Anda di halaman 1dari 102

PENGARUH TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN

PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTs PATTUKU KECAMATAN


BONTOCANI KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar


Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh :
IRMA SURYANI
NIM: 20100116088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020/2021
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi berjudul, “Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan
Peserta Didik Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten
Bone”, yang disusun oleh Irma Suryani, NIM: 20100116088, mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Ujian Munaqasyah yang
diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 10 Agustus 2021 M, bertepatan dengan
01 Muharram 1442 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan beberapa perbaikan.

19 Agustus 2021 M.
Samata- 10 Muharram 1442 H.
Gowa,

DEWAN Penguji
Nomor SK 2164 Tahun 2021

Ketua : Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. (…………………...)

Sekretaris : Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. (…………………...)

Munaqisy I : Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. (…………………...)

Munaqisy II : Dr. Sitti Aisyah Chalik, M.Pd. ( )

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S.

Pembimbing II : Dr. Kamsinah, M.Pd.I. (…………………...)

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar,

Dr. H. Marjuni, M.Pd.I.


NIP 197810112005011006

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irma suryani

Nim : 20100116088

Tempat/Tgl. Lahir : Bone/12 Maret 1999

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Samata-Gowa

Judul :”Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap kedisiplinan

peserta didik Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone”.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 03 Juni 2021


Penyusun,

Irma Suryani
NIM 20100116088

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu‟Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

Shallahu,alaihi wa Sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga umatnya

hingga akhir zaman, aamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam

penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, baik aspek

kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini

didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.

Dalam kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, motivasi, didikan dan

bimbingan yang diberikan kepada penulis selama ini, kepada kedua orang tua

tercinta, Ayahanda Mustamin Dan Ibunda Ernawati, semoga Allah Ta’ala

senantiasa mendekap erat hatimu yang penuh ketulusan.

iv
Sepanjang penyusunan skripsi ini begitu banyak kesulitan dan hambatan yang

dihadapi. Oleh karena itu sepantasnya saya ucapkan terima kasih yang amat besar

kepada semua pihak khususnya kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

3. Dr .H. Syamsuri, S.S., M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Agama Islam.

4. Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S. selaku pembimbing I dan Dr.

Kamsinah, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah sabar dan senantiasa

menyempatkan diri meluangkan waktunya dalam membimbing dan

membantu penulis untuk mengembangkan pemikiran dalam penyusunan

skripsi ini hingga selesai.

5. Penguji I Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. dan Penguji II Dr. Sitti Aisyah

Chalik, M.Pd. yang telah menyumbangkan banyak ide dan saran yang

membangun.

6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah

banyak memberikan sumbangsinya.

7. Kepala sekolah, guru-guru dan para staf pendidik serta adik-adik peserta

didik di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone, yang telah

v
meluangkan waktunya kepada penulis untuk berbagi informasi terkait

judul skripsi yang diteliti.

8. Saudara serta keluarga atas segala bentuk motivasi, dorongan dan bantuan

serta dukungan baik moril maupun materil.

9. Kepada para sahabatku Aprilianti Hasan, Miftahul Jannah, Yuliasti, dan

semua teman-teman, yang telah membantu, memberikan motivasi dan

dorongan serta selalu memberikan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada teman-teman PAI 3-4 angkatan 2016, terimakasih atas bantuan,

nasehat dan semangatnya sehingga penulis bisa sampai di titik ini.

11. Teman-teman PPL MTsN 1 Makassar yang turut mendoakan.

12. Teman-teman KKN UIN Alauddin Angkatan 62 Kecamatan Gantarang,

Desa Bontosunggu, Kabupaten Bulukumba, yang turut serta mendoakan.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbangsi kepada peneliti selama kuliah hingga

penyelesaian skripsi ini.

Sekali lagi, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, peneliti tidak bisa membalas segala budi baik yang telah diberikan, semoga

Allah swt., Tuhan Semesta Alam, membalas dengan segala kelimpahan dan

kebaikan.

Peneliti sangat menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna

walaupun demikian, saya berharap agar penulis ini tetap dapat memberikan bahan

masukan yang bermanfaat bagi pembaca.

vi
Samata, 4 Maret 2021

Penulis,

Irma Suryani
Nim 20100116088

vii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ii

PENGESAHAH SKRIPSI .......................................................................................iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................x

TRANSLITERASI ARAB .......................................................................................xi

ABSTRAK ...............................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1-19

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................10

C. Hipotesis Penelitian ...................................................................................11

D. Definisi Opersional Variabel .....................................................................11

E. Kajian Pustaka ...........................................................................................14

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................................18

BAB II TINJUAN TEORETIS ...............................................................................20-28

A. Pengaruh ....................................................................................................20

B. Tata Tertib Sekolah ..................................................................................20

C. Kedisiplinan ...............................................................................................23

D. Peserta Didik .............................................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................29-58

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian .......................................................................29

viii
B. Populasi dan Sampel ..................................................................................30

C. Instrumen Penelitian ..................................................................................31

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................33

E. Prosedur Penelitian ....................................................................................33

F. Teknik Analisis Data ................................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................40-56

A. Hasil Penelitian..........................................................................................40

1. Penerapan Tata Tertib Sekolah .............................................................40

2. Faktor Pendukung dan Penghambat .....................................................42

3. Pengaruh Tata Tertib Sekolah...............................................................45

B. Pembahasan ...............................................................................................56

BAB V PENUTUP ....................................................................................................59-60

A. Kesimpulan..............................................................................................59

B. Saran Penelitian .......................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................61

LAMPIRAN ..............................................................................................................64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................89

ix
DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Skor Tata Tertib Sekolah ...........................................................................46

4.2 Tabel Statistik Hasil Analisis ...............................................................................48

4.3 Tabel Kategorisasi Pengaruh Tata Tertib.............................................................48

4.4 Tabel Skor Kedisiplinan Peserta Didik ................................................................49

4.5 Tabel Statistik Hasil Analisis Kedisiplinan..........................................................51

4.6 Tabel Kategorisasi Kedisiplinan Peserta Didik....................................................52

4.7 Tabel Uji Normalitas ...........................................................................................54

4.8 Tabel Uji Linearitas..............................................................................................55

4.9 Tabel Uji Korelasi ................................................................................................56

x
TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
Transliterasi dalam penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku
Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah Fakultas Syariah dan Hukum, dan
buku tersebut juga merujuk kepada Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri P dan K Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin Ket No Arab Latin Ket


1 ‫ا‬ Tidak dilambangkan 16 ‫ط‬ to

2 ‫ب‬ b 17 ‫ظ‬ zho


3 ‫ت‬ t 18 ‫ع‬ ain
4 ‫ث‬ sta 19 ‫غ‬ gain
5 ‫ج‬ j 20 ‫ف‬ fa
6 ‫ح‬ h 21 ‫ق‬ qo
7 ‫خ‬ kha 22 ‫ل‬ la
8 ‫د‬ d 23 ‫م‬ m
9 ‫ذ‬ z 24 ‫ن‬ nun
t10 ‫ر‬ ra 25 ‫ؤ‬ wau
11 ‫ز‬ za 26 ‫ة‬ ha
12 ‫ش‬ sy 27 ‫أل‬ L
13 ‫س‬ s 28 ‫ء‬ hamzah
14 ‫ص‬ sho 29 ‫ئ‬ ya
15 ‫ض‬ dho
S

2. Konsonan

Vokal Bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal
atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

xi
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,
transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin

َ fathah A

َ kasrah I

ُ dammah U

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara


harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Huruf dan Tanda Nama Gabungan Huruf

‫ي‬ Fathah dan ya Ai

‫و‬ Fathah dan wau Au

Contoh :

‫قيف‬ : Kaifa ‫ هول‬: Haula

3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf ,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda

‫ ي‬/‫َ ا‬ Fathah dan alif atau ya Ᾱ

‫َ ي‬ Kasrah dan ya Ῑ

‫َ ي‬ Dammah dan wau U

xii
Contoh :

‫قل‬ : qala

‫رمى‬ : rama

‫قيل‬ : qila

‫يقول‬ : yaqulu

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.

a. Ta marbutah ( ‫ )ة‬hidup Ta marbutah ( ‫ )ة‬yang hidup atau mendapat harkat

fatḥah, kasrahdandammah, transliterasinya adalah t.

b. Ta marbutah ( ‫ )ة‬mati Ta marbutah ( ‫ )ة‬yang mati atau mendapat harkat

sukun, transliterasinya adalah h.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir huruf ta marbutah ( ‫ )ة‬diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua 32 kata itu

terpisah maka ta marbutah ( ‫ )ة‬itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh:

‫ أالطفال روضة‬: rauḍah al-aṭfāl/ rauḍatul aṭfāl

‫ المنورة المدينة‬: al-Madīnah al-Munawwarah/al-Madīnatul Munawwarah

‫ طلحة‬: Ṭalḥah

xiii
ABSTRAK
Nama Penyusun : Irma Suryani
NIM : 20100116088
Judul Skripsi : Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan
Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Pattuku Kecamatan
Bontocani Kabupaten Bone

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui


penerapan tata tertib sekolah pada peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone; (2) untuk mengetahui apa faktor
pendukung dan penghambat penerapan tata tertib sekolah di kelas VIII MTs
Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone; (3) Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di
MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif expost facto dengan
desain penelitian regresi liniear sederhana. Penelitian ini dilaksanakan di MTs
Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Pattuku Kecamatan Bontocani
Kabupaten Bone. sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang dengan
menggunakan metode simple random sampling.
Pengaruh tata tertib sekolah berada pada kategori sedang yaitu dengan
presentase 60,61% dan Kedisiplinan Peserta Didik berada pada kategori sedang
dengan presentase 78,78%. Sedangkan hasil analisis statistik inferensial
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan tata tertib sekolah
terhadap kedisiplinan peserta didik. Dalam pengujian hipotesis nilai t hitung = 2,366
dan t tabel = 2,024 dengan taraf siginifikan sebesar 5% (t hitung > t tabel)
membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara tata tertib sekolah
terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan
Bontocani Kabupaten Bone.
Bagi sekolah, hendaknya tata tertib lebih dimaksimalkan lagi
sosialisasinya kepada peserta didik, alangkah baiknya jika pihak sekolah membuat
tata tertib untuk peserta didik dalam bentuk buku saku, Selanjutnya kerjasama
antar personil sekolah lebih ditingkatkan lagi agar pengimplementasian tata tertib
sekolah terhadap peserta didik bisa berjalan lebih baik lagi. Bagi peserta didik
hendaknya selalu meningkatkan kedisiplinan dengan cara mentaati peraturan yang
ada baik peraturan yang dibuat oleh sekolah maupun peraturan dari guru mata
pelajaran. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi acuan dalam mengembangka
penelitian tentang tata tertib sekolah dalam pengaruhnya pada Kedisiplinan
peserta didik.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di Sekolah

maupun luar Sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar

dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat pada

masa yang akan datang.1Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi

manusia karena pendidikan dapat memengaruhi perkembangan manusia dalam

seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. 2

Pendidikan juga merupakan salah satu upaya dalam memajukan kualitas

bangsa, termasuk di Indonesia. Hingga saat ini, pendidikan telah melekat dan

masih dipercaya sebagai media untuk membangun kecerdasan bangsa.Manusia

dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari

masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran3

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.4

1
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: Kencana Media Pradana Group, 2012),
h. 60.
2
Binti Maunah,Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 1.
3
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia (Yogyakarta : Ar-
Ruz Media, 2011), h.9
4
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional beserta
Penejelasannya, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 3.

1
2

Berdasarkan definisi di atas, terdapat tiga hal utama dalam pendidikan.

Pertama yakni adanya usaha sadar dan terencana/tersusun, kedua adalah

terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran, dan yang ketiga adalah

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri,

kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Disini lah terlihat bahwa untuk

mewujudkan tiga hal tersebut pendidik dan peserta didik sangat berpengaruh. Di

mana pendidik memiliki peran penting dalam mewujudkan suasana kelas yang

nyaman bagi para peserta didik dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga

harus membiasakan diri untuk fasilitator pembelajaran yang tidak hanya duduk,

menyuruh peserta didik mencatat atau hanya mendikte bahan pelajaran. Untuk

mempermudah proses pembelajaran pendidik hendaknya membentuk kelompok

belajar.5

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia sebagaimana Allah

Swt menurunkan kitab suci Al-Qur’an untuk senantiasa dijadikan sebagai

pelajaran/pedoman hidup sebagaimana yang terkandung dalam QS Al-

Jumu’ah/62: 2.

          
          

Terjemahnya:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.6

5
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 95-97.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. QS. Al-Jumu’ah (62) : 2
3

Di antara wadah pendidikan formal tersebut adalah lembaga pendidikan

agama, yakni Madrasah Tsanawiyah lembaga ini memberikan pendidikan dan

pengajaran menengah pertama dan menjadikan pelajaran agama Islam sebagai

mata pelajaran dasar yang sekurangya 30% disamping mata pelajaran umum.7

Pencapaian tujuan pendidikan erat hubungannya dengan disiplin.Disiplin

adalah kunci sukses, sebab dengan disiplin, orang menjadiberkeyakinan bahwa

disiplin membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakan disiplinnya sendiri.

Sesudah berlaku dengan disiplin, seseorang baru akan dapat merasakan bahwa

disiplin itu pahit, tetapi buahnya manis.8

Peserta didik tidak disiplin atau melanggar tata tertib sekolah akan

berengaruh terhadap belajarnya. Disiplin harus ditumbuhkan di hati anak sehingga

mereka mempunyai alat kontrol dirinya. Tanpa adanya upaya penanaman disiplin

pada anak sangat kecil kemungkinan keberhasilan pendidikan akan tercapai

karena adanya gangguan dan hambatan terhadap aktifitas belajar peserta didik

dalam tingkah lakunya. Menurut Oteng Sutisno disiplin sekolah adalah suatu

usaha yang secara sadar terarah dan teratur dalam rangka melaksanakan tugas
yang diberikan dan dapat di pertanggung jawabkan sesuai dengan kemampuan

yang di milikinya, usaha tersebut duwujudkan untuk menciptakan efisiensi

sekolah dan pencapaian tujuan pendidikan secara baik.9

Setiap lembaga pendidikan memiliki peraturan, dengan peraturan sekolah

diharapkan peserta didik dapat mengetahui, menghayati dan melaksanakan tugas

dan tanggung jawab sebagai peserta didik.peraturan sekolah adalah tata tertib

dimana para guru staf sekolah dan peserta didik yang tergabung dalam Sekolah

7
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, h .104
8
Andi Mapiere, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1982, h. 40
9
Oteng Sutisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teorotis Untuk Praktek Propesional,
Angkasa, Bandung, 1983, h. 32
4

tunduk dan patuh kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan

senang hati. Kewajiban untuk mematuhi peraturan Sekolah sangatlah penting

sehingga kepala Sekolah, guru-guru dan tenaga adminisrasi yang lainnya dapat

mengikuti dan bekerja dengan disiplin.Slameto mengungkapkan, Seluruh staf

sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat peserta

didik menjadi disiplin pula. Selain itu memberikan pengaruh yang positif terhadap

belajarnya, dengan demikian agar peserta didik lebih maju siswa harus disiplin

dalam belajar, baik di sekolah, di rumah, di perpustakaan, agar peserta didik

disiplin haruslah guru beserta staf lainnya berdisiplin pula.10

MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone merupakan salah satu

lembaga pendidikan yang juga mempunyai tata tertib dan sanksi-sanksi

sebagaimana layaknya lembaga-lembaga pendidikan lainya. Sejak berdirinya MTs

Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone ini pada tahun 1970, peraturan

sekolah tersebut sudah dilaksanakan, sampai dengan tahun ajaran 2019/2020

peraturan tersebut masih dipertahankan dan disempurnakan dengan

mempertimbangkan perkembangan waktu. Karena tata tertib merupakan salah


satu unsur atau komponen yang penting dalam pendidikan. sekolah tersebut juga

memiliki tujuan untuk memperbaiki akhlak generasi penerus dalam pembangunan

bangsa yang bernafaskan agama. Di samping itu, dari sekolah tersebut telah

melahirkan generasi bangsa yang cerdas, mandiri, dan mempunyai disiplin tinggi

yang siap membangun negeri ini. Hal ini serupa dengan pendapat Slameto yang

berbunyi sebagai berikut, ”Peraturan sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

membuat peserta didik lebih maju, peserta didik harus punya aturan di dalam

belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Agar peserta didik patuh terhadap

peraturan, maka guru serta staf sekolah harus patuh terhadap peraturan yang

10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, 2003.h. 67
5

dibuat.Tentu saja suatu perintah atau peraturan itu dapat ditaati oleh anak-anak

jika pendidik itu sendiri mentaati dan hidup dalam menurut peraturan-peraturan

itu.

Untuk terlaksananya kelangsungan proses belajar mengajar dengan baik,

di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone mempunyai sebuah

peraturan sekolah yang diuraikan dalam SK No. 7 Tahun 2020 ditetapkan pada

tanggal 8 juli 2020, yang dimana setiap tahun dilakukan revisi tata tertib sekolah

berdasarkan hasil kesepakatan stek holder MTs Pattuku mengikut pada

perubahan/revisi KTSP saat penerimaan peserta didik baru. Adapun tata tertib

MTs Pattuku yang berhubungan dengan peserta didik, yang berkaitan dengan tata

tertib pakaian, tertib waktu dan tertib perilaku, secara umum peraturan yang

dimaksud, disusun sedemikian rupa yaitu:

Tata tertib Madrasah

1. Peserta didik harus sudah hadir di Madrasah 5 (lima) menit paling lambat

sebelum tanda masuk

2. Berbaris dengan tertib diatur oleh ketua kelas.


3. Sebelum pelajaran dimulai dan pada akhir pelajaran Peserta didik berdo`a

sesuai agamanya/kepercayaannya masing-masing.

4. Peserta didik harus mengikuti upacara bendera dengan tertib.

5. Peserta didik harus memakai pakaian yang rapi dan bersih/seragam

madrasah yang telah ditentukan sesuai dengan sehari-harinya.

6. Peserta didik yang berpakaian seragam, baju kemejanya harus ke dalam.

7. Tidak dibenarkan berkuku panjang, berambut gonrong dan bagi anak-anak

wanita dilarang memakai perhiasan yang menyolok kemadrasah.

8. Selalu hormat dengan tamu yang hadir di madrasah.

9. Harus patuh kepada tata tertib yang telah ditentukan dimadrasah.


6

10. Bila tidak masuk madrasah orang tua/wali peserta didik harus

memberitahukan dengan lisan/tertulis ke madrasah.

11. Peliharalah buku dan alat perlengkapan lainnya secara rapi dan bersih.

12. Pada waktu istirahat tidak dibenarkan jajan diluar pekarangan madrasah.

13. Harus membantu menjaga kebersihan madrasah, membuang sampah pada

tempatnya.

14. Bersihkan/siram kembali WC setelah habis dipergunakan.

15. Buang air harus di tempat yang telah ditentukan.

16. Dilarang mencoreti bangku, meja, pintu, jendela dan tembok madrasah.

17. Jaga dan peliharalah tanaman-tanaman yang ada di pekarangan madrasah.

18. Dilarang keras merokok.

19. Tidak dibenarkan membawa uang jajan yang berlebihan.

20. Harus menjaga nama baik madrasah dimanapun berada.

Klasifikasi pelanggaran A

1. Datang terlambat masuk kelas


2. Keluar kelas tanpa izin

3. Piket kelas tidak dilaksanakan

4. Berpakaian seragam tidak lengkap

5. Makan di dalam kelas (waktu pelajaran)

6. Membeli makan waktu pelajaran

7. Membuang sampah tidak pada tempatnya

8. Bermain di tempat parker

9. Berhias yang berlebihan

10. Memakai gelang, kalung, anting bagi pria

11. Memakai perhiasan berlebihan bagi wanita


7

12. Tidak memperhatikan panggilan

13. Rambut gonrong tidak rapi (di cat warnah warnih)

14. Tidak mengerjakan tugas/pekerjaan rumah (PR)

Klasifikasi pelanggaran B

1. Membuat izin palsu

2. Membolos/keluar/meninggalkan Madrasah tana izin

3. Membawa buku/gambar porno

4. Melindungi teman yang salah


5. Melompat pagar/jendela kelas

6. Tidak mengikuti upacara

7. Menganggu/mengancam kelas lain

8. Bersikap tidak sopan/menentang guru/karyawan

9. Mencorat coret tembok, pintu, meja, kursi yang tidak semestinya

Klasifikasi pelanggaran C

1. Memalsukan tanda tangan Guru keas/kepala Madrasah


2. Membawa minum minuman keras

3. Berkelahi/main hakim sendiri

4. Merusak sarana prasarana Madrasah

5. Mengambil milik orang lain / mencuri

6. Membawa/menyebarkan selebaran yang menimbulkan keresahan

7. Berurusan dengan yang berwajib karena melakukan kejahatan

8. Membawa senjata tajam

9. Merubah/memalsukan rapor

10. Terlibat dalam penyalahgunaan narkoba/zat aktif lainnya


8

Sanksi pelanggaran sesuai klasifikasi A

1. Melakukan peanggaran tidak diijinkan mengikuti pelajaran sampai

pergantian pelajaran, dilibatkan kebersihan lingkungan

2. Melakukan pelanggaran tiga kali diperingakan harus membuat surat

pernyataan yang diketahui wali kelas

3. Melakukan pelanggaran empat kali diperingakan membuat surat

pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali kelas dan kepala

madrasah
4. Melakukan pelanggaran lima kali orang tua diundang ke Madrasah

5. Melakukan pelanggaran tujuh kali diserahkan kepada orang tua selama

satu hari, dapat masuk kembali bersama orang tua

6. Melakukan pelanggaran Sembilan kali diserahkan kepada orang tua

selama satu minggu, dapat masuk kembali bersama orang tua

7. Melakukan pelanggaran lebih dari Sembilan kali dikembalikan kepada

orang tua (pindah Madrasah)

Sanksi pelanggaran sesuai klasifikasi B

1. Melakukan pelanggaran satu kali diperingatkan

2. Melakukan pelanggaran dua kali diperingatkan dan membua surat

pernyataan diketahui orang tua,, wali kelas dan kepala Madrasah

3. Melakukan pelanggaran tiga kali orang tua dipanggil ke Madrasah

4. Melakukan pelanggaran lima kali dikembalikan kepada orang tua sau

hari, dapat masuk kembali bersama orang tua

5. Melakukan pelanggaran tuju kali diserahkan kepada orang tua selama

dua hari, dapat masuk kembali bersama orang tua


9

6. Kelakukan pelanggaran lebih dari tujuh kali dikembalikan kepada orang

tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan keluar Madrasah

Sanksi pelanggaran sesuai klasifikasi C

Dikembalikan kepada orang tua dan dipersilahkan Mengajukan

permohonan keluar Madrasah.

Lain-lain

1. Apabila orang tua tidak memenuhi undangan Madrasah, maka siswa yang
bersangkutan (kasus) tidak dipekenankan mengikuti pelajaran sampai

orang tua/wali peserta didik datang ke Madrasah

2. Hal-hal yag belum tercamtum di dalam peraturan ini akan dientukan

kemudian

3. peraturan ini berrlaku sejak tanggal ditetapkan, apabla kemudian hari

terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali dan ditetapkan kembali.11

Tiap sekolah memiliki tata tertib yang berbeda-beda, begitupun dengan


tata tertib yang ada di MTs Pattuku. Ada beberapa hal yang menjadi ciri

khas/pembeda tata tertib di sekolah ini dengan tata tertib yang ada di sekolah lain,

yaitu warah jilbab peserta didik yang dianjurkan oleh sekolah hanya dua warnah

yaitu putih dan coklat/pramuka (tidak ada warnah biru) kecuali jam olahraga bisa

pake warnah lain. Kemudian selanjutnya tidak ada aturan khusus dari pihak

sekolah untuk pemakaian sepatu boleh memakai model apasaja dengan catatan

harus warnah hitam.

Namun berdasarkan hasil pengamatan penulis menemukan gejala gejala

sebagai berikut:

11
TU MTs, Dokumen Tata Tertib untuk peserta didik MTS Pattuku Kecamatan
Bontocani Kabupaten Bone, Tahun 2020-2021
10

1. Masih ada sebagian peserta didik yang tidak berpakaian seragam

sebagaimana yang telah ditentukan.

2. Masih ada peserta didik yang terlambat ke sekolah.

3. Masih ada peserta didik yang membolos dan alpa.

4. Masih ada sebagian peserta didik yang tidak mengikuti Upacara Bendera

setiap hari senin.

5. Masih ada peserta didik yang tidak melaksanakan tugas piket kebersihan.

6. Masih Ada peserta didik yang tidak hadir atau halangan tanpa surat izin

dari orang tua wali murid.

7. Masih ada peserta didik yang sering melawan perintah guru.

Berdasarkan latar belakang masalah dan gejala-gejala yang penulis

paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap

permasalahan ini dengan judul “Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap

Kedisiplinan Peserta Didik Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani

Kabupaten Bone”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana penerapan tata tertib sekolah pada peserta didik kelas VIII

di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone ?

2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Penerapan

tata tertib sekolah Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bonocani

Kabupaten Bone ?

3. Bagaimana pengaruh tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta

didik Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten

Bone ?
11

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan masih

berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empiris.12

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Ada pengaruh yang signifikan antara

Tata Tertib sekolah Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik Kelas VIII di MTs

Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone”.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan pemahaman serta

memberikan persepsi yang sama antara penulis dengan pembaca terhadap judul
serta memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu

mengemukakan pengertian yang sesuai dengan variabel dalam judul skripsi ini,

sehingga tidak menimbulkan kesimpang siuran dalam pembahasan selanjutnya.

1. Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah merupakan sejumlah peraturan yang harus ditaati atau

dilaksanakan di sekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kombnasi (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 99.
12

lancar. Tata tertib tersebut dibuat untuk dipatuhi oleh siswa, sedangkan sekolah

adalah institusi pendidikan yang melaksanakan sebuah proses belajar mengajar. 13

Hadari Nawawi dkk menyatakan bahwa “Tata tertib sekolah ialah

ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan

mengandung sanksi terhadap pelanggarannya. 14

Dalam tata tertib sekolah memuat:

a. Tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.

b. Sanksi atau akibat yang menjadi tanggung jawab pelanggar peraturan.

c. Prosedur untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang dikenai

tata tertib tersebut.15

2. Kedisiplinan

Mar’at menyatakan bahwa disiplin adalah seseorang atau kelompok yang

menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah-perintah dan berinisiatif untuk

memenuhi suatu tindakan seandainya tidak ada perintah.dengan demikian, sikap

disiplin dapat membawa seseorang mencapai tujuan yang akan dicapainya. Oleh

sebab itu, disiplin merupakan kunci sukses, sebab dengan disiplin tersebut orang
menjadi berkeyakinanbahwa disiplin membawa manfaat dan dibuktikan dengan

tindakan itusendiri.Karna itulah besar pengaruhnya terhadap suksesnya studi. 16

Disiplin bukan saja sebagai kunci sukses atau kunci untuk mencapai

keberhasilan, tetapi disiplin sebagai penentu baik atau tidaknya belajar siswa siswi

dalam suatu lembaga pendidikan.Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

13
Sri Habsari, Bimbingan dan Konseling SMA: untuk kelas x, (Jakarta: Grasindo,
2005),hlm.15
14
Hadari Nawawi, dkk, Administrasi Sekolah, Ghalia Indonesia, Jakarta, April 1985, h.
206
15
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1990),hlm. 122
16
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Pusat Tinjauan Studi, Yogyakarta, h.84
13

Slameto berikut ini,” agar siswa belajar lebih maju, harus disiplin dalam belajar,

baik di rumah, di sekolah.17

Disiplin yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

1. Disiplin Waktu

Disiplin waktu merupakan bagaimana seorang peserta didik mampu

mengikuti jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh sekolah. Misalnya, datang

kesekolah tepat waktu, ikut serta dalam proses pembelajaran hingga selesai sesuai

jam yang telah ditetapkan, dan lain sebagainya.

2. Disiplin Aturan

Disiplin aturan adalah setiap peserta didik mengikuti atau mematuhi aturan-

atauran/tata tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah. Contohnya, memakai

pakaian seragam sesuai arahan sekolah, tidak melakukan hal-hal yang berbau

negatif Selama disekolah, dan lain sebagainya.

3. Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan seorang peserta didik mampu melaksanakan dan

menyerap aturan yang telah ditetapkan dengan baik. sebagai contoh jika peserta
didik mengikuti upacara Bendera ia tidak hanya sekedar berdiri saja akan tetapi ia

mampu untuk menyimak dan memahami apa tujuanya ia mengikuti upacara

tersebut.

E. Kajian Pustaka

Variabel-variabel dalam penelitian ini telah diteliti oleh peneliti

sebelumnya variabel tersebut yaitu pengaruh tata tertib sekolah dan kedisiplinan

peserta didik. Adapun penelitian yang berhubungan penelitian ini yaitu:

17
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,
2003, h. 97
14

1. Penelitian yang dilakukan oleh Kasmawati dalam skripsinya yang berjudul

“Implementasi tata tertib dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

Madrasah Pondok Pesantren Nurul Islam Kampung Baru Kecamatan Gunung

Toar Kabupaten Kuantan Singingi” Dari hasil penelitian penulis di MTs

Pondok Pesantren Nurul IslamKampung Baru Kecamatan Gunung Toar

Kabupaten Kuantan Singingi, bahwaImplementasi Tata Tertib Dalam

Meningkatkan Kedisiplinana Siswa di MTsPondok Pesantren Nurul Islam

Kampung Baru Kecamatan Gunung ToarKabupaten Kuantan Singingi di

kategorika “cukup baik”, berdasarkan standaryang telah ditetapakan 56%-

75% tepatnya observasi 64,70-% dapat dikategorikan cukup baik dan angket

86,45% dapat di kategorikan baik.18

Penelitian terdahulu diatas terdapat kesamaan dengan penelitian

yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang tata tertibdan

kedisiplinan, namun terdapat perbedaan dengan yang penulis teliti.Penulis

meneliti tentang Pengaruh tata tertib sekolahterhadap kedisiplinan peserta

didik di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone sedangkan


penelitian di atas meneliti tentang implementasi tata tertib dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di Madrasah Pondok Pesantren Nurul Islam

Kampung Baru Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Leli Siti Hadianti dalam skripsinya yang

berjudul “Pengaruh pelaksanaan tata tertib sekolahterhadap kedisiplinan

belajar peserta didik (Peneliian Deskriftif Analisis di SDN Surakarya II

Kecamatan samarang Kabupaten Garut” Hasil analisis penelitian

menunjukkan bahwa 1) tata tertib di SDN Surakarya II samarang Garut

18
Kasmawati, Implementasi tata tertib dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
Madrasah Pondok Pesantren Nurul Islam Kampung Baru Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi, skripsi (Riau: pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2012)
15

merupakan kualifikasi tinggi, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata 38,62. 2)

kedisiplinan belajar siswa di SDN Surakarya II samarang Garut termasu

kualifkasi baik, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata 39,43. 3) pengaruh

pelaksanaan tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SDN Surakarya

II samarang Garut di tunjukkan oleh a) koefisien korelasi termasuk pada

kualifikasi yang sangat kuat. b) hipotesisnya diterima berdasarkan t hitung

sebesar 2,061 sedang t table sebesar 2,019 artinya jika baik tata tertib yang

ada disekolah maka akan baik pula kedisiplinan belajar siswa c) pengaruh tata

tertib sekolah memiliki pengaruh sebesar 39% terhadap kedisiplinan belajar

siswa dan sisanya 61% faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan belajar

siswa.19

Walaupun penelitian tedahulu diatas terdapat kesamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang tata

tertibdan kedisiplinan, namun terdapat perbedaan dengan yang penulis

teliti.Penulis meneliti tentang Pengaruh Tata Tertib Sekolahterhadap

kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten


Bone.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Widya Triastuti dalam skripsinya yang

berjudul “ Pengaruh pemberian sanksi terhadap kedisiplinan siswa dalam

mematuhi tata tertib sekolah di MIN Kragan Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karangayar” Hasil penelitian menunjukkan (1)tidak terdapat

pengaruh dari pemberian sanksi terhadap kedisiplinan siswa dengan

persamaan regresi Y = 76,039 + (-114) X, dimana signifikansinya tersebut

ditunjukkan oleh Fhitung (-114) > F tabel (2,042), (2) tidak terdapat pengaruh

19
Leli Siti Hadianti, Pengaruh pelaksanaan tata tertib sekoah terhadap kedisiplinan belajar
peserta didik (Peneliian Deskriftif Analisis di SDN Surakarya II Kecamatan samarang Kabupaten
Garut, Skripsi (Garut : Fakultas pendidikan islam, 2008.
16

yang signifikansi dari pemberian sanksi terhadap kedisiplinan siswa yang

ditunjukkandengan t hitung (-114) > t tabel (2,042).20

penelitian tedahulu diatas terdapat kesamaan denganpenelitian yang

penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang kedisiplinan, namun

terdapat perbedaan dengan yang penulis teliti yakniPenulis meneliti tentang

Pengaruh Tata Tertib Sekolahterhadap kedisiplinan peserta didik sedangkan

penelitian di atas meneliti tentang Pengaruh pemberian sanksi terhadap

kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ardian Abdi dalam skripsinya yang berjudul

“pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa

kelas X SMA PERSIAPAN STABAT Tahun pembelajara 2018/2019”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

penerapan tata tertib sekolah terhadap tingkat kedisiplinan Siswa kelas X di

SMA Persiapan Stabat Tahun pembelajaran 2018/2019. Penelitian ini adalah

penelitian Quasi Eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas

X sebanyak 35 siswa. Berdasarkan hasil analisis data diketahui nilai t hitung


≥ t table sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

penerapan tata tertib sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa kelas X di

SMA Persiapan Stabat tahun pembelajaran 2018/2019.21

Walaupun penelitian tedahulu diatas terdapat kesamaan

denganpenelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang tata

tertibdan kedisiplinan, namun terdapat perbedaan dengan yang penulis

teliti.Penulis meneliti tentang Pengaruh Tata Tertib Sekolahterhadap

20
Widya Triastuti, Pengaruh pemberian sanksi terhadap kedisiplinan siswa dalam
mematuhi tata tertib sekolah di MIN Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karangayar,
Skipsi (Surakarta, Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISMUH Surakarta , 2015)
21
Ardian Abdi, pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap tingkat kedisiplinan
siswa kelas X SMA PERSIAPAN STABAT Tahun pembelajara 2018/2019, Skripsi (Binjai Utara,
STKIP Budidaya Binjai, 2019)
17

kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten

Bone, sedangkan penelitian di atas meneliti tentang pengaruh penerapan tata

tertib sekolah terhadap tingkat kedisiplinan siswa kelas X SMA PERSIAPAN

STABAT Tahun pembelajara 2018/2019.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Elfi Yati Berutu dalam skripsinya yang

berjudul “Implementasi tata tertib sekolah dalam membentuk kedisiplinan

siswa sekolah dasar Negeri Gue Gajah Aceh Besar” hasil dari penelitian ini

adalah menunjukkan bahwa sekolah ini sudah menerapkan tata tertib yang

harus dipatuhi oleh siswa, tetapi baru sebagian siswa yang mematuhi

peraturan tata tertib sekolah dengan baik, namun masih kelihatan siswa yang

kurang mematuhi tata tertib sekolah. Dari hasil pengolahan data simpulan

penelitian ini adalah bahwa implementasi tata tertib sekolah Gue Gajah Aceh

Besar menunjukkan 66% termasuk dalam kategori cukup sedangkan

kedisiplinan 37% termasuk kategori kurang. 22

Walaupun penelitian tedahulu diatas terdapat kesamaan

denganpenelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang tata


tertibdan kedisiplinan, namun terdapat perbedaan dengan yang penulis

teliti.Penulis meneliti tentang Pengaruh Tata Tertib Sekolahterhadap

kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten

Bone, sedangkan penelitian di atas meneliti tentang Implementasi tata tertib

sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa sekolah dasar Negeri Gue

Gajah Aceh Besar.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian adalah:

22
Elfi Yati Berutu, Implementasi tata tertib sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa sekolah
dasar Negeri Gue Gajah Aceh Besar, Skripsi (Aceh Besar, Jurusan PGSD, FKIP Unsyiah, 2018)
18

1. Untuk mengetahui penerapan Tata Tertib Sekolah pada peserta didik Kelas

VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

2. Untuk mengetahui Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

tata tertib Sekolah Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bonocani

Kabupaten Bone

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Tata tertib sekolah terhadap

kedisiplinan peserta didik Kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk

memperluas dunia ilmu pendidikan.

2) Memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan

sumber daya manusia

b. Manfaat Praktis

1) Dapat digunakan dalam upaya pengembangan hasil belajar sekaligus


sebagai bahan pertimbangan para peserta didik.

2) Bagi pembaca pada umunnya, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi untuk

melakukan kajian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Pengaruh

Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti

orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.23

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengaruh adalah daya yang ada atau

timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang”.24

Pengaruh dibagi menjadi dua, ada yang positif, dan ada pula yang negatif.

Bila seseorang memberi pengaruh positif kepada masyarakat, ia bisa mengajak

mereka untuk menuruti apa yang ia inginkan. Namun bila pengaruh seseorang kepada

masyarakat adalah negative, maka masyarakat justru akan menjauhi dan tidak lagi

menghargainya.25

Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah sesuatu

hal berupa kekuatan yang dapat mempengaruhi seorang peserta didik menjadi yang

lebih baik dari sebelumnya.

B. Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah merupakan sejumlah peraturan yang harus ditaati atau

dilaksanakan di sekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996, h. 747
24
Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka, 2005), hal.849
25
Dunia pelajar.com, Pengertian pengaruh menurut para ahli, diakses tanggal 7 juli 2010

19
20

lancar. Tata tertib tersebut dibuat untuk dipatuhi oleh siswa, sedangkan sekolah

adalah institusi pendidikan yang melaksanakan sebuah proses belajar mengajar. 26

Dalam tata tertib sekolah memuat:

a. Tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.

b. Sanksi atau akibat yang menjadi tanggung jawab pelanggar peraturan.

c. Prosedur untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang dikenai tata

tertib tersebut.27

Hadari Nawawi dkk menyatakan bahwa “Tata tertib sekolah ialah

ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan

mengandung sanksi terhadap pelanggarannya. 28

Pada dasarnya tata tertib sekolah adalah suatu usaha yang agar individu

dapat melaksanakan tugasnya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ketentuan-

ketentuan yang berlaku dalam kelompok atau organisasi dalam masyarakat untuk

seterusnya melatih individu untuk hidup berdisiplin. Dalam rangka pembinaan

dan peningkatan pelaksanaan tata tertib sebaiknya orang tahu akan tujuan tata

tertib . menurut pendapat Sarumpaet dalam buku, Rahasia Mendidik Anak yang
menyatakan,” Tujuan dari Tata Tertib ialah untuk melatih anak agar dapat

mengatur dirinya sendiri.29

Dari kutipan diatas jelaslah bahwa anak harus diajarkan untuk

memiliki perasaan pada diri sendiri serta mengendalikan diri untuk diri sendiri.

Oleh sebab itu setelalah mengerti pertimbangan harus dilatih untuk memilih.

26
Sri Habsari, Bimbingan dan Konseling SMA: untuk kelas x, (Jakarta: Grasindo,
2005),hlm.15
27
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1990),hlm. 122
28
Hadari Nawawi, dkk, Administrasi Sekolah, Ghalia Indonesia, Jakarta, April 1985, h.
206
29
Serumpaet, Rahasia Mendidik Anak, Indonesia Publishing House, Bandung, 1983, h. 92
21

Berilah segala perilaku pertimbangan terhadap anak, itu sebagaimana rupa supaya

mempunyai pertimbangan yang sehat.

Seorang anak tidak boleh dilatih dengan sebagai seekor hewan, hanya

menurut tanpa bertanya, anak harus dilatih untuk mentaati tata tertib yang berlaku

atau yang ada di sekolah, tujuan diadakan ketaatan peserta didik dalam mematuhi

tata tertib sekolah berkisar pada dua macam tujuan.

a. Tujuan Internal

Tujuan internal adalah usaha untuk membentuk tingkah laku siswa yang

berkepribadian teratur, terlihat dalam suatu kebijaksanaan, kesopanan,

bergaul, ketertiban, kesusilaan.

b. Tujuan eksternal

Tujuan eksternal adalah upaya untuk menanamkan sikap bernilai ketaatan

dan kepatuhan pada tata tertib sekolah yang dapat diterapkan dalam

situasimproses belajar mengajar.

Menurut konsep yang dikemukakan oleh Schaper dalam bukunya”

Mendidik dan Mendisiplinkan Anak-anak “ bahwa tata tertib itu memiliki jangka
yaitu:

1. Jangka panjang yaitu untuk mempertimbangkan dan pengendalian diri

sendiri dan pengarahan sendiri, dimana anak-anak dapat mengarahkan

dirinya tanpa pengaruh dan perhatian orang tua atau pengendalian dari luar.

2. Jangka pendek yaitu terdidik dan terkontrol dengan mengajarkan mereka

bentuk-bentuk tingkah laku dan dan masih asing bagi mereka.

Maka dari tujuan yang telah dikemukakan oleh para pakar pendidikan,

maka dapat di analisa terdapat sesuatu konsep dan dikemukakan oleh penulis

adalah untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa yang tertib, sopan, dan

sesuai senantiasa dikontrol dan di kendalikan oleh nilai dan taat, patuh pada
22

peraturan tertentu dan menjadi kebiasaan dalam memperoleh hasil yang

memuaskan .30

Jadi yang kami maksud dengan tata tertib dalam konteks ini adalah

seperangkat aturan yang dibuat oleh pihak sekolah untuk dilaksanakan dengan

tujuan menanamkan jiwa kedisiplinan warga sekolah, terutama peserta didik

sehingga terciptanya suasana yang harmonis dan akomodatif.

C. Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa
latin “disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan

istilah bahasa inggrisnya yaitu “discipline” yang berarti: tertib, taat,

mengendalikan tingkah laku dan penguasaan diri9. Istilah dalam kamus bahasa

Indonesia dapat diartikan yaitu latihan bathin dan watak supaya menaati tata

tertib, kepatuhan pada aturan. 31

Disiplin merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang

menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan sehingga proses pendidikan

berjalan lancar dan tidak terganggu. Penanaman kedisiplinan adalah penyesuaian


antara sikap dan tingkah laku seseorang dengan peraturan yang sedang

diberlakukan sehingga untuk mewujudkan disiplin dalam diri santri diperlukan

adanya tata tertib. Sehingga disiplin juga dapat berarti tata tertib, ketaatan, atau

kepatuhan kepada peraturan tata tertib.32

30
Charles Schaeper, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Mitra Utama, Jakarta, 1985,
h.33
31
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern (Jakarta: Pustaka Amani,
2002), h. 302.
32
Depdikbud, Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional (Solo:
Aneka Ilmu, 1988), h. 208.
23

Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali terkait dan menyatu

dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Dengan demikian, kedisiplinan adalah

hal-hal yang berkaitan dengan ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap

peraturan atau tata tertib yang berlaku. Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan ketertiban.33 Sedangkan

menurut Amatembun kedisiplinan adalah keadaan tertib di mana orang yang

tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang

hati.34

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan

adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap

peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan

kesadaran diri.

Disiplin sangat penting dan sangat dibutuhkan siswa. Disiplin menjadi

persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku dan taat pada tata tertib. Kehidupan

berdisiplin yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Fungsi
kedisiplinan diidentifikasikan sebagai berikut: pertama kedisiplinan sebagai

penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting terhadap kemajuan kerja yang

berada di sekolah. Pandangan kedisiplinan ini, dideskripsikan sebagai sebuah

rasional managerial, yaitu sesuatu kedisiplinan yang memandang sebagai

kumpulan teknik dan strategi yang diterapkan oleh guru untuk memberikan

ketertiban dalam kelas. Ketertiban ini perlu sehingga lingkungan belajar

memaksimalkan pembelajaran sekolah.

33
Prijodarminto Soegeng, Disiplin Menuju Sukses (Jakarta: Pradaya paramita, 1994), h.
23.
34
Amatembun, Manajemen Kelas 1 (Bandung: IKIP Bandung, 1981), h. 6.
24

Fungsi kedua dari kedisiplinan adalah persiapan siswa terhadap

keikutsertaan aktif dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisir, dimana

kebebasan diseimbangkan dengan tanggung jawab yang berhubungan dengannya.

Hal ini dideskripsikan sebagai sebuah fungsi pendidikan, dimana kedisiplinan

dirasakan sebagai sebuah pengalaman siswa tentang hak pribadi, terutama bagi

pribadi yang sedang dalam konflik. Oleh karena itu, pandangan pendidikan

terhadap kedisiplinan adalah memberi pengalaman pendidikan yang berharga

secara potensial. Kedisiplinan sekolah memiliki fungsi tertentu. Menurut Meichati

kedisiplinan sekolah berfungsi sebagai alat pendidikan dan alat penyesuaian

dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang baik yang nantinya dapat

digunakan juga dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. 35

Kedisiplinan dalam pendidikan merupakan suatu tindakan, perbuatan yang

dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan di sekolah. Tindakan atau perbuatan

tersebut dapat berupa perintah, nasehat, larangan, harapan dan hukuman atau

sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapakan dalam rangka proses

pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik.
Sikap dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti

luhur, patuh, hormat, tenggang rasa dan berdisiplin. Di samping sebagai alat

pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam

lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang

untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang

berlaku di lingkungan itu.

Dalam konteks tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di

sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan

diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai

35
Siti Meichati, Pendidikan Sistematis (Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta, 1979), h. 7.
25

alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah yang kedisplinannya baik,

kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya

di sekolah yang kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga

akan belangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan

rendah.36

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa fungsi

kedisiplinan itu adalah menciptakan lingkungan belajar peserta didik menjadi

aman, tenteram, teratur, dan terarah. Sehingga dengan terciptanya hidup disiplin

di sekolah akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

D. Peserta Didik

Secara etimologi peserta didik dalam bahasa Arab disebut dengan Tilmidz

bentuk jamaknya adalah Talamidz, yang artinya adalah murid, maksudnya adalah

orang-orang sedang mengingini pendidikan. Dalam bahasa Arab dikenal juga

dengan istilah Thalib bentuk jamaknya adalah Thullab yang artinya adalah orang-

orang yang mencari, maksudnya adalah orang-orang yang mencari ilmu.37


Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia, peserta didik

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu.38

Dalam perspektif psikologis peserta didik adalah individu yang sedang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis

36
Rina Wati Handayani, Penanaman Disiplin Dalam Mentaati Peraturan Dan Tata
Tertib. http://digilib.unnes.ac.id. ( 3 Oktober 2020).
37
Syarif Al-Qursyairi, Kamus Akbar Arab, (Surabaya: Giri Utama), hal.68
38
Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Bab
1 Pasal 1 No.4
26

menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan

berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang

konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. 39

Dalam perspektif modern peserta didik berstatus sebagai subjek didik.

Oleh karenanya, peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom yang ingin

diakui keberadaanya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi ia ingin

mengembangkan dir secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah

hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas seorang peserta didik yang

perlu dipahami oleh seorang pendidik ialah sebagai berikut:

1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik.

2. Individu yang sedang berkembang.

3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi

4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.40

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik


adalah seorang yang memiliki potensi dasar yang perlu dikembangkan melalui

pendidikan baik secara fisik maupun psikis baik pendidikan itu dilakukan di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat dimana anak

tersebut berada.

UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab V pasal 12 tentang peserta didik

mengemukakan bahwa :

- Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

39
Desmita, Psikologi Perkembangan peserta didik,(Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya,2012),hal.39.
40
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar pendidikan, (Jakarta,Rineka Cipta,2000),
cet.Ke-1,hal.52-53.
27

a. Mendapatkan pendidikan Agama sesuai dengan Agama yang dianutnya

dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemapuannya.

c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak

mampu membiayai pendidikannya.

d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak

mampu membiayai pendidikannya.

e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain

yang setara.

f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang

ditetapkan.

- Setiap peserta didik berkewajiban:

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan

proses dan keberhasilan pendidikan.


b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi

peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Warga Negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan dalam wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.

- Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.41

41
UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab V pasal 12 tentang peserta didik
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Metode

penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan

menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan


mengajukan prosedur, reliable dan terpercaya.42 Menurut Sugiyono, metode survei

berfungsi untuk mengumpulkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan

buatan). Peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan koesioner, angket, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan

tidak seperti dalam eksperimen).43 Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel

bebas dan variabel terikat. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh variabel-

variabel lainnya melalui hipotesis penjelasan. Variabel adalah objek penelitian

yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya variabel yang digunakan peneliti


adalah :

a. Variabel independen

Variabel bebas (independent variabel) adalah tata tertib sekolah Variabel ini

dilambangkan “X”

b. Variabel Dependen

42
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan,(Jakarta: raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 10.
43
Morisa, Metode Penelitian Survei (Cet-3: Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) h.40.

28
29

Variabel devenden adalah kedisiplinan peserta didik ini dilambangkan dengan

“Y”44

2. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone, Tepatnya di Desa Pattuku, kecamatan Bontocani

kabupaten Bone. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena ada beberapa alasan

yaitu :

1. Lokasi penelitian mudah untuk dijangkau, sehingga biaya dan waktu

penelitian dapat di minimalisir

2. Data yang dibutuhkan disekolah tersebut mudah untuk diperoleh karena

adanya personalia yang dapat membantu

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. 45 Populasi merupakan semua subjek


atau objek sasaran penelitian. Wujud subjek itu bermacam-macam/ dapat berupa:

manusia, hewan tumbuh-tumbuhan, barang produk, barang non produk dan

bentuk ungkapan verbal.46 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

peserta didik Kelas VIII MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

yang berjumlah 33 orang.

44
Sugiyono, Metodologi Penelitian pendidikan (Cet 1: Bandung: Alfabeta: 2011) h.118.
45
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 112.
46
Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2016), h. 59.
30

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.47 Terdapat beberapa teknik dalam menentukan sampel yang

dapat dilakukan dan hasilnya dapat mewakili semua populasi.

Populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya besar maka dapat

diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.48 Dari pendapat tersebut,

peneliti mengambil sampel secara jenuh yaitu sebanyak 33 orang karena populasi

tidak lebih dari 100.

Adapun teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah teknik

sampling jenuh karena pengambilan sampel dengan mengambil seluruh populasi

menjadi sampel atau sampling jenuh yakni teknik pengambilan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini bila jumlah populasi relatif

kecil.

C. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.49

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi

pasif. Karena dalam observasi ini, peneliti tidak ikut terlibat dalam proses

kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik namun peneliti hanya sebagai

47
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 81.
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Cet. XIII;
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 120.
49
Kamaluddin Tajibu, Metode Penelitian Komunikasi, h. 161.
31

pengamat independen. Observasi ini dilakukan guna mengamati kondisi awal

kegiatan, lalu dicatat, dianalisis, dan disimpulkan yang kemudian hasil observasi

menjadi latar belakang dalam penelitian ini.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data agar data yang diperoleh itu real. Pengertian lain adalah catatan

peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya. Segala data yang diambil dari berbagai sumber akan diperkuat dengan

adanya dokumentasi yang berupa sejarah, baik secara khusus maupun secara

umum.

Adapun dokumentasi dalam penelitian ini berupa arsip-arsip, dokumen,

dan foto yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan

responden) dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis


terhadap responden untuk dijawabnya.50 Untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan tentang data penerapan Pramuka.

dalam penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada responden, yaitu

peserta didik MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone, kemudian para

peserta didik mengisi lembaran angket tersebut. Ini bertujuan agar dapat

mempermudah penulis dalam menyimpulkan jawaban dari peserta didik.

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 12.
32

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik analisis data dalam Penelitian ini menggunakan skala likert, skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan jawaban setiap item

instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.51

Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh

peneliti, misalnya :

Tabel 3.2 Alternatif jawaban

Skor

No Alternatif jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat Tidak Setuju 1 4

Memberikan tanda centang pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk skor

skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif

4,3,2,1, untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4, untuk pernyataan

negative.52

E. Prosedur Penelitian

Adapun tahap prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D
(Bandung: Alfabeta: 2011), h.134.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D
(Bandung: Alfabeta: 2011), h.140-146
33

Tahap perencanaan adalah tahap permulaan sebelum meneliti

mengadakan suatu penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan

data, misalnya membuat proposal skripsi, mengurus surat izin untuk

mengadakan penelitian kepada pihak-pihak terkait. Setelah itu diadakan

penyusunan instrumen penelitian yang berkaitan dengan variabel yang akan

diteliti.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yakni melakukan penelitian langsung ke lapangan

guna memperoleh data konkrit dengan menggunakan instrumen penelitian

yaitu Angket dan Wawancara.

3. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data yaitu mengumpulkan data dan mengolah data

yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan

perhitungan statistik deskripsi dan statistik inferensial.

4. Tahap Pelaporan

Tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam


bentuk akhir penelitian dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis dan

kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara konsisten,

sistematis dan metodologis.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik pengolahan dan alalisis data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Analisis data deskriptif bertujuan “untuk memberikan deskripsi mengenai

subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok
34

subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis”.53 Analisis

data deskriptif meliputi deskripsi pengaruh tata tertib sekolah, dan deskripsi

kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku Kacamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut;

a) Rentang nilai (range)54

R = 𝑋𝑚𝑎𝑥 – 𝑋𝑚𝑖𝑥

Keterangan :

𝑋𝑚𝑎𝑥 = data terbesar

𝑋𝑚𝑖𝑥 = data terkecil.

b) Jumlah interval kelas55

K = 1+ (3,3 log n)

Keterangan:

K = banyaknya kelas

n = banyaknya sampel

c) Panjang kelas56

P=
Keterangan:

P = Panjang kelas interval

R = Rentang nilai

K = Kelas interval

53
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Ed 1, Cet IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),
h. 126.
54
Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Ed.
Pertama, Cet ke-6, Jakarta: Pranada Media Group, 2016), h. 188.
55
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
56
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
35

d) Mean (Rata-rata)

Mean adalah nilai rata-rata dari data-data yang ada



Keterangan: Me/ 𝑥 ∑

Me = mean untuk data bergolongan


∑ 𝑖𝑥𝑖 jumlah data / sampel

Fi xi = produk perkalian anatara fi pada tiap interval data dengan

tanda kelas (xi) tanda kelas (xi) adalah rata-rata dari nilai terendah

dan tertinggi setiap interval data.

e) Persentase

P= x 100%

Keterangan:

P = Angka Presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

n = jumlah responden57

f) Standar deviasi
∑√
S=
Keterangan:

S = standar deviasi

n = jumlah data

𝑥 = rata-rata

g) Kategorisasi

Untuk keperluan mendeskripsikan data, peneliti menggunakan

kategorisasi tingkat pengaruh tata tertib sekolah, dan kedisiplinan peserta

didik di MTs Pattuku, maka dibuat rincian kategori nilai. Rincian tersebut

57
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 43.
36

meliputi tiga kategori yaitu: kategori tinggi, kategori sedang dan kategori

rendah, yang ditentukan berdasarkan teori kategorisasi oleh Saifuddin

Azwar.58 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rumus berikut:

Tabel 3.3

Batas Kategori Kategori

𝑥 Tinggi

≤x Sedang

𝑥 Rendah

2. Teknik Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini

disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi

berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probality). 59 Analisis

ini digunakan untuk mendapatkan jawaban ada tidaknya pengaruh Organisasi

Pramuka terhadap hasil belajar Peserta Didik Kelas VIII di MTs Pattuku

Kabupaten Bone.

1) Analisis Regresi Sederhana

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Bilangan Konstan

58
Saifiuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Ed. Pertama, Cet. VI. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h. 109.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Cet.XX11; Bandung: Alfabeta, 2014),
h.170.
37

b = Angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel indenpeden. Bila b (+)maka naik, Bila b (-) maka terjadi penurunan

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Dimana untuk menghitung nilai a dengan menggunakan persamaan:

∑ ∑ ∑𝑋 ∑𝑋
𝑎
∑ ∑

Untuk menghitung nilai b dengan menggunakan persamaan:

∑𝑋 ∑𝑋 ∑
∑ ∑

2) Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dengan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan taraf a

= 0,005. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : 1= 2

H1 : 1 2

H0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara tata tertib Sekolah

terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a) thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak. Artinya, terdapat pengaruh

yang signifikan antara tata tertib Sekolah dengan kedisiplinan peserta

didik kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.


38

b) thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara tata tertib Sekolah dengan kedisiplinan

peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani

Kabupaten Bone.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penerapan Tata Tertib Sekolah Pada Peserta Didik Kelas VIII Di Mts

Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

Penerapan tata tertib pada kelas VIII MTs Pattuku Kecamatan Bontocani

Kabupaten Bone sudah berjalan dengan baik. Upaya-upaya untuk menanamkan

nilai kedisiplinan terus dilakukan melalui program-program sekolah seperti,

masuk jam sekolah pukul 7.00 sebelum dilangsungkan kegiatan belajar mengajar,

terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan membersihkan halaman kelas secara

bersama-sama, Kemudian ada arahan singkat (apel pagi) yang dibawakan oleh

guru atau kepala sekolah. Kegiatan inilah yang menjadi kegiatan rutin setiap

harinya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu roslawati selaku kepala sekolah

menyebutkan :
“ Dalam penerapan tata tertib disosialisasikan terlebih dahulu dengan
peserta didik bertujuan agar mereka mampu melaksanakan pembiasaan-
pembiasaan yang diharapkan terlebih dalam hal menjaga kebersihan
madrasah.”60

Pembiasaan sangat efektif jika dilakukan setiap hari. Kebiasaan yang baik

apabila dilakukan terus menerus dalam kehidupan sehari-hari maka peserta didik

akan tumbuh seperti yang diinginkan. Senada dengan apa yang dituturkan oleh

bapak Yunus saat melakukan wawancara :


“Melalui pembiasaan-pembiasaan yang baiklah tata tertib dan penanaman
karakter kepada peserta didik bisa terwujud.” 61

60
Wawancara dengan ibu Roslawati, selaku kepala sekolah, tanggal 5 januari 2021, di
kantor kepala sekolah
61
Wawanncara dengan pak yunus, selaku guru mata pelajaran PPKN, tanggal 5 januari
2021, di ruang guru

39
40

Pernyataan tersebut sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti

ketika pengumpulan data, yaitu :


“peserta didik melaksanakan pembiasaan seperti, masuk sekolah tepat jam
7.00 kemudian dilanjutkan dengan bersama-sama membersihkan halaman
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apel pagi, kemudian
dilanjutkan dengan solat dhuhur berjamaah dan‟ . Selain itu, saat bertemu
dengan yang lebih tua atau guru peserta didik selalu berjabat tangan.”

Gambar 4.1
Peserta didik kelas VIII saat melakukan kerjabakti di halaman sekolah

Gambar di atas menunjukkan peserta didik yang sedang melaksanakan

kerja bakti. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penerapan kedisiplinan

pada peserta didik. Ini dilakukan guna untuk menerapkan pembiasaan-pembiasaan

atau penanaman karakter disiplin dalam bentuk kerja bakti.

Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan tehadap peserta didik di

MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone berjumlah 33 orang dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 28 pernyataan,

maka diperoleh nilai maksimum dari analisis deksriptif yaitu 73 dan nilai

minimum 60.
41

Sehingga dapat diketahui dari hasil penilaian angket yang dibagikan

kepada 33 responden, dengan spesifikasi penilaian yaitu 8 responden berada

pada kategori rendah, interval dengan persentase 24.24 %. Penilaian 20

responden berada pada kategori sedang, interval dengan persentase 60.61 %. Serta

penilaian 5 responden berada pada kategori tinggi, interval dengan persentase

24.24%. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan tata tertib sekolah di MTs

Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone berdasarkan hasil penilaian

responden sebanyak 33 orang berada pada kategori sedang. dengan nilai rata-rata

sebesar 66,68.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis

inferensial diperoleh hasil bahwa peserta didik di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone masih kurang dalam aspek disiplin waktu dan sering

mengabaikan aturan sekolah. Sehingga penerapan tata tertib sekolah di kelas VIII

MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone berada pada kategori

sedang.

2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan tata tertib sekolah kelas

VIII di MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

a. Faktor pendukung

Adapun Faktor pendukung yang utama yaitu adanya kerjasama yang baik

antara pihak orang tua, peserta didik dan pihak sekolah. Hal ini dipaparkan oleh

salah satu guru yaitu bapak Yunus menyatakan bahwa :


“selain pada pihak sekolah, lingkungan rumah atau lingkungan keluarga
harus mendukung kegiatan di sekolah yang berkaitan dengan peningkatan
kedisiplinan, yang kedua guru maupun kepala sekolah atau steakholder
yang ada juga harus menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik.” 62

62
Wawanncara dengan pak yunus, selaku guru mata pelajaran PPKN, tanggal 5 januari
2021, di ruang guru
42

Penjelasan diatas diperkuat dengan pendapat ibu Rapidah sebagai berikut :

“mendukung program sekolah itu penting, selain pada program-program


sekolah, sarana dan prasana juga harus diperhatikan, di MTs Pattuku
sarana dan prasarana sudah memadai, untuk menunjang penerapan
disiplin, seperti tempat ibadah dan ruang kelas”63

Dari pernyataan diatas diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti

bahwa :

“Di sekolah MTs Pattuku sendiri sudah disediakan sarana dan prasarana
dalam menunjang kedisiplinan anak seperti kesadaran dalam melaksanakan
ibadah berjama‟ah tanpa pengawasan atau sanksi sudah sangat mendukung,
seperti adanya musholah, tempat wudhu. Dan juga disediakannya tempat
sampah untuk membiasakan peserta didik menjaga kebersihan lingkungan
Madrasah dan sarana pendukung lainnya seperti ruang kelas dan lapangan”

Gambar 4.1
Mushollah MTs Pattuku tepat peserta didik melakukan ibadah shalat

63
Wawancara dengan ibu Rapidah, selaku wali kelas VIII, tanggal 5 januari 2021, di
ruang guru
43

b. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung, ada juga beberapa faktor penghambat dalam

penerapan karakter disiplin pada peserta didik. Sebagaimana yang dikatakan oleh

ibu Roslawati selaku kepala sekolah :

“karena anak-anak berangkat dari lingkungan yang berbeda-beda saya rasa


perbedaan karakter itu wajar, tinggal bagaimana pihak sekolah dalam
mengatasi problematika tersebut sehingga seluruh kegiatan dan adanya
tata tertib yang dibuat bisa untuk ditaati, selain perbedaan karakter,
ekonomi yang rendah juga menjadi faktor penghambat.”64

Pernyataann diatas kurang lebih sama dengan apa yang dipaparkan oleh
bapak Yunus sebagai berikut :

“salah satu faktor penghambat dalam kedisiplinan peserta didik yaitu pada
wali kelas sendiri kurang rasa kepudulian terhadap anak didiknya, bahkan
terkadang ada perasaan tidak mau tau terhadap permasalahan peserta didik,
yang kedua adalah IQ setiap peserta didik memiliki tingkatan yang
berbeda-beda, jadi menurut saya sungguh wajar jika ada peserta didik
yang terlambat dalam menerima atau memahami materi, yang ketiga
ketakutan peserta didik itu sendiri dalam kaitannya tentang kematangan
jiwa si peserta didik.”65

Penjelasan yang dikemukakan diatas diperkuat dengan pernyataan dari ibu

Rapidah yang menyatakan bahwa :

“kendala dalam pelaksanaan penerapan karakter disiplin peserta didik


lebih dominan pada pengaruh lingkungan, selain itu pengaruh kenakalan
teman sebaya juga pengaruh pada lingkungan keluarga yang kurang
mendukung dalam kaitannya dengan kedisiplinan.66

Sebagaimana yang dijelaskan oleh beberapa informan diatas, dapat

diperkuat dengan pengamatan peneliti, bahwa :

64
Wawancara dengan ibu Roslawati, selaku kepala sekolah, tanggal 5 januari 2021, di
kantor kepala sekolah
65
Wawanncara dengan pak yunus, selaku guru mata pelajaran PPKN, tanggal 5 januari
2021, di ruang guru
66
Wawancara dengan ibu Rapidah, selaku wali kelas VIII, tanggal 5 januari 2021, di
ruang guru
44

“kebanyakan faktor penghambat dari kedisiplinan peserta didik yang


paling dominan berasal dari lingkungan peserta didik itu sendiri, dimana
peserta didik sering mengabaikan perintah guru, kemudian mudah
dipegaruhi teman sekelasnya untuk melakukan kenakalan”.

Gambar 4.2
Beberapa peserta didik kelas VIII yang makan didalam kelas pada jam
pelajaran

3. Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik di

MTs Pattuku Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu pengaruh tata

tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku

Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone menggunakan skala psikologi dengan

jumlah sampel 33 orang, maka penulis dapat mengumpulkan data melalui angket

yang diisi oleh peserta didik kelas VIII MTs Pattuku yang kemudian diberikan

skor pada masing-masing item soal dan disajikan dalam bentuk tabel. Pada tabel
45

4.1 dibawah ini menunjukkan hasil analisis deskriptif data tata tertib terhadap

kedisiplinan peserta didik dengan bantuan program Statistical Packages For

Social Science (SPSS) versi 20.

1. Deskriptif Tata Tertib Sekolah

Hasil analisis tata tertib sekolah dengan jumlah sampel 33 orang dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 skor tata tertib sekolah

NO NAMA RESPONDEN SKOR


1 Responden 1 72

2 Responden 2 66

3 Responden 3 66

4 Responden 4 62

5 Responden 5 65

6 Responden 6 65

7 Responden 7 67

8 Responden 8 68

9 Responden 9 60

10 Responden 10 72

11 Responden 11 62

12 Responden 12 70

13 Responden 13 71

14 Responden 14 72
46

15 Responden 15 72

16 Responden 16 60

17 Responden 17 66

18 Responden 18 62

19 Responden 19 66

20 Responden 20 61

21 Responden 21 68

22 Responden 22 63

23 Responden 23 68

24 Responden 24 68

25 Responden 25 69

26 Responden 26 73

27 Responden 27 70

28 Responden 28 65

29 Responden 29 68

30 Responden 30 62

31 Responden 31 69

32 Responden 32 64

33 Responden 33 62

Total 2194

Sumber : hasil angket yang dibagikan ke respoden


47

Tabel 4.2 statistik hasil analisis

Statistik Skor statistik

Jumlah Sampel 33

Nilai Tertinggi 73

Nilai Terendah 60

Nilai Rata-rata 66,68

Standar Devasi 3,87

Range 13

Tabel di atas menunjukkan memiliki nilai maksimum 73 dan nilai

minimum 60. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 66,68 dan standar

deviasi sebesar 3,87. Hasil analisis deskriptif tersebut akan menggunakan data

yang akan digambarkan dalam membuat kategorisasi pengaruh tata tertib peserta

didik. Kategorisasi terdiri atas kategori rendah, sedang dan tinggi. . Rumus yang

digunakan merujuk pada Saifuddin Azwar.67 Adapun hasil kategorisasi dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Kategorisasi pengaruh tata tertib

Batas Interval Frekuensi % Ket.

Kategorisasi

X (µ+ -1,0 ) ≤ 71 5 15,15% Tinggi

67
AzwarSaifuddin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), h. 149.
48

X (µ+ -1,0 ) ≤ x 62 ≤ X 71 20 60,61% Sedang

˂ x (µ+ -1,0 ) ≤

X (µ+ -1,0 ) ≤ x X ≤ 62 8 24,24% Rendah

Hasil analisis kategori diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden

berada pada kategori tinggi dengan persentase 15,15%. Selanjutnya sebanyak 20

responden berada pada kategori sedang dengan persentase 60,61% dan 8

responden berada pada kategori rendah dengan persentase 24,24%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh tata tertib sekolah berada pada

kategori sedang.

2. Deskriptif kedisiplinan peserta didik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 33 sampel, Pada

tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan hasil analisis deskriptif data kedisiplinan

peserta didik dengan bantuan program Statistical Packages For Social Science

(SPSS) versi 20.

Tabel 4.4 Skor kedisiplinan peserta didik

NO NAMA RESPONDEN SKOR

1 Responden 1 62

2 Responden 2 69

3 Responden 3 64
49

4 Responden 4 69

5 Responden 5 61

6 Responden 6 71

7 Responden 7 64

8 Responden 8 67

9 Responden 9 73

10 Responden 10 69

11 Responden 11 73

12 Responden 12 66

13 Responden 13 63

14 Responden 14 60

15 Responden 15 67

16 Responden 16 65

17 Responden 17 60

18 Responden 18 70

19 Responden 19 73

20 Responden 20 62

21 Responden 21 64

22 Responden 22 64

23 Responden 23 70

24 Responden 24 65

25 Responden 25 64
50

26 Responden 26 68

27 Responden 27 61

28 Responden 28 68

29 Responden 29 62

30 Responden 30 63

31 Responden 31 64

32 Responden 32 65

33 Responden 33 64

total 2170

Sumber : hasil angket yang dibagikan ke respoden

Tabel 4.5 statistik hasil analisis

Statistik Skor statistik

Jumlah Sampel 33

Nilai Tertinggi 73

Nilai Terendah 60

Nilai Rata-rata 65,77

Standar Devasi 3,63

Range 13

Tabel di atas menunjukkan memiliki nilai maksimum 73 dan nilai

minimum 60. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 65,77 dan standar

deviasi sebesar 3,63. Hasil analisis deskriptif tersebut akan menggunakan data
51

yang akan digambarkan dalam membuat kategorisasi kedisiplinan peserta didik.

Kategorisasi terdiri atas kategori rendah, sedang dan tinggi. . Rumus yang

digunakan merujuk pada Saifuddin Azwar.68 Adapun hasil kategorisasi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Kategorisasi Kedisiplinan peserta didik

Batas Interval Frekuensi % Ket.

Kategorisasi

x(µ+-1,0 ) ≤ 72 3 9,10% Tinggi

x(µ+-1,0 ) ≤ x ˂ 61 ≤ X 72 26 78,78% Sedang

x(µ+-1,0 ) ≤ x

x(µ+-1,0 ) ≤ x X ≤ 72 4 12,12% Rendah

Hasil analisis kategori diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden

berada pada kategori tinggi dengan persentase 9,10%. Selanjutnya sebanyak 26

responden berada pada kategori sedang dengan porsentase 78,78% dan 4

responden berada pada kategori rendah dengan porsentase 12,12%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan peserta didik berada pada

kategori sedang.

68
AzwarSaifuddin, Metode Penelitian, h. 149.
52

3. Analisis Inferensial Pengaruh Tata Tertib Sekolah (X) Terhadap

Kedisiplinan Peserta Didik Kelas VIII (Y) Di Mts Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan terhadap data dengan menggunakan

teknik Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 20.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


x .120 33 .200 *
.950 33 .136
y .164 33 .025 .942 33 .078

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Uji normalitas pada data pengaruh tata tertib sekolah menggunakan taraf

signifikan sebesar α = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan SPSS 20

maka diperoleh pada hasil output nilai Kolmogrov-Smirnov dengan signifikansi

sebesar Sig = 0,200 > α = 0,05 sehingga data pengaruh tata tertib sekolah

berdistribusi normal.

Uji normalitas pada data kedisiplinan peserta didik dengan menggunakan

taraf signifikan sebesar α = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan

SPSS 20 maka diperoleh pada hasil output nilai Kolmogrov-Smirnov dengan

signifikansi sebesar Sig = 0,025 > α = 0,05 sehingga data kedisiplinan peserta

didik berdistribusi normal.


53

b. Uji Linearitas

Uji linearitas untuk mengetahui hubungan Kedisiplinan peserta didik(Y)

terhadap tata tertib sekolah (X). Uji linearitas merupakan uji prasayarat analisis

untuk mengetahui pola data, apakah data berpola linear atau tidak. Uji linearitas

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Hasil

analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 102.894 13 7.915 .423 .941
Linearity 28.925 1 28.925 1.547 .229
Between Groups Deviation
Kedisiplinan
from 73.969 12 6.164 .330 .973
* Tata Tertib
Linearity
Within Groups 355.167 19 18.693
Total 458.061 32

Hipotesis statistik:

H0 :Y = α ≠ Βx (Regresi tak Linear)

Hi : Y = α + Βx (Regresi Linear)

Uji linearitas persamaan garis regresi diperoleh dari baris Deviation from

Linearity, yaitu f hitung = 0,330 ˂ f tabel = 2,07. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang linear antara tata tertib sekolah dan kedisiplinan

peserta didik.
54

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pada

penelitian ini berdistribusi normal dan bersifat linear. Oleh karena itu, pengujian

hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana

dengan tujuan melihat pengaruh yang signifikan variabel pengaruh tata tertib

sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik. Adapun tabel hasil uji regresi linear

sederhana yaitu:

Tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 82.177 11.377 7.223 .000


1
Tata Tertib .247 .171 .251 2.366 .158

a. Dependent Variable: Kedisiplinan

Pada tabel coefficients pada kolom b constant a adalah 82,177 pada kolom

b +0,247 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:

Y = 82,177+0,247 X, Untuk uji signifikansi persamaan garis regresi dapat dilihat

dari tabel berikut:

Hipotesis statistik:

H0 : β ≠ 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan)

H1 : β = 0 (terdapat pengaruh yang signifikan)

Uji signifikan persamaan garis regresi diperoleh dari nilai t hitung = 2,366

maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang positif antara
55

tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku

Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

d. Uji Korelasi

Tabel 4.9
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .251 .663 .033 3.721
a. Predictors: (Constant), Tata Tertib

Untuk mengetahui besarnya nilai korelasi dan besarnya presentase pengaruh

tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik, dapat dilihat pada nilai R

Square pada table model summary sebesar = 0,663 yang artinya besarnya

persentase pengaruh tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik adalah

sebesar 66,3 %.

B. Pembahasan

Penerapan tata tertib pada kelas VIII MTs Pattuku Kecamatan Bontocani

Kabupaten Bone sudah berjalan dengan baik. Upaya-upaya untuk menanamkan

nilai kedisiplinan terus dilakukan melalui program-program sekolah seperti,

masuk jam sekolah pukul 7.00 sebelum dilangsungkan kegiatan belajar mengajar,

terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan membersihkan halaman kelas secara

bersama-sama, Kemudian ada arahan singkat (apel pagi) yang dibawakan oleh

guru atau kepala sekolah. Kegiatan inilah yang menjadi kegiatan rutin setiap

harinya.
56

Adapun Faktor pendukung yang utama yaitu adanya kerjasama yang baik

antara pihak orang tua, peserta didik dan pihak sekolah. Hal ini dipaparkan oleh

salah satu guru yaitu bapak Yunus menyatakan bahwa :

“selain pada pihak sekolah, lingkungan rumah atau lingkungan keluarga


harus mendukung kegiatan di sekolah yang berkaitan dengan peningkatan
kedisiplinan, yang kedua guru maupun kepala sekolah atau steakholder
yang ada juga harus menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik.”

Selain faktor pendukung, ada juga beberapa faktor penghambat dalam

penerapan karakter disiplin pada peserta didik. Sebagaimana yang dikatakan oleh

ibu Roslawati selaku kepala sekolah :

“karena anak-anak berangkat dari lingkungan yang berbeda-beda saya rasa


perbedaan karakter itu wajar, tinggal bagaimana pihak sekolah dalam
mengatasi problematika tersebut sehingga seluruh kegiatan dan adanya
tata tertib yang dibuat bisa untuk ditaati, selain perbedaan karakter,
ekonomi yang rendah juga menjadi faktor penghambat.”

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu pengaruh tata tertib

sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone menggunakan skala psikologi dengan jumlah sampel

33 orang, maka penulis dapat mengumpulkan data melalui angket yang diisi oleh

peserta didik kelas VIII MTs Pattuku yang kemudian diberikan skor pada masing-

masing item soal dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil analisis kategori

menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden berada pada kategori tinggi dengan

persentase 15,15%. Selanjutnya sebanyak 20 responden berada pada kategori

sedang dengan persentase 60,61% dan 8 responden berada pada kategori rendah

dengan persentase 24,24%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh

tata tertib sekolah berada pada kategori sedang.


57

Hasil analisis kategori kedisiplinan menunjukkan bahwa sebanyak 3

responden berada pada kategori tinggi dengan persentase 9,10%. Selanjutnya

sebanyak 26 responden berada pada kategori sedang dengan porsentase 78,78%

dan 4 responden berada pada kategori rendah dengan porsentase 12,12%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan peserta didik berada pada

kategori sedang.

Uji signifikan persamaan garis regresi diperoleh dari nilai t hitung = 2,366

maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang positif antara

tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku

Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan tata tertib pada kelas VIII MTs Pattuku Kecamatan Bontocani

Kabupaten Bone sudah berjalan dengan baik. Upaya-upaya untuk

menanamkan nilai kedisiplinan terus dilakukan melalui program-program

sekolah seperti, masuk jam sekolah pukul 7.00 sebelum dilangsungkan

kegiatan belajar mengajar, terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan


membersihkan halaman kelas secara bersama-sama, Kemudian ada

arahan singkat (apel pagi) yang dibawakan oleh guru atau kepala sekolah.

Kegiatan inilah yang menjadi kegiatan rutin setiap harinya.

2. Adapun Faktor pendukung yang utama yaitu adanya kerjasama yang

baik antara pihak orang tua, peserta didik dan pihak sekolah. Hal ini

dipaparkan oleh salah satu guru yaitu bapak Yunus menyatakan bahwa :

“selain pada pihak sekolah, lingkungan rumah atau lingkungan


keluarga harus mendukung kegiatan di sekolah yang berkaitan
dengan peningkatan kedisiplinan, yang kedua guru maupun kepala
sekolah atau steakholder yang ada juga harus menjadi contoh atau
teladan bagi peserta didik.”

Selain faktor pendukung, ada juga beberapa faktor penghambat dalam

penerapan karakter disiplin pada peserta didik. Sebagaimana yang

dikatakan oleh ibu Roslawati selaku kepala sekolah :

“karena anak-anak berangkat dari lingkungan yang berbeda-beda


saya rasa perbedaan karakter itu wajar, tinggal bagaimana pihak
sekolah dalam mengatasi problematika tersebut sehingga seluruh
kegiatan dan adanya tata tertib yang dibuat bisa untuk ditaati, selain
perbedaan karakter, ekonomi yang rendah juga menjadi faktor
penghambat.”

58
59

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di perolehnilai t hitung = 2,366 dan t

tabel = 2,024 dengan tarafsiginifikan sebesar 5% (t hitung> t tabel)

membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara tata tertib

sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik kelas VIII di MTs Pattuku

Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

B. Saran Penelitian

1. Bagi sekolah, hendaknya tata tertib lebih dimaksimalkan lagi

sosialisasinya kepada peserta didik, Kemudian selanjutnya alangkah


baiknya jika pihak sekolah membuat tata tertib untuk peserta didik dalam

bentuk buku saku, ini bisa memudahkan peserta didik dalam memahami

tata tertib sekolah. Selanjutnya kerjasama antar personil sekolah lebih

ditingkatkan lagi agar pengimplementasian tata tertib sekolah terhadap

peserta didik bisa berjalan lebih baik lagi.

2. Bagi peserta didik hendaknya selalu meningkatkan kedisiplinan peserta

Didik dengan cara mentaati peraturan yang ada baik peraturan yang dibuat
oleh sekolah maupun peraturan dari guru mata pelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi acuan dalam mengembangka

penelitian tentang tata tertib sekolah dalam pengaruhnya pada Kedisiplinan

peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Kadir Abdul, Dasar-Dasar Pendidikan Jakarta: Kencana Media Pradana Group,


2012.
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia
Yogyakarta : Ar-Ruz Media, 2011.
Andi Mapiere, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
Amatembun, Manajemen Kelas 1 Bandung: IKIP Bandung, 1981.
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan Yogyakarta: Teras, 2009.
Charles Schaeper, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Mitra Utama, Jakarta,
1985.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2008.
Desmita, Psikologi Perkembangan peserta didik, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.
Duniapelajar.com,Pengertian pengeruh menurut para ahli, diakses tanggal 7 juli
2010.
Depdikbud, Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional
Solo: Aneka Ilmu, 1988.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Hartono, Analisis Item Instrumen, Cet. I; Pekanbaru Riau: ZanafaPublishing,
2015.
Hadari Nawawi, dkk, Administrasi Sekolah, Ghalia Indonesia, Jakarta, April
1985.
Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka,2005.
Hadari Nawawi, dkk, Administrasi Sekolah, Ghalia Indonesia, Jakarta, April
1985.
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: raja
Grafindo Persada, 1996.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2011.
Kasmawati, Implementasi tata tertib dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
Madrasah Pondok Pesantren Nurul Islam Kampung Baru Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi, skripsi (Riau: pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2012).
Kamaluddin Tajibu, Metode Penelitian Komunikasi.
Leli Siti Hadianti, Pengaruh pelaksanaan tata tertib sekoah terhadap kedisiplinan
belajar peserta didik (Peneliian Deskriftif Analisis di SDN Surakarya II

60
61

Kecamatan samarang Kabupaten Garut, Skripsi (Garut : Fakultas


pendidikan islam, 2008.
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan Cet: V; Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Moh. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi Jakarta; Bumi Aksara, 2005.
Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2016.
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta: Pustaka
Amani, 2002.
Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2016.
Oteng Sutisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teorotis Untuk Praktek
Propesional, Angkasa, Bandung, 1983.
Prijodarminto Soegeng, Disiplin Menuju Sukses Jakarta: Pradaya paramita, 1994.
Rina Wati Handayani, Penanaman Disiplin Dalam Mentaati Peraturan Dan Tata
Tertib. http://digilib.unnes.ac.id. ( 3 Oktober 2020).
Sugiyono, Metode Penelitian Kombnasi Bandung: Alfabeta, 2012.
Sri Habsari, Bimbingan dan Konseling SMA: untuk kelas x, Jakarta: Grasindo,
2005.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1990.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003, h. 97.
Serumpaet, Rahasia Mendidik Anak, Indonesia Publishing House, Bandung, 1983.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D Cet. XVI; Bandung: Alfabeta ,2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Cet.XX11; Bandung: Alfabeta, 2014.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Cet. XIII;
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Siti Meichati, Pendidikan Sistematis Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta, 1979.
Syarif Al-Qursyairi, Kamus Akbar Arab, Surabaya: Giri Utama.
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Pusat Tinjauan Studi, Yogyakarta.
TU MTs, Dokumen Tata Tertib untuk peserta didik MTS Pattuku Kecamatan
Bontocani Kabupaten Bone, Tahun 2020-2021.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
beserta Penejelasannya, Jakarta: Cemerlang, 2003.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
Bab 1 Pasal 1 No.4.
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar pendidikan, Jakarta,Rineka Cipta,2000.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab V pasal 12 tentang peserta didik.
62

Widya Triastuti, Pengaruh pemberian sanksi terhadap kedisiplinan siswa dalam


mematuhi tata tertib sekolah di MIN Kragan Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karangayar, Skipsi (Surakarta, Fakulas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, UNISMUH Surakarta , 2015).
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1992.
63

Lampiran
64

Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
x .120 33 .200 .950 33 .136
y .164 33 .025 .942 33 .078

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Uji Linearitas
ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 102.894 13 7.915 .423 .941

Linearity 28.925 1 28.925 1.547 .229


Between Groups
Kedisiplinan * Deviation from
73.969 12 6.164 .330 .973
Tata Tertib Linearity

Within Groups 355.167 19 18.693

Total 458.061 32

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana


a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 82.177 11.377 7.223 .000


1
Tata Tertib .247 .171 .251 2.366 .158

a. Dependent Variable: Kedisiplinan


65
66
67

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

NO VARIABEL PENELITIAN INDIKATOR NOMOR


ANGKET
1 Tata Tertib Sekolah 1. Sikap yang di haruskan dan dilarang
2. Sanksi atau akibat yang menjadi
tanggung jawab pelanggar aturan
3. Prosedur untuk menyampaikan tata
tertib kepada subjek yang dikenai
tata tertib tersebut
2 Kedisiplinan Peserta didik 1. Disiplin waktu
2. Disiplin kerja
3. Disiplin aturan
68

LEMBAR ANGKET TATA TERTIB SEKOLAH


MENGENAI PENGARUH PENGARUH TATA TERTIB SEKOLAH
TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MTs PATTUKU
KECAMATAN BONTOCANI KABUPATEN BONE

Identitas Peserta Didik


Nama :
Kelas :

Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang
disediakan!
2. Dibawah ini disajikan 28 butir pernyataan mengenai Pengaruh Tata
tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Anda diminta menjawab
pernyataan sesuai dengan pengalaman anda dengan cara memilih 1 dari 4
jawaban yang tersedia untuk masing-masing pernyataan.
3. Pilihan jawaban sebanyak 4 buah yang disingkat:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apapun pilihan jawaban anda, tidak akan dinilai Benar atau Salah karena
itu diharapkan memberi jawaban yang benar-benar berdasarkan penilaian
anda sendiri.
5. Nyatakan pilihan jawaban anda dengan cara membubuhkan tanda ceklis
(√) pada pilihan yang tersedia dilembar jawaban. Berilah jawaban sesuai
dengan keadaan yang anda alami saat ini.
6. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
69

SKALA PENILAIAN

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya memakai kelengkapan (atribut) seragam

sekolah

2 Saya mengikuti upacara bendera setiap hari

senin

3 Saya tidak berpakaian rapi (mengeluarkan

baju) ketika di wilayah sekolah

4 Saya membuang sampah tidak pada

tempatnya

5 Saya membuat surat ijin, ketika tidak dapat

hadir ke sekolah

6 Saya memakai perhiasan yang

mencolok/berkuku panjang atau berambut

gondrong

7 pada jam istirahat saya jajan diluar sekolah

8 Saya buang air tidak pada tempatnya

9 Saya pernah merokok di lingkungan sekolah

10 Saya pernah merusak fasilitas sekolah

11 Saya tidur saat guru menjelaskan

12 Saya tidak pernah bermain HP ketika


pelajaran berlangusng.

13 Saya selalu datang tepat waktu ke sekolah


70

14 Saya sering bolos sekolah

15 Saya tidak mengumpulkan tugas tepat waktu

16 Saya sering bertengkar dengan teman

17 Saya membawa senjata tajam ke sekolah

18 Saya pacaran di sekolah

19 saya tidak shalat berjamaah di mushollah

20 Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru

21 Saya sering keluar masuk kelas saat jam

pelajaran

22 Saya sering keluar lingkungan sekolah tanpa

izin guru

23 Saya membawa uang jajan yang berlebihan

24 Saya pernah merobek buku pelajaran

25 Saya pernah masuk sekolah bukan lewat

gerbang sekolah

26 Saya memakai pewarna rambut/bukan hitam

27 Saya selalu mencuri barang milik teman

28 Saya pernah terlibat perkelahian


71

LEMBAR ANGKET KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK


MENGENAI PENGARUH PENGARUH TATA TERTIB SEKOLAH
TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MTs PATTUKU
KECAMATAN BONTOCANI KABUPATEN BONE

Identitas Peserta Didik


Nama :
Kelas :

Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang
disediakan!
2. Dibawah ini disajikan 28 butir pernyataan mengenai Pengaruh Tata
tertib sekolah terhadap kedisiplinan peserta didik di MTs Pattuku
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Anda diminta menjawab
pernyataan sesuai dengan pengalaman anda dengan cara memilih 1 dari 4
jawaban yang tersedia untuk masing-masing pernyataan.
3. Pilihan jawaban sebanyak 4 buah yang disingkat:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apapun pilihan jawaban anda, tidak akan dinilai Benar atau Salah karena
itu diharapkan memberi jawaban yang benar-benar berdasarkan penilaian
anda sendiri.
5. Nyatakan pilihan jawaban anda dengan cara membubuhkan tanda ceklis
(√) pada pilihan yang tersedia dilembar jawaban. Berilah jawaban sesuai
dengan keadaan yang anda alami saat ini.
6. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
72

SKALA PENILAIAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS

1 Jika saya melanggar tata tertib Sekolah maka


saya akan di hukum
2 Guru mengajarkan kepada saya untuk
berpakaian rapi
3 Guru menjelaskan tentang tata tertib sekolah

4 Saya mendengarkan dengan seksama semua


penjelasan dari Guru
5 Saya berperilaku sopan terhadap Guru dan
Teman-teman
6 Saya datang ke sekolah tepat waktu

7 Saya tidak pernah keluar kelas jika pelajaran


belum selesai
8 Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai
selesai
9 Saya mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh wali kelas
10 Saya berteman dengan siapa saja yang ada di
sekolah
11 Saya jarang mengikuti kerja bakti di sekolah

12 Saya sering tidak hadir dalam kegiatan


ekstrakulikuler yang dipilih tanpa ada alasan
13 Saya selalu melaksanakan piket di kelas
dengan penuh tanggung jawab
14 Saya selalu melakukan keributan ketika
pelajaran berlangsung.
15 Saya selalu menyontek tugas teman.
73

16 Saya selalu mencatat materi yang dijelaskan


oleh guru.
17 Saya sering memakai baju kaos ke sekolah.

18 saya selalu shalat berjamaah di sekolah.

19 Saya sering berpakaian tidak semestinya (rok


terlalu pendek, panjang celana tidak sesuai
ketentuan).
20 Saya selalu bermain bola dalam kelas

21 Saya aktif di salah satu organisasi


ekstrakulikuler.
22 Saya mengerjakan PR di rumah.

23 Saya selalu menjaga kebersihan kelas.

24 Saya meminta jawaban teman ketika saya


belum selesai mengerjakan tugas
25 Saya menyontek ketika sedang ujian.

26 Saya selalu menganggu teman yang sedang


belajar.
27 Saya membuat surat izin ketika saya tidak
dapat hadir di sekolah.
28 Saya sering merusak tanaman.
74
75
76
77
78
79
80
81

TATA TERTIB siswa


MTs PATTUKU

KEC, BONTOCANI KAB, BONE


21. Siswa harus sudah hadir di madrasah 5(lima) menit paling lambat sebelum
td. masuk
22. Berbaris dengan tertib diatur oleh ketua kelas.
23. Sebelum pelajaran dimulai dan pada akhir pelajaran siswa berdo`a sesuai
agamanya/kepercayaannya masing-masing.
24. Siswa harus mengikuti upacara bendera dengan tertib.
25. Siswa harus memakai pakaian yang rapi dan bersih/seragam madrasah
yang telah ditentukan sesuai dengan sehari-harinya.
26. Siswa yang berpakaian seragam, baju kemejanya harus ke dalam.
27. Tidak dibenarkan berkuku panjang, berambut gonrong dan bagi anak-anak
wanita dilarang memakai perhiasan yang menyolok kemadrasah.
28. Selalu hormat dengan tamu yang hadir di madrasah.
29. Harus patuh kepada tata tertib yang telah ditentukan dimadrasah.
30. Bila tidak masuk madrasah orang tua/wali siswa harus memberitahukan
dengan lisan/tertulis ke madrasah.
31. Peliharalah buku dan alat perlengkapan lainnya secara rapi dan bersih.
32. Pada waktu istirahat tidak dibenarkan jajan diluar pekarangan madrasah.
33. Harus membantu menjaga kebersihan madrasah, membuang sampah pada
tempatnya.
34. Bersihkan/siram kembali WC setelah habis dipergunakan.
35. Buang air harus di tempat yang telah ditentukan.
36. Dilarang mencoreti bangku, meja, pintu, jendela dan tembok madrasah.
37. Jaga dan peliharalah tanaman-tanaman yang ada di pekarangan madrasah.
38. Dilarang keras merokok.
39. Tidak dibenarkan membawa uang jajan yang berlebihan.
40. Harus menjaga nama baik madrasah dimanapun berada.
82

DOKUMENTASI

Gerbang Sekolah MTs Pattuku

Halaman Sekolah
83

Suasana di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung

Foto bersama ibu Rolawati, M.Ag. Selaku kepala sekolah Madrasah


84

Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah

Kultum dan shalat dzuhur berjamaah di Mushollah MTs Pattuku


85

Kegiatan kerja bakti di halaman Sekolah

Upacara Bendera
86

Salah satu contoh pelanggaran tata tertib di MTs Pattuku (makan di dalam kelas)
87

Pemberian hukuman berupa membersihkan kaca jendela atas pelanggaran yang


telah dilakukan
88

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir dari

buah cinta dan kasih sayang dari Ayah Mustamin dan Ibu

Ernawati di Bone pada tanggal 12 Maret 1999. Riwayat

pendidikan, penulis pertama kali memulai pendidikan pada

tahun 2005 di SD Inp 12/79 Pattuku. Alhamdulillah lulus

pada tahun 2010. Kemudian di tahun yang sama

melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di MTs Pattuku, Kecamatan

Bontocani Kabupaten Bone dan lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan

lagi ke jenjang selanjutnya Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 4 Pangkep

dan Alhamdulillah lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama pula melalui

jalur mandiri penulis lulus masuk perguruan tinggi dan terdaftar sebagai

Mahasiswa Angkatan 2016 di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Alauddin

Anda mungkin juga menyukai