Nomenklatur Dalam Botani Sistematika
Nomenklatur Dalam Botani Sistematika
TAKSONOMI SPERMATOPHYTA
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
penyertaanya, kami dapat menyelesaikan makalah kami ini. Makalah ini disusun sebagai bentuk
laporan pemenuhan tugas dari mata kuliah Taksonomi Spermatophyta. Tema yang diangkat dalam
makalah ini adalah Nomenklatur dalam Botani Sistematika. Kami juga berterimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Spermatophyta ibu Wina Dyah Puspita Sari, S.Si, M.Si.
Karena bimbingan beliau kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata, nama, dan istilah dalam
makalah ini yang luput dari perhatian kami. Kami menyadari isi dari makalah kami ini masih
belum sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan komentar dan saran yang membangun dari
pembaca makalah ini yang akan membantu kami untuk terus berinovasi dan berkembang. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
(Kelompok 1)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1. Definisi Nomenklatur dalam Botani Sistematika ............................................................ 5
2.2. Aturan-Aturan Nomenklatur dalam Botani Sistematika ............................................... 5
2.3. Pembagian Nomenklatur dalam Botani Sistematika ...................................................... 6
2.4. Contoh-Contoh Nomenklatur dalam Botani Sistematika .............................................. 7
2.5. Peranan Nomenklatur dalam Botani Sistematika........................................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui definisi dan fungsi nomenklatur dalam sistematika botani
b. Untuk mengetahui aturan-aturan nomenklatur dalam sistematika botani
c. Untuk mengetahui pembagian nomenklatur dalam sistematika botani
d. Untuk mengetahui contoh-contoh nomenklatur dalam sistematika botani
e. Untuk mengetahui tipe-tipe nomenklatur dalam sistematika botani
BAB II
PEMBAHASAN
• Phylum/Divisi
Dunia tumbuhan memiliki tingkat takson tertinggi layaknya dunia hewan. Tingkat takson
tertinggi dunia tumbuhan biasa disebut kingdom Plantae. Urutan takson pada tumbuhan
sama seperti urutan takson pada umumnya. Hanya saja, tingkat takson di bawah kingdom
diisi oleh divisi. Kingdom Plantae diklasifikasikan dalam tiga divisi seperti berikut.
1. Divisi Pteridophyta
Divisi Pteridophyta terdiri dari tumbuhan paku. Tumbuhan paku memiliki organ
pembuluh sejati, namun tidak memiliki biji. Tumbuhan ini berkembangbiak dengan
spora.
2. Divisi Bryophyta
Bryophyta merupakan divisi tumbuhan lumut. Ciri khas lumut adalah tidak adanya
organ pembuluh sejati. Proses perkembangbiakannya menggunakan spora seperti
tumbuhan paku.
3. Divisi Spermatophyta
Spermatophyta merupakan divisi tumbuhan berbiji, baik berbiji terbuka maupun berbiji
tertutup.
• Kelas
Pada tingkatan kelas, makhluk hidup diklasifikasikan pula berdasarkan kemiripan. Hanya
saja, proses klasifikasinya dilakukan dengan lebih mendetail dibandingkan Phylum dan
Divisio.
• Ordo/Bangsa
Ordo adalah tingkatan di bawah kelas yang yang memiliki ciri yang lebih spesifik.
Contohnya adalah kelas Dicotylesoneae dibagi menjadi beberapa ordo seperti Solanales,
Cucurbitales, Malvales, Rosales, Asterales, dan Poales.
• Famili
Takson famili berada di bawah takson bangsa yang berarti anggota takson bangsa akan
dikelompokkan lagi menjadi beberapa famili. Penggunaan akhiran –aceae biasanya
digunakan pada takson famili. Contoh akhiran aceae, cucurbitaceae, asteraceae, malvaceae,
solanaceae, dan poaceae.
• Genus/Marga
Genus atau marga (bentuk jamak: genera) adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam
klasifikasi makhluk hidup yang secara hierarki tingkatnya di atas spesies, tetapi lebih
rendah daripada famili. Dalam sistem tata nama binomial nama suatu spesies makhluk
hidup terdiri atas dua kata, yaitu nama genusnya (diawali dengan huruf kapital) dan nama
penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau cetak miring.
• Spesies
Dari setiap takson tumbuhan yang ada, spesies merupakan takson yang anggotanya
memiliki persamaan ciri-ciri paling banyak dibandingkan dengan takson-takson tumbuhan.
Takson ini mempunyai organisme yang jika melakukan perkawinan secara alamiah akan
memperoleh keturunan yang subur.
Nama spesies memiliki dua kata, yang dimana kata pertama menunjukkan nama genus dan
nama kedua menandakan nama spesifiknya. Contoh nama spesies pada genus rosa, yaitu
Rosa canina, Rosa multiflora, Rosa gigantea, Rosa alba, Rosa dumalis, dan Rosa rugosa.
1. Holotipe (= holotypus), ialah suatu spesimen atau unsur lain yang dipakai oleh seorang
pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai dasar waktu pertama kali mengusulkan nama
jenis baru. Selama holotipe masih ada, penerapan nama yang bersangkutan dengannya
dapat dipastikan secara otomatis. Kalau pengarang yang mempertelakan suatu takson tidak
menentukan holotipe, atau kalau holotipe hilang maka tipe pengganti atau tipe baru dapat
ditunjuk untuk menggantikannya.
2. Tipe pengganti (= Lectotype), ialah suatu spesimen atau unsur lain dari spesimen-spesimen
asli (isotope atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak
ditentukan atau holotipe hilang atau hancur.
3. Isotipe (= Isotype), ialah duplikat (bagian dari suatu nomor koleksi yang dikumpulkan
dalam waktu yang sama) dari holotipe.
4. Sintipe (= Syntypus), ialah salah satu daripada beberapa spesimen atau contoh yang
disebutkan pengarang kalau holotipe tidak ditentukan, atau sslah satu daripada beberapa
spesimen yang bersama-sama ditunjuk sebagai tipe.
5. Tipe baru (= Neotypus), ialah spesimen yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau
holotipe hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak
adanya isotope atau sintipe. Nama-nama baru yang diusulkan untuk mengganti nama-nama
lain, ataupun nama-nama kombinasi baru yang berasal dari nama-nama sebelumnya,
haruslah memakai tipe-tipe tatanama dari nama-nama yang lebih tua atau yang digantinya.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tata nama. Cara pemberian
nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan
Kongres Botani Sedunia. Penamaan (nomenklatur) merupakan terjemahan dari kata nomenclature
yang berasal dari bahasa latin yaitu : nomen (nama) dan clature (menyebut). Jadi penamaan berarti
menyebut nama dan berbagai takson (tingkatan). Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan
daerah lainnya. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan internasional, digunakan metode
binominal nomenclature.
Metode binominal nomenclature (ata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting
dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Pembagian Nomenklatur dalam Botani
Sistematika dapat diurutkan dari kingdom, divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., L.G. Mitchell & J.B. Reece. (1999). Biology concept and connection. Third
Davis, P.H. & V.H. Heywood. (1963). Principles of Angiosperm Taxonomy. Edinburg &
Terbuka.
Setiyanto, A. E. R., Maulana, M. F., Nuriansyah, R. B., Zulfatim, H. S., Kusumawardhani, R. A.,
Sathyaputra, I. M. A. K., ... & Mahfudlo, W. K. (2022). Klasifikasi 7 Kingdom dan
Klasifikasi Virus. Deepublish.
Wulansari, T. Y. I., Agustiani, E. L., & Tihurua, E. F. (2020). Struktur anatomi daun sebagai bukti
dalam pembatasan takson tumbuhan berbunga: studi kasus 12 suku tumbuhan berbunga
Indonesia. Buletin Kebun Raya, 23(2), 146-161.