Daftar Isi

Sertifikasi Program Profil

Manajemen Sertifikasi Profesi Proposisi
Prakata Manajemen Risiko Singkat
Risiko Kami
LSP MKS CRMS
LSP MKS (Online)
Prakata
Telah diadopsinya standard internasional ISO 31000:2009 di Indonesia
pada tahun 2011 (SNI ISO 31000:2011) dan diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia pada tahun 2016. Standar ini kemudian diperbaharui pada
tahun 2018 dan diadopsi menjadi SNI ISO 31000:2018

SNI ISO 31000 diharapkan dapat diterapkan secara menyeluruh di

setiap sektor industri baik untuk entitas organisasi publik (Kementerian
dan Lembaga Non Kementerian, serta pemerintah daerah propinsi, kota
dan kabupaten) maupun entitas organisasi perusahaan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) serta privat

Diperlukan Profesional di bidang manajemen risiko

yang kompeten, terutama dalam menerapkan SNI ISO
31000:2018 untuk memenuhi kebutuhan professional
manajemen risiko di Indonesia

CRMS adalah mitra dari LPK-MKS (lembaga pelatihan

dari LSP – MKS), sebagai lembaga sertifikasi profesi
manajemen risiko berbasis ISO 31000 di Indonesia.
Pelatihan Terstruktur Manajemen Risiko
Untuk membangun kompetensi organisasi dalam Tata Kelola, Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan
Keberlanjutan, CRMS memiliki pelatihan end-to-end komprehensif , benchmarking, dan e-learning
dikombinasikan dengan sertifikasi profesional.

Dasar-dasar Pelatihan Manajemen Risiko yang diusulkan dalam proposal ini merupakan bagian dari
Program Pelatihan terstruktur kami.

Tujuan pelatihan: Agar pemilik proses di organisasi mendapatkan pemahaman yang lebih baik
bahwa mereka juga adalah pemilik risiko, baik itu di level proyek maupun operasional dan
pemahaman tersebut dapat diuji dalam ujian sertifikasi profesi

Peserta pelatihan juga dapat membedakan antara apa yang menjadi tanggung jawab mereka dan
akuntabilitas mereka serta dapat menerima dan mengelola risiko sebagai bagian dari pekerjaan
mereka. Selanjutnya, peserta tahu bagaimana menerapkan SNI ISO 31000:2018 untuk mengelola
risiko mereka sendiri.

Hasil yang diharapkan: budaya dan kesadaran mengenai risiko yang lebih tinggi