Kasus Bumil New
Kasus Bumil New
DISUSUN OLEH :
YOELVA GIOVANNY ELIZABETH SARAGIH
11194992110104
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
2
LEMBAR PENGESAHAN
Banjarmasin, Juli
2022
Menyetujui,
Mengetahui,
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada
By.Ny. G usia 6 Hari dengan BBLR Di Ruang Bayi RSUD Dr.H.Moch Ansari
Saleh Banjarmasin sebagai salah satu syarat menyelesaikan Stase Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah Di Ruang Bayi RSUD Dr.H.Moch
Ansari Saleh Banjarmasin. Dalam hal ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi
4. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia
6. Dewi Pusparani Sinambela, SST.,M.Kes selaku Pembimbing Pendidik (PP)
yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan
perbaikan penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
7. Shinta Ledya Yuniati,S.ST selaku pembimbing Klinik (PK) Di Ruang KIA
Puskesmas Cempaka Banjarmasin Banjarmasin yang telah membimbing
penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangta penulis harapkan demi kesempurnaan laporan asuhan
kebidanan
Penulis
DAFTAR ISI
4
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan 6
1. Definisi KEK 5
2. Tanda dan Gejala KEK 6
3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA) 6
4. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan 8
5. Faktor-faktor Penyebab KEK…………………………………... 8
6. Langkah Penanganan KEK…………………………………… 12
B. Berat Badan Lahir Bayi 12
1. Definisi Berat Badan Lahir Bayi 12
2. Kategori Berat Badan Lahir Bayi 13
3. Cara Mengukur Berat Badan Lahir Bayi……………………….. 13
4. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Bayi………… 13
BAB III TINJAUAN KASUS 18
A. Data Subjektif 18
B. Data Objektif 22
C. Analisis Data 23
D. Penatalaksanaan 24
BAB IV PEMBAHASAN 27
BAB V PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………31
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting (Depkes, 2000). Masalah gizi yang sering dijumpai pada ibu
2010).
(KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil
(Irianto, 2014).
2013 secara nasional yaitu sebesar 24,2% dan menurun menjadi 17,3%
pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Menurut data Dinas Kesehatan DIY,
Prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun 2015
1
meningkat pada tahun 2016 sebesar 10,39% dan kembali naik menjadi
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil cukup tinggi yaitu 9,96%,
Bantul. Hasil survey terdahulu yang dilakukan pada bulan Oktober 2018 di
baik (Dinkes DIY, 2017). Ibu hamil yang mengalami Kurang Energi
Kronis (KEK) atau kurang gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
2
janin diantaranya berisiko terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat,
keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir
konsumsi zat gizi yang masih kurang. Menurut Arisman (2010) penyebab
lain terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) adalah penyakit infeksi, ibu
hamil yang asupan makannya cukup tetapi menderita suatu penyakit atau
makan yang menyebabkan asupan makan berkurang dan ibu hamil yang
dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu (Arisman, 2010). Paritas ibu yang
tinggi atau terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh,
beban kerja yang tinggi juga membutuhkan lebih banyak energi karena
(Arisman, 2010).
berpengaruh
3
pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dimasa yang akan datang
2014).
dalam laporan kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan KEK
dengan KEK
dengan KEK
KEK
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Manfaat Praktisi
referensi dan sumber bacaan bagi insitusi dan mahasiswa dalam proses
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi KEK
ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013).
perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
a. Pengertian LILA
6
atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau
1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
menderita KEK
c. Ambang batas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5
7
1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan
lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup
kain/pakaian.
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat
a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun
8
dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang
Kartikasari, 2016).
umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6 orang
(16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari
penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada
saat hamil.
b. Pendidikan
suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan
oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang
10
c. Status ekonomi
adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya
d. Status Anemia
ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan
energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr%
menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang anemia
dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui dari 31
11
ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian anemia lebih besar (88,9%)
atas yaitu status anemia pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada
ibu hamil.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
Berat badan lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam
setelah lahir, penimbangan ini perlu dilakukan untuk mengetahui berat bayi
lahir normal atau rendah. Berat badan lahir normal didefinisikan sebagai
semua berat bayi yang baru lahir ≥ 2500 gram (Sofha, dkk., 2015).
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan
untuk mendiagnosa bayi lahir normal atau BBLR. Dikatakan berat lahir
apabila berat bayi lahir kurang dari 2500 gram. Pada masa bayi sampai
12
dengan balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan
b. Berat bayi lahir normal dianggap normal karena saat lahir mempunyai
c. Berat bayi lahir lebih dikategorikan lebih karena berat lahir > 4000
gram.
Cara mengukur berat badan bayi baru lahir menurut Supariasa (2013),
yaitu:
menolong persalinan.
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
13
bayi, asfiksia intrapartum, lahir dengan BBLR. Bila BBLR bayi
hubungan yang signifikan antara status KEK pada ibu hamil dengan
kejadian BBLR, dapat diketahui juga bahwa ibu yang tergolong KEK
b. Umur ibu
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.
Pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih
Darmawati, 2016).
penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi
yang dilahirkan.
c. Jarak kehamilan
14
kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko melahirkan BBLR
d. Status ekonomi
biaya membuat ibu dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah enggan
e. Paritas
f. Prematur
penambahan volume plasma relatif lebih besar daripada volume sel darah
16
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu dampak
h. Kelainan plasenta
Hal ini akan menimbulkan dampak buruk pada janin, salah satunya
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Subjektif Data
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. F
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa :Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kel.Luar Gg sadar RT
11
Suami
Nama : Tn. R
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kel.Luar Gg sadar RT 11
2. Keluhan Utama
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan kehamilannya
18
3. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 Kali
Umur Kawin : 17 tahun
Lamanya : 1 tahun
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 6-7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 15-04-2022
h. Taksiran Partus : 22-01-2023
5. Riwayat Obstetri
G3P2A0
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma,
19
hipertensi,DM,maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dikeluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti asma, hipertensi, DM, maupun penyakit menular seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, dan penyakit kronik seperti ginjal, jantung.
a. Nutrisi
Makan
Jenis yang dikonsumsi : Sayur mayur, ikan, nasi dan susu
Frekuensi : 1-2 kali sehari
b. Eliminas
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
Kecoklatan BAK
Frekuensi : 5-7 kali sehari
20
Bau : Amoniak
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali sehari Frekuensi
f. Pola Seksual :-
waktu
21
B. Objektif Data
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 38 kg
Sekarang : 40 kg
d. Tinggi badan : 147 cm
e. IMT :
f. LILA : 22 cm
g. Tanda Vital : TD 100/60 mmHg, Nadi 82 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi dan Palpasi
kelenjar parotis
22
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, puting susu
menonjol
b. Palpasi Abdomen
Leopold I : Belum Teraba
Leopold II : Belum Teraba
Leopold III : Belum Teraba
Leopold IV : Belum Teraba
Mc. Donald :-
c. Auskultasi
DJJ ( + ) , Belum terdengar teratur,
d. Perkusi
Refleks Patella : (+) kiri/(+)
kanan Cek ginjal : (-) kiri/(-)
kanan
3. Pemeriksaan Penunjang
Senin, 23 Mei 2022
HB : 12,9 gr%
Protein urin : Negatif
Reduksi/glukosa urin : Negatif
Golongan Darah : AB
HBSag :
Negatif Rapd Test HIV :
Negatif Sfilis :
Negatif
C. Analisa Data
a. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 UK 11 Minggu dengan KEK
b.
Masalah : Tidak ada
c.
Kebutuhan : KIE tentang kebutuhan nutrisi, pemberian
vitamin dan kolaborasi dengan dokter.
D. Penatalaksanaan
1. Menjalin hubungan baik antara pasien dengan petugas kesehatan (bidan),
23
seperti bersikap ramah dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
pasien,menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
yaitu TTV: TD 100/60 mmHg, Nadi 82 x/menit Suhu 36 °C, Respirasi 20
x/m, dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, , , HB 12,9 gr%/dl,
albumin:negatif, reduksi:negatif, golongan darah: AB, HIV:NR, HbsAg:
NR, sifilis: NR, usia 11 kehamilan minggu “Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan”
Rasional tindakan: Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan (Setyawan, 2019).
2. Menjelaskan kepada ibu pengeertian dari KEK pada ibu hamil
dikarenakan Lila ibu adalah 22 cm
“ ibu Mnegerti tentang informasi yang diberikan
Rasional Tindakan : Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu
kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
24
5. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan seperti :
a. Terjadi perdarahan pervaginam
b. nyeri perut bagian bawah
c. sakit kepala hebat
d. penglihatan kabur
e. bengkak pada wajah, tangan dan kaki
Menganjurkan ibu kepetugas kesehatan apabila mendapati salah satu
tanda bahaya kehamilan tersebut.
“ ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan bersedia datang
kepetugas kesehatan apabila menemukan tanda dan gejala tersebut”
Rasional tindakan : Agar ibu mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu
rutin memeriksakan kehamilannya (Siswiyanti et al. 2021)
6. Memberi terapi untuk ibu :
a. Asam Folat (untuk kecerdasan otak dan mencegah cacat bawaan bagi
janin) dosis didalam 1 tablet 400 mcg dengan frekuensi 1x1 sehari
sebaiknya diminum setelah makan menggunakan air putih saja dan
beri jarak minum dengan tablet Fe karna akan menghambat
penyerapan zat besi.
b. Tablet Fe (untuk mencegah anemia atau kadar Hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari 11 gr/dl). Dosisnya didalam 1 tablet Fe
mengandung 200 mg dengan frekuensi 2x1, cara meminum tablet Fe
(zat besi) diminumnya 2x sehari dalam 90 tablet yang sebaiknya
diminum pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi bau dari
zat besi ini serta mengurangi rasa mual dan muntah, tablet Fe baik
dikonsumsi bila bersamaan dengan vitamin C untuk membantu
proses penyerapan yang cepat dari zat besi ini, misalnya: Jeruk dan
lemon, tablet Fe tidak boleh diminum bersamaan dengan kopi atau
teh karena akan memperlambat proses penyerapan dari zat besi ini,
dan tablet Fe bisa menimbulkan sembelit atau susah buang air besar
dan tinja/feses akan menjadi hitam alangkah baiknya bila ibu
mengkonsumsi makanan atau buah-buahan yang kaya akan serat
seperti papaya, pisang, alpukat.
25
c. Kalsium (untuk membentuk tulang, gigi, mengembangkan jantung,
saraf dan otot) yang dosisnya 500 mg dalam 1 tablet diminum
dengan frekuensi 1x1 sehari sebaiknya diminum setelah makan
menggunakan air putih saja.
“Ibu bersedia diberikan terapi obat serta tahu bagaimana cara
mengkonsumsinya”
Rasional tindakan : Petugas harus memastikan benar obat, obat yang
akan diberikan obat seperti apa yang telah diberikan, dosisnya, rute
pemberian obat, waktu pemberian obat, serta respon pasien tentang
penggunaan obat tersebut (Nurhayati, 2022).
7. Memberikan surat rujukan kerumah sakit untuk melakukan USG
“Ibu bersedia melakukan USG”
Rasional tindakan : USG bermanfaat untuk mengetahui perkembangan
janin dalam rahim, ukuran janin (apakah bertambah sesuai dengan umur
kehamilan), tapsiran berat badan janin (apakah sudah sesuai dengan
umur kehamilan atau terlalu kecil/besar), letak plasenta (ari-ari),
kecukupan air ketuban, posisi janin (apakah sudah benar presentasi
kepala, apakah kepala bayi sudah masuk panggul dan lain-lain (Hakim,
2014).
8. Menginfomasikan kepada ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi/
atau melakukan kunjungan jika ada keluhan.
“Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”.
Rasional tindakan : Tujuan kunjungan ulang antenatal care untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, penanganan dini komplikasi kehamilan
(Kemenkes RI, 2018).
26
BAB IV
PEMBAHASAN
27
(11,1%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia pada ibu
dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil.
Salah satu komplikasi ibu hamil dengan KEK Penelitian yang dilakukan
oleh Mahayana, dkk. (2015) menyatakan bahwa kejadian BBLR banyak
dilahirkan pada ibu yang mempunyai faktor risiko anemia (56,8%). Selama
kehamilan terjadi anemia relatif pada ibu, yaitu kejadian hemodilusi yang
merupakan penambahan volume plasma relatif lebih besar daripada volume sel
darah merah. Jika terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga di bawah 11 gr%
maka hal ini bukan merupakan proses hemodilusi, namun lebih berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu dampak dari anemia adalah
melahirkan bayi dengan BBLR. Anemia dapat mengakibatkan penurunan suplai
oksigen ke jaringan, hal ini akan menggangu pertumbuhan janin sehingga akan
memperkuat terjadinya BBLR (Mahayana, dkk., 2015).
Pengambilan anamnesis dan pemeriksaan yang baik itu penting untuk
identifikasi anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus diobati dengan
segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk menentukan
penyebab anemia sebelum memulai pengobatan (Sumardino, 2018).
Pada tanggal 30 Juni 2022 Pukul 09.30 WITA, Ny.F datang ke Ruang KIA
di Puskesmas Cempaka Banjarmasin, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya . Dengan hasil pemeriksaan Tanda-Tanda Vital: TD 100/84
mmHg, Nadi 82 x/menit Hb, 12.6 %. RR 20x menit Suhu 36 C, dan LILA 22 cm
Dengan hasil LILA 22 cm maka ibu dianjurkan untuk memakan makanan
bernutrisi serta diberikan makanan tambahan untuk Ibu Hamil.
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
29
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti, Eka. 2017. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Kasihan I Bantul. Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta:Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Astritunju. 2011. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Kejadian KEK pada
Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Skripsi.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Azizah, Anisatun dan Merryana Adriani. 2018. Tingkat Kecukupan Energi Protein
pada Ibu Hamil Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis.
Jurnal Media Gizi Indonesia Vol. 12, No. 1.
Dafiu, Tita Rosmawati. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi
Kehamilan dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan
di
Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Program Studi Diploma IV Kebidanan.
Dictara, Ahmad Alvin. 2018. Hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaraja
Kota Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Bandar Lampung.
Ekasari, Wahyu Utami. 2015. Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, Dan
Berat Lahir Bayi Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Pre Eklamsia Berat.
Tesis.Surakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sebelas
Maret.
31
Ernawati, Aeda. 2018. Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1.
Ernawati, Aeda. 2017. Masalah Gizi pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIII,
No.1.
Hani, Umu dan Luluk Rosida. 2018. Gambaran Umur dan Paritas pada Kejadian
KEK. Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1. Yogyakarta: Prodi
Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.
Helliyana. 2018. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kurang Energi Kronis (KEK)
dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Muara Satu Kota
Lhokseumawe.Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Mayasari, Agustin Tri dan Hermina Humune. 2014. Kejadian Kurang Energi
Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas, Dan Pendidikan. Jurnal
Griya Husada Vol 1 No 2. Surabaya : Akademi Kebidanan Griya Husada.
Muliarini, Prita. 2010. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, Grace Natasya, dkk. 2017. Gambaran Umur WUS Muda dan Faktor Risiko
Kehamilan terhadap Komplikasi Persalinan atau Nifas di Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Vol 5, No 1. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
32
Setyawati, dkk. 2014. Pemberian Jahe Instan terhadap Kejadian Mual Muntah dan
Asupan Energi pada Ibu Hamil Trimester Pertama. Jurnal Gizi Klinik
IndonesiaVol. 10, No. 4, Hal. 191-197.
Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. J akarta: CV.
Trans Info Media.
Supariasa, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Susilana, Rudi. Tanpa Tahun. Modul 6 Populasi dan Sampel. BBM. (Diunduh
pada 28 November 2019).
Susilowati Dan Kuspriyanto. 2016. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT.
RefikaAditama.69
33