Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Dasar yang Dibimbing


oleh:

Dosen Pembimbing : Ns. Etlidawati, S.Kep. M.Kep

Pembimbing Lapangan/CI : Irawati Marini S.kep

Disusun oleh :

Mohammad Wiliyan Akbar

2111010071

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2022/2023


A. PENGERTIAN
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Oksigen adalah kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpenito,
Lynda Juall 2012). Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Seseorang
biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan oleh
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas adalah Suatu keadaan ketika
seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial
pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk
batuk secara efektif. ( Carpenito,Lynda Juall 2012).
2. Ketidakefektifan Pola Pernapasan adalah keadaan ketika seorang
individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial
yang berhubungan dengan perubahan pola pernapasan. (Carpenito,
Lynda Juall 2012).
3. Gangguan Pertukaran Gas adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida )
yang aktual (atau dapat mengalami potensial) antara alveoli paru –
paru dan sistem vaskular. (Carpenito, Lynda Juall 2012).

B. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab klien
mengalami gangguan oksigenasi, sebagai berikut :
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati dan hipoksia jaringan perifer.
2. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan
hipoksia.
3. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
4. Faktor perkembangan.
5. Perilaku atau gaya hidup

C. TANDA DAN GEJALA


1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a) Data Mayor
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
4. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
5. Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
b) Data Minor
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
2) Ketidakefektifan Pola nafas
a) Data Mayor
1. Dispnea
2. Penggunaan oto bantu pernapasan
3. Fase ekspirasi memanjang
4. Pola napas abnormal (mis.takipnea, brandipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes)
b) Data Minor
1. Ortopnea
2. Pernapasan pursed-lip
3. Pernapasan cuping hidung
4. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
5. Ventilasi semenit menurun
6. Kapasitas vital menurun
7. Tekanan ekspirasi menurun
8. Tekanan inspirasi menurun
9. Ekskursi dada berubah
3) Gangguan pertukaran gas
a) Data Mayor
1. Dispnea
2. PCO2 meningkat/menurun
3. PO2 menurun
4. Takikardia
5. pH arteri meningkat/menurun
6. Bunyi napas tambahan
b) Data Minor
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
3. Sianosis
4. Diaforesis
5. Gelisah
6. Napas cuping hidung
7. Pola napas abnormal( cepat/lambat, reguler/ireguler,
dalam/dangkal)
8. Warna kulit abnormal (mis. Pucat,kebiruan)
9. Kesadaran menurun
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu :
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membran
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler.
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

E. PENATALAKSAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis oksigenasi yaitu:
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan
secret
d. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
e. Penggunaan ventilator mekanik
f. Fisoterapi dada
F. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas pasien :
Meliputi nama , umur, jenis kelamin, alamat dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan :
 Riwayat kesehatan saat ini
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat alergi
c. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
1. Keadaan umum
2. Sistem persepsi sensori
3. Sistem pernafasan
4. Sistem kardiovaskular
5. Sistem saraf pusat
6. Sistem gastrointensinal dan endokrin
7. Sistem muscoloskeletal
8. Sistem integument
9. Sistem reproduksi
10. Sistem perkemihan.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
b. Diare b.d perubahan air dan makanan
c. Hipertermia b.d proses penyakit ( mis. Febris )
H. PERENCANAAN

N Diagnos SLKI SIKI


o a
1. Bersihan Bersihan jalan napas
( L. 01001 ) : Manajemen jalan napas
jalan ( I.01011) :
Setelah dilakukan tindakan
napas Observasi
keperawatan 3x24 jam,
tidak diharapkan bersihan jalan  Monitor pola napas
efektif napas meningkat dengan (frekuensi,
kriteria hasil: kedalaman, usaha
b.d napas)
Indikasi Awal Akhir  Monitor bunyi
hipersekr
Wheezin 5 1 napas tambahan
esi jalan (mis. gurgling,
g Meningka Menuru
napas mengi, wheezing,
t n
ronkhi, kering )
Dispnea 5 1  Monitor sputum
Meningka Menuru (jumlah, warna,
t n aroma)
Gelisah 5 1
Terapeutik
Meningka Menuru
t n  Pertahankan
Frekuens 2 5 kepatanan jalan
i napas Cukup Membai napas dengan head-
buruk k tilt dan chin-lift
(jaw-thrust Jika
curiga trauma
servikal)
 Posisikan semi-
Fowler atau Fowler
 Berikan minum
hangat
 Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
Keterangan :  Lakukan
1. Menurun penghisapan lendir
2. Cukup menurun kurang dari 15 detik
3. Sedang  Lakukan
4. Cukup meningkat
hiperoksigenasi
5. Meningkat
sebelum
penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGill
 Berlkan oksigen,
jika perlu
Edukasi

 Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
 Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.

2. Diare b.d Eliminasi fekal (L. 04033) : Manajemen diare


perubaha Setelah dilakukan Tindakan (I.03101) :
Observasi
n air dan keperawatan 3x24 jam,
makanan diharapkan eliminasi fekal  Identifikasi
penyebab diare
membaik dengan kriteria hasil:
(mis. Inflamasi
Indikasi Awal Akhir gastrointestinal,
Kontrol 1 5 iritasi
pengelu menu menin gastrointestinal,
aran run gkat proses infeksi,
feses malabsorpsi,
Konsist 1 5 ansietas, stres, efek
ensi menu memba obat-obatan,
feses run ik pemberian botol
susu).
Frekuen 1 5  Identifikasi riwayat
si menu memba
defekasi run ik
Keterangan : pemberian
1. Menurun makanan
2. Cukup menurun  Identifikasi gejala
3. Sedang invaginasi (mis.
4. Cukup meningkat tangisan keras,
5. Meningkat kepucatan pada
bayi)
Keterangan :  Monitor warna,
1. Memburuk volume, frekuensi,
2. Cukup memburuk dan konsistensi
3. Sedang tinja.
4. Cukup membaik  Monitor tanda dan
5. Membaik gejala hypovolemia
(mis. takikardia,
nadi teraba lemah,
tekanan darah
turun, turgor kulit
turun, mukosa
mulut kering, CRT
melambat, BB
menurun)
 Monitor iritasi dan
ulserasi kulit di
daerah perianal

 Monitor jumlah
pengeluaran diare

 Monitor keamanan
penyiapan makanan

Terapeutik

 Berikan asupan
cairan oral (mis.
larutan garam gula,
oralit, pedialyte,
renalyte)
 Pasang jalur
Intravena
 Berikan cairan
intravena (mis.
ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu
 Ambil sampel
darah untuk
pemeriksaan darah
lengkap dan
elektrolit
 Ambil sampel feses
untuk kultur, jika
perlu

Edukasi

 Anjurkan makanan
porsi kecil dan
sering secara
bertahap
 Anjurkan
menghindari
makanan
pembentuk gas,
pedas dan
mengandung
laktosa
 Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas (mis.
loperamide,
difenoksilat).
 Kolaborasi
pemberian obat
antispasmodic/spas
molitik (mis.
papaverin, ekstak
belladonna,
mebeverine)
 Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses
(mis. atapulgit,
smektit, kaolin-
pektin)

3 Hipertermia Termoregulasi (L.14134) : Manajemen


b.d proses Setelah dilakukan Tindakan Hiperterrmia
(I.15506) :
penyakit keperawatan 3x24 jam, diharapkan
Observasi
( mis. termoregulasi membaik dengan
 Identifikasi
Febris ) kriteria hasil:
penyebab
Indika Awal Akhir hipertemia
si (mis.
Mengg 2 5 dehidrasi,
igil cukup menin terpapar
menur gkat lingkungan
un panas,
Suhu 1 5 penggunaan
tubuh membu memba inkubator)
ruk ik

Suhu 1 5
kulit membu memba
ruk ik
Keterangan :  Monitor suhu
1. Menurun tubuh
2. Cukup menurun Monitor
3. Sedang kadar
4. Cukup meningkat elektrolit
5. Meningkat  Monitor
haluaran
Keterangan : urine
1. Memburuk  Monitor
2. Cukup memburuk komplikasi
3. Sedang akibat
4. Cukup membaik hipertermia
5. Membaik
Terapeutik

 Sediakan
lingkungan
yang dingin
 Longgarkan
atau
lepaskan
pakaian
permukaan
tubuh
 Basahi dan
kipasi
 Berikan
cairan oral
 Ganti linen
setiap hari
atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat
berlebih)
 Lakukan
pendinginan
eksternal
(mis. selimut
hipotermia
atau
kompres
dingin pada
dahi,
leher,dada,
abdomen,
aksila)
 Hindari
pemberian
antipiretik
atau aspirin
 Berikan
oksigen, jika
perlu

Edukasi

 Anjurkan
tirah baring

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena,
jika perlu

I. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan
yang dilaksanakan dengan sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk
memenuhi apakah tujuan dan rencana keperawatan terapi atau tidak serta
untuk melakukan pengkajian ulang. Sehingga dapat penilaian sebagai
berikut :
1. Tujuan tercapai : Pasien mampu melakukan / menunjukkan perilak
u pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan pernyataan
tujuan yang telah ditentukan.
2. Tujuan tercapai sebagian : Pasien mampu menunjukkan perilaku
tetapi hanya sebagian dari tujuan yang diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai : Bila pasien tidak mampu atau tidak sama s
ekali menunjukkan perilaku yang digarapkan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.(H. Lismidar, 1989).
J. DAFTAR PUSTAKA

(DOC) LP OKSIGENASI | rafael ekaputri - Academia.edu. Diakses pada


tanggal 17 Desember 2022
https://www.scribd.com/document/393910142/Lp-Oksigenasi. Diakses
pada tanggal 17 Desember 2022

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai