Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENGENALAN JENIS IKAN DAN IDENTIFIKASI,


SEKSUALITAS, DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD
PADA IKAN TAMBAKAN ( Helostoma temminckii )

OLEH:

ELISSA FAKHRIYAH
2204111613
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SELASA/ SESI 3/ 15.00
KELOMPOK 2
HISKIA SINAGA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas ridha
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “ Pengenalan Jenis Ikan dan identifikasi, Seksualitas, dan Tingkat
Kematangan Gonad pada Ikan Motan ”.
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen dan asisten
laboratorium yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses
penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-
teman yang telah membantu baik secara moral maupun material sehingga laporan
ini dapat terwujud.
Laporan ini akan menjelaskan tentang “ Pengenalan Jenis Ikan dan
identifikasi, Seksualitas, dan Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan Motan ”
dengan mengingat bahwa luasnya potensi perikanan yang ada di Indonesia dengan
keragaman sumberdaya perikanan yang marak dijadikan inovasi berbagai produk
dan sarana pendidikan dengan adanya praktikum ini kita dapat lebih memahami
tentang bagaimana sistem kehidupan suatu individu salah satunya ikan.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam
laporan yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan
tersebut. Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna
meningkatkan kualitas penulisan ke depannya.

Pekanbaru , 19 September 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN………. ……………………………………. 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3. Tujuan................................................................................... 2
1.4. Manfaat................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1. Klarifikasi Ikan Motan......................................................... 4
2.2. Habitat Ikan Motan............................................................... 4
2.3. Fisiologi Ikan Motan............................................................ 4
2.4. Morfologi Ikan Motan.......................................................... 5
2.5. Ciri-ciri Ikan Motan.............................................................. 6
2.6. Seksualitas Ikan Motan......................................................... 6
2.7. Tingkat Kematangan Gonad................................................. 6
III. METODE PRAKTIKUM…………………………………….. 8
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum.............................................. 8
3.2. Alat dan Bahan Praktikum.................................................... 8
3.3. Prosedur Praktikum.............................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………....................... 10
4.1. Hasil...................................................................................... 10
4.2. Pembahasan.......................................................................... 13
V. PENUTUP.................................................................................... 16
5.1. Kesimpulan........................................................................... 16
5.2. Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 17
LAMPIRAN........................................................................................... 18
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Perhitungan Morfometrik dan Seksualitas Ikan Motan………. 11

Tabel 2. Penampakan Ciri Seksual Sekunder pada Ikan Motan ………. 12


v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Ikan Motan ( Thynnichthys Polylepis ) ………………........ 10

Gambar 2. Ovary Ikan Motan (Thynnichthys Polylepis)……………... 12


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wilayah indonesia terdiri dari 0,3 juta km2 perairan territorial, 2,8 juta km2
perairan zona ekonomi ekslusif. Di dalam perairan laut yang luas tersebut,
terdapat keanekaragaman sumber daya ikan laut yang melimpah. Ikan adalah
hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang
dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana
tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman jenis ikan yang tinggi.
Letak perairan yang berada di daerah khatulistiwa dan beriklim tropis membuat
Indonesia memiliki kekayaan jenis biota air yang lebih banyak dibandingkan
dengan daerah dingin maupun subtropis. Tidak kurang dari 7.000 spesies ikan
terdapat di perairan Indonesia dan sekitar 2.000 spesies di antaranya merupakan
jenis ikan air tawar dan sekitar 27 spesies yang sudah dibudidayakan (Bachrudin,
2007).

Ikan merupakan salah satu biota perairan laut ataupun tawar yang hidup dan
berkembangbiak di alam terbuka dan telah banyak dipelihara oleh masyarakat.
Ikan digolongkan kedalam kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
hidup didalam air dan memiliki insang yang berfungsi dalam mengambil oksigen
terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang (Anwari, 2019). Ikan sebagai
salah satu organisme yang hidup di perairan perlu dijaga kelestariannya karena
memiliki jenis keanekaragaman yang sangat banyak. Langkah awal yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestarian ikan yaitu dengan melakukan identifikasi
terhadap jenis – jenis ikan tersebut ( A Mutia and R Abdul, 2018 ).

Kegiatan identifikasi berdasarkan keanekaragaman ikan telah banyak


dilakukan oleh para peneliti sebelumnya guna mencari dan mengenali ciri – ciri
2

taksonomi individu yang sangat bervariasi dan memasukkannya kedalam suatu


takson ( A Mutia and R Abdul, 2018). Selain itu untuk mengetahui jumlah spesies
serta nama suatu individu atau spesies dengan cara mengamati beberapa karakter
atau ciri morfologi spesies tersebut. Banyaknya jumlah spesies dapat dilakukan
dengan mewawancarai pemilik guna mendapatkan hasil dan informasi mengenai
jenis individu ikan yang berada dilokasi pengamatan.

Tingkat kematangan gonad merupakan salah satu pengetahuan dasar dari


biologi reproduksi pada suatu stok ikan. Tingkat kematangan gonad juga
merupakan tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu
berpijah. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil
metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi 1997). Indeks
kematangan gonad (IKG) adalah suatu nilai dalam persen merupakan hasil dari
perbandingan antara berat gonad dengan berat ikan termasuk gonadnya dikalikan
dengan 100 % (Effendi, 2002).

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana cara mengidentifikasi ikan berdasarkan pengamatan meristik dan
morfometrik, bagaimana seksualitas pada ikan motan, dan apa yang dimaksud
dengan tingkat kematangan gonad dan bagaimana perhitungan indeks kematangan
gonad sehingga hal tersebut perlu kita pelajari agar populasi ikan tambakan tetap
terus dapat dipertahankan.

1.3.Tujuan
Untuk mengenal dan mengetahui secara langsung jenis-jenis ikan yang hidup
secara alami di perairan umum, untuk mengetahui cara pengindetifikasian ikan
berdasarkan pengamatan meristik dan morfometrik ikan, untuk mengetahui
penggolongan dari spesies ikan yang diamati berdasarkan klasifikasinya,
menjelaskan dan memahami seksualitas pada ikan jantan dan betina, dan
memahami tingkat kematangan gonad dan perhitungan indeks kematangan gonad.
3

1.4.Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai sarana informasi untuk
mengetahui berbagai jenis ikan melalui proses pengidentifikasian, mengetahui
seksualitas ikan, dan tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad dan
sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klarifikasi Ikan Tambakan


Ikan tambakan merupakan salah satu family helostomatidae yang
biasa berada di wilayah Asia tenggara. Disamping menjadi makanan, spesies ikan
tersebut dapat pula dijadikan sebagai ikan hias, dikarenakan memiliki warna
terbilang menarik serta ikan tambakan ini memiliki kebiasaan yang unik seperti
mencium atau menyedot mulut ikan, tumbuhan air serta objek lain (Talwar, 1991).
Klasifikasi ikan tambakan (H temminckii) menurut Arifin et al., (2020) :
Kingdom : Animalia
Kelas : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii

2.2. Habitat Ikan Tambakan


Ikan tambakan (H.temminckii) merupakan suatu jenis ikan yang hidup di
sungai atau rawa – rawa. Ikan tambakan mempunyai potensi masa depan yang
bagus untuk di budidaya sebab karakteristiknya yang sesuai apabila dibudidaya
dalam kolam dengan air tidak mengalir serta kadar oksigen. Berdasarkan yang
diketahui ikan ini adalah ikan yang termasuk jenis yang memiliki labyrinth.
Sistem pernapasan pada ikan ini memiliki pelengkap yang membuatnya secara
langsung bisa mendapatkan oksigen di udara (Susanto, 2004).

2.3. Morfologi Ikan Tambakan


Menurut Nuryansyah (2018) ikan tambakan mempunyai bentuk badan yang
ramping. Sirip anal serta sirip bagian punggungnya mempunyai struktur yang
mirip dan besar yang relatif sama. Sirip di bagian ekor memiliki bentuk cekung
tunggal, sedangkan pada bagian dada, terdapat 2 sirip yang berpasangan yang
mempunyai bentuk bulat. Pada sisi kanan dan kiri badannya memiliki corak,
dengan motif garis tipis dimulai pada pangkal belahan insang hingga awal sirip
5

bagian ekor. Rata – rata terdapat sebanyak 43-48 sisik yang membentuk garis
corak pada sisi kanan dan kiri tubuhnya.

2 .4. Ciri-ciri Ikan Tambakan


Menurut Fariduddin et al, 2014) ikan tambakan adalah tubuh yang
ramping serta memiliki bentuk melonjong atau oval. Memiliki bibir yang maju
serta bisa ditonjolkan, dimulut ikan tambakan terdapat celah horisontal sangat
kecil. Memiliki bibir tebal, tulang mulut bawah dan tulang mulut atas mempunyai
bentuk sama, mempunyai bentuk sama, mempunyai gigi yang berderet dengan
ujung memiliki warna kehitaman. Bagian punggungnya berwarna kehijauan dan
mempunyai garis sisik (linea literalis), sisik tergolong stenoid. Kebiasaan ikan
tambakan bisa dibilang unik yaitu suka melekatkan mulut tebal tersebut di segala
objek ataupun juga di mulut betinanya membuat ikan tambakan dinamai juga
dengan kissing gourami.

2.5. Seksualitas Ikan Motan


Seksualitas merupakan hal yang sangat penting dari suatu siklus hidup
organisme, dengan mengetahui biologi reproduksi ikan dapat memberikan
keterangan yang berarti mengenai tingkat kematangan gonad, fekunditas,
frekuensi dan musim pemijahan, dan ukuran ikan pertama kali matang gonad dan
memijah (Nikolsky, 1963).
Pada prinsipnya,seksualitas pada ikan terdiri atas ikan jantan dan ikan betina.
Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan
betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Namun pada kenyataan
di alam, ada ikan yang bersifat hermaprodit atau berkelamin ganda dan juga ada
ikan yang tidak jelas jenis kelaminnya atau gonokhorisme. oleh sebab itu, perlu
pengetahuan yang lebih jelas mengenai seksualitas ikan ini.

2.6. Tingkat Kematangan Gonad


Tingkat kematangan gonad atau diistilahkan sebagai TKG adalah berbagai
proses khusus pada pematangan gonad pada saat sesudah atau sebelum ikan
melakukan pemijahan. Eddendie (1997) mengungkapkan TKG dapat ditentukan
melalui pengamatan perkembangan terhadap ikan.
6

Ada berbagai aspek yang dapat berpengaruh ketika gonad ikan pertama
kali matang, aspek tersebut berasal dari internal (dalam tubuh ikan) atau pun
eksternal (luar tubuh ikan). Aspek internal diantaranya yaitu jenis spesies, usia,
besarnya ikan dan karakteristik fisiologi dalam ikan itu misalnya daya adaptasi
pada tempat dan kondisi. Aspek eksternal yang berpengaruh meliputi suhu, aliran
arus air, dan pakan (Lagler., 1972).
Tingkat kematangan gonad didasarkan atas modifikasi menurut Cassie,
(1954) dalam Effendie (1992) adalah :
·Tingkat kematangan gonad I: ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan
rongga tubuh, warna jernih atau transparan, dan butir telur belum kelihatan.
·Tingkat kematangan gonad II: ukuran ovari lebih besar, berwarna lebih gelap
kekuning-kuningan, butir telur mulai terlihat tapi belum jelas.
·Tingkat kematangan gonad III: ovari berwarna kuning. Secara morfologi, telur
mulai diamati butirannya dengan mata.
·Tingkat kematangan gonad IV: ovari makin besar, telur berwarna kuning, butir
telur mudah dipisahkan, mengisi 50-60% rongga perut, dan usus agak terdesak.
·Tingkat kematangan gonad V: ovari berkerut habis memijah, dinding tebal, dan
butir telur sisa terdapat di dekat pelepasan. Perkembangan ovari kembali seperti
pada tingkat II.
7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Selasa, 12 September
2023, pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Biologi Perairan,
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum antara lain :

Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Alat Bahan Fungsi

1. Nampan Ikan tambakan wadah untuk ikan


2. Alat Tulis menulis
3. Serbet mengelap noda darah
4. Penggaris 30 cm menggarisi badan ikan
5. Pinset menyetuh bagian tertentu
6. Gunting bedah memotong bagian ikan

3.3. Prosedur Praktikum


Mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FL), BdH,
dan HdL serta menggambarkan setiap individu ikan yang diamati. Identifikasi dan
timbang setiap ikan objek yang dipraktekkan. Pisahkan menurut jenis kelamin
berdasarkan ciri seksual sekunder. Bedah perut ikan dengan alat bedah secara
abdominal, amati menurut ciri seksual primer. Amati organ reproduksi apakah
berbentuk testes atau ovari. Hal yang perlu diamati untuk testes/ovari adalah
bentuk testes/ovari, ukuran testes/ovari (panjang), perbandingan panjang
testes/ovari dengan panjang rongga tubuh, dan warna testes/ovari.
8

Setelah dibedah kemudian tentukan tahap-tahap perkembangan gonad


menurut Nikolski dan Kesteven. 7). Hitung IKG ikan.

Adapun prosedur praktikum kematangan gonad ini adalah : Gambar dan tulis
klasifikasi ikan. Timbang berat ikan. Ukur morfometrik ikan ( Hdl, Bdh, TL, FL,
SL). Amati ciri-ciri seksualnya, kemudian tentukan jenis kelaminnya. Untuk
memastikan jenis kelamin, bedah ikan dan keluarkan gonadnya. Kemudian
tentukan jenis kelamin dari ikan tersebut serta gambarkan bentuk dari jenis
kelamin tersebut (ovari dan testes).
9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 1. Ikan Tambakan ( Helostoma temminckii)

Dari hasil pengamatan juga dapat diklasifikasikan bahwa ikan yang diamati
adalah ikan tambakan (Helestoma temminckii), berikut klasifikasinya.
Nama Lokal : Ikan Tambakan
Nama Latin : Helestoma temminckii
Ordo :
Spesies : Helestoma temminckii
Genus : Helestoma
Kela : Pisces
Family : Cyprinidae

Pada hasil praktikum ini morfometrik yang diamati dari ikan motan meliputi
panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FK), tinggi kepala (Hdl) dan
lebar badan tertinggi (Bdh) dan pengamatan seksualitas ikan. Berikut ini hasil
perhitungan morfometrik dan seksualitas ikan motan terdapat pada tabel 2.
10

Tabel 2. Perhitungan Morfometrik dan Seksualitas Ikan Motan


No TL SL Hdl Bdh BT BG JK TKG IKG
(cm) (cm) (cm) (cm) ( gr) (gr) (gr) (%)
1 16 13 3,6 4 0,3 Betina

2 16,5 13 3,7 4,4, 0,2 Betina

3 15,4 12 3,5 3,8 0,5 Betina

4 15,2 12,4 3,4 4,7 0,4 Betina

5 16,2 13 3,6 4,4 0,5 Betina

6 15,8 12 3,4 4,3 0,5 Betina

7 14,4 11.,5 3,3 3,9 0,4 Betina

8 16 15 4 4,5 0,8 Betina

9 14 11 3 3,5 0,5 Betina

10 15,5 12 3,5 4 0,5 Betina

11 14,5 11,5 3 3,5 0,5 Betina

12 15 12 3,2 3,8 0,4 Betina

13 15 12 3,4 3,9 0,4 Betina

14 17,5 13,5 3,5 4,5 0,6 5,25 Betina 4 0,87


5

15 6 11,5 3 3,5 0,4 Betina

16 15,7 12,5 3,5 4,4 0,4 3,75 Betina 3 0,93


8

17 14,3 11,8 3 4 0,3 Betina


11

18 15,7 12,9 3,5 4 0,4 Betina

19 14,8 12 3,7 3,8 0,3 Betina

20 18 14 4 4,8 0,7 Betina

21 15 12 3 4,6 0,4 Betina

22 15,5 12 3,3 4,7 0,4 Betina

23 15,6 12,3 3,3 3,8 0,3 Betina

24 15,5 12 3 3,9 0,4 Betina

25 14,7 11,5 3 3,7 0,3 Betina

Berdasarkan pengamatan dilaboratorium dengan 25 jumlah ikan dengan


spesies yang sama terdapat berat tubuh yang bervariasi, yang gonad hanya
ditemukan pada dua induk ikan dikarnakan banyaknya sampe yang rusak. Dua
induk tersebut mempunyai berat gonad 5, 25 dengan tingkat kematangan gonad
tingkat 4 dan 3,75 dengan tingkat kematangan gonad tingkat 3. Sedangkan jenis
kelamin yang didapatkan semua ikan berjenis kelamin betina, hal tersebut terjadi
karna banyaknya sampel yang rusak sehingga tdk ditemukannya testis. Ovary
yang ditemukan pada spesies ikan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.

Gambar 2. Ovary Ikan Tambakan (Helestoma temminckii)

Tabel 3. Penampakan Ciri Seksual Sekunder pada Ikan Tambakan


12

No Bentuk dan Ukuran Jantan Betina


1 Ukuran tubuh Kecil Lebih Besar

2 Bentuk tengkuk kepala Datar Ada lekukan

3 Halus kasarnya permukaan Runcing, tajam, keras Lebih tajam dan


kepala runcing

4 Bentuk ujung sirip punggung Runcing, tajam, keras Lebih runcing


dan tajam

5 Bentuk abdominal - -

6 Bentuk papilla genital Bulat Bulat lonjong

7 Jumlah lubang genital 1 2

8 Bentuk lubang genital Bulat Bulat lonjong

9 Bentuk salah satu jari sirianal Lemah mengeras Lemah mengeras

10 Bentuk salah satu jari sirip Lemah Lemah


perut sebelah kiri

Berdasarkan pengamatan pada setiap individu ikan pada praktikum ini, dapat
disimpulkan banyaknya ikan yang berjenis kelamin betina disbandingkan jantan
hal tersebut terlihat dari ciri seksual sekunder dari masing-masing individu.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Seksualitas Ikan Tambakan
13

Burhanudin et al 1984 in Astuti 2007. Morfologi perikanan. Edisi IV. Gadjah


Mada University press, Yogyakarta.
14

A. Mutia and R. Abdul, 2018. “ Effect of Giving fermented liquid areca cathecu
L. And surian leaves (Toona sinensis ROXB). On tilapia wounds (Oreochromis
niloticus L.), “ J. Bio Sains, vol.1 , no. 1, p. 42.

Effendie, M.I., 1997. Metode Biologi Perikanan. Penerbit yayasan Dewi Sri.
Bogor: 112 halaman.

Effendie, M. I. 2002.Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.


157 halaman.

Anda mungkin juga menyukai