Anda di halaman 1dari 14

SOAL UJIAN REHABILITASI MEDIK

5 Oktober 2012

COST BENEFIT UNTUK CACAT (Dr.Siti Annisa Nuhonni, SpRM-K)

1. Banyak penyakit akibat kerja yang berdampak terhadap penyakit di hari tua. Berikan 1
(satu) contoh penyakit tersebut dan perencanaan anda terhadap upaya pencegahan
yang diterapkan dalam perusahaan tempat anda bekerja.

2. Tidak dapat dipungkiri bahwa disabilitas akan memberi dampak ekonomi, setidaknya
peningkatan biaya kesehatan. Berilah contoh penyakit akibat kerja yang dapat
menimbulkan disabilitas, namun dapat dicegah sedini mungkin.
Berikan komentar anda untuk pemikiran perhitungan finansialnya ditinjau dari aspek
ekonomi kesehatan.

JAWAB :
 Direct cost (biaya langsung)
- Medical care (perawatan medis)
- Lost time from work (kehilangan waktu dari pekerjaan)
- Worker’s compensation cost (biaya kompensasi pekerja)

 Indirect cost ( biaya tidak langsung )


- Other workers working harder,with increased risk (pekerja lain yang bekerja
lebih keras, dengan peningkatan risiko)
- Recruitment, training of a replacement (Perekrutan, pelatihan pengganti)
- Government penalties or fines if injury rates are too high (hukuman dari
pemerintah atau denda jika tingkat cedera yang terlalu tinggi)
- Increased insurance premiums (peningkatan premi asuransi)
- Potential decreased employee morale, decreased productivity (semangat
kerja karyawan berpotensi menurun,penurunan produktifitas)
- Management attitudes toward the injury that may negatively affect
employee productivity (manajemen sikap terhadap cedera yang buruk dapat
mempengaruhi produktifitas karyawan)
PERAN DAN FUNGSI REHABILITASI MEDIK TERHADAP PENYAKIT dan CACAT AKIBAT KERJA

Dr.dr.Tirza Z.,Tamin,SpKFR-K

1. Tujuan Rehabilitasi Medik


JAWAB : Mengurangi dampak disabilitas dan handicap, dan memungkinkan seseorang
dengan disabilitas dan handicap dapat mencapai integritas sosial.
Peran Rehabilitasi Medik :
JAWAB :
 Melaksanakan Assessment
 Menegakkan/memperhatikan diagnosis penyakit, etiologi, lokasi, fungsional
 Memperhatikan prognosis adsanationum, advitam, adfungsionum
 Indentifikasi problematic
 Menetapkan gol rehabilitasi medik
 Melaksanakan terapi rehabilitasi medik
 Menentukan kebutuhan akan penanganan lanjut/rujukan
 Menetapkan limitasi aktifitas dan kapasitas fungsional
 Menetapkan kemampuan kerja

Fungsi Rehabilitasi Medik :

1. Upaya Promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktifitas yang tepat
untuk mencegah kondisi sakit
2. Upaya Preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit/penyakit untuk mencegah
dan atau meminimalkan gangguan fungsi atau risiko kecacatan
3. Upaya Kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan medik
dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit untuk
mengembalikan dan mempertahankan kemampuan fungsi
4. Upaya Rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan medic
dan upaya rehabilitatif lainnya melalui pendekatan psiko-sosio-edukasi-okupasi-
vokasional untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit yang bertujuan mengembalikan
dan mempertahankan kemampuan fungsi, meningkatkan aktifitas dan peran serta/
partisipasi di masyarakat.
2. Jelaskan definisi dan karakteristik, klasifikasi dari Impairmen/Hendaya, Disabilitas,
Handicap/Kecacatan :
JAWAB :
Definisi Impairmen/Hendaya
Dalam konteks kesehatan : kehilangan atau ketidaknormalan dari psikologis, fisiologis,
atau struktur anatomi atau fungsi.
Karakteristik :
 Kehilangan atau ketidaknormalan, dapat bersifat sementara atau permanen
 Meliputi anomali, defek atau kehilangan alat gerak, organ, jaringan, atau struktur
lain dari tubuh termasuk fungsi mental ---- Gangguan pada tingkat organ
 Menggambarkan exteriorization dari keadaan patologis

Klasifikasi :

 Hendaya Intelektual
 Hendaya Psikologis lain
 Hendaya Bahasa
 Hendaya Pendengaran
 Hendaya Penglihatan
 Hendaya Viseral
 Hendaya Skeletal
 Hendaya Bentuk (disfiguring)
 Hendaya Umum, Sensoris, dll

Definisi Disabilitas

Dalam konteks kesehatan : kondisi terbatasnya atau berkurangnya kemampuan


sesorang (akibat suatu hendaya), untuk melakukan aktifitas dengan cara dan batas yang
dianggap normal untuk seorang makhluk hidup.

Karakteristik :

 Kelebihan atau kekurangan dari performa aktifitas dan tingkah laku


 Dapat terjadi sementara atau menetap, reversible atau ireversibel, dan progresif
atau regresif. Dapat timbul dari konsekuensi langsung impairmen --- Gangguan
pada tingkat individu
 Terkait dengan kemampuan-kemampuan yang merupakan gangguan dari aktifitas
dan tingkah laku, yang secara umum diterima sebagai komponen penting dalam
kehidupan keseharian.

Klasifikasi :
 Disabilitas Perilaku
 Disabilitas Komunikasi
 Disabilitas Perawatan Diri
 Disabilitas Lokomotor
 Disabilitas Disposisi tubuh
 Disabilitas Deksteritas
 Disabilitas Situasional
 Disabilitas Keahlian Khusus
 Restriksi Aktifitas lain

Definisi Handicap/Kecacatan

Dalam konteks kesehatan : suatu keadaan kemunduran seseorang akibat adanya


impairment dan atau disability yang membatasinya dalam memenuhi perannya yang
normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial dan budaya.

Karakteristik :

Kecacatan berhubungan erat dengan nilai kondisi individu itu sendiri saat terpisah dari
kondisi yang dianggap normal. Ditandai dengan pertentangan antara performa atau
status individu tersebut dengan harapannya sendiri atau harapan kelompok dimana dia
menjadi bagian dari kelompok tersebut ---- Gangguan pada tingkat sosial.

Klasifikasi :

 Kecacatan Orientasi
 Kecacatan Independensi Fisik
 Kecacatan Mobilitas
 Kecacatan Okupasi
 Kecacatan Integrasi Sosial
 Kecacatan Pemenuhan ekonomi secara mandiri

3. Peran Rehabilitasi Medik terhadap Penyakit Akibat Kerja ?

JAWAB :

a. Menerima rujukan pasien dengan Penyakit Akibat Kerja


b. Melaksanakan upaya kuratif dan rehabilitative Penyakit Akibat Kerja
c. Melaksanakan upaya promotif dan preventif untuk mencegah impairmen dan
disabilitas
4. Peran dan Fungsi Rehabilitasi Medik pada Cacat Akibat Kerja ?

JAWAB :

 Evaluasi kecacatan
 Saran penempatan
 Peningkatan kemampuan fungsional

5. Bagaimana menciptakan Jejaring kedokteran Rehabilitasi Medik-Kedokteran Kesehatan


Kerja ?
JAWAB :
 Dasar : World Health Assembly (WHA) 60.26 : Workers Health Global Plan of Action,
27 May 2007 : mempertimbangkan bahwa kesehatan pekerja tidak hanya terhadap
bahaya kerja (occupational hazards tapi juga pada faktor sosial, individu dan akses
(kemudahan) ke pelayanan kesehatan
 Tujuan : Kesehatan pekerja lebih memperhatikan pada aspek rehabilitasi medic
 Kerja sama antara klinik di tempat kerja dengan klinik rehabilitasi medic rumah sakit

OCCUPATIONAL REHABILITATION (REHABILITASI OKUPASI)

Dr.Angela
1. Beberapa tindakan Occupational Injury Prevention Services :

A. Work conditioning/Work hardening


B. Worksite evaluation to facilitate employer education on how to make appropriate
equipment adjustments/modifications to allow returning employee to perform job
duties safety and comfortably (evaluasi tempat kerja untuk memfasilitasi pendidikan
kepada pengusaha tentang bagaimana membuat penyesuaian peralatan yang
tepat/modifikasi untuk memungkinkan karyawan kembali untuk melakukan
pekerjaan tugasnya aman dan nyaman).
C. Worksite Injury Prevention Analysis with detailed report of risk factors and cost
effective correction plan (analisa pencegahan cedera ditempat kerja dengan laporan
rinci faktor-faktor risiko dan biaya rencana koreksi yang efektif).
D. Ergonomic consulting : analysis and workstation job injury prevention training for
employees (konsultasi ergonomi : analisis dan pelatihan bagi karyawan mengenai
pencegahan cedera pekerja ditempat kerja).
E. Customized home exercise programs (program latihan rumah disesuaikan)
F. Posture and body mechanics education (postur tubuh dan pendidikan mekanik)

2. A 45 year old truck driver of company complain of LBP, for about 2 days, after doing the
travel on a long trip to Central Java.
Examination showed spasm of lumbal muscles and tightness of hamstrings muscle on
both thighs. No neurological defect found, bladder and bowel factors were normal.

A. What further examination will you suggest ? Explain your reason


B. Pasien has asked for a leave from work, what would you prescribe ?
C. If patien need a referral, to whom would you send the patient for therapy?and why?
D. Explain the Occupational Injury Prevention that you would give

3. Seorang pekerja supir truk. Setelah menyetir selama 2 hari, mengalami sakit pada
bagian pinggang.
A. Sebagai dokter perusahaan, perlu berapa hari pasien tersebut istirahat ?
JAWAB :
Istirahat total hanya dianjurkan jika penderita mengalami nyeri yang cukup berat
dan jumlah hari istirahat tidak lebih dari 2-3 hari lalu dilakukan mobilisasi secepatnya
dan kembali bekerja lebih cepat juga termasuk dalam program penyembuhan dari
pasien tersebut.
B. Jika ingin merujuk,kemana dan mengapa ?
JAWAB :
Dirujuk ke dokter spesialis Rehabilitasi Medik untuk menjalani Fisioterapi dengan
tujuan untuk :
- Mengurangi gangguan dan kecacatan menjadi minimal
- Mengembalikan fungsi semaksimal mungkin
- Meningkatkan kualitas hidup
C. Di rujuk ke dokter spesialis Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan Radiologis
adakah gangguan yang lebih berat.
D. Di rujuk ke dokter spesialis Ortopedi jika memerlukan tindakan pembedahan.

MUSKULOSKELETAL DAN KESEHATAN KERJA


Dr. Elida Ilyas, SpRM
1. Seorang pekerja, bapak Entong bekerja mendorong beban 25 kg dengan fleksi
lumbal 60 derajat, dan di diagnosa mengalami OA.
A. Tahapan-tahapan diagnosanya

Anamnesa

Gejala klinis

Pemeriksaan fisik :

Gait (pola jalan)


Tonus dan kekuatan otot
ROM pinggang dan ekstremitas
Neurologis umum
Pemeriksaan Radiologis

Beban yang diangkat oleh Tn.Entong sebesar 25 kg dimana batas maksimal


menurut NIOSH untuk beban angkat sebesar 23 kg.

B. Jika anda merujuk ke bagian Rehabilitasi Medik, kenapa merujuk ke


Rehabilitasi Medik ?
JAWAB :
Di rujuk ke bagian Rehabilitasi Medik adalah untuk :
Mengurangi ganguan dan kecacatan menjadi minimal
Mengembalikan fungsi semaksimal mungkin
Meningkatkan kualitas hidup

2. Gangguan kesehatan kerja dapat dicegah dengan beberapa cara dan jelaskan ?
JAWAB :
Gangguan kesehatan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor :
o Biomekanik manusia :
Tenaga kerja mekanis manusia sesuai dengan anatomi, kekuatan tubuh serta
interaksinya dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Dengan mempelajari
biomekanik -- kelainan musculoskeletal dapat dihindari seperti :
Trauma otot
Low back pain
Dislokasi sendi
Shoulder neck syndrome
o Psikologi : pekerjaan sesuai jenis pekerjaan
o Fisik dan Enginering : pekerjaan sesuai dengan kemampuan fisik

3. Sebutkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Nyeri Pinggang Bawah


(LBP) ?
o Trauma
o Peradangan
o Tumor
o Metabolisme (osteoporosis)
o Kelainan bawaan (spina bifida)
o Proses pertumbuhan (scoliosis)
o Proses degenerasi/penuaan (spondiloarthritis)
REHABILITASI JANTUNG

Dr.Deddy Tedjasukmana SpRM,MARS

1. Jelaskan program rehabilitasi jantung (MCI) sesuai tahapannya sejak pasien dirawat di
RS ?
JAWAB :

FASE I : INPATIENT
 Merupakan fase rehabilitasi jantung pada saat rawat (3-6 hari)
 Dimulai segera setelah pasien kondisi hemodinamik stabil dengan tanda :
o Tidak ada sakit dada berulang dalam 8 jam
o Tidak ada tanda-tanda gagal jantung yang tidak terkompensasi (sesak pada
saat istirahat dengan ronki didasar paru bilateral)
o Tidak ada perubahan signifikan yang baru pada EKG dalam 8 jam terakhir
 Goal :
- Mencegah efek immobilisasi/deconditioning
- Melakukan ADL mandiri
- Edukasi mengenai gaya hidup sehat/life style
- Mengurangi gangguan psikologik dan emosi yang biasanya menyertai pasien
penyakit jantung
- Fasilitasi penyesuaian terhadap kondisi akut dan terhadap lingkungan RS
- Memberikan motivasi pasien agar dapat membuat komitmen jangka panjang
terhadap rehabilitasi jantung

Program fase I :

- Latihan fisik/exercise
- Edukasi dan konseling :
 Kontrol hyperlipidemia
 Kontrol hypertensi
 Mengurangi rokok
 Kontrol DM
 Stress management

Latihan :

o Program Latihan
 Latihan dan aktivitas yang memerlukan energi expenditure ringan
 Durasi 5-10 menit (ditingkatkan sampai 20-30 menit), 2-3 kali sehari
 Aktivitas 3-4 Mets
 Naiknya HR tidak lebih dari 20 kali/menit
 Latihan LGS aktif dan pasif saat tiduran, duduk dan posisi tegak
 Latihan ankle pumping
 Parameter latihan : pulse, BP, ECG, symptom
o Uji Latih
 Dilakukan pada akhir fase I sebelum pulang RS
 Tes berjalan 6 menit (submaximal exercise tes)

Hentikan latihan jika :

Tanda dan gejala : Angina, rasa melayang, sesak, lelah, pucat, sianosis, ataksia, hipoksia,
gangguan status mental, bradikardia, perubahan TD sistolik >220 mmHg, diastolic > 110
mmHg, perubahan EKG, dll.

FASE II : OUTPATIENT

 Dilakukan pada kondisi setelah pulang RS


 Jika pasien keluar dari RS -- fase II mulai dalam 1-2 minggu dan berlangsung
selama 4-8 minggu
 Pada akhir fase II, pasien harus mampu melakukan latihan mandiri, memiliki
pengetahuan mengenai penyakit dan gejala-gejala sehingga dapat melanjutkan
aktivitas exercise, vokasional, rekreasional dan sexual dengan aman

Goal fase II :

 Meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan kapasitas kerja fisik (strength, endurance,


flexibility)
 Mengajarkan pasien mengenai tehnik yang tepat untuk latihan dan memberikan
petunjuk latihan jangka panjang
 Mengajarkan pola hidup sehat pasien dan keluarganya
 Meningkatkan fungsi psikologis pasien dan mempersiapkan pasien untuk kembali
kerja dan mendapatkan kembali peranannya dalam keluarga dan sosial

Program fase II terdiri dari :

 Edukasi dan program modifikasi risiko


 Latihan :
- Pasien diberikan peresepan dosis individual (intensitas, durasi, frekuensi dan
aktivitas)
- Rekomendasi fisik, dimulai dengan aerobic exercise
- Peralatan : treadmills, ergocycle, jogging trak
- Target intensitas 60-70 % HR max
- Goal latihan : 6 mets
- Akhir fase II dilakukan uji latih/Exercise stress test

FASE III : MAINTENANCE

 Fase III biasanya berlangsung 3-6 bulan dan mencakup supervisi klinis dan
intermitten EKG
 Latihan dilakukan pada kondisi supervisi minimal
 Mampu melakukan aktivitas 6-8 mets
 Goal fase III :
- Mencegah progresivitas
- Meningkatkan cardiac performance
 Mencakup :
- Edukasi dan modifikasi risiko
- Latihan : aerobic exercise, resistance training, aquatic exercise (26-33 C)
- Intensitas latihan 70-85 % HR max
 Akhir fase III dilakukan uji latih/exercise stress test

FASE IV : REHABILITASI JANTUNG JANGKA PANJANG (Long Term Cardiac


Rehabilitation)

Mencakup :

 Edukasi dan modifikasi risiko


 Latihan dilakukan seumur hidup (minimal 3-4 X/minggu, selama 30-60 min, latihan
dengan intensitas 80-85 % HR max)
- Aerobic exercise
- Resistance training
- Aquatic exercise - water exercise
 Goal : melanjutkan program untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran
dan gaya hidup sehat

2. Apa yang anda sarankan untuk return to work pasien MCI ?


JAWAB :
 Low risk :
- Uncomplicated MI, PTCA, CABG
- Tak ada arytmia exercise induce
- Echo : EF > 50 %
- Fungsional Capasity > 7 Mets
 Moderate risk :
- Echo : EF 40-49 %
- Fungsional capasity < 5 mets
 High risk :
- Aritmia saat istirahat/latihan
- Complicated Cardiac Surgery/MCI
- Echo : EF < 40 %
- Fungsional capacity < 5 mets

Kembali ke pekerjaan tergantung dari beban pekerjaan/kekuatan yang diperlukan pada


pekerjaan yang dilakukan sebelumnya biasanya dapat kembali ke pekerjaannya setelah
pasien memiliki kapasitas fungsi sebesar lebih dari 5 mets (kecuali untuk industri yang
berat)

3. Kandidat pasien Rehabilitasi Jantung ?


JAWAB :
- Post MCI
- CHF
- Aritmia jantung
- Pasca CABG
- Pasca PTCA
- Pasca operasi katub jantung
- Pasca transplantasi jantung

4. Apakah goal dari Rehabilitasi Kardiovaskuler ?


JAWAB :
 Optimalisasi fungsi fisiologik, psikososial dan vokasional pasien dengan mengurangi
morbiditas dan mortalitas
 Memberikan program edukasi dan konselling untuk memodifikasi faktor risiko (diet
rendah kolesterol, mengurangi stress, merokok dll )
 Latihan rekondisi untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan serta toleransi
terhadap aktivitas sehari-hari (aktivitas vokasional, rekreasional dan seksual)
EVALUASI REHABILITASI MEDIK PADA LESI NEUROMUSCULAR
Widjaja Laksmi Kusumaningsih

Ada 2 soal cerita :


1. Bagaimana diagnosa fungsi/rehabnya?
Diagnosa Fungsi/Rehab :
- Impairmen
- Disabilitas
- Handicap

Diagnosa Medis :

- Diagnosa Klinis
- Diagnosa Anatomis/Letak Lesi
- Diagnosa Etiologi
- Diagnosa Patologi
2. Soal cerita……Bagaimana Diagnosa Fungsi?Rehabnya ?

Anda mungkin juga menyukai