Komunikasi Kesehatan & Hambatan Dan Gangguan Dalam Komunikasi Kesehatan
Komunikasi Kesehatan & Hambatan Dan Gangguan Dalam Komunikasi Kesehatan
A. Definisi
Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis
untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan
menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan
komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, serta kebijakan kesehatan.
1. Pencegahan Penyakit (Preventif)
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat diba-gi dalam empat
golongan, yaitu:
a. Usaha pencegahan (usaha preventif).
b. Usaha pengobatan (usaha kuratif).
c. Usaha promotif.
d. Usaha rehabilitatif.
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang
utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun
rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan
memberikan hasil yang lebihbaik serta memerlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun merehabi-litasi kaki
patah dengan kaki buatan.
2. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekaspenderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagisebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya danmasyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya.Rehabilitasi ini terdiri atas:
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik se-maksimalnya,
misalnya seorang yang karena kecelakaan,patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu dengan menggunakan kaki buatan yang
fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri da-lam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskansering kali bersamaan dengan
terjadinya cacat badaniamuncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental
un-tuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingankejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
c. Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yangsemaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidakmampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis.
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk me-ngembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadangfungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikem-balikan
misalnya: penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas penderita ini ke
dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota
masyarakat untuk dapat mengerti dan memahamikeadaan mereka (fisik mental
dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuian
dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah Pancasila
yang berdasarkan unsur kemanusiaan dan keadailan sosial. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan
hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak
asasinya sebagai manusia.
3. Prmosi Kesehatan
Komunikasi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris, yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H. R. Leavell danE. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in hiscommunity. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pan-dang kesehatan masyarakat, terdapat limat tingkat
pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
a. Promotion of health;
b. Specific protection;
c. Early diagnosis and prompt treatment;
d. Limitation of disability; dan
e. Rehablitation.
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan di atas bahwa Pro-mosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemam-puan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kese-hatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yangsempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakatharus mampu
mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Dalamkonferensi ini,health promotiondi maknai sebagai perluasan dari health
education atau pendidikan kesehatan.
A. Gangguan Komunikasi
Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yangdisebabkan karena kesalahan
bahasa yang digunakan (Blake,1979). Gangguan semantik sering terjadi karena:
1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga
sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
2. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh
penerima.
3. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
membingungkan penerima.
4. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol
bahasa yang digunakan.
B. Hambatan Komunikasi
Hambatan atau ganguan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-
unsur yang mendukungnya, ter-masuk faktor lingkungan di mana komunikasi itu
terjadi. Menurut Shannon dan Weaver (Cangara, 2007), gangguan komunikasi terjadi
jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga
komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif dan tidak sesuai dengan harapan
komunikator dan komunikan.