Aula Rahmina, 170501035, FAH, SKI, 081264202034
Aula Rahmina, 170501035, FAH, SKI, 081264202034
SKRIPSI
Diajukan oleh:
AULA RAHMINA
NIM. 170501035
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora
Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang berjudul Pengobatan
Tradisional Tabib Abu Bukhari di Gampong Ateuk Kemukiman Lamteuba
Kecamatan Seulimeum Aceh Besar adalah benar hasil karya saya sendiri. Dalam
penyusunan skripsi ini saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di dunia akademik.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dirujuk dalam naskah
ini dan ditulis di dalam daftar Pustaka, jika dikemudian hari bahwa saya telah
melanggar pernyataan ini, maka saya siap menerima sanksi berdasarkan aturan
yang berlaku di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry
Aula Rahmina
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang
Besar. Shalawat beserta salam tidak lupa pula penulis sanjung sajikan ke
pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Skripsi ini merupakan salah satu tugas dan syarat akhir untuk
memperolah gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-
Ucapan terima kasih, rasa cinta dan kasih sayang penulis yang sedalam-
dalamya penulis persembahkan yang teristimewa untuk kedua orang tua yaitu
ayahanda tercinta Muhammad Jamin dan ibunda tercinta Syariwati, yang tidak
studi ini. Juga kepada adik tersayang yaitu Aiman Alzawahiri, Alkindi, dan
Amalia yang selalu menghibur penulis ketika penulis merasa sangat letih.
Ucapan terima kasih penulis kepada Bapak Drs. Husaini Husda, M.Pd.
selaku pembimbing 1 dan ibu Dra. Fauziah Nurdin, M.A. selaku pembimbing II
yang dengan sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu dan pikiran serta
kepada penulis selama menyusun dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa
ii
pula ucapan terima kasih penulis kepada bapak Dr. Fauzi Ismail M.Si selaku
dekan Fakultas Adab dan Humaniora, ketua jurusan bapak Sanusi S. Ag., M.Hum,
kepada ibu Ruhamah M.Ag selaku penasehat akademik, dan untuk semua dosen
di Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam yang telah mendidik penulis
selama ini, dan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat
Ucapan terima kasih penulis kepada Abu Bukhari yang telah bersedia
Basri selaku Sekdes Gampong Ateuk, dan kepada seluruh informan yang telah
bersedia memberi informasi yang diperlukan oleh penulis dalam penulisan karya
ilmiah ini.
serta kasih dan sayang untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Juga kepada sahabat SKI letting 2017 yang selalu ada di saat susah dan
mengajarkan kasih sayang dan cinta sebagai seorang sahabat yaitu Fira Fahrika,
Intan Nazila, Husnita Faradina, Nurul Fitria Fauzi, dan teman-teman yang lain
yang begitu banyak namanya yang telah memberikan motivasi, kasih sayang,
iii
penulis sendiri. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Akhirnya kepada Allah SWT, penulis berserah diri semoga Allah SWT
membalas semua amal dan jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada penulis,
Aula Rahmina
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
E. Penjelasan Istilah ...................................................................... 3
F. Kajian Pustaka .......................................................................... 4
G. Metode Penelitian ..................................................................... 6
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
vi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 36
B. Saran ......................................................................................... 37
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Bimbingan
2. Surat Izin Penelitian dari FAH
3. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Keuchik
4. Daftar Informan
5. Foto-Foto Dokumentasi Penelitian
6. Foto-Foto Sidang
7. Pedoman Wawancara
viii
BAB I
PENDAHULUAN
oleh masyarakat sejak zaman dahulu dan sudah diturunkan dari generasi ke
yang paling umum dari pengobatan tradisional ini adalah akupuntur, pengobatan
tradisional Cina, jamu dan lain-lain. Di Aceh sendiri banyak sekali pengobatan
tradisional seperti Meurajah dan lain-lain.1 Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan yang berasal dari alam, hewan, atau campuran dari bahan-bahan yang
ditemukan di alam secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan
mengenai kesehatan dan pengobatan. Keempat prinsip ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi berbagai model intervensi kesehatan dan pengobatan. Hal ini bisa
kesehatan dengan pola pencegahan dan penyembuhan penyakit yaitu dengan cara
menjaga kesehatan seperti menjaga kebersihan, memilih makanan yang sehat serta
1
https://www.primamedika.com/id/kegiatan-berita-prima-medika/perbedaan-antara-
pengobatan-tradisional-dan-modern di akses pada tanggal 29 juni 2021
2
Badan Pengawas Obat dan Makanan “Buku Saku Obat Tradisional untuk Memelihara
Daya Tahan Tubuh” (Jakarta: Mei 2020) Hal-16
3
Agus Rahmadi “Kitab Pedoman Pengobatan Nabi” (Jakarta: Wahyu Qolbu 2019) hal-3
1
2
pengobatan ini. Masyarakat dahulu apabila terkena suatu penyakit mereka tidak
dicampurkan dengan bawang merah dan digosokkan ke bagian perut yang sakit.
Tabib Abu Bukhari tidak hanya berasal dari masyarakat Gampong Ateuk dan
warga sekitar saja, tetapi ada juga masyarakat luar yang berobat di tempat
tersebut. Hal ini tentu menjadi sebuah fenomena menarik untuk diteliti lebih jauh.
Oleh karna itu peneliti ingin mengkaji lebih mendalam melalui sebuah penelitian
B. Rumusan Masalah
berikut:
1. Apa saja jenis penyakit dan metode pengobatan Tabib Abu Bukhari?
Bukhari?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja jenis penyakit dan metode pengobatan Tabib
Abu Bukhari
3
D. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang ingin penulis sampaikan pada penulisan ini, di
antaranya adalah:
untuk akademik.
Bukhari.
E. Penjelasan Istilah
karya ilmiah ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat
1. Pengobatan tradisional
digunakan oleh masyarakat luas sejak zaman dahulu kala dan ada kecenderungan
4
Azwar Agoes, Antropologi Kesehatan Indonesia: Pengobatan Tradisional (Jakarta: EGC
1992) hal-14
4
2. Tabib
3. Penyakit
F. Kajian Pustaka
Seulimeum Aceh Besar. Oleh karena itu penulis perlu melakukan kajian
Namun ada tulisan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Seperti yang
ditulis oleh Safari (2014) dengan Judul Budaya Pengobatan Tradisional (Studi
kasus pada Masyarakat di Desa Alue Jerejak Kecamatan Babahrot Aceh Barat
5
Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama 2019) hal-538
6
Irwan, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (Yogyakarta: Grup Penerbit CV BUDI UTAMA
2016) hal-1
7
Safari, Budaya Pengobatan Tradisional (Studi kasus pada Masyarakat Desa Alue Jerejak
Kecamatan Babahrot Aceh Barat Daya), Perpustakaan FAH
5
penyakit basoe (lumpuh), sakit perut, penyakit lambung, penyakit pungoe buy
di ek taloe nyawoeng (penyakit kelamin) tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu.
Penulisan yang kedua ditulis oleh Junaida (2020) dengan judul Ritual
ini peneliti mendeskripsikan tentang rajah seumapa yang merupakan salah satu
ilmu pengobatan tradisional Aceh yang disebabkan oleh sapaan orang yang telah
meninggal.8
Hasil dari penelitian ini adalah Masyarakat Gunong Cut Tangan- tangan
masih percaya rajah seumapa bisa mengobati orang yang terkena seumapa atau
ayat suci Al-Qur’an serta dibacakan pula mantra-mantra, alat yang digunakan
8
Junaida, (Ritual Rajah Seumapa Pada Masyarakat Gunong Cut Kecamatan Tangan-
Tangan), di Publikasikan
6
Penulisan ketiga ditulis oleh Muhammad Faiz Bin Mohd Nazri (2018)
dengan judul Fungsi Ruqyah Syar’iyyah dalam Mengobati Penyakit Non Medis.
Hasil dari penelitian ini adalah Ruqyah Syar’iyyah merupakan salah satu
metode pengobatan Rasulullah SAW, baik yang berkaitan dengan fisik, kejiwaan
G. Metode Penelitian
suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif yang berisi data-data
tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diwawancara. Kualitatif juga dapat
diartikan sebagai nilai atau makna yang berkualitas atau makna yang ada dibalik
fakta.10
9
Muhammad Faiz bin Moh Nazri, Fungsi Ruqyah Syar’iyyah dalam Pengobatan Penyakit
Non Medis), di Publikasikan
10
Muh. Fitrah dan Lutfiyah, Metodologi Penelitian (Jawa Barat: CV Jejak 2017) Hal-44
7
1. Lokasi Penelitian
2. Objek Penelitian
Besar.
3. Instrumen Penelitian
peneliti itu sendiri. Maka dalam melakukan penelitian harus memiliki wawasan
mengkontruksi situasi yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Waktu yang
langkah yang harus ditempuh, karena tujuan dalam penelitian adalah untuk
a. Observasi
data penelitian merupakan teknik yang sangat penting. Observasi melibatkan dua
11
Nazir “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hal-10
8
komponen yaitu pewawancara dan orang yang akan diwawancarai, sebelum turun
ke lapangan peneliti harus mempersiapkan diri dan peneliti harus membekali diri
b. Wawancara
dan orang yang akan diwawancarainya secara langung atau tatap muka. Dan
irforman dapat menjawab dengan bebas untuk mengeluarkan pendapat yang ingin
Bukhari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti catatan atau barang-
barang tertulis. Dokumentasi adalah sumber informasi yang sangat penting dalam
12
Nyoman Khuta Ratna “Metodologi Penelitian” (Yogyakarta: Pustaka Belajar 2010) hal-
222
13
A. Musri Yusuf “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & Penelitian Gabungan”
(Jakarta: Kencana 2017) hal-372
9
akan diteliti seperti buku-buku, jurnal ilmiah, skripsi dan dokumen dalam bentuk
lainnya.
3. Analisis Data
hasil, dalam tahap analisis ini penulis menggunakan beberapa Langkah yaitu:
a. Reduksi Data
kepada hal-hal yang penting dan membuang data yang tidak perlu. Data yang
telah dirangkum tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga
b. Data Display
Proses penyajian data dalam bentuk grafik, tabel dan lain-lain. Penyajian
informasi yang bermakna.15 Dalam penulisan ini penulis menyajikan data yang
14
Albi Anggito, dk Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV Jejak 2018) hal-243
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Bumi Aksara 2013) hal-14
16
http://eprints.undip.ac.id/40737/3/004_BAB_III.pdf di akses pada tanggal 29 juli 2021
10
H. Sistematika Penulisan
tentang latar belakang masalah yang termuat dalam uraian tentang alasan
pemilihan judul penelitian serta beberapa poin penting yang harus dijelaskan
secara singkat yang berkaitan dengan penelitian. Bab ini juga terdapat
bab ini ikut disertakan juga tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan
bukhari
Gampong Ateuk pada tanggal 25 Oktober tahun 1966. Abu Bukhari merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara yang terdiri dari dua orang laki-laki dan satu
orang perempuan. Ia anak dari pasangan Muhammad Kasem dan Asmaul Husna.
Asmaul Husna sendiri merupakan anak seorang ulama yang terkenal di Gampong
Ateuk dan biasanya masyarakat memanggilnya dengan sebutan Abu Chiek nama
Gampong Lambada yang juga merupakan salah satu gampong yang berada di
terdiri dari 3 orang laki-laki dan dua orang perempuan. Sedangkan ibu dari Tabib
Abu Bukhari (Asmaul Husna) Penduduk Gampong Ateuk ia merupakan anak dari
dari Teungku Muhammad Saidi dan Fatimah dan memiliki 7 bersaudara terdiri
Ayah Abu Bukhari memiliki keahlian sebagai tabib patah secara turun
temurun dari nenek moyang mereka bahkan ayahnya bisa mengobati borok atau
luka pada binatang dan dapat memindahkan hama walangsangit pada tanaman
17
Hasil Wawancara Asmaul Husna, Ibu Rumah Tangga,30 mei 2021, pkl 11.00 WIB
11
12
padi yang mulai malai. Keahlian yang dimiliki oleh ayahnya juga diturunkan
tersebut, selain itu mereka juga merupakan keturunan ulama-ulama terkenal pada
masa itu. Abu Bukhari juga dikenal dengan sebutan Abu Seulawah, nama itu
Di masa kecilnya Tabib Abu Bukhari dikenal sebagai anak yang periang,
suka membantu orang tuanya dalam mencari nafkah. Selain menjadi tabib ayah
Abu Bukhari juga bekerja sebagai petani dan sebagai guru pengajian bagi anak-
anak di Gampong Ateuk yang menyebabkan Abu Bukhari harus membantu orang
tuanya. ia juga sangat dekat dengan kakeknya yang setiap hari mengajarkannya
ilmu agama. Abu Bukhari sudah menjadi anak yang tangguh sejak kecil. Setelah
beranjak dewasa, Abu Bukhari menikah dengan seorang gadis yang bernama
Wardiah, kehidupan mereka pada saat itu masih sangat berkecukupan. Abu
Bukhari pada saat itu masih berkerja sebagai petani dan istrinya selalu
mendampingi abu Bukhari senang maupun sedih mereka dikaruniai 6 orang anak
dan anak-anaknya juga mengikuti jejak Abu Bukhari dalam menuntut ilmu
Agama.
18
Wawancara dengan Tabib Abu bukhari, Gampong Ateuk,25 mei 2021, pkl 10.00 WIB
13
diajarkan untuk memiliki akhlak yang mulia. Setelah berumur 6 tahun yaitu pada
tahun 1974 Abu Bukhari mulai memasuki Madrasah Ibtidaiyah Negri (MIN) pada
saat itu dia masih tinggal dengan orang tua, namun setelah memasuki bangku
sekolah menengah pertama yaitu pada tahun 1980 Abu Bukhari merantau ke
Lamjruen dan bersekolah di MTSN Lamjruen, pada saat itu Abu Bukhari
Pada tahun 1983 Abu Bukhari memasuki Sekolah Menengah Akhir yaitu
Ar-Raniry atau yang kita kenal sekarang UIN Ar-Raniry. Abu Bukhari mengambil
jurusan Bahasa Arab di Fakultas Tarbiah, tetapi pada saat memasuki semester
kedua dia memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi kuliahnya, ia merasa tidak
cocok duduk di bangku perkuliahan. Namun setelah keluar dari bangku kuliah ia
tetap melanjutkan menuntut ilmu agama di pesantren daerah caleu di tempat Abu
Ma’e. 20
Pada tahun 1990 Abu Bukhari melanjutkan mondok di dayah Ule titi
dengan gurunya yang bernama Abu Attahilah dan beberapa guru lainnya. Di
19
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,27 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
20
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,27 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
14
Dayah Ule Titi Abu Bukhari menuntut ilmu dalam jangka waktu yang cukup
lama. Setelah selesai mondok Abu Bukhari pulang ke kampung halaman dan
diperuntukkan khusus untuk laki-laki, dan santri di dayah tersebut berasal dari
berbagai daerah, tidak hanya masyarakat sekitar, dan disekitar dayah tersebutlah
terdapat satu sungai yang abu sendiri menyebutnya dengan sebutan “Krueng
belantara dan mengunjungi makam-makam para ulama atau aulia yang ia jumpai
suloek atau kaluet (mengasingkan diri sambil bermunajah atau memohon kepada
Allah)
Qadiriah. Tarekat Qadiriah adalah tarekat yang didirikan oleh Syeikh Muhyiddin
Abdul Kadir al-Jailani dan berpusat di Iraq dan Suriah dan diikuti oleh umat
muslim di berbagai penjuru dunia seperti Yaman, Mesir, India, Afrika, Turki dan
Abdul Kadir Jailani dan dipimpin oleh Abdul rauf yang kemudian diturunkan
kepada Abu Bukhari atau Abu seulawah dan kemudian lahirlah krueng ubat. Abu
rakaat, shalat taubat 50 rakaat, pada saat menyambut Nisfu Sya’ban Abu Bukhari
pasien yang berdatangan. Pasien pertama berasal dari warga Gampong Ateuk
sendiri, namun semakin lama pengobatan Tabib Abu Bukhari semakin terkenal
dan semakin banyak pasien luar yang mulai berdatangan ke tempatnya. Pasien
yang berobat di tabib Abu Bukhari berasal dari berbagai kalangan ada yang dari
1. Ilmu Pengobatan
ia mendapatkannya turun temurun dari keluarga dan dari gurunya, keahlian tabib
Abu Bukhari sudah terlihat sejak ia masih remaja, ia sangat tertarik dengan
kali ayahnya melakukan pengobatan dan ayahnya langsung mengajari dengan cara
mempraktekkan pada pasien di depan Abu Bukhari. Selain itu Abu Bukhari
21
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,28 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
16
2. Ilmu Agama
tidak diragukan dalam hal ilmu Agama, selain ilmu agama yang diperoleh dari
memiliki keahlian dalam membaca dan menjelaskan isi yang terdapat di dalam
Abu Bukhari kembali ke kampung halamannya dan ikut mendirikan dayah untuk
mendirikan dayah keduanya yang diberi nama dayah Taubatan Nasuha Hikmah
Indatu yang berada di Blang Kala (nama sawah yang terletak di Gampong Ateuk).
Dayah ini diperuntukan untuk laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan namanya
yaitu Taubatan Nasuha, di tempat ini dilatih orang-orang secara spiritual untuk
seperti goa untuk pengingat akan kematian, dan para santri berdiam diri ambil
22
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,28 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
23
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,28 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
17
dimasuki oleh satu orang. Hal ini biasanya dilakukan pada saat tengah malam.
Selain kedua hal kelebihan yang disebutkan di atas, Abu Bukhari juga
mempunyai keahlian dalam bidang bela diri berupa pencat silat, pemuda-pemuda
Gampong Ateuk yang ikut berburu ilmu bela diri pada Abu Bukhari dan ia sangat
tempat yang tepat bukan untuk mengganggu atau menganiaya orang, akan tetapi
ilmu tersebut digunakan untuk membela diri dari pelaku-pelaku kejahatan juga
4. Rapa’i Zikir
Rapa’i adalah alat musik tradisional khas Aceh, Abu Bukhari termasuk
orang yang menjaga kelestarian musik-musik tradisional Aceh salah satunya yaitu
Rapa’i. Abu Bukhari sudah banyak mengajari para santri dan dan saat ini sudah
oleh 8 orang dan berisi syair-syair yang bersifat zikir-zikir dan salawat kepada
rasul. Mereka biasanya memainkannya setiap malam jum’at dan pada hari-hari
peutroen aneuk (turun tanah anak). Tradisi ini sebenarnya sudah ada turun
temurun tetapi pada pada saat masuknya globalisasi baru masyarakat sudah jarang
menggunakan tradisi rapa’i. Akan tetapi tradisi ini tidak langsung dihilangkan
24
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,27 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
18
oleh masyarakat masih ada beberapa orang yang menjalankan tradisi ini salah
menuntut ilmu di tempat ia dan sampai saat ini sudah banyak yang mau belajar
Tabib Abu Bukhari meruapakan orang yang sangat agamis, salah satu
pengkhutbah pada hari Jumat saat menjalankan ibadah shalat Jumat. Dalam
pandangan Abu Bukhari yang melihat situasi dunia yang semakin moderen ia
masa lalu, orang zaman dahulu disaat menuntut ilmu di utamakan membersihkan
25
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk,27 Mei 2021, Pkl 10.00 WIB
BAB III
tentang apa itu sakit menurut kebudayaan masyarakat itu sendiri. Masyarakat
ada yang mengatakan disebabkan oleh gangguan kuman dan bakteri seperti
keracunan, kekurangan gizi, polusi, virus dan lain-lain. Ada juga yang
dalam Islam, penyakit merupakan ujian bagi orang yang percaya sehingga
juga menjadi sebuah balasan keburukan dari apa yang dilakukan seseorang
hamba.
26
Umiati, Dkk, Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Jawa Timur. (Yogyakarta,
Departemen Pendidikan dan kebudayaan :1990) Hal-26
19
20
macam ada yang dari tuhan dan ada juga yang dari syaitan. Jika dukun sudah
mengobatinya dan pasien tersebut sembuh berarti penyakit tersebut berasal dari
Tuhan akan tetapi jika penyakit tersebut tidak sembuh-sembuh bisa dikatakan
penyakit tersebut berasal dari syaitan. apabila terjadi suatu penyakit kita harus
percaya bahwa sakit dan sehat pasti ada penyebabnya, karna dari itu kita harus
dalam tubuh manusia seperti dingin, panas dan cairan yang ada dalam tubuh
keadaan lingkungan dan keadaan alamiahnya. Dan juga sebaliknya jika keadaan
tubuh mulai terganggu baik dari dalam maupun luar oleh kekuatan alam seperti
badan terasa panas dingin maka orang tersebut bisa dikatakan sedang sakit.28
seimbang disebabkan oleh kekuatan gaib. Kekuatan gaib yang dimaksudkan ialah
kekuatan gaib yang berasal baik itu dari syaitan atau makhluk gaib, manusia
maupun benda-benda sakti. Penyakit yang disebabkan oleh kekuatan gaib ini tidak
27
Suhadi, Dkk, Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat.
(Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :1990) hal-15
28
Umiati, Dkk, Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Jawa Timur. (Yogyakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :1990) hal-27
21
bisa diperiksa secara medis, apabila diperiksa maka tidak terdeteksi apa penyakit
yang sedang dialaminya, jadi untuk mengetahui apa penyakit yang sedang
dialaminya orang tersebut harus bertemu dengan orang-orang tertentu dan benar-
jenis obat, baik tanaman obat yang ditanam di sekitar halaman rumah, kebun dan
lain-lain. Jenis tanaman yang digunakan berupa batang, akar, daun, biji dan
oleh para leluhur. Masyarakat beranggapan bahwa jamu tersebut lebih aman
secara religius karna mereka percaya dapat menyembuhkan mereka dari penyakit.
29
Ibid hal-29
30
Indiarto Dkk, Eksprorasi Metode Pengobatan Tradisional oleh Para Pengobat
Tradisional di Wilayah Keresidenan Yogyakarta, Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan vol 7, diakses
pada tanggal 01 Juni 2021
31
Prastiwi, Pengobatan Tradisional (Jamu) dalam Perawatan Kesehatan Ibu Nifas dan
Menyusui di Kabupaten Tegal. Jurnal Siklus vol 7, diakses pada tanggal 10 Juli 2021
22
Akan tetapi pihak pengobatan tradisional religius tidak banyak melakukan literasi
maha kuasa.32
2. Penyakit gondok
langsung dari bijinya, selain itu penyakit ini juga disebabkan oleh makhluk halus
tertentu bernama beuno yang menimbulkan tekanan di bawah dada yang kadang-
3. Cacar
Penyakit ini dipercaya oleh masyarakat Aceh disebabkan oleh wanita tua
dari dunia makhluk halus yang bernama po ni. Ia menebar benda-benda kecil
seperti biji jagung ke tubuh manusia sehingga menimbulkan borok cacar (plawa).
32
Rahman Dkk Sosiologi Informasi Pengobatan Tradisional Religius “Kajian Masyarakat
Jawa Barat”, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat vol 14, diakses pada tanggal 28 juli 2021
33
Snouck Hurgronje, “Aceh di Mata Kolonialis” (Jakarta: Yayasan Soko Guru 1985) hal-460
23
4. Teumamoeng Burong
Penyakit ini terjadi pada orang yang leumoh bule yaitu orang penakut. Penyakit
ini biasanya dialami oleh wanita yang baru saja melahirkan. Orang yang
mengalami penyakit ini akan menyebabkan ia lebih kuat dari biasanya, orangnya
yang memiliki dendam pribadi maka dicarilah orang yang memiliki ilmu hitam
6. Seumapa
yang sudah meninggal, penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang baru saja
menziarahi kuburan dan tiba-tiba mengalami sakit perut atau terduduk dengan
yang sama dengan tingkah laku babi hutan yang kepalanya menunduk ke bawah.
Orang yang mengalami penyakit ini biasanya suka dengan air dan api.35
34
Snouck Hurgronje, “Aceh di Mata Kolonialis” (Jakarta: Yayasan Soko Guru 1985) Hal-463
35
Safari, Skripsi/Budaya Pengobatan Tradisional (Studi Kasus Pada Masyarakat Alue
Jerejak Kecamatan Babahroet Aceh Barat Daya), (fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh) tahun 2014
24
Penyakit ini dialami oleh orang yang mengalami kecelakaan dan pada
orang yang kurang melakukan aktifitas, contohnya orang yang terlalu lama
Untuk pengobatan ini dibutuhkan cineu (gayung air yang terbuat dari
tempurung kelapa), sebuah awue (sendok yang terbuat dari tempurung kelapa),
reungkan (tikar kasar dari daun kelapa), daun kala, daun pinang merah, celana
bekas dan jeu’ee (hyiru). Semua benda tersebut dikipaskan sesuai urutan kepada
pasien selama tujuh kali, setelah dikipaskan semua benda tersebut dilempar keluar
rumah selama pengobatan tersebut pasien harus duduk berhadapan dengan pintu
rumah yang terbuka sehingga tidak ada pembatas diantara dia dengan pintu
Untuk mengobati penyakit ini diobati dengan air putih yang sudah
3. Cacar
berjejer yang diikatkan pada seutas benang diselang-seling dengan bunga putih
36
Snouck Hurgronje, “Aceh di Mata Kolonialis” (Jakarta: Yayasan Soko Guru 1985) hal-461
25
sebuah jambu biji dipersembahkan untuk teungku, bunga peukan yang sedang
4. Teumamong Burong
burong dengan ilmu yang dimilikinya, terkadang penyakit ini bisa terjadi
5. Teukenong
supranatural yang disembuhkan dengan cara dirajah. Bahan yang di gunakan yaitu
6. Seumapa
kunyahan sirih yang dipandang pleh masyarakat Aceh memiliki kekuatan untuk
37
Safari, Skripsi/Budaya Pengobatan Tradisional (Studi Kasus Pada Masyarakat Alue
Jerejak Kecamatan Babahroet Aceh Barat Daya), (fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh) tahun 2014
26
7. Pungo Bui
kemudian dibakar hingga menjadi arang, dan arang tersebut diminum oleh pasien,
kemudian dukun mengurut badan pasien dengan menggunakan telapak kaki mulai
dari kepala sampai ujung kaki, biasanya cara ini disuruh oleh keluarga pasien.
8. Peunyaket basoe
bagian badan yang terkena Basoe (lumpuh), adapun pengobatan penyakit ini
dilakukan pada pagi hari saat matahari terbit, Adapun bahan-bahan yang
diperlukan adalah:
a. Kerik buah pala, giling cabe 24 biji, kencur sepanjang jari telunjuk dan
38
Snouck Hurgronje, “Aceh di Mata Kolonialis” (Jakarta: Yayasan Soko Guru 1985) hal-463
BAB IV
berupa satu puskesmas, dan delapan poskesdes yang berada di setiap gampong,
pengobatan tradisional seperti tukang urut, tukang sumboe, meurajah dan lain-
lain. Di gampong Ateuk sendiri terdapat beberapa orang yang berprofesi sebagai
air kunyahan sirih tersebut dioleskan pada bagian yang akan diobati,
pengobatan ini dilakukan pada orang yang mengalami sakit perut, glang
dengan air atau liur kemudian dioleskan pada bagian yang sakit,
pengobatan ini dilakukan pada orang sakit putroe candeng yang biasanya
39
Hasil Wawancara dengan Nurmi, Ibu Rumah Tangga 12 juni 2021, Pkl 09.30 WIB
27
28
3. Jari telunjuk, ada tabib khusus secara turun temurun mempunyai keahlian
mengobati orang yang terkena jelatang gajah sejenis tumbuhan yang lebar
4. Ie babah (air liur), metode pengobatan ini biasanya dilakukan pada orang-
orang yang sakit telinga atau tumbuh biktik-bintik merah di telinga bagian
mimba. 41
1. Jenis Penyakit
sakit, selagi penyakit dan kesembuhan diyakini datangnya dari Allah Swt, ia
a. Patah Tulang
40
Hasil Wawancara dengan Basyariah, Ibu Rumah Tangga, 15 Juni 2021, Pkl 11.15 WIB
41
Hasil Wawancara dengan Ummi Kalsum, Ibu Rumah Tangga, 10 Juni 2021, Pkl 14.30
WIB
42
Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, Gampong Ateuk 10 juni 2021, Pkl 11.30 WIB
29
b. Guna-guna/peukenong
c. Reuhat
Reuhat adalah penyakit kulit yang bersifat gatal, biasanya penyakit ini
terletak di bagian tulang punggung dan belakang leher. Biasanya penyakit ini
halus tersebut. Biasanya penyakit ini berbentuk gelembung seperti cacar air pada
e. Penyakit kejiwaan
sehat yang disebabkan oleh trauma berat, stress berat ada juga penyebab yang
trauma masa lalu yang menyakitkan seperti pada saat masa konflik Aceh.
lainnya, ia mengobati pasien sambil berbicara dengan pasien dan tanpa disadari ia
30
a. Krueng Ubat
hanya mengalir di kawasan tempat tinggal Tabib Abu Bukhari, sungai tersebut
Wala Ila Haillallah Allahu Akbar” sebanyak 7 kali dilanjutkan dengan bersalawat
b. Tanoh Itam
Selain krueng ubat, dikawasan tempat tinggalnya juga terdapat tanoh itam
atau ubat itam. Tanoh itam tersebut merupakan tanah yang berwarna hitam yang
memiliki kandungan obat yang terletak di pinggiran krueng Ubat tersebut. Tanoh
itam ini nantinya akan dioleskan oleh pasien ke seluruh badannya guna sntuk
menyembuhkan penyakit yang diderita pasien, selain itu sebagian pasien ada juga
yang memakannya untuk proses penyembuhan. karna tanoh itam tersebut terdapat
43
Hasil Wawancara dengan Saat, Petani 11 juni 2021, Pkl 11.00 WIB
44
Hasil Wawancara dengan Tabib Abu Bukhari, 11 Juni 2021, Pkl11.30 WIB
31
kandungan obat, dengan izin Allah sudah banyak pasien yang sembuh dengan
tersebut selama 3 hari berturut-turut. Jika pasien tersebut berasal dari luar
Lamteuba ia juga sudah menyiapkan air dan tanoh itam untuk dibawa pulang.
Pasien yang berobat di Tabib Abu Bukhari tidak bisa dipastikan dalam
satu hari mencapai beberapa orang biasanya pasien tersebut berdatangan pada hari
sedangkan hari-hari yang lain ia bisanya di Alue Pu’uek (kebun Abu Bukhari).
Pada hari Jumat para pasien juga ingin melaksanakan shalat Jumat Bersama-sama
di dayah yang ia pimpin, jumlah pasien pada hari tersebut mencapai puluhan
orang, sedangkan di hari yang lain jumlah pasien hanya terdiri dari beberapa
sudah merasakan putus asa terhadap penyakit yang dideritanya yang tidak
disarankan oleh keluarganya yang berasal dari Gampong Ateuk untuk mencoba
seminggu berturut-turut.45
Bukhari adalah mereka yakin dan percaya bahwa ia di beri kelebihan oleh Allah
45
Hasil Wawancara dengan Mahmud Zubir, Wiraswasta, 08 Juni 2021, pkl 15.00 Wib
32
Bukhari hanya menerima dalam bentuk sedekah seikhlas hati dari pasien yang
berobat kepadanya. Tabib Abu Bukhari orangnya juga sangat ramah sehingga
tidak membuat orang yang berobat di tempatnya merasa takut, selain itu
tempatnya juga sangat nyaman jauh dari hingar bingar kebisingan dari suara
kendaraan. 46
Faktor lain adalah dari segi pendidikan dan segi spiritual keagamaan yang
yang diperlukan bagi masyarakat sekitar. Ada juga faktor penyakit yang sudah
lama diderita oleh pasien, dari yang menderita penyakit kronis maupun penyakit
biasa baik yang baru menderita maupun yang sudah lama semua dapat berobat di
tempat Abu Bukhari.47 Jumlah pasien yang berobat di tabib Abu Bukhari tidak
bisa diprediksi dalam sehari mencapai beberapa orang, karna biasanya para pasien
berobat di tempatnya pada hari jum’at, dan para pasien menginap di kediaman
Abu Bukhari.
Pada zaman moderen ini sudah banyak terdapat tempat pengobatan, tetapi
dengan tenaga medis dan kebanyakan pasien yang berobat di tempatnya menderita
46
Hasil Wawancara dengan Maryani, Ibu Rumah Tangga, 11 Juni 2021, Pkl 15.30 WIB
47
Hasil Wawancara dengan Nur Hamilah, Ibu Rumah Tangga, 16 Juni 2021, Pkl, 10.00 WIB
33
Bukhari
dilakukan oleh Tabib Abu Bukhari bisa dibuktikan dari banyaknya masyarakat
semua kabupaten/kota yang ada di Aceh itu berdatangan ke tempatnya, ada yang
datang menggunakan mobil pribadi dan ada juga yang menggunakan mobil
terbuka dan ada juga yang menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda motor.49
Bukhari mereka biasanya juga minum kopi atau sarapan pagi di kedai-kedai yang
mereka biasanya menanyakan dari mana asal mereka disitulah masyarakat tau
bahwa yang datang itu berasal dari beberapa kabupaten atau kota yang ada di
Aceh, bahkan ada juga pasien yang datang dari negara tetangga seperti Malaysia
48
Hasil Wawancara dengan Ramazi, Petani, 14 juni 2021, Pkl .11.00 WIB
49
Hasil Wawancara dengan Hasan Basri, Sekdes Gampong Ateuk, 09 juni 2021, 20.30 WIB
50
Hasil Wawancara dengan Muhammad Jamin, Tokoh Masyarakat Gampong Ateuk, 12
juni 2021, Pkl 15.00 WIB
34
Tabib Abu Bukhari merupakan orang yang ahli dalam mengobati beberapa
banyak pasien yang berobat di Tabib Abu Bukhari baik dari masyarakat Gampong
Ateuk itu sendiri maupun yang berasal dari luar. Menurut pandangan pasien
sekitar yang berobat di Tabib Abu Bukhari mereka percaya bahwa setiap penyakit
pasti ada obatnya dan Abu Bukhari diberi kelebihan untuk mengobati orang yang
sakit.51
didapatkan pada tanoh itam tersebut. Mereka sering mengambil tanoh itam untuk
seperti sakit gigi dan lain-lain.52 Banyak pasien yang berasal dari Gampong Ateuk
saat badannya merasa kurang sehat mereka menyakini untuk mandi di krueng
ubat, hal ini sudah menjadi kebisaan bagi masyarakat Gampong Ateuk. bahkan
ketika mereka mengalami sakit gigi, mereka berobat di Tabib Abu Bukhari dan
mengambil sedikit tanoh itam lalu dimasukkan ke dalam mulut dan tidak lama
Pandangan pasien luar dan pasien sekitar tidak jauh berbeda terhadap
51
Hasil Wawancara dengan Muzakir, Petani. 05 juni 2021 pkl 16.00 WIB
52
Hasil Wawancara dengan Sakdiah, Ibu Rumah Tanngga, 13 juni 2021, Pkl 13.00 WIB
53
Hasil Wawancara dengan Tarmizi, Petani, 13 juni 2021, Pkl 13.30 WIB
35
keahlian pengobatan yang dimiliki oleh Abu Bukhari, sudah banyak pasien yang
Bukhari tidak mengandung unsur santet melainkan dengan cara alami, bahan yang
digunakan berasal dari alam seperti tanoh itam jadi pengobatan yang dilakukan
olehnya bisa diterima dilogika manusia. pasien sangat yakin dengan pengobatan
yang dilakukan olehnya, para pasien sudah berikhtiar ke beberapa tempat dan
tidak ada perubahan dan mencoba berikhtiar di tempat Tabib Abu Bukhari dan
memiliki ciri khas tersendiri, sebelumnya para pasien sudah berobat di berbagai
tempat namun belum ada yang tepat, setelah mencoba berikhtiar di tempat Abu
Bukhari dengan izin Allah penyakit yang diderita oleh mereka semakin hari
semakin membaik.56 Abu Bukhari juga menyambut baik pasien yang berobat di
bahkan sampai saat ini sudah banyak pasien yang menetap di tempat Tabib Abu
Bukhari.57
54
Hasil Wawancara dengan Ainal Mardiah, IRT, Aceh Besar, 30 juni 2021, Pukul 10.00
WIB
55
Hasil Wawancara dengan Bintussyati’, Wiraswasta, Lamgugob, 29 juni 2021, 12.00 WIB
56
Hasil Wawancara dengan Adam Malik, wiraswasta, Grot Baro 04 juli 2021, pkl 15.00 WIB
57
Hasil Wawancara dengan Nur Laili, PNS, Ilie 03 Juli 2021, Pkl 10.00 WIB
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lamteuba Kecamatan Seulimeum Aceh Besar. Dalam bab ini penulis juga
peneliti teliti. Berdasarkan apa yang telah peneliti paparkan dan analisis pada bab-
bab yang telah peneliti tulis terdahulu, maka beberapa hasil temuan dapat di tarik
macam penyakit seperti patah tulang, penyakit kejiwaan, i pret le jen, teukenong
dan reuhat.
salawat dan beristigfar serta menganjurkan pasien untuk mandi di krueng ubat
beristigfar sebanyak 7 kali dan bersalawat kepada nabi sebanyak 7 kali, kemudian
berobat di tempatnya baik itu masyarakat asli Gampong Ateuk, masyarakat sekitar
maupun masyarakat luar, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pasien yang berlalu
36
37
lalang di sekitar rumahnya, ada yang pergi menggunakan becak, motor, mobil
terhadap Tabib Abu Bukhari yaitu pandangan pasien sekitar dan pasien luar.
mereka mengatakan setiap penyakit pasti ada obatnya dan Abu Bukhari diberikan
kelebihan oleh Allah dalam mengobati orang yang sakit, dan sudah banyak
masyarakat yang sembuh berkat pengobatan yang dilakukan olehnya. selain itu
biaya pengobatannya juga terjangkau, Abu Bukhari tidak mematok berapa harga
yang harus dibayar oleh pasien, pasien bisa membayarnya dengan seikhlasnya
saja.
B. Saran
peneliti ingin mengemukakan beberapa hal dari penulisan karya ilmiah ini yang
yang lebih baik, penulis juga berharap adanya kritikan dan saran dari pihak
pembaca maupun pihak akademik dikarnakan penulisan ini masih sangat jauh dari
Agus Rahmadi. Kitab Pedoman Pengobatan Nabi. Jakarta: Wahyu Qolbu 2019
Albi Anggito. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak 2018
A Musri Yusuf. Metodologi Penelitian Kualitatif. Kuantitatif dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana 2017
Azwar Agoes. Antropologi Kesehatan Indonesia: Pengobatan Tradisional.
Jakarta: EGC 1992
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Buku Saku Obat Tradisional Untuk
Memelihara Daya Tahan Tubuh. Jakarta: Mei 2020
Dandy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama 2019
Http://eprint.undip.ac.id/40737/3/004_BAB_III.pdf di Akses Tanggal 29 Juli 2021
https://www.primamedika.com/id/kegiatan-berita-prima-medika/perbedaan-
antara-pengobatan-tradisional-dan-modern di akses pada tanggal 29 Juni 2021
Imam Gunawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
2013
Indiarto. Eksprorasi Metode Pengobatan Tradisional Oleh Para Pengobat
Tradisional di Wilayah Keresidenan Surakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan.
2018
Irwan, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Yogyakarta: Grup Penerbit CV
BUDI UTAMA 2016
Junaida. Ritual Rajah Seumapa Pada Masyarakat Gampong Cut Kecamatan
Tangan-tangan. Skripsi Fakultas Usluhuddin 2020
Muhammad Faiz Bin Moh Nazri. Fungsi Ruqyah Syar’iyyah dalam Pengobatan
Penyakit Non Medis. Skripsi Fakultas Dakwah 2018
Muh Fitrah. Dr Lutfiyah. 2017. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: CV Jejak.
2017
Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005
Nyoman Khuta Ratna. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2010
Prastiwi. Pengobatan Tradisional (Jamu) dalam Perawatan Kesehatan Ibu Nifas
dan Menyusui di Kabupaten Tegal. Jurnal Siklus 2018
Rahman. Sosiologi Informasi Pengobatan Tradisional Religius Kajian di
38
39
2. Nama : Bukhari
Umur :55
Pekerjaan : Tabib
Alamat : Gampong Ateuk
6. Nama : Muzakir
Umur : 35
Pekerjaan : Petani
Alamat : Gampong Ateuk
7. Nama : Nurmi
Umur : 65
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gampong Ateuk
8. Nama : Maryani
Umur : 53
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gampong Ateuk
9. Nama : Nur Halimah
Umur : 25
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gampong Ateuk
FOTO-FOTO SIDANG
Lampiran VII
Pedoman Wawancara
2. Apa saja jenis penyakit yang diobati oleh tabib Abu bukhari?
Bukhari?
9. Faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat berobat di tabib Abu Bukhari?
10. Apa saja tantangan yang harus dihadapi oleh pengobatan tabib Abu Bukhari di
zaman modern?
11. Apa yang membedakan pengobatan tabib Abu Bukhari dengan pengobatan tabib
lainnya?