Anda di halaman 1dari 148

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


SELF CARE PADA LANSIA PENDERITA
DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
JATIBARANG

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Skripsi Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh
ESTEFANIAH APRIYANTI
NIM R19.01.020

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes )INDRMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

“Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber pustaka yang

menjadi rujukan dalam penyusunan skripsi penelitian ini telah saya nyatakan

dengan benar. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi penelitian ini

merupakan hasil plagiat/penyuapan/pertukangan maka saya siap menerima sanksi

yang berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dengan

resiko yang harus saya tanggung.

Nama : ESTEFANIAH APRIYANTI

NIM : R.19.01.020

Tanggal : September 2023

Materai
Tanda Tangan :
Rp. 10.000

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ESTEFANIAH APRIYANTI

Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 16 April 2001

Agama : Islam

Alamat : Desa Ujung Pendok Jaya, Blok Utara RT/RW

10/03 Kec. Widasari, Kab. Indramayu, Provinsi

Jawa Barat (45271)

Pendidikan :

STIKes Indramayu : 2019 - Sekarang

SMKN 1 Widasari : Tahun Lulus 2019

SMPN 3 Jatibarang : Tahun Lulus 2016

SDN Ujung Pendok Jaya : Tahun Lulus 2013

Pekerjaan : Mahasiswa

Profesi Lainnya :-

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Estefaniah Apriyanti

NIM : R.19.01.020

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Pada

Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang

Skripsi ini telah disetujui dan siap untuk dipertahankan di hadapan


Tim Penguji Sidang Skripsi Program Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes Indramayu)

Indramayu, September 2023

Oleh :

Pembimbing I

Wenny Nugrahati Carsita, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK. 043 213 144

Pembimbing II

Kamsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK. 043 213 086

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Estefaniah Apriyanti

NIM : R.19.01.020

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self Care Pada

Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu guna melengkapi
Syarat-syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Skripsi Pada Program Studi Sarjana Keperawatan

Indramayu, September 2023

Penguji :

Dedeh Husnaniyah,S.Kep.,Ns.,M.kep
NIK. 043 213 124

Anggota I Anggota II

Wenny Nugrahati Carsita,S.Kep.,Ns.,M.Kep Kamsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK. 043 213 144 NIK. 043 213 086

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Novi Dwi Irmawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK. 043 213 158

iv
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
SKRIPSI, AGUSTUS 2023

ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF CARE PADA


LANSIA PENDERITA DIABTES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JATIBARANG

ESTEFANIAH APRIYANTI

xvi + 66 Halaman + 13 Tabel + 1 Gambar + 17 Lampiran

Lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 sering terjadi masalah penurunan


kemampuan untuk melakukan self care. Kurangnya dukungan dari kelurga dapat
mengakibatkan komplikasi pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2. Dengan
adanya dukungan keluarga maka self care pada lansia penderita diabetes mellitus
tipe 2 bisa menjadi lebih baik, lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 juga dapat
memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan self are pada lansia
penderita diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross setional.
Populasi pada penelitian ini yaitu lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 yang
berjumlah 119 responden. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan
stratified random sampling sebanyak 92 responden. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 30 responden (61,2%) mimiliki dukungan
keluarga dengan kategori baik, dan sebanyak 22 responden (53,7%) memiliki self
care yang kurang. Hasil uji statistic didapatkan hasil p-value =0,326 (p-
value>0,05).
Dapat disimpulkan dari penelitian ini tidak ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang. Diharapkan kepada petugas kesehatan
untuk mengkaji lebih lanjut penyebab kurangnya melakukan self care pada lansia
penderita diabetes mellitus.

Bahan Bacaan : 28 Buku (2010-2022), 20 jurnal (2016-2021)


Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Dukungan Keluarga, Lansia, Self Care

v
NURSING STUDY PROGRAM
INDRAMAYU COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
UNDER GRADUATE THESIS, AUGUST 2023

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND SELF CARE IN


ELDERLY WITH TYPE 2 DIABTES MELLITUS IN THE WORKING AREA
OF JATIBARANG PUSKESMAS

ESTEFANIAH APRIYANTI

xvi + 66 Pages + 13 Tables + 1 Pictures + 17 Attachments


Elderly people with type 2 diabetes mellitus often experience problems with
decreased ability to perform self care. Lack of support from the family can lead to
complications in the elderly with type 2 diabetes mellitus. With family support,
self care for elderly people with type 2 diabetes mellitus can be better, elderly
people with type 2 diabetes mellitus can also meet all their needs. The purpose of
this study was to determine the relationship between family support and self-are
in the elderly with type 2 diabetes mellitus in the Working Area of the Jatibarang
Health Center.
This research uses analytical methods with a cross-sectional approach. The
population in this study was elderly people with type 2 diabetes mellitus, totaling
119 respondents. The sampling technique used stratified random sampling with
92 respondents. The research instrument used a questionnaire and was analyzed
using the Chi-Square test.
The results of this research showed that 30 respondents (61.2%) had good family
support, and 22 respondents (53.7%) had poor self-care. The results of the
statistical test showed that the p-value = 0.326 (p-value> 0.05).
It can be concluded from this study that there is no relationship between family
support and self-care in the elderly with type 2 diabetes mellitus in the Working
Area of the Jatibarang Health Center. It is hoped that health workers will study
further the causes of the lack of self-care in elderly people with diabetes mellitus.

Reading Materials: 28 Books (2010-2022), 20 journals (2016-2021)


Keywords : Diabetes Mellitus, Elderly, Family Support, Self Care

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabil’alamin puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya dan nikmat sehat yang tiada henti-

hentinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan

Dukungan Keluarga dengan Self Care Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang”.

Penulisan skripsi inni tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penelitu mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan

mendukung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, ucapan

terimakasih peneliti kepada :

1. Nur Rokhim Satria Nugraha, S.Kom. Ketua Pengurus Yayasan Indra

Husada Indramayu, yang telah menjadi inspirator bagi peneliti.

2. Riyanto, S.Kep., Ns. M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) Indramayu yang telah memberikan motovasi kepada kami.

3. Novi Dwi Irmawati, S.Kep., Ns., M. Kep. selaku Ketua Program

Studi Sarjana Keperawatan STIKes Indramayu yang senantiasa selalu mendidik

dan mengarahkan mahasiswa-mahasiswi Program Studi Sarjana Keperawatan.

4. Dedeh Husnaniyah,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Penguji I yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan motivasi untuk menguji serta

mengarahkan peneliti dalam penilaian dan pembahasan hasil penelitian ini.

5. Wenny Nugrahati Carsita, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Penguji II

yang telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya dan saran yang

bermanfaat selama penyusunan skripsi.

vii
6. Kamsari, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Penguji III yang telah berkenan

menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk memberikan pengarahan,

bimbingan ilmu pengetahuan, masukan dan saran yang bermanfaat selama

penyusunan skripsi.

7. Chynthia Hardivianty, S.Kep., Ns., MMR dan Bambang Eryanto,

S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Angkatan

tahun 2019 yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan dan saran serta

motivasi kepada anak-anaknya.

8. Seluruh dosen berserta staf karyawan Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Indramayu.

9. Kedua orang tua dan keluarga saya yang selalu memberikan

dukungan dan memberikan semangat baik moral maupun material, serta

senantiasa selalu mendoakan peneliti untuk sukses.

10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Indramayu angkatan tahun 2019, yang senantiasa saling memberikan

motivasi dan dukungan kepada peneliti.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

12. Tidak lupa untuk berterimakasih kepada diri sendiri yang telah

berjuang dan mampu menyelesaikan skripsi ini, sehingga bisa lulus kuliah tepat

waktu.

viii
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan yang telah membantu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Indramayu, September 2023

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ...................................... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8

A. Konsep Lansia ................................................................................. 8


B. Konsep Diabetes Mellitus ............................................................... 13
C. Konsep Self Care............................................................................. 20
D. Konsep Dukungan Keluarga ........................................................... 25

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN


HIPOTESIS ........................................................................................ 28

A. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 28

x
B. Definisi Operasional........................................................................ 29
C. Hipotesis Penelitian......................................................................... 31

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 32

A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 32


B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 32
C. Tempat Penelitian............................................................................ 35
D. Waktu Penelitian ............................................................................. 35
E. Etika Penelitian ............................................................................... 36
F. Alat Pengumpulan Data Penelitian ................................................. 37
G. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 42
H. Rencana Analisa Data ..................................................................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................. 48

A. Karakteristik Responden ................................................................. 48


B. Analisa Univariat ............................................................................ 51
C. Analisa Bivariat .............................................................................. 52

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 54

A. Interprestasi dan Pembahsan Hasil.................................................. 54


B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 59
C. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................... 60

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 62

A. Simpulan ......................................................................................... 62
B. Saran................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 29

Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel Per Desa Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang ................................................................. 34

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Dukungan Keluarga dan Self

Care ............................................................................................ 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliable Instrumen Dukungan Keluarga dan Self

Care .......................................................................................... 42

Tabel 5.1 Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang ................................................................. 48

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang ................................................................. 48

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Responden Di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang ....................................................... 49

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden Di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang ....................................................... 50

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang ................................................................. 50

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Lama Menderita Diabetes Mellitus Di

Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang ......................................... 51

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang ................................................................. 51

xii
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Self Care Di Wilayah Kerja Puskesmas

Jatibarang .................................................................................... 52

Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self care Pada Lansia

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas

Jatibarang .................................................................................... 52

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 28

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BMI : Body Mass Index

Depkes RI : Depatermen Kesehatan Republik Indonesia

DM : Diabetes Mellitus

DMG : Diabetes Mellitus Gestasional

FCPD : Fibro Calculous Pancreatic Diabetes Mellitus

Lansia : Lanjut Usia

PARKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PDPD : Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Mellitus

TNM : Terapi Nutrisi Medis

UU : Undang-Undang

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 : Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 : Lembar Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Puskesmas

Jatibarang

Lampiran 4 : Lembar Surat Balasan Studi Pendahuluan Puskesmas Jatibarang

Lampiran 5 : Lembar Surat Permohonan Izin Uji Validitas Puskesmas Jatisawit

Lampiran 6 : Surat Permohonan izin Penelitian Puskesmas Jatibarang

Lampiran 7 : Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian Puskesmas Jatibarang

Lampiran 8 : Lembar Surat Permohonan Berpartisipasi Sebagai responden

Lampiran 9 : Lembar Inform Concent

Lampiran 10 : Lembar Kuesioner

Lampiran 11 : Lembar Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 12 : Lembar Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga dengan Self Care

pada Lanisa Diabetes Mellitus Tipe 2

Lanpiran 13 : Lampiran Output Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Lampiran 14 : Lampiran Hasil Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Self Care Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di

Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Lampiran 15 : Lampiran Output Hasil Penelitian

Lampiran 16 : Buku Bimbingan Skripsi

Lampiran 17 : Dokumentasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan kelompok usia akhir yang memiliki berbagai

perubahan akibat proses penuaan. Perubahan pada lansia biasanya meliputi

perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga akan

mempengharuhi fungsi dan kemampuan tubuh (Herlina, 2020). Efek perubahan

pada lansia akibat proses penuaan dapat menyebabkan berbagai permasalahan

seperi sosial, ekonomi, fisik, mental dan biologis. Lansia juga beresiko tinggi

terkena penyakit degeneratif salah satunya adalah penyakit Diabetes Mellitus

(Maulida, 2021). Penyakit Diabetes Mellitus yang sering terjadi pada lansia

adalah penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 karena seiring dengan bertambahnya usia

resistansi insulin semakin meningkat (Alvita, 2016). Faktor yang berkontribusi

terhadap resistensi insulin pada lansia adalah penurunan massa otot, kelebihan

berat badan, pola makan yang kurang sehat dan kurangnya aktivitas fisik, selain

itu pankreas juga tidak berfungsi sebaik pada orang yang lebih muda (Milita et al,

2021). Diabetes Mellitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai

dengan kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta

pankreas atau gangguan fungsi insulin (Wayan et al., 2019).

Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan yang

menyebabkan kematian ke-9 di dunia. Hasil dari World Health Organization

tahun 2019 sebanyak 1,5% juta jiwa yang meninggal akibat penyakit Diabetes

1
2

Mellitus. International Diabetes Federation (2022) melaporkan prevalensi

diabetes global pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021 sebanyak 10,5% (536,6)

juta orang, meningkat menjadi 12,2% (783,2) juta orang pada tahun 2045 (IDF,

2022). Berdasarkan hasil data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi kasus

Diabetes Mellitus berdasarkan umur 55-64 Tahun berjumlah 6,3% (79.919) jiwa,

umur 65-74 tahun berjumlah 6,0% (38.572) jiwa, usia 75 tahun ke atas lebih 3,3%

(17.821) jiwa.). Hasil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramamyu pada tahun

2022 terdapat 3 Puskesmas dengan prevalensi lansia penderita Diabetes Mellitus

tertinggi yakni Puskesmas Jatibarang sebanyak 119 lansia, Puskesmas Sukra

sebanyak 66 lansia, dan Puskesmas Patrol sebanyak 51 lansia (Dinas Kesehatan

Kabupaten Indramayu, 2022).

Lansia yang menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 sering terjadi

masalah penurunan kemampuan untuk melakukan self care. Self care pada lansia

Diabetes Mellitus merupakan tindakan membantu mengendalikan gula darah yang

dapat menghasilkan kondisi kesehatan yang lebih baik (Munir, 2021). Self care

yang yang dilakukan oleh lansia yang menderita Diabetes Mellitus melibatkan

aspek seperti makan, aktivitas fisik, pengontrolan gula darah, pengobatan dan

perawatan kaki (Susanto, 2021). Self care pada lansia penderita Diabetes Mellitus

dilakukan terus menerus untuk mempertahankan kehidupan dan penyembuhan

dari penyakit untuk mengatasi komplikasi yang nantinya akan timbul. Oleh karena

itu dukungan keluarga diperlukan dalam proses ini untuk memberikan informasi

terhadap lansia dalam membantu untuk melakukan self care yang efektif (Herlina,

2020).

STIKes Indramayu
3

Dukungan keluarga merupakan salah satu bagian terpenting bagi lansia

yang mengalami Diabetes Mellitus. Adanya dukungan keluarga akan membantu

ketika lansia menghadapi masalah karena keluarga adalah orang yang paling dekat

hubungannya dengan lansia (Herwin, Wiyono, & Ardiyani 2017). Lansia

penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 harus bisa mengontrol gula darah, pola makan,

dan aktivitas sehari-hari untuk menjaga kondisinya agar tetap segar. Dukungan

keluarga terbagi menjadi 4 dimensi diantaranya dimensi emosional, dimensi

penilaian, dimensi instrumen, dimensi informasi. Masing-masing dimensi ini

penting dipahami bagi individu dalam memberikan dukungan keluarga yang

mengalami masalah kesehatan seperti penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Melalui

pemberian dukungan keluarga diharapkan kemampuan lansia penderita Diabetes

Mellitus tipe 2 dalam melakukan self care lebih baik (Wayan et al., 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto (2019) membuktikan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan Self care pada lansia

penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p value 0,001 < 0,05 (p<a).

Keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan Self care bersifat sedang (r

= 0,463). Kecenderungan yang terjadi bahwa semakin tinggi dukungan keluarga

yang diterima lansia Diabetes Mellitus tipe 2, maka semakin adekuat perilaku self

care yang dilakukan. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Munir (2021)

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan Self

care pada pasien lansia diabetes mellitus tipe 2, sebagian besar pasien memiliki

dukungan keluarga yang baik (92,7%) dan Self care baik (83%).

STIKes Indramayu
4

Komplikasi menjadikan Penyakit Diabetes Mellitus semakin parah dan

memerlukan waktu yang lama untuk sembuh dan biaya untuk berobat semakin

mahal. Kurangnya dukungan dari keluarga dapat mengakibatkan komplikasi pada

penderita Mellitus. Oleh karena dari itu, lanisa penderita Diabetes Mellitus tipe 2

sangat membutuhkan perhatian dari keluarganya untuk mencegah terjadinya

komplikasi. Dengan adanya dukungan keluarga maka self care pada lansia

penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 bisa menjadi lebih baik. Lansia penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 juga dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya

(Wayan et al., 2019).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 21 Februari 2023 di Wilayah kerja Puskesmas Jatibarang didapatkan 8

dari 10 penderita Diabetes Mellitus tipe 2 sudah tidak mengkonsumsi makanan

yang manis dan berlemak tinggi, selalu melakukan aktivitas fisik seperti olahraga

pagi, rutin mengkonsumsi obat sebelum dan sesudah makan yang dianjurkan oleh

dokter, sering kontrol ke Puskesmas untuk memeriksa kadar gula darah, dan 2

lainnya masih mengkonsumsi makanan yang manis dan berlemak tinggi, jarang

melakukan olahraga karena tidak sempat untuk berolahraga, jarang memeriksakan

kadar gula darah ke Puskesmas. Kemudian untuk dukungan keluarga 10 penderita

Diabetes mellitus tipe 2 mendapatkan dukungan keluarga dengan. 5 orang

mengatakan mendapatkan dukungan informasi mengenai penyakit diabetes

mellitus dari anaknya, mendapatkan informasi mengenai pengobatan dan diantar

ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk, 2 orang

mengatakan diantar oleh suaminya untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas,

STIKes Indramayu
5

dan 3 lainnya mendapatkan informasi mengenai penyakit, pengobatan dan

penyembuhan penyakit dari istrinya. 10 penderita mengatakan sering

memeriksakan penyakitnya ketika ada keluhan dan rutin kontrol gula darah setiap

1 bulan sekali.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang sejauh mana “Hubungan dukungan keluarga dengan

self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang?”

B. Rumusan Masalah

Self care pada lansia Diabetes Mellitus tipe 2 dilakukan untuk

pengobatan dan kepatuhan diet agar gula darah terkontrol. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kemampuan self care pada lansia adalah dukungan keluarga.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah

pada menelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan self care pada lansia penderita diabetes militus tipe 2?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan self care pada

lansia penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

STIKes Indramayu
6

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya dukungan keluarga pada lansia penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2.

b. Teridentifikasinya self care pada lansia penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2.

c. Teridentifikasinya hubungan dukungan keluarga dengan self care

pada lansia penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan informasi

terkait dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal untuk mencegah

terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada lansia.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi

referensi dalam pembelajaran di dunia pendidikan khususnya Keperawatan

Gerontik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan informasi

untuk penelitih selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai dukungan

keluarga dengan self care pada lansia penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

STIKes Indramayu
7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan self care

pada lansia penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas

Jatibarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasi

dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah lansia

penderita diabetes mellitus tipe 2. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini yaitu teknik random sampling. Adapun variabel pada penelitian ini yaitu

dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah self

care dan variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan keluarga.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan

bivariat. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square.

STIKes Indramayu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia

1. Definisi Lansia

Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur ulang

kehidupan manusia. Menurut UU No.13/Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia

disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telath mencapai usa lebih dari 60

tahun (Rhosma, 2014).

Lansia merupakan seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun dan

mengalami perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga

berdampak pada fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Setiyorini &

Wulandari, 2018).

Lansia (Lanjut Usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahap akhir

dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami

suatu proses yang disebut Aging process penuaan. Menua adalah suatu kedaan

yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses

sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai

sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Adrian,

Sulistyowati & Patriyani, 2021).

8
9

2. Klasifikasi Lansia

Kelompok lansia sering dibagi menjadi beberapa kategori. Berdasarkan

beberapa sumber ditentukan karakteristik lansia beserta batasan usia. Batasan usia

dibawah ini hanya sebagai pedoman untuk populasi menua. Batasan lansia

menurut Ferawati, Koemiawan dan Handayani (2021) terbagi menjadi tiga,

sebagai berikut

a. Usia 65-74 tahun disebut lansia muda.

b. Usia 75-84 taun disebut lansia menengah.

c. Usia 85 keatas disebut lansia tua dan sangat tua.

Sedangkan menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari :

a. Pra Lansia berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia berusia 60 tahun lebih.

c. Lansia resiko tinggi berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah

kesehatan.

d. Lansia Potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.

e. Lansia tidak pontensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain.

3. Karakteristik Lansia

Menurut Gemini, Yulia dan Roswandani (2021), mengatakan lanisa

memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.

13 tentang kesehatan).

STIKes Indramayu
10

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi baru rentang sehat sampai

sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptasi

hingga kondisi maladaptif

c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

4. Permasalahan Pada Lansia

Proses menua didalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal

yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruani umur panjang. Hanya cepat

lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu yang

bersangkutan. Adapun permasalah yang berkaitan dengan lanjut usia menurut

Muhith dan Sitoyo (2016) antara lain:

a. Secara individu, proses menua dapat menimbulkan berbagai

masalah, baik secara fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomi. Semakin

lanjut usia seseorang akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan

fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peran sosialnya. Hal ini

mengakibatkan timbulnya gangguan didalam hal lansia yang mencakupi

kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengakibatkan lansia mengalami

ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.

b. Kondisi lansia juga dapat berpengarung terhadap kondisi mental.

Semakin lanjut usia seseorang kesibukan sosial akan semakin berkurang . Hal ini

dapat mengakibtkan berkurangnya integrasi dan lingkungannya. Hal ini dapat

memberikan dampak pada kebahagian seseorang.

STIKes Indramayu
11

c. Lanjut usia masih mempunyai kemampuan untuk kerja. Permasalahn

yang mungkin timbul adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan kemampuan

mereka didalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.

d. Masih ada sebagian lansia yang mengalami keadaan terlantar. Selain

tidak mampunyai bekal hidup dan pekerjaan/penghasilan, mereka juga tidak

mempunyai keluarga/sebatang kara.

e. Dalam masyarakat tradisional, lansia dihargai dan dihormati

sehingga mereka mesih dapat berperan yang berguna bagi masyarakat. Tetapi,

dalam masyarakat industri akan ada kecenderungan mereka yang kurang dihargai

sehingga lansia terisolasi dari kehidupan masyarakat.

f. Karena kondisinya, lansia memerlukan tempat tinggal atau fasilitas

perumahan yang khusus.

5. Masalah Kesehatan yang Dialami Lansia

Penyakit-penyakit yang dapat dialami oleh seorang lansia yang cukup

komplek seiring dengan perubahan-perubahan yang dialami secara biologis

ataupun psikososial, penyakitnya dapat berupa gangguan pada aspek biologis,

emosional, spiritual, dan sosial. Bertambahnya usia kerap diidentikan dengan

kelemahan, masalah dan penyakit. Penyakit tersebut kerap dialami bagi orang

yang tidak memperhatikan kesehatan diri, baik fisik maupun jiwa. Menurut Senja

dan Prasetyo (2019) ada 5 masalah kesehatan yang sering diderita oleh seseorang

yang berumur diatas 60 tahun yaitu Diabetes Mellitus, hipertensi, kolestrol,

jantung, stroke, prostat, artritis.

STIKes Indramayu
12

a. Diabetes Mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus pada lansia bisa disebabkan oleh faktor

genetik atau keturunan dan ada pula yang disebabkan karena gaya hidup yang

kurang baik.

b. Hipertensi

Penyebab naiknya tekanan darah pada lansia dikarenakan faktor eksternal

(lingkungan luar) atau karena faktor internal (diri sendiri). Penyebab yang paling

sering yaitu karena penyakit dan pola makan yang kurang baik.

c. Kolesterol

Kolesterol pada lansia sering meninggi karena pola makan yang kurang

baik, keparahan ditambah dengan kurangnya aktivitas olahraga dan pola hidup

sehat.

d. Jantung

Penyakit jantung terjadi karena buruknya gaya hidup. Gaya hidup yanng

buruk membuat organ vital bekerja lebih keras untuk mengompensasi kondisi

tubuh.

d. Stroke

Stroke merupakan bentuk serangan penyakit yang perlahan namun pasti.

Penyakit yang biasanya melumpuhkan biasanya menyerang yang sudah berumur

diatas 50 tahun, hal ini terjadi karena pola makan dan pola hidup yang kurang

baik.

STIKes Indramayu
13

B. Konsep Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan

adanya kenaikan kadar gula darah didalam darah yang disebabkan oleh kerusakan

kelenjar pankreas sebagai penghasil hormon insulin sehingga terjadi gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dapat menimbulkan berbagai

keluhan serta komplikasi (Irwan, 2016).

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang tidak menular.

Penyakit ini masuk dalam kelainan metabolisme karbohidrat. Hal ini tentunya

akan berdampak pada seluruh sistem dalam tubuh. Diabetes Mellitus merupakan

suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

disebabkan oleh sekresi insulin dan kerja insulin (Kurniasari, Sulisnadewi, &

Maulana, 2022).

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai

dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein, mengarah ke hiperglikemia. Diabetes Mellitus terkadang

disebut sebagai “gula darah” (Maria, 2021).

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Menurut Riamah (2022) Diabetes Mellitus memiliki klasifikasi sebagai

berikut:

a. Diabetes Mellitus tipe 1

Dikenal dengan tergantung insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel beta

pankreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama sekali,

STIKes Indramayu
14

yang disebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Melltius tipe 1 disebabkan

karena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi insulin absulut.

b. Diabetes Mellitus tipe 2

Disebut dengan Diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe ini

berkembang ketika tubuh masih menghasilkan insulin tetapi tidak cukup untuk

pemenuhannya atau bisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yang

menyebabkan insulin tidak bekerja secara maksimal.

c. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)

Diakibatkan karena kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran

hormon insulin yang tidak cukup, biasanya terjadi pada kehamilan dan akan

sembuh pada saat setelah melahirkan.

d. Diabetes Mellitus tipe lain

Diabetes Mellitus ini disebabkan karena kelainan genetik, penyakit

pankreas, obat, infeksi, antibodi, sindrom penyakit lain. Diabetes Mellitus ini juga

dapat disebabkan oleh defek genetik.

3. Etiologi Diabetes Mellitus

Penyebab Diabetes Mellitus berdasarkan klasifikasi menurut Dewi

(2022) sebagai berikut :

a. Diabetes Mellitus tipe 1 (DM Tergantung Insulin)

1) Faktor Genetik/ Herediter

Menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap

penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi autoimun

melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.

STIKes Indramayu
15

2) Faktor Infeksi Virus

Beberapa infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan pemicu

yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik.

b. Diabetes Mellitus tipe 2 (DM tidk tergantung insulin)

Terjadi paling sering pada orang dewasa dan lanjut usia, dimana terjadi

obesitas pada individu yang dapat menurunkan jumlah reseptor insulin dari dalam

sel target inuslin di seluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang

efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa.

c. Diabetes Mellitus Malnutrisi

1) Fibro Calculous Pancreatic Diabetes Mellitus (FCPD)

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein

sehingga klasifikasi pankreas melalui proses mekanik (fibrosis) atau toksik

(cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.

2) Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Mellitus (PDPD)

Karena kekurangan protein yang kronis menyebabkan hipofungsi sel-beta

pankreas.

d. Diabetes Mellitus Tipe Lain

1) Penyakit pankreas seperti : Pancreatitis, Ca pancreas dan lain-lain.

2) Penyakit Hormonal seperti : Acromegali yang meningkat GI 1

(growth hormon) yang merangsang sel-sel beta pankreas sehingga menyebabkan

sel-sel ini hiperaktif dan rusak.

STIKes Indramayu
16

3) Obat-Obatan

a) Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin.

b) Obat yang dapat mengurangi produksi insulin seperti derofat

thiazide, phenothiazine dan lain lain.

4. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus mengalami defisiensi insulin yang menyebabkan

glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru yang menyebabkan

metabolisme lemak meningkat kemudian terjadinya proses pembentukan keton.

Terjadinya peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria

(keton dalam urin) dan kadar natrium menurun serta PH serum menurun yang

menyebabkan asidosis (Rimah, 2022).

Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi

menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi (hiperglikemia). Jika

hiperglikemianya perah dan melebihi ambang ginjal maka timbul glikosuria.

Glikosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan

pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus sehingga terjadi dehidrasi.

Glikosuria ini menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan

lapar. Penggunaan glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi

metabolisme energi menjadi menurun sehingga menjadi lemah (Riamah, 2022).

5. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

Secara umum manifestasi klinis Diabetes Mellitud hampir sama pada

semua tipe Diabetes mellitus. Keluhan yang umumnya terjadi pada Diabetes

Mellitus yaitu penurunan berst badan yang tanpa disadari oleh pasien, banyak

STIKes Indramayu
17

minum, sering kensing, banyak makan. Ditemukan juga adanya keluhan pada

penderita Diabetes Mellitus seperti pandangan dan kandidiasis. Keluhan lainnya

seperti lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ekresi pada pria,

serta pruritus vulva pada wanita (Kurniasari, Sulisnadewi & Maulana, 2022).

Sedangkan gejala pada Diabetes Mellitus tipe 1 yaitu rasa haus yang

abnormal, mulut kering, sering kencing, kurang energi dan kelelahan , rasa lapar

yang menetap, kehilangan berat badan secara tiba-tiba, ngomol saat tidur malam,

pandangan kabur. Gejala pada Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu rasa haus berlebihan

dan mulut kering, sering kencing dalam jumlah banyak, kurang energi dan rasa

lelah yang ekstrim, kesemutan pada kaki dan tangan, infeksi jamur pada kulit,

penyembuhan luka yang lama dan pandangan kabur (Kurniasari, Sulisnadewi, &

Maulana, 2022).

6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PAREKNI) dalam Dewi (2022)

menjelaskan bahwa ada empat pilar penatalaksanaan pada penderita Diabetes

Mellitus yaitu :

a. Edukasi

Dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai

bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari

pengelolahan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri dari edukasi tingakt awal

dan materi edukasi tingkat lanjutan.

STIKes Indramayu
18

b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)

Kunci keberhasilan dari terapi nutrisi medis adalah keterlibatan secara

menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan lainnya dan

keluarga). Guna mencapai sarana terapi nutrisi medis sebaiknya diberikan sesuai

dengan kebutuhan setiap penyandang DM.

c. Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara teratur

sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit

perminggu.Jeda antara latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.

d. Terapi Farmakologis

Terapi Farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan

latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bebentuk suntikan.

7. Faktor yang Mempengaruhi Diabetes Mellitus

Menurut Suryati (2021) secara garis besar faktor resiko diabetes mellitus

dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

1) Usia

Perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia merupakan faktor resiko

penyebab DM tipe 2 diatas usia 40 tahun. Hal tersebut karena semakin

bertambahnya usia, kemampuan jaringan mengambil glukosa darah semakin

menurun.

STIKes Indramayu
19

2) Keturunan

DM Tipe 2 berasal dari faktor genetik dan faktor mental. Penyakit ini

sudah lama diduga memiliki hubungan dengan agregasi familial (masa yang

menggumpal). Resiko terjadiya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali

lipat apabila orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit diabetes

mellitus.

b. Faktor resiko yang bisa diubah

1) Obesitas (Kegemukan)

Kelebihan berat badan ≥20% dari berat badan idela atau BMI (body mas

index) ≥27 kg/m² merupakan pengertian dari obesitas atau kegemukan.

Kegemukan akan menyebabkan resistensi insulin perifer, yaitu jumlah reseptor

insulin yang dapat bekerja di dalam sel pada otak skeletal dan jaringan lemak

yang berkurang. Kegemukan juga menyebabkan terganggunya pelepasan insulin

yang terjadi peningkatan glukosa darah yang merupakan kemampuan sel beta.

2) Aktivitas fisik

Peneyebab retensi insulin pada DM tipe 2 salah satunya adalah aktivitas

fisik yang kurang. Aktivitas fisik berdampak terhadap aksi insulin pada orang

yang beresiko DM. Mekanisme aktivitas fisik dalam mencegah dan menghambat

perkembangan DM tipe 2 yaitu penurunan resistensi insulin, peningkatan toleransi

glukosa, penurunan kemak secara menyeluruh, serta perubahan jaringan otot.

3) Stres

Respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau

beban diatasnya merupakan pengertian dari stres. Stres terjadi apabila seseorang

STIKes Indramayu
20

mengalami beban atau tugas berat dan orang tersebut tidak mengatasi tugas yang

dibebankan, maka tubuh akan merespon dengan tidak mampu terhadap tugas

tersebut sehingga orang tersebut dapat mengalami stres.

4) Gaya hidup

Peningkatan frekuensi DM tipe 2 berhubungan dengan perubahan gaya

hidup. Salah satunya perubahan yang dapat meningkatnya diabetes mellitus yaitu

perubahan dari lingkungan tradisional ke lingkungan yang kebarat-baratan seperti

perubahan-perubahan dalam mengkonsumsi alkohol dan rokok. Alkohol akan

meningkatkan tekanan darah dan mempersulit regulasi gula darah sehingga

mengganggu metabolisme gula darah.

C. Konsep Self Care

1. Definisi Self Care

Teori yang disampaikan oleh Dorothea E. Orem mengenai “Self care”

adalah teori keperawatan yang menekankan kebutuhan self carenya secara

mandiri, selama masih memungkinkan kondisinya dan menekankan supaya

individu menjadi agen self care bagi dirinya sendiri. Pengertian self care atau

perawatan diri menurut Orem yaitu kemampuan individu untuk memprakarsai

dirinya sendiri salam melakukan perawatan diri sendiri dalam rangka

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan (Hidayatin, 2013).

STIKes Indramayu
21

2. Definisi Self Care Diabetes Mellitus

Self Care Diabetes merupakan perawatan diri yang dibutuhkan oleh

penderita Diabetes Mellitus untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi

kesehatannya meliputi diet, latihan fisik, pengontrolan gula darah dan perawatan

kaki. Self Care Diabetes bisa juga disebut dengan Self-Care Management

Diabetes (Nugroho & Peni, 2022).

Self-care management diabetes adalah suatu tindakan yang dilakukan

secara mandiri oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kaitan

pengaturan fungsi dan perkembangan individu itu sendiri (Nugroho & Peni,

2022).

3. Managemen Self Care Pada Penderita Diabetes Mellitus

a. Pengaturan Pola Makan (Diet)

Menurut LeMone, Burke dan Bauldof (2016) beberapa system yang

berbeda untuk perencanaan makanan yang tersedia bagi penyandang DM. Sistem-

sistem ini meliputi rencana makanan DM konsisten karbohidrat, daftar pengganti,

kelompok makanan, perhitungan karbohidrat, dan perhitungan kalori. Namun,

apapun sistem yang digunakan harus mempertimbangkan kebiasaan makan

masing-masing orang, riwayat diet, nilai makanan, dan kebutuhan khusus.

Mengubah makanan dan pola makan seringkali menjadi bagian sulit dari

penatalaksanaan DM.

1) Rencana Makanan DM Konsisten Karbohidrat

Rencana makanan DM konsisten karbohidrat berfokus pada kandungan

karbohidrat. Lansia memakan jumlah karbohidrat yang hampir sama pada setiap

STIKes Indramayu
22

kali makan atau kudapan setiap hari. Karbohidrat dalam makanan memiliki efek

terbesar dalam kadar glukosa darah pada sesudah makan. Karbohidrat juga

mementukan derajat tertentu dibandingkan protein dan lemak, kandungan insulin

sebelum makan.

2) Rencana Diet Untuk DM tipe 2

Tidak ada panduan khusus untuk DM tipe 2, tetapi selain mengurangi

kilokalori, lansia dianjurkan mengkonsumsi tiga kali makan dengan ukuran yang

sama, berjarak sekitar 4-5 jam setiap kali makan, dengan satu atau dua kali

kudapan.

b. Olahraga

Menurut LeMone, Burek, dan Bauldof (2016) Management self care

diabetes yang kedua adalah program olahraga yang teratur. Manfaat olahraga

sama bagi setiap lansia penderita DM atau tidak menderita DM yaitu,

meningkatkan kebugaran fisik, memperbaiki keadaan emosional, pengendalian

berat badan. Pada penderita DM olahraga meningkatkan pengambilan glukosa

oleh sel otot, yang kemungkinan mengurangi kebutuhan insulin.

c. Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Menurut Nugroho dan Budiana (2021) kadar gula dara merupakan suatu

upaya untuk mengendalikan kadar gula darah pasien dengan diabetes.

Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien dan juga

dapat dilakukan oleh tim medis pada pelayanan kesehatan yang tersedia. Hasil

pemeriksaan kadar gula darah dapat membantu pasien untuk lebih waspada pada

kondisi tubunya. Target glukosa darah yang disarankan untuk penderita diabetes

STIKes Indramayu
23

mellitus adalah 80 – 130 mg/dL per pre-pandial kapiler dan <180 mg/dL untuk 1-

2 jam post-pandial kapiler.

d. Konsumsi Obat Teratur

Menurut Nugroho dan Budiana (2021) obat adalah salah satu komponen

penting dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus yang harus dipatuhi oleh

pasien atau penderita diabetes mellitus. Kepatuhan penderita diabetes mellitus

dalam mengonsumsi obat yang diberikan akan memberi pengaruh pada katar gula

darahnya.

e. Perawatan Kaki

Menurut LeMone, Burke dan Bauldof (2016) hal-hal yang perlu

diperhatikan saat perawatan kaki adalah tidak boleh berjalan tanpa alas kaki

termasuk di pasir dan di air, memeriksa kaki setiap hari, melaporkan pada dokter

apabila kulit terkelupas, kemerahan, atau luka, memeriksa alas kaki dari benda

asing sebelum memakainya, selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih tidak

basah, memotong kuku secara teratur, menghindari penggunaan bantal atau botol

berisi air panas untuk menghangatkan kaki.

4. Faktor yang Mempengharui Self Care

Menurut Frisca, Pranata dan Koerniawan (2020) faktor yang

mempengharui self care (perawatan diri) yaitu :

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor penting pada self care. Bertambahnya

usia sering dihubungkan dengan berbagai keterbatasan maupun kerusakan fungsi

STIKes Indramayu
24

sensoris. Pemenuhan kebutuhan self care akan bertambah efektif seiring dengan

bertambahnya usia dan kemampuan.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin mempunyai kontribusi dalam kemampuan self care. Pada

laki-laki lebih banyak melakukan penyimpangan kesehatan seperti kurangnya

menejemen berat badan dan kebiasaan merokok dibandingkan pada perempuan

c. Status Perkembangan

Status perkembangan meliput tingkat fisik seseorang fungsional,

perkembangan kognitif dan tingkat psikososial. Tahap perkembangan

mempengharui kebutuhan dan kemampuan self care individu. Kognitif dan

perilaku seseorang akan berubah sepanjang hidupnya sehingga perawat harus

mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.

d. Sistem Dukungan Keluarga

Sistem dukungan keluarga sangat penting bagi kebutuhan self care. Peran

atau hubungan anggota keluarga dan orang tua yang signifikan serta peraturan

seseorang di dalam keluarga. Selain itu, sistem keluarga meliputi tipe keluarga,

budaya yang mempengharui keluarga, dan self care dalam keluarga.

e. Status Kesehatan

Status kesehatan meliputi diagnosa medis, gambaran kondisi pasien,

komplikasi, perawatan yang dilakukan dan gambaran individu yang

mempengharui kebutuhan self care. Status kesehatan pasien yang mempengharui

kebutuhan self care dapat dikelompokan menjadi 3 kategori yaitu : Sistem

bantuan penuh, sistem bantuan sebagian, dan sistem dukungan pendidikan.

STIKes Indramayu
25

D. Konsep Dukungan Keluarga

1. Definisi Dukungan Keluarga

Istilah “dukungan” diartikan sebagai bantuan yang di terima seseorang

dari orang lain, yaitu lingkungan sosial seperti orang terdekat dengan keluarga

terutama orang tua, teman ataupun anggota keluarga lain. Dukungan keluarga

merupakan sikap atau tindakan seseorang terhadap anggota keluarganya berupa

dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan penilaian, dan

dukungan emosiaonal (Friedman & Marilyn, 2010).

2. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Alfianto, Dewi dan Anggraini (2022) bentuk dukungan keluarga

bisa berupa dukungan informasional, dukungan penilaian/penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan emosional.

a. Dukungan Informasioanl

Dukungan ini bisa berupa dukungan yang diberikan keluarga dalam

bentuk pemberian atau penyediaan informasi tentang semua hal yang dibutuhkan

oleh klien mengenai masalah kesehatannya. Bentuk dukungan ini bisa berupa

pengetahuan, nasehat, saran, dan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau

memecahkan masalah yang sedang dialami oleh anggota keluarga yang sedang

sakit.

b. Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dalam hal ini keluarga menjalankan fungsinya sebagai support system

yang bertindak sebagai pemberi umpan balik, pembimbing, membantu

memecahkan masalah, dan memberi validasi terhadap berbagai pemikiran ataupun

STIKes Indramayu
26

perasaan yang dirasakan oleh klien. Bentuk dukungan ini bisa berupa pemberian

apresiasi, pernyataan dukungan positif yang berisi persetujuan terhadap ide-ide,

perasaan, dan performa setiap anggota keluarga.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan ini bersifat sebagai pemberian pertolongan praktis dan konkrit.

Dukungan instrumental adalah dukungan yang diberikan dan dirasakan

manfaatnya oleh anggota keluarga secara langsung. Bentuk dukungan ini berupa

dukungan material, seperti penyediaan sarana dan prasaranan, penyediaan tempat

tinggal yang bersih dan layak, makanan, uang, ataupun bantuan dalam melakukan

aktivitas pekerjaan rumah sehari-hari.

d. Dukungan Emosional

Dukungan ini sangat dibutuhkan sebagai tempat dimana klien seolah-

olah mendapatkan pelabuhannya untuk bersandar, memulihkan diri, dan

mendapatkan kekuatan secara moril. Bentuk dukungan ini berupa ekspresi empati,

dukungan perhatian, pemberian kasih sayang, pemberian motivasi, kehangatan,

cinta, dan ekspresi emosi positif yang lain, serta kesabaran dalam merawat

anggota keluarga yang sakit. Pemberian dukungan emosional kepada anggota

keluarga yang sakit, sangat berperan dalam kecepatan dan proses recovery.

3. Faktor yang Mempengharui Dukungan Keluarga

Friedman (2013) dalam Djamaluddin dkk (2022) menyebutkan bahwa

faktor yang mempengharui dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi

meliputi tingkat pendapatakan atau pekerjaan dan tingkat pendidikan. Dalam

keluarga kelas menengan, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil

STIKes Indramayu
27

mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan ada lebih otoriter

dan otokrasi. Faktor lainnya adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat

pendidikan kemungkinan semakin tinggi dukungan yang diberikan pada keluarga

yang sakit.

STIKes Indramayu
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara suatu konsep dengan konsep lainnya, atau antara variabel satu

dengan variabel lain dan masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengharui variabel

dependen (terkait). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Variabel ini disebut juga sebagai variabel akibat, variabel terkait

atau tergantung (Imron, 2014). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

variabel dependen dan variabel independen, variabel independen adalah dukungan

keluarga dan variabel dependennya adalah self care lansia penderita Diabetes

Mellitus. Secara sistematis kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga Self care

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

28
29

B. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi bedasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati

(diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya

memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulang lagi

oleh orang lain (Nursalam, 2017). Adapun definisi operasional pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
Variabel
independen
Dukungan Sikap, Kuesioner Melihat 1. Baik Ordinal
Keluarga tindakan, dan dari apabila ≥
penerimaan lembar median
keluarga kuesioner (72.50)
terhadap lansia skor 2. Kurang
penderita pengukura apabila <
diabetes n dinilai median
(72.50)
mellitus tipe 2 dengan
meliputi : pernyataan
Dukungan sebagai
informasi, berikut :
dukungan Selalu : 4
penilaian atau Sering : 3
penghargaan, Kadang-
dukungan kadang : 2
instrumental Tidak
dan dukungan Pernah : 1
emosional.

STIKes Indramayu
30

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur
Variabel
dependen
Self care Perawatan Kuesioner Melihat dari 1. Baik Ordinal
diri pada hasil apabila
lansia kuesioner skor ≥
penderita skor mean
diabetes pengukuran (69.88)
mellitus tipe dinilai 2. Kurang
2 meliputi dengan apabila
diet, latihan a.Pernyataan skor mean
fisik, favourable: < (69.88)
pengontrolan Jumlah hari
gula darah 0=0
dan 1=1
perawatan 2=2
kaki. 3=3
4=4
5=5
6=6
7=7
b. Pernyataan
unfavourable
:
Jumlah hari
0=7
1=6
2=5
3=4
4=3
5=2
6=1
7=0

STIKes Indramayu
31

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan

(Sugiyono, 2018). Hipotesis harus berlandasan dari teori, sehingga rumusan

hipotesis dalam bentuk petanyaan ilmiah mengandung dua variabel atau lebih

(Setiadi, 2013).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis H0 tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita

diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang.

STIKes Indramayu
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rencana penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi, yaitu

untuk menentukan arah hubungan, kuatnya hubungan, dan signifikansi kuatnya

hubungan antara dua variabel (Roflin & Priyana, 2022). Adapun pada penelitian

ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subyek di dalam sebuah penelitian yang akan diteliti

dengan memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh lansia penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang yaitu sebanyak 119 lansia.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk bisa mewakili

karakteristik populasi dalam penelitian (Nursalam, 2017). Adapun teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling yaitu

prosedur pengambilan sampel dimana populasi target dipisahkan menjadi segmen

(strata) yang unik dan kemudian sampel acak sederhana dipilih dari segmen

32
33

(stratum). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 119 sehingga sampel dapat

dihitung dengan menggunakan Rumus Slovin menurut Sugiyono (2022) yaitu

sebagai berikut :

N
𝑛=
1 + N(e)²

Keterangan :

n= Ukuran sampel

N= Ukuran populasi

e= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel

yang masih dapat ditolerir (ditetapkan 5% atau 0,05).

n= 119
1 + 119 (e)²
n= 119
1 + 119 (0,05)²
n= 119
1 + 119 (0,0025)
n= 119
1 + 0,2975
n= 119
1,2975
n = 91,7

Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini di

bulatkan menjadi 92 responden lansia yang menderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

Adapun cara pengambilan sampel dari tiap desa menggunakan rumus

dari Sugiyono (2020) sebagai berikut:

STIKes Indramayu
34

x
𝑛= 𝑋 𝑛1
N

Keterangan

n = Jumlah sampel setiap desa

X = jumlah populasi setiap desa

N = Jumlah populasi

n1 = Sampel

Untuk mempermudah dalam pengambilan sampel maka peneliti

melakukan perhitungan jumlah sampel per desa, adapun cara perhitungannya

dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Perhitungan Jumlah Sampel Per Desa Wilayah Kerja Puskesma Jatibarang

No Nama Desa Penderita Jumlah Sampel Jumlah Sampel


Per Desa
1. Bulak 16 1 12
11
2. Bulak Lor 6 5
11
3. Jatibarang 21 1 16
11
4. Jatibarang Baru 33 25
11
5. Kebulen 9 7
11
6. Pawidean 23 18
11
7. Pilangsari 10 1 8
11
8. Sukalila 1 1 1
11
Total 92

STIKes Indramayu
35

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria

inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Pasien yang bersedia menjadi responden

2) Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari stiudi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Lansia pada saat penelitian berlangsung mengalami penurunan

kesehatan.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

yang mencakup 8 desa yaitu Desa Bulak, Desa Bulak Lor, Desa Kebulen, Desa

Pawidean, Desa Jatibarang, Desa Jatibarang Baru, Desa Pilangsari dan Desa

Sukalila.

STIKes Indramayu
36

D. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 20-26 Juli 2023.

E. Etika Penelitian

Etika penelitian ada 3 prinsip yaitu: Prinsip manfaat, prinsip menghargai

hak asasi manusia dan prinsip keadilan (Nursalam, 2017). Pada penelitian yang

dilakukan peneliti tidak lupa memperhatikan masalah etik penelitian yang

meliputi :

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian telah dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Pada penelitian ini tidak

ada tindakan khusus yang dilakukan oleh peneliti.

b. Bebas dari eksploitasi

Peneliti telah menyakinkan kepada responden bahwa informasi yang

telah diberikan tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan responden

dalam bentuk apapun.

c. Resiko (benerfits ratio)

Peneliti telah mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang berakibat

kepada subjek pada setiap tindakan.

STIKes Indramayu
37

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human

Dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Peneliti menghargai keputusan responden untuk terlibat dalam penelitan.

Semua responden bersedia untuk terlibat dalam penelitian.

b. Hak untuk menjadi jaminan

Peneliti telah memberikan penjelasan secara terperinci serta

bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed Consent

Peneliti telah memberikan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas untuk berpartisipasi

atau menolak menjadi responden. Setelah responden bersedia, selanjutnya peneliti

meminta responden untuk menanda tangani lembar informed conset.

3. Prinsip Keadilan (Right To Justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

Peneliti memperlakukan responden secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Peneliti telah menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak

mencantumkan nama responden.

STIKes Indramayu
38

F. Alat Pengumpulan Data Penelitian

Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010).

1. Instrumen

a. Karakteristik Responden

Instumen yang diperoleh dari responden merupakan suatu yang penting

untuk mengetahui karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian

ini, karakteristik tersebut yaitu jenis kelamin, umur, status pernikahan, tingkat

pendidikan, pekerjaan dan lama menderita diabetes mellitus.

b. Dukungan Keluarga

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga yang

diadopsi dari Nitarahayu (2019) kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Skala yang

dipakai adalah Skala Likert sebagai instrumen yang digunakan untuk mengetahui

dukungan keluarga. Pertanyaan dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan

tertutup. Setiap pernayataan memiliki empat pilihan dengan kriteria jawaban

sebagai berikut 4= selalu, 3= sering, 2= kadang-kadang, dan 1= tidak pernah.

Dengan jumlah pernyataan 20 item. Blue print kuesioner dukungan keluarga

sebagai berikut:

1) Dukungan Emosional memiliki 7 pernyataan yaitu nomer 1-5

2) Dukungan Penghargaan memiliki 5 pernyataan yaitu nomer 6 – 10

3) Dukungan Instrumental memiliki 5 pernyataan yaitu nomer 11 – 15

4) Dukungan Informasional memiliki 5 pernyataan yaitu nomer 16 – 20

STIKes Indramayu
39

c. Self Care

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner self care yang diadopsi dari

Novitasari (2021) kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari

16 pernyataan terkait aktifitas self care diabetes mellitus. Penilaian pada

pernyataan favourable yaitu pada nomer 1-2, 4 dan 6-17 untuk nilai yang

diberikan yaitu 0=0, 1=1, 2=2, 3=3, 4=4, 5=5, 6=6, 7=7 dan untuk pernyataan

unfaourable yaitu pada nomer 3 dan 5 untuk nilai yang diberikan yaitu 0=7, 1=6,

2=5, 3=4, 4=3, 5=2, 6=1, 7=0.

Blue print kuesioner self care

1) Pola makan/diet memiliki 5 pernyataan yaitu nomor 1-5.

2) Latihan fisik memiliki 2 pernyataan yaitu nomor 6-7.

3) Minum obat memiliki 2 pernyataan yaitu nomor 8-9.

4) Monitoring kadar glukosa darah memiliki 2 pernyataan yaitu nomor

10.

5) Perawatan kaki memiliki 6 pernyataan yaitu nomor 11-15

2. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu

instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas bila menunjukan derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek data yang

dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2022). Peneliti telah melakukan uji

validitas di Puskesmas Jatisawit pada tanggal 5-8 Juli 2023 dengan 30 responden.

STIKes Indramayu
40

Adapun syarat umum instrumen penelitian yang dinyatakan valid jika hasil

korelasi r hitung lebih besar dari pada r tabel pada taraf signifikan 5% maka :

Hasil uji validitas pada instrumen dukungan keluarga didapatkan bahwa

nilai r tabel (df = n – 2 = 28) dengan tingkat signifikan 5% adalah 0,374,

kemudian nilai r itung dari 20 pertanyaan mengenai dukungan keluarga

didapatkan 19 pertanyaan yang nilainya lebih dari r tabel (0,374) yakni nomer 1,

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, sedangkan untuk

pertanyaan nomer 10 memiliki r hitung 0,116 sehingga dinyatakan tidak valid,

sehingga peneliti melakukan perbaikan dengan memodifikasi pertanyaan tersebut.

Sedangkan untuk hasil uji validitas pada instrumen self care dari 16 pertanyaan

didapatkan 3 pertanyaan yang nilainya kurang dari r tabel (0,374) yakni nomer 4

(0,117), nomer 5 (0,098) sehingga peneliti melakukan perbaikan dengan

memodifikasi pertanyaan tersebut, sedangkan untuk pertanyaan nomer 11 (0,062)

dinyatakan tidak valid maka peneliti menghilangkan item pertanyaan tersebut.

Sedangkan untuk pertanyaan nomer 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16

dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen penelitian dukungan keluarga dan

self care sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Dukungan Keluarga dan Self Care

P (Dukungan Keluarga)
No Indikator r hitung lebih > tabel Keterangan
1 P1 0,891 > 0,374 Valid
2 P2 0,843 > 0,374 Valid
3 P3 0,843 > 0,374 Valid
4 P4 0,907 > 0,374 Valid
5 P5 0,891 > 0,374 Valid
6 P6 0,839 > 0,374 Valid
7 P7 0,891 > 0,374 Valid

STIKes Indramayu
41

8 P8 0,811 > 0,372 Valid


9 P9 0,891 > 0,374 Valid
10 P10 0,116 < 0,374 Tidak Valid
11 P11 0,811 > 0,374 Valid
12 P12 0,586 > 0,374 Valid
13 P13 0,487 > 0,374 Valid
14 P14 0,486 > 0,374 Valid
15 P15 0,478 > 0,374 Valid
16 P16 0,811 > 0,374 Valid
17 P17 0,771 > 0,374 Valid
18 P18 0,541 > 0,374 Valid
19 P19 0,410 > 0,374 Valid
20 P20 0,384 > 0,374 Valid
P (Self Care )
No Indikator R hitung > r tabel Keterangan
1 X1 0,810 > 0,374 Valid
2 X2 0,789 > 0,374 Valid
3 X3 0,828 > 0,374 Valid
4 X4 0,117 < 0,374 Tidak Valid
5 X5 0,098 < 0,374 Tidak Valid
6 X6 0,758 > 0,374 Valid
7 X7 0,717 > 0,374 Valid
8 X8 0,758 > 0,374 Valid
9 X9 0,714 > 0,374 Valid
10 X10 0,717 > 0,374 Valid
11 X11 0,062 < 0,374 Tidak Valid
12 X12 0,879 > 0,374 Valid
13 X13 0,758 > 0,374 Valid
14 X14 0,717 > 0,374 Valid
15 X15 0,794 > 0,374 Valid
16 X16 0,828 > 0,374 Valid

3. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki reabilitas yang

tinggi atau dapat dipercaya jika instrumen tersebut stabil dapat diandalkan

(dependentability), dan dapat diprediksi (predictability). Hasil pengukuran dengan

menggunakan obejek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2018). Hasil uji reliabilitas pertanyaan dukungan keluarga dan self care dengan

STIKes Indramayu
42

membandingkan nilai Cronbach Alfa dengan nilai standar 0,6. Bila Cronbach Alfa

lebih besar dari 0,6 maka pertanyaan dikatakan reliable. Dari hasil uji mengenai

dukungan keluarga didapatkan nilai r Alpha (0,946) lebih besar dibandingkan

dengan nilai 0,6, maka pertanyaan dikatakan reliable. Sedangkan dari hasil uji

mengenai self care didapatkan nilai r Alpha (0,929) lebih besar dibandingkan

dengan nilai 0,6, maka pertanyaan dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas

instrumen dukungan keluarga dan self care adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Uji Reliable Instrumen Dukungan Keluarga dan Self Care

No Variabel Nilai Alpha Nilai Standar Keterangan


1 Dukungan Keluarga 0,946 > 0,6 Reliable
2 Self Care 0,929 > 0,6 Reliable

G. Prosedur Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber pengumpulannya, data dibagi menjadi :

1. Data Primer

Data primer seperti kuesioner yang dibagikan kepada responden

langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Puskesmas di wilayah

Kerja Puskesmas Jatibarang.

3. Tahap Perizinan Penelitian

a. Surat izin studi pendahuluan dari STIKes Indramayu.

b. Surat izin studi pendahuluan untuk Puskesmas Jatibarang.

c. Surat izin uji validitas dari STIKes Indramayu

d. Surat izin uji validitas dari Puskesmas Jatisawit

STIKes Indramayu
43

e. Surat izin penelitian dari STIKes Indramayu

f. Surat izin penelitian untuk Kepala Puskesmas Jatibarang

g. Surat izin penelitian untuk Kepala desa Bulak, Bulak Lor, Kebulen,

Pawidean, Jatibarang, Jatibarang Baru, Pilangsari, Sukalila.

4. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Peneliti menyampaikan surat permohonan izin penelitian dari Ketua

STIKes Indramayu kepada Kepala Puskesmas Jatibarang..

b. Setelah menyampaikan surat izin penelitian ke Puskesmas

Jatibarang. Lalu peneliti mendatangi poli lansia untuk memperkenalkan diri

dengan menjelaskan tujuan, prosedur, dan manfaat penelitian.

c. Peneliti mengidentifikasi sampel yang digunakan dalam penelitian

yang termasuk dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah itu peneliti melakukan

pengambilan responden secara acak dengan menggunakan kocokan pada setiap

desa masing-masing sesuai dengan stratified random sampling yang telah

ditentukan.

d. Selanjutnya peneliti menyampaikan izin ke Kepala Desa di Wilayah

kerja Puskesmas Jatibarang, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan,

prosedur, dan manfaat penelitian.

e. Selanjutnya peneliti mendatangi rumah calon responden.

f. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat

penelitian dan meminta izin agar dapat melakukan penelitian. Apabila responden

setuju dijadikan responden maka peneliti memberikan inform concent sebagai

ketersediaan dijadikan sampel penelitian.

STIKes Indramayu
44

g. Peneliti melakukan kontrak waktu dengan responden.

h. Peneliti melakukan pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu.

i. Peneliti memberikan kuesioner serta menjelaskan petunjuk

pengisian.

j. Peneliti mengumpulkan dan mengoreksi kuesioner tersebut apakah

sudah terisi lengkap atau tidak.

H. Rencana Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Nursalam (2017) pada pengolahan data mencangkup beberapa

hal di antaranya :

a. Editing

Peneliti memeriksa kembali data yang sudah dikumpulkan oleh

responden dengan mengecek kebenaran pengisian dan kecocokan data meliputi

nama, umur, dan jenis kelamin dengan kelengkapan sesuai semua jawaban

pertanyaan mengenai dukungan keluarga dengan self care penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2.

b. Coding

Selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data

berbentuk kalimat menjadi angka. Coding dilakukan dengan memberi tanda pada

masing-masing jawaban selanjutnya dikategorikan dan dimasukan ke tabel untuk

memudahkan dalam analisis. Pemberian kode dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Jenis Kelamin

STIKes Indramayu
45

Perempuan =1

Laki – laki =2

2) Status Pernikahan

Menikah =1

Belum Menikah =2

Janda =3

Duda =4

3) Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah =1

SD =2

SMP =3

SMA =4

Perguruan Tinggi =5

4) Pekerjaan

Tidak Bekerja =1

Pensiunan =2

Petani =3

Wiraswasta =4

Ibu Rumah Tangga = 5

c. Processing (Memasukan data)

Peneliti memasukan data-data ke dalam program software computer yaitu

statistical package for the social (SPSS). Peneliti memasukan data kemudian

STIKes Indramayu
46

diolah dalam program hingga data yang sudah selesai dicek kembali bila ada data

yang kurang sesuai maka akan dilakukan pengelolahan data ulang.

d. Cleaning (Pembersihan data)

Pengecekan kembali untuk melihat data-data yang telah selesai

dimasukan ke dalam program computer untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan

kemudian dilakukan pengoreksian. Setelah selesai proses editing, coding dan

entry data, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden agar

mengurangi kesalahan dalam pengolahan data.

2. Analisia Data

Analisis data merupakan proses mencari menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola (Sugiyono, 2022).

a. Analisis Univariat

Analisa data untuk karakteristik responden dengan lansia menderita

diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibaranf untuk jenis data

kategorik seperti jenis kelami, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan

dan lama menderita diabetes mellitus dengan jumlah dengan presentase.

Sedangkan untuk data numerik seperti umur dijelaskan dengan mean, median,

nilai minimal, nilai maksimal dan standar deviasi.

Selanjutnya peneliti mengkategorikan dukungan keluarga menggunakan

uji normalitas dan kolmogorov-smirnov yang dinyatakan bahwa distribusi tidak

normal, sehingga menggunakan median untuk pengkategorian sebagai berikut :

STIKes Indramayu
47

1) Baik ≥ 72.50

2) Kurang < 72.50

Sedangkan untuk self care peneliti mengkategorikan uji normalitas dan

kolmogorov-smnirnov yang dinyatakan bahwa distribusi normal, sehingga

menggunakan mean untuk pengkategorian sebagai berikut :

1) Baik ≥ 69.88

2) Kurang < 69.88

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel untuk menganalisis

yang diduga berhubungan atau berkolarasi. Analisa korelasi parsial ini digunakan

untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel dimana

variabel lainnya yang di anggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap

(sebagai variabel kontrol) (Sugiyono, 2014).

Teknik analisis menggunakan uji Chi Square tabel 2x2 karena dalam

variabel independen dan variabel dependen merupakan bentuk data kategorik.

Dalam penelitian ini menggunakan sistem komputerisasi yaitu dengan

menggunakan komputer (SPSS) dengan ketentuan pada uji chi-square maka uji

yang digunakan adalah continuity correction karena tidak ada nilai E <5. Tujuan

dalam analisis ini adalah untuk menjelaskan dari masing-masing variabel, baik itu

variabel bebas : dukungan keluarga dan variabel terkait : self care. Analisa ini

menggunakan derajat kemaknaan (α) 5% dengan tingkat signifikan 95%.

Hasil dari analisa bivariat dalam penelitian ini adalah P-value 0,326 >

0,05 maka hipotesa (Ho) diterima yang artinya tidak ada hubungan antara

STIKes Indramayu
48

dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2

di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang.

STIKes Indramayu
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan data hasil penelitian mengenai hubungan

dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2

di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang. Penelitian ini telah di lakukan pada

tanggal 20 Juli – 26 juli 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang dengan

jumlah 92 responden. Hasil Penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yang

menggambarkan hubungan dukungan keluarga dengan self care pada lansia

penderita diabetes mellitus tipe 2.

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi :

1. Umur

Karakteristik umur responden berdasarkan hasil penelitian disajikan

dalam bentuk 5.2 sebagai berikut :

Tabel 5.1
Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatibarang

Variabel N Median Std. (Min-Max) 95%CI


Deviation
Umur 92 62,00 4,568 60-78 63,13-65,02

49
50

Dari tabel 5.2 diketahui bahwa dari 92 responden berumur 62 tahun

dengan standar devisiasi 4,568 dan umur minimum 60 tahun dan umu maksimum

78 tahun.

2. Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin responden berdasarkan penelitian disajikan

dalam bentuk tabel 5.1 sebagai berikut

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatibarang

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Perempuan 68 73,9
Laki-Laki 24 26,1
Total 92 100,0

Berdasarkan dari tabel 5.1 sebanyak 68 responden (73,9%) berjenis

kelamin perempuan.

3. Status Pernikahan

Karakteristik status pernikahan responden berdasarkan penelitian

disajikan dalam bentuk tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jatibarang

Status Pernikahan Frekuensi Presentase (%)


Menikah 92 100,0
Total 92 100,0

Berdasarkan dari tabel 5.3 sebanyak 92 responden (100,0%) berstatus

menikah.

STIKes Indramayu
51

4. Pendidikan Terakhir

Karakteristik pendidikan terakhir responden berdasarkan hasil penelitian

disajikan dalam bentuk tabel 5.4 sebagai berikut :

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jatibarang

Pendidikan Terkahir Frekuensi Presentase (%)


Tidak Sekolah 5 5,4
SD 30 32,6
SMP 30 32,6
SMA 25 27,2
Perguruan Tinggi 2 2,2
Total 92 100,0

Bersadarkan tabel 5.4 sebanyak 60 responden (32,6%) berpendidikan SD

dan SMP.

5. Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden berdasarkan hasil penelitian disajikan

dalam bentuk tabel 5.5 sebagai berikut :

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatibarang

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)


Tidak Bekerja 18 19.6
Pensiunan 2 2.2
Petani 3 3.3
Wiraswasta 18 19.6
Ibu Rumah Tangga 51 55.4
Total 92 100,0

Berdasarkan tabel 5.5 sebanyak 51 responden (55,4%) berkerja sebagai

ibu rumah tangga.

STIKes Indramayu
52

6. Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Karakteristik lama menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 responden

berdasarkan hasil penelitian di sajikan daam bentuk tabel 5.6 sebagai berikut :

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
Kerja Puskesmas Jatibarang

Lama Menderita Frekuensi Presentase (%)


< 5 tahun 29 31,5%
≥ 5 tahun 63 68,5%
Total 92 100,0

Berdasarkan dari tabel 5.6 sebanyak 63 responden (68,5%) menderita

diabetes mellitus tipe 2 selama ≥ 5 tahun.

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Dukungan Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas

Jatibarang

Hasil distribusi frekuensi tentang dukungan keluarga dapat di lihat pada

tabel 5.7 sebagai berikut :

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatibarang

Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase (%)


Baik 49 53,3
Kurang 43 46,7
Total 92 100,0

Berdasarkan dari tabel 5.7 sebanyak 49 responden (53,3%) memiliki

dukungan keluarga yang baik.

STIKes Indramayu
53

2. Gambaran Self Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Hasil distribusi frekuensi tentang self care dapat dilihat pada tabel 5.8

sebagai berikut :

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Self Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Self Care Frekuensi Presentase (%)


Baik 51 55,4
Kurang 41 44,6
Total 92 100,0

Berdasarkan dari tabel 5.8 sebanyak 51 responden (55,4%) memiliki self

care yang baik.

C. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil pengumpulan melalui instrumen atau jawaban

responden tentang dukungan keluarga dengan self care di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut :

Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self care Pada Lansia Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Self Care
Dukungan Σ P Value
Keluarga Baik Kurang
F % F % F %
Baik 30 61,2 19 38,8 49 100
Kurang 21 41,2 22 53,7 43 100
Jumlah 51 100 41 100 92 100 0,326

STIKes Indramayu
54

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui dari 49 responden melakukan self

care dengan baik sebanyak 30 (61,2 %) mendapatkan dukungan keluarga kategori

baik. Dari 43 responden yang melakukan self care kurang sebanyak 21 (41,2 %)

mendapatkan dukungan keluarga kategori kurang. Hasil uji statistik didapatkan P-

value = 0,326 (α>0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 diterima artinya tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita

diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Jatibarang.

STIKes Indramayu
BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan antara

dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2

di wilayah kerja puskesmas jatibarang. Pada pembahasan ini juga menjelaskan

tentang keterbatasan dalam penelitian dan implementasi hasil penelitian.

A. Interprestasi dan Pembahsan Hasil

1. Gambaran Dukungan Keluarga Lansia Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Istilah “dukungan” diartikan sebagai bantuan yang diterima seseorang

dari orang lain, yaitu lingkungan sosial seperti orang terdekat dengan keluarga

terutama orang tua, teman ataupun anggota keluarga lain. Dukungan keluarga

merupakan sikap atau tindakan seseorang terhadap anggota keluarganya berupa

dukungan informasional, dukungan intrumental, dukungan penilaian, dan

dukungan emosional (Friedman, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari 92 responden bahwa

diketahui 30 (61,2%) dengan dukungan keluarga baik dan 19 (38,8%) responden

dengan dukungan keluarga kurang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Munir (2021) bahwa dari 41 responden didapatkan responden yang

dukungan keluarganya baik 38 (92,7%) dan 3 (7,3%) responden yang dukungan

keluarganya kurang. Kebanyakan responden yang memiliki dukungan keluarga

dengan kategori baik itu dikarenakan responden selalu mendapatkan dukungan

55
56

emosional berupa keluarga responden mengingatkan untuk menjaga pola makan,

memberikan semangat ketika responden jenuh meminum obat, dan mengingatkan

responden untuk memeriksakan gula darah secara rutin. Kemudian juga

mendapatkan dukungan penghargaan atau penilaian berupa keluarga responden

memberikan pujian jika responden meminum obat secara rutin, memberikan

pujian ketika responden menjaga pola makan dan memberikan pujian ketika rajin

berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan gula darah.

Dukungan instrumental yang diperoleh responden berupa keluarga menyediakan

makanan dan minuman yang responden butuhkan, menyediakan waktu dan

fasilitas untuk responden berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk melakukan

pemeriksaan gula darah, dan menyediakan biaya pengobatan untuk responden.

Dukungan informasi diperoleh responden berupa keluarga memberitahu

responden untuk menjaga pola makan yang sehat, menyarankan responden untuk

memeriksakan gula darah secara rutin dan memberitahu responden untuk

mengkonsumsi obat secara rutin.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi (2016) bahwa

dengan terpenuhinya dukungan emosional pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2 suasana dalam keluarga akan lebih kondusif sehingga lansia akan

merasakan kepuasan terhadap emosi. Hal ini dapat meningkatkan motivasi lansia

untuk bersikap dan berperilaku sehat dalam perawatan diabetes mellitus. Hal ini

terlihat dari kuesioner dimana keluarga menjaga dan merawat lansia dengan

penuh kasih sayang. Kemudian dukungan keluarga penghargaan atau penilaian

pada lansia diabetes mellitus tipe 2 didapatkan bahwa keluarga telah menunjukan

STIKes Indramayu
57

ungkapan rasa hormat kepada lansia. Hal ini terlihat dari kuesioner dimana

sebagain besar keluarga memberi pujian kepada lansia untuk melakukan

perawatan diabetes mellitus. Kemudian lansia penderita diabetes mellitus

mendapatkan dukungan instrumental yang baik dikarenakan sebagian besar

responden tinggal bersama keluarga dan kepeduliannya yang tinggi. Hal ini

terlihat dari kuesioner bahwa kebanyakan keluarga selalu mengantar lansia untuk

mengontrol kesehatannya dan menyediakan fasilitas dan dana untuk berobat.

Kemudia untuk dukungan informasi sebagian besar lansia penderita diabetes

mellitus mendapatkan dukungan informasi yang baik. Hal ini terlihat dari

kuesioner bahwa kebanyakan keluarga memberitahu dan menyarankan lansia

untuk pentingnya mengontrol kadar gula darah stabil dan pentingnya mengatur

pola makan.

Adanya dukungan keluarga akan membantu lansia ketika memiliki

masalah karena keluarga adalah orang paling dekat hubungannya dengan lansia.

Kurangnya dukungan keluarga mengakibatkan lansia yang menderita penyakit

diabetes mellitus tipe 2 mengalami penurunan untuk melakukan self care. Oleh

karena itu lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 sangat membutuhkan perhatian

dari keluarganya untuk mencegah terjadinya komplikasi, dengan adanya

dukungan keluarga maka self care pada lansia yang menderita diabetes mellitus

tipe 2 bisa menjadi lebih baik sehingga lansia penderita diabetes mellitus tipe 2

juga dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

STIKes Indramayu
58

2. Gambara Self Care Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Self care atau perawatan diri yaitu kemampuan individu untuk

memprakarsai dirinya sendiri dalam melakukan perawatan diri sendiri dalam

rangka mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan (Hidayatin,

2013). Self Care Diabetes merupakan perawatan diri yang dibutuhkan oleh

penderita diabetes mellitus untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi

kesehatannya (Nugroho & Peni, 2022).

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari 92 responden bahwa

diketahui 21 (41,2 %) responden memiliki self care yang baik dan dari 22 (53,7%)

responden memiliki self care kurang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wayan dkk (2019) bahwa dari 99 responden didapatkan yang self

carenya baik ada 77 (77,8%) dan 22 (22,2%) responden self carenya kurang.

Kebanyakan responden yang memiliki self care dengan kategori kurang

dikarenakan responden dalam satu minggu terakhir tidak mengikuti pola makan

yang sehat rata-rata responden sebanyak 0 kali dalam satu minggu terakhir,

kemudian melakukan aktivitas fisik yang kurang seperti tidak berolahraga dan

bersepeda rata-rata responden sebanyak 1 kali dalam satu minggu terakhir, dan

kurang rutin dalam melakukan pemeriksaan gula darah rata-rata responden

sebanyak 0 kali dalam satu minggu terakhir.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulida (2021)

didapatkan bahwa pola makan yang instam sangat banyak digemari oleh lansia,

namun pola makan seperti itu akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa

STIKes Indramayu
59

darah, hal ini dapat dilihat dari kuesioner bahwa responden yang melakukan pola

makan/ diet kurang baik yaitu rata-rata sebanyak 3 hari dalam satu minggu

terakhir. Kemudian aktivitas fisik, semakin meningkatnya usia pada lansia makan

akan terjadi penurunan aktivitas yang mereka lakukan sehingga zat makanan yang

masuk dalam tubuh tidak mengalami pembakaran namun tertimbun didalam tubuh

sebagai lemak. Hal ini dapat terlihat dari kuesioner dimana lansia yang melakukan

aktifitas rata-rata responden melakukan sebanyak 3 hari dalam satu minggu

terakhir. Monitoring gula darah merupakan salah satu aspek peniliain pada

penelitian ini, dimana dapat terlihat dari kuesioner rata-rata responden yang

melakkannya sebanyak 1 kali dalam satu minggu terakhir.

Self care merupakan modal perawatan yang paling tepat untuk lansia

yang menderita penyakit kronik seperti penyakit diabetes mellitus. Kegiatan self

care pada lansia penderita diabetes mellitus antara lain adalah dengan melakukan

pengaturan pola makan, melakukan aktivitas fisik, pengontrolan kadar gula darah,

mengonsumsi obat secara teratur, dan perawatan kaki. Penerapan self care yang

optimal pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 dapat membantu dalam

meningkatkan pencapaian tujuan dalam penyembukan diabetes mellitus tipe 2.

Oleh sebab itu dibutuhkan kedisiplinan diri pada lansia penderita diabetes mellitus

dalam melakukan self care guna untuk meningkatkan penyembuhan penyakitnya.

STIKes Indramayu
60

3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Self Care Pada

Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Lansia (lanjut usia ) adalah seseorang yang telah memasuki tahap akhir

dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami

suatu proses yang disebut aging process penuaan. Proses menua merupakan

proses sepanjang hidup, tidak hanya mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi

dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap yaitu anak, dewasa dan tua (Adrian,

Sulistyowati & Patriyani, 2021).

Penyakit yang sering dialami oleh lansia yang cukup komplek seiring

dengan perubahan-perubahan yang dialami secara biologis ataupun psikososial,

penyakitnya dapat berupa gangguan pada aspek biologis, emosional, spiritual, dan

sosial. Penyakit tersebut kerap dialami bagi orang yang tidak mempertahankan

kesehatan diri, baik fisik maupun jiwa. Masalah kesehatan yang diderita seseorang

yang berumur diatas 60 tahun yaitu Diabetes mellitus, hipertensi, kolestrol,

jantung, stroke (Senja & Prasetyo, 2019).

Lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 2 sering terjadi

penurunan kemampuan untuk melakukan self care secara mandiri. Self Care pada

penderita diabetes mellitus merupakan perawatan diri yang dibutuhkan oleh

penderita diabetes mellitus untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi

kesehatannya (Nugroho & Peni, 2022). Self care pada lansia penderita diabetes

mellitus dilakukan terus menerus untuk mengatasi komplikasi yang nantinya akan

timbul. Oleh karena itu dukungan keluarga perlu dalam hal ini untuk memberikan

STIKes Indramayu
61

informasi terhadap lansia dalam membantu melakukan self care. Dukungan

keluarga merupakan sikap atau tindakan seseorang terhadap anggota keluarganya

berupa dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan penilaian, dan

dukungan emosional (Friedman, 2010).

Hasil uji statistik bahwa dari 49 responden didapatkan bahwa yang

melakukan self care dengan baik sebanyak 30 (61,2%) mendapatkan dukungan

keluarga kategori baik dan 43 responden yang melakukan self carenya kurang

sebanyak 22 (53,7%) mendapatkan dukungan keluarga kategori kurang pada

lansia di Wilayah kerja Puskesmas Jatibarang. Hasil uji statistik didapatkan nilai

p-value = 0,326 (α>0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 diterima artinya tidak

ada hubungan antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita

diabetes mellitus di Wilayah kerja Puskesmas Jatibarang. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2016) diketahui bahwa

yang memiliki dukungan keluarga baik dengan self care yang baik ada 8 (61,5%)

dari 13 responden . Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga

kurang ada 8 (36,4%) dari 22 responden yang memiliki self care yang kurang.

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,274 artinya tidak terdapat hubungan

antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2.

Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan antara dukungan

keluarga dengan self care pada penderita diabetes mellitus tipe 2 kemungkinan

disebabkan oleh faktor yang mempengahrui self care yaitu meliputi : usia, jenis

STIKes Indramayu
62

kelamin, sistem perkembangan, sistem dukungan keluarga dan sistem kesehatan

(Frisca, Pranata & Koerniawan, 2020).

Hasil penelitian didapatkan responden yang melakukan self care diabetes

mellitus dengan baik sebanyak 39 responden (57,4%) yang paling banyak yaitu

berjenis kelamin perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Herlina (2020)

yaitu responden yang melakukan self care diabetes mellitus sebanyak 72 (59,5%)

dan berjenis kelamin perempuan. Laki-laki lebih banyak melakukan

penyimpangan kesehatan seperti kurangnya manajemen berat badan dan

kebiasaan merokok dibandingkan pada perempuan (Frisca, Pranata &

Koerniawan, 2020). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki itu kurang melakukan self care dengan baik

dikarenakan responden tidak mempermasalahkan dan mempikirkan penyakitnya

juga kurangnya melakukan self care dengan baik seperti dalam 1 minggu terakhir

rata-rata responden dengan berjenis kelamin laki-laki tidak sama sekali

memeriksakan gula darah secara mandiri ataupun ke tempat pelayanan kesehatan.

Selain itu, responden juga pergi ke tempat pelayanan kesehatan hanya saat obat

sudah habis. Responden juga tidak pernah melakukan perawatan kaki karena tidak

terlalu mempermasalahkan kakinya

Faktor selanjutnya yaitu umur. Dari 53 responden yang melakukan self

care diabetes mellitus dengan kategori baik yaitu lansia 60-74 tahun. Hal ini

dikarenakan dengan bertambahnya usia sering dihubungkan dengan keterbatasan

maupun kerusakan fungsi Sensoris. Pemenuhan kebutuhan self care akan

STIKes Indramayu
63

bertambah efektif seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan (Frisca,

Pranata & Koerniawan, 2020).

Secara keseluruhan berdasarkan teori dan uraian yang telah dikemukakan

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

self care (p-value = 0,326). Hal tersebut dikarenakan adanya faktor lain yang

mempengharui self care yaitu jenis kelamin dan umur, sehingga diharapkan

kepada petugas kesehatan untuk mengkaji lebih lanjut penyabab kurangnya

melakukan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Jataibarang oleh peneliti yaitu komunikasi yang harus hati-hati sehingga sedikit

menghambat proses penelitian. Pada saat mengisi lembar kuesioner setiap

responden tidak dapat untuk mengisi sendiri dikarenakan keterbatasan dalam

membaca, jadi peneliti harus membantu dengan cara membacakan dan

menjelaskan pengisian lembar kuesioner yang kemudian responden hanya

menjawab saja.

C. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi terhadap pelayanan kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2. Dalam hal tersebut dikarenakan faktor lain yaitu faktor dari jenis kelamin

STIKes Indramayu
64

dan umur, sehingga diharapkan petugas kesehatan untuk mengkaji lebih lanjut

penyebab kurangnya melakukan self care pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2.

2. Implikasi terhadap Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi pendidikan

kesehatan tentang dukungan keluarga dengan self care pada lansia diabetes

mellitus tipe 2. Faktor-faktor yang dapat mempengharui self care diabetes mellitus

yaitu usia, jenis kelamin, status perkembangan, sistem dukungan keluarga, dan

status kesehatan. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa khususnya dibidang

pendidikan kesehatan lebih mengedukasi masyarakat tentang penyebab kurangnya

melakukan self care diabetes melllitus dari faktor tersebut.

3. Implikasi terhadap Masyarakat

Informasi dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengedukasi

kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan self care yang baik agar

mencegah terjadinya diabetes mellitus pada lansia.

4. Implikasi terhadap Peneliti Selanjutnya

Informasi dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus

tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang. Dari hasil penelitian ini peneliti

selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan acuan atau

pertimbangan, dan sebagai sumber data bagi peneliti untuk mencari faktor lain

dari self care pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2.

STIKes Indramayu
65

STIKes Indramayu
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga

dengan self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Dukungan keluarga pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 di

wilayah kerja puskesmas jatibarang di ketahui sebanyak 30 responden (61,2%)

memiliki dukunga keluarga dengan kategori baik.

2. Self care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah

kerja puskesmas jatibarang di ketahui sebanyak 22 responden (53,7%) memiliki

self care yang kurang baik.

3. Tidak ada hubungan antara hubungan dukungan keluarga dengan self

care pada lansia penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskemas

jatibarang dengan hasil p-value = 0,326 (p-value >0,05).

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak pelayanan kesehatan untuk

mengkaji lebih lanjut penyebab kurangnya melakukan self care pada lansia

penderita diabetes mellitus tipe 2.

65
66

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan untuk pendidikan kesehatan khususnya

keperawatan agar dapat terus berperan aktif dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan dengan mengkaji lebih lanjut penyebab kurangnya self care melakukan

pendidikan kesehatan pada masyarakat yang memiliki lansia penderita diabetes

mellitus tipe 2.

3. Bagi Penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk membuat penelitian tentang

dukungan keluarga dalam melakukan self care pada lansia pendeita diabetes

mellitus tipe 2 dapat mengembangkan dengan variabel lainnya yang dapat

mempengharui self care diabetes mellitus tipe 2 pada lansia.

STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, R., Sulistyowati, D., & Patriyani, R. (2021). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik.Indramayu: CV Adanu Abimata.

Alfianto, G, A., Dewi, E, U., & Anggraini, M. (2022). Buku Ajar Konsep Dan
Aplikasi Keperawatan Keluarga: Bandung: Media Sains Indonesia.

Alvita, G. W. (2016). Hubungan dukungan keluarga dengan perawatan diabetes


melitus pada lansia. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 2(4).
http://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/.

Arikunto, S. (2010). Buku Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Yogyakarta; Rineka Cipta.

Budi, S. I. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perawatan Diabetes


Mellitus Pada Lansia di Rumah, Kelurahan Cisalak Pasar Kota
Depok.Junral Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat. 2(4).
http//:doi.org/10.31596/ju.v2i4.97.

Depatermen Kesehatan republik Indonesia. (2013). Buletin Jendela Dan Data Dari
InformasiKesehatan.https://respiratory.ump.ac.id/1268/3/MAOLA%20JAZ
MI%20BAB%2011.pdf.

Dewi, R. (2022). Buku Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes


Mellitus. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. (2022). Profil Kesehatan Kabupaten


Indramayu. Indramayu: Dinas Kesehatan Indramayu Retrieved from
https://www.dinaskes.indramayukab.go.id.

Djamaluddin, N., Runiari, N., Wulansari, I., & Nuryani Alit. (2022). Buku
Keperawatan Paliatif Dan Menjelang Ajal. Bandung: Media Sains
Indonesia.

Fatimah. (2016). Hubungan Faktor Personal dan Dukungan Keluarga dengan


Manajemen Diri Penderita Diabetes Mellitus Di Posbindu Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan Tahun 2016. Jurnal
Universitas Islam Negeri Syatif Hidayatullah Jakarta.
Ferawati, Y., Koemiawan, D., & Handayani, D. (2021). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset teori dan praktek.
Jakarta : EGC.

Frisca, S., Pranata, L., & Koerniawan, D. (2020). Buku Ajar Keperawatan
Komunitas. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Gemini, S., Yulis, R., & Roswandani, S. (2021). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Provinsi Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Herlina, L. (2020). Hubungan dukungan keluarga terhadap self care pada lansia
penderita diabetes mellitus tipe 2. Journal of Islamic Nursing, 5, 32–37.
https://doi.org/10.24252/join.v5i1.14145.

Herwin, Joko Wiyono, V. M. A. (2017). Hubungan antara dukungan keluarga


dengan perawatan diri pada lansia. Nursing News, 2, 43–52.
https://doi.org/10.33366/nn.v2i2.446.

Hidayatin, W. (2013). Metode Perawatan Pasien gangguan Sistem Perkemihan


Aplikasi Konsep Orem “Self care Deficit” dan studi kasus. Jakarta :
Kencana.

Imron, M. (2012). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Edisi 2. Jakarta:


Sagung Seto.

International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas: Global, regional


and country-level diabetes prevalensi estimates for 2021 and prijections for
2045. Diabetes research and clinical pratice from https://www.eslevier.com/
locate/diabetes. (Diakses pada tanggal 15 November 2022 pukul 19.28
WIB).

Irwan. (2016). Buku Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta:


Deepublish.

Kementrian Kesehatan RI. (2021). Menyikapi Diabetes Pada Usia Lanjut


Retrieved from https://www.yankes.kemkes.go.id/view-artikel/1034/
menyikapi-diabetes-pada-usia-lanjut. (Diakses pada tanggal 15 November
2022 pukul 19.43 WIB).
Kurniasari, D., Sulisnadewi, N., & Maulana, A.(2022). Buku Tatalaksana
Diabetes Mellitus Berbasis Evidence-based practice. Bandung: Media Sains
Indonesia.

LeMone, P., Burke, K, M., & Bauldof, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Maria I. (2021). Buku Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Dan Asuhan


Keperawatan Stroke. Sleman: Deepublish.

Maulida, L. (2021). Self Care agency pada lansia dengan diabetes mellitus. JIM
FKep, V(2), 95–103. https://jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/view/18598.

Milita, F., Handayani, S., & Setiaji, B. (2021). Kejadian diabetes mellitus tipe II
pada lanjut usia di Indonesia. Junral Kedokteran dan Kesehatan, Vol.17,
No.1. https://jurnal.unj.ac.id/index,php/JKK.

Munir, N. W. (2021). Hubungan dukungan keluarga dengan self care pada pasien
diabetes melitus. Borneo Nursing Journal (Bnj), Vol. 3(1), 1–7.
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ.

Muhit, A., & Sitoyo, S. (2016). Buku Pendidikan Keperawatan Gerontik.


Yogyakarta. CV Andi Offset.

Nitarahayu, D. (2019). Hubungan dukungan keluarga dengan self care activity


pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas sidomulyo.
Samarinda

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, F, C., & Budiana, I. (2021). Buku Diabetes Self Management


Education (DSME). Bandung. Media Sains Indonesia.

Nugroho, F, C., & Peni, J, A. (2022). Buku Saku Manajemen Diri Diabetes
Mellitus. Bandung: Media Sains Indonesia.

Nursalam. (2017). Buku Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Novitasari, N. (2021). Hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes
mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas batunadua.Padangsidimpuan.

Rhosma, D. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV Budi


Utama.
Riamah. (2022). Buku Perilaku Kesehatan Pasien Diabetes Mellitus. Malang:
Penerbit NEM.

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan Riset Kesehatan dasar 2018. Retrieved
from https://www.libtang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-
riskesdas. (Diakses pada tanggal 15 November 2022 pukul 21.05 WIB).

Roflin, E., & Priyana. (2022). Buku Metodologi Penelitian Kesehatan. Jawa
Tengah: PT Nasya Expanding Management.

Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). Buku Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan
Care Giver. Jakarta: Bumi Medika.

Setiyorini, E.,& Wulandari, N. (2018). Buku Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


Dengan Penyakit Degeneratif. Malang: Media Nuse Creative Anggota
IKAPI.

Sugiyanto, L. isnaini &. (2020). Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku


perawatan diri pada pasien Lansiadiabetes mellitus tipe 2. Jurnal Fakultas
Ilmu Kesehatan. http://digilib.unisayogya.ac.id/4977/.

Sugiyono. (2014). Buku Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2022). Buku Metode Penelitian Kunatitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Suryati, I. (2021). Buku Keperawatan Latihan Efektif Untuk Pasien Diabetes


Mellitus Berbasis Hasil Penelitian. Yogyakarta: Budi Utama.

Susanto, D. (2021). Perilaku perawatan diri lansia dengan diabetes melitus tipe 2.
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer, 1(2), 39–51. https://jurnal.
ikbis.ac.id/JPKK/article/view/193.

Wayan, N., Marlinda, Y., Nuryanto, I. K., & Noriani, N. K. (2019). Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Perawatan Diri (Self care activity) Pada Lansia
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Institut Teknologi Dan Kesehatan, 82–
86. https://ejournal.itekes-bali.ac.id/jrkn/article/view/182.
World Health Organization. (2019). Factsheet Diabetes. Retriaved from
https://www.int/diabetes. (Diakses pada tanggal 14 November 2022 pukul
15.29 WIB).
LAMPIRAN
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN IZIN STUDI PENDAHULUAN


Lampiran 2

SURAT BALASAN IZIN STUDI PENDAHULUAN


Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN IZIN STUDI PENDAHULUAN


PUSKESMAS JATIBARANG
Lampiran 4

SURAT BALASAN IZIN STUDI PENDAHULUAN


PUSKESMAS JATIBARANG
Lampiran 5

SURAT PERMOHOMAN IZIN UJI VALIDITAS PUSKESMAS


JATISAWIT
Lampiran 6

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN PUSKESMAS


JATIBARANG
Lampiran 7

SURAT BALASAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


PUSKESMAS JATIBARANG
Lampiran 8

SURAT PERMOHONAN
UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Estefaniah Apriyanti
NIM : R. 19. 01. 020
Alamat : Blok. Utara, Desa Ujung Pendok Jaya RT/RW 10/003
KecWidasari, Kab. Indramayu

Dengan ini mengajukan dengan hormat kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk


menjadi responden yang akan saya lakukan, dengan judul “ Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Self Care pada Lansia Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang”.
Penelitian tersebut untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan self care pada lansia penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wiyalah Kerja
Puskesmas Jatibarang.
Pada penelitian ini, Bapak/Ibu/Saudara akan memberikan penilaian
terhadap pertanyaan tentang dukungan keluarga dengan self care lansia pendeita
diabetes mellitus tipe 2 yang diajukan dalam bentuk kuesioner dalam penelitian
ini bersifat suka rela dan tanpa paksaan. Identitas dan data atau informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara berikan akan dijaga kerahasiannya. Hal yang belum dapat
dipahami dapat dikomunukasikan langsung pada peneliti.
Demikian permohonan ini, atas kesediaan dan kerjasamanya, kami
mengucapkan terimakasih.
Peneliti

Estefaniah Apriyanti
Lampiran 9

FORMAT PERSETUJUAN
(INFORM CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyampaikan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden

sehubungan dengan penyusunan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Studi Sarjana Keperawatan STIKes Indramayu, yaitu :

Nama : Estefaniah Apriyanti

NIM : R. 19. 01. 020

Judul :“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Care pada

Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja

Puskesmas Jatibarang”

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saya sebagai

responden, kerahasiaan semua informasi yang akan saya berikan dijaga dan hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan benar dan akan dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Indramayu,.............................2023

Responden
Lampiran 10

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF CARE PADA


LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JATIBARANG

Petunjuk umum pengisian kuesioner :


1. Pertanyaan pada kuesioner ditujukan langsung kepada responden
2. Jawablah pertanyaan ini dengan benar dan sejujur-jurunya
3. Selamat mengisi dan terimakasi.

Berikan tanda X atau √ pada kolom yang telah disediakan

A. Data Demografi
Kode Responden :

1. Jenis Kelamin : 1) Perempuan


2) Laki- laki
2. Umur:...........................................................tahun
3. Status Pernikahan : 1) Menikah
2) Belum Menikah
3) Janda
4) Duda

4. Tingkat Pendidikan :1) Tidak Sekolah


2) SD
3) SMP
4) SMA
5) Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan : 1) Tidak Bekerja


2) Pensiunan
3) Petani
4) Wiraswasta
5) Ibu Rumah Tangga

6. Lama menderita DM.....................................tahun


B. Dukungan Keluarga
Petunjuk pengisian :
Silakan Anda isi dengan memberikan tanda (√) pada kolom isi sesuai
dengan yang anda rasakan saat ini :

Keterangan :
Selalu : Jika keluarga selalu melakukan hal tersebut
Sering : Jika keluarga sering melakukan hal tersebut
Kadang-kadang : Jika keluarga kadang-kadang melakukan hal tersebut
Tidak pernah : Jika keluarga tidak pernah melakukan hal tersebut

No Pernyataan Selalu Sering Kadang Tidak


kadang Pernah
Dukungan Emosional
1. Keluarga mengingatkan saya
untuk menjaga pola makan
yang sehat.
2. Keluarga memotivasi saya
untuk rutin
berolahraga/aktivitas fisik.
3. Keluarga memberikan
semangat kepada saya ketika
saya jenuh meminum obat.
4. Keluarga mendampingi saya
ketika saya melakukan
perawatan kaki untuk
mencegah luka.
5. Keluarga mengingatkan saya
untuk memeriksakan gula
darah secara rutin.
Dukungan Penghargaan atau penilaian
6. Keluarga memberikan
pujian kepada saya jika saya
meminum obat secara rutin.
7. Keluarga memuji saya
ketika saya menjaga pola
makan yang sehat.
8. Keluarga memuji saya
ketika saya rajin berkunjung
ke pelayanan kesehatan
untuk melakukan
pemeriksaan gula darah.
9. Keluarga membimbing saya
untuk tetap melakukan
olahraga/aktivitas fisik
10. Keluarga memberikan
pujian ketika saya
melakukan perawatan kaki
untuk mencegah luka.
Dukungan Instrumental
11. Keluarga menyediakan
makanan dan minuman yang
saya butuhkan sesuai
anjuran dokter.
12. Keluarga menyediakan
waktu dan fasilitas untuk
saya berkunjung ke
pelayanan kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan
gula darah.
13. Keluarga bersedia
membiayai biaya
pengobatan saya.
14. Keluarga memberikan waktu
yang cukup untuk
melakukan
olahraga/aktivitas fisik dan
istirahat.
15. Keluarga membantu saya
ketika saya melakukan
perawatan kaki untuk
mencegah luka.
Dukungan Informasional
16. Keluarga memberitahu saya
agar menjaga pola makan
yang sehat.
17. Keluarga menyarankan
untuk berolahraga/aktivitas
fisik.
18. Keluarga menyarankan saya
untuk memeriksakan gula
darah secara rutin.
19. Keluarga memberitahu saya
untuk mengkonsumsi obat
secara rutin.
20. Keluarga memberitahu saya
untuk melakukan perawatan
kaki dan menjauhi benda-
benda yang dapat
menyebabkan luka pada
kaki.
C. Self Care

Petunjuk Pengisian :
Pernyataan di bawah ini menanyakan mengenai aktifitas perawatan diri
yang anda lakukan selama 7 hari terakhir ini untuk penyakit diabetes. Berikan
tanda (√) sesuai dengan jumlah hari yang anda lakukan.

Keterangan :

0 : Apabila dalam 1 minggu tidak pernah melakukan

1 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 1 kali

2 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 2 kali

3 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 3 kali

4 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 4 kali

5 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 5 kali

6 : Apabila dalam 1 minggu hanya melakukan 6 kali

7 : Apabila dalam setiap hari melakukan dalam 1 minggu

No Pernyataan Jumlah Hari


0 1 2 3 4 5 6 7

Pola Makan/Diet
1. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda mengikuti pola makan yang sehat?
2. Berapa hari dalam 1 minggu terkahir
anda makan buah dan sayuran?
3. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda mengkonsumsi makanan yang
berlemak tinggi (seperti daging sapi,
daging kambing, dan makanan cepat saji)
atau produk olahan susu (seperti keju,
krim, dan mentega)
4. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda memakan makanan yang
mengandung yang mengandung
karbohidrat (seperti roti, mie, nasi,
jagung dan singkong)?
5. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda makan makanan cemilan yang
mengandung gula (seperti kue, biskuit)?
Latihan Fisik
6. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda melakukan aktivitas fisik (misalnya
mencuci, menyapu, mengepel,
menjemur) setidaknya selama 30 menit?
7. Breapa hari dalam 1 minggu terkahir
anda mengikuti sesi latihan khusus
(misalnya berenang, bersepeda, berjalan)
selain dari apa yang anda lakukan
disekitar rumah atau apa yang menjadi
bagian dari pekerjaan anda?
Minum Obat
8. Berapa hari dalam 1 minggu terakhiranda
minum obat diabetes yang disarankan
untuk anda?
9. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda mengkonsumsi obat-obatan sesuai
dosis yang disarankan kepada anda?
Monitoring Kadar Glukosa Darah
10. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda mengecek gula darah anda sesuai
dengan waktu yang disarankan oleh
tenaga kesehatan?
Perawatan kaki
11. Berapa kali dalam 1 minggu terakhir
anda memeriksa kondisi kaki anda
(misalnya: kulit retak, melepuh, luka
terkelupas, kemerahan dan pendarahan)?
12. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda memeriksa bagian sepatu/sendal
anda (misalnya: ada krikil, bebda-benda
tajam seperti jarum dan duri)?
13. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda menggunakan alas kaki saat keluar
rumah?
14. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir
anda mengeringkan sela-sela jari kaki
setelah dicuci?

15. Berapa hari dalam 1 minngu terakhir


anda mencuci/membersihkan kaki anda
(menggunakan air bersih atau sabun
mandi)?
Lampiran 11

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Care pada Lansia Penderita


Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

a. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Dukungan Keluarga

No Pertanyaan Nomor Jumlah


Soal
Favorable Unfavorable
1. Dukungan 1, 2, 3, 4, 5
Emosional dan 5
2. Dukungan 6, 7, 8, 9, 5
Penghargaan dan 10
3. Dukungan 11, 12, 13, 5
Instumental 14, dan 15
4. Dukungan 16, 17, 18, 5
Informasional 19, dan 20
Total 20 - 20
Sumber : Nitarahayu (2019).

b. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Self Care

No Pertanyaan Nomor Jumlah


Soal
Favorable Unfavorable

1. Diet 1,2, dan 4 3 dan 5 5


2. Olahraga/ Aktivitas 6 dan 7 2
Fisik
3. Minum Obat 8 dan 9 2
4. Monitorinh kadar 10 1
glukkosa darah
5. Perawatan Kaki 11, 12, 13, 5
14 dan 15
Total 13 2 15
Sumber : Novitasari (2021).
Lampiran 12

HASIL UJI VALIDITAS DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF

CARE PADA LANSIA DIABETES MELLITUS TIPE 2

A. Dukungan Keluarga

P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 1 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 55
4 2 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 66
4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 67
4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 2 64
3 3 2 1 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 63
3 2 1 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 61
4 3 3 2 4 2 3 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 62
4 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 65
4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 67
4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 67
4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 65
4 3 4 2 4 3 3 4 2 1 4 4 4 2 1 4 3 4 3 2 61
4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 64
3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 63
3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 64
4 2 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 66
4 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 64
4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 68
4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 65
4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 68
4 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 67
4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 65
4 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 65
4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 67
4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 68
4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 3 4 2 63
4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 67
4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 68
4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 1 63
4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 68
B. SELF CARE

X X X X X X X X X X X X X X X X
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 11
2 2 2 0 7 7 2 7 2 2 2 2 7 2 2 2 50
4 4 4 7 0 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 62
7 7 7 0 7 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 101
7 7 7 2 5 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 101
7 7 7 4 5 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 103
7 7 7 2 5 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 101
7 7 7 7 5 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 106
0 0 0 0 7 0 7 0 0 7 3 0 0 7 0 0 31
7 7 7 7 6 7 0 7 7 0 4 7 7 0 7 7 87
7 7 7 7 6 7 7 7 0 7 3 7 7 7 7 7 100
0 7 0 0 7 0 0 0 0 0 3 0 0 0 7 0 24
0 0 0 7 7 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 17
0 0 0 7 7 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 17
0 0 0 0 7 7 1 7 0 1 3 1 7 1 0 0 35
1 1 1 7 0 7 7 7 1 7 4 7 7 7 1 1 66
7 7 7 5 3 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 7 98
6 6 6 3 5 7 1 7 6 1 6 1 7 1 6 6 75
1 1 1 7 2 5 3 5 1 3 4 3 5 3 1 1 46
3 3 3 7 0 1 1 1 3 1 3 1 1 1 3 3 35
1 1 1 5 3 3 2 3 1 2 6 2 3 2 1 1 37
2 2 2 2 5 7 0 7 2 0 3 0 7 0 2 2 43
0 0 0 6 4 7 0 7 0 0 6 0 7 0 2 0 39
0 7 0 5 4 5 4 5 0 4 6 4 5 4 7 0 60
4 0 4 7 0 0 0 0 4 0 3 0 0 0 0 4 26
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 8
0 6 0 1 6 6 3 6 0 3 6 3 6 3 6 0 55
3 0 3 0 7 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 3 22
0 7 6 1 6 7 0 7 6 0 3 0 7 0 7 6 63
0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 10
Lampiran 13

OUTPUT HASIL UJI VAIDITAS DAN UJI REABILITAS

A. Uji Validitas Dukungan Keluarga

RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
P16 P17 P18 P19 P20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Item Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Item Deleted Deleted Total Correlation Item Deleted
P1 69.6000 31.559 .891 .940
P2 69.6333 31.482 .843 .940
P3 69.6333 31.482 .843 .940
P4 69.6333 31.206 .907 .939
P5 69.6000 31.559 .891 .940
P6 69.6000 31.766 .839 .940
P7 69.6000 31.559 .891 .940
P8 69.6333 31.620 .811 .941
P9 69.6000 31.559 .891 .940
P10 71.3667 34.861 .116 .950
P11 69.6333 31.620 .811 .941
P12 69.6667 32.437 .586 .944
P13 69.7333 32.685 .487 .946
P14 69.9000 32.024 .486 .947
P15 69.8000 32.579 .478 .946
P16 69.6667 31.402 .811 .940
P17 69.6000 32.041 .771 .941
P18 69.5667 33.220 .541 .945
P19 69.9000 32.852 .410 .948
P20 69.8667 33.016 .384 .948

B. Uji Validitas Self Care


RELIABILITY
/VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
X16
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.929 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X1 51.5333 912.051 .810 .920
X2 50.8667 906.120 .789 .920
X3 51.3333 908.506 .828 .920
X4 50.7333 1035.789 .117 .938
X5 49.6000 1077.076 -.098 .940
X6 50.0333 912.930 .758 .921
X7 51.5333 927.637 .717 .923
X8 50.0333 912.930 .758 .921
X9 51.5667 930.254 .714 .923
X10 51.5333 927.637 .717 .923
X11 50.5000 1070.810 -.062 .935
X12 51.5333 900.602 .879 .918
X13 50.0333 912.930 .758 .921
X14 51.5333 927.637 .717 .923
X15 50.8000 907.890 .794 .920
X16 51.3333 908.506 .828 .920

C. Perhitungan r Tabel
Lampiran 14

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF CARE PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS
TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBARANG
A. Dukungan Keluarga
Lama Kategori
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total Dukungan
DM Keluarga
1 P 62 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 76 Baik

2 P 60 Menikah SMP Wiraswasta < 5 tahun 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 Baik


Tidak
3 ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 70 Kurang
P 62 Menikah SD Bekerja
Tidak Tidak
4 ≥ 5 tahun 4 3 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 72 Kurang
L 66 Menikah Sekolah Bekerja
5 P 62 Menikah SMP IRT < 5 tahun 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 Kurang

6 P 60 Menikah SMA Wiraswasta < 5 tahun 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 74 Baik


Tidak
7 < 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76 Baik
L 64 Menikah SD Bekerja
8 P 65 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Baik

9 L 64 Menikah SD Wiraswasta < 5 tahun 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 75 Baik

10 P 61 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 70 Kurang

11 P 65 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 75 Baik

12 P 62 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 70 Kurang

13 P 66 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 74 Baik

14 L 70 Menikah SMA Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 69 Kurang

15 L 64 Menikah SMA Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 76 Baik

16 P 60 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 74 Baik

17 P 62 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 70 Kurang

18 P 66 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 72 Kurang


Lama Kategori
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total Dukungan
DM Keluarga
Tidak
19 ≥ 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 73 Baik
L 73 Menikah SD Bekerja
20 P 63 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 2 4 64 Kurang

21 P 61 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 76 Baik

22 P 63 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 69 Kurang


Tidak
23 ≥ 5 tahun 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 75 Baik
P 69 Menikah SD Bekerja
24 P 63 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 73 Baik

25 L 61 Menikah SMP Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 58 Kurang

26 P 61 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 69 Kurang

27 P 67 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 68 Kurang

28 P 62 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 73 Baik

29 L 61 Menikah SMP Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 75 Baik

30 P 65 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 60 Kurang

31 P 63 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 78 Baik


Perguruan
32 ≥ 5 tahun 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 70 Kurang
L 61 Menikah Tinggi Pensiunan
33 P 60 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 75 Baik

34 P 74 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 3 2 4 2 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 63 Kurang

35 P 61 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 70 Kurang


Tidak
36 ≥ 5 tahun 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 74 Baik
P 67 Menikah Sekolah IRT
37 P 60 Menikah SMP Wiraswasta < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 74 Baik
Tidak
38 ≥ 5 tahun 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 72 Kurang
P 66 Menikah Sekolah IRT
39 L 60 Menikah SD Wiraswasta < 5 tahun 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 73 Baik
Lama Kategori
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total Dukungan
DM Keluarga
Tidak
40 ≥ 5 tahun 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 75 Baik
L 61 Menikah SD Bekerja
41 L 70 Menikah SMP Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 71 Kurang
Tidak Tidak
42 ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 76 Baik
P 65 Menikah Sekolah Bekerja
43 P 67 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 70 Kurang
Tidak
44 ≥ 5 tahun 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 70 Kurang
L 78 Menikah SD Bekerja
45 P 73 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 67 Kurang

46 P 63 Menikah SMP Petani ≥ 5 tahun 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 64 Kurang

47 P 60 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 74 Baik

48 P 63 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 3 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 68 Kurang

49 P 60 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 76 Baik


Tidak
50 ≥ 5 tahun 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 68 Kurang
P 60 Menikah SD Bekerja
51 L 77 Menikah SD Petani ≥ 5 tahun 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 72 Kurang

52 P 60 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 74 Baik


Tidak
53 < 5 tahun 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 73 Baik
P 60 Menikah SD Bekerja
54 P 70 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 67 Kurang

55 P 63 Menikah SD IRT < 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 74 Baik


Tidak
56 ≥ 5 tahun 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 71 Kurang
P 60 Menikah SMA Bekerja
57 P 62 Menikah SD IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 75 Baik

58 L 69 Menikah SMA Wiraswasta < 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 71 Kurang

59 P 69 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 72 Kurang

60 P 60 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 75 Baik


Lama Kategori
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total Dukungan
DM Keluarga
Tidak
61 < 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 73 Baik
P 60 Menikah SMP Bekerja
62 P 62 Menikah SMA Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 74 Baik

63 P 67 Menikah SD Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 70 Kurang

64 P 60 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 67 Kurang


Perguruan
65 ≥ 5 tahun 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Baik
L 61 Menikah Tinggi Pensiunan
66 P 66 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 76 Baik

67 P 60 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 73 Baik

68 P 60 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 70 Kurang


Tidak Tidak
69 ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 76
L 68 Menikah Sekolah Bekerja Baik
70 P 60 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 72 Kurang
71 P 73 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 72 Kurang
72 P 62 Menikah SD IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 74 Baik
73 P 62 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 74 Baik
74 P 60 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 71 Kurang
75 P 61 Menikah SMP IRT < 5 tahun 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 72 Kurang
76 P 71 Menikah SD Wiraswasta < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 74 Baik
77 L 61 Menikah SMP Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 76 Baik
78 P 62 Menikah SD IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 74 Baik
79 P 60 Menikah SMA IRT < 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 73 Baik
80 L 60 Menikah SD Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 75 Baik
Tidak
81 ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 73
P 67 Menikah SMA Bekerja Baik
Lama Kategori
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total Dukungan
DM Keluarga
82 L 60 Menikah SMA Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 74 Baik
83 L 61 Menikah SMP Petani ≥ 5 tahun 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 72 Kurang
Tidak
84 ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 71
L 70 Menikah SMA Bekerja Kurang
Tidak
85 ≥ 5 tahun 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 75
L 63 Menikah SD Bekerja Baik
86 P 60 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77 Baik
87 P 72 Menikah SMA IRT ≥ 5 tahun 3 4 3 3 1 4 4 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 53 Kurang
88 P 67 Menikah SD IRT ≥ 5 tahun 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 73 Baik
Tidak
89 ≥ 5 tahun 4 3 2 1 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 52
P 70 Menikah SMA Bekerja Kurang
90 L 60 Menikah SMP Wiraswasta ≥ 5 tahun 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 73 Baik
Tidak
91 ≥ 5 tahun 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 72
P 77 Menikah SMA Bekerja Kurang
92 P 60 Menikah SMP IRT ≥ 5 tahun 4 3 3 1 4 3 4 3 2 1 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 59 Kurang
B. Self Care

Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
7 7 0 7 7 7 7 0 0 0 7 7 7 7 7 77 Baik
1 < 5 tahun
P 62 Menikah SMA IRT
7 7 7 2 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 0 87 Baik
2 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP Wiraswasta
Tidak 0 7 7 7 7 7 0 0 0 0 0 0 7 0 0 42 Kurang
3 ≥ 5 tahun
P 62 Menikah SD Bekerja
Tidak Tidak 7 7 5 7 7 0 0 7 7 1 0 0 7 0 0 55 Kurang
4 ≥ 5 tahun
L 66 Menikah Sekolah Bekerja
7 0 7 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Kurang
5 < 5 tahun
P 62 Menikah SMP IRT
0 1 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 0 0 58 Kurang
6 < 5 tahun
P 60 Menikah SMA Wiraswasta
Tidak 0 1 6 0 7 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 21 Kurang
7 < 5 tahun
L 64 Menikah SD Bekerja
0 5 7 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 0 0 61 Kurang
8 ≥ 5 tahun
P 65 Menikah SD IRT
7 7 3 7 7 7 7 3 3 0 0 0 7 0 0 58 Kurang
9 < 5 tahun
L 64 Menikah SD Wiraswasta
0 0 7 7 7 7 0 7 7 0 0 0 7 7 0 56 Kurang
10 ≥ 5 tahun
P 61 Menikah SD IRT
7 2 4 7 7 7 7 7 7 0 0 7 7 0 0 69 Kurang
11 ≥ 5 tahun
P 65 Menikah SD IRT
7 7 7 7 0 7 7 7 7 0 0 7 7 7 7 84 Baik
12 < 5 tahun
P 62 Menikah SMP IRT
7 7 7 7 0 7 7 7 7 0 0 7 7 7 7 84 Baik
13 ≥ 5 tahun
P 66 Menikah SMA IRT
7 3 5 7 0 7 7 7 7 1 1 7 7 7 7 80 Baik
14 ≥ 5 tahun
L 70 Menikah SMA Wiraswasta
7 7 3 7 0 3 7 3 0 0 0 0 7 0 0 44 Kurang
15 64 Menikah SMA Wiraswasta < 5 tahun
L
Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
0 0 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 2 66 Kurang
16 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
7 0 7 7 7 7 1 7 7 1 0 7 7 7 3 68 Kurang
17 < 5 tahun
P 62 Menikah SMA IRT
7 2 4 7 7 0 0 7 7 0 0 2 7 7 3 60 Kurang
18 < 5 tahun
P 66 Menikah SMA IRT
Tidak 0 4 5 7 7 2 7 7 7 1 0 7 0 3 7 69 Kurang
19 ≥ 5 tahun
L 73 Menikah SD Bekerja
6 3 3 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 7 0 68 Kurang
20 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMA IRT
0 7 4 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 7 0 67 Kurang
21 < 5 tahun
P 61 Menikah SMA IRT
7 0 7 0 7 7 7 7 7 1 0 0 7 0 0 57 Kurang
22 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMA IRT
Tidak 7 0 7 0 7 7 7 7 7 1 0 0 7 0 0 57 Kurang
23 ≥ 5 tahun
P 69 Menikah SD Bekerja
7 3 5 7 7 7 0 7 7 0 0 7 7 7 7 78 Baik
24 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMP IRT
4 5 5 4 4 4 6 3 4 6 0 2 2 2 6 57 Kurang
25 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah SMP Wiraswasta
0 7 7 7 7 7 7 7 7 0 0 7 7 7 0 77 Baik
26 ≥ 5 tahun
P 61 Menikah SD IRT
7 3 6 7 0 7 7 7 7 1 0 7 7 7 7 80 Baik
27 ≥ 5 tahun
P 67 Menikah SMP IRT
7 3 5 7 0 7 7 7 7 0 0 7 7 0 7 71 Baik
28 ≥ 5 tahun
P 62 Menikah SMP IRT
0 2 6 7 7 0 7 7 7 1 0 0 7 7 0 58 Kurang
29 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah SMP Wiraswasta
4 5 5 4 3 5 3 2 2 3 2 1 5 2 3 49 Kurang
30 ≥ 5 tahun
P 65 Menikah SD IRT
7 2 6 7 5 7 7 7 7 1 0 0 7 7 1 71 Baik
31 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMA IRT
Perguruan 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 2 4 2 3 42 Kurang
32 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah Tinggi Pensiunan
Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
7 7 7 0 0 7 7 7 7 1 0 0 7 7 0 64 Kurang
33 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SD IRT
3 4 5 3 5 1 2 1 3 4 3 2 5 3 1 45 Kurang
34 ≥ 5 tahun
P 74 Menikah SD IRT
7 0 7 0 7 7 7 7 7 1 0 7 7 7 0 71 Baik
35 ≥ 5 tahun
P 61 Menikah SMP IRT
Tidak 7 7 0 7 0 7 7 7 7 1 0 7 7 7 7 78 Baik
36 ≥ 5 tahun
P 67 Menikah Sekolah IRT
7 7 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 4 82 Baik
37 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP Wiraswasta
Tidak 7 7 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 0 78 Baik
38 ≥ 5 tahun
P 66 Menikah Sekolah IRT
7 7 7 0 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 0 71 Baik
39 < 5 tahun
L 60 Menikah SD Wiraswasta
Tidak 0 0 7 0 0 0 7 7 7 1 0 0 7 7 0 50 Kurang
40 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah SD Bekerja
0 0 7 0 0 0 7 7 7 1 0 0 7 7 0 50 Kurang
41 ≥ 5 tahun
L 70 Menikah SMP Wiraswasta
Tidak Tidak 7 2 0 7 0 7 7 7 7 1 0 0 7 7 7 66 Kurang
42 ≥ 5 tahun
P 65 Menikah Sekolah Bekerja
0 2 6 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 0 65 Kurang
43 ≥ 5 tahun
P 67 Menikah SD IRT
Tidak 7 7 5 7 7 0 1 7 7 1 0 0 7 0 0 56 Kurang
44 ≥ 5 tahun
L 78 Menikah SD Bekerja
7 3 5 7 7 7 2 7 7 0 0 0 7 7 0 66 Kurang
45 ≥ 5 tahun
P 73 Menikah SMP IRT
7 2 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 0 73 Baik
46 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMP Petani
7 3 5 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 7 0 71 Baik
47 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
0 3 6 7 6 7 2 7 7 1 0 7 7 2 3 65 Kurang
48 ≥ 5 tahun
P 63 Menikah SMP IRT
7 4 5 7 6 7 2 7 7 1 0 7 7 7 0 74 Baik
49 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
Tidak 7 2 7 7 6 7 1 7 7 1 0 0 7 3 3 65 Kurang
50 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SD Bekerja
7 3 6 7 7 0 7 7 7 0 0 2 7 7 7 81 Baik
51 ≥ 5 tahun
L 77 Menikah SD Petani
0 2 7 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 2 2 62 Kurang
52 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
Tidak 7 3 6 6 0 7 7 7 7 1 0 0 7 7 3 68 Kurang
53 < 5 tahun
P 60 Menikah SD Bekerja
7 3 6 7 7 7 1 7 7 0 0 7 7 7 7 80 Baik
54 < 5 tahun
P 70 Menikah SMA IRT
7 3 7 7 7 7 7 7 7 0 7 0 7 7 2 82 Baik
55 < 5 tahun
P 63 Menikah SD IRT
Tidak 0 2 7 7 7 7 2 7 7 0 0 1 7 7 1 62 Kurang
56 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SMA Bekerja
7 3 7 7 7 7 1 7 7 0 7 7 7 7 7 88 Baik
57 < 5 tahun
P 62 Menikah SD IRT
7 2 7 2 7 7 1 7 7 1 0 7 7 7 2 71 Baik
58 < 5 tahun
L 69 Menikah SMA Wiraswasta
7 3 6 3 7 7 7 7 7 1 7 0 7 7 1 77 Baik
59 < 5 tahun
P 69 Menikah SMP IRT
7 2 7 7 7 7 7 7 7 0 0 0 7 7 7 79 Baik
60 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
Tidak 0 4 7 7 0 7 1 7 7 0 0 0 7 7 3 57 Kurang
61 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP Bekerja
7 3 7 7 7 7 7 7 7 1 0 0 7 7 3 77 Baik
62 ≥ 5 tahun
P 62 Menikah SMA Wiraswasta
7 2 0 7 7 7 7 7 7 0 7 7 7 7 7 86 Kurang
63 ≥ 5 tahun
P 67 Menikah SD Wiraswasta
0 2 3 7 3 7 7 7 7 0 0 7 7 7 7 71 Baik
64 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SMA IRT
Perguruan 7 7 7 7 5 0 0 7 7 0 7 7 7 7 7 82 Baik
65 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah Tinggi Pensiunan
7 2 6 7 7 7 0 7 7 1 0 0 7 7 0 65 Kurang
66 ≥ 5 tahun
P 66 Menikah SMP IRT
Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
7 3 7 7 7 7 1 7 7 0 7 0 7 7 7 81 Baik
67 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
7 3 5 7 7 7 1 7 7 1 0 0 7 7 7 73 Baik
68 ≥ 5 tahun
P 60 Menikah SD IRT
Tidak Tidak 7 3 6 7 6 0 7 7 7 1 3 3 7 3 4 71 Baik
69 ≥ 5 tahun
L 68 Menikah Sekolah Bekerja
7 4 6 7 6 7 1 7 7 0 0 0 7 7 2 68 Kurang
70 < 5 tahun
P 60 Menikah SMA IRT
7 4 6 7 7 7 2 7 7 1 7 0 7 7 7 83 Baik
71 ≥ 5 tahun
P 73 Menikah SMP IRT
7 2 6 7 6 7 2 7 7 1 0 0 7 7 7 73 Baik
72 < 5 tahun
P 62 Menikah SD IRT
7 4 5 7 6 7 3 7 7 1 7 0 7 7 1 76 Baik
73 ≥ 5 tahun
P 62 Menikah SD IRT
7 2 7 7 7 7 7 7 7 1 7 0 7 7 3 83 Baik
74 < 5 tahun
P 60 Menikah SMP IRT
7 3 7 7 7 7 7 7 7 1 7 0 7 7 3 84 Baik
75 < 5 tahun
P 61 Menikah SMP IRT
7 2 7 7 7 0 7 7 7 1 7 0 7 7 7 80 Baik
76 < 5 tahun
P 71 Menikah SD Wiraswasta
7 1 7 7 7 1 7 7 7 0 7 7 7 7 7 86 Baik
77 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah SMP Wiraswasta
7 2 7 7 7 7 7 7 7 0 7 7 7 7 7 93 Baik
78 < 5 tahun
P 62 Menikah SD IRT
7 1 7 7 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 93 Baik
79 < 5 tahun
P 60 Menikah SMA IRT
7 2 7 7 7 0 7 7 7 0 7 7 7 7 7 86 Baik
80 ≥ 5 tahun
L 60 Menikah SD Wiraswasta
Tidak 7 3 7 7 7 7 2 7 7 7 0 7 7 7 3 85 Baik
81 ≥ 5 tahun
P 67 Menikah SMA Bekerja
7 3 7 7 7 1 7 7 7 1 7 0 7 7 7 82 Baik
82 ≥ 5 tahun
L 60 Menikah SMA Wiraswasta
7 3 7 7 7 0 7 7 7 1 7 7 7 7 7 88 Baik
83 ≥ 5 tahun
L 61 Menikah SMP Petani
Lama Kategori
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Total
No JK Umur Pernikahan Pendidikan Pekerjaan Menderita Self Care
DM
Tidak 7 2 7 7 7 0 7 7 7 0 7 7 7 7 7 86 Baik
84 ≥ 5 tahun
L 70 Menikah SMA Bekerja
Tidak ≥ 5 tahun 7 2 7 7 7 0 7 7 7 1 7 7 7 7 7 87 Baik
85
L 63 Menikah SD Bekerja
≥ 5 tahun 7 3 6 7 6 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 93 Baik
86
P 60 Menikah SMA IRT
≥ 5 tahun 7 7 1 6 1 5 7 7 7 5 6 7 6 5 6 83 Baik
87
P 72 Menikah SMA IRT
≥ 5 tahun 7 6 0 5 1 7 7 4 7 6 5 4 2 5 5 71 Baik
88
P 67 Menikah SD IRT
Tidak ≥ 5 tahun 7 6 1 5 2 1 3 5 3 3 3 4 3 4 4 54 Baik
89
P 70 Menikah SMA Bekerja
≥ 5 tahun 7 5 4 3 5 5 4 4 2 6 3 2 3 4 4 61 Kurang
90
L 60 Menikah SMP Wiraswasta
Tidak ≥ 5 tahun 7 6 3 2 7 2 4 5 2 3 2 3 4 5 4 59 Kurang
91
P 77 Menikah SMA Bekerja
≥ 5 tahun 7 5 3 2 5 7 4 7 7 7 5 7 7 5 6 84 Baik
92
P 60 Menikah SMP IRT

Keterangan :

Jk : Jenis Kelamin

P : Perempuan

L : Laki-laki

IRT : Ibu Rumah Tangga


Lampiran 15

Output Hasil Penelitian


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Self Care Pada Lansia Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

A. Hasil Penelitian Karakteristik


1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Um 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
ur

Descriptives
Statistic Std. Error
Umur Mean 64,08 ,476
95% Confidence Interval Lower Bound 63,13
for Mean Upper Bound 65,02
5% Trimmed Mean 63,64
Median 62,00
Variance 20,862
Std. Deviation 4,568
Minimum 60
Maximum 78
Range 18
Interquartile Range 7
Skewness 1,232 ,251
Kurtosis ,815 ,498
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur ,202 92 ,000 ,834 92 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 24 26,1 26,1 26,1
Perempuan 68 73,9 73,9 100,0
Total 92 100,0 100,0

3. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan

Status_Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Menikah 92 100,0 100,0 100,0
4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat_Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Perguruan 2 2,2 2,2 2,2
SD 30 32,6 32,6 34,8
SMA 25 27,2 27,2 62,0
SMP 30 32,6 32,6 94,6
Tidak Sekolah 5 5,4 5,4 100,0
Total 92 100,0 100,0

5. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 51 55,4 55,4 55,4
Pensiunan 2 2,2 2,2 57,6
Petani 3 3,3 3,3 60,9
Tidak Bekerja 18 19,6 19,6 80,4
Wiraswasta 18 19,6 19,6 100,0
Total 92 100,0 100,0

6. Karakteristik responden berdasarkan lama menderita diabetes mellitus

Lama_menderita_DM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 5 tahun 29 31,5 31,5 31,5
≥ 5 tah 63 68,5 68,5 100,0
Total 92 100,0 100,0
B. Uji Normalitas
1. Dukungan Keluarga

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Keluarga

Descriptives
Statistic Std. Error
Dukungan Mean 70,79 ,580
Keluarga 95% Confidence Lower Bound 69,64
Interval for Mean Upper Bound 71,95
5% Trimmed Mean 71,23
Median 72,50
Variance 30,979
Std. Deviation 5,566
Minimum 52
Maximum 80
Range 28
Interquartile Range 5
Skewness -1,456 ,251
Kurtosis 1,948 ,498

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statist
ic df Sig. Statistic Df Sig.
Dukungan ,184 92 ,000 ,850 92 ,000
Keluarga
a. Lilliefors Significance Correction
Total Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

10,00 Extremes (=<60)


3,00 6 . 344
11,00 6 . 67788899999
48,00 7 .
000000000111122222222233333333333444444444444444
18,00 7 . 555555555666666667
2,00 8 . 00

Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
2. Self Care

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Self Care 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Self Mean 69,8804 1,51240
Care 95% Confidence Interval for Lower Bound 66,8762
Mean Upper Bound 72,8846
5% Trimmed Mean 70,7826
Median 71,0000
Variance 210,436
Std. Deviation 14,50642
Minimum 17,00
Maximum 93,00
Range 76,00
Interquartile Range 20,75
Skewness -1,037 ,251
Kurtosis 1,797 ,498

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Self care ,090 92 ,061 ,936 92 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Total Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2,00 Extremes (=<21)


5,00 4 . 22459
14,00 5 . 00456677778889
20,00 6 . 01122455556667888899
22,00 7 . 1111111113334677778889
26,00 8 . 00001122223334444566667788
3,00 9 . 333

Stem width: 10,00


Each leaf: 1 case(s)
C. Analisa Univariat
1. Karakteristik tentang Dukungan Keluarga

Statistics
Kategori_Dukungan_Keluarga
N Valid 92
Missing 0

Kategori_Dukungan_Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 49 53,3 53,3 53,3
Kurang 43 46,7 46,7 100,0
Total 92 100,0 100,0

2. Karakteristik tentang Self Care

Statistics
Kategori_Self_Care
N Valid 92
Missing 0
Kategori_Self_Care
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik > 69 53 57,6 57,6 57,6
Kurang < 69 39 42,4 42,4 100,0
Total 92 100,0 100,0

D. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dukungan keluarga dengan self care

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori_Dukungan_Keluarga * 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Kategori_Self_Care

Kategori_Dukungan_Keluarga * Kategori_Self_Care Crosstabulation


Kategori_Self_Care
Baik Kurang Total
Kategori_Dukungan_ Baik Count 30 19 49
Keluarga Expected Count 27,2 21,8 49,0
% within 61,2% 38,8% 100,0%
Kategori_Dukungan_Keluarga
% within Kategori_Self_Care 58,8% 46,3% 53,3%
Kurang Count 21 22 43
Expected Count 23,8 19,2 43,0
% within 48,8% 51,2% 100,0%
Kategori_Dukungan_Keluarga
% within Kategori_Self_Care 41,2% 53,7% 46,7%
Total Count 51 41 92
Expected Count 51,0 41,0 92,0
% within 55,4% 44,6% 100,0%
Kategori_Dukungan_Keluarga
% within Kategori_Self_Care 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,422 1 ,233
b
Continuity Correction ,965 1 ,326
Likelihood Ratio 1,425 1 ,233
Fisher's Exact Test ,294 ,163
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,16.
b. Computed only for a 2x2 table

Jenis_kelamin * Kategori_self_care Crosstabulation


Kategori_self_care
Baik Kurang Total
Jenis Laki-laki Count 12 12 24
kelamin Expected Count 13,3 10,7 24,0
% within Jk 50,0% 50,0% 100,0%
% within Kategori_self_care 23,5% 29,3% 26,1%
Perempuan Count 39 29 68
Expected Count 37,7 30,3 68,0
% within Jk 57,4% 42,6% 100,0%
% within Kategori_self_care 76,5% 70,7% 73,9%
Total Count 51 41 92
Expected Count 51,0 41,0 92,0
% within Jk 55,4% 44,6% 100,0%
% within Kategori_self_care 100,0% 100,0% 100,0%
Umur * Kategori_self_Care Crosstabulation
Kategori_self_Care
Baik Kurang Total
Umur Lansia 60-74 Count 52 37 89
tahun % within Umur 58,4% 41,6% 100,0%
% within K_self_Care 98,1% 94,9% 96,7%
Lansia Akhir > 75 Count 1 2 3
% within Umur 33,3% 66,7% 100,0%
% within K_self_Care 1,9% 5,1% 3,3%
Total Count 53 39 92
% within Umur 57,6% 42,4% 100,0%
% within K_self_Care 100,0% 100,0% 100,0%
Lampiran 16

BUKU BIMBINGAN SKRIPSI


Lampiran 18

DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai