Kelompok 1-Wawancara (Tugas 1 Bu Dewi)
Kelompok 1-Wawancara (Tugas 1 Bu Dewi)
TERHADAP COVID-19
Disusun Oleh:
Lia Maisari (2104204010003)
Lisa Maharani (1804104010004)
Kamila Bilqis (2104204010007)
Annisa Qadrunnada (2104204010007)
Farah Jubhilla (1804104010047)
Nuri Ihsani (2104204010001)
Siti Shara (1804104010001)
Syahrul Aini (2104204010018)
Muhammad Ilham Abrar (2104204010007)
Muhammad Naufal Bukonle (1804104010049)
1. Rumusan Masalah
Bagaimanakah perubahan rumah tinggal sebagai adapatasi terhadap Covid-19?
2. Tujuan penelitian
Mengetahui perubahan rumah tinggal sebagai adapatasi terhadap Covid-19
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pemaparan data secara
deskriptif. Peneliti ingin melihat perilaku dan tindakan yang dilakukan pada rumah
tinggal selama Pandemi COVID-19. Seperti yang dikatakan oleh Moleong (2017) bahwa
metode kualitatif sangat sesuai digunakan untuk memahami fenomena yang terjadi dan
dialami oleh subjek penelitian, terkait dengan persepsi, perilaku dan tindakan secara
keseluruhan serta menggunakan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa untuk suatu
tujuan yang alamiah. Teknik pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara dan
dokumentasi. Informan yang diwawancara berjumlah 9 orang. Latar belakang informan
adalah mahasiswa magister Arsitektur Unsyiah yang terlibat langsung dan dapat melihat
perubahan rumah tinggal mereka selama pandemi COVID-19. Bentuk wawancara yang
digunakan adalah wawancara semi-terstruktur, yaitu proses wawancaranya menggunakan
panduan wawancara, namun peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
peneliti sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan (lampiran 1).
3.1.Pertanyaan interview
1. Apakah kamu pernah mengidap COVID-19?
2. Apakah ada perubahan selama pandemi Covid-19?
3. Perubahan apa saja yang anda lakukan?
4. Mengapa anda melakukan perubahan itu?
5. Bagaimanakah harapan anda tentang rumah yang tahan terhadap Covid-19?
4. Reduksi Data
Terinfeksi Covid-19
Tidak Pernah
Pernah
0 1 2 3 4 5
Pernah : 4 Jawaban
Pernah, kak…. Mengalami gejala seperti demam, flu, dan hilang rasa di indra
penciuman sekitar 3 hari, isolasi mandiri 1 minggu. Sekarang udah sembuh.
Pernaahh, sakitnya agak lama gitu, 1 bulanan, long covid.
Pernah, awal bulan September, udah sebulan, sekarang udah negatif.
Pernah, sekitar 3 bulan yang lalu. Agustus 2021. gejala nya selama 1 minggu,
kemudian setelah gejala dan hasil tes positive selanjutnya isloasi selama 2 minggu.
Tidak Ada
Ada
0 1 2 3 4 5 6 7
Ada : 3 Jawaban
Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak
ada yang berubah.
Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong yang
ga ada orang tidur, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak
ada kamar mandi.
Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang dijadikan
sekaligus ruang belajar.
Perubahan Aktivitas
Cuci
Tangan Minum
Minum Cuci Obat/
Obat/ Tangan
Vitamin
Vitamin
Berjemur
Menjaga Berjemur
kebersihan Menjaga
kebersihan
Isolasi
Pakai
Menjaga Masker
Pakai Menjaga di dalam
Pola Masker
Makan Pola Rumah
di dalam Makan
Tidak Tidak
Rumah
Berkumpul Berkumpul
Ada : 9 Jawaban
Tidak. Hanya saja perubahan dari segi sosial, lebih jarang kumpul-kumpul dengan
kawan.
Gak adaa. Karena memang udah lengkap sih, di kamar juga sirkulasi udaranya
cukup, pencahayaan yang masuk juga banyak mataharinya, jadi kamila gak stress-
stress kali di kamar tu. Kalau dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar
matahari. Tapi karena kena covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi
udara. Sebelumnya karena pake AC jadi gak terbiasa buka jendela, tapi pas covid
tu betul-betul butuh udara segar. Kamila sebelumnya jarang ke luar rumah untuk
berjemur, jarang olahraga, makannya juga suka-suka.
Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar. Tetapi kalau perlakuan khusus adalah minum
vitamin dan lebih menjaga kebersihan.
Enggak ada perubahan ruang atau fasilitas rumah. Karena kamarnya berlebih dari
jumlah orangnya. Nggak ada nerima tamu, kalo diantar makanan sama kakak tu
jadi digantung di pintu gitu. Terus kalo kuliah, karena cuma berdua ya kuliahnya
bisa dimana-mana, bisa di kamar, bisa ruang makan, di ruang tamu, gak ngaruh
sih.
Tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid, hanya saja pola kehidupan
keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan masker di dalam kamar
dan rumah. Dan aktifitas bersama sudah jarang.
Kalau di rumah nggak ada, palingan di tempat kerja disediain tempat cuci tangan.
Tidak ada Penambahan ruang atau fasilitas selama pandemic, hal ini dikarenakan
kehidupan lingkungan di desa. Jadi Alhamdulillah aman.
Hmm enggak ada sih, sama aja.
Kalau……. Perubahan, enggak ada. Cumakan dari awal rumahnya kan didesain
ada ruang kerja, karena kebetulan suami juga Arsitek hehe, jadi kalau WFH gak
berpengaruh karena memang dari awal ada meja computer, jadi disitu tu bisa
sekaligus kerja. Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang
enak untuk duduk dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari
struktur ruang gak ada yang berubah.
Alasan Perubahan
4.5
4
4
3.5
3
3
2.5
2
2
1.5
0.5
0
Kenyamanan Aktivitas Kesehatan Mental dan Tubuh Kekhawatiran Akibat Virus
Alasan Perubahan
Tambah
Kamar
Mandi Di
Taman Dalam
Kamar
Perubahan
dan
Ruang Penambahan
Kerja Ruang Penataan
Interior
Penambahan
Sirkulasi Elemen Bukaan
Udara Ruang
Harapan/saran : 9 Jawaban
Menyediakan wastafel, di bagian depan rumah, sebelum masuk cuci tangan dulu.
Kalau menurut kamila sih, karena covid ini masalah pernafasan kan, jadi memang
yang paling perlu tu, sirkulasi udaranya tu cukup, jangan sampai kita merasa gak
cukup udara di dalam rumah, setidaknya kita merasa ada angin masuklah ke
rumah.
Sebaiknya suatu rumah hunian harus memiliki lahan terbuka hijau (taman)
untuk mendapatkan udara yang baik bagi kesehatan, bukaan pada rumah harus
memadai agar cayaha dan udara dapat masuk ke dalam rumah demi menunjang
kehidupan di dalam rumah yang lebih sehat. Kebersihan lingkungan sekitar juga
penting digaja dan dirawat agar selalu bersih.
Rumah yang tahan terhadap covid kalo menurut nuri, jumlah luasnya sama jumlah
penghuninya harus cocok. Karena nggak enak kan kalo kita lewat lewat terus
papasan papasan kalo lagi pandemi-pandemic gini jadi risih kan, apalagi kalo batuk
batuk walaupun keluarga
Ada, seperti ruangan untuk olahraga, dan besaran ruang yangmana sirkulasi terlalu
kecil karena terdapat benda yang ada di dalam ruangan seperti meja dan lain lain.
Selanjutnya, bukaan yang tidak berorientasi timur- barat. Tetapi rumah terdapat
bukaan utara selatan . jadi tidak ada masuknya sinar langsung . Karena
perumahannya perumahan rapat dengan tetangga. Figure 3 cahaya matahari. Saran
untuk yang lain untuk diluar rumah penambahan yang dibutuhkan saat pandemic
seperti wastafel, meskipun keluarga tidak terinfeksi virus, maka tetap dibutuhkan
wastafel, hal ini dibutuhkan mungkin jika ada datang tamu dari luar yang bisa saja
membawa virus. Kemudian untuk dalam bangunan sendiri, misalnya pintu masuk,
maka dibuat dua pintu masuk satu khusu untuk pintu masuk tamu dan satunya lagi
khusus untuk keluaraga.Hmm kayak nya penambahan ruang deh, ruang
mulitifungsi, satu ruang itu bisa di gunakan untuk banyak kegiatan, jadi kalaupun
enggak dipakai ruang itu enggak ganggu gitu, kalau misalnya ada keadaan yang
darurat misalnya kayak covid sekarang ada ruang itu, mau dipakai untuk belajar
atau buat tugas apapun disitu.
Ada, mungkin perlu ruang untuk isosasi secara khusus.
Untuk hunian wajib ada bukaan dan pencahayaan. Kalau kita mau desain ulang
adalah taman disetiap ruangannya, kalau pun tidak mungkin setiap ruang paling
tidak ada konsektor yg menghubungan ruangan dengan taman.
Karena sedang covid ini dibutuhkan space atau ruang yang lebih baik dalam
rumah.
Ya benar, justru karena sedang covid ini dibutuhkan space atau ruang yang lebih
baik dalam rumah. Misal kamar, yang dulu terasa luas. Kini terasa lebih sempit
karena yang kita lihat hanya ruang itu saja, sehingga dibutuhkan penataan ulang
agar tidak terasa bosan dalam ruang yang sama. Meskipun tidak diubah struktur
bangunannya, tapi ada beberapa elemen yang ditambahkan sehingga tetap terasa
nyaman.
“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus
digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran COVID-19,” ujar Jokowi.
Adaptasi merupakan suatu bentuk respon yang paling cepat dilakukan oleh manusia
untuk tanggap terhadap bencana seperti saat ini. Sehingga berdasarkan teori Sonnenfeld
(dalam Bell P.A, Greene T.C. Fisher, JD & Baum, A, 1996), penulis ingin melihat adaptasi
apa saja yang sudah dilakukan oleh sembilan informan tersebut baik yang terkena COVID-19
maupun yang belum terkena. Berdasarkan data yang ada, terdapat 4 informan yang terkena
COVID-19, 5 informan belum terkena COVID-19, dan ada 1 informan yang belum pernah
tes, namun informan tersebut mengalami gejala COVID-19 yaitu informan MIA.
“Enggak pernah test, tetapi pernah mengalami gejala Covid. Sekitar 2 bulan yang
lalu. Gejalanya seperti deman dan hilang indera penciuman selama satu minggu,” ujar
informan MIA
Berdasarkan data yang telah diberikan oleh informan, terdapat dua jenis perubahan
yang terjadi selama masa pandemi COVID-19 ini, yaitu penambahan fasilitas rumah tinggal,
perubahan aktifitas, dan perubahan fungsi ruang rumah tinggal . Terdapat 1 informan yang
melakukan penambahan fasilitas rumah tinggal (infroman LM), 6 informan yang melakukan
perubahan aktivitas, dan terdapat 2 informan yang melakukan perubahan fungsi ruang seperti
yang dinyatakan oleh informan KB.
“Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak ada
yang berubah,”ujar informan LM yang melakukan penambahan fasilitas pada rumah
tinggalnya (gambar 1).
“Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong
yang ga ada orang tidur yang sering digunakan untuk penyimpanan barang, tapi dipakek
jadi ruang isolasi karena paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak ada
kamar mandi,”ujar informan KB yang melakukan perubahan fungsi ruang pada rumah
tinggalnya (gambar 2).
Gambar 2. Isolasi digunakan kamar kosong yang paling dekat dengan kamar mandi
Sumber: Dokumentasi Informan KB
“Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar. Tetapi kalau perlakuan khusus adalah minum vitamin
dan lebih menjaga kebersihan”. Ujar informan AQ Yang belum pernah terkena COVID-19
(gambar 3).
Hal ini disebabkan karena adanya faktor dari kenyamanan aktivitas, kesehatan mental
dan tubuh serta adanya kekhawatiran akibat virus COVID-19 (diagram 2). Pada umumnya
informan memiliki kekhawatiran yang berlebih terhadap virus COVID-19, sehingga pada
umumnya terdapat tempat cuci tangan atau keran air didepan rumah. Hal ini dibuktikan dari
diagram 2 dan gambar 4.
Alasan Perubahan
5
4
3 4
2 3
1 2
0
Kenyamanan Kesehatan Kekhawatiran
Aktivitas Mental dan Akibat Virus
Tubuh
Alasan Perubahan
Tambah
Kamar
Mandi Di
Taman Dalam
Kamar
Meja
Perubahan Wastafel Penambahan
Kerja
dan Fasilitas
Ruang Penambahan
Kerja Ruang Penataan
Interior
6. Kesimpulan
Terjadi perubahan rumah tinggal sebagai adaptasi terhadap COVID-19 yaitu dengan
adanya penambahan fasilitas rumah tinggal, perubahan aktifitas, dan perubahan fungsi ruang
rumah tinggal. Perubahan tersebut disebabkan karena adanya faktor dari kenyamanan
aktivitas, kesehatan mental dan tubuh serta adanya kekhawatiran akibat virus COVID-19.
Sebaiknya rumah direncanakan dengan memasukkan konsep mitigasi terhadap COVID-19
maupun virus lainnya dimasa depan seperti harapan-harapan informan terhadap rumah yang
tahan terhadap COVID-19. Yaitu adanya penambahan taman, ruang kerja, kamar mandi di
dalam kamar tidur, maupun penataan interior ruang yang lebih baik. Serta penambahan
fasilitas dirumah, seperti penambahan fasilitas wastafel maupun meja kerja. Juga
penambahan bukaan yang lebar dan penambahan ventilasi yang berfungsi untuk jalur
sirkulasi udara.
Referensi:
Kompas.com. 2020. Jokowi: kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu
Digencarkan, Jokowi: Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu
Digencarkan (kompas.com) diakses pada 4 November 2021 (pukul 10.00)
Rahardjo, Wahyu. 2009. Human Environment Connection: The Brief Reflection. Research
and Psychology, (PDF) Human-Environment Connection: The Brief Reflection | Wahyu
Rahardjo - Academia.edu, diakses pada 6 November 2021 (pukul 12.23)
Alahudin, Muchlis dan Jayadi. 2014. Kondisi Lingkungan Sekitar Terhadap Kenyamanan
Termal Rumah Sewa (Studi Kasus Rumah Sewa di Kel.Seringgu Jaya Merauke. Jurnal Ilmiah
Mustek Anim Ha, 3 (1).
Lampiran 1. Hasil Verbatim Wawancara dan Dokumentasi
Pewawancara: Lisa Maharani
Akses ke luar
Kondisi Kamar
Pertanyaan : Kapan?
Jawab : Ga ingatt lagi, sembuhnya 2 minggu sebelum kuliah, mungkin awal
bulan Agustus , sakitnya agak lama gitu, 1 bulanan, long covid
Pertanyaan : Kekmana caranya bisa sembuh? Apa yang kamila lakuin sampai bisa
sembuh?
Jawab : Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu
kamar kosong yang ga ada orang tidur yang sering digunakan untuk
penyimpanan barang, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya
kamar kamila gak ada kamar mandi. Jadi kalo misalnya kamila mau
ke kamar mandi tu kamila gak jumpa sama orang lain. Jadi pas
selama covid tu di dalam kamar aja, makanan di antar, semua di
antar. Cuma kalau udah jam-jam 10 keluar, untuk berjemur.
Pertanyaan : Keluarnya lewat pintu mana kak? Pintu depan atau belakang?
Jawab : Lewat pintu depan, pas keluar liat-liat orang juga apa lagi ada orang
atau enggak. Waktu kenak covid tu satu rumah kenak, tapi satu orang
isolasi satu kamar.
Pertanyaan : Ada gak perubahan yang kamila rasakan setelah kenak covid? Atau
perubahan yang kamila lakukan di kamar setelah covid?
Jawab : Ada sih, dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar matahari.
Tapi karena kena covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi
udara. Sebelumnya karena pake AC jadi gak terbiasa buka jendela,
tapi pas covid tu betul-betul butuh udara segar.
Pertanyaan : Gimana rasanya selama covid itu? Ada sesak? Tertularnya dari
mana?
Jawab : Sesak kak, tertularnya mungkin karena tetangga adek ada yang dokter
paru. Tapi gak tau pasti juga, tiba-tiba udah sakit aja satu rumah, dan
yang paling parah adek. Yang lain ga parah-parah kali.
Pertanyaan : Dengar dari cerita kamila, sebenarnya rumah kamila udah cukup
include kalau terjadi covid misalnya kan? Kamila setuju gak kalau
rumah kamila sudah cukup baik untuk tempat isolasi covid?
Jawab : Sangat setuju, karena disinipun kalaupun terisolasi gak sampe bikin
stress dan tetap merasa cukup. Terus privasi tiap kamar di rumah
kakak tu lumayan bagus. Karena per kamarnya beda-beda tingkatnya,
umnn bukan maksudnya rumahnya ada 10 tingkat, tapi tiap kamar tu
beda-beda elevasinya, jadi kalau orang keluar dari kamar itu
kemungkinan jumpa sama orang lain tu kecil. Karena kamarnya
pisah-pisah gitu, gak saling langsung berhadapan jugak pintu sama
pintu. Jadi pas kamila sakit kalau keluar kemungkinan untuk jumpa
orang tu sedikit karena jalurnya juga beda tiap kamar.
Pertanyaan : Jadi apa harapan Kamila untuk rumah yang sustainable untuk covid
ini? Biar bisa lebih nyaman lagi?
Jawab : Kalau menurut kamila sih, karena covid ini masalah pernafasan kan,
jadi memang yang paling perlu tu, sirkulasi udaranya tu cukup,
jangan sampai kita merasa gak cukup udara di dalam rumah,
setidaknya kita merasa ada angina masuklah ke rumah.
Pertanyaan : Pas Covid kan semua kenak tu? Gimana cara antar makanannya?
Jawab : Sebenarnya yang lain kan ga terlalu parah sakitnya jadi mereka
Cuma isolasi seadanyaa aja jaga jarak pakai masker kalau keluar
kamar, makanan tetap ambil sendiri dan beraktivitas kaya biasa.
Cuma kamila yang diisolasi sunggguh-sungguh karena kamila yang
paling parah, dan Cuma kamila yang makanannya di antarin ke depan
kamar.
Jarak kamar mandi dan kamar Isolasi Kamila Jalur Kamila keluar saat ingin berjemur
Lewat tangga Ini dulu
Belok kiri langsung ke Dari ruang tamu nanti keluar
ruang tamu langsung ke teras itu lewat pintu Berjemur disini
depan ini
3. Narasumber : Annisa Qadrunnada
Kode : AQ
P : apakah ada perubahan terhadap bentuk rumah kakak anda setelah reaktif
virus Covid-19? Adakah perlakuan khusus?
J : perubahan terhadap bentuk rumah tidak ada, tetapi kalau perlakuan khusus
adalah minum vitamin dan lebih menjaga kebersihan.
P : apakah anda pernah terkena penyakit menular lainnya yang butuh berlakuan
khusus?
J : tidak pernah
P : karena sekarang sudah banyak kegiatan yang dilakukan dari rumah, seperti
bekerja dan sekolah dari rumah, apakah ada perubahan struktur dari rumah
anda? Misalnya penyediaan rumah baru atau lainnya?
J : tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar.
P : Berarti anda sama sekali tidak melakukan perubahan pada rumah anda
selama masa pandemi ini? Seperti penambahan ruang isolasi pada rumah
anda?
J : penambahan ruangan untuk isolasi tidak ada, tapi rumah saya memiliki satu
ruangan atau kamar yang memang tidak berpenghuni, jadi mungkin jika
dibutuhkan ruang itu akan dimanfaatkan sebagai ruang isolasi. Dan
menyediakan tempat cuci tangan di halaman.
P : kakak anda sembuh karena apa? Apa ada kegiatan atau perlakukan khusus?
J : kegiatan berjemur, olah raga ringan, dan minum vitamin rutin dilakukan.
Dokumentasi:
Fasilitas untuk cuci tangan di halaman rumah
Halaman (taman) dan tampak depan rumah (memperlihatkan sebagian bukaan dan ventilasi
pada rumah)
Pertanyaan : Kapan?
Jawab : Emmmm …. (terlihat mengingat-ingat) awal bulan September
Pertanyaan : Oh baru?
Jawab : Udah kuliah pokoknya
Pertanyaan : Nuri ada ngelakuin apa dek untuk menyembuhkan diri gitu, selama
covid?
Jawab : Udah menyembuhkan diri… hmmm makan banyak haha, minum obat
demam, hmmm tidor tidor haha (tertawa) apalagi yaa, minum obat,
makan, ah dikurung di rumah.
Pertanyaan : Itu aksesnya, maksudnya kan nuri ada keluar dari kamar, itu satu
pintu sirkulasi langsung ketemu mamak atau ada pintu lain gitu nuri
keluar, mungkin nuri berjemur gitu atau ngapain.
Jawab : Yah, akhirnya kena dua-dua sih, akhirnya. Karena kek mana kan,
awal awalnya dirawat karena demam tinggi kan. Yaudah kena dua-
dua tapi syukurnya mamak gak parah.
Pertanyaan : Luas ya, berarti gk terlalu sempit ya jaraknya, tapi ini ya karena
pegang semua
barang mungkin ya. Berapa kamar nuri?
Jawab : Limaa, cuma awalnya tu orang kami tidur berdua memang, tidur
bareng soalnya awalnya belum ketahuan
Pertanyaan : Ooh Kampung biasa ya. Oke. Selama covid ini kan nuri termasuk
pasien covid gitu kan, pernah kan. Ada gk terjadi perubahan dari diri
nuri atau dari ruangan yang ada atau dari fasilitas rumah nuri, itu
selama covid ini?
Jawab : Kalo perubahan diri apa yaa… hmm kalo perubahan dari diri jadi
kayak takut keluar rumah di awal awal, takut keluar rumah, terus kalo
perubahan rumah gak ada yang berubah di rumah, paling pas kena
covid itu jadi tidur masing-masing. Walaupun sama-sama kena gk tau
kenapa jadi tidur masing-masing aja gitu. Terus jadi nggak ada
nerima tamu, kalo diantar makanan sama kakak tu jadi digantung di
pintu gitu. Terus kalo kuliah, karena cuma berdua ya kuliahnya bisa
dimana-mana, bisa di kamar, bisa ruang makan, di ruang tamu, gak
ngaruh sih.
Pertanyaan : Ada kegiatan lain nggak selain di kamar selama covid itu?
Jawab : Selama covid itu betul-betul cuma di kamar kayak makan tidur aja
gitu.
Pertanyaan : Berarti kayak berjemur gitu nggak ada ya? Berjemur, olahraga, atau
apa?
Jawab : Haha nggak ada (tertawa)
Pertanyaan : Berarti nggak ada perubahan ruang atau fasilitas rumahnya yang
semulanya tempat tidur tetap aja tempat tidur gitu kan kak? Karena
kamarnya berlebih tadi kan sama jumlah orangnya
Jawab : Hmm (mengangguk)
Pertanyaan : Kalo di luaran ada taruh tempat cuci-cuci tangan nggak kak?
Sirkulasi rumahnya gimana?
Jawab : Kalo di luar tempat cuci cuci itu ada, ada tempat selang siram bunga
tu yang diluar, keran di luar tu, kalo datang abang atau siapa suruh
cuci tangan dulu disitu, cuci kaki. Kalo sirkulasi dirumah kayak biasa
aja, gimana bilangnya ya haha
Pertanyaan : Nuri nanti fotoin ya, fotoin spot yang ada selang air itu dimana, habis
itu fotoin secara kasar aja tampak dalam rumah nuri jadi kami tau
seberapa besar sirkulasi dalam rumah nuri. Terus kamar mana yang
nuri gunakan untuk isolasi mandiri
Jawab : Oke
Pertanyaan : Terus kira-kira rumah tu udah cocok belum untuk pasien covid gitu?
Jawab : Kalo untuk pasien covid pas isolasi kemarin itu cocok-cocok aja
karena pas awal mamak belum kena di kamar sendiri tu, dalam kamar
tu udah bisa semua, istriahat bisa, buat makan, ngerjain tugas bisa,
kamar mandi ada
Pertanyaan : Jadi kamar mandinya pake kamar mandi dalam atau luar?
Jawab : Kamar mandi dalam.
Pertanyaan : Jadi pake lampu pagi siang sore selama isolasi itu?
Jawab : Iyasih kalo selain tidur ya, tapi banyaknya kan tidur, jadi matiin
lampu juga haha (tertawa)
Pertanyaan : Ada nggak harapan nuri tenang rumah yang tahan covid itu gimana?
Jawab : Rumah yang tahan terhadap covid kalo menurut nuri, jumlah luasnya
sama jumlah penghuninya harus cocok. Karena nggak enak kan kalo
kita lewat lewat terus papasan papasan kalo lagi pandemi-pandemic
gini jadi risih kan, apalgi kalo batuk batuk walaupun keluarga. Sampe
mamak kemarin itu aja sampe bilang “jangan dekat-dekat, jangan
dekat-dekat” karena orang tua lebih takut, terus apa ya, ini rumahnya
tu maunya sih ada halaman, nggak terlalu dempet dempet sama
tetangga, jadi kalo lagi isolasi, lagi covid tapi gk parah ni, gk harus
tiduran di kamar, dia bisa ke halamannya buat olahraga atau
berjemur. Kecuali lagi parah emang di kamar aja tidur-tidur kan.
Pertanyaan : Jadi menurut kakak pemisahan rumah tu perlu nggak, perlu gk di
desain satu ruang khusus yang mungkin kalo ada anggota keluarga
yang covid tu langsung isolasinya tu di situ.
Jawab : Perlu sih, tapi kalo orang aceh jaman dulu rumahnya biasanya
memang… jaman dulu tu orang buat rumah kamarya banyak tapi
kecil-kecil, tapi udah dipikirin ni ada kamar yang namanya kamar
orang sakit, kalo dirumah kakak ada tu kamar orang sakit yang
dipersiapkan kira-kira kalo meninggal pun bisa dimandiin di kamar
itu. Kalo rumah jaman dulu ada kayak gitu.
Pertanyaan : Oh ya?
Jawab : Iya, kan kalo jaman sekarang gampang kan kalo ada orang meninggal
udah ada tempat mandiin yang ada bolongan buat nampung air buat
mandiinnya
Pertanyaan : Berarti menurut kakak konsep kayak gitu cocok diterapkan ke rumah
yang sekarang pun gitu ya? Apalagi dengan kondisi covid kayak gini?
Jawab : Iya, tapi kamarnya tu hari-hari tetap bisa di pake gitu, bisa
dipersipakn untuk kondisi tertentu.
Dokumentasi:
Kondisi Halaman
• Pertanyaan : Selama covid 19 ini, apakah ada keluar kamar dan apa yang anda
lakukan?
Jawab : ada. Melakukan jemur di matahari pada bagian depan kamar yang
terhubung ruangan outdoor
• Pertanyaan :apakah ada perubahan pada ruangan atau fungsi ruang selama
isoman?
Jawab : tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid , hanya saja pola
kehidupan keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan
masker di dalam kamar dan rumah. Dan aktifitas Bersama sudah
jarang.
• Pertanyaan : apakah ada solusi penambahan ruangan atau solusi anda terhadap
rumah anda?
Jawab : ada, seperti ruangan untuk olahraga, dan besaran ruang yangmana
sirkulasi terlalu kecil karena terdapat benda yang ada di dalam
ruangan seperti meja dan lain lain. Selanjutnya, bukaan yang tidak
berorientasi timur- barat. Tetapi rumah terdapat bukaan utara selatan
jadi tidak ada masuknya sinar langsung . karena perumahannya
perumahan rapat dengan tetangga. Figure 3 cahaya matahari
Kamar Tidur
Pertanyaan : Jadi pas kenak gejala itu, abang isolasinya di kamar aja? Ada keluar
ke ruang lain? Misalnya ke dapur?
Jawab : ada
Pertanyaan : Oke, selama covid berarti Cuma tidur aja atau gak ada lagi kegiatan
lain?
Jawab : iya, ada sih keluar kayak carik makanan paling
Pertanyaan : Berarti tetap mandiri diri sendiri gak minta tolong orang ya?
Jawab : ya
Pertanyaan : Ada nggak, perubahan yang abrar lakuin terkait ruangan atau diri
sendiri?
Jawab : kalau di rumah nggak ada, palingan di tempat kerja disediain tempat
cuci tangan
Pertanyaan : Kira-kira bang, kos abang itu udah cocok belum sama orang yang
kenak covid gitu untuk isolasi mandiri?
Jawab : dari sirkulasi ruangan udah boleh, Cuma mungkin kayak mandi perlu
disediakan di dalam kamar
Pertanyaan : jadi gak ada perubahan gitu kan, seperti perubahan fasilitas?
Jawab : nggak ada
Pertanyaan : Dari segi ruang, perlu nggak penambahan ruang supaya sustainable
terhadap covid-19?
Jawab : ada, mungkin perlu ruang untuk isosasi secara khusus
Pertanyaan : Ruang kerja yang kayak mana bang, yang seharusnya diperlukan?
Jawab : ruang untuk meja kerja aja, gak ruangan secara khusus
Pertanyaan : kalau taman perlu gak bang? Itu kan kos-kosan? Kosnya berapa
lantai?
Jawab : bukan kos-kosan, ini rumah sewa
Pertanyaan : kalau rumah, berarti ada tamannya dong seharusnya, ini ada
tamannya apa nggak?
Jawab : ya, ada tamannya
Dokumentasi:
Taman Rumah
Kondisi Rumah
8. Pertanyaan : Apakah ada perubahan ruang dan fasilitas rumah tinggal anda selama
pandemi Covid-19?
Jawaban : Tidak ada Penambahan ruang atau fasilitas selama pandemic, hal ini
dikarenakan kehidupan lingkungan di desa. Jadi Alhamdulillah aman.
14. Pertanyaan : Apakah ruang cukup apabila terjadi apabila ada keluarga yang
terkena covid?
Jawaban : cukup untuk tiga orang. Space nya InsyaAllah cukup
14.1. Dokumentasi:
Taman
8. Narasumber : Farah Jubhilla
Kode : FJ
Pewawancara : Keluarga?
Narasumber : Enggak.
Pewawancara : Terus kalau enggak terjadi covid , walaupun enggak ada yang
perlu isolasi tapi sebenarnya dari segi aktivitas kita kan
semakin banyak dirumah kan? Terus kira-kira ada enggak
perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan terhadap
misalnya kayak kuliah dirumah atau kerja dirumah gitu, ada
enggak?
Pewawancara : Kira-kira kalau seandainya ada orang yang kena covid, rumah
farah udah cukup belum jadi tempat untuk isolasi, udah
mencukupi enggak?
Narasumber : Hmm, rumah saya kalau di lantai 1 enggak cukup, mungkin
dilantai atas itu disiapin cukup untuk satu ruangan gitu.
Pewawancara : Jadi kalau seandainya ada yang terkena Covid, harus ada
ruang tambahan kan?
Narasumber : Hmm iya, di atas. Tapi ruang nya memang udah ada cuma
belum selesai.
15. Dokumentasi :
Kondisi rumah
9. Narasumber : Lia Maisari
Kode : LM
Pertanyaan : Selama covid 19 ini, kan bukan hanya orang yang terkena COVID-19
saja yang berpengaruh, tetapi untuk kita yang kerjanya WFH juga
berpengaruh. Dari kakak sendiri, selama kerja WFH, banyak kumpul
dengan keluarga dirumah ada gak terjadi perubahan fungsi ruang atau
fasilitas dirumah gitu untuk mendukung kegiatan kakak selama
pandemic dirumah!
Pertanyaan : Ruang kerjanya cukup gitu kak bagi dua? Atau ganti-gantian
pakainya?
Jawab : Cukup bagi dua, Karena mejanya itu liter L, jadi suami bisa dibagian
komputer, kami dibagian sampingnya.
Jawab : Kalau tempat cuci tangan sih kebetulan didepan ada keran untuk
siram bunga jadi kalau memang tamu mau masuk bisa cuci tangan
dulu didepan. Kalau soal taman, dirumah juga ad ataman, tapi ya gak
lebar-lebar kali juga. Tapi kalau untuk tempat berjemur bisalah.
Pertanyaan : tadi kan kak, ada dipertimbangkan terkait desain tempat makan, kalau
udah gak COVID lagi terus tempat makannya mau difungsikan untuk
apa?
Jawab : tempat makannya dibikin yang fleksibel, misalnya buat tempat makan
yang gk permanen atau bisa dirancang tempat makan yg model lipat.
Jadi kalau seandainya gk COVID lagi kan meja itu bisa difungsikan
untuk meja belajar atau tempat nyimpang buku jadi tetap berfungsi
juga.
16. Dokumentasi: