*Pemberian Kode Persil dilihat dari Penggunaan Lahan (A,B,C,D, dst) dan angka pada jenis kegiatan contoh (Rumah Tunggal A-1)
Kode Tutupan Lahan Survei Peta Dasar
Jenis
Zona Sub Zona Kriteria
Zona
Air permukaan bumi yang berupa sungai,
Zona Badan Air (BA) Badan Air (BA)
danau, embung, waduk, dan sebagainya.
kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % (empat puluh persen) atau lebih dan/atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 (dua ribu)
Zona Hutan Lindung (HL) Hutan Lindung (HL)
meter atau lebih di atas permukaan laut
Zona Lindung Gambut
Lindung Gambut (LG) tanah bergambut dengan ketebalan 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa.
(LG)
Daerah yang diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan lahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan
Zona Perlindungan mengelola lingkungan hidup secara lestari, serta dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas penyediaan tata air, kelancaran, ketertiban pengaturan, dan
Perlindungan Setempat (PS)
Setempat (PS) pemanfaatan air dari sumber-sumber air. Termasuk didalamnya kawasan kearifan lokal dan sempadan yang berfungsi sebagai kawasan lindung antara lain
sempadan pantai, sungai, mata air, situ, danau, embung, dan waduk, serta kawasan lainnya yang memiliki fungsi perlindungan setempat
untuk rimba kota berbentuk jalur, lebar minimal adalah 30 m
Rimba Kota (RTH-1)
untuk rimba kota bergerombol atau menumpuk, minimal memiliki jumlah vegetasi 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan
taman dapat berbentuk RRTHluas taman minimal 0,3 m2 per
Taman Kota (RTH-2) penduduk RW, dengan luas minimal 144.000 m2. dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%-90%
dengan fasilitas yang terbuka untuk umum.
lokasi taman berada pada wilayah kecamatan yang bersangkutan
Taman Kecamatan (RTH-3) luas taman minimal 0,2 m2 per
Zona Ruang Terbuka penduduk RW, dengan luas minimal 24.000 m2
Hijau (RTH) tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala kelurahan
Taman Kelurahan (RTH-4)
tersedianya area terbuka sebagai ruang alternatif mitigasi/evakuasi bencana
Taman RW (RTH-5) tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala RW
Taman RT (RTH-6) tersedianya tempat rekreasi dan olahraga masyarakat skala RT
Zona
Lindung Pemakaman (RTH-7) tersedianya ruang untuk tempat pemakaman umum
Jalur Hijau (RTH-8) Jalur penempatan tanaman yang terletak di ruang milik jalan maupun ruang pengawasan jalan
Daerah suaka alam yang mempunyai keunikan jenis tumbuhan atau keanekaragaman tumbuhan serta gejala alam dan ekosistemnya yg memerlukan upaya
Cagar Alam (CA)
perlindungan agar keberadaannya dapat berlangsung secara alami
Daerah suaka alam di laut yang mempunyai keunikan jenis tumbuhan atau keanekaragaman tumbuhan serta gejala alam dan ekosistemnya yg memerlukan upaya
Cagar Alam Laut (CAL)
perlindungan agar keberadaannya dapat berlangsung secara alami
Daerah suaka alam yang mempunyai keunikan jenis tumbuhan atau keanekaragaman tumbuhan serta gejala alam dan ekosistemnya yg memerlukan upaya
Suaka Margasatwa (SM)
perlindungan dan pembinaan terdapat populasi dan habitatnya
Daerah suaka alam di laut yang mempunyai keunikan jenis tumbuhan atau keanekaragaman tumbuhan serta gejala alam dan ekosistemnya yg memerlukan upaya
Suaka Margasatwa (SML)
perlindungan dan pembinaan terdapat populasi dan habitatnya
Daerah pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
Taman Nasional (TN)
menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi
Zona Konservasi (KS)
Daerah pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan
Taman Hutan Raya (TNR)
dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, budaya, pariwisata, dan rekreasi
Taman Wisata Alam (TWA) Daerah pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi
Taman Wisata Alam Laut
Daerah pelestarian alam di laut yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi.
(TWL)
Taman Buru (TB) Hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
Peruntukan ruang pesisir yang menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya (habitat) suatu jenis atau sumber daya alam hayati yang khas, unik, langka dan
Suaka Pesisir (SPS) dikhawatirkan akan punah, dan/atau merupakan tempat kehidupan bagi jenis jenis biota migrasi tertentu yang keberadaannya memerlukan upaya perlindungan,
dan/atau pelestarian
Jenis
Zona Sub Zona Kriteria
Zona
Pulau kecil yang menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya (habitat) suatu jenis atau beberapa sumber daya alam hayati yang khas, unik, langka dan
Suaka Pulau Keci (SPK) dikhawatirkan akan punah, dan atau merupakan tempat kehidupan bagi jenis -jenis biota migrasi tertentu yang keberadaannya memerlukan upaya perlindungan,
dan/atau pelestarian.
Wilayah pesisir yang mempunyai daya tarik sumber daya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan
Taman Pesisir (TP) pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumber daya alam hayati, wisata bahari dan
rekreasi.
Pulau kecil yang mempunyai daya tarik sumber daya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan
Taman Pulau Kecil (TPK)
pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumber daya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi
Daerah Perlindungan Adat Peruntukan ruang yang dilindungi yang masyarakatnya mempunyai adat istiadat dan atau tradisi kemaritiman yang sifatnya sejalan dengan upaya konservasi
Maritim (ADT) pesisir dan pulau-pulau kecil serta tidak bertentangan dengan hukum nasional.
Daerah Perlindungan Budaya
terdapat benda peninggalan sejarah dan/atau tempat ritual keagamaan atau adat yang berkaitan dengan budaya kemaritiman.
Maritim (PBM)
Kawasan Konservasi Perairan Peruntukan ruang perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara
(KPR) berkelanjutan.
Zona Hutan Ada (ADT) Hutan Adat (ADT) Hutan yang berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat.
Keunikan Batuan dan Fosil Peruntukan ruang yang memiliki keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam serta memiliki batuan yang mengandung jejak atau sisa
(LGE-1) kehidupan di masa lampau (fosil) yang bersifat langka dan/atau penting.
Keunikan Bentang Alam
Zona Lindung Geologi Peruntukan ruang yang memiliki keunikan bentang alam, antara lain gumuk pasir pantai tipe barcan, kawah, kaldera, komplek gunung api, dan lainnya.
(LGE-2)
(LGE)
Keunikan Proses Geologi Peruntukan ruang yang memiliki keunikan proses geologi, antara lain kawasan poton atau lumpur vulkanik yang terbentuk secara alamiah dan memiliki nilai ilmiah
(LGE-3) kebumian, kawasan dengan kemunculan sumber api alami, kawasan dengan kemunculan solfatara, fumarola, dan/atau geyser, dan lainnya
Imbuhan Air Tanah (LGE-4) Peruntukan ruang yang mampu menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.
Zona Cagar Budaya (CB) Zona Cagar Budaya (CB) Satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas
Peruntukan ruang yang merupakan kesatuan antara komunitas vegetasi mangrove berasosiasi dengan fauna dan mikro organisme sehingga dapat tumbuh dan
Zona Ekosistem
Ekosistem Mangrove (EM) berkembang pada daerah sepanjang pantai terutama di daerah pasang surut, laguna, muara sungai yang terlindung dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir
Mangrove (EM)
dalam membentuk keseimbangan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Zona Badan Jalan (BJ) Badan Jalan (BJ) Bagian jalan yang berada di antara kisi-kisi jalan dan merupakan lajur utama yang meliputi jalur lalu lintas dan bahu jalan.
Hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
Hutan Produksi Terbatas
antara 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat) di luar kawasan Hutan Lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam,
(HPT)
dan taman buru.
Zona Hutan Produksi
Hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di
(KHP) Hutan Produksi Tetap (HP)
bawah 125 (seratus dua puluh lima) di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru.
Hutan Produksi yang dapat Hutan Produksi yang tidak produktif dan produktif yang secara ruang dapat dicadangkan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan atau dapat dijadikan lahan
Dikonversi (HPK) pengganti tukar menukar kawasan hutan.
Zona Perkebunan Rakyat Perkebunan rakyat adalah hutan rakyat yaitu hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 hektar, penutupan tajuk tanaman berkayu atau jenis lainnya
Perkebunan Rakyat (KR)
(KR) lebih dari 50% atau jumlah tanaman pada tahun pertama minimal 500 tanaman tiap hektar.
Zona Budi
Daya Ruang yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan basah ataupun lahan kering dapat memberikan manfaat baik ekonomi, ekologi maupun sosial
Tanaman Pangan (P-1) kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan memperhatikan ketentuan pokok tentang perencanaan dan
penyelenggaraan budi daya tanaman serta tata ruang
Zona Pertanian (P) Hortikultura (P-2) Peruntukan ruang lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari.
Perkebunan (P-3) Peruntukan ruang yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas perkebunan.
Peruntukan ruang yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan peternakan atau terpadu dengan komponen usaha tani (berbasis tanaman pangan,
Peternakan (P-4)
perkebunan, hortikultura atau perikanan) berorientasi ekonomi dan berakses dan hulu sampai hilir.
Perikanan Tangkap (IK-1) Peruntukan ruang perikanan yang berbasis pada kegiatan penangkapan ikan dan/atau kegiatan pengangkutan ikan.
Zona Perikanan (IK) Peruntukan ruang yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk budi daya ikan atas dasar potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kondisi lingkungan
Perikanan Budi Daya (IK-2)
serta kondisi prasarana sarana umum yang ada
Jenis
Zona Sub Zona Kriteria
Zona
Zona Pergaraman (KEG) Pergaraman (KEG) Peruntukan ruang yang berkaitan dengan praproduksi, produksi, pascaproduksi, pengolahan, dan pengolahan garam.
Pertambangan Mineral Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari wilayah pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi yang secara
Radioaktif (MRA) dominan terdapat komoditas tambang radioaktif.
Pertambangan Mineral Logam Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari wilayah pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi yang secara
(MLG) dominan terdapat komoditas tambang mineral logam.
Pertambangan Mineral Bukan Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari wilayah pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi yang secara
Logam (MNL) dominan terdapat komoditas tambang mineral bukan logam.
Peruntukan Pertambangan Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari wilayah pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi yang secara
Zona Pertambangan (T)
Batuan (MBT) dominan terdapat komoditas tambang batuan.
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari wilayah pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi yang secara
Pertambangan Batubara (BR)
dominan terdapat komoditas tambang batubara.
Pertambangan Minyak dan
Peruntukan ruang pada permukaan tanah dan/atau dibawah permukaan tanah yang direncanakan sebagai kegiatan hilir pertambangan minyak dan gas bumi.
Gas Bumi (MG)
Peruntukan ruang dengan sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
Panas Bumi (PB)
genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.
Zona Pembangkitan Pembangkitan Tenaga Listrik
Peruntukan ruang yang mendukung kegiatan memproduksi tenaga listrik.
Tenaga Listrik (PTL) (PTL)
Zona Kawasan Kawasan Peruntukan Industri dikembangkan dengan luas lahan paling sedikit 50 Ha dalam satu hamparandikembangkan pada lingkungan dengan tingkat kepadatan rendahtidak berada maupun
Peruntukan Industri (KPI) (KPI) berbatasan langsung dengan zona perumahan
kawasan wisata yang dikembangkan di tempat berlangsungnya atraksi budaya, prosesi upacara adat, dan sekitarnya yang ditujukan untuk mengakomodasi wisata
dengan minat khusus (tengeran/landmark, cagar budaya) kawasan wisata di tempat objek alam (gunung, sawah, pantai, laut, teIuk, lembah) dan kawasan di
Zona Pariwisata (W) Pariwisata (W)
sekitarnya yang ditujukan untuk mengakomodasi wisata minat alam yang memiliki kecenderungan mendapatkan sesuatu dan pengalaman baru yang bermanfaat
dari objek wisata alam yang dikunjungi
Perumahan Kepadatan
kepadatan bangunan diatas 1000 (seribu) rumah/hektar
Sangat Tinggi (R-1)
Perumahan Kepadatan Tinggi kepadatan bangunan 100 (seratus)-1000 (seribu) rumah/hektar
(R-2) zona peruntukan hunian dengan luas persil dari 60 m2 sampai dengan 150 m2
Perumahan Kepadatan
Zona Perumahan (R) kepadatan bangunan 40 (empat puluh)-100 (seratus) rumah/hektar, hunian dengan luas persil dari 60 m2 sampai dengan 150 m2
Sedang (R-3)
Perumahan Kepadatan kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh)-40 (empat puluh) rumah/hektar
Rendah (R-4) zona peruntukan hunian dengan luas persil dari 150 m2 sampai dengan 250 m2
Perumahan Kepadatan kepadatan bangunan di bawah 10 (sepuluh) rumah/hektar
Sangat Rendah (R-5) zona peruntukan hunian lebih besar dari 350 m2
Lokasi SPU dapat disebar pada titik-titik strategis atau sekitar pusat kota.
SPU Skala Kota (SPU-1) Terdiri atas kantor pemerintahan; gedung sosial budaya (serbaguna, alun-alun), sarana peribadatan (masjid agung, gereja), sarana kesehatan (rumah sakit),
sarana olahraga (lapangan besar
SPU Skala Kecamatan (SPU- Terdiri atas kantor kecamatan; kantor polisi; pos pemadam kebakaran; kantor pos pembantu; balai nikah/KUA/BP4; parkir umum; gedung pertemuan/serba guna,
Zona Sarana Pelayanan 2) puskesmas, sekolah,
Umum (SPU)
SPU Skala Kelurahan (SPU- Lokasi SPU dapat disebar pada titik-titik strategis atau sekitar pusat kelurahan (pos kamtib; pos pemadam kebakaran; agen pelayanan pos; loket pembayaran air
3) bersih; loket pembayaran listrik; puskesmas, sekolah, bak sampah besar; dan parkir umum dengan standar satuan parkir 25 m2)
Lokasi SPU dapat disebar pada titik-titik strategis atau sekitar pusat RW.
SPU Skala RW (SPU-4)
Terdiri atas balai pertemuan warga; pos hansip; gardu listrik; bak sampah kecil; posyandu; dan parkir umum dengan standar satuan parkir 25 m2
Zona Ruang Terbuka Ruang Terbuka Non Hijau
Ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras.
Non Hijau (RTNH) (RTNH)
Peruntukan ruang yang terdiri atas campuran hunian dan non-hunian dengan intensitas pemanfaatan ruang /kepadatan
Campuran Intensitas Tinggi
Zona Campuran (C) zona terbangun sedang hingga tinggi. Apabila tidak ada keterbatasan daya dukung lingkungan dan ketentuan nilai sosial budaya setempat maka KDB kawasan
(C-1)
campuran intensitas tinggi maksimum 80% dan ketinggian bangunan lebih dari 5 lantai.
Jenis
Zona Sub Zona Kriteria
Zona
Peruntukan ruang yang terdiri atas campuran hunian dan non-hunian dengan intensitas pemanfaatan ruang /kepadatan zona terbangun sedang hingga tinggi.
Campuran Intensitas
Apabila tidak ada keterbatasan daya dukung lingkungan dan ketentuan nilai sosial budaya setempat maka KDB kawasan campuran intensitas tinggi maksimum
Menengah/Sedang (C-2)
80% dan ketinggian bangunan lebih dari 5 lantai.
Perdagangan dan Jasa Skala lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter ruang kota melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal. jalan akses minimum adalah jalan kolektor
Kota (K-1) tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
Zona Perdagangan dan Perdagangan dan Jasa Skala lingkungan dengan tingkat kepadatan rendah sampai sedang. jalan akses minimum adalah jalan kolektor
Jasa (K) WP (K-2) sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
Perdagangan dan Jasa Skala lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang sampai tinggi. jalan akses minimum adalah jalan kolektor
SWP (K-3) sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan)
kantor atau instalasi hankam termasuk tempat latihan baik pada tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek, dan sebagainya
Zona Perkantoran (KT) Perkantoran (KT)
untuk pemerintah tingkat pusat, provinsi dan kota aksesibilitas minimum adalah jalan kolektor
untuk pemerintah tingkat kecamatan dan dibawahnya aksesibilitas minimum adalah jalan lingkungan utama
Tempat Evakuasi Sementara Ruang penyelamatan diri (escape building) dan berfungsi sebagai tempat berkumpul (assembly point) penduduk yang akan melanjutkan mobilisasi ke Tempat
(PL-1) Evakuasi Akhir (TEA).
Tempat Evakuasi Akhir (PL-2) Ruang atau bangunan evakuasi yang merupakan tempat Penampungan penduduk di kawasan aman dari bencana dan dapat ditempati untuk jangka waktu tertentu.
Instalasi Pengolahan Air Peruntukan ruang yang memiliki fasilitas/unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum
Zona Peruntukan Lainnya Minum (IPAM) (PL-3) yang memenuhi baku mutu yang berlaku.
(PL)
Instalasi Pengolahan Air
Peruntukan ruang yang memiliki fasilitas bangunan air yang berfungsi untuk mengolah limbah domestik atau limbah industri, dan sebagainya.
Limbah (IPAL) (PL-4)
Pengembangan Nuklir (PL-5) Peruntukan ruang yang digunakan untuk kegiatan penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir
Pergudangan (PL-6) Peruntukan ruang untuk melakukan proses penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang.
Zona Pengelolaan Pengelolaan Persampahan
Peruntukan ruang di daratan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat untuk mengumpulkan dan mengelola persampahan.
Persampahan (PP) (PP)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari peruntukan budi daya yang dikembangkan untuk menampung fungsi transportasi skala regional dalam upaya untuk
Zona Transportasi (TR) Transportasi (TR)
mendukung kebijakan pengembangan sistem transportasi yang tertuang di dalam rencana tata ruang yang meliputi transportasi darat, udara, dan laut.
Zona Pertahanan dan Pertahanan dan Keamanan Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti instalasi pertahanan dan
Keamanan (HK) (HK) keamanan, termasuk tempat latihan, kodam, korem, koramil, dan sebagainya.
Survei Materi Teknis RDTR
*Pemberian Kode Persil dilihat dari Penggunaan Lahan (A,B,C,D, dst) dan angka pada jenis kegiatan contoh (Rumah Tunggal A-1)
Ketentuan Intensitas Bangunan - Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah rangka persentase perbandingan
- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas lantai antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
dasar bangunan dengan luas persil. (LB/LP X 100%). diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas persil
- Koefisien Wilayah Terbangun KWT adalah perbandingan antara luas wilayah terbangun
dengan luas seluruh wilayah.
Ketentuan Tata Bangunan
- Ketinggian bangunan (TB) maksimum
Ketinggian bangunan adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang
diizinkan pada lokasi tertentu dan diukur dari jarak maksimum puncak
atap bangunan terhadap (permukaan) tanah yang dinyatakan dalam
satuan meter.