orang tua terhadap anaknya sangat mempengaruhi
dari orang tuanya maka akan berdampak negativ terhadap perkembangan bahasa
anak.
hanya diam dan tidak mau mengerjakan perintah tersebut, sedangkan ZM juga sama,
dia mampu memahami perintah namun enggan untuk mengerjakannya. Hal ini selaras
sumber data sekunder yang terkait dengan mengerti beberapa perintah secara
bersamaan. AG dan ZM berkembang sangat baik (MB), hal ini dibuktikan pada saat
berinteraksi kepada anak. “Dek, bisa kakak minta tolong?. Apa Kak? (kata Gibran
dan Zaini sambil berjalan menuju peneliti). “Kakak mau minta tolong sama Gibran,
tolong ambilkan buku itu terus disimpan diatas meja, kalo Zaini Kakak minta tolong
kumpulkan mainan terus ditaruh di box mainan, boleh?. “Iye Kak (kata Gibran dan
Zaini sambil melakukan perintah). Dari perintah tersebut dapat disimpulkan bahwa
58
Andi Sitti Hartika, “Wawancara dengan pendidik” 1 September 2021.
57
Zaini dan Gibran mengerti dan melakukan beberapa perintah secara bersamaan.
Gibran dan Zaini melakukannya dengan baik sesuai perintah masing-masing yang
memerlukan arahan ketika diminta untuk melakukan sesuatu secara bersamaan oleh
peneliti. Dibuktikan pada saat peneliti meminta Tsaqib untuk mengambil buku lalu
AG bahwa sama sekali belum mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks,
sedangkan MT mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks dengan baik, Hal
sumber data sekunder yang terkait dengan mengulang kalimat yang lebih kompleks.
ZM berkembang sesuai harapan (BSH). Hal ini dibuktikan pada saat ZM diminta
untuk baris berbaris didepan kelas, Zaini mengulang kalimat yang telah diucapkan
59
Andi Sitti Hartika, “Wanwancara dengan Pendidik”, 1 September 2021.
58
bantuan. Sedangkan AG belum berkembang (BB). Hal ini dibuktikan pada saat AG
diminta untuk mengulang mengucapkan rukun iman, AG hanya diam dan tidak
mengulang kalimat tersebut. Hal ini dibuktikan pada saat berinteraksi dengan anak.
“Jadi sekarang Kakak mau membacakan rukun iman, setelah kakak baru adek-adek
mengikuti yah secara bergantian” iye kakak (kata Zaini dan Gibran sambil ketawa
bersama). Setelah peneliti membacakan rukun iman Zaini dan Gibran mengikuti akan
tetapi disini Gibran hanya diam saja dan tidak langsung bisa mengucapkan satu
kalimat penuh rukun iman. Sedangkan MT mulai berkembang (MB). Hal ini
dibuktikan pada saat MT diminta untuk mengulang mengucapkan rukun iman, disini
AG bahwa mulai berkembang (MB) dalam mematuhi aturan dalam suatu permainan,
harapan (BSH) dalam mematuhi aturan dalam suatu permainan. Hal ini juga
60
Andi Sitti Hartika, “Wawancara dengan Pendidik”, 1September 2021.
59
Wawancara diatas didukung oleh hasil observasi dari ketiga sumber data
sekunder yang terkait dengan memahami aturan dalam suatu permainan. Hal ini
dalam suatu permainan dan contohnya ketika anak bermain lompat tali Tsaqib
(kata peneliti sambil mendekat kea rah Tsaqib) Tsaqib disini langsung mengingatkan
temannya ketika temannya mau melompat dahulu sebelum antrainya untuk bermain.
Dan disini Tsaqib berhenti ketika selesai gilirannya untuk bermain. Sedangkan ZM
dalam mengingatkan temannya ketika bermain belum berkembang (BB). Hal ini
karna dia tidak memperlihatkan rasa empatinya terhadap temannya ketika dia melihat
temannya salah dia tidak mau menegur dan dia hanya fokus pada aktivitasnya sendiri.
“Kakak itu idan tidak mau antri melompat, masak dari tadi idan terus yang main?”
(kata Zaini sambil memegang tangan peneliti) “coba Zaini kasih tau Idan suruh
bergantian”. “hmmm” (kata Zaini dengan keadaan duduk dan terdiam dan tidak mau
mengingatkan temannya untuk bergilir). Dari perlakuan Zaini tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bahwa Zaini masih belum bisa untuk mematuhi aturan dalam suatu
permainan, sehingga Zaini hanya mementingkan dirinya sendiri ketika bermain
bersama. Sedangkan AG mulai berkembang (MB). Hal ini dapat dibuktikan ketika
dengan arahan pendidik. “coba Gibran yang melompat sekarang” (kata peneliti
sambil menuju kearahnya) “Naila tidak mau gentian kak” (kata Gibran sambil
menarik tangan peneliti menuju kearah temannya Naila). Dari perilaku Gibran
tersebut bahwa Gibran ingin menegur temannya akan tetapi masih takut dan masih
60
perlu arahan dan bantuan pendidik atau peneliti untuk mengingatkan temannya ketika
bermain.
ataupun menghargai bacaan sudah mulai berkembang (MB). Hal ini juga dipaparkan
seorang muslim, disini Zaini semangat ketika mendengarkan bacaan tersebut dia
duduk dengan baik dan fokus mendengarkan gurunya. Contoh kedua ketika setelah
dibacakan buku, anak-anak diminta untuk mengulang kembali apa saja adap-adap
makan yang baik disini ZM langsung angkat tangan dan mengulang kembali apa yang
mampu menunjukkan sikap senang akan tetapi harus diberikan hadiah atau selalu
61
Andi Sitti Hartika, “Wawancara dengan Pendidik”, 1 September 2021.
61
berkembang. Hal ini dibuktikan ketika AG ketika dibacakan sebuah cerita AG hanya
bermain dengan temannya karna anak lebih suka beraktivitas diluar kelas daripada
B. Pembahasan
usia 5-6 tahun dilakukan peneliti dengan merujuk pada hasil wawancara dan
observasi dilapangan. Pada uraian ini peneliti akan memaparkan mengenai hasil
berikut:
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dijelaskan pada
dalam memahami bahasa, ketiga sumber data sekunder yaitu Gibran, Zaini dan
mulai berkembang, dapat dilihat ketika anak diminta untuk mengambil sapu dan lap
meja secara bersamaan, ketika diminta untuk mengulang kalimat arti doa sebelum
belajar dan ada juga yang masih perlu arahan pendidik. Tingkat kemampuan ini
dipengaruhi oleh stimulasi yang didapatkan anak dari pendidik agar lebih
berkembang bahasa anak, dan juga karena perkembangan anak yang tidak
Pembahasan tentang kemampuan memahami bahasa anak pada usia 5-6 tahun
tersusun secara teratur dengan mempergunakan bunyi sebagai alat. Dalam hal ini,
bahasa sesuai dengan gagasan terbut dapat diartikan sebagai suatu media
Hasil observasi yang dilakukan peneliti ketiga sumber data sekunder yaitu
memahami bahasa sudah mulai berkembang, dapat dilihat ketika anak diminta untuk
mengulang arti dari doa sebelum belajar. Pembahasan tentang mengulang kalimat
bahwa dalam proses berkomunikasi dengan anak usia 5-6 tahun anak telah memiliki
8.000 kata. Jumlah kata dalam kalimat bertambah dan struktur kalimat menjadi lebih
kompleks. Kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif dilakukan pada
Hasil observasi yang dilakukan peneliti ketiga sumber data sekunder yaitu
memahami bahasa sudah berkembang sangat baik, dapat dilihat ketika anak diminta
untuk bermain lompat tali anak mematuhi aturan dalam permainan dan mengingatkan
kembali kepada temannya bahwa aturan dalam bermain lompat tali harus bergantian.
Anak-anak di usia 5-6 tahun sudah dapat mengingatkan temannya ketika temannya
lupa akan aturan dalam permainan dan sudah mampu menaati peraturan yang sudah
disepakati bersama. Pembahasan tentang anak mampu mematuhi aturan dalam suatu
62
Arviani Sari, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 5-6 Tahun Ditinjau Dari Aspek
Sintaksis dan Pragmatik” Jurnal. Universitas PGRI Semarang Vol. 2 No. 2 (2021) h. 104.
63
Nurbiana Dhieni Sri Indah Pujiastuti Aryanti, „MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBICARA ANAK USIA 5-6 TA- Nurbiana Dhieni Sri Indah Pujiastuti Aryanti‟, Perspektif Ilmu
Pendidikan, 2010.
63
permainan di usia 5-6 tahun bahwa ketika dalam sebuah permainan anak-anak
tindakan merebut dan egois tidak akan dapat terhindar, oleh karena itu pendidik harus
anak bisa memahami bahwasannya ada sebuah aturan. Melalui bermain anak dapat
belajar untuk mengantri atau bergiliran dan dapat berinteraksi dengan anak yang
lainnya.64
Hasil observasi yang dilakukan peneliti ketiga sumber data sekunder yaitu
Gibran, Zaini dan Tsaqip telah menujukkan bahwa perkembangan kemampuan
memahami bahasa sudah mulai berkembang dilihat ketika anak diminta untuk
menyimpan kembali buku bacaan yang telah digunakan dan ketika anak dibacakan
buku bacaan anak sangat antusias mendengarkan dengan baik. Pembahasan tentang
menunjukkan sikap menghargai bacaan, sebenarnya sejak dini secara ilmiah anak
selesai belajar anak mengembalikan buku bacaannya ketempat semula. Orang tua dan
anak sejak usia dini. disamping membiasakan anak untuk menyimpan dan
membereskan barang-barangnya, pendidik juga dapat memberikan kepercayaan
kepada anak untuk bertanggung jawab atas barang miliknya pada saat anak berada di
luar rumah.65
64
Khadijah, Armanila, Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini. (Medan: Perdana
Publishing, 2017) h. 32.
65
Rohyati, “Peningkatan Sikap Tanggung Jawab Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Proyek Di TK Tunas Ibu Kalasan”. Skripsi. (Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
2015) h. 15-16.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan secara mendalam terhadap data hasil
dari ketiga sampel perkembangan memahami bahasa anak usia 5-6 tahun dapat
dikategorikan sudah Berkembang Sesuai Harapan (BSH) pada setiap perkembangan
anak itu perlu dikembangkan, sehingga orang tua atau pendidik dapat memberikan
stimulus yang tepat kepada anak agar lebih mudah memahami bahasa lawan
2. Kekurangan
Kekurangan dalam penelitian ini adalah dilampiran, yang seharusnya lebih lengkap
lagi hasil dokumentasi dan dalam penelitian ini tidak mencantumkan hasil video pada
3. Implikasi Penelitian
2. Para orang tua atau pendidik diharapkan agar lebih kreatif dan inovatif dalam
kedepannya dan para peneliti selanjutnya, guna memperoleh hasil yang lebih
maksimal.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arviani Sari. “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 5-6 Tahun Ditinjau Dari Aspek
Sintaksis dan Pragmatik” Jurnal. Universitas PGRI Semarang Vol. 2 No. 2
(2021).
Aryanti, Nurbiana Dhieni Sri Indah Pujiastuti, „MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBICARA ANAK USIA 5-6 TA- Nurbiana Dhieni Sri Indah Pujiastuti
Aryanti‟, Perspektif Ilmu Pendidikan, 2010.
Ariyanti, Tatik, " Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang
Anak The Importance Of Childhood Education for Child development”,
Jurnal Dinamika Pendidikan dasar. Vol. 8, no. 1 (2016).
B. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2007).
Dahlia, Leni, M Thamrin, and Muhamad Ali, „Kemampuan Berbicara Menggunakan
Bahasa Indonesia Anak Usia 5-6 Tahun Tk Keranjik‟, Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Untan, 2.9 (2013), 1–18.
Departemen Agama RI. Al-quran dan Terjemahannya Al-Jumanatul „Ali. Bandung:
CV Penerbit Jumanatul „Ali-ART J-ART (2014).
Dhieni Dhieni, Sri Indah Pujiastuti dan Aryanti. “ Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Menonton VCD Cerita Anak”
Jurnal. Perspektif Ilmu Pendidikan Vol. 22 Th. XIII (2010).
Dhieni, Nurbiana, dan Lara Fridani. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak (Modul 1
PAUD). Semarang: IKIP Veteran, 2007.
Girsang, Mei Lyna, Muhammad Rasyid Ridlo, dan Aplilla Utari. “Penggunaan
Metode Bercerita Untuk Meninggkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia
Dini Kelompok B di TK Mawar Indah Kecamatan Medan Petisah.” Jurnal
Madani: Ilmu Pengertahuan, Teknologi, dan Humaniora 2, no. 2 (2019).
Hartika, Andi Sitti, “Wawancara dengan pendidik” 1 September 2021.
Indra Yeni, Vivi Anggraini, Yulsyofriend, “Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini Melalui Lagu Kreasi Minangkabau Pada Anak Usia Dini”.
Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini 5 (2),
(2019).
Indra Jaya, Novira, “Analisis Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan dalam
meningkatkan Kemampuan Berhitung anak Usia 5-6 Tahun”. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan 3 (1) (2021)
Ikhwani, Lita “Peningkatan Keterampilan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Permainan Ular Tangga” Skripsi: Jakarta: Fakultas Program Studi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah” (2019)
65
66
Lampiran 6: Dokumentasi
b. Ketika Gibran mengembalikan buku bacaan yang telah dibaca (di sekolah, 5
September)
c. Kegiatan pada saat Gibran mengantri suatu permainan (di sekolah, 5 September)
79
d. Kegiatan pada saat Tzaqib mengulang kalimat yang kompleks (di sekolah, 4
September)
g. Berbaris didepan kelas dan mengantri saat bermain (Zaini, Gibran di sekolah
81