Anda di halaman 1dari 38

PERUBAHAN RUMAH TINGGAL SEBAGAI ADAPTASI

TERHADAP COVID-19
Disusun Oleh:
Lia Maisari (2104204010003)
Lisa Maharani (1804104010004)
Kamila Bilqis (2104204010007)
Annisa Qadrunnada (2104204010007)
Farah Jubhilla (1804104010047)
Nuri Ihsani (2104204010001)
Siti Shara (1804104010001)
Syahrul Aini (2104204010018)
Muhammad Ilham Abrar (2104204010007)
Muhammad Naufal Bukonle (1804104010049)

1. Rumusan Masalah
Bagaimanakah perubahan rumah tinggal sebagai adapatasi terhadap Covid-19?

2. Tujuan penelitian
Mengetahui perubahan rumah tinggal sebagai adapatasi terhadap Covid-19

3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pemaparan data secara
deskriptif. Peneliti ingin melihat perilaku dan tindakan yang dilakukan pada rumah
tinggal selama Pandemi COVID-19. Seperti yang dikatakan oleh Moleong (2017) bahwa
metode kualitatif sangat sesuai digunakan untuk memahami fenomena yang terjadi dan
dialami oleh subjek penelitian, terkait dengan persepsi, perilaku dan tindakan secara
keseluruhan serta menggunakan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa untuk suatu
tujuan yang alamiah. Teknik pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara dan
dokumentasi. Informan yang diwawancara berjumlah 9 orang. Latar belakang informan
adalah mahasiswa magister Arsitektur Unsyiah yang terlibat langsung dan dapat melihat
perubahan rumah tinggal mereka selama pandemi COVID-19. Bentuk wawancara yang
digunakan adalah wawancara semi-terstruktur, yaitu proses wawancaranya menggunakan
panduan wawancara, namun peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
peneliti sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan (lampiran 1).

3.1.Pertanyaan interview
1. Apakah kamu pernah mengidap COVID-19?
2. Apakah ada perubahan selama pandemi Covid-19?
3. Perubahan apa saja yang anda lakukan?
4. Mengapa anda melakukan perubahan itu?
5. Bagaimanakah harapan anda tentang rumah yang tahan terhadap Covid-19?
4. Reduksi Data

4.1.Apakah kamu pernah mengidap COVID-19?

Terinfeksi Covid-19

Belum Pernah Tes

Tidak Pernah

Pernah

0 1 2 3 4 5

Pernah Tidak Pernah Belum Pernah Tes

Pernah : 4 Jawaban

 Pernah, kak…. Mengalami gejala seperti demam, flu, dan hilang rasa di indra
penciuman sekitar 3 hari, isolasi mandiri 1 minggu. Sekarang udah sembuh.
 Pernaahh, sakitnya agak lama gitu, 1 bulanan, long covid.
 Pernah, awal bulan September, udah sebulan, sekarang udah negatif.
 Pernah, sekitar 3 bulan yang lalu. Agustus 2021. gejala nya selama 1 minggu,
kemudian setelah gejala dan hasil tes positive selanjutnya isloasi selama 2 minggu.

Tidak Pernah : 4 Jawaban


 Kalau positif covid-19 saya dan keluarga tidak pernah.
 Alhamdulillah, tidak pernah terena covid, begitu juga dengan keluarga, Alhamdulillah
juga tidak pernah.
 Enggak, belum pernah, tapi janganlah.
 Enggak pernah

Belum Pernah Tes : 1 Jawaban


 Enggak pernah test, tetapi pernah mengalami gejala Covid, seperti deman dan hilang
indera penciuman. Sekitar 2 bulan yang lalu. Sekarang udah sembuh.

Keluarga yang terinfeksi/reaktif : 2 Jawaban


 Ada keluarga saya yang reaktif virus covid-19. Kakak kandung saya. Tetapi tidak
berada dalam satu rumah dengan saya, namun tetanggaan.
 Keluarga ada yang kenak Covid. Ayah adik dan mama.
Hasil reduksi :
Gejala Covid 19
Lama terjangkit Covid 19
Lama isolasi
Waktu terjangkit
Kondisi saat ini

4.2.Apakah ada perubahan selama pandemi Covid-19?

a. Perubahan Ruang dan Fasilitas Rumah Tinggal

Perubahan Ruang dan Fasilitas Ruang

Tidak Ada

Ada

0 1 2 3 4 5 6 7

Perubahan Ruang dan Fasilitas Ruang

Ada : 3 Jawaban

 Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak
ada yang berubah.
 Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong yang
ga ada orang tidur, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak
ada kamar mandi.
 Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang dijadikan
sekaligus ruang belajar.

Tidak Ada : 6 Jawaban


b. Perubahan Aktivitas

Perubahan Aktivitas

Ada perubahan Tidak ada perubahan

Cuci
Tangan Minum
Minum Cuci Obat/
Obat/ Tangan
Vitamin
Vitamin
Berjemur
Menjaga Berjemur
kebersihan Menjaga
kebersihan
Isolasi
Pakai
Menjaga Masker
Pakai Menjaga di dalam
Pola Masker
Makan Pola Rumah
di dalam Makan
Tidak Tidak
Rumah
Berkumpul Berkumpul

Perubahan Aktivitas Narasumber yang Perubahan Aktivitas Narasumber yang


terkena Covid-19 tidak terkena Covid-19

Ada : 9 Jawaban
 Tidak. Hanya saja perubahan dari segi sosial, lebih jarang kumpul-kumpul dengan
kawan.
 Gak adaa. Karena memang udah lengkap sih, di kamar juga sirkulasi udaranya
cukup, pencahayaan yang masuk juga banyak mataharinya, jadi kamila gak stress-
stress kali di kamar tu. Kalau dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar
matahari. Tapi karena kena covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi
udara. Sebelumnya karena pake AC jadi gak terbiasa buka jendela, tapi pas covid
tu betul-betul butuh udara segar. Kamila sebelumnya jarang ke luar rumah untuk
berjemur, jarang olahraga, makannya juga suka-suka.
 Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar. Tetapi kalau perlakuan khusus adalah minum
vitamin dan lebih menjaga kebersihan.
 Enggak ada perubahan ruang atau fasilitas rumah. Karena kamarnya berlebih dari
jumlah orangnya. Nggak ada nerima tamu, kalo diantar makanan sama kakak tu
jadi digantung di pintu gitu. Terus kalo kuliah, karena cuma berdua ya kuliahnya
bisa dimana-mana, bisa di kamar, bisa ruang makan, di ruang tamu, gak ngaruh
sih.
 Tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid, hanya saja pola kehidupan
keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan masker di dalam kamar
dan rumah. Dan aktifitas bersama sudah jarang.
 Kalau di rumah nggak ada, palingan di tempat kerja disediain tempat cuci tangan.
 Tidak ada Penambahan ruang atau fasilitas selama pandemic, hal ini dikarenakan
kehidupan lingkungan di desa. Jadi Alhamdulillah aman.
 Hmm enggak ada sih, sama aja.
 Kalau……. Perubahan, enggak ada. Cumakan dari awal rumahnya kan didesain
ada ruang kerja, karena kebetulan suami juga Arsitek hehe, jadi kalau WFH gak
berpengaruh karena memang dari awal ada meja computer, jadi disitu tu bisa
sekaligus kerja. Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang
enak untuk duduk dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari
struktur ruang gak ada yang berubah.

Tidak Ada : 0 Jawaban

Hasil Reduksi Data :


Aktivitas
Sirkulasi udara dan pencahayaan
Upaya pencegahan Covid 19
Upaya penyembuhan
Lingkungan tempat tinggal
4.3.Perubahan apa saja yang anda lakukan?

Perubahan Yang dilakukan

Penambahan Fasilitas Perubahan Aktifitas Perubahan Fungsi Ruang

Penambahan Fasilitas : 1 jawaban


 Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak
ada yang berubah.

Perubahan aktifitas: 6 jawaban

 Perubahan dari segi sosial, lebih jarang kumpul-kumpul dengan kawan.


 Ada sih, dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar matahari. Tapi karena kena
covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi udara. Sebelumnya karena pake
AC jadi gak terbiasa buka jendela, tapi pas covid tu betul-betul butuh udara segar.
 Kalo perubahan diri apa yaa… hmm kalo perubahan dari diri jadi kayak takut keluar
rumah di awal awal, takut keluar rumah, terus kalo perubahan rumah gak ada yang
berubah di rumah, paling pas kena covid itu jadi tidur masing-masing.
 tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid, hanya saja pola kehidupan
keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan masker di dalam kamar dan
rumah. Dan aktifitas bersama sudah jarang.
 Sudah jarang keluar rumah, kalau dulu kan kita kuliah ke kampus. Kalau sekarang
dirumah yaudah enggak ada keluar rumah, paling kalau di kos aktivitasnya udah
berbeda.
 Perubahan terhadap bentuk rumah tidak ada, tetapi kalau perlakuan khusus adalah
minum vitamin dan lebih menjaga kebersihan seperti cuci tangan sebelum masuk
rumah.
Perubahan fungsi ruang : 2 Jawaban
 Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong yang
ga ada orang tidur, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak
ada kamar mandi.
 Saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang dijadikan sekaligus
ruang belajar.

Hasil Reduksi Data:


Penambahan fasilitas
Peningkatan kebutuhan luas ruang
Perubahan sosial
Memaksimalkan sirkulasi udara
Kuliah dari rumah
Menjaga kebersihan
Perpindahan Ruang

4.4.Mengapa anda melakukan perubahan itu?

Alasan Perubahan
4.5

4
4
3.5

3
3
2.5

2
2
1.5

0.5

0
Kenyamanan Aktivitas Kesehatan Mental dan Tubuh Kekhawatiran Akibat Virus

Alasan Perubahan

Kenyamanan Aktivitas: 2 jawaban


 Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak
ada yang berubah.
 Saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang dijadikan sekaligus
ruang belajar.
Kesehatan Mental dan Tubuh : 3 Jawaban
 Ada sih, dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar matahari. Tapi karena kena
covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi udara. Sebelumnya karena pake
AC jadi gak terbiasa buka jendela, tapi pas covid tu betul-betul butuh udara segar.
 Perubahan terhadap bentuk rumah tidak ada, tetapi kalau perlakuan khusus adalah
minum vitamin dan lebih menjaga kebersihan.
 Cuma kalau udah jam-jam 10 keluar, untuk berjemur.

Kekhawatiran Akibat Virus : 4 Jawaban


 Kalo perubahan diri apa yaa… hmm kalo perubahan dari diri jadi kayak takut keluar
rumah di awal awal, takut keluar rumah, terus kalo perubahan rumah gak ada yang
berubah di rumah, paling pas kena covid itu jadi tidur masing-masing.
 tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid , hanya saja pola kehidupan
keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan masker di dalam kamar
dan rumah. Dan aktifitas Bersama sudah jarang.
 Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong yang
ga ada orang tidur, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak
ada kamar mandi.
 Perubahan dari segi sosial, lebih jarang kumpul-kumpul dengan kawan.

Hasil Reduksi Data:


Kebutuhan Fasilitas yang nyaman
Kebutuhan Psikologi Ruang
Kebutuhan Sinar Matahari
Kebutuhan Sirkulasi Udara
Menjaga Daya Tahan Tubuh
Proteksi Diri dari Virus

4.5.Bagaimanakah harapan anda tentang rumah yang tahan terhadap Covid-19?

Tambah
Kamar
Mandi Di
Taman Dalam
Kamar

Perubahan
dan
Ruang Penambahan
Kerja Ruang Penataan
Interior

Harapan Perubahan dan Penambahan Ruang


Meja
Wastafel Penambahan
Kerja
Fasilitas

Harapan Penambahan Fasilitas

Penambahan
Sirkulasi Elemen Bukaan
Udara Ruang

Harapan Penambahan Elemen Ruang

Harapan/saran : 9 Jawaban
 Menyediakan wastafel, di bagian depan rumah, sebelum masuk cuci tangan dulu.
 Kalau menurut kamila sih, karena covid ini masalah pernafasan kan, jadi memang
yang paling perlu tu, sirkulasi udaranya tu cukup, jangan sampai kita merasa gak
cukup udara di dalam rumah, setidaknya kita merasa ada angin masuklah ke
rumah.
 Sebaiknya suatu rumah hunian harus memiliki lahan terbuka hijau (taman)
untuk mendapatkan udara yang baik bagi kesehatan, bukaan pada rumah harus
memadai agar cayaha dan udara dapat masuk ke dalam rumah demi menunjang
kehidupan di dalam rumah yang lebih sehat. Kebersihan lingkungan sekitar juga
penting digaja dan dirawat agar selalu bersih.
 Rumah yang tahan terhadap covid kalo menurut nuri, jumlah luasnya sama jumlah
penghuninya harus cocok. Karena nggak enak kan kalo kita lewat lewat terus
papasan papasan kalo lagi pandemi-pandemic gini jadi risih kan, apalagi kalo batuk
batuk walaupun keluarga
 Ada, seperti ruangan untuk olahraga, dan besaran ruang yangmana sirkulasi terlalu
kecil karena terdapat benda yang ada di dalam ruangan seperti meja dan lain lain.
Selanjutnya, bukaan yang tidak berorientasi timur- barat. Tetapi rumah terdapat
bukaan utara selatan . jadi tidak ada masuknya sinar langsung . Karena
perumahannya perumahan rapat dengan tetangga. Figure 3 cahaya matahari. Saran
untuk yang lain untuk diluar rumah penambahan yang dibutuhkan saat pandemic
seperti wastafel, meskipun keluarga tidak terinfeksi virus, maka tetap dibutuhkan
wastafel, hal ini dibutuhkan mungkin jika ada datang tamu dari luar yang bisa saja
membawa virus. Kemudian untuk dalam bangunan sendiri, misalnya pintu masuk,
maka dibuat dua pintu masuk satu khusu untuk pintu masuk tamu dan satunya lagi
khusus untuk keluaraga.Hmm kayak nya penambahan ruang deh, ruang
mulitifungsi, satu ruang itu bisa di gunakan untuk banyak kegiatan, jadi kalaupun
enggak dipakai ruang itu enggak ganggu gitu, kalau misalnya ada keadaan yang
darurat misalnya kayak covid sekarang ada ruang itu, mau dipakai untuk belajar
atau buat tugas apapun disitu.
 Ada, mungkin perlu ruang untuk isosasi secara khusus.
 Untuk hunian wajib ada bukaan dan pencahayaan. Kalau kita mau desain ulang
adalah taman disetiap ruangannya, kalau pun tidak mungkin setiap ruang paling
tidak ada konsektor yg menghubungan ruangan dengan taman.
 Karena sedang covid ini dibutuhkan space atau ruang yang lebih baik dalam
rumah.
 Ya benar, justru karena sedang covid ini dibutuhkan space atau ruang yang lebih
baik dalam rumah. Misal kamar, yang dulu terasa luas. Kini terasa lebih sempit
karena yang kita lihat hanya ruang itu saja, sehingga dibutuhkan penataan ulang
agar tidak terasa bosan dalam ruang yang sama. Meskipun tidak diubah struktur
bangunannya, tapi ada beberapa elemen yang ditambahkan sehingga tetap terasa
nyaman.

Hasil Reduksi Data :


Penambahan ruang dan fasilitas
Sirkulasi udara
Kebersihan lingkungan
Sirkulasi
Orientasi bukaan
Pencahayaan
Lahan terbuka hijau (RTH)

5. Hasil dan Pembahasan

5.1. Adaptasi Rumah Tinggal terhadap COVID-19


WHO telah melebeli COVID-19 sebagai pandemi, hal ini ini dikarenakan penyebaran
COVID-19 yang sangat cepat. COVID-19 sudah berlangsung satu tahun sejak ditetapkan
WHO pada 11 Maret 2020. Dari data WHO yang dikeluarkan 3 November 2021, jumlah
kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 4,25 juta sampai saat ini. Pemerintah
Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait wabah COVID-19 yang diatur dalam PP
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar. Presiden Joko Widodo
juga menegaskan kebijakan untuk beraktivitas produktif dirumah yang berfungsi untuk
menekan penyebaran virus corona atau COVID-19. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi
dalam konferensi pers di Instana Bogor pada Senin (16/3/2020).

“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus
digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran COVID-19,” ujar Jokowi.

Pandemi COVID-19 membuat banyak masyarakat menghabiskan waktu dirumah. Wabah


COVID-19 secara tidak langsung merubah pola tatanan ruang dan fasilitas yang sudah ada.
Fungsi utama rumah menurut Rapoport (1969) sebagai tempat berlindung dari hujan, sinar
matahari, hewan buas maupun lainnya. Sanropie dkk.(1989) menambahkan lagi fungsi dari
rumah, yaitu sebagai tempat beristirahat. Namun selama pandemi COVID-19 terdapat
penambahan fungsi rumah yaitu sebagai tempat kerja, tempat belajar dan ibadah seperti yang
dikatakan Presiden Jokowi. Pandemi COVID-19 membuat para Arsitek harus bersiap pada
virus ini maupun virus lainnya dimasa depan. Para Arsitek harus dapat mempersiapkan
perencanaan rumah yang mampu beradaptasi terhadap pandemik.
Menurut Sonnenfeld (dalam Bell P.A, Greene T.C. Fisher, JD & Baum, A, 1996),
terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan manusia dalam upaya adaptasi dengan
lingkungannya, yaitu:
a. Adaptation (Adaptasi), yaitu mengubah tingkah laku atau respon- respon agar sesuai
dengan lingkungannya
b. Adjustment (Penyesuaian), perilaku mengubah lingkungan agar sesuai dengan kondisi
lingkungan yang diinginkan

Adaptasi merupakan suatu bentuk respon yang paling cepat dilakukan oleh manusia
untuk tanggap terhadap bencana seperti saat ini. Sehingga berdasarkan teori Sonnenfeld
(dalam Bell P.A, Greene T.C. Fisher, JD & Baum, A, 1996), penulis ingin melihat adaptasi
apa saja yang sudah dilakukan oleh sembilan informan tersebut baik yang terkena COVID-19
maupun yang belum terkena. Berdasarkan data yang ada, terdapat 4 informan yang terkena
COVID-19, 5 informan belum terkena COVID-19, dan ada 1 informan yang belum pernah
tes, namun informan tersebut mengalami gejala COVID-19 yaitu informan MIA.

“Enggak pernah test, tetapi pernah mengalami gejala Covid. Sekitar 2 bulan yang
lalu. Gejalanya seperti deman dan hilang indera penciuman selama satu minggu,” ujar
informan MIA

Berdasarkan data yang telah diberikan oleh informan, terdapat dua jenis perubahan
yang terjadi selama masa pandemi COVID-19 ini, yaitu penambahan fasilitas rumah tinggal,
perubahan aktifitas, dan perubahan fungsi ruang rumah tinggal . Terdapat 1 informan yang
melakukan penambahan fasilitas rumah tinggal (infroman LM), 6 informan yang melakukan
perubahan aktivitas, dan terdapat 2 informan yang melakukan perubahan fungsi ruang seperti
yang dinyatakan oleh informan KB.

“Palingan Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk duduk
dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau dari struktur ruang gak ada
yang berubah,”ujar informan LM yang melakukan penambahan fasilitas pada rumah
tinggalnya (gambar 1).

Gambar 1. Dampak dari COVID-19 terhadap penambahan fasilitas di rumah


Sumber: Dokumentasi Informan LM
Penambahan fasilitas tersebut dikarenakan informan sering bekerja atau belajar
dirumah selama pandemi COVID-19. Selain itu, informan KB juga menyatakan perubahan
fungsi ruang pada rumah tinggalnya.

“Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu kamar kosong
yang ga ada orang tidur yang sering digunakan untuk penyimpanan barang, tapi dipakek
jadi ruang isolasi karena paling dekat dengan kamar mandi, soalnya kamar kamila gak ada
kamar mandi,”ujar informan KB yang melakukan perubahan fungsi ruang pada rumah
tinggalnya (gambar 2).

Gambar 2. Isolasi digunakan kamar kosong yang paling dekat dengan kamar mandi
Sumber: Dokumentasi Informan KB

Sedangkan untuk perubahan dalam beraktivitas, semua informan telah melakukan


perubahan aktivitas baik yang sudah pernah maupun yang belum pernah terkena COVID-19.
Perubahan aktivitas yang dilakukan diantaranya rutin mencuci tangan, minum vitamin,
berjemur, memakai masker, tidak berkerumunan/berkumpul, menjaga pola makan, dan
menjaga kebersihan. Melakukan isolasi mandiri bagi informan yang suda pernah terkena
COVID-19.

“Tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar. Tetapi kalau perlakuan khusus adalah minum vitamin
dan lebih menjaga kebersihan”. Ujar informan AQ Yang belum pernah terkena COVID-19
(gambar 3).

Gambar 3. Pemanfaatan Kamar Tidur sebagai Ruang Belajar


Sumber: Informan AQ
Tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid, hanya saja pola kehidupan
keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan masker di dalam kamar dan rumah.
Dan aktifitas bersama sudah jarang. Ujar informan MNB Yang sudah pernah terkena
COVID-19.
Ketiga perubahan yang telah dilakukan informan tersebut, didukung oleh beberapa
alasan. Sebanyak 2 informan melakukan perubahan untuk menunjang kenyamanan aktivitas,
3 informan yang melakukan perubahan untuk kesehatan mental dan tubuh yang lebih baik,
dan sebanyak 4 informan yang melakukan perubahan dikarkan kekhawatiran terhadap virus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan rumah tinggal selama pandemik
COVID-19, yaitu penambahan fasilitas rumah tinggal, perubahan aktifitas, dan perubahan
fungsi ruang rumah tinggal (diagram 1).

Perubahan Yang dilakukan

Penambahan Fasilitas Perubahan Aktifitas


Perubahan Fungsi Ruang

Diagram 1. Perubahan Rumah Tinggal Selama Pandemi COVID-19


Sumber: Hasil Analisa

Hal ini disebabkan karena adanya faktor dari kenyamanan aktivitas, kesehatan mental
dan tubuh serta adanya kekhawatiran akibat virus COVID-19 (diagram 2). Pada umumnya
informan memiliki kekhawatiran yang berlebih terhadap virus COVID-19, sehingga pada
umumnya terdapat tempat cuci tangan atau keran air didepan rumah. Hal ini dibuktikan dari
diagram 2 dan gambar 4.

Alasan Perubahan
5
4
3 4
2 3
1 2
0
Kenyamanan Kesehatan Kekhawatiran
Aktivitas Mental dan Akibat Virus
Tubuh

Alasan Perubahan

Diagram 2. Alasan Perubahan Fungsi Rumah Tinggal Selama Pandemi COVID-19


Sumber: Hasil Analisa
Gambar 4. Keran yang Terdapat di Depan Rumah difungsikan Sebagai Tempat Cuci
Tangan
Sumber: Dokumentasi Informan

Latar belakang informan adalah mahasiswa magister Arsitektur Unsyiah. Sehingga


peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan solusi terhadap rumah yang
tanggap terhadap COVID-19 maupun wabah lainnya dimasa depan. Berdasarkan data yang
ada, setiap informan pada umumnya memiliki harapan yang sama, yaitu dengan adanya
perubahan dan penambahan ruangan seperti penambahan taman, ruang kerja, kamar mandi di
dalam kamar tidur, dan penataan interior ruang yang lebih baik. Selain itu, informan juga
berharap agar adanya penambahan fasilitas dirumah, seperti penambahan fasilitas wastafel
dan meja kerja. Hal ini dikarenakan sudah terjadinya penambahan fungsi rumah yaitu sebagai
tempat kerja dan belajar. Harapan informan yang terakhir, agar hunian mereka dapat
ditambahkan lagi bukaan- bukaan yang lebah agar dapat memasukkan cahaya matahari ke
dalam ruangan dan penambahan ventilasi yang berfungsi untuk jarul sirkulasi udara. Hal
tersebut dikelompokkan kedalam elemen ruang (diagram 2).

Tambah
Kamar
Mandi Di
Taman Dalam
Kamar

Meja
Perubahan Wastafel Penambahan
Kerja
dan Fasilitas
Ruang Penambahan
Kerja Ruang Penataan
Interior

Harapan Perubahan dan Penambahan Ruang Harapan Penambahan Fasilitas


Penambahan
Sirkulasi Elemen Bukaan
Udara Ruang

Harapan Penambahan Elemen Ruang

Diagram 3. Pengelompokan Saran Informan terhadap Rumah yang Tangga terhadap


COVID-19 maupun wabah lainnya
Sumber: Hasil Analisa

6. Kesimpulan
Terjadi perubahan rumah tinggal sebagai adaptasi terhadap COVID-19 yaitu dengan
adanya penambahan fasilitas rumah tinggal, perubahan aktifitas, dan perubahan fungsi ruang
rumah tinggal. Perubahan tersebut disebabkan karena adanya faktor dari kenyamanan
aktivitas, kesehatan mental dan tubuh serta adanya kekhawatiran akibat virus COVID-19.
Sebaiknya rumah direncanakan dengan memasukkan konsep mitigasi terhadap COVID-19
maupun virus lainnya dimasa depan seperti harapan-harapan informan terhadap rumah yang
tahan terhadap COVID-19. Yaitu adanya penambahan taman, ruang kerja, kamar mandi di
dalam kamar tidur, maupun penataan interior ruang yang lebih baik. Serta penambahan
fasilitas dirumah, seperti penambahan fasilitas wastafel maupun meja kerja. Juga
penambahan bukaan yang lebar dan penambahan ventilasi yang berfungsi untuk jalur
sirkulasi udara.

Referensi:

WHO Data. 2021. Coronavirus (COVID-19) statistics, Coronavirus Pandemic (COVID-19) –


the data - Statistics and Research - Our World in Data diakses pada 4 November 2021 (pukul
08.00)

Kompas.com. 2020. Jokowi: kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu
Digencarkan, Jokowi: Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu
Digencarkan (kompas.com) diakses pada 4 November 2021 (pukul 10.00)

Rahardjo, Wahyu. 2009. Human Environment Connection: The Brief Reflection. Research
and Psychology, (PDF) Human-Environment Connection: The Brief Reflection | Wahyu
Rahardjo - Academia.edu, diakses pada 6 November 2021 (pukul 12.23)

Alahudin, Muchlis dan Jayadi. 2014. Kondisi Lingkungan Sekitar Terhadap Kenyamanan
Termal Rumah Sewa (Studi Kasus Rumah Sewa di Kel.Seringgu Jaya Merauke. Jurnal Ilmiah
Mustek Anim Ha, 3 (1).
Lampiran 1. Hasil Verbatim Wawancara dan Dokumentasi
 Pewawancara: Lisa Maharani

1. Narasumber : Syahrul Aini


Kode : SA

 Pertanyaan : Pernah kenak covid syahrul?


Jawab : pernah, kak….
 Pertanyaan : Kapan itu?
Jawab : Sekitar bulan agustus
 Pertanyaan : Apa gejalanya?
Jawab : Mengalami gejala seperti demam, flu, dan hilang rasa di indra
penciuman.
 Pertanyaan : Berapa hari?
Jawab : Sekitar 3 hari
 Pertanyaan : Sekarang masih mengalami gejala? Atau udah sembuh?
Jawab : tidak, udah sembuh
 Pertanyaan : darimana tau sudah sembuh? Udah sehat Kembali?
Jawab : normalnya indra penciuman
 Pertanyaan : Ada nggak, yang syahrul lakuin selama gejala-gejala itu?
Jawab : isolasi mandiri, 1 minggu, minum obat. Setelah 1 minggu, Olahraga
jogging pagi.
 Pertanyaan : Tinggal sama siapa?
 Jawab : Tinggal sama keluarga.
 Pertanyaan : Tinggal di rumah?
Jawab : iya.
 Pertanyaan : Rumah berapa kamar, syahrul?
Jawab : 4 kamar tidur
 Pertanyaan : 1 keluarga berapa orang?
 Jawab : 4 orang
 Pertanyaan : ada perubahan di tata pola ruangan di rumah ?
 Jawab : tidak.
 Pertanyaan : selama isolasi mandiri apa-apa saja perubahan ?
 Jawab : perubahan dari segi sosial, lebih jarang kumpul-kumpul dengan
kawan.
 Pertanyaan : apa saran untuk kedepan dari segi pola kehidupan ?
 Jawab : Menyediakan wastafel, di bagian depan rumah, sebelum masuk cuci
tangan dulu.
 Pertanyaan : Dari pola ruang terbuka hijau (RTH) apa ada perubahan?
 Jawab : tidak ada.
 Pertanyaan : untuk akses kamar mandi di rumah terpisah atau di kamar ?
 Jawab : terpisah kak… melewati ruang keluarga kemudian masuk ke toilet.
 Pertanyaan : apa solusi untuk tetap sehat selama pandemi covid?
 Jawab : banyak-banyak makan makanan serat, buah dan sayur, rutin
olahraga. Itu saja…

Akses ke luar
Kondisi Kamar

Wastafel di dalam Kamar Mandi Kondisi Rumah


2. Narasumber : Kamila Bilqis
Kode : KB

 Pertanyaan : Kamila tinggal dimana?


Jawab : eee.. di lambhukk

 Pertanyaan : Di lambhuk, di daerah komplek atau bukan?


Jawab : di Perumahan

 Pertanyaan : Kamila pernah kena covid?


Jawab : Pernaahh

 Pertanyaan : Kapan?
Jawab : Ga ingatt lagi, sembuhnya 2 minggu sebelum kuliah, mungkin awal
bulan Agustus , sakitnya agak lama gitu, 1 bulanan, long covid

 Pertanyaan : Kekmana caranya bisa sembuh? Apa yang kamila lakuin sampai bisa
sembuh?
Jawab : Pertama di isolasi dulu, di kamar, tapi itu bukan kamar sendiri, itu
kamar kosong yang ga ada orang tidur yang sering digunakan untuk
penyimpanan barang, tapi paling dekat dengan kamar mandi, soalnya
kamar kamila gak ada kamar mandi. Jadi kalo misalnya kamila mau
ke kamar mandi tu kamila gak jumpa sama orang lain. Jadi pas
selama covid tu di dalam kamar aja, makanan di antar, semua di
antar. Cuma kalau udah jam-jam 10 keluar, untuk berjemur.

 Pertanyaan : Keluarnya lewat pintu mana kak? Pintu depan atau belakang?
Jawab : Lewat pintu depan, pas keluar liat-liat orang juga apa lagi ada orang
atau enggak. Waktu kenak covid tu satu rumah kenak, tapi satu orang
isolasi satu kamar.

 Pertanyaan :Cukup kamarnya masing-masing satu orang? Berapa orang satu


rumah?
Jawab : Iyaa (Angguk) berapa yaa (mencoba menghitung), enam orang
kayaknya.

 Pertanyaan : Jumlah kamar mandi berapa?


Jawab : Jumlah kamar mandi banyak, berapa ya? Ada kamar yang ada kamar
mandi kayak kakak adek. Kalau adek gak ada kamar mandi, tapi
Cuma dekat kamar mandi, makanya di tarok disitu. Jumlah kamar
mandinya ada 6 kayaknya.

 Pertanyaan : Berarti ada 6 kamar di rumah ya?


Jawab : Enggak, ada 8 kamar. Banyak kamar kosong sih, gak semua ada yang
isi. Kakak ketiga adek dia sendiri, kakak satu lagi sama suami dan
anaknya bertiga. Adek sendiri, mama sama ayah adek berdua. Jadi
yang diisi Cuma tiga 4 kamar.
 Pertanyaan : Berarti secara struktur rumahnya ga ada yang berubah, tapi semua
fasilitas kamarnya terpakai semua rata-rata?
Jawab : Gak adaa. Karena memang udah lengkap sih, di kamar juga sirkulasi
udaranya cukup, pencahayaan yang masuk juga banyak mataharinya,
jadi kamila gak stress-stress kali di kamar tu.

 Pertanyaan : Ukuran kamarnya berapa ya?


Jawab : Berapa yaa, sekitar umn 3 x 3.5

 Pertanyaan : Tamannya yang kamila berjemur dimana? Di depan?


Jawab : Iya, di depan, diluar di dekat teras.

 Pertanyaan : Ada gak perubahan yang kamila rasakan setelah kenak covid? Atau
perubahan yang kamila lakukan di kamar setelah covid?
 Jawab : Ada sih, dulu kan kamila ga suka buka gorden, kena sinar matahari.
Tapi karena kena covid jadi kek butuh gitu, lebih butuh juga sirkulasi
udara. Sebelumnya karena pake AC jadi gak terbiasa buka jendela,
tapi pas covid tu betul-betul butuh udara segar.

 Pertanyaan : Gimana rasanya selama covid itu? Ada sesak? Tertularnya dari
mana?
Jawab : Sesak kak, tertularnya mungkin karena tetangga adek ada yang dokter
paru. Tapi gak tau pasti juga, tiba-tiba udah sakit aja satu rumah, dan
yang paling parah adek. Yang lain ga parah-parah kali.

 Pertanyaan : Kira-kira kenapa kamila yang paling parah?


Jawab : Karena kamila sebelumnya jarang ke luar rumah untuk berjemur,
jarang olahraga, makannya juga suka-suka. Kalau kayak mama
kamila yang dosen, beliau sering bergerak dan sering beraktivitas di
luar, jadi daya tahan tubuhnya lebih kuat kayaknya.

 Pertanyaan : Dengar dari cerita kamila, sebenarnya rumah kamila udah cukup
include kalau terjadi covid misalnya kan? Kamila setuju gak kalau
rumah kamila sudah cukup baik untuk tempat isolasi covid?
 Jawab : Sangat setuju, karena disinipun kalaupun terisolasi gak sampe bikin
stress dan tetap merasa cukup. Terus privasi tiap kamar di rumah
kakak tu lumayan bagus. Karena per kamarnya beda-beda tingkatnya,
umnn bukan maksudnya rumahnya ada 10 tingkat, tapi tiap kamar tu
beda-beda elevasinya, jadi kalau orang keluar dari kamar itu
kemungkinan jumpa sama orang lain tu kecil. Karena kamarnya
pisah-pisah gitu, gak saling langsung berhadapan jugak pintu sama
pintu. Jadi pas kamila sakit kalau keluar kemungkinan untuk jumpa
orang tu sedikit karena jalurnya juga beda tiap kamar.

 Pertanyaan : Jadi apa harapan Kamila untuk rumah yang sustainable untuk covid
ini? Biar bisa lebih nyaman lagi?
 Jawab : Kalau menurut kamila sih, karena covid ini masalah pernafasan kan,
jadi memang yang paling perlu tu, sirkulasi udaranya tu cukup,
jangan sampai kita merasa gak cukup udara di dalam rumah,
setidaknya kita merasa ada angina masuklah ke rumah.

 Pertanyaan : Ada gak usulan untuk rumah kamila?


Jawab : Jujur kamila udah nyaman kali dengan rumah ini, kalau bisa gak
keluar rumah senang kali kamila. Jadi gak tau mau usul apa, karena
kamila rasa rumah ini udah cukup baik, sirkulasi udara dan
bukaannya.

 Pertanyaan : Pas Covid kan semua kenak tu? Gimana cara antar makanannya?
Jawab : Sebenarnya yang lain kan ga terlalu parah sakitnya jadi mereka
Cuma isolasi seadanyaa aja jaga jarak pakai masker kalau keluar
kamar, makanan tetap ambil sendiri dan beraktivitas kaya biasa.
Cuma kamila yang diisolasi sunggguh-sungguh karena kamila yang
paling parah, dan Cuma kamila yang makanannya di antarin ke depan
kamar.

 Dokumentsi Rumah Kamila:


Perbedaan Elevasi pada kamar Di rumah.

Jarak kamar mandi dan kamar Isolasi Kamila Jalur Kamila keluar saat ingin berjemur
Lewat tangga Ini dulu
Belok kiri langsung ke Dari ruang tamu nanti keluar
ruang tamu langsung ke teras itu lewat pintu Berjemur disini
depan ini
3. Narasumber : Annisa Qadrunnada
Kode : AQ

 P : Apakah anda pernah Positif terkena Virus Covid-19?


J : Kalau positif covid-19 saya dan keluarga tidak pernah. Tetapi ada keluarga
saya yang reaktif virus covid-19.

 P : saudara dekat atau saudara jauh? Siapa?


J : saudara dekat. Kakak kandung saya. Tetapi tidak berada dalam satu rumah
dengan saya, namun tetanggaan.

 P : apakah ada perubahan terhadap bentuk rumah kakak anda setelah reaktif
virus Covid-19? Adakah perlakuan khusus?
J : perubahan terhadap bentuk rumah tidak ada, tetapi kalau perlakuan khusus
adalah minum vitamin dan lebih menjaga kebersihan.

 P : apakah anda pernah terkena penyakit menular lainnya yang butuh berlakuan
khusus?
J : tidak pernah

 P : berapa org penghuni rumah anda?


J : 5 orang

 P : karena sekarang sudah banyak kegiatan yang dilakukan dari rumah, seperti
bekerja dan sekolah dari rumah, apakah ada perubahan struktur dari rumah
anda? Misalnya penyediaan rumah baru atau lainnya?
J : tidak, saya memanfaatkan ruang sudah ada saja seperti kamar tidur yang
dijadikan sekaligus ruang belajar.

 P : Berarti anda sama sekali tidak melakukan perubahan pada rumah anda
selama masa pandemi ini? Seperti penambahan ruang isolasi pada rumah
anda?
J : penambahan ruangan untuk isolasi tidak ada, tapi rumah saya memiliki satu
ruangan atau kamar yang memang tidak berpenghuni, jadi mungkin jika
dibutuhkan ruang itu akan dimanfaatkan sebagai ruang isolasi. Dan
menyediakan tempat cuci tangan di halaman.

 P : kakak anda sembuh karena apa? Apa ada kegiatan atau perlakukan khusus?
J : kegiatan berjemur, olah raga ringan, dan minum vitamin rutin dilakukan.

 P : kegiatan berjemur dilakukan dimana? Cahaya didapat dari mana?


J : di teras , cahaya matahari langsung.

 P : bagaimana dengan sirkulasi udara dan pencahayaan pada rumah anda?


J : sudah baik, semua ruangan sudah terdapat bukaan dan ventilasi. Dan ada
taman juga.
 P : apa harapan anda terhadap rumah sehat anti covid-19?
J : kedepannya, sebaiknya suatu rumah hunian harus memiliki lahan terbuka
hijau (taman) untuk mendapatkan udara yang baik bagi kesehatan, bukaan
pada rumah harus memadai agar cayaha dan udara dapat masuk ke dalam
rumah demi menunjang kehidupan di dalam rumah yang lebih sehat.
Kebersihan lingkungan sekitar juga penting digaja dan dirawat agar selalu
bersih

Dokumentasi:
Fasilitas untuk cuci tangan di halaman rumah

Halaman (taman) dan tampak depan rumah (memperlihatkan sebagian bukaan dan ventilasi
pada rumah)

Kamar berfungsi sebagai tempat belajar


4. Narasumber : Nuri Ihsani
Kode : NI

 Pertanyaan : Nuri pernah kena Covid, dek?


Jawab : Pernah

 Pertanyaan : Kapan?
Jawab : Emmmm …. (terlihat mengingat-ingat) awal bulan September

 Pertanyaan : Oh baru?
Jawab : Udah kuliah pokoknya

 Pertanyaan : Iya awal bulan September, bulan kemarin ya


Jawab : He em (mengangguk)

 Pertanyaan : Sekarang udah negatif?


Jawab : Udahh (tertawa)

 Pertanyaan : Berapa lama?


Jawab : Hmmm, sebulan baru tes lagi tu, tapi kayaknya udah sembuh, Cuma
tes laginya udah sebulan

 Pertanyaan : Nuri ada ngelakuin apa dek untuk menyembuhkan diri gitu, selama
covid?
Jawab : Udah menyembuhkan diri… hmmm makan banyak haha, minum obat
demam, hmmm tidor tidor haha (tertawa) apalagi yaa, minum obat,
makan, ah dikurung di rumah.

 Pertanyaan : Di kurung dimana?


Jawab : Tapi waktu itu masih agak keluar kamar sih

 Pertanyaan : Kakak tinggal sama siapa kak?


Jawab : Berdua sama mamak.

 Pertanyaan : Itu aksesnya, maksudnya kan nuri ada keluar dari kamar, itu satu
pintu sirkulasi langsung ketemu mamak atau ada pintu lain gitu nuri
keluar, mungkin nuri berjemur gitu atau ngapain.
Jawab : Yah, akhirnya kena dua-dua sih, akhirnya. Karena kek mana kan,
awal awalnya dirawat karena demam tinggi kan. Yaudah kena dua-
dua tapi syukurnya mamak gak parah.

 Pertanyaan : Hmm, nuri luas rumah berapa nuri?


Jawab : Hmm berapa yaa… dua ratusan kaya gitu

 Pertanyaan : Luas ya, berarti gk terlalu sempit ya jaraknya, tapi ini ya karena
pegang semua
barang mungkin ya. Berapa kamar nuri?
Jawab : Limaa, cuma awalnya tu orang kami tidur berdua memang, tidur
bareng soalnya awalnya belum ketahuan

 Pertanyaan : Itu kenanya kenapa?


Jawab : Gak tau, perasaan udah vaksin juga, paling ada pergi ke atm, sama
belanja pun paling ke supermarket aja, lain nggak ada kemana-mana

 Pertanyaan : Kenanya di Banda Aceh?


Jawab : Di Bireuen, karena kemarin itu Bireuen emang lagi parah-parahnya,
orang pada hilang penciuman tapi diam-diam semuanya, yang jualan
mie masih jualan mie, padahal udah hilang penciuman, udah demam.
 Pertanyaan : Nuri tinggal di lingkungan perumahan atau gk perumahan gitu?
Jawab : Nggaak, kampung biasaa

 Pertanyaan : Ooh Kampung biasa ya. Oke. Selama covid ini kan nuri termasuk
pasien covid gitu kan, pernah kan. Ada gk terjadi perubahan dari diri
nuri atau dari ruangan yang ada atau dari fasilitas rumah nuri, itu
selama covid ini?
Jawab : Kalo perubahan diri apa yaa… hmm kalo perubahan dari diri jadi
kayak takut keluar rumah di awal awal, takut keluar rumah, terus kalo
perubahan rumah gak ada yang berubah di rumah, paling pas kena
covid itu jadi tidur masing-masing. Walaupun sama-sama kena gk tau
kenapa jadi tidur masing-masing aja gitu. Terus jadi nggak ada
nerima tamu, kalo diantar makanan sama kakak tu jadi digantung di
pintu gitu. Terus kalo kuliah, karena cuma berdua ya kuliahnya bisa
dimana-mana, bisa di kamar, bisa ruang makan, di ruang tamu, gak
ngaruh sih.

 Pertanyaan : Gejala yang nuri hadapi apa? Yang nuri rasakan?


Jawab : Gejala awal-awalnya tu sebelum demam kayak sakit tulang gitu, terus
demam, udah demam pilek, pas udah hilang pilek nggak mampet lagi
hidung baru sadar udah hilang penciuman tapi nggak sampe sesak
napas.

 Pertanyaan : Ada kegiatan lain nggak selain di kamar selama covid itu?
Jawab : Selama covid itu betul-betul cuma di kamar kayak makan tidur aja
gitu.

 Pertanyaan : Berarti kayak berjemur gitu nggak ada ya? Berjemur, olahraga, atau
apa?
Jawab : Haha nggak ada (tertawa)

 Pertanyaan : Berarti Cuma di kamar?


Jawab : Iya di kamar, sampek agak mendingan baru keluar.

 Pertanyaan : Berarti nggak ada perubahan ruang atau fasilitas rumahnya yang
semulanya tempat tidur tetap aja tempat tidur gitu kan kak? Karena
kamarnya berlebih tadi kan sama jumlah orangnya
Jawab : Hmm (mengangguk)

 Pertanyaan : Kalo di luaran ada taruh tempat cuci-cuci tangan nggak kak?
Sirkulasi rumahnya gimana?
Jawab : Kalo di luar tempat cuci cuci itu ada, ada tempat selang siram bunga
tu yang diluar, keran di luar tu, kalo datang abang atau siapa suruh
cuci tangan dulu disitu, cuci kaki. Kalo sirkulasi dirumah kayak biasa
aja, gimana bilangnya ya haha

 Pertanyaan : Nuri nanti fotoin ya, fotoin spot yang ada selang air itu dimana, habis
itu fotoin secara kasar aja tampak dalam rumah nuri jadi kami tau
seberapa besar sirkulasi dalam rumah nuri. Terus kamar mana yang
nuri gunakan untuk isolasi mandiri
Jawab : Oke

 Pertanyaan : Terus kira-kira rumah tu udah cocok belum untuk pasien covid gitu?
Jawab : Kalo untuk pasien covid pas isolasi kemarin itu cocok-cocok aja
karena pas awal mamak belum kena di kamar sendiri tu, dalam kamar
tu udah bisa semua, istriahat bisa, buat makan, ngerjain tugas bisa,
kamar mandi ada

 Pertanyaan : Oh kamar mandinya dalam kamar ya?


Jawab : Heem (mengangguk) kalo mamak pake kamar mandi di luar kan.

 Pertanyaan : Jadi kamar mandinya pake kamar mandi dalam atau luar?
Jawab : Kamar mandi dalam.

 Pertanyaan : Terus kalo cahayanya masuknya cukup ke dalam kamar tu?


Jawab : Cahayanya seharusnya cukup, karena jendelanya jendela rumah
jaman yang buka kiri kanan itu. Tapi ditutup selalu jendelanya nggak
dibuka-buka.

 Pertanyaan : Jadi pake lampu pagi siang sore selama isolasi itu?
Jawab : Iyasih kalo selain tidur ya, tapi banyaknya kan tidur, jadi matiin
lampu juga haha (tertawa)

 Pertanyaan : Ada nggak harapan nuri tenang rumah yang tahan covid itu gimana?
Jawab : Rumah yang tahan terhadap covid kalo menurut nuri, jumlah luasnya
sama jumlah penghuninya harus cocok. Karena nggak enak kan kalo
kita lewat lewat terus papasan papasan kalo lagi pandemi-pandemic
gini jadi risih kan, apalgi kalo batuk batuk walaupun keluarga. Sampe
mamak kemarin itu aja sampe bilang “jangan dekat-dekat, jangan
dekat-dekat” karena orang tua lebih takut, terus apa ya, ini rumahnya
tu maunya sih ada halaman, nggak terlalu dempet dempet sama
tetangga, jadi kalo lagi isolasi, lagi covid tapi gk parah ni, gk harus
tiduran di kamar, dia bisa ke halamannya buat olahraga atau
berjemur. Kecuali lagi parah emang di kamar aja tidur-tidur kan.
 Pertanyaan : Jadi menurut kakak pemisahan rumah tu perlu nggak, perlu gk di
desain satu ruang khusus yang mungkin kalo ada anggota keluarga
yang covid tu langsung isolasinya tu di situ.
Jawab : Perlu sih, tapi kalo orang aceh jaman dulu rumahnya biasanya
memang… jaman dulu tu orang buat rumah kamarya banyak tapi
kecil-kecil, tapi udah dipikirin ni ada kamar yang namanya kamar
orang sakit, kalo dirumah kakak ada tu kamar orang sakit yang
dipersiapkan kira-kira kalo meninggal pun bisa dimandiin di kamar
itu. Kalo rumah jaman dulu ada kayak gitu.

 Pertanyaan : Oh ya?
Jawab : Iya, kan kalo jaman sekarang gampang kan kalo ada orang meninggal
udah ada tempat mandiin yang ada bolongan buat nampung air buat
mandiinnya

 Pertanyaan : Nanti itu di fotoin juga ya kak


Jawab : Oke

 Pertanyaan : Berarti menurut kakak konsep kayak gitu cocok diterapkan ke rumah
yang sekarang pun gitu ya? Apalagi dengan kondisi covid kayak gini?
Jawab : Iya, tapi kamarnya tu hari-hari tetap bisa di pake gitu, bisa
dipersipakn untuk kondisi tertentu.

 Pertanyaan : Oke makasih nuri


Jawab : Iyaa

Dokumentasi:

Kondisi dalam Kamar Isolasi


rumah
Kamar mandi Akses Pintu Akses Pintu Depan Kamar “sakit” dengan
kamar Samping saluran pembuangan

Kondisi Halaman

Selang cuci tangan


5. Narasumber : Muhammad Naufal Bukonle
Kode : MNB

• Pertanyaan : naufal pernah kenak covid dan kapan?


Jawab : pernah , sekitar 3 bulan yang lalu . Agustus 2021

• Pertanyaan : berapa lama terdampaknya dan isolasi dimana?


Jawab : gejala nya selama 1 minggu , kemudian setelah gejala dan hasil tes
positive selanjutnya isloasi selama 2 minggu di rumah dan dikamar
pribadi

• Pertanyaan : jika isolasi dikamar, ada berapa kamar di rumah?


Jawab : ada terdapat 4 kamar . kamar kakak, kamar adik , kamar ayah dan ibu
dan kamar saya

• Pertanyaan : apakah ada kamar mandi di dalam kamar?


Jawab : ada kamar mandi pada kamar saya dan kamar ayah dan ibu. Terdapat
satu kamar mandi bersama 1 unit untuk digunakan bersama

• Pertanyaan : Selama covid 19 ini, apakah ada keluar kamar dan apa yang anda
lakukan?
Jawab : ada. Melakukan jemur di matahari pada bagian depan kamar yang
terhubung ruangan outdoor

• Pertanyaan :apakah ada perubahan pada ruangan atau fungsi ruang selama
isoman?
Jawab : tidak ada, karena seluruh keluarga terkena covid , hanya saja pola
kehidupan keseharian lebih minim berkumpul. Tetap menggunakan
masker di dalam kamar dan rumah. Dan aktifitas Bersama sudah
jarang.

• Pertanyaan : apakah ada solusi penambahan ruangan atau solusi anda terhadap
rumah anda?
Jawab : ada, seperti ruangan untuk olahraga, dan besaran ruang yangmana
sirkulasi terlalu kecil karena terdapat benda yang ada di dalam
ruangan seperti meja dan lain lain. Selanjutnya, bukaan yang tidak
berorientasi timur- barat. Tetapi rumah terdapat bukaan utara selatan
jadi tidak ada masuknya sinar langsung . karena perumahannya
perumahan rapat dengan tetangga. Figure 3 cahaya matahari

• Pertanyaan : Harapan untuk rumah yang tahan terhadap COVID 19 apa?


Jawab :untuk hunian wajib ada bukaan dan pencahayaan. Misal diruang
keluarga langsung menghadap taman dengan bukaan yang lebar. Jadi
kalau kita pasien COVID dan berada didalam ruangan.
 Dokumentasi

Kamar Tidur

Ruang Dalam Rumah Yang


Cahaya Matahari Besaran Ruangnya Masih Kurang

6. Narasumber : Muhammad Ilham Abrar


Kode : MIA

 Pertanyaan : Pernah kenak covid brar?


Jawab : enggak pernah test, tetapi pernah mengalami gejala Covid.

 Pertanyaan : Kapan itu?


Jawab : Sekitar 2 bulan yang lalu

 Pertanyaan : Apa gejalanya?


Jawab : Mengalami gejala seperti deman dan hilang indera penciuman

 Pertanyaan : Berapa hari?


Jawab : Sekitar 1 minggu

 Pertanyaan : Sekarang masih mengalami gejala? Atau udah sembuh?


Jawab : nggak, udah sembuh

 Pertanyaan : darimana tau sudah sembuh? Udah sehat Kembali?


Jawab : hmmm iya

 Pertanyaan : Ada nggak, yang Abrar lakuin selama gejala-gejala itu?


Jawab : hmmmm tidak ada, hanya jarang pergi keluar aja.

 Pertanyaan : Tinggal sama siapa?


Jawab : Tinggal berdua sama kawan.

 Pertanyaan : Tinggal di kos?


Jawab : Iya di kos

 Pertanyaan : Kosnya itu ada berapa kamar, bang?


Jawab : 2 kamar

 Pertanyaan : Jadi masing-masing 1 kamar ya?


Jawab : ya

 Pertanyaan : Jadi pas kenak gejala itu, abang isolasinya di kamar aja? Ada keluar
ke ruang lain? Misalnya ke dapur?
Jawab : ada

 Pertanyaan : Kawannya nggak kenak?


Jawab : nggak, karena jarang di rumah juga

 Pertanyaan : Kamar mandi berapa? Satu? Di luar ya?


 Jawab : ya

 Pertanyaan : Berapa luas kamar brar?


 Jawab : 3x3,5M

 Pertanyaan : Oke, selama covid berarti Cuma tidur aja atau gak ada lagi kegiatan
lain?
 Jawab : iya, ada sih keluar kayak carik makanan paling

 Pertanyaan : Berarti tetap mandiri diri sendiri gak minta tolong orang ya?
 Jawab : ya

 Pertanyaan : Ada nggak, perubahan yang abrar lakuin terkait ruangan atau diri
sendiri?
 Jawab : kalau di rumah nggak ada, palingan di tempat kerja disediain tempat
cuci tangan

 Pertanyaan : Kira-kira bang, kos abang itu udah cocok belum sama orang yang
kenak covid gitu untuk isolasi mandiri?
 Jawab : dari sirkulasi ruangan udah boleh, Cuma mungkin kayak mandi perlu
disediakan di dalam kamar

 Pertanyaan : Kalau sirkulasi udara gimana?


 Jawab : sudah mencukupi, karena semua ruangan mendapat jendela

 Pertanyaan : Jendelanya kalau siang-siang dibuka?


 Jawab : iya, dibuka

 Pertanyaan : jadi gak ada perubahan gitu kan, seperti perubahan fasilitas?
 Jawab : nggak ada

 Pertanyaan : Harapan apa brar, untuk bertahan terhadap covid-19


 Jawab : Menjaga ruangan supaya tetap bersih, seperti sirkulasi udara

 Pertanyaan : Dari segi ruang, perlu nggak penambahan ruang supaya sustainable
terhadap covid-19?
 Jawab : ada, mungkin perlu ruang untuk isosasi secara khusus

 Pertanyaan : Abang ada kerja WFH gak selama isolasi mandiri?


 Jawab : ada

 Pertanyaan : abang kerjanya di kamar atau ada ruang khusus?


 Jawab : selama ini di kamar, itu mungkin yang perlu, perlu sebuah ruangan
untuk bekerja

 Pertanyaan : Ruang kerja yang kayak mana bang, yang seharusnya diperlukan?
 Jawab : ruang untuk meja kerja aja, gak ruangan secara khusus

 Pertanyaan : kalau taman perlu gak bang? Itu kan kos-kosan? Kosnya berapa
lantai?
 Jawab : bukan kos-kosan, ini rumah sewa

 Pertanyaan : kalau rumah, berarti ada tamannya dong seharusnya, ini ada
tamannya apa nggak?
 Jawab : ya, ada tamannya

 Dokumentasi:

Taman Rumah
Kondisi Rumah

7. Narasumber : Siti Shara


Kode : SS

7. Pertanyaan : Apakah anda pernah mengidap COVID-19?


Jawaban : Alhamdulillah, tidak pernah terena vocid, begitu juga dengan
keluarga, Alhamdulillah juga tidak pernah.

8. Pertanyaan : Apakah ada perubahan ruang dan fasilitas rumah tinggal anda selama
pandemi Covid-19?
Jawaban : Tidak ada Penambahan ruang atau fasilitas selama pandemic, hal ini
dikarenakan kehidupan lingkungan di desa. Jadi Alhamdulillah aman.

9. Pertanyaan : Perubahan apa saja yang anda lakukan?


Jawaban : tidak ada perubahan apa pun.
Saran untuk yang lain untuk diluar rumah penambahan yang
dibutuhkan saat pandemic seperti wastafel, meskipun keluarga tidak
terinfeksi virus, maka tetap dibutuhkan wastafel, hal ini dibutuhkan
mungkin jika ada datang tamu dari luar yang bisa saja membawa
virus. Kemudian untuk dalam bangunan sendiri, misalnya pintu
masuk, maka dibuat dua pintu masuk satu khusu untuk pintu masuk
tamu dan satunya lagi khusus untuk keluaraga.

10. Pertanyaan : Apakah perlu melakukan perubahan selama pandemic?


Jawaban : Ya benar, justru karena sedang covid ini dibutuhkan space atau ruang
yang lebih baik dalam rumah. Misal kamar, yang dulu terasa luas.
Kini terasa lebih sempit karena yang kita lihat hanya ruang itu saja,
sehingga dibutuhkan penataan ulang agar tidak terasa bosan dalam
ruang yang sama. Meskipun tidak diubah struktur bangunannya, tapi
ada beberapa elemen yang ditambahkan sehingga tetap terasa
nyaman.
11. Pertanyaan : Apakah di rumah ada taman?
Jawaban : Tidak ada taman khusus yang luas, tapi taman kecil saja. tapi
halamannya ditanami tumbuhan atau bunga-bunga.

12. Pertanyaan : Sirkulasi, udara, cahaya mencukupi?


Jawaban : cukup maksimal

13. Pertanyaan : Ada berapa kamar dan penghuni didalam?


Jawaban : 2 kamar, tiga orang penghuni

14. Pertanyaan : Apakah ruang cukup apabila terjadi apabila ada keluarga yang
terkena covid?
Jawaban : cukup untuk tiga orang. Space nya InsyaAllah cukup

14.1. Dokumentasi:

Kondisi bukaan dan ventilasi Ruang terbuka

Taman
8. Narasumber : Farah Jubhilla
Kode : FJ

 Pewawancara : Farah pernah kena Covid?


Narasumber : Enggak, belum pernah, tapi janganlah.

 Pewawancara : Keluarga?
Narasumber : Enggak.

 Pewawancara : Jadi farah, ada enggak perubahan struktural yang dilakukan


selama pandemi Covid ini?
Narasumber : Kalau dirumah enggak ada.

 Pewawancara : Dikosan juga gk ada yang terkena Covid?


Narasumber : No, hehe.

 Pewawancara : Terus kalau enggak terjadi covid , walaupun enggak ada yang
perlu isolasi tapi sebenarnya dari segi aktivitas kita kan
semakin banyak dirumah kan? Terus kira-kira ada enggak
perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan terhadap
misalnya kayak kuliah dirumah atau kerja dirumah gitu, ada
enggak?

14.2. Narasumber : Ada, setahun kuliah dirumah hehe.

 Pewawancara : Iya, apa perubahannya?


Narasumber : Sudah jarang keluar rumah, kalau dulu kan kita kuliah ke
kampus. Kalau sekarang dirumah yaudah enggak ada keluar
rumah, paling kalau di kos aktivitasnya udah berbeda.

 Pewawancara : Fasilitasnya ada berubah enggak dari rumah atau kos?


Misalnya dulunya ruang tamu sekarang dijadikan tempat
belajar gitu, ditambah meja, ada enggak perubahan yang
kayak gitu?
Narasumber : Hmm enggak ada sih, sama aja.

 Pewawancara : Kira-kira kalau seandainya ada orang yang kena covid, rumah
farah udah cukup belum jadi tempat untuk isolasi, udah
mencukupi enggak?
Narasumber : Hmm, rumah saya kalau di lantai 1 enggak cukup, mungkin
dilantai atas itu disiapin cukup untuk satu ruangan gitu.

 Pewawancara : Hmm ada berapa kamar sekarang dirumah?


Narasumber : tiga.

 Pewawancara : Keluarga ada berapa?


Narasumber : Kami berlima

 Pewawancara : Jadi kalau seandainya ada yang terkena Covid, harus ada
ruang tambahan kan?
Narasumber : Hmm iya, di atas. Tapi ruang nya memang udah ada cuma
belum selesai.

 Pewawancara : Pencahayaan udah cukup belum?


Narasumber : Udah cukup, banyak jendela.

 Pewawancara : Apa harapannya untuk rumah yang tahan terhadap Covid,


baik itu untuk misalnya kalau ada orang yang kena itu
ditambah ruang atau misalnya kayak kita yang kuliah
dirumah, apa kira-kira yang perlu kayak gitu dirubah atau
diharapkan dari rumah yang sustainable terhadap Covid ?
Narasumber : Hmm kayak nya penambahan ruang deh, ruang mulitifungsi,
satu ruang itu bisa di gunakan untuk banyak kegiatan, jadi
kalaupun enggak dipakai ruang itu enggak ganggu gitu, kalau
misalnya ada keadaan yang darurat misalnya kayak covid
sekarang ada ruang itu, mau dipakai untuk belajar atau buat
tugas apapun disitu.

 Pewawancara : nanti di fotoin ya rumahnya


Narasumber : Oke

15. Dokumentasi :

Akses pintu utama Ruang terbuka

Kondisi rumah
9. Narasumber : Lia Maisari
Kode : LM

 Pertanyaan : Bu lia pernah kenak covid?


Jawab : enggak pernah, cuman keluarga ada yang kenak Covid.

 Pertanyaan : Keluarga dekat atau keluarga jauh?


Jawab :Keluarga dekat, ayah adik dan mama. Tapi rumahnya itu di
Lhokseumawe

 Pertanyaan : Selama ayah kenak covid, apa kakak pernah pulang?


Jawab :Enggak pernah.

 Pertanyaan : Kakak tinggal sama siapa di Banda?


Jawab : Sama suami sama anak bertiga.

 Pertanyaan : Selama covid 19 ini, kan bukan hanya orang yang terkena COVID-19
saja yang berpengaruh, tetapi untuk kita yang kerjanya WFH juga
berpengaruh. Dari kakak sendiri, selama kerja WFH, banyak kumpul
dengan keluarga dirumah ada gak terjadi perubahan fungsi ruang atau
fasilitas dirumah gitu untuk mendukung kegiatan kakak selama
pandemic dirumah!

Jawab : Kalau……. Perubahan, enggak ada. Cumakan dari awal


rumahnyakan didesain ada ruang kerja, karena kebetulan suami juga
Arsitek hehe, jadi kalau WFH gak berpengaruh karena memang dari
awal ada meja computer, jadi disitu tu bisa sekaligus kerja. Palingan
Cuma penambahan fasilitas aja kayak beli kursi yang enak untuk
duduk dilantai. Paling itu aja yang ada penambahannya. Tapi kalau
dari struktur ruang gak ada yang berubah.

 Pertanyaan :berarti gak ada yang perlu ditambah ya kak?


Jawab : mmmm kalau penambahan mungkin kamar ya, sekarang kan dua
kamar. Terus didalam kamar itu gak ada kamar mandinya, kamar
mandi satu diluar. Jadi kalau seandainya salah satu ada COVID
mungkin kebingungannya itu akses kekamar mandiinya, karena
aksesnya itukan satu arah juga, terus ada anak kecil lagi kan.
Mungkin itu sih, penambahan kamar dan penambahan kamar mandi
didalam kamar

 Pertanyaan : Ruang kerjanya cukup gitu kak bagi dua? Atau ganti-gantian
pakainya?
Jawab : Cukup bagi dua, Karena mejanya itu liter L, jadi suami bisa dibagian
komputer, kami dibagian sampingnya.

 Pertanyaan : Dari segi pencahayaan apa udah cukup rumahnya?


Jawab : mmm udah sih, karena disetiap ruang juga ada jendela.
 Pertanyaan : kalau untuk tamannya kak? Atau mungkin ada disediakan tempat cuci
tangan?

Jawab : Kalau tempat cuci tangan sih kebetulan didepan ada keran untuk
siram bunga jadi kalau memang tamu mau masuk bisa cuci tangan
dulu didepan. Kalau soal taman, dirumah juga ad ataman, tapi ya gak
lebar-lebar kali juga. Tapi kalau untuk tempat berjemur bisalah.

 Pertanyaan : Harapan untuk rumah yang tahan terhadap COVID 19 apa?


Jawab :untuk hunian wajib ada bukaan dan pencahayaan. Kalau kita mau
desain ulang adalah taman disetiap ruangannya, kalau pun tidak
mungkin setiap ruang paling tidak ada konsektor yg menghubungan
ruangan dengan taman. Misal diruang keluarga langsung menghadap
taman dengan bukaan yang lebar. Jadi kalau kita pasien COVID dan
berada didalam ruangan, paling tidak kita tetap bisa menjalankan hobi
kita. Terus juga, apa yaa paling memaksimalkan bukaan. Terus juga
cukupi kebutuhannya didalam ruang gitu. Misalnya didesain tempat
tarok makannya, atau ada juga kebutuhan untuk hobinya seperti hobi
baca buku berarti ad arak bukunya, terus butuh kamar mandi berarti
ada kamar mandinya.

 Pertanyaan : tadi kan kak, ada dipertimbangkan terkait desain tempat makan, kalau
udah gak COVID lagi terus tempat makannya mau difungsikan untuk
apa?
Jawab : tempat makannya dibikin yang fleksibel, misalnya buat tempat makan
yang gk permanen atau bisa dirancang tempat makan yg model lipat.
Jadi kalau seandainya gk COVID lagi kan meja itu bisa difungsikan
untuk meja belajar atau tempat nyimpang buku jadi tetap berfungsi
juga.

16. Dokumentasi:

Meja Kerja dan Kondisi dalam Rumah Tampak Depan Rumah

Keran Air didepan Kursi


Rumah tambahan

Anda mungkin juga menyukai