Lembar Tanya Jawab SBMM
Lembar Tanya Jawab SBMM
Oleh:
Deajeng Azura Faradiba (2105046014)
KELOMPOK
Nama Kelompok : 3 (tiga)
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Ramadani
2. Selvia Nuraini
3. Deajeng Azura Faradiba
4. Reisa Evita Zahradia
5. Nella Mauletania
PERTANYAAN
1. Mufid Amien Siregar (1905046005)
Jelaskan keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a
match?
Jawab:
a. Mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkan.
b. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar.
d. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.
e. Kerja sama antar siswa terwujud dengan dinamis.
f. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.
1
b. Guru, seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan
peran lainnya dalam kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c. Tujuan, pernyataan tentang perubahan perilaku setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
d. Materi pelajaran, segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e. Metode, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai
tujuan.
f. Media, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa.
g. Evaluasi, cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
2
d. Pada kelas yang jumlah muridnya banyak jika kurang bijaksana maka
akan menimbulkan keributan.
e. Dalam mengembangkan dan melaksanakan model make a match, guru
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai
kesempatan agar tidak terjadi keributan didalam kelas. Memotivasi siswa
menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa
terhadap keseriusan dalm proses belajar mengajar.
6. Sarla (2105046005)
Bagaimana peran dari seorang guru dalam model pembelajaran kooperatif
tipe make a match ini?
Jawab:
Peran guru pada model make a match ini adalah sebagai pemonitor
atau fasilitator. Guru merancang bagaimana proses pembelajaran ini dengan
menyiapkan tahapan-tahapan pelaksanaan agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
3
7. Uhra Maulani Utami (2105046006)
Apa saja ciri-ciri dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match?
Jawab:
Model pembelajaran make a match melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka
belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk
menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha
berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan
tugas kelompok. Keterampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran
siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Dalam hal ini
guru berperan sebagai pemonitor dan fasilitator.
9. Firanda (2105046008)
Apa tujuan dari model pembelajaran make a match?
Jawab:
Penggunaan model make a match dalam proses belajar mengajar
memiliki 3 (tiga) tujuan utama, yakni untuk mendalami materi, untuk
mempelajari materi, dan untuk selingan ketika guru menyampaikan materi.
Sehingga dengan model ini diharapkan proses pembelajaran akan berjalan
dengan efektif, efisien, dan menyenangkan bagi siswa.
4
10. Irga Nandita (2105046011)
Apakah model pembelajaran make a match dapat digunakan dalam semua
mata pelajaran dan cocok untuk seluruh tingkatan usia?
Jawab:
Ya, model pembelajaran ini dapat digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
5
13. Mujahadah (2105046019)
Mengapa kalian menggunakan model make a match?
Jawab:
Karena metode ini sangat menarik, mampu menciptakan suasana
belajar yang aktif dan menyenangkan, dapat menarik perhatian siswa, dan
dapat membentuk kerjasama yang dinamis antar sesama siswa.
6
kartunya. Hal ini akan meningkatkan kerja sama antar sesame siswa dan
membuat mereka semangat dalam belajar.
7
Jawab:
Pendidik harus lebih mempersiapkan komponen atau amdeia apa saja
yang digunakan dalam model pembelajaran ini, sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan pendidik harus dapat mengatur peserta
didik agar tertib sehingga tidak terjadi keributan.
8
23. Rahma Adya Pinastika (2105046029)
Apa saja tahapan-tahapan yang diperlukan dalam kegiatan model
pembelajaran make a match?
Jawab:
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu tahapan persiapan
(pembagian kelompok dan mengatur posisi kelompok), tahapan
penyampaian (setiap kelompok bergerak untuk mencari pasangan antara
pertanyaan dan jawaban yang terdapat di kartunya, serta akan dilakukan
diskusi), dan tahapan penampilan hasil (setiap kelompok yang sudah
memasangkan kartu pertanyaan dan jawaban wajib menunjukkan kepada
kelompok penilai).
9
pembelajaran ini lahir sebagai alternatif lain untuk mengefektifkan proses
pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran yang mana guru akan
mempersiapkan kartu yang berisi soal dan jawaban berupa gambar atau
kartu mengenai suatu konsep, yang nantinya akan dipasangkan siswa.
10
d. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif.
e. Menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan
positif.
f. Menjelaskan tugas akademik.
g. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja
sama.
h. Menyusun akuntabilitas individual.
i. Mejelaskan kriteria keberhasilan.
j. Memantau perilaku siswa.
k. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas.
l. Menutup pelajaran.
m. Menilai kerja sama antar anggota kelompok.
11
LEMBAR TANYA JAWAB TUGAS MANDIRI
12
c) Memungkinkan terjadinya kesulitan pengembilan kesimpulan saat siswa
berdiskusi mengenai suatu pokok materi.
3. Jelaskan apa yang dimaksud tahapan think, pair, dan square pada metode
pembelajaran kooperatif tipe think pair square ! (Ana Laela Putri
Rohmaniyah_2105046021)
Jawab :
a) Think (berpikir) : Pada tahap ini siswa bekerja secara individual sebelum
bekerjasama dan berdiskusi dengan kelompoknya. Guru akan
memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian Siswa persilahkan untuk
membaca, memahami dan memikirkan kemungkinan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru secara mandiri
b) Pair (berpasangan) : Pada tahap ini siswa diminta untuk berpasangan
dengan teman lainnya dan membentuk kelompok. Selanjutnya
masing-masing siswa
mengemukakan jawaban yang telah dipikirkan pada tahap think dan
mendiskusikan bersama dengan pasangannya.
c) Square (berbagi berempat) : Pada tahap ini, kelompok berpasangan akan
bergabung dengan pasangan kelompok lainnya sehingga membentuk
kelompok kecil yang terdiri 4 orang atau 2 pasang. Kedua pasangan ini
mendiskusikan tugas-tugas yang belum dipahami ketika diskusi dengan
pasangan sebelumnya dan menetapkan hasil akhir jawaban hasil diskusi
kelompok.
4. Apa saja komponen yang dibutuhkan dalam penerapan Think Pair Square?
(Ana Monika Guinet_2105046001)
Jawab:
Adapun komponen yang dibutuhkan dalam penerapan Think Pair Square
yaitu :
a. Pendidik menguasai materi dan paham langkah-langkah penerapan Think
Pair Square
13
b. Peserta didik yang telah dikelompokkan secara heterogen paham terhadap
penerapan Think Pair Square
c. LKS yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya akan
didiskusikan oleh peserta didik.
d. Buku yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam menyelesaikan
soal-soal dalam LKS.
6. Pada kelas berapakah metode Think Pair Square bisa diterapkan pada siswa?
(Aqmal Hakim_2105046018)
Jawab:
Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square bisa kita terapkan
pada siswa SMA dari kelas X, XI, dan XII.
14
d) Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,
e) Menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif,
f) Menjelaskan tugas akademik,
g) Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,
h) Menyusun akuntabilitas individual,
i) Menyusun kerja sama antar kelompok,
j) Menjelaskan kriteria keberhasilan,
k) Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan,
l) Memantau perilaku siswa,
m) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas,
n) Melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama,
o) Menutup pelajaran,
p) Menilai kerja sama antar anggota kelompok.
15
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja deagan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat
ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
10. Apa yang membedakan pembelajaran think pair share dan pembelajaran think
pair square? (Dwiyanti Suriani_2105046003)
Jawab:
Kesempatan yang diberikan dalam pembelajaran Think Pair Square
merupakan pemberian waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban
mereka masing-masing, kemudian memasangkan dengan seorang teman
untuk mendiskusikannya.
Akhirnya meminta siswa bergabung dengan kelompok lain. Inilah yang
merupakan letak perbedaan Think Pair Square dengan pendekatan Think
16
Pair Share yaitu proses pengelompokannya, pada Think Pair Share proses
pengelompokannnya terjadi satu kali sedangkan pada Think Pair Square
proses pengelompokannya terjadi dua kali yaitu adanya penggabungan dua
kelompok menjadi satu kelompok.
11. Sebutkan ciri-ciri dari sistem pembelajaran think pair square? (Fatma
Wati_2105046007)
Jawab:
Ciri dari pembelajaran kooperatif tipe think-pair-square yaitu sebagai berikut.
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberi tugas
kepada semua kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasangannya.
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Setiap
siswa mempunyai kesempatan untuk membagi hasil kerja kepada
kelompok berempat.
17
14. Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematid sisw diperlukan
beberapa indikator. Lalu apa saja indikator yang menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah matematis? (Jumain_2105046022)
Jawab:
Indikator yang menunjukkan kemampuan pemecahan masalah sistematis
adalah sebagai berikut:
e. Mampu membuat atau menyusun model matematika, meliputi
kemampuan merumuskan masalah situasi sehari-hari.
f. Menunjukkan pemahaman masalah, meliputi kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecakupan
unsur yang diperlukan.
g. Memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, meliputi kemampuan
memunculkan berbagai kemungkinan atau alternatif cara penyelesaian,
rumus-rumus atau pengetahuan mana yang dapat digunkan dalam
pemecahan masalah tersebut.
h. Mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawab
18
c) Square (berbagi berempat) : Pada tahap ini, kelompok berpasangan akan
bergabung dengan pasangan kelompok lainnya sehingga membentuk
kelompok kecil yang terdiri 4 orang atau 2 pasang. Kedua pasangan ini
mendiskusikan tugas-tugas yang belum dipahami ketika diskusi dengan
pasangan sebelumnya dan menetapkan hasil akhir jawaban hasil diskusi
kelompok.
16. Apa yang ditekankan pada motode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Square? (Muhammad Ramadhani_2105046012)
Jawab:
Metode ini menekankan kepada peserta didik agar dapat mengutarakan
pendapatnya secara individual, dimana siswa dalam pasangannya
mendiskusikan jawabannya dengan kelompok berempat daripada dengan
kelas.
17. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe think pair square berlaku pada
kurikulum 2013? (Muhammad Takbir_2105046028)
Jawab:
Ya, berlaku
18. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe think pair square merupakan
metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan saat ini?
(Mujahadah_2105046019)
Jawab:
Ya, efektif karena metode ini menuntut siswa untuk berfikir kritis dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
19. Bagaimana cara evaluasi pada metode pembelajaran koopertif tipe Think Pair
Square? (Musdalifah_2105046035)
Jawab:
19
Evaluasi tentang hasil pengajaran dilakukan secara perorangan untuk
mengukur sejauh mana peningkatan prestasi belajar matematika siswa.
20. Apakah ada media khusus yang diperlukan pada metode pembelajaran
kooperatif tipe think pair square? (Mustika Pebrianti_2105046004)
Jawab:
Tidak ada.
22. Apa saja 3 bentuk dasar pendekatan belajar siswa menurut Biggs dan Telfer!
(Nella Mauletania_2105046016)
Jawab:
Pendekatan surface, pendekatan deep, dan pendekatan achieving.
23. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square ini efektif
untuk diterapkan di jenjang SMP? (Rahma Adya Pinastika_2105046029)
Jawab:
Ya, efektif untuk jenjang SMP
24. Apa saja komponen yang diperlukan dalam penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe think pair square? (Raudatul Hikmah_2105046033)
Jawab:
Guru harus menggali pengetahuan awal siswa, guru juga memberikan LKS
kepada seluruh siswa, dan siswa mengerjakannya secara individu.
20
25. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square efektif untuk
diterapkan di semua materi? (Reisa Evita Zahradia_2105046015)
Jawab:
Iya efektif di semua materi
26. Apa Fungsi dari suatu model pembelajaran? (Riza Akbar Nur
Ikhsan_2105046024)
Jawab:
Salah satu fungsi dari model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran.
27. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
(Sarla_2105046005)
Jawab:
Ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal
(minat, bakat, motivasi, dan cara belajar) dan faktor eksternal (lingkungan
sekolah dan lingkungan keluarga).
21
hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja deagan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat
ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
29. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran kooperatif Think Pair
Square? (Septi Nur Faisah_2105046002)
Jawab:
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair square adalah model yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, berkomunikasi, dan
mendorong siswa untuk berbagi informasi dengan siswa lain.
30. Apa latar belakang dari munculnya pembelajaran kooperatif tipe make a
match? (Syahrul Ramadhanul Fajri_2105046023)
Jawab:
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match,
siswa diharapkan berkembang dan terus aktif dalam pembelajaran. Ini bisa
menjadi solusi pemerataan pemahaman setiap materi, disamping itu siswa
juga bisa belajar berkerja sama dan memiliki rasa tanggung jawab.
22
31. Apa saja indikator dari belajar secara aktif? (Syavira Azhaar Syafaatul
Baqis_2105046026)
Jawab:
Ciri-ciri sikap proaktif:
- Tidak mudah tersinggung pada apa yang membuat pada sesuatu yang tidak
sesuai
- Bertanggung jawab terhadap tindakannya sendiri dan memilih berfikir
sebelum bertindak.
- Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk
tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak
menyalahkan orang lain.
- Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah dan tidak mengkhawatirkan
hal-hal yang tidak bisa mereka ubah.
- Tidak menyalahkan keadaan ataupun kondisi lingkungan jika seandainya
ada yang tidak sesuai dengan keinginannya.
- Mampu mengambil keputusan yang tepat walaupun pada situasi yang sangat
sulit.
- Orang proaktif biasanya menggunakan bahasa proaktif, seperti: “Saya bisa”,
“Saya akan”, karena mereka berpikir positif pada setiap keadaaan.
23
- Selalu merasa menjadi korban atas situasi yang menimpa dirinya
- Berubah hanya kalau perlu
33. Jelaskan salah satu faktor psikologi yang mempengaruhi proses belajar! (Yan
Ayu Lintang Sagita_2105046036)
Jawab:
Salah satu faktor psikologi yang mempengaruhi proses belajar adalah
perhatian. Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil yang baik, maka seseorang harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya atau dengan cara sekreatif mungkin yang
mengundang perhatian untuk mempelajari hal tersebut.
24