Pengembangan Karakter 1A
Pengembangan Karakter 1A
Pengembangan Karakter 1A
PENGEMBANGAN KARAKTER
Dosen Pengampuh: Sri Rahmah Dewi Saragih S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas 1A
UNIVERSITAS ASAHAN
2023
KATA PENGANTAR
telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga penulis dapat meneyeselaikan makalah mata kuliah Pengembangan Karakter dengan
KEPRIBADIAN MANUSIA” Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia 3
1. Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan 4
2. Hakikat manusia sebagai makhluk Individu. ……………………..…………..
6
3. Hakikat manusia sebagai makhluk Sosial 7
4. Hakikat manusia sebagai makhluk yang multidimensi (jasmani, rohani, intelek,
personal dan sosial) 8
B. Hubungan Karakter dan Kepribadian 9
1. Karakter dan Kepribadian 9
A. Kesimpulan …………………………………………………………..………………..16
B. Saran ………………………………………………………………………………...…16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
mengatakan what is man?, siapakah manusia itu?. Pada kajian filsafat manusia merupakan
bahasan yang sangat pokok, oleh karenanya Jujun S. Suriasumantri mengawalinya dengan
makna siapakah manusia sebenarnya sudah lama berlangsung, namun hingga sekarang tidak
ada kesepakatan dan kesatuan pandangan berbagai teori dan aliran pemikiran mengenai
manusia. Kadang kala studi tentang manusia menjadi tidak utuh karena sudut pandang dari
setiap aliran dan teori yang berbeda-beda, hal ini berimplikasi pada pemaknaan manusia yang
bersifat parsial dan tidak utuh. Sebagai contoh adalah disiplin ilmu antropologi fisik yang
memandang manusia hanya pada segi fisik-materil semata. Sementara antropologi budaya
Pemahaman yang tidak utuh terhadap manusia dapat berakibat fatal bagi perlakuan
seseorang terhadap sesamanya. Seperti contoh ketika manusia dipahami sebagai suatu
spesies yang mengalami evolusi dan natural selection, akan berimplikasi pada keyakinan
bahwa manusia akan terus berkembang menuju penyempurnaan spesies. Pandangan yang
demikian dapat menyebabkan persaingan yang tidak sehat baik dalam aspek ekonomi,
politik, hukum, pendidikan, dan lain-lain. Dan harus dipahami bahwa penjelasan yang terbaik
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang diberi akal pikiran
serta budi pekerti yang baik. Hakikatnya sebagai manusia yang sempurna dan mampu berfikir
dengan baik seharusnya manusia memiliki dan selalu berprilaku yang baik dan benar. Namun
pada kenyataannya setiap individu memiliki karakter/ sifat dan kepribadian yang berbeda-
1
beda yang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah lingkungan sosial dimana ia
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan?
4. Apa yang dimaksud dengan hakekat manusia sebagai makhluk yang multidimensi?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) manusia adalah makhluk yang
seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi
manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya (principe
de’entre) adanya manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki
Lantas apakah Hakikat Manusia itu sendiri?. Ada beberapa hakikat manusia yang
1. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
3
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
7. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak akan bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama dihadapan Tuhan.
Manusia dibekali akal dan budi untuk mengetahui dan membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk serta diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatan dan
perilakunya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur
dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lainnya.
Hakikat manusia sebagai hamba artinya manusia hanya patut menyembah kepada
Tuhannya bukan kepada apapun selain Tuhan dan tunduk terhadap kepercaan yang ia anut.
Dengan menyembah kepada Tuhan maka dengan sendirinya manusia telah membebaskan
dirinya dari segala bentuk perbudakan baik dalam bentuk materi maupun sesama makhluk.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya manusia adalah terletak pada
Kata khalifah di dalam alqur’an disebutkan sebanyak 10 kali, dalam hal pengertian
sebagai kedudukan manusia, maka khalifah berarti pengganti, yaitu sebagai pemimpin,
penguasa, wakil, pengelola bumi, dan pengganti Allah. Di dalam al-qur’an khalifah kadang
kala disebut dalam bentuk jamak, hal ini mengindikasikan bahwa pemimpin atau pengelola
bumi tidak hanya dimonopoli oleh satu orang atau kelompok tertentu, namun bisa dilakukan
4
oleh manusia secara kolektif. Sebagai pengemban amanah, khalifah harus tampil di muka
bumi dengan wajah yang ramah, dan anggun bagi kesejahteraan umat manusia. Khalifah
krakteristik, yaitu:
1. Manusia semenjak awal penciptaanya adalah baik secara fitrah dan tidak membawa
dosa warisan.
3. Manusia selaku khalifah memiliki kebebasan untuk berkehendak (free will), yang
4. Manusia diberi akal, maka manusia dapat meggunakan akalnya untuk membedakan
kreatifitas sebagai makhluk yang memiliki akal. Sedangkan menurut pandangan Muhammad
Iqbal, khalifah memiliki karakter illahiyah agar mampu menciptakan suatu peradaban
manusia dengan sikap iman dan amal shaleh. Oleh karenanya Iqbal melihat kisah pengusiran
Adam bukanlah suatu bentuk kejatuhan Adam dalam surga namun sebaliknya, yang
merupakan simbol kebangkitan manusia dari keadaan primitif menuju kepada suatu
Berangkat dari penjelasan di atas, maka konsep khalifah mengacu pada pengertian,
bahwa manusia mengemban tugas untuk mewujudkan, serta membina sebuah tatanan
kehidupan yang harmonis di bumi. Keharmonisan ini menyangkut hubungan antara sesama
manusia, antara sesama alam, dan keharmonisan transendental, yaitu hubungan dengan Allah.
Terkait dengan keberhasilan tugas kekhalifahan, bahwasanya tugas tersebut dipengaruhi oleh
5
beberapa faktor, yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tentang problematika
manusia dan lingkungan serta tingkat pengetahuan manusia, tentang isi penugasan yang
diamanatkan Sang Khlalik kepadanya. Oleh karena itu, seorang khalifah, seharusnya
Menurut Dr. Alexis Carrel (seorang peletak dasar-dasar humaniora di Barat), manusia
adalah makhluk yang misterius karena derajat keterpisahan manusia dari dirinya berbanding
terbalik dengan perhatiannya yang demikian tinggi terhadap dunia yang berada di luar
dirinya. Manusia bukanlah problem yang akan habis dipecahkan, melainkan misteri yang
tidak mungkin disebutkan sifat dan cirri-cirinya secara tuntas dan karena itu harus dipahami
dan dihayati secara menyeluruh. Mengkaji manusia dari satu dimensi, akan membawa
stagnasi pemikiran tentang kapabilitas manusia, sekaligus menjadikannya sebagai objek yang
statis. Bahkan manusia sendiri sebagai pribadi terkadang keliru dalam memahami dirinya,
mementingan diri sendiri, tetapi bukan berarti tidak peduli kepada orang lain. Manusia
memiliki kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Manusia juga disebut dengan makhluk
yang progresif aktif, karena dalam hidupnya selalu mengalami perkembangan dan perubahan.
Sebagai makhluk individu, manusia termasuk makhluk rasional, yaitu makhluk yang dapat
berfikir, individual mind as the agent of reorganization, yan berarti bahwa pemikiran individu
bertindak sebagai agen reorganisasi. Pada wilayah internal manusia juga disebut sebagai
makhluk etico religious, yaitu makhluk yang berada pada kondisi sadar, kemudian timbul
suatu curiousity dalam bentuk pertanyaan di dalam dirinya ketika sedang menghadapi konflik
6
moral, dan keragu-raguan dalam hidupnya untuk mencari jalan keluar melalui refleksi
berfikir. Namun dalam kontek etico religious, yang digagas oleh John Dewey, tidak
mengandung unsur sacred, menurutnya nilai aktual agama terletak pada pengalaman yang
dihasilkan. Perspektif tersebut bertentangan dalam konsep Islam, sebagaimana Atiyah al-
Abrasy mengatakan bahwa manusia adalah makhluk teosentris, teosentris di sini mengandung
nilai sacred atau keyakinan terhadap Tuhan. Dapat disimpulkan hakekat manusia dalam
pandangan Islam tidak bersifat parsial, melingkupi aspek teosentris dan antroposentris.
Manusia adalah zoon politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama. Definisi
tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh John Dewey, manusia adalah makhluk sosio
antroposentris, yaitu makhluk yang berhubungan dengan sesamanya dan berinteraksi dengan
budaya. Senada dengan John Dewey, Atiyah al-Abrasy juga berpandangan bahwa manusia
adalah homo sosial, yang berarti bahwa manusia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
situasi dan kondisi sosial. Dari situasi dan kondisi sosial yang berlangsung kontinyu maka
akan membentuk suatu sistem nilai dan norma. Kemudian ukuran baik atau buruk dari suatu
Pada dasarnya manusia adalah baik secara asal, namun dapat berubah karena proses
sosial yang telah merubahnya, baik ke dalam arah yang positif atau justru negativ. Dalam
kehidupannya manusia selalu berhubungan dengan orang lain yang secara terus menerus dan
terdapat suatu pengulangan yang menghasilkan pola interaksi sosial, yang kemudian
ritual, mitos, simbol yang tertuang dalam (folklore) tradisi oral, tulisan maupun seni rupa.
Dalam pandangan Islam, dimensi sosial manusia masuk dalam terminologi al-Nas.
Dalam konteks kehidupan manusia sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat, al-Qur’an
7
mengatakan: “Hai manusia (al-Nas), sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, dan kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. (Qs. 49: 13). Kehidupan sosial akan menjadi baik
Untuk itu perlu adanya semacam aturan yang dapat dijadikan norma dan kesepakatan
dalam kehidupan bersama. Aturan bersama dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode
diantara kalian”. Rasul juga berpesan kepada manusia, dengan bersabda: “Manusia (al-Nas)
yang paling baik, adalah manusia yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia
lainnya. Pesan Rasul tersebut mengindikasikan bahwa sebagai Khalifah kita harus selalu
menebar kebaikan atau manfaat bagi sesama manusia atau kita harus mampu mendefinisikan,
Unik artinya satu-satunya. Setiap orang adalah dirinya, satu-satuya, berbeda dengan
yang lainnya. Mengapa berbeda? karena proses kehadiran setiap orang melalui waktu yang
berbeda, ruang yang berbeda dan suasana psikologis yang berbeda. Keunikan manusia juga
merupakan perwujudan dan kesempurnaan Tuhan Sang Maha Pencipta. Manusia menjalani
hidupnya sebagai makhluk yang multidimensi yaitu dengan jasmani, rohani, intelektual,
personal dan sosial yang dimilikya. Banyak arti dari manusia, ini bukti bahwa manusia adalah
8
B. HUBUNGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN
Secara Etimologis kata karakter berasal dari bahasa inggris yaitu “Character” yang
berarti watak, sifat, peran, dan akhlak. Karakter adalah dasar moral dan nilai-nilai bawaan
yang stabil dalam diri seseorang. Kata karakter sendiri berasal dari bahasa Yunani yang
berarti "to mark" (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan
sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seorang yang berperilaku jujur, suka
menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitanya
dengan personality (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a
Kepribadian atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai personality, berasal dari
bahasa Yunani Kuno yaitu prosopon yang artinya topeng. Topeng disini dimaksudkan
sebagai bagaimana individu menampilkan diri sehingga membentuk kesan mengenai diri
yang diinginkan untuk dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Sedangkan menurut Gordon
W. Allport Kepribadian adalah organisasi dinamis dari peralatan fisik dan psikis individu
Kepribadian sendiri merupakan pola prilaku yang lebih luas yang dapat berubah
9
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Sementara itu, karakter atau watak adalah
sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
gunung es. Puncak gunung es (kepribadian) adalah apa yang pertama kali dilihat orang.
penampilan anda, bobot dari efektivitas yang sesungguhnya terletak pada karakter yang baik.
luar namun penampilan belum tentu mencerminkan karakter yang bersangkutan, karena dapat
saja tertampil sangat bagus tetapi didorong dengan kemunafikan. Karakter seseorang yang
baik sangat mendukung terbentuknya kepribadian manusia yang baik dan begitu pula
sebaliknya karena karakter mewarnai semua aktivitas yang dilakukan seseorang sehingga
Manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah tertanam saat manusia
dilahirkan. Setiap orang memiliki kepribadian pasti ada kelemahan dan kelebihannya di
hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Hal itu menjadi pilihan dari
masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan dibina sejak usia dini.
Secara umum kepribadian manusia digambarkan menjadi 4 macam namun ada banyak
sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna
10
sebagai pembedanya , tetapi pada dasarnya polanya tetap sama. Secara umum kepribadian
manusia ada 4 yaitu koleris, sanguin, plegmatis dan melankolin berikut pemaparannya:
1. Koleris
Merupakan tipe kepribadian yang bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas,
2. Sanguin
Sanguin sendiri merupakan kepribadian manusia dengan tipe yang bercirikan suka
dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social
3. Plegmatis
Selanjutnya tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, dan menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis
Yang terakhir tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan,
berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, kepribadian sanguinis pribadi yang sering
susah diajak untuk serius, kepribadian plegmatis seringkali susah diajak melangkah yang
pasti dan terkesan pasif, kepribadian melankolis terjebak dengan dilema pribadi “iya” di
11
mulut dan “tidak” di hati, serta cenderung perfeksionis dalam detail kehidupan serta inilah
kelemahannya, dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut
dengan karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian koleris murni tetapi sangat santun
dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang dengan kepribadian
sanguinis yang mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang
membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah karakter. Pendidikan karakter adalah
pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli, dan karakter tidak bisa
ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar, hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang
mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan
yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain, atau kondisi lainnya yang menjadikan
mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan kita harus menghadapi
banyak hal di luar kendali kita, namun karakter anda tidaklah demikian. Karakter anda selalu
Ketahuilah bahwa anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang
berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan anda seorang
pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang anda
12
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Kita memiliki kontrol penuh atas
karakter kita sendiri, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter kita yang
buruk karena anda yang bertanggung jawab sepenuhnya. Mengembangkan karakter adalah
Untuk memiliki akhlak mulia, seseorang hendaknya memperkaya diri dengan tiga
unsur utama kepribadian. Yang pertama, pahami dan hayatilah tata nilai secara baik, yang
dengan hal tersebut seseorang akan memiliki perasaan yang baik (Good Feeling). Kedua,
perkayalah diri dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, yang akan menjadikannya
manusia yang cerdas (Good Knowing). Dan yang ketiga, perkayalah diri dengan berbagai
keterampilan, yang akan menjadikan seseorang dapat berbuat secara baik dan benar (Good
Acting).
Mengetahui (knowledge)
Pembentukan karakter dimulai dari fase ini yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter baik dari lingkungan keluarganya.
Misalnya, pada keluarga yang suka memberi, bersedekah dan berbagi. Dia kenal bahwa ada
sikap yang dianut oleh seluruh anggota keluarganya, yakni suka memberi. Kakaknya suka
membagi makanan atau meminjamkan mainan. Ibunya suka menyuruh dia memberikan
sedekah ketika ada peminta-pinta datang ke rumah. Ayahnya suka memberikan bantuan pada
orang lain. Pada tahapan ini dia berada pada ranah kognitif, dimana prilaku seperti itu masuk
dalam memorinya.
Menghayati (understanding)
Setelah seseorang mengenal suatu karakter baik, dengan melihat berulang-ulang, akan
timbul pertanyaan mengapa begitu? Dia bertanya, kenapa kita harus memberi orang yang
13
minta sedekah? Ibunya tentu akan menjelaskan dengan bahasa yang sederhana. Kemudian dia
sendiri juga merasakan betapa senangnya ketika kakaknya juga mau berbagi dengannya. Dia
kemudian membayangkan betapa senangnya si peminta- minta jika dia diberi uang atau
makanan. Pada tahap ini, si anak mulai paham jawaban atas pertanyaan ”mengapa”. Pada
tahap ini yakni kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.
Melakukan (acting)
Jika kedua aspek diatas sudah terlaksana makan akan dengan mudah dilakukan oleh
seseorang yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan suatu pekerjaan.
Didasari oleh pemahaman yang diperolehnya, kemudian si anak ikut menerapkannya. Pada
tahapan awal, dia mungkin sekedar ikut-ikutan, sekedar meniru saja. Mungkin saja dia hanya
melakukan itu jika berada dalam lingkungan keluarga saja, di luar dia tidak menerapkannya.
Seorang yang sampai pada tahapan ini mungkin melakukan sesuatu atau memberi sedekah itu
tanpa didorong oleh motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seandainya dia kemudian keluar
dari lingkungan tersebut, perbuatan baik itu bisa jadi tidak berlanjut.
Membiasakan
terjadinya internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sikap atau perbuatan di dalam
jiwa seseorang. Sumber motivasi melakukan suatu respon adalah dari dasar nurani. Karakter
ini akan menjadi semakin kuat jika ikut didorong oleh suatu ideologi atau believe. Dia tidak
memerlukan kontrol sosial untuk mengekspresikan sikapnya, sebab yang mengontrol ada di
dalam sanubarinya. Disinilah sikap, prilaku yang diepresikan seseorang berubah menjadi
karakter. Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang suka berbagi, kemudian tinggal
dalam masyarakat yang suka bergotong royong, suka saling memberi, serta memiliki
keyakinan ideologis bahwa setiap pemberian yang dia lakukan akan mendapatkan pahala,
14
maka suka memberi ini akan menjadi karakternya. Seorang anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang tidak menekankan sopan santun, tinggal dalam lingkungan yang suka
bertengkar dan mengeluarkan makian dan kata-kata kotor, dan tidak memiliki pemahaman
ideologi yang baik, maka berkatan kotor mungkin akan menjadi karakternya.
Mekanismenya ibaratkan roda gigi yang sling menggerakkan. Mengenal sesuatu akan
dia untuk menerapkan suatu perbuatan. Perbuatan yang berulang-ulang akan melahirkan
kebiasaan. Kebiasaan yang berkembang dalam suatu komunitas akan menjelma menjadi
kebudayaan, yang pertama kali dilihat orang. Meskipun citra, teknik, dan keterampilan
bergaul dapat mempengaruhi keberhasilan penampilan anda, bobot dari efektivitas yang
Manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah tertanam saat manusia
dilahirkan. Setiap orang memiliki kepribadian pasti ada kelemahan dan kelebihannya di
setiap aspek kehidupan sosial dan pribadi masing-masing. Kepribadian bukanlah karakter.
Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Dari ke 4 kepribadian diatas tersebut,
Kita semua mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter. Karakter,
akan menjadikan seseorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi
segala sesuatu yang kita hargai dalam kehidupan ini. Suatu sikap atau prilaku dapat menjadi
Membiasakan menjadi karakter yang baik. Pengkondisian berkaitan dengan upaya untuk
contoh”. Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap tenaga kependidikan dan
15
peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik atau warga belajar lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manusia merupakan makhluk yang unik multidimensi dengan segala kelebihan dan
2. Manusia juga makhluk sosial yang hidup berdampingan tidak dapat hidup sendiri
selamanya.
3. Keadaan manusia sebagai makhluk sosial ini menyebabkan manusia harus dapat
beradaptasi dengan lingkungan. Segala prilaku baik dan buruk harus dapat dipilah
oleh tiap individu agar tercermin kepribadian yang baik pula untuk itu Tuhan
menciptakan manusia dengan dibekali Akal sehat serta hati nurani dan menjadikan
B. SARAN
Penyusun menyadari tentunya makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Penyusun menerima kritk dan saran yang membangun untuk
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Abd, Rachman, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Karakter Perspektif Islami, (Bandung: PT
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Siti, K,. “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat,” Jurnal Ilmiah
Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2011), hlm. 85.
Islam),hlm. 58.