Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

“ANALISIS POTENSI RESIKO UMKM”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : PEMBIAYAAN & UMKM

Dosen Pengampu : CHICKA WILLY YANTI, S.P, M.P

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4

ELISSA FAKHRIYAH 2204111613


M.REZAYLANI 2204110514
NASYA DEFITRI LIANA 2104110011
RINETA KHAIRUNISSA 2104110010
ZAHRA FADILLA 2104112978

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023/2024
1. Identitas UMKM
Objek penelitian ini adalah UMKM Roti Kukus Bandung yang berlokasi di Jl.
Manyar Sakti, Kel. Simpang Baru, Kec. Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. UMKM ini
sudah berdiri sejak tahun 2021. Pemilik dari usaha Roti Kukus ini sekaligus responden yang
kami wawancarai bernama Ibu Silvi Nurandah yang berusia 36 tahun. Usaha Roti Kukus ini
adalah usaha milik keluarga dan sudah memiliki cabang di Jl. Pattimura Kec. Sail, Kota
Pekanbaru.

2. Penggolongan Potensi Risiko UMKM


Penggolongan potensi risiko UMKM Roti Kukus Bandung di Jl. Manyar Sakti,
berdasar objek penelitian di atas berdasar aspek SDM, produksi, pemasaran, permodalan, dan
hukum, dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: a) potensi risiko rendah, b) potensi risiko sedang, dan c)
potensi risiko tinggi. Rincian penggolongan potensi risiko UMKM berdasar aspek-aspek
diatas adalah sebagai berikut.
a. Potensi Resiko Dari Aspek SDM
Roti kukus ini berdiri sejak tahun 2021 oleh ibu Silvi Nurandah yang berumur 36
tahun, Roti kukus memiliki cabang yaitu dijalan Manyar sakti dan dijalan patimura dimana
jumlah karyawan yang bekerja di usaha roti kukus ini yaitu sebanyak 2 orang, satu orang
berasal dari keluarga yaitu adik dari pemilik usaha, sedangkan satu orang lagi merupakan
mahasiswa di universitas Riau yang berasal dari duri. Dalam aspek ini potensi terjadinya
resiko yaitu sedang, karena SDM dalam usaha roti kukus ini berasal dari lokal dan non
lokal.
b. Potensi Resiko Dari Aspek Produksi
Bahan dalam pembuatan roti kukus diperoleh dari lokal yaitu pemilik usaha membeli
bahan-bahan tersebut di toko bahan kue sekitaran panam. Untuk pembuatan roti kukus ini
dilakukan secara manual. Dalam proses pembuatan roti kukus ini penjual membeli roti
siap jadi sehingga penjual cukup mengukus dan memberikan tambahan varian rasa. Rasa
yang tersedia pada roti kukus ini yaitu:
 Standar Toping
(coklat, keju, tiramisu, cappuccino, greantea, blueberry, strawberry, sarikaya, nanas,
vanila, taro)
 Medium Toping
(choco crunchy, tiramisu crunchy, greentea crunchy, bengbeng, oreo, kit kat,
sarikaya, keju)

Dalam aspek ini terjadinya resiko yaitu rendah, karena produk nya dari lokal dan
manual.
c. Potensi Resiko Dari Aspek Pemasaran
Lokasi utama untuk memasarkan roti kukus yang digunakan untuk membantu
menopang usaha ini berlokasi dijalan manyar sakti. Lokasi tersebut dipilih karena
merupakan tempat yang sering ramai dilewati banyak orang, seperti salah satunya yaitu
mahasiswa UNRI. Usaha roti kukus mempromosikan usahanya secara offline maupun
online, pemasaran offline mulai beroprasi dari pagi jam 09.00 sampai jam 12.30,
kemudian dibuka lagi pada jam 15.40 sampai dengan jam 23.00. Pemasaran offline ini
dilakukan oleh karyawan yang merupakan salah satu mahasiswa. Adapun strategi yang
dilakukan oleh pemilik usahanya yang dilakukan secara online dan dikelola langsung oleh
adik si pemilik usaha. Alasan utama mengapa adik pemilik usaha memiliki ide untuk
memasarkan usahanya secara online yang berada di jalan Manyar Sakti ketika mahasiswa
UNRI libur maka usaha roti kukus ini sepi peminat sehingga pemilik usaha berinisiatif
untuk memasarkan produknya secara online, Adik pemilik usaha roti kukus ini
mempromosikan dan juga memasarkan produknya secara online menggunakan media
sosial Instagram yaitu @rokusku.pku. Bentuk promosi usaha untuk memaksimalkan
pengembang roti kukus dimana dengan mengupload kemedia sosial, konsumen roti kukus
dapat merasakan roti kukus secara online dengan cepat dan mudah.
Untuk harga pemilik usaha menyesuaikan dengan varian yang ada.seperti:
Standar Toping Medium Toping
 Coklat :5k  ChocoChrunchy :6k
 Keju :5k  Tiramisu Chrunchy :6k
 Cappucino :5k  Greantea Churunchy :6k
 Greantea 5k  Beng Beng :8k
 Blueberry :5k  Oreo: 9k
 Strawberry :5k  Kit Kat:10k
 Sarikaya : 5k
 Keju : 5k
 Nanas :5k
 Vanilla :5k
 Taro :5k
Dalam aspek ini potensi terjadinya resiko yaitu sedang, karena pemasaran nya
dilakukan secara gabungan yaitu offline dan online.
d. Potensi Resiko Dari Segi Aspek Permodalan
Modal awal yang digunakan pada usaha roti kukus ini berasal dari modal pribadi dan
pemilik usaha ini ada juga meminjam kebank, keseluruhan modal yang dipakai untuk
membiayai operasional pada awal pendiri usaha tersebut.
Modal yang dikeluarkan adalah untuk membeli roti serta biaya untuk membeli bahan
lainnya yang digunakan seperti tabung gas, pembungkus roti, kantong plastik, mentega
untuk mengoleskan pada roti yang akan dikukus, serta bahan bahan pelengkap lainnya,
tidak hanya itu pemilik usaha roti kukus ini juga harus membayar uang sewa tempat
sebanyak Rp.500.000 karena tidak memakai izin tempat dari pemerintah. Uang sewa ini
pun diberikan langsung kepada pemilik lahan. Resiko berjualan yang terjadi pada saat
mahasiswa libur semester, pemasukan yang didapat yaitu hanya sekitar Rp.200.000 per
hari.
Penghasilan yang didapatkan pemilik usaha perbulannya bisa mencapai Rp.5.000.000.
Pendapatan ini pun dikeluarkan untuk membayar uang sewa, gaji karyawan, serta untuk
membeli bahan dan alat. Jadi penghasilan bersih yang didapatkan pemilik usaha selama
berjalan setiap harinya adalah Rp.2.500.000.
Dalam aspek ini potensi terjadinya resiko yaitu sedang, karena modal yang digunakan
itu dari pribadi dan meminjam dari bank.
e. Potensi Resiko Dari Segi Aspek Hukum
Usaha roti kukus ini belum mempunyai NPWP dan merek produk yang belum
didaftarkan serta tidak memiliki legalitas usaha dan produk yang sah sehingga usaha Roti
kukus ini memiliki potensi risiko tinggi.

3. Peringkat dan Predikat Faktor Potensi Risiko UMKM


Kriteria penetapan peringkat dan predikat faktor berdasar objek penelitian dilakukan
dengan mengkuantifikasi data kualitatif potensi risiko UMKM berdasar aspek aspek SDM,
produksi, pemasaran, permodalan, dan hukum.
NO Variabel Penelitian Skor
1. Aspek SDM 2
2. Aspek Produksi 1
3. Aspek Permodalan 2
4. Aspek Pemasaran 2
5. Aspek Hukum 3
Keterangan :
1 = berpotensi risiko rendah
2 = berpotensi risiko sedang
3 = berpotensi risiko tinggi

Dari tabel di atas, diperoleh kesimpulan atas objek penelitian sebagai berikut :
a) Berdasarkan aspek produksi, mendapatkan skor 1 yaitu berpotensi risiko rendah.
b) Berdasarkan aspek SDM, permodalan, dan pemasaran, mendapatkan skor 2 yaitu
berpotensi risiko sedang.
c) Berdasarkan aspek hukum, mendapatkan skor 3 yaitu berpotensi risiko tinggi.

4. Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Potensi Risiko UMKM


Dari hasil penetapan peringkat komposit UMKM tampak bahwa potensi risiko

UMKM Roti Kukus Bandung di Jl. Manyar Sakti mendapat skor ≤ 2 yaitu potensi risiko
sedang berdasarkan aspek SDM, produksi, pemasaran, permodalan, dan hukum.
Kesimpulan
Identifikasi risiko usaha roti kukus yang pertama yaitu dari segi SDM, potensi
terjadinya resiko yaitu sedang sedangkan dari aspek produksi potensi terjadinya resiko yaitu
rendah. Potensi terjadinya resiko dari aspek permodalan yaitu sedang dan potensi terjadinya
resiko dari aspek pemasaran yaitu sedang dan yang terakhir yaitu potensi terjadi resiko dari
aspek hukum termasuk ke dalam potensi resiko tinggi. Sehingga diperoleh hasil potensi risiko
pada usaha ini yaitu pada tingkatan sedang.
Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya aspek SDM, Produksi, Permodalan, Pemasaran, dan aspek Hukum, maka analisis dari
kelima aspek tersebut memperlihatkan bahwa usaha roti ini adanya konsumen yang menyukai
produk tersebut. Pengembangan usaha yang dilakukan yaitu dengan mempraktikkan
kreativitas dan inovasi serta menerapkan strategi pemasaran atau penjualan yang dilakukan
secara online.
LAMPIRAN

Sosial Media dari UMKM

Anda mungkin juga menyukai