Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BACAAN

Kenakalan Remaja Dipicu Minimnya Industri Kreatif

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sanggar Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Dibina oleh Dewi Anggraini, S. Pd., M. Pd.

Oleh

Kelompok Merah 2

1. Amanda Rahmah Umayroh (22016164)


2. Charla Zedekia Fanita Rosa (22016018)
3. Iin Novia (21016080)
4. Tahlia Hurul Aini (22016208)
5. Wellya Zartika (21016123)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2023
“Kenakalan Remaja Dipicu Minimnya Industri Kreatif”

Setelah kelompok membaca dan memahami berita mengenai kenakalan remaja dipicu
minimnya industri kreatif, maka muncul satu pertanyaan dari kelompok merah 2 terkait
permasalahan tersebut, yang mana pertanyaanya bagaimana industri kreatif berperan
dalam memberikan peluang Pendidikan dan pekerjaan pada remaja ?

Adapun solusi yang dapat kelompok merah 2 berikan mengenai pertanyaan itu
adalah:
 Memberikan pelatihan dan kursus keterampilan kreatif untuk remaja yang tertarik
dibidang sanggar Bahasa atau bidang seni, di sinilah keterampilan-keterampilan yang
dimiliki remaja dapat dilatih,dikembangka, dan diasah secara lebih mendalam.
Sehingga remaja memiliki kegiatan yang positif.
 Dengan adanya industri kreatif kita dapat membuat sebuah komunitas yang dapat
memberikan kesempatan bagi remaja yang putus sekolah atau menganggur yang
mempunyai bakat bidang Bahasa Indonesia atau bidang lainnya mempunyai
penghasilan dengan bakat yang dimilikinya itu.
Contohnya : dikampung salah satu anggota kelompok merah 2 (Tahlia) yaitu di
pesisir selatan remaja-remaja yang putus sekolah yang memiliki bakat dalam bidang
Bahasa atau bidang lainnya diajak bergabung dalam sebuah komunitas sanggar seperti
randai,tari, mc acara formal atau nonformal, dimana komunitas sanggar tersebut
diundang dalam acara-acara tertentu seperti acara pernikahan/baralek, acara adat,dll.
Sehingga remaja tersebut mempunyai penghasilan dari komunitas sanggar tersebut.

Penting untuk diingat bahwa untuk berhasil dalam industri kreatif, remaja perlu
bekerja keras, berdedikasi, dan memiliki semangat untuk terus belajar dan berkembang.
Namun, industri ini menyediakan peluang yang beragam dan bermanfaat bagi mereka yang
memiliki minat dan bakat dalam bidang kreatif.

Laporan diskusi
Pertanyaan :
1. Pertanyaan dari kelompok kuning 2 (Sila Maharani Junius)
Bagaimana anak/remaja yang tidak mempunyai minat dan bakat dalam bidang sanggar
bahasa indonesia ? kemanakah diarahkan
2. Pertanyaan dari kelompok merah 3 (Catrin Natasya)
Bagaimana menarik perhatian remaja yang putus sekolah mau ikut di dalam sanggar dan
apabila ia sendiri yang mau dan yang lainnya tidak mau, apa solusi untuk mengatasi hal
tersebut ?

Jawaban :
1. Kami akan mencoba mengajak anak/remaja tersebut berbicara dan tanya anak/remaja
tersebut mempunyai bakat di bidang apa sehingga kita dapat mengetahui atau memahami
minat dan bakatnya. Ajak anak/remaja tes minat dan bakatnya agar mereka bisa
mengembangkan minat dan bakat nya.
Anak yang mungkin tidak memiliki minat dan bakat di bidang seni seperti sanggarr
sebaiknya diarahkan ke berbagai kegiatan dan hobi lainnya. Karena bagaimanapun kita
tidak bisa memaksa mereka jika itu bukan dari keinginannya sendiri.
Untuk itu menurut kelompok kami bagi anak-anak/remaja yang tidak mempunyai minat
dan bakat tersebut mereka masih bisa mengikuti kegiatan yang mereka inginkan. Seperti
bidang olahraga,sains, dan berbagai aktivitas lainnya seperti membuat vlog yang kreatif,
sesuai dengan keterampilan yang dimiliknya.

2. Untuk menarik perhatian remaja yang putus sekolah tentu terlebih dahulu memahami,
minat bakat dan keinginan remaja tersebut,untuk itu ajak mereka berbicara tentang apa
yang mereka sukai dan apa yang ingin mereka pelajari atau yang mereka coba di sanggar,
dan setelah memahami dan mengetahui minat dan bakat nya kami akan mengajak remaja
tersebut untuk melihat sanggar- sanggar yg ada kemungkinan remaja tersebut akan tertarik
dengan sanggar yg ia lihat, dan mengajak remaja tersebut untuk ikut serta pada sanggar itu
sehingga ia ingin terus mencobanya.
Menjelaskan tentang sanggar itu sendiri, lalu menjelaskan manfaat apa saja yang bisa
didapatkan, seperti pengembangan keterampilan, berlatihuntuk tampil di depan umum,
kesempatan bertemu dengan teman sebaya, menambah pengalaman dan berbagai macam
peluang yang bisa dapat bermanfaat nantinya.
Nah dan apa bila ada remaja yang tidak mau bergabung kami juga tidak akan memaksa,
tapi kami memberikan kesempatan untuk mencoba beberapa sesi atau pertemuan di
sanggar tanpa komitmen jangka panjang. Dengan hal tersebut dapat membuat mereka
merasakan pengalaman sebelum memutuskan apakah ingin tetap bergabung, dan kita
mengajak ia melihat apa apa saja yg ada dalam sanggar tersebut, bisa saja mereka berubaha
pikiran sehingga berniat untuk mencoba dan ikut serta dalam sanggar tersebut.
Jika semua itu juga membuat mereka tidak tertarik maka kami akan mencarikan solusi lain
yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan seperti mereka ternyata lebih menyukai
sepak bola, maka kami akan berusaha mencari pelatihan yang cocok untuk remaja tersebut,
yang dapat mengembangkan keterampilan yang mereka miliki dan mengasilkan
penghasilan melalui bakat yang ada dalam diri setiap remaja.

Anda mungkin juga menyukai