Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cerry Maura Purwandini

NIM : 11220162000057

Kelas : 3-B Pendidikan Kimia

Kloter : 2

A. Judul Praktikum

" Entalpi dan Energi Bebas Gibbs”

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :

1. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap perubahan entalpi.


2. Mengidentifikasi entalpi dan energi bebas Gibbs suatu reaksi dengan mengukur beda potensial
dalam sel elektrokimia.
3. Menganalisis tegangan dan suhu yang dihasilkan

C. Dasar Teori
Konsep energi bebas Gibbs pertama kali dikembangkan pada tahun 1870 oleh ilmuwan Amerika,
Josiah Williard Gibbs. Energi bebas adalah jumlah maksimum energi yang dibebaskan pada suatu
proses yang terjadi pada suhu dan tekanan tetap. Pembebasan energi akan terus berlangsung menuju
kearah dengan perubahan energi bebas yang lebih rendah sampai mencapai keadaan setimbang. Energi
bebas Gibbs dilambangkan dengan (G). kaitannya dengan entalpi dan entropi, energi bebas Gibbs
didefinisikan sebagai perbedaan atau selisih antara energi entalpi (H) dengan energi yang tidak
digunakan untuk kerja berupa entropi (S) pada temperatur absolut (T) (Sulakhudin, 2019).

Bentuk-bentuk energi sebagaimana hukum I Termodinamika antara lain dalam (E atau U), energi
bebas gibbs (G), entalpi (H), entropi (S), kalor/panas (Q), dan kerja (W). Dalam pembahasan energi sel
dalam tubuh, panas bukanlah sumber energi yang berarti bagi sel hidup, karena panas dapat melakukan
kerja hanya jika ia mengalir dari satu tempat dengan suhu tertentu ke tempat lain yang suhunya lebih
rendah. Oleh sebab itu, energi yang terlibat dalam proses metabolism sel hidup adalah energi bebas
)dan yang digunakan adalah parameter energi bebas Gibbs), yang dapat melakukan kerja pada suhu dan
tekanan tetap, serta secara matematis besarnya energi tetap bebas Gibbs (∆𝐺) ditentukan melalui
persamaan:

∆𝐺 = ∆𝐻 − 𝑇∆𝑆
∆𝐺 adalah perubahan energi bebas Gibbs pada sistem yang sedang bereaksi, ∆𝐻 adalah
perubahan kandungan panas sistem atau entalpi, ∆𝑆 adalah perubaham entropi semesta (sistem +
lingkungan), termasuk sistem yang sedang bereaksi. Jika suatu reaksi kimia berjalan menuju kea
rah keseimbangan, maka ∆𝑆 selalu meningkat, sehingga ∆𝑆 selalu berharga positif dalam keadaan
yang nyata. Ketika semesta ∆𝑆 meningkat selama reaksi, ∆𝐺 sistem yang sedang bereaksi selalu
bertanda negatif, bila peningkatan entalpi (∆𝐺) tidak melampaui peningkatan entropi (Sumbono,
2016).
Energi bebas Gibbs (∆F) dalam hal ini digunakan untuk menentukan apakah sistem difusi
piroksikam merupakan suatu proses yang spontan atau sebaliknya. Nilai yang positip ini
menunjukkan bahwa sistem permeasi tersebut berjalan tidak spontan. Hal ini juga terlihat dari nilai
∆H yang positip, menunjukkan bahwa proses difusi merupakan proses endotermik (Aryani, 2007).

Menentukan nilai perubahan entalpi totalnya harus diketahui nilai-nilai kuosien suku
pertama dan kedua. Nilai kuosien tersebut besarnya dapat diukur secara eksperimen dengan cara
mengatur variabel-variabelnya. Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi, karena
reaksi kimia umumnya dilangsungkan pada tekanan tetap, maka perubahan energi (kalor) yang
menyertainya disebut entalpi. Entalpi reaksi dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu berubah maka entalpi
reaksinya juga berubah. Harga entalpi reaksi pada berbagai suhu dapat ditentukan dari data entalpi
yang sudahada. (Purba, 2020).

D. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
1. Termometer 1. CuSO4 1 M
2. Multimeter 2. ZnSO4 1 M
3. Gelas beaker 3. FeSO4 1 M
4. Pipa U 4. Kristal KCl atau NH4Cl
5. Aquadest
E. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah:

1. Membuat jembatan garam dari larutan gelatin yang dicampur KCl atau NH4 Cl pada pipa U. Pipa
U disi dengan larutan agar-agar yang telah dicampur KCl atau NH4 Cl dalam keadaan panas,
kemudian dibiarkan dingin hingga memadat.
2. Mengisi masing-masing 4 gelas dengan larutan CuSO4 1M, ZnSO4 1M, dan FeSO4 1M.
Masukkan elektroda logam yang sesuai dengan larutan, celupkan sebagian.
3. Susunan sel volta yang terdiri dari elektroda Cu sebagai kutub positif (katoda) dengan elektroda
lain sebagai kutub negatif (anoda) dan dihubungkan dengan jembatan garam, sehingga terdapat 3
sel.
4. Mengukur dan mencatat beda potensial sel dengan multimeter pada berbagai suhu: 5, 10, 15. 20,
25, 30, dan 35℃.

E. Daftar Pustaka
Purba, L. S. L. (2020). Buku Materi Pembelajaran Kimia Fisika I. Jakarta: UKI Press.

Sulakhudin. (2019). Kimia Dasar: Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Tanah. Yogyakarta: Deepbulish.

Sumbono, A. (2016). Metabolism Energi dan Obesitas Seri Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta:
Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai