Anda di halaman 1dari 85

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN


KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LOSARANG

Disusun sebagai Syarat untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :
PUPUT RAHAYU
NIM R.19.01.057

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INDRAMAYU
2023
2
DAFTR RIWAYAT HIDUP

Nama : PUPUT RAHAYU

Tempat / Tanggal Lahir : Indramayu, 19 September 2000

Agama : Islam

Alamat : Blok Kepolo RT/RW 004/001, Kel/Desa Singaraja

Kec.Indramayu.Kab Indramayu, Provinsi Jawa

Barat (45218)

Pendidikan

STIKes Indramayu : 2019 – Sekarang

SMKN 1 BALONGAN : Tahun Lulus 2019

SMPN 1 BALONGAN : Tahun Lulus 2016

SD Negeri Singaraja II : Tahun Lulus 2013

Pekerjaan : Mahasiswa

Profesi lainnya :-

3
4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah

SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal ini.

Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memenuhi Tugas Mata Kuliah Skripsi Sarjana Keperawatan pada Program Studi

Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa kuliah sampai penyusunan proposal ini, sangatlah sulit bagi

saya untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Nur Rokhim Satria Nugraha, S.Kom. Ketua Pengurus

Yayasan Indra Husada Indramayu, yang telah menjadi inspirator bagi kami.

2. Bapak Riyanto, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu yang telah memberikan motivasi kepada

kami.

3. Ibu Wayunah, S.Kp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Indramayu yang senantiasa selalu mendidik dan

mengarahkan mahasiswa-mahasiswi Program Studi Sarjana Keperawatan.

4. Ibu Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing I

yang telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk memberikan

pengarahan, bimbingan ilmu pengetahuan, masukan, dan saran yang bermanfaat

selama penyusunan proposal.

5
5. Ibu Eleni Kenanga P, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An. selaku

Pembimbing II yang telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya

untuk memberikan pengarahan, bimbingan ilmu pengetahuan, masukan, dan saran

yang bermanfaat selama penyusunan proposal.

6. Ibu Cynthia Hardivianty, S.Kep., Ns., MMR dan Bapak Bambang

Eryanto, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wali Kelas Program Studi Sarjana

Keperawatan angkatan 2019 yang selalu senantiasa sabar memberikan bimbingan,

saran, serta, dan motivasi kepada mahasiswa-mahasiswi.

7. Seluruh dosen beserta staf karyawan Program Studi Sarjana

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu.

8. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan memberikan semangat

baik moril maupun materil, serta senantiasa mendoakan peneliti untuk sukses.

9. Teman – teman seperjuangan di Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Indramayu angkatan 2019, yang senantiasa memberikan dukungan dan

motivasi kepada peneliti.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyusunan proposal ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan segala rahmat dan karunia-

Nya. Atas segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada peneliti.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada

umumnya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan

dalam proposal peneliti.

Indramayu, Maret 2023

Peneliti

6
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................... i


DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 8


A. Konsep Pola Makan......................................................................... 8
B. Konsep Kekurangan Energi Kronik (KEK)..................................... 16
C. Konsep Kehamilan........................................................................... 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 26


A. Kerangka Konsep............................................................................. 26
B. Definisi Operasional........................................................................ 27
C. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 28

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................ 29


A. Rancangan Penelitian....................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel........................................................................ 30
C. Tempat Penelitian............................................................................ 32
D. Waktu Penelitian.............................................................................. 32
E. Etika Penelitian................................................................................ 32
F. Alat Pengumpulan Data Penelitian.................................................. 34

7
G. Uji Validitas dan Reabilitas............................................................. 36
H. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 38
I. Rencana Analisa Data...................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

8
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konversi Jumlah Porsi Gram Pangan dan Pengganti menurut

Kelompok Pangan............................................................................... 12

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel...................................................... 27

Tabel 4.1 Populasi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang....... 30

Tabel 4.2 Jumlah Sampel Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang.......... 32

Tabel 4.3 Analisa Bivariate Variabel Penelitian Hubungan Pola Makan

Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu

Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang................................. 43

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.................................................... 26

10
DAFTAR SINGKATAN

BMI : Body Mass Index

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

Bumil : Ibu Hamil

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Catin : Calon Pengantin

Dinkes : Dinas Kesehatan

GGL : Gula, Garam, dan Lemak

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IUGR : Intra Uterine Growth Restriction

KEK : Kekurangan Energi Kronik

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

LILA : Lingkar Lengan Atas

PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

TBC : Tuberkulosis

WHO : World Health Organization

WUS : Wanita Usia Subur

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

Lampiran 2. Format Persetujuan / Inform Consent

Lampiran 3. Lembar Observasi Karakteristik Responden

Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 6. Buku Bimbingan Skripsi

Lampiran 7. Dokumentasi

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu daur kehidupan yang umum dialami oleh kaum wanita adalah

kehamilan. Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal. Perubahan

yang terjadi pada wanita hamil bersifat fisiologis, bukan patologis. Walau tidak

dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin dapat terjadi komplikasi sejak awal

karena kondisi tertentu atau komplikasi tersebut terjadi kemudian (Iit, K., &

Limoy, M., 2020). Menurut World Health Organization (WHO) 2019, sekitar 830

wanita hamil meninggal setiap hari karena komplikasi selama hamil atau

persalinan. WHO memiliki target untuk mengurangi resiko kematian global pada

tahun 2015 menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Rostania,

Yusuf, K., & Rate, S., 2022).

Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan karena

perdarahan dengan 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan dengan 1.110 kasus,

dan gangguan sistem peredaran darah dengan 230 kasus (Kemenkes RI, 2021).

Berdasarkan data tersebut perdarahan merupakan penyebab paling banyak yang

menyebabkan kematian ibu. Perdarahan itu sendiri dapat terjadi karena berbagai

kondisi seperti anemia ataupun kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil

(Aprianti, E., 2017). Kekurangan energi kronik (KEK) adalah kondisi ketika

status gizi seseorang dikatakan tidak baik yang diakibatkan karena kurangnya

13
konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh

tubuh dalam jumlah yang banyak dan kurangnya konsumsi pangan sumber energi

yang mengandung zat gizi mikronutrien, yaitu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

dalam jumlah sedikit (Aminin., Wulandari., & Lestari., 2014).

Di negara-negara berkembang seperti Bangladesh, India, Indonesia,

Myanmar, Nepal, Srilangka, dan Thailand prevalensi wanita hamil yang

mengalami KEK adalah 15-47% yaitu dengan BMI<18,5. Indonesia menjadi

urutan ke empat terbesar dengan prevalensi 35,5% (Wisdayanti., Nurhapsa., &

Umar., 2022). Berdasarkan sumber data laporan rutin 2020 diketahui dari

sejumlah 4.656.282 ibu hamil di Indonesia, sebanyak 451.350 mengalami resiko

KEK pada saat kehamilan, berdasarkan hasil ukur lingkar lengan atas dengan

LiLA <23,5 cm. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

menunjukkan bahwa pravelensi resiko KEK pada ibu hamil masih terbilang cukup

tinggi sebesar 17,3% (Kemenkes RI, 2021). Tingginya prevalensi tersebut

membuat ditetapkannya penurunan persentase ibu hamil KEK menjadi salah satu

dari beberapa Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 dalam

Renstra Kemenkes tahun 2020. Dalam kurun waktu lima tahun tersebut

diharapkan persentase KEK pada ibu hamil di Indonesia dapat mengalami

penurunan yaitu menjadi 16% (Heryunanto, dkk., 2022).

Kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada umumnya disebabkan

oleh beberapa hal yang berkaitan dengan ketersediaan bahan pangan dan

rentannya konsumsi makanan (pola makan tidak tepat) (Wulansari, A. H., 2019).

Pola konsumsi makan ibu hamil dipengaruhi oleh pola konsumsi keluarga dan

distribusi makanan yang terdiri dari jumlah, jenis, frekuensi, serta pantangan

14
makanan. Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan yang terdapat dalam

masyarakat. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya memenuhi

kebutuhan gizi, terutama ibu hamil yang mengalami KEK (Hikmah., Yuni., &

Istioningsih, 2020).

Hasil penelitian Deuis dkk 2013, menyatakan bahwa semua aspek

perilaku kebiasaan makan bersama keluarga, pola makan yang kurang beragam

dan bersumber energi, frekuensi dan porsi makanan yang kurang, pantangan

terhadap makanan yang memang baik untuk dikonsumsi, cara mendistribusikan

makanan keluarga yang kurang baik, dan cara memilih bahan makanan yang

kurang baik merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu pada

tahun 2022, didapatkan pravalensi jumlah ibu hamil yang mengalami kejadian

kekurangan energi kronik (KEK) tertinggi berada di Puskesmas Losarang

kabupaten Indramayu dengan jumlah keseluruhan ibu hamil sejumlah 202, dan

yang mengalami KEK sejumlah 50 dengan persentase 24,75 %. Peneliti telah

melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Losarang pada tanggal 4-6 Februari

2023 dengan melakukan wawancara kepada 12 orang ibu hamil yang berasal dari

6 desa yaitu Desa Krimun, Desa Losarang, Desa Muntur, Desa Santing, Desa

Ranjeng, dan Desa Puntang. Dari masing-masing desa tersebut diambil masing-

masing 2 orang ibu hamil.

Peneliti telah melakukan wawancara terhadap 6 orang ibu hamil memiliki

LILA kurang dari 23,5 cm dengan pola makan tidak baik dan 6 orang ibu hamil

memiliki LILA lebih dari 23,5 cm dengan pola makan baik. 4 orang ibu hamil

15
yang pola makannya tidak baik mengatakan mengeluh bahwa pada saat hamil

telah terjadi penurunan nafsu makan dari biasanya, hanya pagi dan malam saja,

terkadang 1 piring nasi tidak dihabiskan dan hanya menghabiskan ½ porsi piring

nasi dengan lauk-pauk, seperti tempe, tahu, dengan sayur asem dan juga jarang

sekali makan daging, sehari biasanya makan 3 kali sehari sekarang menjadi 1-2

kali sehari, sementara 2 orang lainnya mengatakan jarang mengkonsumsi buah

dan sayur dengan alasan tidak terlalu suka konsumsi buah dan sayur, sedangkan 3

orang ibu hamil yang pola makannya baik mengatakan makan 3 kali sehari

waktunya pagi, siang, dan malam dengan diselingi makanan pendamping seperti

kripik, biskuit, wafer, dan makanan pendamping lainnya serta rajin konsumsi

vitamin/suplemen makanan untuk meningkatkan nafsu makan, dan 3 orang

lainnya mengatakan bahwa jarang mengkonsumsi makanan junk food atau

makanan cepat saji dengan konsumsi mie instan hanya 1 bulan sekali.

Fenomena diatas menunjukkan bahwa pola makan yang dikonsumsi,

seperti pola makan yang kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi serta

porsi makan yang kurang, dan pemilihan bahan makanan yang kurang baik,

dimana semua aspek itu dapat menyebabkan resiko terjadinya KEK pada ibu

hamil. Sehingga diperlukan adanya perhatian dan kesadaran dari ibu hamil terkait

permasalahan KEK pada ibu hamil, dengan memperhatikan pola konsumsi

makanan bergizi, baik dari jenis makanan, frekuensi makanan, serta jumlah

makanan yang dikonsumsinya.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Makan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

Losarang”.

16
B. Rumusan Masalah

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu penyebab dari

kejadian perdarahan yang memberikan sumbangan kematian tinggi pada ibu

hamil. Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Indonesia mencapai 451.350 yang

mengalami resiko KEK. Indonesia menempati urutan ke empat di dunia untuk

pravalensi wanita hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Beberapa faktor dapat menyebabkan Kekurangan Energi Kronik (KEK). Salah

satu penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa konsumsi makanan (pola makan)

menjadi faktor yang dapat mempengaruhi KEK.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui “Bagaimanakah Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

Losarang?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengidentifikasi Pola Makan Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Losarang.

b. Untuk Mengidentifikasi Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang.

17
c. Untuk Mengidentifikasi Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

Losarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yaitu menjelaskan tentang kegunaan hasil penelitian

bagi beberapa pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Sebab penelitian

berperan penting untuk memberikan fondasi atas tindak dan juga keputusan dalam

semua aspek.

Ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, menambah

wawasan keilmuan dan menambah pengalaman dalam memberikan informasi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan agar dijadikan bahan

masukan penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Losarang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai

acuan untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam rangka pelayanan pasien

terutama masalah ibu hamil agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap

kesehatan ibu hamil dan dapat memberikan informasi kepada ibu hamil untuk

meningkatkan asupan makanannya agar tidak mengalami kekurangan gizi pada

saat kehamilan, sehingga tidak akan membahayakan dirinya dan kandungannya.

18
b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan pemikiran

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan, disamping itu hasil

penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan

rekomendasi oleh peneliti lain untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya

khususnya terkait masalah ibu hamil kurang energi kronik (KEK).

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam Penelitian ini adalah Hubungan Pola Makan

dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik

crossectional dengan variabel independent pola makan dan variabel independent

kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Populasi pada penelitian ini

adalah Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2023.

Metode sampling pada penelitian ini menggunakan non probability

sampling jenis accidental sampling yaitu peneliti mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat dengan konteks

penelitian (Notoatmodjo, S., 2018). Metode analisis data terdiri dari analisis

univariat dan bivariat menggunakan uji Pearson Chi Square.

19
20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pola Makan

1. Definisi Pola Makan

Pola makan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia

dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan

pilihan makanan, yang terbentuk sebagai hasil dari pengaruh fisiologis,

psikologis, budaya dan sosial. Secara umum faktor yang mempengaruhi

terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama,

pendidikan, dan lingkungan (Sulistyoningsih., 2012).

Pola makan adalah perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi

keadaan gizi. Pola makan dari zat gizi memiliki hubungan dengan komposisi

tubuh manusia. Pola makan sehat terdiri dari pengaturan jumlah dan jenis

makanan (Hartini., 2020).

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan

jenis makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Muharam., Imas., &

Yati., 2019).

2. Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Pola Makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan

makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola

makan adalah :

STIKes Indramayu
21

a. Faktor ekonomi

Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi

pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya peluang untuk

membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya

penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara kualitas

maupun kuantitas.

b. Faktor sosio budaya

Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya/kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh

kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap

baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat.

Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk

mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan

dikonsumsi.

c. Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya islam disebut haram dan

individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya pantangan terhadap

makanan/minuman tertentu membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

mengkonsumsinya

d. Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan

berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan gizi. Salah satu

contoh, prinsip yang dimiliki sesorang dengan pendidikan rendah biasanya adalah

STIKes Indramayu
22

yang penting mengenyangkan, sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat

lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya

kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih

bahan makanan sumber protein dan akan berusaha menyeimbangkan dengan

kebutuhan gizi lain.

e. Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pemebentukan

perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga,

sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. kebiasaan

makan dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang

kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang

terdapat dalam keluarga (Sulistyoningsih., 2012).

3. Komponen Pola Makan

a. Jenis Makan

Pola konsumsi makanan dapat mempengaruhi gizi ibu. Jenis makanan

adalah variasi bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan

tubuh, selain itu juga untuk mengatasi rasa bosan dan meningkatkan nafsu makan,

yang terdiri dari makan utama yaitu makan pokok (beras, umbi, sagu, dll), lauk-

pauk (tahu, tempe, ikan, telur, daging, dll), sayur dan buah, minuman dan makan

selingan yang terdiri dari keripik, kue, kacang, dll (Ikhtirami., Rahma., &

Thihardimanto., 2021).

Jenis makanan merupakan bahan makanan yang bervariasi yang jika

dimakan, dicerna, dan diserap menghasilkan susunan menu yang sehat dan

STIKes Indramayu
23

seimbang. Jenis makanan yang dikonsumsi harus variatif dan kaya nutrisi.

Diantaranya mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh yaitu karbohidrat,

protein, vitamin, lemak dan mineral. Jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan

gizi seimbang tidak bisa didapatkan hanya dari satu jenis makanan saja,

melainkan harus dipenuhi dari bermacam-macam jenis bahan makanan. Diantara

jenis makanan tersebut terdapat bahan makanan yang kaya akan zat gizi dan ada

juga yang kurang akan zat gizi. Jenis makanan adalah sejenis makanan pokok

yang dimakan setiap hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,

sayuran, dan buah yang dikonsumsi setiap orang atau sekelompok masyarakat

yang terdiri dari beras, jagung, sagu, umbi-umbian, dan tepung (Nur & Evawany.,

2022).

b. Frekuensi Makan

Frekuensi makan yaitu seberapa sering orang makan setiap harinya. Pada

ibu hamil diperlukan penambahan sejumlah zat gizi untuk memenuhi kebutuhan

gizi ibu hamil dan janinnya sehingga frekuensi makan ibu hamil sebaiknya

ditambah (Ikhtirami., Rahma., & Thihardimanto., 2021).

Frekuensi makan adalah jumlah makan sehari-hari atau beberapa kali

makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan malam, dan makan

selingan. Sedangkan makanan selingan adalah makanan yang dikonsumsi pada

waktu diantara makan pagi dan makan siang serta makan malam (Nur &

Evawany., 2022).

c. Jumlah Makan

Porsi atau jumlah zat makanan merupakan ukuran makanan yang

dikonsumsi setiap kali makan. Jumlah makan yang dianjurkan 3-4 porsi makanan

STIKes Indramayu
24

pokok, 3-4 porsi sayuran, 2-3 porsi buah, 2-4 porsi lauk hewani dan nabati, 5

sendok makan minyak, 1 sendok teh garam, 4 sendok makan gula dan

mengkonsumsi 8 gelas air putih. Perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci

tangan, olahraga, serta rajin memeriksakan kondisi kesehatan (Ikhtirami., Rahma.,

& Thihardimanto., 2021).

Menurut BKKBN (2021) berikut ini adalah menu harian untuk ibu

hamil :

Tabel 2.1
Konversi Jumlah Porsi Gram Pangan dan Pengganti
menurut Kelompok pangan

Kelompok Pangan Pangan Acuan Alternatif pangan pengganti


Makanan pokok 1 porsi nasi = 100 g (1 Dapat diganti dengan 1 buah ubi jalar
piring sedang) kuning atau talas atau satu tongkol
jagung kuning sedang = 135 g
Lauk hewani 1 porsi ikan = 45 g (1 Dapat diganti dengan daging ayam 1
potong sedang) potong sedang = 40 g atau satu butir
telur = 55 g atau 1 gelas susu =250 mL
Lauk nabati 1 porsi tempe = 50 g (1 Dapat diganti dengan tahu 2 potong
potong sedang) segar= 100 g
Buah 1 porsi pisang ambon = 50 g Dapat diganti dengan jeruk manis 2
(1 buah sedang) buah sedang = 100 g
Sayuran 1 porsi sayur bayam = 100 Dapat diganti dengan kacang panjang 1
gram (1 mangkok kecil) gelas sayuran = 100 g
Minuman 1 porsi air minum = 250 mL Dapat diganti air susu cair, air dari
(1 gelas) sup/sayur =250 g

4. Makanan Untuk Ibu Hamil

a. Makanan yang dianjukan untuk ibu hamil

Mempertimbangkan bahwa ibu hamil perlu mengkonsumsi jumlah

makanan lebih banyak dibanding ketika sebelum hamil, dan ibu hamil trimester 2

dan 3 perlu mengkonsumsi jumlah makanan lebih banyak dibanding ketika hamil

STIKes Indramayu
25

trimester pertama, maka ibu hamil perlu memperhatikan anjuran berikut :

1) Memilih makanan padat gizi dan jenis makanan yang mengandung

beragam zat gizi. Misalnya telur dan ikan termasuk pangan yang padat gizi,

karena mengandung hampir semua zat gizi seperti energi, protein, lemak, vitamin

dan mineral.

2) Pilihlah makanan segar dan aman atau yang diolah dengan cara yang

benar. Perlu waspada mengkonsumsi sayur mentah (salad) karena bila bukan

sayur organik, berpotensi mengandung residu pestisida.

3) Konsumsilah beragam makanan pokok, seperti nasi, kentang, ubi

jalar, singkong, sagu, roti, mie, talas pada waktu makan atau hari berbeda.

4) Konsumsilah makanan dengan protein tinggi untuk pertumbuhan

normal janin yang dikandung dan mencegah bayi lahir stunting. Jenis makanan

seperti ikan, ayam, daging, telur, susu, tempe dan tahu termasuk makanan

berpotensi tinggi.

5) Pilihlah pangan sumber lemak yang baik, seperti kacang-kacangan

(kacang tanah/selai kacang), ikan berlemak dan minyak nabati (minyak sawit,

minyak kelapa).

6) Konsumsilah makanan sumber zat besi seperti ikan, daging, hati,

tempe, dan makanan yang diperkaya zat besi.

7) Konsumsilah makanan sumber asam folat, seperti sayuran hijau,

kacang-kacangan, jeruk, pepaya dan terong belanda.

8) Konsumsilah makanan sumber serat, seperti jagung rebus, kacang-

kacangan, sayuran, jeruk dengan bulirnya, serta kelapa parut.

STIKes Indramayu
26

9) Bila mual dan muntah berlebihan, atasi dengan makan dalam porsi

kecil tapi sering, minum teh hangat, wedang jahe atau makanan yang dapat

mencegah mual muntah.

10) Konsumsilah buah-buahan segar berwarna sebagai sumber vitamin

dan serat seperti pepaya, semangka, pisang, buah naga, jeruk, jambu, tomat dan

lain sebagainya.

11) Konsumsilah makanan sumber kalsium dan zink untuk mencegah

stunting, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, kerang-kerangan, siput, ikan teri

segar dan susu.

12) Konsumsilah pangan sumber iodium, seperti ikan laut, udang, kerang

dan rumput laut, serta gunakan garam beriodium. (Hardiansyah, dkk., 2021).

b. Makanan yang perlu dihindari dan dibatasi ibu hamil

Ibu hamil perlu menghindari dan membatasi beberapa jenis pangan

berikut ini :

1) Hindari makan terlalu kenyang sehingga sulit bergerak

2) Hindari makanan yang menyebabkan alergi dari pengalaman pribadi.

3) Hindari makanan sangat pedas dan berbumbu tajam atau

merangsang.

4) Hindari konsumsi makanan tinggi natrium : makanan yang

diawetkan dengan garam seperti ikan asin dan minuman berkarbonasi/bersoda.

5) Hindari konsumsi pangan yang terlalu manis, mengandung gula yang

banyak, terlalu banyak minyak gorengan dan lemak padat dari ternak.

STIKes Indramayu
27

6) Hindari konsumsi kopi kental karena tinggi kafein. Bila sudah biasa

minum kopi maka encerkan minuman kopi saat hamil dan batasi maksimal satu

gelas sehari. Kafein juga banyak terkandung dalam coklat, teh kental, dan

minuman bersoda.

7) Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak : waspada agar konsumsi

gula, garam, dan lemak (GGL) dalam pengolahan makanan sehari tidak

berlebihan. Konsumsi gula maksimum 4 sendok makan (50 gram/hari), konsumsi

garam maksimum 1 sendok teh (2000 gram natrium/hari), dan konsumsi lemak

maksimum 5 sendok makan (70 gram/hari).

8) batasi makan nanas. Makan nanas yang banyak dapat mengganggu

pencernaan, memicu nyeri ulu hati dan refluks asam lambung (Hardiansyah, dkk.,

2021).

5. Penatalaksanaan Pemberian Makanan Pada Ibu Hamil

a. Trimester pertama (usia kehamilan 1-3 bulan)

Pada masa ini pertumbuhan janin masih lambat, kebutuhan zat gizi masih

relatif kecil, dalam masa ini biasanya ibu mengalami mual, muntah dan tidak

nafsu makan. Sebaiknya ibu diberi makan sedikit tapi sering, berikan makanan

ringan semisal cracers. Berikan teh hangat pada saat bangun tidur untuk

mengurangi rasa pusing pada pagi hari, jika diperlukan ibu dapat diberikan

suplemen tambahan berupa vitamin dan mineral, sebaiknya dikonsultasikan

terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

STIKes Indramayu
28

b. Trimester kedua (4-6 bulan)

Janin mulai tumbuh dengan pesat, tubuh ibu juga mengalami perubahan

yang pesat, payudara bertambah besar untuk persiapan laktasi, diperlukan zat-zat

gizi dalam jumlah yang besar.

c. Trimester ketiga (7-9 bulan)

Pada masa ini dibutuhkan mineral dan vitamin untuk mendukung

pertumbuhan janin dan perkembangan otak janin. Pada masa ini ibu tetap

mengkonsumsi makanan dengan zat gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat,

vitamin, lemak, dan mineral (Sartika., 2013).

B. Konsep Kekurangan Energi Kronik (KEK)

1. Definisi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana menderita

keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun

(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada wanita usia

subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). KEK merupakan gambaran status gizi

ibu di masa yang lalu, kekurangan zat gizi pada masa kecil akan menyebabkan

bentuk tubuh yang kurus dan pendek (stunting).

Untuk menentukan apakah wanita usia subur (WUS) 15-45 tahun

mengalami KEK diukur dengan pita LiLA. WUS yang beresiko KEK jika hasil

pengukuran LiLA kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau dibagian merah pita

LiLA, apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak akan beresiko KEK

(Simbolon., Jumiyati., & Rahmadi., 2018).

STIKes Indramayu
29

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan keadaan saat ibu mengalami

kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronis) sehingga menimbulkan

gangguan kesehatan bagi ibu yang ditandai dengan badan lemah, wajah menjadi

pucat, dan lingkar lengan atas (LILA) ≤ 23 cm (Ikhtirami., Rahma., &

Thihardimanto., 2021).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana status gizi

seseorang buruk disebabkan karena kekurangan asupan pangan sumber energi

yang mengandung zat gizi makro yang berkangsung lama atau menahun

(Hikmah., Yuni., & Istioningsih, 2020).

2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kekurangan Energi Kronik

(KEK)

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi gizi ibu

hamil:

a. Usia Ibu hamil

Ibu hamil yang berusia lebih muda akan membutuhkan lebih banyak

energi dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

b. Berat badan ibu hamil

Berat badan lebih ataupun kurang dari rata-rata untuk usia tertentu

merupakan fokus penentu jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.

c. Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 35,5-37 derajat celcius yang digunakan

untuk metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan

berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

STIKes Indramayu
30

d. Pengetahuan Ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi

Perencanaan dan penyusunan makanan ibu atau wanita dewasa

mempunyai perananan penting. Faktor yang memengaruhi perencanaan dan

penyusunan makanan yang sehat dan seimbang antara lain sebagai berikut :

1) Kemampuan keluarga dalam membeli makanan

2) Pengetahuan tentang zat gizi yang akan memacu ibu untuk

mengkonsumsi gizi seimbang dengan demikian, tubuh ibu akan menjadi lebih

efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.

e. Kebiasaan dan pandangan ibu terhadap makanan

Biasanya ibu lebih memperhatikan kebutuhan makananan untuk keluarga

dibandingkan untuk dirinya sendiri, Ibu hamil sebaiknya memeriksakan

kehamilannya, minimal empat kali selama kehamilannya untuk mengetahui

kondisi ibu dan janin berhubungan dengan gizi ibu hamil.

f. Aktivitas

Makin banyak aktifitas yang dilakukan, maka makin banyak pula energi

yang dibutuhkan oleh tubuh yang didapat dari gizi ibu hamil tersebut.

g. Status kesehatan

Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus

diperhatikan melalui konsumsi gizi ibu hamil yang seimbang.

h. Status ekonomi

Status ekonomi sangat memengaruhi pemilihan makanan. Makin tinggi

tingkat perekonomian ibu hamil, maka makin besar kemungkinan ibu hamil untuk

mendapatkan asupan gizi yang seimbang untuk kehamilannya (Bakri, S. H.,,

2021).

STIKes Indramayu
31

3. Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Bagi Ibu

Ibu hamil beresiko dan komplikasi seperti Anemia, perdarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi bahkan

meningkatkan kematian ibu.

b. Bagi Janin

Gangguan pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum,

lahir dengan berat badan rendah (BBLR)

c. Bagi Anak

Akibat KEK mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu pertumbuhan

fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular

di usia dewasa.

d. Proses persalinan

Kondisi KEK beresiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses

persalinan sulit dan lama, persalinan prematur/sebelum waktunya. perdarahan post

partum, serta persalinan dengan tindakan operasai Caesar cenderung meningkat

(Simbolon., Jumiyati., & Rahmadi., 2018).

4. Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Upaya untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK dengan beberapa cara :

a. Mengkonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah

makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai

kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu

STIKes Indramayu
32

tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A,

vitamin D, Iodium.

b. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti

kecacingan, malaria, HIV, TBC.

c. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan

selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun,

menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan buah

dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok didalam

rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif dan menimbang

balita setiap bulan merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka

mencegah terjadinya KEK pada wanita usia subur (WUS), Calon pengantin

(Catin) dan ibu hamil.

d. Segera mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada WUS, Calon

pengantin dan ibu hamil KEK.

e. Mendapatkan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) terpadu (10 T)

di pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan

antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah :

1) Penimbangan berat badan

2) Pengukuran tinggi badan

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

4) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

5) Penyuluhan dan konseling gizi (Simbolon., Jumiyati., & Rahmadi.,

2018).

STIKes Indramayu
33

5. Cara Mengatasi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Penyediaan Makanan

b. Konseling/Edukasi

c. Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga

lontas sektor terkait (Simbolon., Jumiyati., & Rahmadi., 2018)

C. Konsep Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan proses perkembangan janin di dalam kandungan

yang dimulai dari bertemunya sel telur dan sel sperma sampai janin matang/siap

dilahirkan (Fitriah, dkk., 2018).

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting.Pada masa ini harus

mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu

sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kesehatan ibu selama kehamilan ibu perlu memperhatikan makanan

sehari-hari agar terpenuhi zat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan (Banudi,

LA., 2013).

Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40 minggu)

dihitung dari hari pertama haid terakhir).

Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :

a. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan pertama

b. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan

STIKes Indramayu
34

c. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Simbolon.,

Jumiyati., & Rahmadi., 2018).

2. Kebutuhan Zat Gizi Pada Kehamilan

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama. Energi dari karbohidrat

berubah menjadi gula dan akan diserap oleh tubuh kita (Muliarini, P., 2018).

Sumber Karbohidrat adalah padi-padian atau seralia yang merupakan sumber

utama didunia seperti biji-bijian dari family graminae yang tergolong kedalam

makanan pokok, contoh padi (Oriza sativa), Jagung (zea mays), Gandum (triticum

sp),barley (Horgeum vulgare), dan oat (Avena sativa), umbi-umbian, kacang-

kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-

daunan (Sartika., 2013).

b. Lemak

Lemak adalah sumber vitamin A, D, E serta asam lemak. Zat ini

merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi

(Muliarini, P., 2018). Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh untuk

memproduksi prostaglandin, yaitu hormone yang berperan dalam mengatur

tekanan darah, sistem saraf, denyut jantung, konstraksi pembuluh darah, dan

pembekuan darah. Untuk transportasi vitamin larut lemak, seperti vitamin A,D,E

dan K, dalam tubuh juga diperlukan lemak. Lemak juga berperan memelihara

kulit, rambut, melindungi organ penting, seperti ginjal, liver, dan organ

reproduksi, serta menjaga badan agar tetap hangat (Sartika., 2013).

STIKes Indramayu
35

c. Protein

Protein berasal dari sumber makanan, yaitu binatang dan tumbuhan.

sumber Protein hewani terdapat pada semua jenis ikan dan daging. Sedangkan

sumber protein nabati/ tumbuhan berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian,

selai kacang tanah, pengganti daging seperti tahu dan jamur, polong-polongan

seperti kacang tolo, kacang polong, buncis, kacang merah, kacang hitam dan

semua jenis kacang. Ibu hamil sangat memerlukan protein untuk kehamilan yang

optimal. Protein dapat ditemukan pada tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu dan

telur (Muliarini, P., 2018).

d. Vitamin dan Mineral

Ketika hamil, asupan vitamin dan mineral menjadi sangat penting

mengingat keduanya diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi yang

normal dan kesehatan kebugaran diri sendiri (Muliarini, P., 2018).

1) Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin saat

kehamilan. Vitamin A juga berperan dalam diferensial sel, perkembangan

pengelihatan, fungsi imunitas dan perkembangan paru-paru. Makanan sumber

vitamin A dapat diperoleh melalui susu, sayuran berdaun hijau, buah-buahan

berwarna orange dan kuning. Apabila konsumsi vitamin A mengalami kekurangan

maka dapat berhubungan dengan kejadian IUGR (Intra Uterine Growth

Restriction) dan peingkatan mortalitas ibu dan bayi.

STIKes Indramayu
36

2) Thitamin, Robiflavin, Asam Folat

Thitamin atau Vitamin B1 dan Riboflavin atau vitamin B2 berfungsi

dalam metabolism energi. Ibu hamil sangat direkomendasikan untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung riboflavin yang terdapat pada susu

dan produk susu, cereal dan produk cereal, daging dan produk daging, dan

sayuran hijau.

Konsumsi suplementasi asam folat sebelum kehamilan juga

direkomendasikan untuk mencegah anemia megabloblastic. Makanan sumber

asam folat dapat diperoleh melalui konsumsi bahan makanan seperti sayuran

hijau, hati, sereal produk, kacang-kacangan dan jeruk.

3) Vitamin C memiliki fungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi

non heme. Karena itu direkomendasikan untuk ibu hamil mengkonsumsi makanan

atau minuman yang mengandung vitamin C diimbangi dengan konsumsi makanan

sumber zat besi untuk membantu penyerapannya. Sumber vitamin C berada pada

buah-buahan seperti jeruk, pepaya, stoberi dan lain sebagainya.

4) Vitamin D

Vitamin D berfungsi untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang.

Vitamin D juga berfungsi untuk membantu penyerapan dan penggunaan kalsium.

Kebutuhan vitamin D pada masa kehamilan tidak mengalami peningkatan.

Konsumsi vitamin D sebesar 600 IU sehari mampu mencukupi kebutuhan vitamin

D pada masa kehamilan. Beberapa sumber bahan makanan yang mengandung

vitamin D antara lain telur, ikan, minyak ikan, susu yang difortifikasi vitamin D

dan juga pajanan sinar matahari. Kekurangan vitamin D pada masa kehamilan

STIKes Indramayu
37

dapat menurunkan masa tulang pada anak dan juga mampu meningkatkan resiko

osteoporosis pada masa yang akan datang. Kekurangan vitamin D juga dapat

menyebabkan penyakit riket dan resiko patah tulang.

5) Kalsium berperan dalam beberapa proses dalam tubuh seperti

pembekuan darah, proteolysis intraseluler, sintesis nitrit oksida dan regulasi

uterine.

6) Pada masa kehamilan, metabolism kalsium mengalami perubahan.

Penyerapan kalsium menjadi meningkat sedangkan eksresi kalsium pada urin

menurun. Peningkatan kebutuhan kalsium juga terjadi dengan pengeluaran

kalsium pada tulang. Peningkatan pengeluaran kalsium pada tulang mampu

tergantikan kembali setelah masa kehamilan apabila ibu mengkonsumsi kalsium

dan vitamin D dalam jumlah yang cukup. Konsumsi kalsium, bayam, brokoli, sari

kedelai, kacang-kacangan.

7) Zat Besi

Zat besi merupakan kelompok trace mineral yang berfungsi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin memiliki peran dalam cofactor enzom yang

terlibat proses reaksi oksidasi dan reduksi, yang terjadi pada tingkat sel selama

proses metabolism. Zat besi juga merupakan komponen penting dari hemoglobin

yang membawa oksigen pada sel darah merah keseluruh tubuh (Paramita, F.,

2019).

STIKes Indramayu
38

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2018) menjelaskan bahwa kerangka konsep

penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel

yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, S., 2018).

Variabel penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, variabel bebas yaitu

Pola Makan dan variabel terikat yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Adapun kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Pola Makan Pada Kekurangan Energi


Kronik (KEK) Pada
Ibu Hamil
Ibu Hamil

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

STIKes Indramayu
39

B. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti. Definisi operasional juga

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur

(Notoatmodjo, S., 2018).

Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi
Alat Ukur Cara Ukur Kriteria Ukur Skala
Penelitian Operasional
Variabel Pola yang Kuesioner Melihat hasil 1. Dikatakan Ordinal
Independent digunakan jawaban pola makan
( Pola Makan) responden untuk responden baik jika nilai
memilih makanan dalam ≥
yang ingin kuesioner mean/median
dikonsumsi pada 2. Dikatakan
saat hamil seperti pola makan
pada jenis tidak baik
makanan, jika nilai <
frekuensi makan mean/median
dan jumlah
makan.
Variabel Keadaan Pita LiLA Melihat hasil 1. Dikatakan Ordinal
Dependen kekurangan pengukuran tidak KEK
(Kekurangan makanan yang LILA dengan jika
Energi Kronik berlangsung menggunakan pengukuran
(KEK) Pada kronik (lama) alat ukur Pita LILA (≥23,5
Ibu hamil) yang dapat dinilai LILA cm)
melalui Lingkar 2. Dikatakan
Lengan Atas KEK jika
(LILA) dengan pengukuran
menggunakan alat LILA (<23,5
ukur berupa pita cm)
LILA.

STIKes Indramayu
40

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel yang terdiri

dari variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk menentukan

kearah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus

dibuktikan (Notoatmodjo, S., 2018).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ho : Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian

kekurangan energi kronik (kek) pada ibu hamil.

STIKes Indramayu
41

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian.

Rancangan penelitian digunakan oleh peneliti sebagai petunjuk dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam., 2020).

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif

analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik

(KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang Kecamatan

Indramayu Kabupaten Indramayu tahun 2023 dengan rancangan penelitian cross

sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), (Nursalam.,

2020).

Dalam penelitia ini memiliki dua variabel yaitu :

1. Variabel Independent

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Siyoto., & Ali., 2015).

Variabel independent pada penelitian ini adalah pola makan.

STIKes Indramayu
42

2. Variabel Dependent

Variabel terikat atau dependent atau disebut variabel output, kriteria,

konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Siyoto., & Ali., 2015). Variabel dependent pada penelitian

ini adalah kejadian kekurangan energi kronik (kek) pada ibu hamil.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan

kita lakukan (Sabri., & Hastono., 2022). Populasi pada penelitian ini adalah ibu

hamil yang ada di Puskesmas Losarang berjumlah 202 orang.

Tabel 4.1
Populasi Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang

Ibu Hamil
Ibu Hamil
No Desa dengan Jumlah
Tidak KEK
Kejadian KEK
1 Krimun 23 9 32
2 Losarang 20 7 27
3 Muntur 29 8 37
4 Santing 34 15 49
5 Ranjeng 18 1 19
6 Puntang 27 11 38
Total 151 51 202
Sumber : UPTD Puskesmas Losarang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya kita

ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi

(Sabri., & Hastono., 2022). Penentuan jumlah sampel ini menggunakan non

STIKes Indramayu
43

probability sampling dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu

peneliti mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di

suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, S., 2018). Adapun

rumus yang dipakai untuk pengambilan sampel yaitu rumus Slovin sebagai

berikut :

N
n=
1+ N ( d ) ²

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi

d : tingkat signifikansi atau kepercayaan yang dipilih 10% (0,1)

N
n=
1+ N ( d ) ²

202
n=
1+202 ( 0 , 1 ) ²

202
n=
1+202(0 , 01)

202
n=
1+2 , 02

202
n=
3 , 02

n=66 , 88

(Dibulatkan jadi)

n=67

STIKes Indramayu
44

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam

penelitian ini dibulatkan sebanyak 67 responden. Adapun jumlah besarnya sampel

pada setiap desa dengan menggunakan teknik proporsional adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Jumlah Sampel Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang

No Desa Perhitungan
1 Krimun 32
x 67=10 , 61=11
202
2 Losarang 27
x 67=8 , 95=9
202
3 Muntur 37
x 67=12 , 27=12
202
4 Santing 49
x 67=16 , 25=16
202
5 Ranjeng 19
x 67=6 , 30=6
202
6 Puntang 38
x 67=12 , 60=13
202
Total 67

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Losarang Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan

dari pembimbing skripsi, ketua program studi sarjana keperawatan STIKes

Indramayu, dan Kepala Puskesmas Losarang.

STIKes Indramayu
45

E. Etika Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, peneliti melakukan permohonan ijin

kepada Kepala Puskesmas Losarang yang menjadi tempat penelitian untuk

mendapatkan persetujuan. Kemudian kuesioner dikirimkan ke subjek yang diteliti

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Respect for human dignity (Menghormati harkat dan martabat

manusia)/Infrom concent (Formulir persetujuan)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut.

Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi).

Sebelumnya peneliti menjelaskan topik, tujuan dan resiko kemudian memberikan

kesempatan pada calon responden untuk menentukan pilihannya apakah bersedia

apakah tidak dan didalamnya tidak ada paksaan (Notoatmodjo, S., 2018).

2. Respect for privacy and confidentiality (Menghormati privasi dan

kerahasiaan subjek penelitian

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak

memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti

tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identtitas

subjek. Peneliti seyogianya cukup menggunakan coding sebagai pengganti

identittas responden (Notoatmodjo, S., 2018).

STIKes Indramayu
46

3. Respect for justice an inclusiveness (Keadilan dan inklusivitas/

keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu , lingkungan peneliti perlu dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender,

agama, etnis, dan sebagainya (Notoatmodjo, S., 2018).

4. Balancing harms and benefits (Memperhitungkan manfaat dan

kerugian yang ditimbulkan)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khusunya. Peneliti

hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek

(Notoatmodjo, S., 2018)

F. Alat Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek

penelitian dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

penelitian (Nursalam., 2020). Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah lembar karakteristik, kuesioner dan lembar observasi yang terdiri dari

beberapa bagian :

1. Bagian A

STIKes Indramayu
47

Berisi tentang karakteristik responden seperti, nama responden, umur,

jenis pekerjaan, pendidikan, dan usia kehamilan. Data-data tersebut didapat

dengan mewawancarai responden.

2. Bagian B

Berisi tentang kuesioner untuk menilai Pola Makan dengan

menggunakan Skala Gutman yaitu skala yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban tegas dari responden, dengan jawaban Ya atau Tidak. Pertanyaan-

pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian tentang pola makan terdiri

dari 14 pertanyaan. Setiap jawaban yang bersifat favorable diberikan nilai 1

sedangkan untuk jawaban yang bersifat unfavorable diberikan nilai 0. adapun

jenis pertanyaan positif (Favorable) sebanyak 10 pertanyaan dan menggunakan

pertanyaan negative (Unfavorable) sebanyak 4 pertanyaan.

3. Bagian C

Berisi tentang lembar observasi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Alat

ukur yang digunakan untuk mengukur KEK adalah menggunakan Pita LILA

dengan prosedur yang telah dipublikasi oleh Supariasa, dkk (2001) yaitu :

a. Tetapkan posisi bahu dan siku

b. Letakkan pita antara bahu dan siku

c. Tentukan titik tengah lengan

d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

e. Pita jangan terlalu ketat

f. Pita jangan terlalu longgar

g. Cara pembacaan skala yang benar

Hal-hal yang harus diperhatikan :

STIKes Indramayu
48

- Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku

lengan

- Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju dan otot lengan

dalam keadaan tidak tegang atau kencang

- Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau

susah dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.

Hasil pengukuran Pita LILA dikategorikan menjadi 2, Dikatakan KEK

jika pengukuran LILA (<23,5 cm) dan dikatakan tidak KEK jika pengukuran

LILA (≥23,5 cm).

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Menurut Notoadtmodjo (2018), mengatakan bahwa kuesioner data

digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu di uji validitas dan reabilitas. Untuk

itu maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba “trial” dilapangan.

Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden

dari tempat dimana penelitian tersebut harus dilakukan.

Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan di Puskesmas Cemara

pada ibu hamil dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada bulan Mei

2023. Uji kuesioner di Puskesmas Cemara dilakukan karena Puskesmas Cemara

memiliki karakteristik responden yang sama seperti Puskesmas Losarang. Peneliti

mengambil populasi ibu hamil dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK)

sebanyak 30 responden yang bukan merupakan anggota subjek penelitian.

1. Uji Validitas

STIKes Indramayu
49

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengukur apakah kuesioner yang kita

susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji

dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors

total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang

bermakna (construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas

konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu

mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, S., 2018). Pada pengujian

validitas digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment adalah

membandingkan nilai hitung rhitung dengan rtabel.

Peneliti telah melakukan uji validitas di Puskemas Cemara Kecamatan

Losarang Kabupaten Indramayu Pada tanggal 10 Mei dan 15 Mei 2023 dengan 30

responden. Adapun syarat umum instrument penelitian yang dinyatakan valid

ialah jika hasil korelasi r hitung lebih besar dari pada r table pada taraf

signifikansi 5% maka :

Hasil uji validitas pada instrument pola makan didapatkan 14 pertanyaan

terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomer 14 dengan hasil

(0,021) kurang dari r table (0,374), Bahwa nomer 14 merupakan pertanyaan

unfavorable dari indikator jumlah makan. Sehingga peneliti melakukan perbaikan

kalimat pada pertanyaan nomer 14 (dipertahankan). sedangkan untuk P1, P2, P3,

P4, P5, P6, P7, P8, P8, P10, P11, P12, P13 dinyatakan valid. Perhitungan ini

dengan korelasi product moment. Adapun ketentuan rumus r table yang digunakan

STIKes Indramayu
50

yaitu (df = n – 2 = 28) (0,0374) dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil uji validitas

instrument penelitian pola makan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Pola Makan

P (Pola Makan)
No Indikator r hitung > r tabel Keterangan
1 P1 0,560 > 0,374 Valid
2 P2 0,560 > 0,374 Valid
3 P3 0,712 > 0,374 Valid
4 P4 0,955 > 0,374 Valid
5 P5 0,955 > 0,374 Valid
6 P6 0,955 > 0,374 Valid
7 P7 0,955 > 0,374 Valid
8 P8 0,955 > 0,374 Valid
9 P9 0,616 > 0,374 Valid
10 P10 0,955 > 0,374 Valid
11 P11 0,506 > 0,374 Valid
12 P12 0,955 > 0,374 Valid
13 P13 0,955 > 0,374 Valid
14 P14 0,021> 0,374 Tidak Valid

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan kata lain, uji reabilitas

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bisa dilakukan

pengukuran berulang kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukuran yang sama (Notoatmodjo, S., 2018). Uji reablilitas bertujuan untuk

melihat kuesioner yang akan kita gunakan apakah memiliki konsistensi atau tidak,

jika pengukuran dilakukan secara berulang kali. Angket penelitian ini dihitung

dengan teknik analisis varian yang dikembangkan oleh Cronbach Alpha, dengan

ketentuan uji reabilitas.

STIKes Indramayu
51

Hasil uji reabilitas pertanyaan pola makan dengan membandingkan nilai

Cronbach Alfa dengan nilai standar 0,6. Bila Cronbach Alfa lebih besar

dibandingkan dari 0,6, maka pertanyaan dikatakan reliable. Sedangkan dari hasil

uji mengenai pola makan didapatkan nilai r Alpha (0,939) lebih besar

dibandingkan dengan nilai 0,6, maka pertanyaan dikatakan reliable. Hasil uji

reabilitas instrumen pola makan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Pola Makan

No Variabel Nilai Alpha Nilai Standar Keterangan


1 Pola Makan 0,939 >0,6 Reliable

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperoleh terkait dengan prevalensi ibu hamil yang mengalami

Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) berasal dari Dinas Kesehatan

Kabupaten dan Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu.

1. Sumber Primer

Pengambilan data primer ini menggunakan kuesioner yang diberikan

kepada responden. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan yang disusun menurut

Variabel Pola Makan dengan lembar observasi yang disusun menurut Variabel

Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA).

2. Sumber Sekunder

STIKes Indramayu
52

Pengambilan data sekunder diambil dari data jumlah ibu hamil dan angka

kejadian KEK dari Puskesmas Losarang.

3. Prosedur Penelitian

Peneliti meminta data jadwal posyandu sehingga peneliti mencari

responden pada kegiatan posyandu dan kegiatan di puskesmas. Dalam kegiatan

posyandu dan kegiatan di puskesmas, peneliti akan memberikan penjelasan terkait

prosedur penelitian :

4. Prosedur Administratif

Sebagai syarat untuk melakukan penelitian ini adalah mengajukan

permohonan izin dari lembaga-lembaga berikut :

a. Mengajukan permohonan izin Studi Pendahuluan ke Dinas

Kesehatan Indramayu untuk mengambil data dan menentukan tempat penelitian

pada tanggal 13 Desember 2022 dengan nomor surat 2094/U/A/XII/2022.

b. Mendapatkan surat balasan izin Studi Pendahuluan dari Dinas

Kesehatan Indramayu pada tanggal 19 Desember 2022 dengan nomor surat

423.4/4457umpeg.

c. Mengajukan permohonan izin Studi Pendahuluan ke Puskesmas

Losarang Kabupaten Indramayu pada tanggal 30 Januari 2023 dengan nomor surat

150.d/U/A/I/2023.

d. Mendapatkan surat balasan izin Studi Pendahuluan dari Puskesmas

Losarang Kabupaten Indramayu pada tanggal 30 Januari 2023 dengan nomor surat

423.4/035-SB/ADM/I/2023.

STIKes Indramayu
53

5. Prosedur Teknis

Prosedur Teknis dilakukan Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang

Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Losarang

mengenai persiapan pelaksanaan penelitian.

b. Setelah memperoleh izin dari pihak Puskesmas Losarang, peneliti

melakukan penelitian di Puskesmas Losarang.

c. Peneliti melakukan pengambilan responden pada setiap desa masing-

masing sesuai dengan proporsional sampling yang telah ditentukan.

d. Setelah itu peneliti melakukan identifikasi terlebih dahulu pada calon

responden serta memberikan informant consent.

e. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, kemudian peneliti

melakukan pengambilan data dengan responden untuk pengisian kuesioner.

Sebelum mengisi lembar kuesioner, peneliti menjelaskan terlebih dahulu petunjuk

pengisian kuesioner. Peneliti memberitahu responden untuk mengisi kuesioner

secara lengkap dan jika terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti responden

diwajibkan untuk bertanya kepada peneliti.

f. Setelah melakukan pengisian kuesioner, peneliti melakukan

pemeriksaan ulang tentang kelengkapan jawaban dari responden. Jika data yang

diberikan sudah lengkap, maka data diproses pada tahap selanjutnya untuk

melakukan analisa. Namun jika data yang diberikan belum lenngkap, maka

peneliti akan menanyakan langsung kepada responden mengenai data yang belum

lengkap.

STIKes Indramayu
54

g. Melakukan Pengukuran Lingkar Lengan Atas menggunakan Pita

LILA. Setelah data responden didapatkan , kemudian data tersebut akan diproses

di tahap analisa data.

h. Setelah itu untuk melengkapi data pada lembar observasi.

I. Rencana Analisa Data

Analisis data adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti setelah

data terkumpul, diolah sedemikian rupa sampai pada kesimpulan (Abubakar, R.,

2021).

1. Cara Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari peneliti masih mentah.

Adapun data yang disimpulkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner tersebut. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, jika

memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi

jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan

yang jawbannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam

pengolahan “data missing”.

b. Coding

Merupakan proses pengolahan data. Setelah kuesioner diedit atau

STIKes Indramayu
55

disunting, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau “coding”. yakni mengubah

data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Untuk

karakteristik responden, jenis pekerjaan petani diberikan kode = 1, wiraswasta =

2, ibu rumah tangga 3, pegawai negeri sipil 4, Pendidikan diberi kode tidak

sekolah = 1, SD = 2, SMP = 3, SMK/SMA = 4, dan perguruan tinggi = 5. Coding

pada pernyataan pola makan menggunakan skala guttman dengan mengisi

pernyataan posistif (favorable) ya = 1, tidak 0 dan pernyataan negative

(unfavorable) ya = 0, tidak = 1. Coding untuk kejadian kekurangan energi kronik

(KEK) , diberikan nilai = 0 jika tidak KEK, dan nilai = 1 jika KEK.

c. Menasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Merupakan proses memasukkan data, yakni jawaban-jawaban dari

masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)

dimasukkan ke dalam program atau “software”.

Peneliti memasukan data-data dari hasil penelitian kedalam program

computer berupa no responden, nama/inisial, umur, jenis pekerjaan, pendidikan,

dan usia kehamilan.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data

cleaning) (Notoatmodjo, S., 2018).

2. Analisa Data

STIKes Indramayu
56

Analisa Data adalah data yang telah diolah baik pengelolaan secara

manual maupun menggunakan bantuan komputer (Notoatmodjo, S., 2018).

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisa data. Dalam

penelitian ini terdapat dua analisa data yaitu analisa univariat dan analisa bivariat :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Uji analisis univariat ini menggunakan alplikasi

computer dengan melihat nilai output dari hasil karakteristik-karakteristik data

dan distribusi kedua variabel (Notoatmodjo, S., 2018). Analisa ini akan

menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase untuk

masing-masing variabel pola makan dan variabel kejadian kekurangan energi

kronik (KEK).

b. Analisa Bivariat

Menurut Notoatmodjo (2018), analisa bivariat dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini variabel

tersebut adalah tipe pola makan dengan kejadian KEK.

Analisa Bivariat pada penelitian ini tergambar pada table 4.3 berikut :

Tabel 4.5
Analisa Bivariat Variabel Penelitian Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang

Variabel Independent Variabel Dependent Jenis Uji Statistik

STIKes Indramayu
57

Pola Makan Kejadian Uji Chi-square


Kekurangan Energi
kronik
(KEK) Pada Ibu hamil

Analisis menggunakan uji alternative Chi Square yaitu Pearson Chi

Square dengan table 2x2, karena variabel independent dan dependent berbentuk

kategorik. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan dari variabel

independen (pola makan) dengan variabel dependen (kejadian kekurangan energi

kronik (KEK). Data yang diperoleh melalui hasil observasi masih dalam keadaan

mentah oleh karena itu data tersebut diproses atau diolah sehingga dapat

memberikan makna guna menyimpulkan problematika penelitian analisis bivariate

dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara dua variabel,

serta menjawab hipotesis (Notoatmodjo, S., 2018). Dalam menghubungkan pola

makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil ini menggunakan metode

komputerisasi.

Hasil analisis bivariat dalam penelitian ini, jika nilai P-Value > 0,05,

maka hipotesis (Ho) diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pola makan

dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu. Dan jika P-Value ≤ 0,05 maka

hipotesis (Ho) ditolak yang artinya ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu.

STIKes Indramayu
58

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R. (2021). Pengantar metodologi penelitian. Yogyakarta: SUKA- Pres


UIN Sunan Kalijaga.

Aminin, F., Wulandari, A., & Lestari, R. P. (2014). Pengaruh Kekurangan Energi
Kronis (KEK) dengan Kejadian Anemia pada bu Hamil. Jurnal
Kesehatan, 5 (2), Hal 167-172.
doi:tps://doi.org/http://dx.doi.org/10.26630/jk.v5i2.52

Aprianti, E. (2017). Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada


Ibu Hamil Di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta tahun 2017.
Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.

Bakri, S. H., (2021). Upaya peningkatan kesehatan dan gizi ibu hamil: Bandung:
Media Sains Indonesia.

Banudi, LA., (2013). Gizi kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC.

Fitriah., Supariasa., Riyadi., & Bakri. (2018). Buku praktis gizi ibu hamil. Malang:
Media Nusa Creative.

STIKes Indramayu
59

Hardiansyah., Anwar., Martini., Syah., Ilmi., Artanti., & Putri. (2021). Menu
bergizi menggunakan pangan lokal bagi ibu hamil. Jakarta: Perhimpunan
Pakar Pangan dan Gizi (PERGIZI PANGAN) Indonesia.

Hartini. (2020). Edukasi pola makan sehat dan air minum berkualitas pada siswa
smkf ikasari pekanbaru. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), Hal 49-56.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/HMN

Heryunanto, D., Putri, S., Izzah, R., Ariyani, Y., Kharin, C., dkk. (2022).
Gambaran kondisi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Indonesia,
faktor penyebabnya, serta dampaknya. urnal Kesehatan Masyarakat, 6(2),
Hal 1792-1805. doi:https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.462

Hikmah, H., Yuni., & Istioningsih. (2020). Faktor maternal dan pola makan
dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di wilayah kerja
UPTD puskesmas kangkung I. Jurnal Kebidanan Malakbi, 1(1), Hal 21-
28. doi:https://doi.org/10.33490/b.v1i1.206

Iit, K., & Limoy, M. (2020). Hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang
tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan kunjungan kehamilan di
puskesmas banjar serasan kota pontianak tahun 2019. Jurnal Kebidanan ,
10(1), Hal 464-472. doi:https://doi.org/10.33486/.v10i1.92

Ikhtirami., Rahma., & Thihardimanto. (2021). Hubungan pola makan terhadap


kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil trimester I di wilayah
kerja puskesmas kassi-kassi kota makassar. Medula, 8 (2), Hal 106-115.
doi:https://doi.org/10.30598/molmed.2021.v14.i1.11

Kemenkes RI. (2021). Laporan kinerja kementerian kesehatan indonesia Tahun


2020. Kementerian Kesehatan RI.

Muharam., Imas, D., & Yati, R. (2019). Hubungan antara pola makan dan status
gizi dengan tingkat kebugaran atlet dayung. Journal of Sport Science And
Education (Jossae), 4(1), Hal 15-20.
http://jorunal.unesa.ac.id/index.php/jossae/index

STIKes Indramayu
60

Muliarini, P. (2018). Pola makan dan gaya hidup sehat selama kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nur & Evawany. (2022). Gambaran pola makan dan kelelahan kerja pada buruh
angkat di PT karya mandiri prima kabupaten langkat. 1(4), Hal 242-254.
https://pusdikra-publishing.com/index.php/jkes/home

Nursalam. (2020). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Paramita, F. (2019). Gizi pada kehamilan. Gunung Buring Malang.

Rostania, Yusuf, K., & Rate, S. (2022). Hubungan pola makan dengan status
sosial ekonomi dengan kejadian kekurangan energi kronik. 17 (2), Hal 73-
80. doi:https://doi.org/10.35892/jikd.v17i2.900

Sabri., & Hastono. (2022). Statistik kesehatan. Depok: PT Raja Grafindo.

Sartika. (2013). Buku saku ilmu gizi. Jakarta: Trans Info Media.

Simbolon., Jumiyati., & Rahmadi. (2018). Pencegahan dan penanggulangan


kurang energi kronik (kek) dan anemia pada ibu hamil (Ed.1).
Yogyakarta, Indonesia: www.penerbitdeepublish.com

Siyoto., & Ali. (2015). Dasar metodologi penelitian. Yogyakarta.

Sulistyoningsih. (2012). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta.

Wisdayanti., Nurhapsa., & Umar, F. (2022). faktor-faktor yang mempengaruhi


kejadian kurang energi kronik pada wanita usia subur di kecamatan maiwa
kabupaten enrekang. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 5 (1), Hal
475-486. doi:ps://doi.org/10.31850/makes.v5i1.724

Wulansari, A. H. (2019). Makna simbolis tabu makanan dan risiko KEK pada ibu
hamil di desa bungku kecamatan bajubang kabupaten batanghari, Jambi.

STIKes Indramayu
61

Jurnal Ekologi Kesehatan, 18(3), Hal 183-191. doi:https://doi.org/https://


doi.org/10.22435/jek.v3i18.2489

LAMPIRAN

STIKes Indramayu
62

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Puput Rahayu
NIM : R.19.01.057
Alamat : Blok Kepolo RT/RW 004/001, Kel/Desa Singaraja
Kec.Indramayu.Kab Indramayu, Provinsi Jawa Barat (45218)

Dengan ini mengajukan dengan hormat kepada Ibu untuk menjadi


responden penelitian yang akan saya lakukan, dengan judul, “Hubungan Pola
Makan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Losarang”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola makan dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK).
Identitas dan data atau informasi yang Bapak/Ibu/Saudara berikan akan
dijaga kerahasiaannya. Hal yang belum dapat dipahami, dapat dikomunikasikan
langsung pada peneliti. Demikian permohonan ini, atas kesediaan dan

STIKes Indramayu
63

kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.


Peneliti

Puput Rahayu

Lampiran 2
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Alamat :

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden


sehubungan dengan penyusunan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa Program
Studi Sarjana Keperawatan STIKes Indramayu, yaitu :

Nama : Puput Rahayu


NIM : R.19.01.057
Dengan judul : “Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Losarang”

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saya sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang akan saya berikan akan dijaga dan

STIKes Indramayu
64

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian pernyataan ini saya buat benarnya dan akan dipergunakan


sebagaimana menstinya.
Indramayu,……………2023
Responden

(…………………….)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Lembar Kuesioner Pola Makan Pada Ibu Hamil

Data Umum

Berikan tanda “√” pada kotak yang disediakan sesuai dengan jawaban Ibu.

1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Pekerjaan :
5. Pendidikan :
6. Usia Kehamilan :
7. Status Obstetri : Gravida= Partus= Abortus=

STIKes Indramayu
65

KUESIONER PENELITIAN

Lembar Kuesioner Pola Makan Pada Ibu Hamil

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ibu mengkonsumsi makanan pokok (beras, umbi,
sagu, gandum, tepung, kentang, roti, jagung, dll) ?
2 Apakah ibu mengkonsumsi lauk-pauk (tahu, tempe, ikan,
telur, daging, dll) ?
3 Apakah ibu mengkonsumsi buah-buahan (jeruk, mangga,
stroberi, alpukat, lemon, pisang, apel, pepaya dll) dan
sayur-sayuran (brokoli, bayam, kol, sawi, kangkung,
selada dll) sebagai makanan pendamping pada masa
kehamilan ?
4 Apakah ibu mengkonsumsi makanan selingan (seperti
cemilan yang banyak mengandung MSG/penyedap rasa) ?
5 Apakah ibu mengkonsumsi suplemen atau vitamin
(Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin
E, Vitamin K, Asam folat atau tablet Fe) ?
6 Apakah ibu setiap hari makan tidak teratur ?
7 Apakah ibu menerapkan pola makan 3 kali sehari selama
usia kehamilan ?
8 Apakah ibu mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari
1 bulan sekali ?
9 Apakah ibu menerapkan porsi makan kecil namun sering
pada usia kehamilan ?
10 Apakah ibu mengkonsumsi makanan pokok sesuai dengan
porsi setiap hari (nasi 100 gram/1 piring sedang, untuk 1x
makan) ?/pengganti nasi seperti ubi/talas/jagung (135

STIKes Indramayu
66

gram/1 buah)
11 Apakah ibu mengkonsumsi lauk-pauk hewani dan nabati
sesuai dengan porsi setiap hari (lauk pauk hewani
(ayam/daging/ikan 40 gram/ 1 potong sedang, telur/55
gram/1 butir), lauk pauk nabati (tempe 50 gram/1 potong
sedang, tahu 100 gram/2 potong sedang ?
12 Apakah ibu mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah
buahan sesuai dengan porsi setiap hari (sayuran 100
gram/1 gelas/ 1piring/1 mangkok kecil , buah-buahan 50-
100 gram/ 2-3 potong) ?
13 Apakah ibu mengkonsumsi air putih kurang dari 2 liter (8
gelas) setiap harinya ?
14 Apakah ibu mengkonsumsi susu hamil kurang dari 250
mL atau 1 gelas susu ?

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian


Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Losarang Kabupaten Indramayu

Variabel Indikator Pertanyaan Pertanyaan Jumlah


Favorabel Unfavorabel
Pola Makan Jenis Makan 1,2,3,5 4 5
Frekuensi Makan 7,9 6, 8 4
Jumlah Makan 10,11,12,13 14 5
Total 14

STIKes Indramayu
67

Lembar Observasi Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Pengukuran Kekurangan Energi Kronik (KEK) dilakukan dengan menggunakan
Pita LILA (Lingkar Lengan Atas) Maka dapat dikategorikan :
 KEK jika ukuran LILA ≤ 23,5 cm
 Tidak KEK jika ukuran LILA ≥ 23,5 cm

No
Nama (Inisial) LILA (CM) Kejadian (KEK)
Responden
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

STIKes Indramayu
68

No
Nama (Inisial) LILA (CM) Kejadian (KEK)
Responden
8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

STIKes Indramayu
69

No
Nama (Inisial) LILA (CM) Kejadian (KEK)
Responden
28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

STIKes Indramayu
70

No
Nama (Inisial) LILA (CM) Kejadian (KEK)
Responden
48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

STIKes Indramayu
71

Lampiran 4
SURAT IZIN STUDI PENDAHULUAN

STIKes Indramayu
72

STIKes Indramayu
73

STIKes Indramayu
74

Lampiran 5
SURAT BALASAN STUDI PENDAHULUAN

STIKes Indramayu
75

STIKes Indramayu
76

Lampiran 6

STIKes Indramayu
77

STIKes Indramayu
78

STIKes Indramayu
79

STIKes Indramayu
80

STIKes Indramayu
81

STIKes Indramayu
82

STIKes Indramayu
83

STIKes Indramayu
84

Lampiran 7
DOKUMENTASI STUDI PENDAHULUAN

STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai