Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cerry Maura Purwandini

NIM : 11220162000057

Kelas : 3-B Pendidikan Kimia

Kloter : 2

A. Judul Praktikum

"SEL ELEKTROLISIS : Pengaruh suhu terhadap ∆𝐻 ∆𝐺 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑆 "

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari praktikum ini ialah :

1. Mengidentifikasi Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4


dengan C dan Cu sebagai elektroda
2. Menganalisis suhu larutan elektrolit terhadap ΔS, ΔG, dan ΔH.
3. Mengidentifikasi factor-faktor dalam proses elektrolisis.
4. Membandingkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada elektrolisis

C. Dasar Teori

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Dalam sel
volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang menyertai
reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari sel
volta/galvani yang potensial selnya negatif atau dengan kata lain, dalam keadaan normal tidak akan
terjadi reaksi dan reaksi dapat terjadi bila diinduksi dengan energi listrik dari luar. Elektrolisis merupakan
proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi
redoks tidak spontan, reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik (Sugiarto, 2016).
Elektrolisis adalah sebuah proses penguraian elektrolit dengan menggunakan tenaga listrik, dimana arus
listrik dialirkan melalui cairan elektrolit dan akan menimbulkan reaksi kimia (Prasetyo, 2019).

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi listrik untuk
mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan
anoda memiliki muatan positif. Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus
listrik searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion
positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion)
bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi. Pengaliran arus listrik menggunakan suatu
medium sebagai penghantar arus listrik ke dalam elektrolit, juga menjadi tempat berlangsungnya reaksi
redoks, medium tersebut disebut elektroda. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi
oksidasi berlangsung pada anoda. Melalui elektrolisis, kation dan anion dalam larutan dapat bergerak dan
disisihkan dengan melibatkan proses oksidasi dan reduksi, misalnya anion terutama ion klorida akan
teroksidasi menjadi klorin (Syawalian et al, 2019).

Faktor yang berpengaruh pada elektrolisis adalah konsentrasi elektrolit, sirkulasi elektrolit, rapat arus,
tegangan, jarak anoda-katoda, rasio dan bentuk anoda-katoda, temperatur, daya tembus (throwing power),
aditif, kontaminasi.Pada sel elektrolisis zat-zat dapat terurai sehingga terjadi perubahan massa.
Peruraian tersebut disebabkan oleh energy listrik yang diangkut oleh ion-ion yang bergerak di dalam larutan
elektrolit, atau karena adanya daya gerak listrik di dalam sel tersebut. Daya gerak listrik ini.
Merupakan perbedaan potensial standar electrode negatif (katode) dan potensial standar electrode positif
(anode). Perbedaan potensial standar ini biasanya disebabkan perbedaan bahan yang dipakai antara
anode dan katode, namun bisa juga bahan yang dipakai sama, tetapi konsentrasi larutan elektrofitnya
berbeda. Jenis yang terakhir ini disebut sel konsentrasi.Koefisien suhu dari potensial sel yakni dapat
digunakan untuk menentukan besaran-besaran termodinamika lain seperti Δ S dan Δ H (Mulyani.
Hal : 136)

D. Alat dan Bahan

• Power Supply
• Gelas kimia 100mL
• Termometer
• Statif dan klem
• Kaki tiga dan kassa
• Pembakar spirtus
• Multimeter; Kabel
• Stopwatch
• Neraca digital
• Korek api; Amplas
• Larutan CuSO4, 0,1M
• Elektroda C dan Cu
• Akuades
E. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah:

1. Bersihkan atau amplas elektroda dan timbang


2. Isi gelas kimia dengan 50 ml CuSO, 0,1M
3. Atur alat dan setting tegangan pada 3 Volt
4. Tempatkan gelas kimia elektroda (Cu sebagai katoda dan C sebagai anoda).
5. Panaskan larutan hingga suhu 30°C dan elektrolisis larutan selama 2 menit (simpan suhu konstan
pada 30°C selama elektrolisis), amati perubahannya
6. Perhatikan elektrolisis arus dan tegangan pada suhu 30°C
7. Setelah elektrolisis selesai, matikan catu daya. Keringkan elektroda lalu timbang electrode
8. Ulangi prosedur dengan menggunakan 50 ml. CuSO, 0,1M pada suhu 50°C dan 70°C

E. Daftar Pustaka

Arianto LS dan Mujiono.(2014). Meningkatkan Efektivitas Arang Bakau Pada Proses Karburising Padat

Baja Karbon Rendah Menggunakan Barium Karbonat. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 1. Jakarta : Erlangga

Milama, Burhanudin. (2014). Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: UIN P.IPA FITK-Press.

Mulyani,Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI.

Petrucci, Ralph H, dkk. (2011). Kimia dasar: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan

Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Sastroamidjojo, Hardjono. (2006). Kimia dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Trihandaru, Suryasatnya, dkk. (2012). Pemodelan dari pengukuran difusi.

Anda mungkin juga menyukai