Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS AKHIR STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY F G1P0A0 DENGAN


KEK DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
YOELVA GIOVANNY ELIZABETH SARAGIH
11194992110104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny F G1P0A0


Dengan KEK Di Puslesmas Cempaka
Banjarmasin

NAMA MAHASISWA : Yoelva Giovanny Elizabeth Saragih


NIM : 11194992110104

Banjarmasin, Juli 2022

Menyetujui,

Ruang KIA Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Puskesmas Cempaka Banjarmasin Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Shintya Ledya Yuniarti,S.ST Dewi Pusparani Sinambela, SST., M.Kes


NIP. 198801072010012017 NIK. 1126068603

2
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny F G1P0A0


Dengan KEK Di Puslesmas Cempaka
Banjarmasin
NAMA MAHASISWA : Yoelva Giovanny Elizabeth Saragih
NIM : 11194992110104

Banjarmasin, Juli
2022
Menyetujui,

Ruang KIA Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Puskesmas Cempaka Banjarmasin Fakultas Kesehatan Universitas Sari
Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Shintya Ledya Yuniarti,S.ST Dewi Pusparani Sinambela, SST., M.Kes


NIP. 198801072010012017 NIK. 1126068603

Mengetahui,

Penguji Ketua Jurusan Kebidanan


Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Dewi Pusparani Sinambela,SST.,M.Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes


NIK. 1126068603 NIK.1166122009027

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada
By.Ny. G usia 6 Hari dengan BBLR Di Ruang Bayi RSUD Dr.H.Moch Ansari
Saleh Banjarmasin sebagai salah satu syarat menyelesaikan Stase Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah Di Ruang Bayi RSUD Dr.H.Moch
Ansari Saleh Banjarmasin. Dalam hal ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi
4. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia
6. Dewi Pusparani Sinambela, SST.,M.Kes selaku Pembimbing Pendidik (PP)
yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan
perbaikan penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
7. Shinta Ledya Yuniati,S.ST selaku pembimbing Klinik (PK) Di Ruang KIA
Puskesmas Cempaka Banjarmasin Banjarmasin yang telah membimbing
penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangta penulis harapkan demi kesempurnaan laporan asuhan
kebidanan

Banjarmasin, Juli 2022

Penulis

DAFTAR ISI

4
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan 6
1. Definisi KEK 5
2. Tanda dan Gejala KEK 6
3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA) 6
4. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan 8
5. Faktor-faktor Penyebab KEK…………………………………... 8
6. Langkah Penanganan KEK…………………………………… 12
B. Berat Badan Lahir Bayi 12
1. Definisi Berat Badan Lahir Bayi 12
2. Kategori Berat Badan Lahir Bayi 13
3. Cara Mengukur Berat Badan Lahir Bayi……………………….. 13
4. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Bayi………… 13
BAB III TINJAUAN KASUS 18
A. Data Subjektif 18
B. Data Objektif 22
C. Analisis Data 23
D. Penatalaksanaan 24
BAB IV PEMBAHASAN 27
BAB V PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………31

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di

dalam rahim seorang wanita dan merupakan masa kehidupan yang

penting (Depkes, 2000). Masalah gizi yang sering dijumpai pada ibu

hamil diantaranya Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia (Waryana,

2010).

Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaan seseorang yang

menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang

ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm sehingga

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Kurang Energi Kronis

(KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil

(Irianto, 2014).

Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil tahun

2013 secara nasional yaitu sebesar 24,2% dan menurun menjadi 17,3%

pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Menurut data Dinas Kesehatan DIY,

prevalensi ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) di

DIY tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 mengalami peningkatan.

Prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun 2015

adalah 9,11% dan

1
meningkat pada tahun 2016 sebesar 10,39% dan kembali naik menjadi

10,70% pada tahun 2017 (Dinkes DIY, 2018).

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang prevalensi

Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil cukup tinggi yaitu 9,96%,

sehingga masalah Kurang Energi Kronis (KEK) masih menjadi

permasalah kesehatan di Kabupaten Bantul (Dinkes DIY, 2018).

Puskesmas Kasihan I merupakan salah satu dari 27 puskesmas

yang ada di Kabupaten Bantul, terletak di Kecamatan Kasihan Kabupaten

Bantul. Hasil survey terdahulu yang dilakukan pada bulan Oktober 2018 di

Puskesmas Kasihan I pada bulan Agustus hingga Oktober 2018 ditemukan

33 (14,1%) ibu hamil mengalami KEK, sehingga masih menjadi

permasalahan kesehatan di Puskesmas Kasihan I Bantul.

Permasalahan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan

permasalahan mendasar yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih

baik (Dinkes DIY, 2017). Ibu hamil yang mengalami Kurang Energi

Kronis (KEK) atau kurang gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,

baik pada ibu, saat proses persalinan maupun pada janin.

Dampak Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap ibu diantaranya

meningkatkan risiko terjadinya anemia, pendarahan, dan terkena penyakit

infeksi (Irianto,2014). Dampak Kurang Energi Kronis terhadap proses

persalinan diantaranya akan berisiko terjadinya persalinan lama, persalinan

sebelum waktunya (premature), dan persalinan dengan operasi cederung

meningkat (Agria, 2012). Dampak Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap

2
janin diantaranya berisiko terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat,

keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,

anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Waryana, 2010).

Masalah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) disebabkan

konsumsi zat gizi yang masih kurang. Menurut Arisman (2010) penyebab

lain terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) adalah penyakit infeksi, ibu

hamil yang asupan makannya cukup tetapi menderita suatu penyakit atau

sakit maka mengalami masalah yang ditandai dengan menurunnya nafsu

makan yang menyebabkan asupan makan berkurang dan ibu hamil yang

asupan makannya kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga

mudah terserang penyakit.

Tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu tentang gizi

kurang dan pendapatan keluarga yang tidak memadahi juga berpengaruh

dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu (Arisman, 2010). Paritas ibu yang

tinggi atau terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh,

jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh

kesempatan untuk memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang

beban kerja yang tinggi juga membutuhkan lebih banyak energi karena

cadangan energinya dibagi untuk dirinya sendiri, janin dan pekerjaannya

(Arisman, 2010).

Kecukupan gizi saat kehamilan sangat berpengaruh pada

perkembangan fisik dan kognitif bayi yang akan dilahirkan dan

berpengaruh
3
pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dimasa yang akan datang

(Kemenkes, 2015). Selama masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan

gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal (Irianto,

2014).

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk membahas

dalam laporan kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu

Hamil Ny. F G1P0A0 dengan KEK di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah ( PERBAIKI)

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah dijelaskan maka


didapatkan rumusan masalah pada laporan kasus ini adalah bagaimana
melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.Ny. F G1P0A0 Dengan
KEK?
C. Tujuan Penelitian ( PERBAIKI)

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu Hamil dengan .

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan Penulis dapat melakukan data subjektif pada Ibu hamil

dengan KEK

b. Diharapkan penulis dapat melakukan data objektif pada ibu hamil

dengan KEK

c. Diharapkan penulis dapat menetapkan Analisa Data pada Ibu hamil

dengan KEK

d. Diharapkan Penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada

KEK

e. Diharapkan enganilisis dan tinjauan kasus dengan literasi ilmiah


4
berbasis evidence based.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Mengembangkan pola pikir penulis dan melaksanakan asuhan

kebidanan patologi pada ibu hamil dengan KEK.

2. Manfaat Praktisi

Penulisan laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan

referensi dan sumber bacaan bagi insitusi dan mahasiswa dalam proses

belajar engajar dan menggali ilmu selama proses perkuliahan

3. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan pembahasan yang didapat dari laporan kasus ini

dapat diterapkan oleh rekan-rekan sejawat di pelayanan dalam

melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan KEK.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan

1. Definisi KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada

ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang

memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan

perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas

(LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

2. Tanda dan Gejala KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang

dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).

3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)

a. Pengertian LILA

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang

dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk

mengetahui risiko KEK

6
atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau

dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2013).

b. Tujuan pengukuran LILA

1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil

maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko

melahirkan bayi berat lahir rendah.

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK

5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

KEK (Supariasa, 2013).

c. Ambang batas

Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko

KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5

cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai

risiko KEK (Supariasa, 2013).

d. Cara mengukur LILA

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan

sentimeter. Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu:

7
1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan

lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup

kain/pakaian.

2) Letakkan pita antara bahu dan siku.

3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.

5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.

6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.

7) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013).

4. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat

berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.

a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain :

anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan

terkena penyakit infeksi.

b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.

c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).

5. Faktor-faktor penyebab KEK

a. Umur ibu

Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20

tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun

8
dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang

terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK namun juga

berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan

Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)

menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada pada kategori

umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6 orang

(16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari

7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari

penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada

saat hamil.

b. Pendidikan

Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya

risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat

menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami

pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah

suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan

gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang

memiliki pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi

dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke atas.

Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan dapat

mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.

10
c. Status ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang

adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.

Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya

beli keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan

makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga,

harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya

lahan dan pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)

menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan di atas

UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%)

yang berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang

berpendapatan di bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami

KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat

mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil.

d. Status Anemia

Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang

mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb

ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan

energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr%

(Putri, dkk., 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014)

menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang anemia

dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui dari 31

11
ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian anemia lebih besar (88,9%)

dibandingkan yang tidak anemia (11,1%). Kesimpulan dari penelitian di

atas yaitu status anemia pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada

ibu hamil.

6. Langkah penanganan KEK

Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani

melalui berbagai langkah, antara lain :

a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

berpedoman umum gizi seimbang.

b. Hidup sehat.

c. Tunda kehamilan.

d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh

ibu hamil (Supariasa, 2013).

B. Berat Badan Lahir Bayi

1. Definisi berat badan lahir bayi

Berat badan lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam

setelah lahir, penimbangan ini perlu dilakukan untuk mengetahui berat bayi

lahir normal atau rendah. Berat badan lahir normal didefinisikan sebagai

semua berat bayi yang baru lahir ≥ 2500 gram (Sofha, dkk., 2015).

Berat badan lahir bayi merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan

untuk mendiagnosa bayi lahir normal atau BBLR. Dikatakan berat lahir

normal apabila berkisar antara 2500-4000 gram, sedangkan dikatakan BBLR

apabila berat bayi lahir kurang dari 2500 gram. Pada masa bayi sampai
12
dengan balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan

fisik maupun status gizi (Supariasa, 2013).

2. Kategori berat badan lahir bayi

Sukmani (2016) mengkategorikan berat badan lahir bayi menjadi 3, yaitu:

a. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dikategorikan berat rendah karena

dilahirkan < 2500 gram.

b. Berat bayi lahir normal dianggap normal karena saat lahir mempunyai

berat 2500-4000 gram.

c. Berat bayi lahir lebih dikategorikan lebih karena berat lahir > 4000
gram.

3. Cara mengukur berat badan lahir bayi

Cara mengukur berat badan bayi baru lahir menurut Supariasa (2013),

yaitu:

a. Pengukuran berat badan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

menolong persalinan.

b. Letakkan timbangan bayi pada permukaan yang datar.

c. Sebelum penimbangan, pastikan timbangan berfungsi dengan baik, yaitu

jarum pada timbangan bayi menunjukkan angka 0.

d. Bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian apapun.

e. Pembacaan skala hanya dilakukan jika bayi diam.

f. Catat hasil pengukuran berat badan.

4. Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir bayi

a. Ibu hamil dengan KEK

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat menimbulkan

abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
13
bayi, asfiksia intrapartum, lahir dengan BBLR. Bila BBLR bayi

mempunyai risiko kematian, serta gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Penelitian Fajriana dan Buanansita (2016) menyebutkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara status KEK pada ibu hamil dengan

kejadian BBLR, dapat diketahui juga bahwa ibu yang tergolong KEK

berisiko 6,6 kali lebih besar untuk mengalami BBLR.

b. Umur ibu

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.

Pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih

kurang, misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat

gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun

berkaitan dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta

berbagai penyakit yang sering menimpa diusia dini (Alfianti dan

Darmawati, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rantung, dkk. (2015)

menyebutkan bahwa dari 70 responden yang berumur ≤ 20 tahun

sebanyak 22 responden dengan kategori BBLR (31,4%) dan umur tidak

berrisiko dengan kategori BBLR sebanyak (21,4%). Kesimpulan dari

penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi

yang dilahirkan.

c. Jarak kehamilan

Jarak kehamilan merupakan faktor resiko ibu sebelum hamil yang

mempengaruhi kejadian pertumbuhan dan perkembangan janin. Semakin

14
kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko melahirkan BBLR

(Alfianti dan Darmawati, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryati (2014) menyatakan

bahwa responden yang memiliki jarak kehamilan < 2 tahun memiliki

risiko 4,314 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan

responden yang memiliki jarak kehamilan yang tidak berisiko.

Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu jarak kehamilan dapat

mempengaruhi berat badan lahir bayi.

d. Status ekonomi

Kurangnya pendapatan keluarga juga berpengaruh terhadap

pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang membutuhkan

biaya membuat ibu dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah enggan

untuk memeriksa kehamilan ke pelayanan kesehatan sehingga berdampak

terhadap kesehatan ibu dan bayi (Alfianti dan Darmawati, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2015) menyatakan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penghasilan keluarga

terhadap kelahiran bayi BBLR dengan hasil uji statistika chi-square

menunjukkan nilai X2 = 11,129 dan p= 0,01 dengan menggunakan r =

0,05 berarti p < r.

e. Paritas

Paritas dikategorikan menjadi tiga, yaitu primipara jika

melahirkan 1 kali, multipara jika melahirkan 2 sampai dengan 4 kali, dan

grande multipara jika melahirkan lebih dari 4 kali (Kamariyah dan

Musyarofah, 2016). Ibu paritas >2 kemungkinan fungsi endometrium dan


15
korpus uteri mengalami kemunduran fungsi sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin serta rentan

melahirkan bayi dengan BBLR (Putri, dkk., 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum, dkk. (2015)

menyatakan bahwa sebanyak 61 bayi (76,3%) dari ibu dengan paritas

multipara melahirkan bayi dengan BBLR dan pada paritas dengan

primipara melahirkan bayi dengan berat bayi lahir normal sebanyak 35

bayi (74.5%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu paritas dapat

mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan.

f. Prematur

Prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37

kehamilan. Salah satu akibat dari kelahiran prematur adalah terjadinya

BBLR. Penelitian yang dilakukan oleh Mahayana, dkk. (2015)

menyatakan bahwa kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh kelahiran

prematur. Kejadian BBLR dengan prematur tercatat sebanyak 37 kasus

(51,4%) dari 72 kasus BBLR.

g. Ibu anemia pada saat hamil

Penelitian yang dilakukan oleh Mahayana, dkk. (2015)

menyatakan bahwa kejadian BBLR banyak dilahirkan pada ibu yang

mempunyai faktor risiko anemia (56,8%). Selama kehamilan terjadi

anemia relatif pada ibu, yaitu kejadian hemodilusi yang merupakan

penambahan volume plasma relatif lebih besar daripada volume sel darah

merah. Jika terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga di bawah 11 gr

% maka hal ini bukan merupakan proses hemodilusi, namun lebih

16
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu dampak

dari anemia adalah melahirkan bayi dengan BBLR. Anemia dapat

mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, hal ini akan

menggangu pertumbuhan janin sehingga akan memperkuat terjadinya

BBLR (Mahayana, dkk., 2015).

h. Kelainan plasenta

Kelainan pada plasenta seperti luas permukaan yang tidak sesuai,

kelainan pertumbuhan, solusio plasenta, plasenta previa, dan infark dapat

mengganggu fungsinya dalam menyokong kehidupan janin intrauterin.

Hal ini akan menimbulkan dampak buruk pada janin, salah satunya

adalah BBLR (Mahayana, dkk., 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Mahayana, dkk. (2015) menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelainan plasenta dengan

terjadinya BBLR (p value = 0,049).

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Tanggal : 30 Juni 2022

Tempat : Ruang KIA PKM


Jam Pengkajian : 09.30 WITA

A. Subjektif Data
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. F
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa :Banjar/Indonesia

Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kel.Luar Gg sadar RT
11

Suami
Nama : Tn. R
Umur : 24 tahun
Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kel.Luar Gg sadar RT 11

2. Keluhan Utama
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya

18
3. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 Kali
Umur Kawin : 17 tahun
Lamanya : 1 tahun

4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 6-7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 15-04-2022
h. Taksiran Partus : 22-01-2023

5. Riwayat Obstetri

G3P2A0

Kehamilan Persalinan Bayi Nifas

Pen Cara Tmpt/ Pen BB PB Sek Keadaa Penyulit


No Tahun Ket
UK y Penolon y (gr) (cm) s n lahir Nifas
ulit g ulit
1 2022
Hamil Ini

6. Riwayat Keluarga Berencana (yg digunakan selama jarak kehamilan)


a. Jenis : Tidak ada
b. Lama : Tidak ada
c. Masalah : Tidak ada

7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma,

19
hipertensi,DM,maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dikeluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti asma, hipertensi, DM, maupun penyakit menular seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.

8. Keadaan Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 8 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
1) Trimester I : 2 kali
2) Trimester II :-
3) Trimester III :-
d. TT I : Lengkap
TT II : Lengkap
e. Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu : -

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi
Makan
Jenis yang dikonsumsi : Sayur mayur, ikan, nasi dan susu
Frekuensi : 1-2 kali sehari

Porsi makan : 1/2 porsi kadang kadang

Pantangan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

b. Eliminas
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari

Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
Kecoklatan BAK
Frekuensi : 5-7 kali sehari

Warna : Kuning jernih

20
Bau : Amoniak

c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali sehari Frekuensi

gosok gigi : 2-3 kali sehari Frekuensi

ganti pakaian/jenis : Sesuai kebutuhan

d. Aktifitas : ibu masih bisa melakukan aktivitas seperti


biasanya seperti menyapu, mencuci, dan
memasak.
e. Tidur dan Istirahat
- Siang hari : ± 2 jam

- Malam hari : ±7-8 jam

f. Pola Seksual :-

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : ibu mengatakan bahwa ibu
menerima keadaannya

b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengatakan bahwa ibu


senang dengan
kehamilannya

c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu rajin beribadah sholat 5

waktu

d. Pemecahan masalah dari ibu : banyak istirahat

e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengetahui dari bidan

f. Lingkungan yang berpengaruh Ibu tinggal bersama : Suami

g. Hewan peliharaan : Tidak ada

h. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : Baik

i. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Bersama

j. Jumlah penghasilan keluarga : Cukup

k. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Keluarga

21
B. Objektif Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 38 kg
Sekarang : 40 kg
d. Tinggi badan : 147 cm
e. IMT :
f. LILA : 22 cm
g. Tanda Vital : TD 100/60 mmHg, Nadi 82 x/menit

Suhu 36,1 °C, Respirasi 20x/menit

2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi dan Palpasi

Kepala : Kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok

Muka : Tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada odema Mata

: Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda Telinga

: Simetris, tampak bersih dan tidak ada serumen

Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak


ada gerakan cuping hidung saat bernafas

Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, lidah

bersih dan bibir tidak pucat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran

kelenjar vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar parotis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak

ada ronchi,tidak ada wheezing

22
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, puting susu

menonjol

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi dan stretat mark

Tungkai : tidak tampak adanya varises dan odema

b. Palpasi Abdomen
Leopold I : Belum Teraba
Leopold II : Belum Teraba
Leopold III : Belum Teraba
Leopold IV : Belum Teraba
Mc. Donald :-

c. Auskultasi
DJJ ( + ) , Belum terdengar teratur,
d. Perkusi
Refleks Patella : (+) kiri/(+)
kanan Cek ginjal : (-) kiri/(-)
kanan
3. Pemeriksaan Penunjang
Senin, 23 Mei 2022
HB : 12,9 gr%
Protein urin : Negatif
Reduksi/glukosa urin : Negatif
Golongan Darah : AB
HBSag :
Negatif Rapd Test HIV :
Negatif Sfilis :
Negatif

C. Analisa Data
a. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 UK 11 Minggu dengan KEK
b.
Masalah : Tidak ada
c.
Kebutuhan : KIE tentang kebutuhan nutrisi, pemberian
vitamin dan kolaborasi dengan dokter.
D. Penatalaksanaan
1. Menjalin hubungan baik antara pasien dengan petugas kesehatan (bidan),

23
seperti bersikap ramah dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
pasien,menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
yaitu TTV: TD 100/60 mmHg, Nadi 82 x/menit Suhu 36 °C, Respirasi 20
x/m, dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, , , HB 12,9 gr%/dl,
albumin:negatif, reduksi:negatif, golongan darah: AB, HIV:NR, HbsAg:
NR, sifilis: NR, usia 11 kehamilan minggu “Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan”
Rasional tindakan: Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan (Setyawan, 2019).
2. Menjelaskan kepada ibu pengeertian dari KEK pada ibu hamil
dikarenakan Lila ibu adalah 22 cm
“ ibu Mnegerti tentang informasi yang diberikan
Rasional Tindakan : Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu

keadaan malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi

(Sipahutar, dkk., 2013).

3. Menginfomasikan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang seperti nasi, telur, ayam, daging, ikan, tahu, tempe, sayur-
sayuran seperti wortel, kol, bayam,daun katuk dan buah- buahan seperti
pepaya, jeruk, pisang, apel dan perbanyak minum air putih sebanyak 6-8
gelas sehari.
“Ibu mengeti tentang infomasi yang diberikan”.
Rasional Tindakan : Ibu hamil harus menjaga nutrisi selama kehamilan
dengan makan-makanan yang bergizi (Amreani, 2021).
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 1-2
jam dan pada malam hari kurang lebih 7-8 jam agar kondisi dan stamina
ibu tetap terjaga.
“Ibu bersedia mengikuti Infomasi yang diberikan”.
Rasional Tindakan : Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan
setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal (Astuti NF, 2021).

24
5. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan seperti :
a. Terjadi perdarahan pervaginam
b. nyeri perut bagian bawah
c. sakit kepala hebat
d. penglihatan kabur
e. bengkak pada wajah, tangan dan kaki
Menganjurkan ibu kepetugas kesehatan apabila mendapati salah satu
tanda bahaya kehamilan tersebut.
“ ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan bersedia datang
kepetugas kesehatan apabila menemukan tanda dan gejala tersebut”
Rasional tindakan : Agar ibu mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu
rutin memeriksakan kehamilannya (Siswiyanti et al. 2021)
6. Memberi terapi untuk ibu :
a. Asam Folat (untuk kecerdasan otak dan mencegah cacat bawaan bagi
janin) dosis didalam 1 tablet 400 mcg dengan frekuensi 1x1 sehari
sebaiknya diminum setelah makan menggunakan air putih saja dan
beri jarak minum dengan tablet Fe karna akan menghambat
penyerapan zat besi.
b. Tablet Fe (untuk mencegah anemia atau kadar Hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari 11 gr/dl). Dosisnya didalam 1 tablet Fe
mengandung 200 mg dengan frekuensi 2x1, cara meminum tablet Fe
(zat besi) diminumnya 2x sehari dalam 90 tablet yang sebaiknya
diminum pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi bau dari
zat besi ini serta mengurangi rasa mual dan muntah, tablet Fe baik
dikonsumsi bila bersamaan dengan vitamin C untuk membantu
proses penyerapan yang cepat dari zat besi ini, misalnya: Jeruk dan
lemon, tablet Fe tidak boleh diminum bersamaan dengan kopi atau
teh karena akan memperlambat proses penyerapan dari zat besi ini,
dan tablet Fe bisa menimbulkan sembelit atau susah buang air besar
dan tinja/feses akan menjadi hitam alangkah baiknya bila ibu
mengkonsumsi makanan atau buah-buahan yang kaya akan serat
seperti papaya, pisang, alpukat.

25
c. Kalsium (untuk membentuk tulang, gigi, mengembangkan jantung,
saraf dan otot) yang dosisnya 500 mg dalam 1 tablet diminum
dengan frekuensi 1x1 sehari sebaiknya diminum setelah makan
menggunakan air putih saja.
“Ibu bersedia diberikan terapi obat serta tahu bagaimana cara
mengkonsumsinya”
Rasional tindakan : Petugas harus memastikan benar obat, obat yang
akan diberikan obat seperti apa yang telah diberikan, dosisnya, rute
pemberian obat, waktu pemberian obat, serta respon pasien tentang
penggunaan obat tersebut (Nurhayati, 2022).
7. Memberikan surat rujukan kerumah sakit untuk melakukan USG
“Ibu bersedia melakukan USG”
Rasional tindakan : USG bermanfaat untuk mengetahui perkembangan
janin dalam rahim, ukuran janin (apakah bertambah sesuai dengan umur
kehamilan), tapsiran berat badan janin (apakah sudah sesuai dengan
umur kehamilan atau terlalu kecil/besar), letak plasenta (ari-ari),
kecukupan air ketuban, posisi janin (apakah sudah benar presentasi
kepala, apakah kepala bayi sudah masuk panggul dan lain-lain (Hakim,
2014).
8. Menginfomasikan kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi/
atau melakukan kunjungan jika ada keluhan.
“Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”.
Rasional tindakan : Tujuan kunjungan ulang antenatal care untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, penanganan dini komplikasi kehamilan
(Kemenkes RI, 2018).

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan


keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang
wanita dan merupakan masa kehidupan yang penting (Depkes, 2000). Masalah
gizi yang sering dijumpai pada ibu hamil diantaranya Kurang Energi Kronis
(KEK) dan anemia (Waryana, 2010).
Berdasarkan data subyektif bahwa anamnesa yang dilakukan Ny. F Pada
tanggal 30 Juni 2022 ibu datang ke ruang KIA. Penulis melakukan asuhan
kebidanan secara kompehensif pada Ny S selama kehamilan, bersalin dan bayi
baru lahir serta kontrasepsi , dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan
yng diberikan bidan pada masa kehamilan sampai kontrasepsi setelah melahirkan
sebagai deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari atau
ditanggapi.
Suatu penelitian menjelaskan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah
salah satu keadaan malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar,
dkk., 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi
atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Supariasa, 2013).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang
memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan
janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm
(Muliarini, 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014) menyebutkan
bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang anemia dibadingkan ibu hamil
yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui dari 31 ibu hamil yang mengalami
KEK, kejadian anemia lebih besar (88,9%) dibandingkan yang tidak anemia

27
(11,1%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia pada ibu
dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil.
Salah satu komplikasi ibu hamil dengan KEK Penelitian yang dilakukan
oleh Mahayana, dkk. (2015) menyatakan bahwa kejadian BBLR banyak
dilahirkan pada ibu yang mempunyai faktor risiko anemia (56,8%). Selama
kehamilan terjadi anemia relatif pada ibu, yaitu kejadian hemodilusi yang
merupakan penambahan volume plasma relatif lebih besar daripada volume sel
darah merah. Jika terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga di bawah 11 gr%
maka hal ini bukan merupakan proses hemodilusi, namun lebih berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu dampak dari anemia adalah
melahirkan bayi dengan BBLR. Anemia dapat mengakibatkan penurunan suplai
oksigen ke jaringan, hal ini akan menggangu pertumbuhan janin sehingga akan
memperkuat terjadinya BBLR (Mahayana, dkk., 2015).
Pengambilan anamnesis dan pemeriksaan yang baik itu penting untuk
identifikasi anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus diobati dengan
segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk menentukan
penyebab anemia sebelum memulai pengobatan (Sumardino, 2018).
Pada tanggal 30 Juni 2022 Pukul 09.30 WITA, Ny.F datang ke Ruang KIA
di Puskesmas Cempaka Banjarmasin, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya . Dengan hasil pemeriksaan Tanda-Tanda Vital: TD 100/84
mmHg, Nadi 82 x/menit Hb, 12.6 %. RR 20x menit Suhu 36 C, dan LILA 22 cm
Dengan hasil LILA 22 cm maka ibu dianjurkan untuk memakan makanan
bernutrisi serta diberikan makanan tambahan untuk Ibu Hamil.

28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari pengkajian data mengenai


asuhan kebidanan pada Ny F yaitu:
1. Data subyektif bahwa anamnesa yang dilakukan Ny. F Pada tanggal
30 Juni 2022, Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan
tidak ada keluhan
2. Data objektif, hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan hasil
pemeriksaan yaitu keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam
batas normal, LILA kurang dari 23,5 cm.
3. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang
dikumpulkan dapat dilakukan analisa data yang berisikan diagnosa
pasien, masalah yang dialami pasien dan kebutuhan yang diperlukan
pasien. Diagnosa kebidanannya pada Ny. F adalah G1P0A0 Usia
Kehamilan 11 Minggu dengan KEK di Puskesmas Cempaka
Banjarmasin Penatalaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada ibu yaitu KIE penjelasan KEK, Pentingnya Pemberian
Nutrisi kepada Ibu
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dapat benar-benar memahami


bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan patologi pada pasien
dan mewujud nyatakan peran tenaga kesehatan yang professional, serta
dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab dan
selalu mengembangkan ilmunya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Mengembangkan ilmu kebidanan serta menambah peningkatan


kualitas dan pengembangan mahasiswa melalui studi kasus agar dapat

29
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif.

3. Bagi Lahan Praktik


Memberikan asuhan kebidanan patologi yang tepat pada pasien
dan sesuai kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi
lebih baik sesuai yang telah ditentukan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, Eka. 2017. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Kasihan I Bantul. Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta:Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Arisman, M. B. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku


KedokteranEGC.Aritonang, Irianto. 2014. Menilai Status Gizi untuk
Mencapai Sehat Optimal.Yogyakarta:LeutikaBooks.

Astritunju. 2011. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Kejadian KEK pada
Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Skripsi.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Azizah, Anisatun dan Merryana Adriani. 2018. Tingkat Kecukupan Energi Protein
pada Ibu Hamil Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis.
Jurnal Media Gizi Indonesia Vol. 12, No. 1.

Dafiu, Tita Rosmawati. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi
Kehamilan dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan
di
Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Program Studi Diploma IV Kebidanan.

Dictara, Ahmad Alvin. 2018. Hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaraja
Kota Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Bandar Lampung.

Ekasari, Wahyu Utami. 2015. Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, Dan
Berat Lahir Bayi Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Pre Eklamsia Berat.
Tesis.Surakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sebelas
Maret.

31
Ernawati, Aeda. 2018. Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1.

Ernawati, Aeda. 2017. Masalah Gizi pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIII,
No.1.

Febriyeni. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan


Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Human Care Vol. 2, No. 3.

H, Puti Sari, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Risiko


Kehamilan “4 Terlalu (4-T)” pada Wanita Usia 10-59 Tahun (Analisis
Riskesdas 2010). Media Litbangkes, Vol. 24 No. 3.68

Hani, Umu dan Luluk Rosida. 2018. Gambaran Umur dan Paritas pada Kejadian
KEK. Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1. Yogyakarta: Prodi
Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.

Helliyana. 2018. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kurang Energi Kronis (KEK)
dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota
Lhokseumawe.Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.

Mahirawati, Vita Kartika. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning
dan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Buletin Penelitian
SistemKesehatan Vol. 17 No. 2.

Mayasari, Agustin Tri dan Hermina Humune. 2014. Kejadian Kurang Energi
Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas, Dan Pendidikan. Jurnal
Griya Husada Vol 1 No 2. Surabaya : Akademi Kebidanan Griya Husada.

Moeloek, Nila Farid. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
untuk Masyarakat Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Muliarini, Prita. 2010. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, Grace Natasya, dkk. 2017. Gambaran Umur WUS Muda dan Faktor Risiko
Kehamilan terhadap Komplikasi Persalinan atau Nifas di Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Vol 5, No 1. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.

32
Setyawati, dkk. 2014. Pemberian Jahe Instan terhadap Kejadian Mual Muntah dan
Asupan Energi pada Ibu Hamil Trimester Pertama. Jurnal Gizi Klinik
IndonesiaVol. 10, No. 4, Hal. 191-197.

Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. J akarta: CV.
Trans Info Media.

Supariasa, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG.

Susilana, Rudi. Tanpa Tahun. Modul 6 Populasi dan Sampel. BBM. (Diunduh
pada 28 November 2019).

Susilowati Dan Kuspriyanto. 2016. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT.
RefikaAditama.69

33

Anda mungkin juga menyukai