Anda di halaman 1dari 106

PERILAKU MENYIMPANG JUDI ONLINE DI KALANGAN REMAJA

(Studi Kasus 7 Pengguna Situs Pragmatic play di Pandeglang, Banten)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

ENTOL AHMAD ICHWAN JAMIEL

NIM. 11181110000054

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PERILAKU MENYIMPANG JUDI ONLINE DI KALANGAN REMAJA

(Studi Kasus 7 Pengguna Situs Pragmatic play di Pandeglang, Banten)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Januari 2023

Entol Ahmad Ichwan Jamiel


NIM. 11181110000054

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

PERILAKU MENYIMPANG JUDI ONLINE DI KALANGAN REMAJA


(Studi Kasus 7 Pengguna Situs Pragmatic play di Pandeglang, Banten)
Oleh
Entol Ahmad Ichwan Jamiel
11181110000054
Telah dipertimbangkan dalam sidang ujian skripsi di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Kamis 12 Januari 2023.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial
(S. Sos) pada program studi Sosiologi.
Ciputat, 12 Januari 2023
Ketua Sidang Sekertaris

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Joharoul Jamilah, M.Si


NIP. 197609182003122003 NIP. 1968081619970302002

Penguji I Penguji II

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Bambang Ruswandi, M.Stat


NIP. 197609182003122003 NIP. 198310052015031001

Ketua Program Studi Sosiologi


FISIP UIN Jakarta

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si


NIP. 197609182003122003

iii
ABSTRAK

Permainan Judi Online pada situs Pragmatic Play merupakan salah satu
permainan judi online yang cukup terkenal, termasuk di kalangan remaja
Pandeglang, Banten. Pandeglang yang merupakan sebuah kota yang mendapatkan
julukan sebagai kota santri, yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai dan
norma-norma agama Islam, tetap saja terdapat para pelaku judi online. Penelitian
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab bagaimana perilaku menyimpang
judi online pada situs pragmatic play menjadi favorit di kalangan remaja, dan juga
bagaimana bentuk-bentuk netralisasi remaja terhadap aktivitas judi online di
kalangan remaja di Pandeglang, Banten dapat terjadi. Dalam mengumpulkan data,
peneliti memperoleh data primer melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Perilaku menyimpang judi online di kalangan remaja ini dibahas menggunakan
teori Netralisasi yang dipaparkan oleh David Matza dan Gresham Skyes.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua yang melakukan
penyimpangan dengan bermain judi online di situs pragmatic play melakukan
netralisasi atas perbuatannya, atau melakukan pembenaran. Alasan-alasan mereka
tetap melakukan permainan judi online meskipun mereka dengan sadar mengetahui
larangan dan aturan mengenai judi online cukup beragam, yang akhirnya terbagi ke
dalam 5 bentuk Netralisasi, yaitu Denial of Responsibility, Denial of Injury, Denial
of Victim, Condemnation of the Condemners, dan Appeal to Higher Loyalties.

Kata Kunci: Judi Online, Perilaku Menyimpang, Netralisasi

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, termasuk kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

PERILAKU MENYIMPANG JUDI ONLINE DI KALANGAN REMAJA

(Studi Kasus 7 Pengguna Situs Pragmatic play di Pandeglang, Banten).

Shalawat dan salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, serta umat-Nya hingga nanti sampai akhir

hayat.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penulisan skripsi ini, penulis

menyadari bahwasanya tidak akan berhasil jika tidak ada bimbingan, arahan,

bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini,

terutama kepada:

1. Allah SWT

2. Dr. Vinita Susanti, M. Si. selaku Dosen Pembimbing penulisan skripsi

ini yang sudah banyak sekali memberikan bantuan dan arahan, serta

selalu sabar dan ramah dalam memberikan bimbingan kepada penulis,

maafkan penulis jika setelah apa yang sudah banyak disampaikan dan

v
diarahkan ternyata masih juga terdapat banyak sekali kekurangan pada

penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis, Lc, M.A selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., dan Dr. Joharotul Jamilah, M.Si., selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya dosen program studi Sosiologi yang

sudah memberikan pengajaran dan ilmu perkuliahan selama 9 semester

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

7. Para narasumber yang sudah bersedia meluangkan waktu dan

informasinya untuk membantu proses penulisan skripsi ini.

8. Kedua Orang Tua tersayang yang mungkin tidak secara langsung

membantu dalam penulisan skripsi ini, tidak membantu secara teknis

dalam penulisan ini, namun yang selalu menyemangati dan

mengingatkan kalau semester depan jangan sampai bayar UKT lagi

karena mahal.

9. Keluarga besar dan sanak saudara terutama para orang tua yang selalu

menanyakan kapan-lulus-kapan-lulus kepada penulis, sehingga penulis

merasa tertekan walaupun akhirnya termotivasi juga.

vi
10. Teman-teman Sosiologi 2018 yang namanya tidak dapat saya sebutkan

satu persatu, yang sudah lulus lebih dulu sehingga membuat penulis

semakin tertekan dan termotivasi untuk segera menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Terima kasih juga sudah menjadi rekan belajar yang baik

selama masa perkuliahan berlangsung, walaupun setengah dari waktu

kita kuliah ternyata dilaksanakan secara daring.

11. Teman-teman dari server Iat Arab, Syahrul, Kiki, Onta, Alan, Egi, Arga,

Bagas, Abel, Faisal, dan raja-raja yang lainnya yang sudah selalu

menemani penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini, meskipun

kebanyakan berakhir dengan gibah dan mabar, tetapi tanpa kalian para

raja Iat Arab, penulis pasti kebingungan untuk meminta tolong

mengenai penulisan dan juga sumber-sumber penulisan.

12. Adrian Putra, Rival Nuriana, Arief YB, yang sudah memperkenalkan

dan memperlihatkan penulis kepada permainan judi online yang

akhirnya menginspirasi penulis untuk menjadikan hal tersebut sebagai

judul skripsi, terima kasih juga sudah membantu dalam pengerjaan

penulisan skripsi ini.

13. Faisal Rahman yang selalu siap membantu dalam hal penerjemahan

artikel dari bahasa Inggris, dan sudah memberikan penginapan untuk

penulis persiapan sidang, mantapp.

14. Maulana Hidayat S.T. yang sudah rela meminjamkan akun Shopee nya

untuk dapat membeli laptop dengan dalih supaya lebih semangat kuliah

dan mengerjakan skripsi.

vii
15. Teman-teman dan rekan-rekan sekalian yang sudah rela direpotkan oleh

penulis untuk mengakses repository untuk kebutuhan penulisan skripsi

ini.

16. Ageung Vapestore dan Vapers Mod All yang menjadi bagian dari

pelepas penat dan juga membantu penulis supaya tidak merasa stress

yang berkelanjutan.

17. Kedai-kedai kopi yang menjadi tempat penulis mengamati kegiatan

permainan judi online sekaligus menjadi tempat nongkrong dengan

dalih penelitian.

18. Perempuan setelah ibuku yang paling spesial yang selalu marah-marah,

bawel, ngomel, ngoceh, tapi tetap menyemangati penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih Yusifa Shafira Apriani

Semoga semua yang turut membantu penulis dalam proses pengerjaan

skripsi ini hingga selesai, mendapat balasan kebaikan yang berlimpah dan setimpal

dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Kritik dan saran akan selalu penulis terima dan dijadikan pembelajaran

untuk masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, Desember 2022

Entol Ahmad Ichwan Jamiel

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 1

B. Pertanyaan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

E. Kerangka Teoritis: Netralisasi...................................................................... 8

F. Metodologi Penelitian ................................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 19

BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................. 21

A. Judi Online dan Pragmatic play................................................................. 21

B. Remaja Pandeglang .................................................................................... 28

BAB III PERJUDIAN ONLINE ........................................................................... 30

A. Temuan....................................................................................................... 30

B. Penyebab Permainan Judi Online Menjadi Favorit Remaja Pandeglang ... 39

ix
C. Bentuk Netralisasi Para Remaja Pemain Judi Online Pragmatic play di
Pandeglang, Banten. .......................................................................................... 45

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 62

A. Kesimpulan ................................................................................................ 62

B. Saran........................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64

LAMPIRAN .......................................................................................................... xii

x
DAFTAR TABEL

Tabel I.1.Informan Pelaku Judi Online di Pandeglang, Banten ........................... 17

Tabel III.1.Jumlah Uang Yang Dikeluarkan Untuk Bermain Judi Online ............ 39

Tabel III.2.Denial of Responsibility...................................................................... 49

Tabel III.3.Denial of Injury ................................................................................... 52

Tabel III.4.Condemnation of the Condemners ..................................................... 56

Tabel III.5.Appeal to Higher Loyalties ................................................................ 61

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1.Contoh Permainan Slot Pragmatic Play............................................ 26

Gambar II.2.Kemudahan Mencari Situs Judi Online ............................................ 27

Gambar II.3.Ericko Lim Sebagai Wajah Iklan Situs Judi Online di YouTube ..... 28

Gambar III.1.Bermain Judi Online Pragmatic Play di Tempat Umum, Disaksikan

Oleh Teman-Temannya Yang Lain ...................................................................... 34

Gambar III.2.Contoh Formulir Pendaftaran Judi Online ...................................... 40

Gambar III.3.Rangkuman Kata Yang Sering Muncul Sebagai Faktor Bermain Judi

Online .................................................................................................................... 44

Gambar III.4.Word Cloud Denial of Responsibility ............................................. 51

Gambar III.5.Word Cloud Condemnation of the Condemners ............................. 55

Gambar III.6.Word Cloud Appeal to Higher Loyalties ........................................ 60

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah
Perkembangan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin canggih

(Cahyaningsih et al., 2019). Perkembangan teknologi tidak dapat dipungkiri

memang membawa banyak sekali hal baru bagi kehidupan masyarakat. Semakin

mudahnya akses internet, semakin berkembangnya internet membuat banyak

individu juga seolah “terpaksa” mengikuti perkembangan jaman ini. Hampir semua

hal sekarang ada hubungannya dengan internet, entah memang hanya tersedia di

internet, ataupun peralihan dari yang offline menjadi online. Misalnya jual-beli,

penawaran jasa, media sosial, bahkan bekerja dan belajar saat ini dilakukan secara

online.

Tentu saja, perkembangan teknologi dan internet membawa banyak

dampak, positif maupun negatif. Ada satu hal yang merupakan dampak positif

sekaligus dampak negatif dari kemajuan teknologi dan internet ini, yaitu

kemudahan. Dengan internet dan teknologi yang modern saat ini, semuanya dibuat

semudah mungkin dan sesederhana mungkin. Perkembangan teknologi

dimaksudkan supaya semua kalangan bisa menikmatinya, mulai dari anak kecil,

hingga lansia sekalipun. Karena kemudahan ini juga, hal-hal yang tadinya asing

terdengar di dunia online jadi lebih banyak dibicarakan, yaitu judi online.

Istilah online sendiri dalam bahasa Indonesia berarti dalam jaringan, atau

disingkat daring. Istilah daring berarti terhubung ke dalam jaringan internet,

terhubung dengan internet melalui gawai atau gadget, komputer, atau alat lainnya.

1
Dengan kemudahan akses internet dan juga perangkat untuk mengaksesnya,

ditambah dengan segalanya semakin tersedia di internet, hal ini mampu membuat

siapa saja semakin sering menggunakan teknologi internet. Namun hal ini juga

mampu menyebabkan seseorang menjadi terlalu sering dan akhirnya kecanduan

dalam menggunakan gawai serta internet. Gawai juga menyebabkan gangguan

sosial seperti gangguan interaksi sosial dengan lingkungan dan berkurangnya

kegiatan fisik akibat kecanduan gawai (Tarigan, 2018).

Dilansir dari laman Katadata.co.id, Indonesia menempati posisi keempat di

dunia dengan 160,23 juta pengguna smartphone. Pola atau gaya hidup masyarakat

yang sudah semakin dinamis menjadi faktor pemicu terjadinya faktor-faktor yang

mempengaruhi pola perilaku (Cahyaningsih et al., 2019), salah satunya adalah judi

online.

Menurut KBBI, istilah judi sendiri memiliki arti sebagai permainan dengan

memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan, sedangkan berjudi memiliki

arti mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan

berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang

lebih besar daripada jumlah uang atau harta semula. Perjudian adalah pertaruhan

dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap

bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada

peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian

yang tidak atau belum pasti hasilnya (Kartono, 2014).

Judi online berarti permainan judi yang dilakukan dengan media elektronik

dan dengan akses internet sebagai media penghubungnya. Pada dasarnya serupa,

2
namun karena menggunakan internet, para pelaku judi hanya memerlukan uang dan

perangkat elektroniknya seperti gawai atau komputer untuk mulai bermain judi.

Dirangkum dari situs eisourcebook.org, ada macam jenis permainan judi online

yang di internet, mulai dari judi tebak hasil pertandingan (biasanya pertandingan

sepak bola), judi poker (permainan kartu), mesin slot, dan lain sebagainya. Namun

pada penelitian kali ini, akan difokuskan pada permainan mesin slot yang

disediakan oleh situs pragmatic play.

Pragmatic play merupakan perusahaan slot online yang paling populer se

asia menurut perangkingan laman web athenaeumhousehotel.com. Perusahaan

yang berbasis di Gibraltar, Inggris ini menyediakan lebih dari 500 game terbaru dan

terupdate. Selain itu menurut pengakuan beberapa situs penyedia judi online

ataupun blog yang berkaitan dengan judi online, mengatakan bahwa permainan dari

pragmatic play sering memberikan keuntungan yang sangat besar, sehingga banyak

diminati oleh para penggemarnya. Penelitian kali ini hendak mengungkapkan

bagaimana sebenarnya permainan judi online di Pandeglang ini bisa terjadi,

khususnya pada permainan judi slot yang disediakan oleh pragmatic play.

Pandeglang merupakan sebuah kabupaten/kota yang menjadi bagian dari

provinsi Banten. Pandeglang menjadi salah satu tempat yang dikenal dengan

sebutan Kota Santri, seribu santri dan seribu Kiyai. Istilah ini didapat karena sejak

dulu banyak terdapat pesantren tradisional yang bahkan hingga kini masih ada dan

masih dijalankan aktivitas di dalamnya. Seiring perkembangan jaman, pesantren

modern juga mulai didirikan di Pandeglang, membuat jumlah pelajar pesantren atau

yang kerap disebut santri juga jumlahnya bertambah banyak. Akan tetapi dengan

3
julukan seperti itu, ternyata terdapat perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat

Pandeglang, salah satunya berjudi online. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten 2014)

Akhir-akhir ini, penulis mengamati banyak sekali yang bermain judi online

mulai dari kalangan remaja, hingga dewasa di Pandeglang. Yang menarik adalah

para pemain judi online ini menggunakan situs pragmatic play untuk bermain judi,

dengan kemasan seolah-olah tidak sedang bermain judi.

B. Pertanyaan Masalah
1. Bagaimana perilaku menyimpang judi online pada situs pragmatic play

menjadi favorit di kalangan remaja di Pandeglang, Banten?

2. Bagaimana bentuk-bentuk netralisasi remaja terhadap aktivitas judi online

dengan situs pragmatic play di kalangan remaja di Pandeglang, Banten?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan judi online pada

situs pragmatic play di kalangan remaja Pandeglang, Banten menjadi digemari, dan

juga melihat bentuk-bentuk netralisasi remaja terhadap aktivitas perilaku

menyimpang judi online pada situs pragmatic play.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru

mengenai bentuk-bentuk netralisasi pada perilaku menyimpang judi online

pada situs pragmatic play di kalangan remaja, serta diharapkan penelitian

4
ini mampu membantu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada

bidang sosiologi perilaku menyimpang.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai pengalaman

yang berharga dalam upaya peningkatan kemampuan penulis dalam

mengembangkan ilmu khususnya pada bidang penelitian sosial.

2) Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

bahan pembelajaran dan bacaan yang berguna.

3) Bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai literatur dan acuan penelitian selanjutnya,

khususnya tentang perilaku menyimpang, judi online, dan perilaku

netralisasi.

D. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini menggunakan enam penelitian terdahulu sebagai acuan, dan

semua literatur yang digunakan merupakan penelitian tentang perjudian online.

masing-masing literatur memiliki persamaan dan perbedaan di dalam

penelitiannya.

Skripsi yang berjudul Neutralization Theory dalam Perilaku Berjudi di

kalangan Remaja Usia Sekolah Menengah Atas oleh Rismunandar (2010)

menjelaskan tentang bagaimana teori netralisasi digunakan untuk melihat perilaku

yang dilakukan oleh para remaja yang melakukan permainan judi. Teori ini sangat

menarik karena mampu membedakan macam-macam bentuk dari pembelaan atau

penetralan atas perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh para remaja yang

5
diteliti. Penelitian ini berfokus pada bagaimana para remaja berusaha menetralkan

perbuatannya, bagaimana para remaja berusaha mengelak dan membuat alasan

sehingga perbuatannya seolah-olah bukanlah merupakan sebuah kesalahan. Teori

yang digunakan merupakan teori Netralisasi yang dikemukakan oleh Skyes dan

Matza. Peneliti menggunakan literatur oleh Rismunandar (2010) sebagai acuan

utama karena sama-sama menggunakan teori Netralisasi. Namun penelitian

Rismunandar (2010) merupakan penelitian pada bidang kajian kriminologi, hal

tersebut merupakan kekosongan yang hendak peneliti isi yaitu membuktikan teori

netralisasi pada kajian bidang Sosiologi Perilaku Menyimpang. Selain itu, pada

penelitian ini juga tidak terlalu mendalam menjelaskan mengenai teknis permainan

judi online serta faktor-faktor seseorang bermain judi online secara mendalam.

Penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2017) yang berjudul Perjudian

online di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta membahas tentang jenis-jenis

permainan judi online, faktor para mahasiswa bermain judi online, serta dampak

yang ditimbulkan akibat bermain judi online. Teori yang digunakan adalah teori

Interaksi Sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, yang menggambarkan bahwa

pelaku permainan judi online disebabkan oleh adanya aktivitas sosial sebagai

bentuk umum dari proses sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya

dengan didasarkan motif tindakan-tindakan sosial. Penelitian Rasyid (2017) cocok

sebagai literatur yang peneliti gunakan karena membahas hal-hal yang berkaitan

dengan pertanyaan penelitian yang hendak diteliti, yaitu perihal bagaimana

permainan judi online menjadi favorit, peneliti merasa dapat berangkat dengan hasil

penelitian Rasyid (2017) sebagai hipotesis sederhana dan sebagai gambaran dalam

6
proses penelitian. Namun penelitian ini lebih banyak membahas mengenai faktor

dari bermain judi online serta dampak dari permainan tersebut, tidak membahas

mendalam mengenai sistem permainan judi online tersebut. Untuk itu peneliti akan

melengkapi kekosongan penelitian tersebut dengan lebih banyak membahas

mengenai teknis perjudian online karena berkaitan dengan faktor yang mendorong

seseorang bermain judi online.

Empat literatur lainnya adalah Makna Judi Online bagi Remaja di Kota

Surabaya oleh Suhada (2017) yang membahas tentang pilihan rasional para remaja

yang memutuskan bermain judi online, Fenomena Judi Poker Online di Kalangan

Mahasiswa Universitas Riau oleh Apriansyah (2018) yang lebih membahas tentang

dampak dari permainan judi online di kalangan mahasiswa Universitas Riau, Sikap

Remaja terhadap Dampak Negatif Kebiasaan Bermain Judi Online di RT 05

Lingkungan 003 Kedaton oleh Aldyanto (2013) yang berfokus pada aspek moral

dan hukum terkait judi online, dan Judi Sepak Bola Online di Kalangan Mahasiswa

Universitas Riau oleh Putra (2017) yang memfokuskan penelitiannya pada faktor

terjadinya perjudian sepak bola online di kalangan mahasiswa Universitas Riau.

Keempat literatur ini memiliki kesamaan yaitu semuanya membahas tentang

permainan judi online di kalangan remaja, membahas mengenai dampak yang

ditimbulkan akibat permainan judi online, serta faktor-faktor yang mempengaruhi

seseorang bermain judi online. keempatnya juga akan digunakan sebagai acuan

tambahan untuk peneliti sehingga bisa mendapatkan gambaran khususnya terkait

permainan judi online di kalangan remaja dan faktor para remaja melakukan

permainan judi online.

7
Keempat literatur tersebut sama-sama memiliki kekurangan pada

pendalaman mengenai teknis permainan judi online yang peneliti anggap hal

tersebut justru menjadi salah satu faktor utama penyebab permainan judi online.

Selanjutnya, dari semua penelitian terdahulu yang sudah disebutkan tidak ada

satupun yang spesifik membahas perihal perjudian online yang dikaitkan dengan

kondisi daerah sebagai subjek penelitian khususnya daerah yang memiliki

karakteristik yang bertolak belakang dengan fokus penelitian ini yaitu tentang

permainan judi online. Lalu memang masih sedikit sekali penelitian yang

membahas terkait teori Netralisasi yang dikaitkan dengan bidang sosiologi. Karena

kekosongan-kekosongan tersebut peneliti berusaha melengkapinya melalui

penelitian ini.

E. Kerangka Teoritis: Netralisasi


Pada penelitian ini, penulis memutuskan untuk menggunakan teori yang

dinamakan Teori Netralisasi yang digagaskan oleh David Matza dan Gresham

Skyes, yang selanjutnya akan disebut Matza dan Skyes. Teori ini akan digunakan

untuk menganalisis perilaku menyimpang, khususnya dalam hal ini adalah perilaku

judi online di kalangan remaja. Teori netralisasi banyak digunakan dalam

penelitian-penelitian atau kajian di ranah kriminologi, akan tetapi teori ini juga

termasuk kedalam teori sosiologi. Perbedaan yang jelas terlihat antara penelitian

studi kriminologi dan studi sosiologi yang sama-sama menggunakan teori

netralisasi adalah pada fokus penelitiannya, untuk itu penulis menggunakan istilah

perilaku menyimpang pada penelitian ini. Perbedaannya dengan kajian ranah

8
hukum atau ranah kriminologi adalah, pada studi sosiologi tidak mengaitkan

dengan hukum pidana, melainkan dengan acuan norma-norma yang ada di

masyarakat. Smelser (1983) berpendapat bahwa perilaku menyimpang tidak dapat

didefinisikan secara mutlak karena adanya norma yang berbeda-beda di antara

masyarakat yang satu dengan yang lain. Karena dalam suatu kejadian atau perilaku

menyimpang, faktor yang dianalisis bukan hanya faktor dari diri pelaku, melainkan

juga faktor lain seperti lingkungan, sosial, dan lainnya. Faktor lain ini yang

merupakan pembeda antara penelitian kriminologi dan sosiologi.

Teori Netralisasi dikembangkan oleh David Matza dan Gresham Skyes pada

tahun 1957. Teori ini dikembangkan untuk melihat perspektif yang berbeda untuk

menjelaskan mengapa seseorang melakukan penyimpangan. Teori netralisasi

(neutralization theory) atau dikenal juga dengan nama drift theory berasumsi bahwa

seseorang merasa terikat dengan suatu kewajiban moral yang melekat dengan

hukum, dan ini berlangsung sepanjang waktu sehingga setiap orang sadar kalau

setiap perbuatannya haruslah sesuai dengan hukum atau aturan atau norma yang

ada. Apabila seseorang melepas ikatan tersebut dalam artian melakukan tindakan

yang tidak sesuai dengan hukum, norma, dan aturan, maka disebut penyimpangan

atau perilaku menyimpang. Menurut Skyes dan Matza, seharusnya apabila sudah

ada aturan yang bersifat mengikat, setiap orang merasa terikat dan patuh terhadap

aturan, tetapi yang terjadi adalah banyak orang yang melakukan penyimpangan, ini

disebabkan karena para penyimpang atau delinquent/deviant melakukan proses

belajar atau mempelajari “teknik” yang memungkinkan mereka untuk menetralisir

nilai-nilai dan sikap secara temporer dan keluar masuk diantara perilaku yang sah

9
dan tidak sah secara bergantian (Pardede, 2009). Artinya, netralisasi disini adalah

perbuatan atau hal yang dilakukan oleh seseorang untuk menetralisir aturan yang

ada, sehingga dirinya menganggap bahwa ia tidak melakukan penyimpangan.

Teknik netralisasi menunjukan bahwa penyimpang mengembangkan

serangkaian justifikasi spesial bagi perilaku mereka pada saat perilaku mereka

berlawanan arah dengan norma-norma sosial (Pardede, 2009). Dari Collin Z.

Barnes (2007), teknik netralisasi ini mereka gunakan untuk membuat diri mereka

seolah tidak melakukan kesalahan, dengan cara menetralisasi perbuatan mereka,

maka Matza dan Skyes mengembangkan lima bentuk netralisasi, yaitu:

1. Denial of responsibility (Menyangkal atas tanggung jawab)

Pelaku memaksa atau menyatakan bahwa perilaku yang menyimpang yang

ia lakukan adalah bukan merupakan kesalahan mereka, melainkan salah orang lain,

atau karena kejadian yang dialaminya, maka ia melakukan hal tersebut. Misalnya

seorang anak berperilaku menyimpang karena menyalahkan orang tuanya yang

bercerai, atau karena dirinya broken home.

2. Denial of injury (Menyangkal atas luka-luka yang ditimbulkan)

Alasan ini digunakan untuk menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan

tidak merugikan dan menyakiti siapapun, sehingga ia merasa tindakannya boleh ia

lakukan selama tidak merugikan siapapun.

3. Denial of the victim (Menyangkal menjadi korban)

Pelaku merasa bahwa perilaku menyimpang yang dilakukannya itu justru

karena pelaku merupakan korban, bukan sebagai pelaku penyimpangan. Misalnya

10
pada permainan judi online, mereka justu menyalahkan judi onlinenya itu sendiri,

mereka bermain judi online karena judi online itu ada.

4. Condemnation of the comdemners (Penghukuman terhadap tersangka)

Alasan berupa tindakan ini juga tidak hanya dilakukan oleh pelaku,

melainkan orang lain juga melakukan hal tersebut atau melakukan penyimpangan

juga, jadi ia tidak merasa bersalah sebab orang lain juga melakukan hal tersebut.

5. Appeal to higher loyalities (menunjukan kesetiaan yang tinggi)

Mereka melakukan penyimpangan beralasan demi tercapainya suatu tujuan

tertentu pada kelompoknya. (Barnes, 2007).

Pada intinya, teori netralisasi memuat alasan-alasan yang dilakukan oleh

pelaku penyimpangan untuk menetralkan perbuatannya seolah ia tidak sedang

melakukan perbuatan yang menyimpang.

Menurut Robert M. Z. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua

tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari mereka ayng berwenang dalam sistem itu untuk

memperbaiki perilaku menyimpang. Menurut James W. Ban Der Zanden, perilaku

menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal

yang tercela dan diluar batas toleransi (Pratiwi, 2020).

Seseorang dapat dikatakan berperilaku menyimpang apabila orang tersebut

melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.

Misalnya, seseorang yang berada di kelompok yang semuanya adalah perokok

aktif, lalu orang ini memilih untuk tidak merokok sama sekali, maka ia dapat

dikategorikan sebagai penyimpang, karena ia menyimpang dari “norma” yang ada

11
di kelompoknya tersebut, hanya pada kelompok tersebut ia dikatakan menyimpang.

Dalam arti, perilaku menyimpang belum tentu merupakan sesuatu yang bermakna

negatif, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat perilaku tersebut. Hal ini

juga yang membedakan antara kajian sosiologi dengan kajian ilmu hukum atau

kriminologi terkait perilaku menyimpang.

F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang

berasal dari hasil hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi pribadi. Penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kegiatan judi online pada situs

pragmatic play di kalangan remaja Pandeglang, Banten menjadi kegemaran, dan

juga menganalisis bentuk-bentuk netralisasi remaja terhadap aktivitas perilaku

menyimpang judi online pada situs pragmatic play secara rinci dan tuntas.

Metode analisis kualitatif adalah teknik pengolahan data kualitatif (kata-

kata) yang dilakukan dalam rangka mendeskripsikan atau membahas hasil

penelitian dengan pendekatan analisis konseptual dan analisis teoritik (Wekke,

2019). Menurut Danim (2002), penelitian kualitatif percaya bahwa kebenaran itu

adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-

orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka. Penelitian kualitatif

ditujukan untuk memahami fenomena sosial. Menurut Moleong (2002), penelitian

kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan

12
lainnya secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. Dengan begitu, penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami suatu

fenomena sosial menurut sudut pandang informan, karena sumber informasi yang

paling banyak didapatkan dari pengalaman langsung informan atau objek

penelitian.

Menurut Punaji Setyosari (2010), penelitian deskriptif pada metode

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, atau segala sesuatu yang terkait

dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun

dengan kata-kata. Tujuan dari digunakannya penelitian deskriptif adalah untuk

menggambarkan fenomena judi online pada kalangan remaja di Pandeglang,

Banten. Dengan menggunakan metode penelitian ini, penulis mampu mendapatkan

informasi mengenai fenomena judi online di pada kalangan remaja di Pandeglang,

Banten.

Alasan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif adalah

karena metode penelitian ini dirasa tepat untuk memperoleh data yang bersifat

fokus dan mendalam melalui wawancara. Penulis akan mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya dari narasumber terkait permainan judi online khususnya pada

situs pragmatic play, dan apa yang melatarbelakangi mereka bermain permainan

judi tersebut. Penulis hendak berfokus pada fenomena yang terjadi secara alamiah,

bukan dalam kondisi terkendali, laboratoris, atau eksperimen. Penelitian kali ini

memerlukan penulis untuk turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-

13
data penelitian dari objek penelitian, sehingga penelitian ini dapat dideskripsikan

dengan jelas dan sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat.

2. Metode Pengumpulan Data

Terkait data, peneliti akan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung dari objek penelitian, dalam

hal ini adalah mereka para remaja pengguna situs pragmatic play yang bermain judi

online. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder berupa penelitian-

penelitian sebelumnya, data dari lembaga-lembaga, bacaan-bacaan, berita-berita,

dan laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun cara untuk

memperoleh data primer, peneliti melakukan hal sebagai berikut:

a. Wawancara

Metode ini merupakan metode utama yang peneliti gunakan untuk

penelitian ini. Wawancara atau interview bertujuan untuk menggali informasi

sebanyak-banyaknya dari narasumber. Metode wawancara mencakup cara yang

dipergunakan kalau seseorang mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari seorang responden (Koentjaraningrat, 1986). Menurut Arikunto

(1993), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari narasumber. Untuk melakukan wawancara, diperlukan

sebuah alat bantu yang disebut panduan wawancara, yaitu sebuah alat bantu berupa

pertanyaan-pertanyaan bantuan untuk melakukan tanya jawab (Nazir, 1988).

Metode wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang

bersifat mendalam, untuk mendapatkan jawaban yang terfokus dari pertanyaan

penelitian yang peneliti tanyakan.

14
b. Observasi

Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi langsung. Observasi

atau pengamatan merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting.

Menurut Nawawi (1991), metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik ini

digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari wawancara dengan

narasumber. Peneliti bergabung bersama objek penelitian, dan mengamati secara

langsung bagaimana proses mereka bermain permainan judi online tersebut sambil

berusaha memperoleh data secara langsung. Observasi dilakukan pada bulan Maret

hingga Oktober tahun 2022, dengan cara ikut serta bersama para pemain judi online

di tempat-tempat yang biasa dijadikan tongkrongan dan tempat bermain judi online.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, agenda, dan sebagainya (Asyari, 1983). Dokumentasi ini menjadi penting,

untuk menunjang keabsahan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini.

Dokumentasi ini bisa berupa gambaran lokasi penelitian, para pelaku, alat yang

digunakan, struk pembayaran, catatan, atau apapun yang ada hubungannya dengan

penelitian ini, dalam hal ini berarti yang berhubungan dengan fenomena judi online

di kalangan remaja Pandeglang, Banten.

3. Strategi Penentuan Informan

Menurut The Health Resources Sercives Administrations Guidelines

Amerika Serikat, rentang usia remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal

15
(11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-24 tahun)

(Fatimatuzzahroh, 2017). Mengacu kepada pengertian tersebut, peneliti

menggunakan kriteria objek penelitian yaitu; remaja dengan rentang usia 18 sampai

24 tahun atau termasuk kedalam tingkatan remaja akhir, berdomisili di Pandeglang,

Banten, dan sudah pernah melakukan atau bermain judi online pada situs pragmatic

play setidaknya 3x (tiga kali) permainan. Alasan dari dibuatnya kriteria tersebut

supaya data yang didapatkan lebih spesifik dan lebih terfokus pada tujuan penelitian

ini.

Metode snowball sampling atau sampel rujukan berantai digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informan, yaitu dimana peneliti sejak awal memiliki

dua target informan, lalu peneliti menggali informasi dari informan terkait calon

narasumber selanjutnya yang termasuk ke dalam kriteria penelitian, yang pada

akhirnya didapatkan sejumlah 7 orang informan yang termasuk ke dalam kriteria

penelitian. Wawancara dilakukan pada 7 informan rata-rata berdurasi 10-15 menit.

Wawancara dilakukan secara langsung bertemu dengan informan. Semua informan

yang didapatkan berdomisili di Pandeglang, Banten. Semua informan juga berjenis

kelamin laki-laki. Dari 7 informan, 4 diantaranya berstatus sebagai mahasiswa, dan

yang lainnya adalah antara lain pegawai pembangunan, pegawai magang, perawat,

dan pengusaha UMKM. Pendapatan informan berkisar antara 1-6 juta perbulannya.

Semua nama informan merupakan nama yang sudah disamarkan. Untuk detail dari

para informan disajikan dalam tabel I.1 berikut.

Tabel I.1. Informan Pelaku Judi Online di Pandeglang, Banten

16
No Nama Jenis Usia Pekerjaan Pendapatan Tanggal

Kelamin per Bulan Wawancara

1 Abah Laki-laki 23 Mahasiswa/Pemusik 3 Juta 3 November

Tahun 2022

2 Budi Laki-laki 20 Pegawai 5 Juta 3 November

Tahun Pembangunan 2022

3 Cepi Laki-laki 23 Mahasiswa 1,5 Juta 6 November

Tahun 2022

4 Deden Laki-laki 23 Mahasiswa/Pegawai 1,5 Juta 6 November

Tahun Magang 2022

5 Erwin Laki-laki 22 Perawat 6 Juta 6 November

Tahun 2022

6 Fajar Laki-laki 18 Mahasiswa 1,2 Juta 7 November

Tahun 2022

7 Galuh Laki-laki 19 Lulusan 1 Juta 7 November

Tahun SMA/UMKM 2022

4. Analisis Data Kualitatif

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan uraian dasar (Moleong,

2001). Definisi ini memberi gambaran tentang pentingnya kedudukan analisis data

yang dilihat dari segi tujuan penelitian. Dasarnya penelitian kualitatif adalah

menemukan teori dari data.

17
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif-

kualitatif, yaitu teknik yang digunakan untuk menggambarkan, menyebutkan,

melukiskan, atau menguraikan data yang bersifat kualitatif yang telah diperoleh dari

metode pengumpulan data, dengan menghasilkan bentuk data deskriptif. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahapan yang

diterangkan oleh Burhan Bungin (2001: 70), yaitu;

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan

dokumentasi langsung di lapangan. Data yang sudah terkumpul selanjutnya akan

direduksi atau disortir.

b. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan data, pemusatan perhatian,

penyederhanaan, dari sekumpulan data yang masih mentah atau kasar yang

didapatkan dari penelitian di lapangan. Misalnya, dengan membuat ringkasan,

koding, menggabungkan sesuai tema, mengelompokkan, dan sebagainya dengan

maksud memilah mana data yang memang akan diteliti lebih lanjut, mana yang

tidak digunakan.

c. Display Data

Menampilkan data dalam bentuk informasi yang sudah tersusun, yang

memungkinkan ditarik kesimpulan atau tindakan dari data yang sudah tersusun.

Tampilan data ini dapat berupa teks naratif, bisa juga berbentuk diagram, tabel,

bagan, atau matrik.

18
d. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclusion Drawing and

Verification)

Tahap akhir dari analisis data, yaitu menarik kesimpulan dari semua data

yang sudah diolah, menemukan makna data yang telah disajikan.

G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun ke dalam empat bab, yaitu

dengan penyusunan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari pernyataan masalah,

pertanyaan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teoritis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II GAMBARAN UMUM

Bab kedua merupakan gambaran umum tentang objek penelitian, latar

belakang judi online, situs pragmatic play, dan juga pemuda di pandeglang, banten

yang bermain judi online.

3. BAB III PERJUDIAN ONLINE

Bab ketiga merupakan pembahasan dari hasil penelitian, menjawab dua

pertanyaan penelitian yaitu bagaimana bentuk-bentuk netralisasi para pemuda di

pandeglang, banten yang bermain judi online situs pragmatic play, dan juga

bagaimana permainan judi online tersebut dikatakan menjadi favorit bagi para

penggunanya yaitu pemuda di pandeglang, banten.

4. BAB IV PENUTUP

19
Bab empat sekaligus menjadi bab terakhir berisi kesimpulan dari hasil dan

temuan penelitian, serta penutup yang meliputi saran dan masukan untuk berbagai

pihak yang terkait dengan penelitian ini. Dilanjutkan dengan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran penelitian.

20
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Judi Online dan Pragmatic play


1. Judi Online

Judi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permainan yang

menggunakan uang sebagai taruhan (Sugono, 2008, p. 644). Berdasarkan

pengertian tersebut, berarti setiap permainan yang terdapat taruhan di dalamnya,

termasuk kedalam judi. Perjudian menurut Kartini Kartono adalah pertaruhan

dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap

bernilai dengan menyadari adanya risiko dan harapan tertentu pada peristiwa-

peristiwa, permainan pertandingan, perlombaan, dan kejadian yang tidak atau

belum pasti hasilnya (Burlian, 2016, p. 144). Sementara Robert Carson & James

Butcher (1992) dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life,

mendefinisikan perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau

kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang

besar (Saputra, 2022). Menurut Stephen Lea dalam buku The Individual in the

Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987), judi adalah suatu kondisi

dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala yang

mengandung resiko (Siregar, 2017). Namun tidak semua kejadian yang

mengandung resiko adalah perbuatan judi. Perjudian merupakan salah satu

penyimpangan sosial dan penyimpangan hukum yang melanggar norma-norma

baik itu norma hukum, agama, dan kesusilaan.

21
Istilah judi sudah bukan merupakan hal yang asing didengar oleh

masyarakat Indonesia, karena memang istilah judi muncul sudah lama sekali di

Indonesia. Judi dalam bentuk lotre sudah ada sejak tahun 1960-an yang zaman itu

lebih dikenal dengan nama lotre buntut (Mastono, 2013). Dalam perspektif hukum,

perjudian diatur dalam pasal 1 UU No.7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian,

dan dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian termasuk sebagai tindak

kejahatan. Tidak bisa dipungkiri bahwa perjudian memang tidak bisa lepas dari

masyarakat Indonesia. Bahkan bentuk perjudian sederhana yang lumrah ditemui di

warung kelontong atau pada jajanan siswa sekolah dasar, yang sebetulnya termasuk

dalam judi, namun dianggap biasa dan dinetralkan bentuk perjudiannya, sehingga

pada akhirnya secara tidak langsung, perjudian memang sangat dekat

keberadaannya dengan masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan perkembangan

teknologi yang menjadikan internet menjadi hal penting bagi setiap orang.

Perkembangan teknologi saat ini juga akhirnya membawa hal-hal yang

“klasik” menjadi digital, menjadi tersedia dalam versi digitalnya, termasuk aktivitas

perjudian yang saat ini sudah bisa dilakukan melalui gawai setiap orang. Jika dahulu

setiap orang yang berjudi umumnya bertemu secara langsung dengan tatap muka,

sekarang kondisinya berbeda. Judi tidak perlu dilakukan langsung tatap muka

bahkan sekarang sistem perjudian bersifat global (Susanti, 2021). Istilah judi online

di Indonesia juga saat ini sudah tidak asing lagi dan semakin populer di kalangan

masyarakat. Hal ini terjadi karena memang saat ini promosi mengenai situs-situs

judi online saat ini bahkan sudah terang-terangan dilakukan melalui media sosial

22
yang banyak digunakan seperti melalui pesan WhatsApp, pesan SMS, Facebook,

Instagram, TikTok, dan Twitter.

Di tahun 2015, setidaknya 360 situs judi online diblokir oleh Bareskrim

yang bekerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Susanti,

2021). Berselang 7 tahun kemudian pada tahun 2022, Kementrian Kominfo merilis

pemutusan akses terhadap 118.320 konten perjudian online, mulai dari Januari,

hingga 22 Agustus 2022 (Husna, 2022). Hal tersebut merupakan bagian dari

konsekuensi perkembangan teknologi yang semakin hari semakin memudahkan

manusia untuk melakukan sesuatu, termasuk melakukan judi online.

Judi online adalah kegiatan judi yang dilakukan secara digital, yang semua

kegiatannya dilakukan menggunakan internet. sebetulnya, permainan-permainan

judi online adalah bentuk perjudian yang dibuat versi digitalnya, namun skema

perjudiannya kurang-lebih tetap sama. Terdapat 4 macam permainan judi online

yang populer di Indonesia (Leonard, 2022), yaitu;

1. Poker Online

2. Perjudian Sepak Bola

3. Togel Online

4. Casino Online

Poker online merupakan permaian kartu, yang didalamnya terdapat

berbagai jenis permainan kartu, seperti Texas Hold’em, Gaple, dan lainnya.

Kemudian perjudian sepak bola berarti bertaruh untuk kemenangan tim tertentu,

atau terdapat juga tebak skor yang mempertaruhkan uang juga. Selanjutnya ada

Togel Online yaitu pemain Togel membeli sebuah angka yang dipertaruhkan oleh

23
penyedia togel online, yang nantinya akan diundi. Yang terakhir Casino Online,

dimana di dalamnya berisi berbagai macam permainan, salah satunya adalah Judi

Slot Online. Judi slot sendiri merupakan salah satu permainan yang cara

memainkannya hanya perlu menarik satu tuas pada mesin slot. Bahkan mesin slot

menjadi permainan yang popular di kasino hingga 70% penghasilan kasino

didapatkan melalui mesin slot (Saputra, 2022).

2. Aturan Mengenai Perjudian di Indonesia

Dilansir dari laman kominfo.go.id, hukum judi di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, juga mengenai

judi online diatur dalam Pasal 27 ayat 2 jo. Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang ITE,

yang mengancam pihak yang secara sengaja mendistribusikan atau membuat dapat

diaksesnya judi online, dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda

paling banyak 1 miliar rupiah. Pasal 303 bis KUHP turut mengancam para pemain

judi dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda pidana paling

banyak 10 juta rupiah.

Selain aturan negara, dalam Islam disebutkan bahwa segala bentuk

perjudian adalah Haram. Seperti yang terdapat dalam Qur’an Surah Al-Maidah

Ayat 90 yang artinya :

"Sesungguhnya (minuman) khamar (arak/memabukkan), berjudi (berkurban untuk)

berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk

perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan." (QS al-Maidah: 90) (Nashrullah, 2020).

24
3. Pragmatic play

Pragmatic play merupakan salah satu penyedia jasa judi online berbasis Slot

yang sangat populer di kalangan remaja. Perusahaan yang berbasis di Gibraltar,

Inggris ini menyediakan lebih dari 500 game terbaru dan terupdate. Bila

diibaratkan, situs-situs judi online yang banyak beredar di Indonesia mirip seperti

tempat bermain permainan arcade yang terdapat di pusat perbelanjaan seperti Time

Zone yang terdapat banyak sekali macam mesin permainan di dalamnya, Pragmatic

play merupakan penyedia yang menyediakan permainan berbasis slot yang dimuat

dalam situs-situs permainan judi online. Dalam laman web pragmaticplay.com,

disebutkan bahwa Pragmatic play adalah penyedia kasino digital yang sifatnya

B2B (Brand to Brand). Dengan kata lain, setiap situs judi online yang ingin memuat

permainan slot dari Pragmatic play, harus mempunyai kerja sama dengan

perusahaan Pragmatic play.

Pragmatic play sendiri mempunyai ciri khas yaitu tampilannya yang

menarik perhatian, dan cukup mudah untuk dimainkan.

25
Gambar II.1.Contoh Permainan Slot Pragmatic play

Sumber: Laman web pragmaticplay.com

Seperti pada gambar di atas, salah satu permainan dari Pragmatic play

menampilkan gambar buah-buahan dan juga permen yang memiliki banyak warna,

yang menarik perhatian. Cara memainkannya sama seperti memainkan mesin slot

konvensional yang ada di kasino-kasino, yaitu hanya dengan menekan satu tombol,

lalu mesin slot akan berputar menampilkan gambar, dan dengan kondisi tertentu

dapat memberikan keuntungan. Selain pengoperasiannya mudah, permainan ini

sudah menggunakan terjemahan Bahasa Indonesia dalam tampilan antarmukanya.

Kemudahan memainkan judi slot bukan hanya sebatas mudah dalam

memainkannya, tetapi juga mudah untuk menemukan situs yang menyediakan

permainan judi online. Meskipun pemerintah mengaku sudah memblokir banyak

sekali situs judi online di Indonesia, pada kenyataannya situs-situs judi online tidak

mudah hilang begitu saja. Menurut Johnny G. Plate selaku Mentri Komunikasi dan

Informatika Indonesia pada laman Republika.co.id, Kominfo telah melakukan

26
pemblokiran terhadap lebih dari 560 ribu situs judi online (Saputri, 2022). Sangat

mudah untuk menemukan situs judi online hanya melalui pencarian Google. Selain

itu, hampir semua situs judi online yang dijumpai menawarkan kemudahan dalam

mendaftarkan diri sebagai pemain judi online. Pemain hanya diminta mengisi nama,

nomor telpon, dan nomor rekening bank yang hendak digunakan dalam bertransaksi

nantinya.

Gambar II.2.Kemudahan Mencari Situs Judi Online

Sumber: Pencarian Google

27
Sosial media juga dijadikan sebagai media promosi situs-situs judi online.

Biasanya, situs-situs judi online membayar seseorang yang terkenal untuk bermain

judi online, sehingga orang yang melihatnya ikut tertarik untuk bermain di situs

tersebut, dan juga yang dimainkan adalah permainan yang disediakan oleh

Pragmatic play, salah satunya adalah Ericko Lim, seorang Youtuber yang terkenal

di kalangan anak muda.

Gambar II.3.Ericko Lim sebagai wajah iklan situs judi online di YouTube

Sumber: YouTube

B. Remaja Pandeglang
1. Remaja

Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan

masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional

(Aldyano et al., 2013). Menurut WHO (World Helath Organization), remaja

merupakan periode usia 10 sampai 19 tahun. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-

Bangsa) usia remaja berada dikisaran usia 15 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut

The Health Resources Sercives Administrations Guidelines Amerika Serikat,

rentang usia remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun),

remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-24 tahun) (Fatimatuzzahroh,

28
2017). Dalam masa remaja, mereka selalu diliputi rasa ingin tahu dan sering

mencoba-coba sesuatu yang berlum mereka ketahui yang pada akhirnya

menentukan identitas diri mereka (Rismunandar, 2010). Dalam skripsi ini, remaja

yang dimaksud adalah individu yang berusia 18 sampai 23 tahun atau disebut juga

remaja tahap akhir.

2. Remaja Pandeglang

Kabupaten Pandeglang dijuluki sebagai kota santri atau kota seribu ulama.

Hal tersebut dapat dikatakan karena di Kabupaten Pandeglang terdapat banyak

sekali pondok pesantren. Menurut Humas Departemen Agama Pandeglang, pondok

pesantren yang ada di pandeglang meliputi dua kategori pesantren, yaitu pesantren

modern yang mengajarkan ilmu agama akan tetapi juga mengajarkan ilmu

pendidikan formal, lalu kategori pesantren salafi yaitu pondok pesantren yang

hanya mengajarkan pendidikan agama kepada santri atau muridnya (Rahmawati et

al., 2020). Menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS), per tahun 2021 jumlah

penduduk di Pandeglang berjumlah 1.233.314 jiwa, dengan jumlah penduduk

rentang usia 15-24 tahun berjumlah 184.558 jiwa. Dari jumlah penduduk usia

remaja tersebut, walaupun terbilang kecil hanya sekitar 6,7% dari total penduduk

Pandeglang, tidak sulit untuk menemukan penduduk usia remaja di Pandeglang.

Biasanya, para remaja sering kali berada di tempat-tempat seperti kedai kopi, alun-

alun, dan lain-lain. Selain itu, masyarakat Pandeglang juga hampir seluruhnya

menganut agama Islam, atau 99,84% penduduknya menganut agama Islam

(Kusnandar, 2022).

29
BAB III

PERJUDIAN ONLINE DI PANDEGLANG

A. Pandeglang Kota Santri dan Transisi Perkembangan Internet


Peneliti merupakan seorang anak lelaki yang lahir dan dibesarkan di

Pandeglang, Banten. Karenanya, peneliti sedikitnya ikut merasakan dan

mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi di kampung halamannya,

Pandeglang, Banten.

Pandeglang yang memiliki slogan Pandeglang BERKAH yang selalu akrab

dengan julukan sebagai kota santri, sekarang ini julukan tersebut sudah mulai

tergantikan oleh julukan Pandeglang Kota Wisata. Hal ini juga diperkuat oleh

banyak sekali program-program pemerintah daerah yang ingin mendorong tingkat

perekonomian Pandeglang melalui sektor pariwisatanya, karena potensi pariwisata

baik alam, buatan, maupun budaya yang sangat tinggi. Namun tetap saja, julukan

Pandeglang sebagai kota santri masih tetap melekat, karena memang masih banyak

pesantren-pesantren baik pesantren tradisional maupun modern yang melahirkan

banyak santri-santri di Pandeglang. Image Pandeglang sebagai kota yang

menjunjung tinggi kaidah-kaidah agama Islam masih sangat terasa hingga saat ini

seperti masih ramainya tempat-tempat ziarah makam leluhur seperti Wisata Batu

Qur’an, atau Wisata Penziarahan Cikadueun.

Pandeglang yang peneliti ketahui selalu memiliki karakteristik “tertinggal”,

dalam arti setiap tren atau perubahan-perubahan yang terjadi di Pandeglang

cenderung terjadi lebih lambat dibandingkan wilayah lain seperti wilayah tetangga

Serang, Banten, seolah perlahan tren atau perubahan dibawa oleh masyarakat yang

30
sering bepergian ke kota dan kembali ke Pandeglang membawa sesuatu yang baru.

Namun, ketika perkembangan internet sudah semakin baik, kualitas internet di

wilayah Pandeglang juga sudah semakin setara dengan di tempat lain seperti sinyal,

kecepatan internet, kualitas gawai yang digunakan, akhirnya Pandeglang

mengalami sebuah perubahan yang dirasa cukup drastis. Sekitar tahun 2011 sampai

tahun 2015, Pandeglang mengalami masa-masa dimana Warnet menjadi tempat

satu-satunya untuk mendapatkan akses internet yang terjangkau, pada masa itu

masih sedikit orang yang memiliki akses internet pribadi. Lalu seiring berjalannya

waktu, jangkauan sinyal internet semakin baik, produsen dan para pedagang ponsel

pintar semakin banyak menjajahkan barangnya yang terjangkau ke masyarakat

Pandeglang, maka lambat laun era Warnet tergantikan oleh era ponsel pintar,

sehingga sekarang jumlah Warnet di Pandeglang bisa dihitung jari saja. Sekarang

baik kalangan anak-anak hingga orang tua, kalangan ekonomi menengah, atas,

bahkan bawah sekalipun sudah terlihat ketergantungan terhadap ponsel pintar.

Sudah sedikit sekali peneliti menemukan orang yang menggunakan telepon “biasa”

(telpon tanpa akses internet), hampir semuanya menggunakan whatsapp untuk

berkomunikasi. Bahkan penjual pulsa atau biasa disebut konter pulsa yang tadinya

menjual pulsa sekarang mengganti promosinya menjadi menjual quota paket

internet.

Berbicara tentang era warnet dan kemajuan teknologi internet di

Pandeglang, sebetulnya praktik judi online di Pandeglang sudah dilakukan mulai

masa-masa hadirnya warnet di Pandeglang. Orang-orang para pemain judi online

yang biasa dikenal sebagai permainan poker yang menggunakan uang sebagai

31
taruhannya, tidak ingin terlihat oleh orang lain, hanya orang-orang tertentu yang

mengetahui akses terhadap permainan judi online.

Yang peneliti rasakan, semenjak perkembangan teknologi internet dan

semakin akrabnya masyarakat terhadap teknologi internet, pola hidup masyarakat

Pandeglang juga sudah mulai berubah, bergeser dari karakteristik kehidupan

pedesaan, menjadi lebih dekat kepada karakteristik kehidupan masyarakat

perkotaan, yaitu semakin individualis walau tidak menghilangkan karakter

masyarakat pedesaannya.

Pandeglang yang memiliki julukan sebagai kota santri, dimana seharusnya

Pandeglang menjunjung tinggi norma-norma agama Islam di Pandeglang, namun

tetap saja perilaku menyimpang terdapat di sini, khususnya perilaku menyimpang

bermain judi online di kalangan pemuda Pandeglang. Menurut peneliti, seharusnya

para pemuda Pandeglang yang besar dan tinggal di Pandeglang setidaknya ikut

menjaga nama baik kota santri, tetapi pada kenyataannya tetap saja tidak

terhindarkan dari dampak perkembangan teknologi internet yang satu ini.

B. Temuan
Peneliti melakukan pengamatan secara tidak langsung sudah dilakukan

sejak peneliti mulai mengetahui adanya permainan judi online ini di kalangan

teman-teman sepermainan penulis, tepatnya sejak pertengahan tahun 2020.

Berangkat dari pengetahuan tersebut, penulis akhirnya memutuskan untuk

mengambil judul skripsi tentang bentuk netralisasi yang dilakukan para remaja

pemain judi online di Pandeglang, Banten. Awal mula penulis melihat permainan

judi online yang dilakukan oleh teman penulis adalah ketika penulis sedang

32
berkumpul bersama teman-teman di sebuah kedai kopi bernama Coffee Shop

(bukan nama sebenarnya), teman-teman menggunakan satu ponsel pintar yang

disaksikan bersama-sama. Suasananya sangat ramai, namun kala itu penulis belum

merasa tertarik, bahkan cenderung merasa takut ketika tahu itu adalah permainan

judi.

Seiring berjalannya waktu, permainan serupa sering penulis jumpai di

berbagai tempat umum di sekitar Pandeglang. Pada awal tahun 2021, penulis

semakin sering melihat, baik itu teman-teman ataupun orang lain yang bermain judi

online serupa, walaupun sekilas permainannya berbeda, namun ternyata itu semua

masih merupakan bentuk judi online yang sama, yaitu permainan judi slot online

Pragmatic play.

Setelah menentukan judul skripsi dan diperbolehkan menggunakan judul

ini, penulis mulai mengamati sejak sekitar bulan Maret 2022. Penulis memutuskan

untuk tidak terlebih dahulu mengambil data melalui wawancara, melainkan ikut

bermain bersama mereka, supaya lebih mengenal dan lebih paham tentang sistem

permainan judi online tersebut. Yang dapat disimpulkan adalah, menurut

pengamatan penulis, permainan judi slot online pragmatic play ini merupakan

permainan judi online dengan kemasan yang sekilas tidak seperti permainan judi,

karena yang ditampilkan merupakan simbol-simbol berupa buah-buahan, atau

binatang, malah terkesan seperti permainan biasa atau justru permainan untuk anak-

anak, walaupun memang setelah diamati terdapat simbol khas seperti K(King),

Q(Queen), atau J(Jack) yang persis yang terdapat pada permainan kartu remi. Selain

itu, mereka yang bermain juga sama sekali tidak merasakan ketakutan, sangat

33
percaya diri bahkan sampai berteriak-teriak ketika mendapatkan sesuatu yang

menarik dalam permainannya, terlebih permainan ini dilakukan menggunakan

ponsel pintar di tempat umum seperti kedai kopi. Bahkan, penulis pernah sekali

menemukan pedagang gorengan bermain judi online tersebut tepat di tempat

dimana ia berjualan, yaitu di pinggir jalan raya.

GambarIII.1.Bermain Judi Online Pragmatic play Di Tempat Umum,

Disaksikan Oleh Teman-Temannya Yang Lain

Sumber: Dokumentasi Pribadi, diambil di salah satu restoran/kedai kopi di

Pandeglang pada Tahun 2022

Dari pengamatan yang dilakukan, penulis berhasil mengetahui beberapa

istilah-istilah penting yang seringkali disebutkan oleh mereka para pemain judi,

diantaranya ;

34
1. Depo/Deposit

Istilah ini berarti mendepositokan uang dari rekening pribadi, ke rekening

situs judi online, untuk digunakan sebagai mata uang dalam permainan.

2. WD/Withdraw

Istilah ini berarti penarikan uang atau saldo dari situs permainan judi, ke

rekening pribadi para pemain yang sudah didaftarkan sebelumnya.

3. JP/Jackpot, Sensa/Sensasional

JP atau Jackpot atau Sensasional adalah istilah yang digunakan ketika

pemain mendapatkan sebuah kemenangan yang lumayan besar, atau bahkan

sangat besar.

4. Rungkad

Rungkad dalam bahasa Sunda berarti Tumbang. Istilah rungkad sering

penulis dengar ketika para pemain mengalami kekalahan dan kehabisan

saldo dalam permainannya.

5. Bandar

Istilah bandar digunakan untuk menyebut seseorang yang berada atau

mengendalikan keseluruhan situs judi online yang digunakan, biasanya

istilah ini juga sering digunakan untuk mengumpat, ketika pemain

mengalami kekalahan, maka bandarlah yang disalahkan karena tidak

memberikan sedikitpun kemenangan.

Dari yang penulis amati, sangat sedikit dari mereka yang memang dapat

dikatakan menang dalam permainan judi online. Misalnya, pada hari pertama, A

melakukan deposito sebesar Rp. 100.000 untuk bermain, lalu berhasil

35
memenangkan sekitar Rp. 300.000. keesokan harinya, A melakukan deposito

kembali sebesar Rp. 100.000 dan mengalami kekalahan, lalu proses ini diulang

sampai justru A mengalami kerugian lebih dari yang ia menangkan. Walaupun

memang ada yang berhasil memenangkan dalam jumlah tertentu, akhirnya

memutuskan untuk tidak kembali bermain dan menikmati kemenangannya.

Bicara tentang kemenangan, ada hal unik yang penulis dapatkan, yaitu para

pemain judi online ini tahu bahwa uang yang ia dapatkan itu bersifat haram secara

agama. Tak jarang, penulis menemukan seorang teman yang dikatakan berhasil

memenangkan permainan, atau sedang mendapatkan Jackpot, akhirnya uang dari

hasil kemenangan tersebut tidak ingin dibelikan sesuatu yang bersifat “baik”,

maksudnya tidak ingin dibelikan minuman seperti kopi atau makanan, karena

khawatir terkena azab seperti sakit perut. Bahkan, penulis pernah menjumpai teman

yang memisahkan antara uang hasil berjudi, dengan uang yang menurutnya “masih

halal”, menurutnya uang haram sebaiknya digunakan untuk yang haram juga. Maka

dari itu, sangat sering para pemain judi online yang penulis temui justru seperti

melakukan perayaan atau selebrasi atas kemenangannya dengan membeli minuman

keras seperti Anggur Merah beberapa botol, dan dibagikan kepada teman-temannya

yang lain untuk diminum bersama pada saat itu juga.

Yang penulis amati juga, penulis tidak pernah melihat orang yang bermain

judi online slot ini saat hari masih terang, rata-rata mereka mulai bermain ketika

malam hari bahkan tengah malam hingga pagi buta. Mereka juga biasanya tidak

bermain sendirian, setidaknya meskipun bermain sendiri, pasti ada minimal satu

orang yang ikut menyaksikan, penulis lebih sering menjumpai mereka yang

36
bermain secara kolektif, misalnya deposito sebesar Rp. 150.000 dibagi untuk 3

orang pemain.

Rata-rata uang yang dikeluarkan oleh mereka adalah sebesar Rp. 50.000

sampai Rp. 100.000, namun ini merupakan kelipatan, seperti sebuah standar untuk

memulai permainan, meskipun pada situs permainan judi online menyebutkan

bahwa minimal untuk bisa bermain mulai dari Rp. 10.000 saja.

“biasanya 50rb sekali main, cuma kalau kadang mau mainnya lama
bisa 100rb atau 150rb sekali main, karang juga kalau 50rb udah kalah
masih pengen main ya dimasukin lagi 50rb gitu..” (Wawancara dengan Sdr.
Abah, Mahasiswa, 3 November 2022)

Berdasarkan pengakuan salah satu narasumber yaitu Sdr. Abah ketika

penulis mewawancarainya menanyakan berapa uang yang dikeluarkan adalah 50

ribu sampai 150 ribu dalam setiap kali bermain, ia mengatakan bahwa jumlah yang

dikeluarkan itu supaya bisa lebih lama bermain, dalam arti ia mengetahui bahwa

kemungkinan kalahnya sangat besar, namun ia tetap ingin menikmati permainan

judi online tersebut.

“tergantung sih, biasanya 200 sampe 300 kalau sekali main,


biasanya modal segitu kalau bisa sabar sih bisa naik 3x lipat baru udahan
gitu. ya tergantung nafsu juga sih.” (Wawancara dengan Sdr. Budi, Pekerja
Pembangunan, 3 November 2022)

Sedikit berbeda dari Sdr. Abah, sdr. Budi terbilang cukup besar

mengeluarkan uang atau modal bermain judi online. Berdasarkan pengakuannya,

Budi bisa mendapatkan keuntungan sampai 3x lipat dari modal yang ia keluarkan

untuk setiap bermain judi online ini.

“kisaran dari 50 ribu sampe mungkin 200 ribuan sekali main.”


(Wawancara dengan Sdr. Cepi, Mahasiswa, 6 November 2022)

37
Sdr. Cepi termasuk ke dalam rata-rata yang mengeluarkan modal sejumlah

50 ribu rupiah untuk sekali bermain judi online, walaupun terkadang ia juga

mengeluarkan lebih dari 50 ribu, bisa sampai 200 ribu bahkan lebih untuk sekali

bermain judi online.

“20 ribu paling” (Wawancara dengan Sdr. Deden, Mahasiswa, 6


November 2022)

Sdr. Deden mengaku hanya mengeluarkan uang setidaknya 20 ribu saja,

namun juga bisa lebih tergantung keinginannya, tetapi lebih sering hanya 20 ribu.

Dengan uang 20 ribu yang ia jadikan modal, biasanya ia bisa memenangkan uang

hingga 50 ribu.

“paling kecil 50 ribu, paling besar 150 ribu” (Wawancara dengan


Sdr. Erwin, Perawat, 6 November 2022)

Sdr. Erwin tergolong seperti kebanyakan orang yang penulis temui saat

melakukan observasi. Erwin mengeluarkan uang minimal 50 ribu, dan maksimal

150 ribu untuk sekali bermain judi online ini.

“ya itu 25 an lah atau 30, pernah sih 50 itu pas awal-awal banget
lah dulu” (Wawancara dengan Sdr. Fajar, Mahasiswa, 7 November 2022)

Sdr. Fajar terbilang cukup rendah dalam mengeluarkan uang untuk bermain

judi online, hanya sekitar 25 ribu sampai 30 ribu saja dalam sekali melakukan

permainan judi online, walaupun dirinya mengakui pernah mengeluarkan uang

sebesar 50 ribu untuk sekali bermain pada permainan pertamanya.

“ya paling 25 sampe 50 ribu deh (Wawancara dengan Sdr. Galuh,


Lulusan SMA, 7 November 2022)

38
Sdr. Galuh juga terbilang cukup rendah dalam mengeluarkan uang untuk

bermain judi online, hanya sekitar 25 sampai 50 ribu dalam sekali permainan judi

online.

Tabel III.1. Jumlah Uang Yang Dikeluarkan Untuk Bermain Judi Online

Abah 50-150 ribu

Budi 200-300 ribu

Cepi 50 ribu

Deden 20 ribu

Erwin 50-150 ribu

Fajar 25-30 ribu

Galuh 25-50 ribu

C. Penyebab Permainan Judi Online Menjadi Favorit Remaja


Pandeglang
1. Mudahnya Akses Terhadap Permainan Judi Online

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti berupa observasi di lapangan,

peneliti melihat bahwa penyebab para remaja bermain judi online di situs pragmatic

play adalah karena kemudahannya dalam mengakses permainan tersebut. Para

calon pemain tidak perlu menyiapkan apapun data yang penting untuk

mendaftarkan dirinya sebagai pemain judi online di situs judi online. Mereka hanya

perlu menyiapkan username yang tidak harus berupa nama asli, mengisi kata sandi,

memasukan email yang kalaupun emailnya acak tidak masalah, memasukan nomor

telepon yang lagi-lagi jika acak tidak masalah, yang penting memasukan nama bank

39
pilihan dan nomor rekening bank serta nama sesuai rekening bank untuk digunakan

mengisi saldo dan menerima uang hasil permainan judi online.

GambarIII.2.Contoh Formulir Pendaftaran Judi Online

Sumber: Situs Judi Online PajakToto

Selain kemudahan dalam mendaftar, untuk mengakses judi online juga tidak

memerlukan perangkat yang canggih, ponsel pintar android biasa pun bisa

digunakan sebagai perangkat untuk bermain judi online, selama dapat terhubung ke

internet. Situs-situs permainan judi online juga biasanya menawarkan proses

memasukan dan menarik uang saldo dengan waktu yang relatif cepat, hanya dalam

hitungan menit pemain bisa bermain dengan cara mentransfer ke rekening tujuan,

juga bisa menarik uangnya kapan saja.

Kemudahan dalam mengoperasikan permaiannya juga menjadi salah satu

faktor yang membuat permainan judi online di situs pragmatic play menjadi

digemari. Menurut narasumber sdr. Deden, ia mengatakan bahwa tampilan animasi

permaiannya menarik perhatiannya, dan juga sangat mudah dengan hanya menekan

tombol-tombol yang ada.

40
“taunya juga emang dari temen cuma itu, terus soalnya dia kan enak
ya tinggal mencet-mencet doang, animasinya seru juga” (Wawancara
dengan Sdr. Dedeb, Mahasiswa, 6 November 2022)

2. Diajak Oleh Teman Sebaya

Dari 7 narasumber yang peneliti ambil datanya, semuanya mengaku kalau

mereka bermain judi online atau mengetahui tentang judi online karena teman-

temannya lebih dulu bermain permainan tersebut. Peneliti bertanya kepada salah

seorang informan, dimana ia biasa melakukan permainan judi online, menurut

pengakuan seorang informan bernama Abah, ia mengatakan bahwa:

“biasanya di itu, di tempat tongkrongan, di R**** ***** atau di


S*****, soalnya di situ temen-temen pada main judi online ya, biasanya
kalau menang mereka ngasih deposit gratis buat saya, kadang 50rb kadang
100rb jadi saya ikutan main.” (Wawancara dengan Sdr. Abah, Mahasiswa,
3 November 2022)

Berdasarkan jawaban tersebut, Sdr. Abah biasa bermain judi online di

tempat-tempat dimana ia berkumpul dengan teman-temannya, dan juga bermain

dari uang hasil kemenangan teman-temannya.

“kalau saya deposit sendiri sih paling sebulan sekali, cuman kalau
lagi dikasih saldo ya bisa dua minggu sekali, atau seminggu sekali.”
(Wawancara dengan Sdr. Abah, Mahasiswa, 3 November 2022)

Bahkan menurut pengakuannya, ia juga justru lebih jarang mengeluarkan

uang pribadi untuk bermain permainan judi online, ia lebih sering bermain

menggunakan uang yang diberikan oleh teman-temannya ketika teman-temannya

memenangkan permainan judi online.

“dari lingkungan dari temen juga sih, awalnya emang dari situ sih
temen juga main, cuma kalau sekarang sih jadi makin banyak gitu, dari

41
instagram dari youtube juga banyak yang main gitu, jadi penasran juga”
(Wawancara dengan Sdr. Galuh, Lulusan SMA, 7 November 2022)

Jawaban yang serupa juga didapatkan dari narasumber bernama Galuh,

yang juga mengatakan bahwa dirinya bermain judi online karena diajak oleh

temannya dan karena faktor lingkungan.

“awalnya coba-coba, liat temen-temen pada main disitu, biar sama


kaya temen-temen pada main di situ.” (Wawancara dengan Sdr. Cepi ,
Mahasiswa, 6 November 2022)

Narasumber lain juga menjawab serupa, seperti jawaban dari Sdr. Cepi, ia

mengaku bahwa pada awalnya ia mencoba bermain judi online pragmatic play

karena teman-temannya yang lain juga bermain di situs tersebut.

“umumnya kemenangan terbesarnya di situ sih, karena orang-orang


main disitu gitu” (Wawancara dengan Sdr. Galuh , Lulusan SMA, 7
November 2022)

Sdr. Galuh mengatakan bahwa ia merasa situs judi online dari pragmatic

play ini memberikan peluang kemenangan yang cukup besar, dan ia sering melihat

orang lain mendapatkan keuntungan besar dari permainan judi online di situs

pragmatic play, selain itu ia juga bermain judi online di situs pragmatic play karena

melihat teman-temannya yang lain bermain di situs yang sama.

Karakteristik remaja yang dikutip dari Rismunandar 2010 yaitu dalam masa

remaja, mereka selalu diliputi rasa ingin tahu dan sering mencoba-coba sesuatu

yang berlum mereka ketahui yang pada akhirnya menentukan identitas diri mereka.

Karena penyebaran yang dilakukan melalui lingkungan ini, permainan judi online

pragmatic play juga jadi semakin terkenal di kalangan remaja di Pandeglang.

42
3. Media sosial

Media sosial juga berpengaruh terdadap kepopuleran situs pragmatic play

di kalangan remaja Pandeglang, pasalnya remaja-remaja yang memiliki rasa

penasaran yang masih tinggi sesuai pada kutipan pengertian karakteristik remaja

dari Rismunandar 2010, ingin selalu mencoba-coba dengan apa yang dilihatnya. Di

media sosial seperti Instagram, Youtube, Facebook, dan lain-lain sering kali muncul

konten yang mempromosikan judi online pragmatic play. Beberapa narasumber

menjawab bahwa dirinya bermain judi online karena pengaruh sosial media, seperti

pengakuan Sdr. Erwin yang mengatakan bahwa ia tertarik karena YouTube.

“karena youtube sih iya, karena lingkungan juga iya” (Wawancara


dengan Sdr. Erwin, Perawat, 6 November 2022)

Selain Erwin, ada juga narasumber yang mengaku bahwa dirinya bermain

judi online di situs pragmatic play karena melihat di sosial media, Sdr. Fajar

mengaku bahwa dirinya tertarik karena melihat orang lain atau dikenal dengan

istilah selebgram di Instagram yang sering bermain dan mempromosikan situs judi

online pragmatic play.

“sebenernya dari tongkrongan atau dari temen-temen sih iya, tapi


sebenernya itu dari kaya dari snapgram snapgram, maksudnya sering
dipromosiin gitu, jadi tertarik juga, biasanya kayanya kan itu adminnya tuh
posting, jadi ya gitu” (Wawancara dengan Sdr. Fajar, Mahasiswa, 7
November 2022)

Meskipun tidak semua narasumber mengatakan bahwa merkea bermain judi

online karena pengaruh dari media sosial, tetapi tetap saja pengaruh media sosial

43
sangat besar terhadap kepopuleran judi online pragmatic play, sehingga dapat

menjadi digemari oleh remaja para pemain judi online di Pandeglang.

Gambar III.3.Rangkuman Kata Yang Sering Muncul Sebagai Faktor

Melakukan Judi Online

Dari word cloud atau himpunan kata yang paling sering muncul ini terlihat

bahwa yang sering muncul atau diucapkan antara lain adalah “teman-temannya”,

“media sosial”, “lingkungan”, dan “mencoba-coba”, “menarik”, “kemudahan”,

serta beberapa kata lain yang masih berhubungan maknanya. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa lingkungan, teman sebaya, dan media sosial seperti Instagram,

Youtube, dan Facebook menjadi faktor utama dalam melakukan judi online di

44
antara remaja Pandeglang, Banten yang bermain judi online khususnya pada 7

orang narasumber yang diteliti.

D. Bentuk Netralisasi Para Remaja Pemain Judi Online Pragmatic play


di Pandeglang, Banten.
Teori Netralisasi yang dikembangkan oleh Skyes dan Matza pada

hakikatnya adalah menunjukan bagaimana seseorang menetralkan suatu bentuk

penyimpangan atau perilaku yang akhirnya dianggap tidak menyimpang. Teori ini

dapat memampukan seseorang yang melakukan tindakan kriminal untuk

menetralkan nilai-nilai dan memperbaiki perilaku menyimpang yang dilakukannya

(Rismunandar, 2010). Ide dasar dari teori netralisasi adalah bahwa individu

mencoba untuk menetralkan batasan dalam aturan-aturan yang ada di masyarakat

sebelum mereka terlibat dalam penyimpangan (Ward et al., 1994). Skyes dan Matza

menyatakan bahwa inti dari proses netralisasi adalah bagaimana individu secara

gamblang menyatakan bahwa mereka menyimpang sebelum melakukannya.

Pada penelitian ini, dari 7 semua narasumber yang dimintai keterangan,

semuanya tergolong melakukan netralisasi atas perbuatan judi online yang mereka

lakukan. Dalam wawancara yang dilakukan, peneliti menanyakan pertanyaan-

pertanyaan yang jawabannya dapat membuktikan kalau seseorang melakukan

netralisasi atas judi online yang dilakukannya. Semua narasumber yang

diwawancarai, mengaku bahwa mereka mengetahui permainan judi online yang

mereka lakukan adalah termasuk kedalam perilaku menyimpang, walaupun tidak

mengetahui dengan jelas hukum di negaranya berbunyi seperti apa, dalil di

agamanya berbunyi seperti apa, mereka tetap mengaku bahwa mereka tahu judi itu

perbuatan yang dilarang dan menyimpang dari aturan agama ataupun negara.

45
Teori netralisasi mengkategorikan bentuk-bentuk netralisasi kedalam 5

bentuk, sebagai berikut;

1. Denial of responsibility (Menyangkal atas tanggung jawab)

Denial of responsibility adalah bentuk netralisasi dimana pelaku memaksa

atau menyatakan bahwa perilaku menyimpang yang ia lakukan adalah bukan

merupakan kesalahan mereka, melainkan salah orang lain, atau karena kejadian

yang dialaminya, maka ia melakukan hal tersebut. Peneliti menanyakan apakah

narasumber bermain judi online karena faktor-faktor tertentu seperti ekonomi, atau

keluarga, atau yang lainnya, dan juga peneliti menanyakan apakah narasumber

bermain judi online karena memang mencari uang atau menjadikan judi online

sebagai mata pencaharian yang utama. Hasilnya, dari 7 narasumber yang dimintai

keterangan, ada beberapa yang mengaku bahwa ia melakukan judi online karena

keadaan ekonomi. Sdr. Fajar mengaku bahwa ia pernah sekali bermain judi online

karena memang membutuhkan uang,

“pernah sih pada saat itu sekali, emang saldo kan cuma ada 20 atau
25 gitu ya lupa, bingung kan mau ditarik juga ga bisa, jadi yaudah di-depoin
aja gitu” (Wawancara dengan Sdr.Fajar, Mahasiswa, 7 November 2022)

Sdr. Fajar menjelaskan bahwa pada saat itu, ia hanya memiliki sisa uang

sekitar Rp. 25.000 saja pada akun rekening tabungannya, uang tersebut tidak bisa

ditarik dan tidak bisa dibelanjakan, sehingga ia menggunakan uang tersebut untuk

bermain judi online, dengan hararpan dari judi online tetrsebut bisa menghasilkan

uang yang cukup untutk bisa ditarik tunai. Namun selanjutnya ketika penulis

menanyakan bagaimana saat itu apakah menang atau tidak, sdr. Fajar mengatakan

bahwa ia kalah dan akhirnya menghabiskan semua uangnya pada saat itu.

46
“bener sih, kalau karena ekonomi sih engga ya, tapi ya sebenernya
lebih ke ngisi waktu iseng-iseng, terus ya karena awalnya dikasih menang
jadi nya main terus karena penasaran” (Wawancara dengan Sdr.Budi,
Pekerja Pembangunan, 3 November 2022)

Narasumber Sdr. Budi juga mengatakan bahwa dirinya pernah bermain

karena alasan ingin mencari keuntungan dari bermain judi online, namun secara

finansial, sdr. Budi mengaku sebetulnya tidak ada masalah yang serius, ia hanya

sedang ingin mendapatkan uang lebih dari judi online pada saat itu.

“ya namanya pemain ya, dikasih penasaran terus sih, ini kan game
ya, sebenernya juga tau kalau ya game ini settingan gitu, cuma ya
penasaran aja gitu, makanya dimainin terus.” (Wawancara dengan
Sdr.Budi, Pekerja Pembangunan, 3 November 2022)

Budi juga melanjutkan jawabannya yang menyatakan bahwa pada saat itu

diberikan kemenangan, akhirnya karena itu lah Budi menjadi lebih sering bermain,

meskipun sudah sering diberikan kekalahan.

Dari dua narasumber yang termasuk melakukan bentuk netralisasi denial of

responsibility, keduanya sama-sama tidak mengalami masalah finansial yang serius

sehingga menggantungkan hidupnya pada permainan judi online. Namun, alasan

mereka bermain demi mendapatkan uang yang lebih banyak juga termasuk ke

dalam bentuk netralisasi denial of responsibility karena menyangkal atas tanggung

jawab, maksudnya adalah mereka tidak merasa bersalah bermain judi online

melainkan beralasan karena mereka berharap mendapatkan kemenangan dan

menginginkan uang dari kemenangan.

47
GambarIII.3.WordCloud Denial of Responsibility

Meskipun mereka tidak secara spesifik menyebutkan bahwa mereka

memiliki masalah finansial atau masalah keuangan yang melatarbelakangi tindakan

mereka, tetap saja kata-kata seperti “uang”, “kemenangan”, “mendapatkan”, dan

kata-kata lain yang masih berkaitan menyimpulkan bahwa keinginan untuk

mendapatkan uang atau keuntungan dari bermain judi online merupakan bentuk

netralisasi mereka yang termasuk ke dalam bentuk denial of responsibility, atau

melimpahkan perbuatan menyimpang mereka kepada alasan yang seharusnya

mereka bisa mengatasinya tanpa melakukan perbuatan menyimpang yaitu

melakukan permainan judi online di situs pragmatic play.

48
Tabel III.2. Denial of Responsibility

Budi Tidak ada masalah finansial, namun berniat mendapat

keuntungan dari bermain judi online.

Fajar Menghabiskan sisa uang yang ada di rekening tabungannya,

berharap mendapatkan keuntungan

2. Denial of injury (Menyangkal atas luka-luka yang ditimbulkan)

Denial of injury merupakan bentuk netralisasi dimana pelaku menyatakan

bahwa tindakan yang dilakukan tidak merugikan dan menyakiti siapapun, sehingga

ia merasa tindakannya boleh ia lakukan selama tidak merugikan siapapun. Dari 7

narasumber yang diwawancarai oleh penulis, hampir semuanya menjawab alasan

mereka bermain judi online pragmatic play termasuk kedalam bentuk netralisasi

Denial of Injury. Rata-rata pengakuan mereka adalah tidak masalah bermain judi

online, karena memang tidak merugikan siapapun.

“iya, kalau saya selama tidak merugikan orang lain sih ya sah-sah
aja, saya juga main kan karena hiburan” (Wawancara dengan Sdr. Abah,
Mahasiswa, 3 November 2022)

Sdr. Abah mengatakan bahwa menurutnya sah-sah saja bermain judi online

selama tidak merugikan orang lain. ia juga mengatakan bahwa memang dirinya

bermain judi online karena mencari keseruan, untuk bersenang-senang semata.

“iya, yang penting saya main gak minta, gak pake uang orang, pake
pendapatan sendiri, kalah sendiri menang sendiri” (Wawancara dengan
Sdr. Budi, Pekerja Pembangunan, 3 November 2022)

49
Sdr. Budi juga membela dirinya dengan alasan yang sama, yaitu dirinya

tidak merasa bersalah karena ia tidak merasa merugikan orang lain, menurutnya,

selama dirinya tidak bermain menggunakan orang lain, tidak memaksakan kepada

orang lain, hanya menggunakan uang milik sendiri, tidak masalah, karena Budi

sendiri merasakan kemenangannya sendiri, begitu juga dengan kekalahannya tidak

merugikan orang lain.

“iya benar, yang penting ga merugikan orang lain” (Wawancara


dengan Sdr. Deden, Mahasiswa, 6 November 2022)

Sdr. Deden ketika ditanya oleh peneliti apakah menurutnya bermain judi

online tidak masalah selama tidak merugikan orang lain, membenarkan bahwa

dirinya merasa tidak masalah bermain judi online karena yang penting tidak

merugikan orang lain.

“iya sih, kan emang ga ngerugiin orang, kalau misalnya kalah juga
kan yang rugi diri sendiri, bukan orang lain.” (Wawancara dengan Sdr.
Erwin, Perawat, 6 November 2022)

Sdr. Erwin juga mengatakan bahwa dirinya merasa tidak bersalah karena

bermain judi online selama tidak merugikan orang lain, ketika merasa kalah pun

yang dirugikan hanya dirinya sendiri, bukan orang lain.

“iya saya sih ngerasa gitu kalau emang ga ngerugiin orang lain sih
yaudah ga masalah, kan pake saldonya juga saldo kita kan.” (Wawancara
dengan Sdr. Galuh, Lulusan SMA, 7 November 2022)

Sdr. Galuh juga menjawab serupa, menurutnya tidak masalah bermain judi

online bagi dirinya, karena menggunakan uang pribadi, sehingga tidak merugikan

kepada orang lain.

50
GambarIII.4.WordCloud Denial of Injury

Kalimat yang sering muncul setelah dianalisis adalah “tidak merugikan

orang lain”, kata-kata seperti “pribadi”, “sendiri”, “hiburan”, “keseruan”, dan kata-

kata lainnya yang masih saling berkaitan maknanya. Dengan seringnya kemunculan

kata-kata dan kalimat tersebut, dapat dilihat bahwa bentuk netralisasi mereka atas

perbuatannya termasuk ke dalam bentuk denial of the injury atau menyangkal atas

timbulnya korban. Mereka bersikeras bahwa menurut mereka tidak masalah

bermain judi online karena tidak merugikan orang lain, dan juga mereka

memainkan judi online hanya karena hiburan semata atau hanya mencari keseruan.

5 dari 7 narasumber yang diwawancarai menetralkan perbuatannya dengan

alasan tidak merugikan orang lain, dan bermain hanya karena mencari kesenangan

51
atau hiburan semata. Bentuk pembelaan mereka jelas sekali termasuk ke dalam

kategori netralisasi denial of injury atau menyangkal atas timbulnya korban atau

luka-luka yang ditimbulkan.

Tabel III.3. Denial of Injury

Abah Tidak merugikan orang lain, bermain karena mencari keseruan

Budi Tidak merugikan orang lain, menggunakan uang sendiri

Deden Tidak merugikan orang lain

Erwin Tidak merugikan orang lain, kalah menang dirasakan sendiri

Galuh Tidak merugikan orang lain, menggunakan uang sendiri, kalah

menang dirasakan sendiri

3. Denial of the victim (Menyangkal menjadi korban)

Denial of the victim adalah bentuk netralisasi dimana pelaku merasa bahwa

perilaku menyimpang yang dilakukannya itu justru karena pelaku merupakan

korban, bukan sebagai pelaku penyimpangan. Misalnya pada permainan judi

online, mereka justu menyalahkan judi onlinenya itu sendiri, mereka bermain judi

online karena judi online itu ada.

Dari penelitian yang sudah dilakukan, hanya ada satu yang termasuk ke

dalam bentuk netralisasi ini. Kebanyakan dari mereka mengakui bahwa merekalah

pelaku permainan judi online ini, bukan orang lain. Mereka justru menyesal dan

menyalahkan dirinya atas permainan judi online.

“ya bandarnya kali ya, kalau ga ada juga ga akan main sih..”
(Wawancara dengan Sdr. Cepi, Mahasiswa, 6 November 2022)

52
Berbeda dengan jawaban dari Sdr. Cepi, ketika ditanya oleh penulis

mengenai perbuatannya, ia tidak menyalahkan dirinya, namun ia menyalahkan

bandar judi dan juga situs judi online nya, karena menurutnya ia juga bermain

karena memang permainan tersebut ada. Tindakan menyalahkan orang lain atau

membuat seolah-olah dirinya adalah korban merupakan bentuk netralisasi denial of

the victim, dan yang dilakukan oleh Sdr. Cepi merupakan bentuk netralisasi yang

termasuk ke dalam denial of the victim, karena Cepi menyalahkan bandar atau

penyedia permainan judi online yang ia mainkan.

4. Condemnation of the comdemners (Penghukuman terhadap

tersangka)

Condemnation of the condemners adalah bentuk netralisasi dimana pelaku

merasa atau menyatakan bahwa tindakan yang dilakukannya juga tidak hanya

dilakukan oleh pelaku, melainkan orang lain juga melakukan hal tersebut atau

melakukan penyimpangan juga, jadi ia tidak merasa bersalah sebab orang lain juga

melakukan hal tersebut, pelaku beranggapan bahwa orang yang mengatakan

perbuatan yang dilakukannya itu adalah perbuatan menyimpang, pelaku malah

menyebut atau menganggap orang tersebut adalah orang yang munafik, hipokrit,

iri, dan sebagainya.

Dalam hal ini, penulis berusaha mengetahui apakah seseorang melakukan

bentuk netralisasi atau tidak, dengan menanyakan apakah dirinya pernah atau selalu

merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang lain untuk tidak bermain judi

online. Karena, jika seseorang tersinggung, artinya dirinya tidak ingin merasa

53
bersalah, malah merasa marah dan mengutuk atau membenci orang yang

mengingatkannya.

“iya sering, kesinggung sih sering, tapi akhirnya ya balik lagi


karena diri sendiri juga yang main kan, akhirnya ya dibawa santai aja ga
terlalu memperdulikan” (Wawancara dengan Sdr. Budi, Bidang
Pembangunan, 3 November 2022)

Seperti jawaban yang diberikan oleh sdr. Budi, dirinya mengaku bahwa ia

sering merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang lain supaya tidak bermain

judi. Tersinggung disini setelah diperdalam maksudnya adalah sdr. Budi merasa

risih ketika diingatkan, karena yang mengingatkannya juga belum tentu lebih baik

dari dirinya. Namun memang pada akhirnya sdr. Budi tidak merasa tersinggung

seiring seringnya Budi bermain judi online, karena sadar bahwa yang ia lakukan

tidak berdampak pada orang lain, akhirnya Budi menganggap biasa saja teguran

atau bentuk pengingat dari orang lain kepadanya.

“pernah, pernah, tapi kan kadang yang ngingetinnya juga main


juga gitu jadi kan akhirnya yaudah lah, jadi dibawa santai aja lah gitu, lu
juga main ko, gitu.” (Wawancara dengan Sdr. Galuh, Lulusan SMA, 7
November 2022)

Sdr. Galuh juga menjawab hal serupa, mengatakan bahwa dirinya pernah

merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang lain untuk tidak bermain judi

online. Namun memang karena yang mengingatkannya juga teman sebayanya yang

juga sama-sama pernah melakukan permainan judi online, maka akhirnya dirinya

tidak memperdulikannya, sama seperti Budi, akhirnya Galuh menganggap biasa

saja soal teguran orang lain.

54
GambarIII.5.Word Cloud Condemnation of The Condemners

Kata-kata di atas merupakan kata-kata yang sering muncul pada saat

pemfokusan terhadap bentuk netralisasi condemnation of the condemners.

“tersinggung”, “mengingatkannya”, “menganggap”, “pelaku”, “diingatkan” dan

kata-kata lainnya saling berkaitan, dalam arti kata-kata tersebut banyak muncul dari

kalimat ketika narasumber menjelaskan bahwa dirinya merasa tersinggung ketika

diingatkan untuk tidak bermain judi online. Bentuk netralisasi condemnation of the

condemners berarti seseorang berusaha menetralkan perbuatannya dengan cara

mengutuk atau menyebut orang lain yang mengingatkannya sebagai orang yang sok

suci atau sok paling benar sehingga dirasa tidak berhak untuk melarangnya berbuat

55
perbuatan yang menyimpang. Disini Sdr. Budi dan Sdr. Galuh keduanya mengaku

pernah merasa tersinggung ketika diingatkan untuk tidak bermain judi online,

bahkan Budi mengatakan bahwa dirinya sering merasa tersinggung apabila ada

orang yang mengingatkannya untuk tidak bermain judi online.

Tabel III.4. Condemnation of the Comdemners

Budi Sering merasa tersinggung ketika diingatkan untuk tidak

bermain judi online

Galuh Pernah merasa tersinggung ketika diingatkan untuk tidak

bermain judi online

5. Appeal to higher loyalities (menunjukan kesetiaan yang tinggi)

Appeal to higher loyalties merupakan bentuk netralisasi dimana pelaku

melakukan penyimpangan beralasan demi tercapainya suatu tujuan tertentu pada

kelompoknya. Misalnya seorang remaja bermain judi online karena teman-

temannya juga bermain, dan merasa tertantang sehingga ia ikut memainkan judi

online juga.

Dalam hal ini, peneliti menanyakan apakah seseorang bermain judi online

karena memang ada tuntutan dari teman-temannya, atau dari orang lain, atau dari

lingkungan tempat dimana ia biasa bergaul, jika iya berarti termasuk kedalam

bentuk netralisasi ini.

Hampir semua jawaban mengenai pertanyaan ini, menjawab bahwa dirinya

bermain judi online karena memang teman-temannya, atau lingkungannya juga

bermain judi online. Selain itu juga ada yang mengaku bahwa dirinya terkena

56
pengaruh dari media sosial juga karena konten promosi dan sebagainya, namun

hampir semuanya mengakui bahwa mereka bermain karena lingkungannya.

Memang tidak ada yang secara spesifik mengatakan melalui wawancara bahwa

mereka bermain karena ingin lebih unggul, atau ingin menunjukan kesetiaan, atau

ingin diakui, tetapi melalui observasi yang peneliti lakukan, para pemain judi online

yang bermain secara bersamaan dalam satu tempat dan satu waktu, sering

menunjukan kemenangannya kepada satu sama lainnya.

“sangat setuju kalau itu, kebetulan di tongkrongan saya emang lagi


marak-maraknya tuh judi online, banyak yang main, dan itu intensitasnya
hampir setiap hari, karena dari saldo bonus itu juga saya jadi ingin main,
akhirnya berani deposit sendiri.” (Wawancara dengan Sdr. Abah,
Mahasiswa, 3 November 2022)

Sdr. Abah mengaku ketika ditanya apakah dirinya bermain judi online

karena teman-temannya, atau karena ajakan lain seperti dari media sosial, bahwa

dirinya memang bermain judi online karena pengaruh dari teman-temannya yang

lebih dulu bermain judi online, bahkan hampir setiap hari teman-temannya bermain

judi online, maka dirinya juga ikut bermain yang secara tersirat dirinya ingin sama

seperti yang lainnya yang bermain judi online juga. Abah juga mengatakan dalam

wawancaranya, ia akhirnya berani untuk bermain menggunakan uang pribadi,

karena sudah cukup banyak diberikan uang untuk modal bermain judi dari teman-

temannya yang lain yang sama-sama bermain judi lebih dulu.

“iya, awalnya main karena lingkungan, karena temen-temen juga


pada main jadi ikutan main..” (Wawancara dengan Sdr. Deden, Mahasiswa,
6 November 2022)

57
Sdr. Deden mengatakan bahwa dirinya juga bermain judi online karena

melihat teman-temannya yang sudah bermain lebih dulu, namun ia memang tidak

mengatakan bahwa dirinya bermain karena adanya paksaan atau keinginan untuk

terlihat lebih hebat atau lebih unggul dengan bermain judi online.

“karena youtube sih iya, karena lingkungan juga iya” (Wawancara


dengan Sdr. Erwin, Perawat, 6 November 2022)

Sdr. Erwin juga mengatakan bahwa dirinya bermain judi karena teman-

temannya lebih dulu bermain judi online, selain itu dirinya juga mengatakan bahwa

ia bermain judi online karena dipengaruhi lingkungan, namun ia tidak mengatakan

bahwa dirinya bermain supaya dipandang lebih baik atau supaya diakui oleh teman-

teman sepermainannya, hanya sebatas bermain supaya sama seperti teman-

temannya saja.

“sebenernya dari tongkrongan atau dari temen-temen sih iya, tapi


sebenernya itu dari kaya dari snapgram snapgram (selebgram), maksudnya
sering dipromosiin gitu, jadi tertarik juga, biasanya kayanya kan itu
adminnya tuh posting, jadi ya gitu” (Wawancara dengan Sdr. Fajar,
Mahasiswa, 7 November 2022)

Sdr. Fajar juga menjawab bahwa dirinya bermain judi online karena

pengaruh dari teman sepermainannya, dari teman-temannya yang lebih dulu

bermain. Namun pada awalnya, ia lebih tertarik memainkan judi online karena

banyaknya informasi atau konten mengenai judi online di media sosial seperti

Instagram. Fajar juga tidak menyebutkan atau mengatakan bahwa dirinya bermain

supaya terlihat lebih hebat atau lebih unggul dibanding teman-temannya, hanya

sekedar bermain.

58
“dari lingkungan dari temen juga sih, awalnya emang dari situ sih
temen juga main, cuma kalau sekarang sih jadi makin banyak gitu, dari
instagram dari youtube juga banyak yang main gitu, jadi penasran juga”
(Wawancara dengan Sdr. Galuh, Lulusan SMA, 7 November 2022)

Sdr. Galuh juga mengakui bahwa dirinya bermain judi online karena

pengaruh dari teman-temannya, namun ia juga mengatakan bahwa yang lebih

banyak memberikan pengaruh adalah media sosial, ia juga menjelaskan bahwa

ternyata teman-temannya yang lain bermain judi online juga karena awalnya

mengetahui dari media sosial.

“enggak sih, saya sih main ya main aja, bukan gara-gara harus
main karena mereka engga, kemauan saya sendiri.” (Wawancara dengan
Sdr. Galuh, Lulusan SMA, 7 November 2022)

Namun Galuh juga tidak menyebutkan bahwa dirinya bermain karena

tuntutan orang lain, ia bermain karena memang kemauannya sendiri walaupun

mendapat pengaruh dari orang lain.

59
GambarIII.6.Word Cloud Appeal to Higher Loyalties

Appeal to Higher Loyalties berarti mempunyai alasan tertentu, seolah-olah

terpaksa melakukan perilaku menyimpang supaya diakui oleh orang lain yang

dianggap lebih tinggi. Pada penelitian ini, Sdr Abah, Deden, Erwin, dan Fajar

mempunyai jawaban yang termasuk ke dalam bentuk netralisasi appaeal to higher

loyalties, dimana mereka meskipun tidak secara langsung mengatakan bahwa

mereka bermain demi salah satu orang atau salah satu teman atau kelompoknya,

tetapi dari jawaban mereka, dapat disimpulkan bahwa mereka terpengaruh dan

merasa bahwa perbuatannya benar, karena teman-teman yang lainnya juga bermain

hal tersebut, sehingga Sdr Abah, Deden, Erwin dan Fajar mengikuti apa yang

dilakukan teman-temannya. Tidak secara langsung berbicara mengenai kesetiaan,

60
teapi dari word cloud di atas, kita bisa melihat bahwa kata “teman-temannya”, dan

“sosial” termasuk yang sering muncul pada pembahasan Appeal to Higher

Loyalties. dan juga kata-kata lain yang saling berhubungan, dapat disimpulkan

bahwa menurut mereka, teman-teman sepermainan atau peer group membuat diri

mereka berani bermain judi online. selain lingkungan, media sosial juga disebut-

sebut oleh Sdr Erwin dan Fajar sebagai alasan mereka bermain judi online.

Tabel III.5. Appeal to Higher Loyalties

Abah Teman sepermainannya bermain judi online

Deden Teman sepermainannya bermain judi online

Erwin Teman sepermainannya bermain judi online, mengikuti

YouTube

Fajar Teman sepermainannya bermain judi online, mengikuti

selebgram

Galuh Teman sepermainannya bermain judi online

61
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan juga pengamatan penulis, permainan judi

online pada situs pragmatic play yang dimainkan para remaja di Pandeglang,

Banten ternyata memang menjadi favorit, karena penyebaran informasi mengenai

permainan judi online baik itu kemudahannya atau iming-iming mengenai

keuntungannya, sangat cepat dan mudah. Para remaja di Pandeglang yang saling

memiliki teman, saling bertukar informasi dan akhirnya secara tidak langsung

saling mengenalkan permainan judi online pragmatic play ini. Berdasarkan

informasi yang dikumpulkan dari hasil temuan observasi dan juga dari narasumber,

mereka mengeluarkan uang untuk bermain judi online mulai dari 25 ribu hingga

300 ribu, dengan rata-rata 50 ribu yang dikeluarkan setiap pemain dalam satu kali

permainan. Dari hasil wawancara juga, sebagian besar mengaku bahwa teman-

temannya yang mengenalkan mereka pada permainan judi online pragmatic play.

Selain karena lingkungan, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan media sosial

lainnya juga ikut berperan sebagai agen penyebaran informasi mengenai permainan

judi online pragmatic play.

Netralisasi juga dilakukan oleh semua pemain judi online pragmatic play

yang peneliti temukan. Dari lima bentuk netralisasi yang dijelaskan oleh Sykes dan

Matza, para pelaku judi online pragmatic play ini tersebar dan termasuk ke dalam

lima bentuk tersebut. Namun bentuk netralisasi yang paling banyak dilakukan

adalah bentuk Denial of Injury, atau menyangkal atas luka-luka yang ditimbulkan,

62
yang artinya mereka tidak merasa bahwa yang dilakukannya merupakan sebuah

penyimpangan atau kejahatan, karena menurut mereka tidak merugikan orang lain.

Bentuk netralisasi ini paling banyak digunakan oleh para pemain judi online

pragmatic play, namun juga dari mereka ada yang melakukan netralisasi dan

termasuk dalam bentuk netralisasi yang lainnya.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyadari bahwa ada banyak

kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Maka dari itu, penulis memberikan

saran untuk para pembaca sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya dalam bidang sosiologi, disarankan untuk

melakukan penelitian yang memfokuskan pada teori Netralisasi,

dikarenakan masih sedikit penelitian tentang perilaku menyimpang

yang menggunakan dasar teori Netralisasi.

2. Untuk masyarakat, disarankan untuk tetap mengikuti aturan yang

berlaku baik secara negara maupun agama tentang perjudian, agar

terhindar dari masalah hukum atau masalah lainnya.

63
DAFTAR PUSTAKA

Aldyano, L., Suntoro, I., & Adha, M. M. (2013). SIKAP REMAJA TERHADAP
DAMPAK NEGATIF KEBIASAAN BERMAIN JUDI ONLINE DI RT 05
LINGKUNGAN 003 KEDATON.
Barnes, C. Z. (2007). An Investigation Into The Techniques Of Neutralization
Theory An Investigation Into The Techniques Of Neutralization Theory And
Their Effects On Compulsive Consumption Behavior And Their Effects On
Compulsive Consumption Behavior. https://scholarsjunction.msstate.edu/td
Burlian, P. (2016). PATOLOGI SOSIAL.
Cahyaningsih, A. A., Ati, N. U., & Abidin, A. Z. (2019). GADGET DAN
MAHASISWA (Studi Tentang Dampak Penggunaan Gadget Terhadap
Perilaku Mahasiswa di Universitas Brawijaya). Jurnal Respon Publik, 13(3),
21–29.
Fatimatuzzahroh, S. (2017). PENGARUH COGNITIVE RESTRUCTURING
TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU GAME INLINE ADDICTION PADA
REMAJA USIA 12-14 TAHUN. https://eprints.umm.ac.id/41766/
Husna, H. T. (2022, August 23). Kominfo Blokir 118.320 Konten Judi Online
hingga Agustus 2022. Isu Aptika.
https://aptika.kominfo.go.id/2022/08/kominfo-blokir-118-320-konten-judi-
online-hingga-agustus-2022/
Kusnandar, V. B. (2022, April 8). Proporsi Penduduk Beragama Islam
Pandeglang Tertinggi di Banten pada 2021.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/08/proporsi-penduduk-
beragama-islam-pandeglang-tertinggi-di-banten-pada-2021
Leonard. (2022, June). Mengenal Permainan Judi Online Yang Terpopuler Di
Indonesia. https://hematologia.org/mengenal-permainan-judi-online-yang-
populer/
Mastono, B. (2013). Efektivitas Penerapan Hukum Terkait Perjudian Di
Indonesia dan Singapura. http://repository.uib.ac.id/412/5/S-0851020-
chapter1.pdf
Nashrullah, N. (2020, June 18). Landasan Dalil Agama Mengapa Perjudian
Diharamkan Islam. https://www.republika.co.id/berita/qc4hlm320/landasan-
dalil-agama-mengapa-perjudian-diharamkan-islam
Pardede, B. M. (2009). Ketidaktaatan Pelaku Usaha Industri Rumah Tangga
Pangan Dalam Penggunaan Formalin Pada Produk Pangan.
Pratiwi, S. U. (2020). RAGAM GEJALA SOSIAL SOSIOLOGI KELAS X.

64
Rahmawati, F. F., Zaidiah, A., & Isnainiyah, I. N. (2020). SISTEM
MONITORING KEGIATAN SANTRI PADA PONDOK PESANTREN
RIYADHUSSHOLIHIIN KABUPATEN PANDEGLANG.
Rismunandar, U. (2010). Neutralization Theory Dalam Perilaku Berjudi di
Kalangan Remaja Usia Sekolah Menengah Atas SKRIPSI.
Saputra, E. (2022). PERILAKU MENYIMPANG “JUAL BUAH” (JUDI SLOT
ONLINE) PADA REMAJA PURBASARI KECAMATAN ARCAMANIK KOTA
BANDUNG. http://repository.upi.edu/82395/
Saputri, D. S. (2022, August 26). Menkominfo: Kami tidak akan Pernah Mundur
Blokir Situs Judi Online .
https://www.republika.co.id/berita/rh7c4c320/menkominfo-kami-tidak-akan-
pernah-mundur-blokir-situs-judi-online
Siregar, H. S. H. (2017). DAMPAK BERMAIN JUDI TERHADAP KEHIDUPAN
BERKELUARGA DI DESA RONDAMAN SIBUREGAR KECAMATAN
HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA. http://etd.iain-
padangsidimpuan.ac.id/5690/1/13%20120%200044.pdf
Sugono, D. (2008). KAMUS BAHASA INDONESIA. Pusat Bahasa.
Susanti, R. (2021). JUDI ONLINE DAN KONTROL SOSIAL MASYARAKAT
PEDESAAN (Online Gambling and Social Control of Rural Communities ).
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 10(1), 86–95.
https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i1.1094
Ward, D. A., Carter, T. J., & Perrin, R. D. (1994). Social Deviance Being,
Behaving, and Branding. https://archive.org/details/socialdeviancebe00ward

65
LAMPIRAN

Kerangka wawancara penelitian skripsi Entol Ahmad Ichwan Jamiel

Judul: PERILAKU MENYIMPANG JUDI ONLINE DI KALANGAN


REMAJA (Studi Kasus 7 Pengguna Situs Pragmatic Play di Pandeglang,
Banten)

Pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana perilaku menyimpang judi online pada situs pragmatic play saat ini
menjadi favorit di kalangan remaja di Pandeglang, Banten?

2. Bagaimana bentuk-bentuk netralisasi remaja terhadap aktivitas judi online


dengan situs pragmatic play di kalangan remaja di Pandeglang, Banten?

1. Apa pekerjaan/kegiatan anda sehari-hari?


2. Jika berkenan, berapa penghasilan anda dalam satu bulan?
3. Sudah berapa lama anda melakukan judi online di situs pragmatic play?
4. Mengapa memilih bermain judi online di situs pragmatic play?
5. Bagaimana frekuensi atau tingkat melakukan judi online dalam kurun satu
minggu? (apakah setiap hari, atau beberapa hari dalam seminggu, atau
hanya setiap ada uang)
6. Berapa banyak uang yang didapatkan dari bermain judi online? (Rata-rata
setiap bermain, atau pendapatan tertinggi, atau total yang sudah didapatkan
sejak awal bermain hingga sekarang)
7. Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk bermain judi online (setiap
bermain dan total keseluruhan)
8. Apa yang membuat anda kembali bermain judi online walaupun sudah
pernah mengalami kekalahan?
9. Apakah anda tau mengenai aturan yang melarang permainan judi online,
baik aturan negara dan/atau aturan agama?
10. Apakah anda sadar bahwa anda melanggar aturan tersebut?

xii
11. (denial of responsibility) Apakah menurut anda, anda bermain judi online
karena ingin mendapatkan keuntungan, atau karena faktor ekonomi?
12. (denial of injury) Apakah menurut anda, anda bermain judi online karena
merasa bahwa bermain judi online tidak masalah selama tidak merugikan
orang lain?
13. (denial of the victim) Apakah anda merasa bersalah karena bermain judi
online?

13a. Jika merasa bersalah, mengapa?

13b. Jika tidak mersasa bersalah, siapa yang seharusnya disalahkan?

14. (Condemnation of the condemners) apakah anda pernah merasa tersinggung


ketika diingatkan untuk tidak bermain judi online oleh orang lain (misal
kerabat, teman, saudara, dll)?
15. (Appeal to higher loyalties) apakah anda merasa bahwa anda bermain judi
karena dipengaruhi oleh lingkungan? Atau oleh beberapa orang?

xiii
Transkrip Wawancara

Seluruh nama narasumber adalah nama samaran dan bukan nama sebenarnya.

Narasumber 1

Nama : Abah

Usia : 23 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa / Pemain Musik

Wawancara dilakukan pada tanggal 3 November 2022 sekitar pukul 16:00

Peneliti : kalau Abah ini sehari-hari kegiaatannya apa ya sekarang?

Kesibukannya lah

Narasumber : saya sebenernya mahasiswa, tapi saya lebih banyak menganggur

sekarang, jadi kuliahnya udah tinggal tugas akhir, jadi sekarang

lagi banyak waktu kosong di rumah.

Peneliti : tapi selain kuliah, kegiatan apa lagi yang dilakukan a abah buat

mengisi waktu luang, hobi nya gitu misalnya?

Narasumber : saya sih hobi nya main motor ya, sama paling main musik

Peneliti : kalau pendapatan a abah dalam satu bulan atau pendapatan harian

gitu berapa ya?

Narasumber : kalau setiap hari sih pendapatan ga ada ya, kalau ditotal-total per

bulannya kira-kira ya 3 juta lah per bulannya

Peneliti : itu uang jajan atau dari pendapatan lain 3 juta itu?

xiv
Narasumber : dari uang manggung

Peneliti : kalau a abah tadi bilang soal judi online itu, sudah dari kapan a

abah bermain judi online itu di situs pragmatic play?

Narasumber : kalau main saya baru-baru ini sih, tapi kalau nonton temen sih

udah dari 2020 awal.

Peneliti : kenapa milih main di situs pragmatic play?

Narasumber : karena saya juga udah coba ya provider judi online yang lain

seperti Spade Gaming, Habanero, PG Soft, yang paling enak tuh

diliat dan yang paling mudah dimainkan ya Pragmatic Play.

Peneliti : kalau sekarang-sekarang ini mainnya gimana, apa sering apa

setiap hari atau gimana tuh tingkat keseringan main nya?

Narasumber : kalau saya deposit sendiri sih paling sebulan sekali, cuman kalau

lagi dikasih saldo ya bisa dua minggu sekali, atau seminggu sekali.

Peneliti : maksudnya dikasih saldo?

Narasumber : jadi maksudnya kalau ada temen lagi menang, dia biasanya bagi-

bagi ke temen-temennya juga gitu, buat main juga

Peneliti : biasanya a abah kalau main dimana sih maksudnya tempatnya

gitu kalau bermain judi online ini?

Narasumber : biasanya di itu, di tempat tongkrongan, di Rumah Nenek (nama

tempat) atau di Switch (nama tempat), soalnya di situ temen-temen

xv
pada main judi online ya, biasanya kalau menang mereka ngasih

deposit gratis buat saya, kadang 50rb kadang 100rb jadi saya

ikutan main.

Peneliti : kalau dari a abah sendiri berapa yang udah didapatkan dari

bermain judi online? Rata-rata atau total atau kemenangan

terbesarnya?

Narasumber : kalau total kemenangan sih 5 juta an lah ya, tapi kalau

kemenangan terbesarnya itu dari sekali main tuh pernah 1,6 jt

Peneliti : berapa uang yang dikeluarkan buat bermain judi online?

Narasumber : biasanya 50rb sekali main, cuma kalau kadang mau mainnya lama

bisa 100rb atau 150rb sekali main, karang juga kalau 50rb udah

kalah masih pengen main ya dimasukin lagi 50rb gitu.

Peneliti : kalau total yang udah dikeluarkan berapa?

Narasumber : em, mungkin sekitar 1jt rupiah ya kalau uang pribadi, kalau

digabung dengan uang dari temen yang ngasih sekitar ya 2 juta

setengah lah kira-kira

Peneliti : lebih banyak menangnya atau kalahnya selama bermain judi?

Narasumber : kalau saya pribadi lebih banyak kalah nya daripada menangnya,

tapi kalau modal, saya udah lebih dari modal gitu, dapetnya udah

lebih gede dari modalnya

Peneliti : kenapa masih main judi walaupun udah mengalami kekalahan?

xvi
Narasumber : karena seru, karena bukan sebagai mata pencaharian ya, tapi

sebagai hiburan aja, keseruannya itu didapet apalagi ketika main

bareng-bareng sama temen-temen.

Peneliti : kalau a abah sendiri tau gak tentang aturan-aturan atau hukum

mengenai judi online? Baik itu hukum agama atau hukum negara?

Narasumber : kalau di agama jelas ya gak boleh, kalau di aturan negara kayanya

baru kemaren ya dibahas lagi, baru di-up lagi, ya tau-tau.

Peneliti : berarti a abah secara sadar mengakui kalau a abah bermain judi

melanggar peraturan?

Narasumber : iya betul.

Peneliti : kalau a abah sendiri bermain judi online karena faktor ekonomi

atau karena memang mencari uang dari judi online?

Narasumber : engga juga sih, judi itu kalau saya buat hiburan aja, kalau kalah

juga ya yaudah, misalnya kalau dari 50 ribu yang dikeluarkan itu,

ya emang udah siap kehilangan aja kalau saya, menang ya sukur-

sukur

Peneliti : kalau a abah sendiri bermain judi online karena merasa gak

merugikan orang lain?

Narasumber : iya, kalau saya selama tidak merugikan orang lain sih ya sah-sah

aja, saya juga main kan karena hiburan

Peneliti : kalau a abah pernah merasa bersalah karena bermain judi online?

xvii
Narasumber : pernah, kalau kalahnya banyak, jadi pada waktu itu karena

penasaran juga, akhirnya depositnya terus-terusan tapi kalah, cuma

karena masih seru gitu jadi dilanjut, cuma abis itu ya dipikirin lagi

kan lumayan padahal kalau buat beli ini beli itu

Peneliti : kalau a abah pernah merasa tersinggung gak ketika diingatkan

oleh orang lain untuk tidak bermain judi online?

Narasumber : ga pernah

Peneliti : kalau a abah itu bermain judi online karena lingkungan, atau

karena ada yang mengajak gitu misal influencer gitu?

Narasumber : sangat setuju kalau itu, kebetulan di tongkrongan saya emang lagi

marak-maraknya tuh judi online, banyak yang main, dan itu

intensitasnya hampir setiap hari, karena dari saldo bonus itu juga

saya jadi ingin main, akhirnya berani deposit sendiri.

xviii
Narasumber 2

Nama : Budi

Usia : 20th

Pekerjaan : Pekerja Pembangunan

Wawancara dilakukan pada tanggal 3 November 2022 sekitar pukul 19:00

Peneliti : budi kesehariannya sekarang kalau boleh tau apa aja? Pekerjaan

atau kegiatan sehari-hari gitu?

Narasumber : kebetulan kerja juga, cuma karena proyek lagi istirahat jadi ya

lagi di rumah aja sekarang.

Peneliti : kalau untuk pendapatan itu biasanya berapa sih dalam sebulan

biasanya budi?

Narasumber : ga nentu ya, kalau kemarin lagi aktif proyek sih, nyampe lah

kisaran 4 atau 5 juta, tapi kalau proyeknya biasa-biasa aja, cukup

lah 2 atau 3 juta, ya segituan lah

Peneliti : kan tadi sebelumnya bilang ya kalau Budi main judi online, itu

udah dari kapan main judi online di situs itu?

Narasumber : udah lama sih main judi online tuh, udah dari jaman sma (tahun

2018) mungkin udah ada udah mulai nyoba-nyoba main judi online

di situs-situs begitu, sampe sekarang masih sih, cuma engga yang

terlalu parah gitu, tapi masih.

xix
Peneliti : kalau sekarang-sekarang ini, gimana tuh mainnya apakah sering,

apakah sebulan sekali seminggu sekali atau setiap hari?

Narasumber : ga nentu juga sih, paling kalau ngisi waktu aja, kalau waktu

kosong ya main, kalau ditanya seminggu berapa kali, kayanya bisa

3 sampe 4 kali seminggu.

Peneliti : biasanya kalau main dimana sih emang?

Narasumber : kalau sendiri sih paling di rumah, kalau lagi di luar sih bareng

temen-temen kadang main juga gitu sambil ngopi-ngopi, atau ya di

rumah temen juga kadang-kadang.

Peneliti : kenapa milih bermain di situs pragmatic play?

Narasumber : karena kalau pragmatic play itu banyak fitur bonusnya sih, jadi

bikin tertarik aja

Peneliti : biasanya berapa sih yang didapetin atau keuntungan dari bermain

judi online?

Narasumber : ga bisa dipastiin sih, tapi kalau untuk saya sendiri, dari yang

paling besar saya dapetin itu 10 sampe 15 (juta) lah

Peneliti : kalau modal buat main nya berapa, yang dikeluarin kalau main

judi online itu berapa biasanya?

Narasumber : tergantung sih, biasanya 200 sampe 300 kalau sekali main,

biasanya modal segitu kalau bisa sabar sih bisa naik 3x lipat baru

udahan gitu. ya tergantung nafsu juga sih.

xx
Peneliti : tapi pernah kalah? Lebih banyak menang atau kalah nya?

Narasumber : yaa, dibilang 50:50 juga engga ya, tapi belakangan ini emang

seringnya kalah sih.

Peneliti : kenapa masih main lagi padahal udah kalah?

Narasumber : ya namanya pemain ya, dikasih penasaran terus sih, ini kan game

ya, sebenernya juga tau kalau ya game ini settingan gitu, cuma ya

penasaran aja gitu, makanya dimainin terus.

Peneliti : tapi Budi sebetulnya tau ga tentang hukum bermain judi online,

hukum di negara, atau hukum di agama gitu?

Narasumber : engga terlalu tau sih, tapi ya tau intinya dilarang ya tau, tau ada

pidananya ada larangannya tau

Peneliti : berarti Budi secara sadar main judi online ini melanggar aturan?

Narasumber : iya sadar sih

Peneliti : kalau menurut budi, budi main judi online itu karena faktor

ekonomi bener gak? Atau karena nyari untung?

Narasumber : bener sih, kalau karena ekonomi sih engga ya, tapi ya sebenernya

lebih ke ngisi waktu iseng-iseng, terus ya karena awalnya dikasih

menang jadi nya main terus karena penasaran

Peneliti : kalau menurut budi, budi main judi online karena budi merasa ga

merugikan orang lain bener ga?

xxi
Narasumber : iya, yang penting saya main gak minta, gak pake uang orang,

pake pendapatan sendiri, kalah sendiri menang sendiri.

Peneliti : pernah gak budi merasa bersalah karena bermain judi online?

Narasumber : bersalah ya, bersalahnya ya mungkin karena itu sih karena kita

tau lagi ngelanggar hukumnya ya, dari situ sih paling

Peneliti : budi pernah gak merasa tersinggung ketika lagi main judi online,

terus diingetin sama orang lain supaya gak main judi online?

Narasumber : iya sering, kesinggung sih sering, tapi akhirnya ya balik lagi

karena diri sendiri juga yang main kan, akhirnya ya dibawa santai

aja ga terlalu memperdulikan

Peneliti : bener gak kalau budi main judi online itu gara-gara temen-temen

budi pada main juga? Atau karena budi liat di media sosial gitu

misalnya ada yang main judi online makanya budi ikutan?

Narasumber : engga juga sih ya. Mungkin kalau nonton dari youtube atau tiktok

sekarang udah banyak ya yang main judi online kaya gini, tapi

engga sih kalau main mah karena keinginan sendiri aja, dari mulai

coba-coba

xxii
Narasumber 3

Nama : Cepi

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 November 2022 sekitar pukul 20:00

Peneliti : cepi kegiatan sehari-hari untuk saat ini apa ya?

Narasumber : mahasiswa

Peneliti : kalau boleh, bisa disebutkan gak berapa uang jajannya atau uang

saku nya setiap bulannya berapa?

Narasumber : kalau uang jajan ga nentu ya, kalau per hari 50 ribu lah ya

Peneliti : udah sejak kapan bermain judi online di situs Pragmatic Play?

Narasumber : sudah dari tahun lalu kayanya ya (2021)

Peneliti : kenapa mainnya di situs Pragmatic Play?

Narasumber : awalnya coba-coba, liat temen-temen pada main disitu, biar sama

kaya temen-temen pada main di situ.

Peneliti : kalau tingkat keseringannya gimana cepi, apakah seminggu sekali

atau sebulan sekali atau setiap hari?

xxiii
Narasumber : untuk sekarang sih udah hampir ga pernah ya, cuma dulu

kayanya, kadang seminggu 3x, kadang sehari sekali, gimana

momennya aja.

Peneliti : kalau setiap mainnya itu, berapa uang yang dikeluarinnya?

Narasumber : kisaran dari 50 ribu sampe mungkin 200 ribuan sekali main

Peneliti : kalau untuk yang didapatkannya, berapa yang sudah didapatkan

selama bermain judi online?

Narasumber : kemenangan terbesarnya paling di angka 1 sampai 2 juta lah

paling, sisanya ya gitu deh

Peneliti : kalau dari permainannya itu, lebih banyak menang atau kalah?

Narasumber : kayanya lebih banyak kalah nya deh dari pada menangnya

Peneliti : kalau pengeluaran total kira-kira untuk bermain judi online

berapa ya?

Narasumber : kurang tau ya, karena emang gak ngitungin juga sih, mungkin 5

sampai 10 juta kali ya.

Peneliti : tadi kan disebutkan kalau lebih banyak kalah nya dibanding

menangnya, kenapa masih ingin bermain walaupun sudah pernah

kalah?

Narasumber : karena penasaran, ketika menang, kita makin pengen lebih, ketika

kalah jadinya penasaran

xxiv
Peneliti : tapi cepi tau ga sih sebenernya tentang aturan yang mengurus

tentang judi online, aturan negara ataupun aturan agama?

Narasumber : tau sih, sebenernya gak dibolehin

Peneliti : berarti cepi dengan sadar sedang melanggar aturan dengan

bermain judi online?

Narasumber : iya sadar

Peneliti : apakah cepi bermain judi online karena faktor keueangan atau

karena keadaan ekonomi gitu?

Narasumber : sebenarnya bukan karena faktor ekonomi ya, karena emang

mungkin karena ada uang lebih, makanya disalurkan kesitu.

Peneliti : apakah cepi merasa cepi bermain judi online itu ga apa-apa

selama tidak mengganggu orang lain?

Narasumber : sebenernya ya main karena main-main aja, ga juga karena alasan

kaya gitu, main ya karena lagi ada uangnya aja gitu.

Peneliti : apakah cepi pernah merasa bersalah ketika bermain judi online?

Narasumber : bersalah sih engga ya, kalau menyesal iya pernah.

Peneliti : menurut cepi, siapa yang harus disalahkan?

Narasumber : ya bandarnya kali ya, kalau ga ada juga ga akan main sih.

Peneliti : pernah gak merasa tersinggung ketika diingatkan untuk tidak

bermain judi online oleh teman atau siapa gitu?

xxv
Narasumber : engga sih, soalnya kan masing-masing aja gitu ya, emang kadang

juga apa yang mau dilakuin orang juga ya masing-masing aja,

lagian juga kan emang ga mengganggu orang lain gitu kan.

Peneliti : apakah cepi bermain judi online itu karena dipengaruhi oleh

orang lain, misalnya influencer atau teman atau tongkrongan atau

dari media sosial?

Narasumber : iya, ada pengaruh dari orang lain, karena emang saya kan orang

nya ikut-ikutan juga, jadi ya ikutan main.

xxvi
Narasumber 4

Nama : Deden

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa/Pegawai Magang

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 November 2022 sekitar pukul 20:30

Peneliti : kalau sekarang deden kegiatan sehari-hari nya apa ya?

Narasumber : mahasiswa

Peneliti : kalau kegiatan lainnya selain mahasiswa?

Narasumber : sekarang sebagai pegawai magang juga

Peneliti : boleh ga disebutkan berapa sih pendapatan dalam sebulan, atau

uang saku atau uang jajan gitu dalam sebulannya?

Narasumber : ya 1,5jt sebulan lah sekitar segitu

Peneliti : deden udah dari kapan bermain judi onlinenya?

Narasumber : dari 2019

Peneliti : kenapa bermain di situs Pragmatic Play?

Narasumber : taunya juga emang dari temen cuma itu, terus soalnya dia kan

enak ya tinggal mencet-mencet doang, animasinya seru juga

Peneliti : seberapa sering itu main judi online? Apakah seminggu sekali

atau sebulan sekali atau setiap hari?

xxvii
Narasumber : paling sering sih seminggu 3 kali, kalau akhir-akhir ini paling

sebulan sekali

Peneliti : itu kalau dari judi online tuh berapa yang udah didapatkan kira-

kira?

Narasumber : kalau dapet sih paling gocap ya, 50 ribu rupiah

Peneliti : berapa emang kalau sekali bermain?

Narasumber : 20 ribu paling

Peneliti : kalau pendapatan terbesar dari judi online berapa?

Narasumber : yaa itu 50 ribu paling, ga pernah di kasih gede soalnya

Peneliti : kalau total keseluruhan kira-kira berapa yang udah didapatkan?

Narasumber : kira-kira yaa 300 ribuan lah

Peneliti : kalau uang yang udah dikeluarin buat judi online kira-kira

berapa?

Narasumber : 800 lah mungkin

Peneliti : itu kan lebih besar kekalahannya daripada kemenangannya,

kenapa sih masih ingin bermain judi online?

Narasuamber : karena saya spekulasi, ingin mendapatkan yang lebih besar, cuma

gapernah dikasih gede tapi

Peneliti : kalau deden tau tentang aturan yang mengatur judi online di

Indonesia, aturan agama atau aturan negara gitu?

xxviii
Narasumber : iya tau

Peneliti : berarti deden sadar ya bermain judi online itu sedang melanggar

aturan?

Narasumber : iya sadar

Peneliti : kalau menurut deden, apakah deden merasa tidak apa-apa

bermain judi online karena deden merasa tidak merugikan orang

lain?

Narasumber : iya benar, yang penting ga merugikan orang lain

Peneliti : apakah deden bermain judi online karena faktor ekonomi, atau

memang lagi butuh uang atau butuh menang dari judi online?

Narasumber : engga, jadi main judi online mah cuma buat seneng-seneng aja sih

Peneliti : apakah deden merasa bersalah karena bermain judi online?

Narasumber : pernah pernah, merasa bersalahnya (seandainya) uangnya gak

dipake buat judi online, bisa buat yang lain harusnya.

Peneliti : apakah deden merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang

lain misalnya teman atau siapa mungkin, ketika deden bermain judi

online?

Narasumber : engga, ga pernah

Peneliti : apakah deden bermain judi online karena faktor lingkungan? Atau

mungkin karena faktor influencer seperti sosial media?

xxix
Narasumber : iya, awalnya main karena lingkungan, karena temen-temen juga

pada main jadi ikutan main.

xxx
Narasumber 5

Nama : Erwin

Usia : 22 Tahun

Pekerjaan : Perawat

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 November 2022 sekitar pukul 21:00

Peneliti : kalau kegiatan sehari-hari atau pekerjaan sekarang apa?

Narasumber : perawat di rumah sakit

Peneliti : kalau boleh, berapa sih pendapatannya dalam sebulan?

Narasumber : dari rumah sakit 4,5 juta, ada bonus-bonus juga, sampe lah 6

jutaan sebulan

Peneliti : erwin udah dari kapan bermain judi online di pragmatic play?

Narasumber : kalau ga salah, udah dari 2021 akhir, desember-an

Peneliti : kenapa mbudilih bermain di situs pragmatic play?

Narasumber : karena temen-temen pada main disitu sih, jadi tertarik juga buat

mengikuti bermain judi online.

Peneliti : seberapa sering bermain judi online, apakah setiap hari atau

seminggu sekali atau sebulan sekali?

Narasumber : ga nentu sih, kadang sebulan bisa 2x, tapi sebulan ada aja sih

mainnya.

xxxi
Peneliti : berapa sih uang yang didapatkan dari setiap bermain judi online?

Narasumber : yang dikumpulin sih udah nyampe 3 juta lebih lah ya, tapi

habisnya di bawah 1 juta

Peneliti : berapa yang dikeluarkan setiap bermainnya?

Narasumber : paling kecil 50 ribu, paling besar 150 ribu

Peneliti : kenapa masih bermain judi online?

Narasumber : karena kemarin-kemarin dikasih menang, jadi pengen main lagi

jadinya penasaran aja

Peneliti : erwin tapi tau aturan di Indonesia tentang judi online, baik itu

aturan agama atau aturan negara?

Narasumber : di agama kan sebenernya sih dosa kan ya, saya sebagai umat

islam. Kalau dari negara juga ilegal kan ya, kalau ketauan aparat

pasti kena denda atau sebagainya.

Peneliti : berarti erwin dengan sadar bermain judi online walaupun

melanggar aturan?

Narasumber : iya sadar, tapi ya gimana ya, karena gabut aja sih, karena kemarin

dapet besar dari judi online, jadi makin tertarik aja.

Peneliti : kalau erwin bermain judi online karena faktor ekonomi? Atau

karena memang mencari uang dari kemenangan judi online?

xxxii
Narasumber : kalau dari faktor ekonomi sih saya mencukupi, tapi ini sih untuk

iseng-iseng aja, bukan buat cari uang.

Peneliti : menurut erwin, erwin itu bermain judi online karena merasa tidak

merugikan orang lain benar atau engga?

Narasumber : iya sih, kan emang ga ngerugiin orang, kalau misalnya kalah juga

kan yang rugi diri sendiri, bukan orang lain.

Peneliti : apakah erwin merasa bersalah bermain judi online?

Narasumber : kalau menyesal pernah sih, udah abis 300 ribu tapi ga dikasih

menang, nyesel juga

Peneliti : apakah erwin merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang

lain saat erwin bermain judi online?

Narasumber : kesinggung sih engga, saya sih masa bodo amat orang bilang apa,

masing-masing aja.

Peneliti : apa erwin merasa bermain judi online itu karena dipengaruhi

lingkungan, karena temen-temen atau karena sosial media?

Narasumber : karena youtube sih iya, karena lingkungan juga iya

xxxiii
Narasumber 6

Nama : Fajar

Usia : 18

Pekerjaan : Mahasiswa

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 November 2022 sekitar pukul 19:30

Peneliti : fajar kegiatan sehari-hari sekarang apa?

Narasumber : sekarang kuliah aja, baru masuk kuliah

Peneliti : kalau uang saku atau uang jajan dalam sebulan kira-kira berapa?

Narasumber : ga nentu sih, segimana keperluannya, kan kuliah ga tiap hari nih,

terus juga kuliahnya ga nentu butuh apa gitu

Peneliti : kalau dikira-kira aja sebulan berapa, atau dalam sehari uang jajan

berapa?

Narasumber : kadang suka dikasih 200 sampai 300 dalam seminggu buat kuliah

Peneliti : kalau fajar dari kapan main judi online di pragmatic play?

Narasumber : awal-awal itu kelas 3 SMA kemaren, awal tahun ini berarti (2022)

Peneliti : kenapa bermain judi online di situs pragmatic play?

Narasumber : soalnya emang banyak yang bilang tuh, selain dia dapet wd jekpot

(yang lumayan menguntungkan maksudnya), karena penasaran aja

orang-orang suka nyebutin kakek zeus itu jadi pengen coba.

xxxiv
Peneliti : itu kalau fajar bermain judi onlinenya seberapa sering, apakah

setiap hari atau seminggu sekali atau sebulan sekali?

Narasumber : kan gimana ya kalau tentang sering main sih, kan misalnya kalau

saldo di mbanking ga bulet 50 nih kaya 25 atau 30 itu di-depo,

kalau misalnya saldonya bulet 50 atau 100, itu gabakal di-depo.

Peneliti : kalau dalam sekali beramain berarti keluar uang berapa?

Narasumber : ya itu 25 an lah atau 30, pernah sih 50 itu pas awal-awal banget

lah dulu

Peneliti : kalau dari bermain judi online, udah berapa uang yang

didapatkan?

Narasumber : yang waktu itu, dari 50 lumayan aja dapet 150

Peneliti : kalau total nya kira-kira sampai terakhir bermain, udah dapet

berapa?

Narasumber : ga banyak sih, paling berapa ya 200-300 doang, emang kecil-kecil

aja, soalnya main nya juga ga begitu banyak, ya ga lebih dari 20x

lah mainnya

Peneliti : kalau total uang yang udah dikeluarkan buat bermain judi online

kira-kira berapa?

Narasumber : 100 atau berapa ya, paling tambah yang 50 awal jadi 150, lupa sih

tapi emang ga banyak sih

xxxv
Peneliti : kenapa masih bermain judi online?

Narasumber : ga tau ya, karena emang gabut juga sih jadi main judi online

Peneliti : tapi fajar tau tentang aturan judi online, baik itu aturan negara

atau aturan agama?

Narasumber : kalau di agama tau, dosa, kalau aturan negaranya kurang tau tuh

Peneliti : berarti fajar dengan sadar bermain judi online walaupun tau

melanggar aturan, walaupun dosa?

Narasumber : iya bener

Peneliti : kalau fajar bermain judi online itu apakah karena faktor ekonomi,

atau karena emang cari uang atau cari untung dari bermain judi

online?

Narasumber : pernah sih pada saat itu sekali, emang saldo kan cuma ada 20 atau

25 gitu ya lupa, bingung kan mau ditarik juga ga bisa, jadi yaudah

di-depoin aja gitu

Peneliti : menang?

Narasumber : engga juga sih

Peneliti : apakah fajar bermain judi online karena merasa tidak merugikan

siapapun, tidak merugikan orang lain?

Narasumber : ya main mah main aja sih, dibilang ngerasa gitu juga engga sih,

maksudnya yaudah main main aja gitu.

xxxvi
Peneliti : apakah pernah merasa bersalah ketika bermain judi online?

Narasumber : engga sih, soalnya udah nerima resiko kalau bakal kalah

Peneliti : kalau gitu siapa yang seharusnya disalahkan?

Narasumber : engga ada sih, soalnya kalau fajar mah main ya karena emang

gabut aja sih

Peneliti : apakah fajar merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang lain

ketika bermain judi online?

Narasumber : engga sih, soalnya fajar juga kan ngelakuin secara sadar gitu

Peneliti : apakah fajar bermain judi online karena dipengaruhi lingkungan,

atau dipengaruhi oleh media sosial kaya di tiktok atau youtube

gitu?

Narasumber : sebenernya dari tongkrongan atau dari temen-temen sih iya, tapi

sebenernya itu dari kaya dari snapgram snapgram (selebgram),

maksudnya sering dipromosiin gitu, jadi tertarik juga, biasanya

kayanya kan itu adminnya tuh posting, jadi ya gitu

xxxvii
Narasumber 7

Nama : Galuh

Usia : 19 Tahun

Pekerjaan : lulusan SMA / usaha kecil-kecilan

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 November 2022 sekitar pukul 20:00

Peneliti : kalau kegiatan sehari-hari galuh apa untuk sekarang?

Narasumber : baru lulus SMA sih, bisnis-bisnis kecil aja

Peneliti : boleh disebutin gak kalau dalam sebulan, Galuh itu pendapatnnya

berapa atau uang jajannya berapa?

Narasumber : kira-kira aja ya? sejutaan mungkin

Peneliti : galuh udah dari kapan bermain judi online di pragmatic play?

Narasumber : dari Februari tahun ini (2022) kayanya

Peneliti : kenapa milih bermain di situs pragmatic play?

Narasumber : umumnya kemenangan terbesarnya di situ sih, karena orang-

orang main disitu gitu

Peneliti : kalau tingkat seringnya bermainnya gimana, apakah setiap hari

atau seminggu sekali atau sebulan sekali ?

Narasumber : seminggu ada lah 3x gitu 2x gitu

xxxviii
Peneliti : kalau uang yang udah didapatkan dari bermain judi berapa kira-

kira?

Narasumber : kalau ditotalin ya, dikira-kira yaa paling 500-700 an lah

Peneliti : kalau yang dikeluarkannya berapa?

Narasumber : kayanya lebih dari itu deh keluarnya

Peneliti : kenapa masih bermain judi online?

Narasumber : karena penasaran gitu, jadi masih main terus

Peneliti : emang berapa kalau sekali bermain keluar uangnya?

Narasumber : ya paling 25 sampe 50 ribu deh

Peneliti : kalau galuh tau aturan yang ada di Indonesia tentang judi online,

baik itu yang di agama atau di negara?

Narasumber : kalau secara undang-undang itunya ya gaboleh sih, tau, di agama

juga sama gaboleh

Peneliti : berarti galuh dengan sadar ya bermain judi online walaupun tau

tentang aturannya?

Narasumber : iya dengan sadar sih

Peneliti : kalau galuh bermain judi online itu apakah karena faktor ekonomi

atau karena memang butuh uang dari judi online?

Narasumber : pernah sih kaya gitu, misalnya lagi ga ada uang, terus di saldo ada

sisa uang yaudah dimainin, siapa tau dapet kan.

xxxix
Peneliti : apakah galuh merasa kalau galuh bermain judi online karena tidak

merugikan orang lain?

Narasumber : iya saya sih ngerasa gitu kalau emang ga ngerugiin orang lain sih

yaudah ga masalah, kan pake saldonya juga saldo kita kan,

Peneliti : apakah galuh merasa bersalah karena bermain judi online?

Narasumber : pernah sih, ngerasa kaya ih gua ngapain ngabis-ngabisin uang

doang gitu buat main judi

Peneliti : apakah galuh merasa tersinggung ketika diingatkan oleh orang

lain untuk tidak bermain judi online?

Narasumber : pernah, pernah, tapi kan kadang yang ngingetinnya juga main

juga gitu jadi kan akhirnya yaudah lah, jadi dibawa santai aja lah

gitu, lu juga main ko, gitu

Peneliti : apakah galuh bermain judi online karena faktor lingkungan,

faktor teman-teman yang lain, atau karena media sosial?

Narasumber : dari lingkungan dari temen juga sih, awalnya emang dari situ sih

temen juga main, cuma kalau sekarang sih jadi makin banyak gitu,

dari instagram dari youtube juga banyak yang main gitu, jadi

penasran juga

xl

Anda mungkin juga menyukai