Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALUR DAN PENGALURAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Apresiasi

Prosa Fiksi Yang Dibina Oleh Mita Domi Fella Henanggil, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Ardo Septiyanda / 21016009


2. Catrin Natasya / 21016064
3. Cica Dwi Febria / 22016172
4. Septia Wulandari / 21016043
5. Wellya Zartika/ 21016123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Alur Dan Pengaluran"
tepat pada waktunya.
Mengenai maksud penyusunan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi. Tidak hanya itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mita Domi Fella Henanggil, M.Pd
sebagai dosen pengampu pada Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari, makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 07 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Alur dan Pengaluran................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Alur................................................................................................................3
2.3 Struktur dan Tahapan Alur Dalam Prosa Fiksi.......................................................... 4
2.4 Prinsip-Prinsip Alur...................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Hermawan dan Shandi (2019), karya sastra adalah sebuah hasil karya
ciptaan manusia yang menggambarkan kehidupan (baik gambaran nyata maupun tidak
nyata). Karya sastra dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pemikiran dan
perasaan mereka melalui karangan yang memiliki seni, sehingga menjadi petunjuk atau
pembelajaran bagi kita yang membaca hasil karya sastra pengarang. Perkembangan dan
tumbuhnya sastra tersebut juga didasari oleh manusia sendiri serta zaman yang
mendorong pemikiran manusia untuk mengembangkan sastra, terbukti dari adanya
karya sastra lama dan karya sastra modern.
Menurut Hermawan dan Shandi (2019), karya sastra dibagi menjadi tiga jenis
yaitu prosa fiksi, puisi dan drama. Prosa fiksi juga dibedakan menjadi beberapa jenis
dalam berbagai bentuk seperti roman, novel, novelet, maupun cerpen. Istilah prosa fiksi
atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi,
narasi, atau cerita berplot.
Prosa fiksi dibangun oleh dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun prosa fiksi (novel) dari dalam seperti
tema, alur, penokohan dan lain sebagainya, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur
yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama, ekonomi, psikologi dan
lain-lain.
Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai topik alur dan
pengaluran. Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit
orang menganggap lebih penting dari unsur fiksi yang lain. Alur mengatur bagaimana
tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu peristiwa berhubungan
dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu
yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu. Alur merupakan tulang punggung
suatu cerita, yang menuntun kita memahami keseluruhan cerita dengan segala sebab-
akibat di dalamnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan alur dan pengaluran?


2. Apa saja jenis-jenis alur?
3. Apa saja struktur dan tahapan alur dalam prosa fiksi?
4. Apa saja prinsip-prinsip alur

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan materi alur dan pengaluran

2. Untuk mendeskripsikan tentang jenis-jenis alur

3. Untuk mendeskripsikan tentang struktur dan tahapan dalam prosa fiksi

4. Untuk mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip alur

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa dan pembaca
mengenai materi alur dan pengaluran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alur dan Pengaluran
Menurut Asri (2010) , alur dan pengaluran Selama ini sering terjadi
kesalahpahaman dalam mendefinisikan alur. Alur dianggap sama dengan jalan cerita.
Pendefinisian itu sebenarnya tidak tepat. Jalan cerita adalah peristiwa demi peristiwa
yang terjadi susul-menyusul. Lebih dari itu alur adalah rangkaian peristiwa yang saling
berkaitan karena hubungan sebab akibat. Cara menganalisa alur adalah dengan mencari
atau mengurutkan peristiwa demi peristiwa yang memiliki hubungan kausalitas saja.
Menurut Asri (2010), pengaluran adalah urutan teks. Dengan menganalisa urutan
teks ini, pembaca akan tahu bagaimana pengarang menyajikan cerita itu, apakah
dengan teknik linier (penceritaan peristiwa-peristiwa yang berjalan saat itu), teknik
ingatan (flashback) atau bayangan (menceritakan kejadian yang belum terjadi).
Menurut Asri (2010), alur dalam fiksi merupakan rangkaian peristiwa atau cerita
yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita oleh para
pelaku.
Menurut Stanton (2007), alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam
sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung
secara kausal saja.
Menurut Rahaningmas dan Insani (2018), alur atau pemplotan adalah rangkaian
cerita yang dimulai dengan cerita pembuka dan diakhiri dengan penutup cerita.
Jadi, dapat disimpulkan pengertian alur adalah rangkaian peristiwa yang terurut dalam
sebuah cerita. Sedangkan pengertian pengaluran adalah urutan dari teks dalam cerita.

2.2 Jenis-jenis Alur


Menurut Suhita dan Purwahida (2018), berdasarkan urutan peristiwa, alur
dapat digolongkan menjadi :

a. Alur maju (progresif)


b. Alur mundur ( regresif)
c. Alur gabungan (Compound)

3
Gerak alur cerita dapat dilihat secara jelas berdasarkan urutan waktu
kejadian atau kronologi.
Jenis-jenis alur Menurut Nurgiyanto (1998) :
a. Alur Maju (progresif)
Alur maju (progresif) adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir
cerita dan merupakan jalinan/rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu
yang berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari
awal sampai akhir cerita. Secara runtut, cerita dimulai dari tahap awal
(penyituasian, pengenalan, pemunculan konfliks), tengah (konflik meningkat,
klimaks), dan akhir (penyelesaian).

b. Alur Mundur (regresif)


Disebut sebagai plot mundur adalah sebuah alur yang menceritakan tentang
masa lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan
jalinan/rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai
dengan urutan waktu/kejadian dari awal sampai akhir cerita.

c. Alur Sorot balik (Flashback)


Alur Sorot balik (Flashback) adalah alur yang terjadi karena pengarang
mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang bisa
memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir.

d. Alur Campuran (maju-mundur)


Alur Campuran adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi masa
lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang menceritakan banyak
tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk
menceritakan tokoh yang lain.

Jadi, dapat disimpulkan jenis-jenis alur terbagi atas alur maju, alur mundur,
alur sorot-balik, dan alur campuran. Semuanya bisa saja dijumpai dalam cerita
cerpen, novel, novelet, dan lain sebagainya.

2.3 Struktur Dan Tahapan Alur Dalam Prosa Fiksi

Menurut Nurgiyantoro (2013), struktur alur (plot) adalah bagian-bagian atas


jalinan cerita atau kerangka dari tahap awal sampai tahap akhir yang merupakan
jalinan konflik antar dua tokoh yang berlawanan. Adapun struktur dan tahapan alur
dalam prosa fiksi sebagai berikut :

4
a. Tahap Awal
Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan. Tahap
perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan
dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi
pokok tahap awal sebuah cerita adalah memberikan informasi dan penjelasan
khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Di samping
memperkenalkan situasi latar dan tokoh cerita, dalam tahan ini juga
diperkenalkan konflik sedikit demi sedikit.
b. Tahap Tengah
Tahap tengah merupakan tahap cerita yang juga dapat disebut sebagai tahap
pertikaian. Dalam tahap ini ditampilkan pertentangan dan atau konflik yang
sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat,
menjadi
semakin menegangkan. Dalam tahap tengah inilah klimaks ditampilkan, yaitu
ketika konflik utama telah mencapai titik intensitas tertinggi. Bagian tengah
cerita merupakan bagian terpanjang dan terpenting dari karya fiksi yang
bersangkutan. Pada bagian inilah inti cerita disajikan, yaitu tokoh-tokoh
memainkan peran, peristiwa-peristiwa penting dikisahkan, konflik berkembang
mencapai klimaks, dan pada umumnya tema pokok cerita diungkapkan.
c. Tahap Akhir
Tahap akhir sebuah cerita atau dapat disebut sebagai tahap peleraian,
menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Bagian ini berisi
bagaimana kesudahan cerita, atau menyarankan pada hal bagaimanakah akhir
sebuah cerita.
Berikut salah satu contoh cerita yang dapat diamati tahapan alurnya menurut
Aminuddin (2011), sebagai berikut:
Saat terjadi tubrukan antara dua pengendara motor di jalan, tanpa saling menyebut
nama masing-masing terlebih dahulu atau tanpa berkenalan terlebih dahulu, kedua
pengendara motor tadi umumnya bertengkar saling menyalahkan dan menuntut ganti
rugi. Bisa saja pertengkaran itu semakin memuncak sehingga datang orang lain
meleraikannya. Setelah polisi datang, misalnya, masalah diselesaikan baik-baik, kedua
orang itu dapat damai. Setelah berdamai, barulah kedua orang itu saling
memperkenalkan diri: Siapa nama? Jika diurutkan, cerita singkat di atas berada dalam
tahapan rumahnya? tahapan peristiwa yang diawali oleh komplikasi, yakni penyebab
5
awal yang menimbulkan konflik, dalam hal ini adalah saling bertubruknya kedua
motor. Setelah itu timbul konflik, yakni kedua pengendara itu bertengkar mencari
menang sendiri, klim yakni pada saat kedua pengendara itu bertengkar semakin
memuncak, mungkin berkelahi, sehingga menuju ke peleraian, yakni disaat orang-
orang berdatangan meleraikannya. Setelah tahap peleraian, rangkaian cerita itu
akhirnya masuk pada penyelesaian yakni pada waktu keduanya mau berdamai. Setelah
itu, rangkaian cerita tersebut diakhiri dengan perkenalan, yakni sewaktu kedua
pengendara motor itu saling menyebutkan nama dan alamat rumahnya. Jika diurutkan
secara ringkas, maka cerita di atas akan berada dalam rangkaian komplikasi, konflik,
klimaks, peleraian, penyelesaian, dan pengenalan.
Dapat disimpulkan mengamati berbagai macam cerita yang terjadi dalam
kehidupan ini, umumnya cerita itu dibentuk oleh serangkaian peristiwa yang
bentuknya bermacam-macam dan berada dalam urutan yang bermacam-macam pula.

2.4 Prinsip-Prinsip Alur


Menurut Muhardi dan Hasanuddin, (dalam Asri 2010), ada beberapa prinsip
yang perlu diketahui dalam mengkaji alur fiksi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Inventarislah semua satuan peristiwa yang terdapat dalam fiksi yang dijadikan
objek kajian, sebab bagian dari unsur alur itu adalah satuan peristiwa. Setiap
satuan peristiwa menginformasikan tentang pelaku, tindakan, tempat, dan
waktu. Penggantian tiap pelaku walaupun tindakan, tempat, dan waktunya
sama, telah membentuk peristiwa baru.
2. Pelaku dalam satuan peristiwa bisa lebih dari satu orang, sehingga dalam setiap
peristiwa adakalanya pelaku berfungsi sebagai subjek tindakan atau objek
tindakan.
3. Setiap peristiwa dalam fiksi tidak hanya terdiri dari satuan peristiwa yang setara
atau setingkat, tetapi ada yang berfungsi sebagai peristiwa inti dan peristiwa
pelengkap, dan hal ini amat tergantung dari informasi pencerita atau narrator.
4. Satuan peristiwa yang rendah (pelengkap) tidak dapat disamakan perlakuannya
dalam proses interpretasi dibandingkan dengan peristiwa inti. Peristiwa inti
lebih mendapat perlakuan utama dalam proses interpretasi.
5. Setiap satuan peristiwa tidaklah berdiri sendiri, ia saling berhubungan dengan
peristiwa lain. Hubungannya itu dapat dibedakan menjadi hubungan kronologis
6
atau hubungan kausalitas, dan hubungan rasional fiktif.
Hubungan rasional fiktif merupakan hubungan yang disusun pengarang
sedangkan hubungan kronologis atau kausalitas merupakan hubungan
sebagaimana yang seharus nya terjadi atau sebagaimana idealnya dalam realitas
objektif.
6. Dalam proses mengkaji atau menyusun peristiwa menjadi kronologis atau
kausalitas amat diperlukan untuk memahami masalah fiksi.
7. Satuan peristiwa ada kemungkinan mempunyai persamaan dan perbedaan
dengan satuan peristiwa lain Persamaan dan perbedaan dapat ditentukan
berdasarkan makna dan fungsinya. Bentuk perbedaan bisa hanya sekedar tidak
sama, akan tetapi dapat pula bertentangan. Sifat hubungan peristiwa ini perlu
diidentifikasi untuk penentuan interpretasi dan penyimpulan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur merupakan jalinan peristiwa secara


beruntun dalam sebuah cerita dengan memperhatikan hubungan sebab-akibat
sehingga cerita itu merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Sedangkan
pengaluran adalah urutan teks atau teknik untuk menampilkan alur itu sendiri.
Cara menganalisa alur adalah dengan mencari dan mengurutkan peristiwa demi
peristiwa yang memiliki hubungan kausalitas saja. Dengan menganalisa urutan
teks tersebut, pembaca akan tahu bagaimana pengarang menyajikan cerita itu.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyarankan dengan


memperhatikan aspek-aspek tersebut, dapat membuat pembaca memahami
mengenai alur dan pengaluran. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran serta penambahan
materi dari pembaca dan terutama dari Dosen demi terciptanya
kesempurnaan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asri, Y. (2010). Dasar-dasar Apresiasi Prosa Fiksi. Bekasi: Terang Mulia Abadi.

Dani Hermawan, S. (2019). PEMANFAATAN HASIL ANALISIS NOVEL SERUNI KARYA


ALMAS SUFEEYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA. METAMORFOSIS
Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya .

Saleha Astri Rahaningmas, N. M. (2018). PENGALURAN ATAU PEMPLOTAN DALAM


KARYA SASTRA.

Sri Suhita, R. P. (2018). APRESIASI SASTRA INDONESIA DAN PEMBELAJARAN. Bandung:


PT REMAJA ROSDAKARYA.

Stanton, R. (2007). TEORI FIKSI ROBERT STANTON. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Nurgiyanto, B. (1998). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Aminuddin. (2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Penerbit Sinar Baru
Algensindo Offset .

Nurgiantoro, B. (2013). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta :


BPFE.

Anda mungkin juga menyukai