Anda di halaman 1dari 6

Materi :

Sanggar bahasa dan sastra Indonesia adalah kegiatan yang mempelajari, mengkaji,
memproduksi, dan mengkreasikan bahasa dan sastra Indonesia dalam berbagai ragam dan
tujuan. Kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia misalnya majalah sekolah, majalah
dinding, penyuntingan bahasa, kepewaraan, dan pidato. Kegiatan yang berkaitan dengan sastra
Indonesia misalnya apresiasi puisi, apresiasi cerpen, drama radio, dan drama panggung.

Sasaran pengelolaan sanggar bahasa dan sastra Indonesia adalah

(1) Siswa,
(2) Guru bahasa dan sastra indonesia
(3) Penutur asli bahasa indonesia
(4) Pemakai bahasa indonesia sebagai bahasa asing.

Ruang lingkup kegiatan sanggar bahasa dan sastra Indonesia

meliputi kegiatan produksi dan kreasi bahasa dan sastra Indonesia. Adapun materi
sanggar meliputi (1) majalah sekolah, (2) majalah dinding, (3) penyuntingan bahasa, (4)
kepewaraan, (5) pidato, (6) apresiasi puisi, (7) apresiasi cerpen, (8) drama radio, dan (9) drama
panggung.

Aktivitas Produktif dan Kreatif dalam Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia
Aktivitas produktif dan kreatif merupakan ciri khas sanggar bahasa dan sastra Indonesia.
Aktivitas produktif dalam sanggar bahasa dan sastra Indonesia mengharuskan adanya aktivitas
yang menghasilkan karya bahasa dan sastra Indonesia. Hasil ini harus bermanfaat baik bagi diri
siswa, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, maupun masyarakat pada umumnya. Di dalam
sanggar semua yang terlibat juga harus kreatif. Orang-orang yang terlibat dalam
sanggar bahasa dan sastra Indonesia harus kreatif. Mereka merupakan orang-orang kreatif yang
mempunyai ide atau produk kreatif, selalu berproses kreatif dan terlibat dalam lingkungan
kreatif.

1. Penulisan Berita, Feature, dan Artikel untuk Majalah Sekolah

Majalah sekolah adalah majalah yang diterbitkan di sebuah sekolah. Secara umum isi
majalah sekolah dapat digo¬longkan ke dalam tiga kelompok besar: (1) berita (news), (2) opini
(views), dan (3) iklan (advertising).
Berita dapat dikelompokkan atas berita langsung, berita foto, berita suasana ber¬warna,
berita menyeluruh, berita mendalam, berita penafsiran, dan berita penyelidikan. Opini dapat
dikelompokkan atas tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok, artikel, kolom, dan surat
pembaca.
Berita majalah sekolah dapat diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat; kabar; laporan di dalam majalah sekolah. Secara umum aspek penentu
nilai berita itu adalah aspek: waktu, jarak, penting/ternama, akibat/dampak, keluarbiasaan,
pertentangan/komplek, kemajuan/kebaruan, kemanusiawian, dan humor. Struktur berita terdiri
atas judul (headline), teras (lead), dan tubuh berita (body). Berita lebih banyak disajikan dalam
bentuk piramida terbalik; bentuk penulisan berita dari paragraf yang penting informasinya
sampai ke paragraf akhir yang kurang penting informasinya. Bentuk semacam ini memberi
kemu¬dahan baik kepada pembaca, wartawan, maupun kepada redaktur.
Feature adalah tulisan yang biasa disebut kisah atau karangan khas yang isinya tentang suatu
peristiwa atau permasalahan kehidupan yang menarik ditinjau dari sisi tertentu. Feature disajikan
secara kreatif, santai, ringan, menghibur, ka¬dang kadang subjektif. Penyajian permasalahan
dalam feature bersifat tidak formal. Ada beberapa jenis feature yang dimuat di majalah. Jenis
feature itu adalah feature human interes, sejarah, biografi, perjalanan, petunjuk, dan ilmiah.
Struktur feature terdiri atas judul (headline), teras (lead), dan tubuh berita (body). Beberapa ciri
feature yaitu adanya unsur: kreativitas, subjektivitas, informatif, dan menghibur.

2. Penyuntingan Tulisan Berita, Feature, dan Artikel Majalah Sekolah

Penyuntingan terhadap tulisan dalam majalah sekolah meliputi segi isi, bahasa, dan ejaan. Isi
tulisan akan disunting dari (a) kebenaran fakta atau data yang disajikan, (b) urutan peristiwa, (c)
sumber berita, (d) struktur tulisan. Penyuntingan dari segi bahasa harus sesuai dengan ciri
bahasa jurnalistik. Ciri utama bahasa jurnalistik di antaranya sederhana, singkat, padat, singkat,
jelas, jernih, menarik, demokratis, meng¬utamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari
penggu¬naan kata atau istilah istilah. teknis, dan tunduk kepada kaidah serta etika bahasa baku.
Penggunaan ejaan dalam majalah sekolah harus benar. Kesalahan tanda baca akan mengubah
arti sebuah pernyataan.

3. Pengorganisasian dan Pengatakan Majalah Sekolah

Organisasi majalah sekolah meliputi tujuan pembinaan majalah sekolah dan manajemen
majalah sekolah. Majalah sekolah merupakan wadah untuk menampung kreativitas siswa dan
guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Majalah sekolah juga bisa
digunakan siswa dan guru sebagai media belajar dan sumber belajar.
Kegiatan manajemen majalah sekolah bisa dipilah atas planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controlling (pengendalian) majalah
sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab, pembina, dan redaktur majalah
sekolah.
Penerbitan majalah sekolah di bawah tanggung jawab kepala sekolah. Pembina majalah
sekolah adalah guru yang menangani urusan kesiswaan. Redaktur adalah orang yang
menangani, memilih, dan menyusun tulisan atau bahan yang akan dimasukkan ke dalam
majalah sekolah. Redaktur majalah sekolah terdiri atas pemimpin redaksi, dewan redaksi,
redaksi pelaksana. Pemimpin dan dewan redaksi dipegang oleh guru atau siswa. Sedangkan
redaksi pelaksana dipegang oleh siswa.
Pengatakan artinya proses, pembuatan, cara mengatak. Sebagai istilah, pengatakan dapat
diartikan sebagai proses, pembuatan, pengaturan, penataan berita dan huruf dalam majalah
sekolah. Unsur-unsur pengatakan majalah sekolah adalah teks, gambar, jenis huruf, latar,
warna, dan urutannya. Model pengatakan ini berkaitan dengan ukuran, urutan, dan
perwajahan setiap halaman majalah sekolah.

4. Penulisan Berita, Feature, dan Artikel untuk Majalah Dinding

Majalah dinding adalah majalah yang ditempelkan di dinding. Yang dimuat di majalah
dinding bisa berasal dari tulisan siswa sendiri, bisa juga mengambil dari majalah, surat kabar,
internet, atau sumber-sumber lain. Dahulu, majalah dinding berbentuk empat persegi dan dua
dimensi. Sekarang, muncul kecenderungan baru, majalah dinding yang berbentuk tiga dimensi,
dengan bentuk bermacam-macam. Secara umum isi majalah dinding dapat digo¬longkan ke
dalam tiga kelompok besar: (1) berita (news), (2) opini (views), dan (3) iklan (advertising).
Berita majalah dinding dapat dikelompokkan atas berita langsung, berita foto, berita suasana
ber¬warna, berita menyeluruh, berita mendalam, berita penafsiran, dan berita penyelidikan.
Opini dapat dikelompokkan atas tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok, artikel, kolom,
dan surat pembaca.
Berita majalah dinding dapat diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat; kabar; laporan di dalam majalah dinding. Secara umum, aspek penentu
nilai berita adalah aspek waktu, jarak, penting/ternama, akibat/dampak, keluarbiasaan,
pertentangan/kompleks, kemajuan/kebaruan, kemanu-siawian, dan humor.
Struktur berita terdiri atas judul (headline), teras (lead), dan tubuh berita (body). Berita lebih
banyak disajikan dalam bentuk piramida terbalik; bentuk penulisan berita dari paragraf yang
penting informasinya sampai ke paragraf akhir yang kurang penting informasinya. Bentuk
semacam ini memberi kemu¬dahan, baik kepada pembaca, wartawan, maupun kepada redaktur.
Feature majalah dinding adalah tulisan yang biasa disebut kisah atau karangan khas yang isinya
tentang suatu peristiwa atau permasalahan kehidupan yang menarik ditinjau dari sisi tertentu
yang dimuat di majalah dinding.

5. Pengorganisasian dan Pengatakan Majalah Dinding


Organisasi majalah dinding meliputi (a) tujuan pembinaan majalah dinding dan (b)
manajemen majalah dinding. Majalah dinding merupakan wadah untuk menampung kreativitas
siswa dan guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Majalah dinding juga
bisa digunakan siswa dan guru sebagai media belajar dan sumber belajar.
Kegiatan manajemen majalah dinding bisa dipilah atas planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controlling (pengendalian) majalah dinding.
Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab, pembina, dan redaktur majalah dinding.
Penerbitan majalah dinding di bawah tanggung jawab kepala sekolah. Pembina majalah dinding
adalah guru yang menangani urusan kesiswaan. Redaktur adalah orang yang menangani,
memilih, dan menyusun tulisan atau bahan yang akan dimasukkan ke dalam majalah dinding.
Redaktur majalah dinding terdiri atas pemimpin redaksi, dewan redaksi, redaksi pelaksana.
Pemimpin dan dewan redaksi dipegang oleh guru atau siswa. Sedangkan redaksi pelaksana
dipegang oleh siswa. Selain itu, diperlukan bagian sirkulasi atau distribusi dan alamat radaksi.
Pengatakan artinya proses, pembuatan, cara mengatak. Sebagai istilah, pengatakan dapat
diartikan sebagai proses, pembuatan, pengaturan, penataan berita dan huruf dalam majalah
dinding. Unsur-unsur pengatakan majalah dinding adalah teks, gambar, jenis huruf, latar, warna,
dan urutannya. Model pengatakan ini berkaitan dengan ukuran, urutan, dan perwajahan majalah
dinding

6. Pidato

Pidato merupakan pengungkapan pesan baik dalam bentuk pikiran, informasi, gagasan,
ataupun perasaan dalam bentuk kata-kata dari pembicara kepada orang banyak. Pidato bisa juga
diartikan sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan pendengar.
Berpidato merupakan salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Komunikasi ini akan lancar bila kedua belah pihak bertindak aktif. Komunikasi ini
lebih banyak bersifat satu arah, yaitu dari orang yang berpidato kepada orang yang
mendengarkan.
Ada berbagai jenis pidato. Pidato dibedakan atas (1) pidato resmi, (2) pidato tidak resmi, (3)
pidato langsung, dan (4) pidato tidak langsung.
Unsur pidato adalah (1) pembicara, (2) pesan, (3) pendengar, (4) waktu berpidato, (5) tempat
berpidato, (6) suasana berpidato, (7) media pidato.
Pembicara adalah orang yang menyampaikan pidato. Isi pidato adalah apa yang dibicarakan atau
diucapkan oleh orang yang berpidato. Pendengar pidato adalah orang yang mendengarkan pidato
seseorang. Waktu, tempat, suasana, dan media berpidato akan berpengaruh terhadap isi atau cara
penyampaian pidato.
Struktur pidato terdiri atas (1) pembukaan, (2) isi, dan (3) penutup. Pembukaan (a) salam
pembuka, (b) ucapan penghormatan, dan (c) rasa syukur kepada Tuhan. Bagian isi adalah bagian
inti dari suatu pidato. Pada bagian ini, Pembicara akan menguraikan secara rinci dari materi
yang ingin disampaikan kepada pendengar. Penutup pidato dapat diisi dengan (1) simpulan, (b)
permintaan maaf, dan (c) salam penutup.

7. Pengelolaan Kompetisi Apresiasi Puisi

Kompetisi apresiasi puisi adalah perlombaan untuk memperebutkan suatu kejuaraan dalam
bidang apresiasi puisi. Ada beberapa bidang yang dilombakan dalam kompetisi apresiasi puisi.
Bidang yang sering dilombakan adalah baca puisi, deklamasi puisi, dramatisasi puisi, atau
musikalisasi puisi. Bisa juga kompetisi apresiasi puisi berupa lomba cipta puisi.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan direncanakan dalam kompetisi apresiasi puisi.
Hal yang dipersiapkan meliputi (1) personalia, (2) administrasi, (3) sarana, dan (4) biaya.
Perencanaan yang berkenaan dengan personalia adalah pembentukan panitia, penentuan juri,
penentuan peserta. Panitia kompetisi terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang.
Bidang-bidang yang diperlukan dalam kompetisi paling tidak terdiri atas bidang: sarana,
kesekretariatan,hubungan masyarakat, lomba, dokumentasi.

8. Pengelolaan Kompetisi Apresiasi Cerpen

Kompetisi apresiasi cerpen adalah perlombaan untuk memperebutkan suatu kejuaraan dalam
bidang apresiasi cerpen. Ada beberapa bidang yang dilombakan dalam kompetisi apresiasi
cerpen. Bidang yang sering dilombakan adalah baca cerpen dan lomba cipta cerpen. Masing-
masing jenis lomba ini mempunyai kriteria yang berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan direncanakan dalam kompetisi apresiasi
cerpen. Hal yang dipersiapkan meliputi (1) personalia, (2) administrasi, (3) sarana, dan (4) biaya.
Perencanaan yang berkenaan dengan personalia adalah pembentukan panitia, penentuan juri,
penentuan peserta. Panitia kompetisi terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang.
Bidang-bidang yang diperlukan dalam kompetisi paling tidak terdiri atas bidang sarana,
kesekretariatan, hubungan masyarakat, lomba, domumentasi.

9. Penyelenggaraan Drama Radio

Drama radio termasuk drama baca, yaitu naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca,
bukan untuk dipentaskan. Penyelenggaraan drama radio dilakukan dengan cara membacakan
naskah drama dengan menggunakan media radio.
Drama radio merupakan wadah untuk menampung kreativitas siswa dan guru. Dengan
penyelenggaraan drama radio, siswa dan guru dapat (1) memperoleh pengetahuan tentang drama
radio; (2) mengembangkan kemampuan berdrama (3) mengembangkan kemampuan berbahasa;
(4) mengembangkan imajinasi, (5) mengembangkan perasaan (humor, keindahan, simpati dan
empati); (6) menajamkan daya analisisnya terhadap fakta, peristiwa, gejala yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk menulis naskah drama radio; (7) media belajar dan sumber
belajar; (8) media hiburan serta (9) melestarikan kebudayaan.
Penyelenggaraan drama radio bagi siswa dan guru bisa berfungsi sebagai hiburan dan alat untuk
mengajak pendengar mencapai sesuatu.

10. Penyelenggaraan Drama Panggung

Drama adalah karya sastra yang menceritakan suatu peristiwa yang diwujudkan dalam bentuk
dialog-dialog. Drama yang dipentaskan berhubungan dengan seni pertunjukan (teater atau
performance). Drama yang dipentaskan disebut juga seni campuran, yaitu campuran antara seni
sastra, seni gerak, seni rupa, dan seni musik.
Tujuan drama panggung adalah untuk mengembangkan dan menampung kreativitas siswa dan
guru. Dengan penyelenggaraan drama panggung, siswa dan guru dapat (1) memperoleh
pengetahuan tentang drama panggung; (2) mengembangkan kemampuan berdrama; (3)
mengembangkan kemampuan berbahasa; (4) mengembangkan imajinasi; (5) mengembangkan
perasaan (humor, keindahan, simpati dan empati); (6) menajamkan daya analisisnya terhadap
fakta, peristiwa, gejala yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menulis naskah drama
panggung; (7) media belajar dan sumber belajar; (8) media hiburan; (9) melestarikan
kebudayaan.
Penyelenggaraan drama panggung bagi siswa dan guru bisa berfungsi sebagai hiburan dan alat
untuk mengajak pendengar mencapai sesuatu.
Secara umum unsur drama panggung bisa dibagi atas tiga unsur: (1) orang; (2) pertunjukan;
dan (3) teks drama. Orang yang terlibat di drama adalah penulis naskah, sutradara, pemain,
pembisik, penata (panggung, busana, has, lampu, dan musik). Unsur-unsur drama sebagai seni
pertunjukan adalah plot, karakterisasi, dialog, tata artistik, dan gerak. Unsur-unsur teks drama
yakni tokoh, watak dan penokohan, latar (setting), gaya bahasa, dan tema atau nilai.
Hal yang bisa dilatihkan dalam penyelenggaraan drama antara lain (1) olah suara; (2) olah
tubuh; (3) olah imajinasi. Olah suara adalah pelatihan untuk mengolah suara agar sesuai dengan
tuntutan drama. Olah tubuh adalah pelatihan gerak tubuh agar pemain lentur dan siap bergerak
sesuai dengan tuntutan naskah drama. Olah tubuh meliputi gerak wajah dan gerak tubuh.

Rujukan : Sumber Buku Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia Karya Wahyudi Siswanto

Anda mungkin juga menyukai