Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SEMESTER ....

PENERIMA PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP-KULIAH)


ANGKATAN TAHUN 20...

NAMA : Putri Mulyani


NIM : 22130057
ANGKATAN : 2022
FAKULTAS/PRODI : FKIP/PAI

PROGRAM KIP-KULIAH
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
PENDAHULUAN (contoh pendahuluan)
Sehubungan dengan diadakannya program KIP-Kuliah 2022, saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan program KIP-
Kuliah, karena telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk menerima
program KIP-Kuliah tahun 2022. Laporan pertanggung jawaban penerima bantuan biaya
pendidikan beasiswa Bidikmisi ini berisi tentang prestasi akademik, non akademik, kegiatan
keorganisasian dan kepanitiaan, serta laporan keuangan selama satu semester. Laporan ini
saya buat untuk memenuhi salah satu syarat penerima program KIP-Kuliah Angkatan tahun
2022. Laporan ini saya buat dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya beserta lampiran
beberapa surat keterangan sebagai bukti pendukung.
I. DATA MAHASISWA

Nama : Putri Mulyani


NIM : 22130057
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 02 Oktober 2003
Program Studi : PAI
Jenjang : S1
Fakultas : FKIP
Perguruan Tinggi : Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Tahun masuk : 2022
Tahun Lulus : 2026

II. LAPORAN PRESTASI AKADEMIK


No. Semester IP/IPK
1 I 3, 77
2 II 3, 61
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
*) Melampirkan KRS atau transkrip nilai

III. LAPORAN PRESTASI NON AKADEMIK


a) Prestasi yang diraih selama menjadi mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Indonesia:
Waktu
No. Kegiatan Tingkat Hasil
pelaksanaan
1. Peserta Unniversitas 8-10 Memiliki
Pengenalan September banyak teman
Kehidupan 2022 dan
Kampus Bagi pengenalan.
Mahasiswa
Baru
(PKKMB)

*)Kolom ‘Tingkat‘ diisi dengan pilihan kota/propinsi/nasional/internasional


*) melampirkan copy sertifikat/piagam/foto/bukti

b) Keikutsertaan pada kegiatan organisasi kemahasiswaan intra kampus selama menjadi


mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia:
Nama Aktif Akhir Jabatan
No.
Organisasi sejak Keaktifan
1. UKM SILAT 12 - Anggota
Januari
2022

*) melampirkan copy sertifikat/surat keterangan/bukti

c) Keikutsertaan pada kegiatan kepanitiaan yang diikuti selama menjadi mahasiswa


Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia:
Waktu
No. Kegiatan
pelaksanaan
1. Kumpul bersama di Gor Setiap mau
Kampus-B latihan

*) melampirkan copy sertifikat/surat keterangan/bukti d) Publikasi


Ilmiah/Karya
Tulis/PKM yang dibuat selama menjadi mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Indonesia:
No. Judul karya tulis/karya ilmiah
1. Implementasi Metode Pembiasaan Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD

2. Kuesioner Motivasi (MQ)


3. Penerapaan Metode Sorogan Dalam
Meningkatkan Baca Kitab Kuning
*) melampirkan copy hasil Karya Ilmiah/ Karya Tulis /PKM yang telah dibuat

IV. LAPORAN KEUANGAN


Laporan uang beasiswa KIP-Kuiah yang diberikan sebesar Rp. 8.400.000 per
semester oleh mahasiswa selama satu semester :
No Keperluan Nominal
1 Paket Data Rp 400.000
2 Kosan/Asrama Rp
3 Makan Rp
4 Uang Buku Rp
5 dst Rp
6
7
Jumlah Rp 8.400.000

V. Kesan - kesan Mahasiswa


______________________________________________________________________
______

Demikian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bogor, 04 Agustus 2023


Pembuat Laporan
( Putri Mulyani )
NIM.
22130057
Lampiran - lampiran
No. Nama Dokumen Status
1 Kartu Hasil Studi (KHS)/Transkip Nilai Ada /
Tidak
2 Copy sertifikat/piagam prestasi yang diraih Ada /
selama menjadi mahasiswa Tidak
3 Copy sertifikat/surat keterangan/bukti Ada /
keikutsertaan pada kegiatan organisasi Tidak
kemahasiswaan intra kampus
4 Copy sertifikat/surat keterangan Ada /
keikutsertaan pada kegiatan kepanitiaan Tidak
5 Copy hasil publikasi Ilmiah/Karya Ada /
Tulis/PKM Tidak
6 ................... (Lampiran lain) Ada /
Tidak
7
Dst.
IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD

Nama : Putri Mulyani

Nim : 22130057

Kelas : Ekstensi B.3

LATAR BELAKANG.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang Pendidikan
adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (peserta didik) agar
tercapai perkembangan maksimal yang positif. Pendidikan menentukan model manusia yang
akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konsitusi
serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building).

Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas


sumber daya manusia. Pengertian pendidikan itu sendiri, merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan diri yang berguna bagi masyarakat,
bangsa dan negara.
Tetapi terkadang Masyarakat atau orang tua peserta didik pun mencemooh dan
menuding guru yang tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya, manakala anaknya
tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan tidak
sesuai dengan kemampuannya. Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa
alasan, karena memang ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar/menyimpang dari
kompetensi. Anehnya lagi kesalahan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi
yang begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena guru memegang peranan
penting dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa
perkembangan baru terhadap konsekuensi guru untuk meningkatkan peran dan kompetensinya
sangat urgen karena proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik sebagian besar
ditentukan oleh peran dan kompetensinya sebagai seorang guru.

Ada seseorang cendikiawan berpendadapat, kalau kita mau mencari akar dari
permasalah krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia saat ini adalah bersumber
dari lemahnya pembangunan nation and character building, lemahnya pembangunan watak
dan mental. Oleh karena itu pendidikan karakter bagi generasi muda menjadi sangat penting
dan perlu untuk segera direalisasikan. Perdebatan yang mungkin belum dan tidak akan pernah
berhenti di kalangan kita tentang seputar peranan Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan
karakter. Negara kita berlandaskan pancasila dimana sila pertama adalah menyatakan bahwa
Negara berdasarkan atas nama Ketuhanan Yang Maha Esa. Intinya adalah Negara kita bukan
atheis tapi Negara yang religius yang menjadikan sila pertama dari Pancasila tersebut sebagai
inti dari keempat sila yang lainnya.

Dan Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia pra sekolah merupakan masa yang
menentukan bagi perkembangan anak pada tahap selanjutnya. pada masa ini, situasi anak peka
untuk menerima rangsang dari luar yang sesuai tahap perkembangannya, maka kemampuan
anak akan berkembang optimal, sehingga rangsangan melalui keagamaan yang diberikan pada
anak dengan tidak mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat bagi anak
untuk membentuk karakter anak. Zakiah daradjat mengatakan bahwa, pada umumnya agama
seorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan latihan yang dilaluinya pada masa
kecilnya dulu. Seorang pada masa kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama,
maka, pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam
kehidupannya. Pendidikan anak usia dini mempunyai tujuan untuk mengembangkan seluruh
potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh yang baru mengenal dunia,
dimana ia belum mengetahui aturan norma, tata krama dan anak sedang belajar berkomunikasi
serta belajar memahami orang lain. Karena itu, anak memerlukan bimbingan dalam mengenal
fenomena alam dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai bekal hidup bermasyarakat.

Interaksi anak dengan orang lain dan benda diperlukan agar anak mampu
mengembangkan kepribadian, ahlak dan watak mulia. Dilihat dari karakteristik anak usia dini
Proses penanaman karakter sejak dini sangat penting untuk peserta didik, untuk dapat mengenal
dan mempelajari nilai nilai kebaikan agar membentuk karakter anak dengan baik, sehingga
tujuan pendidikan karakter dapat tercapai secara efektif. Upaya dari pihak sekolah dalam
menanamkan nilai nilai kebaikan dalam membentuk karakter anak, salah satunya adalah
dengan menggunakan metode pembiasaan dilingkungan sekolah. Metode pembiasaan tersebut
dengan menggunakan nilai nilai kebaikan diharapkan dapat membentuk karakter yang baik
untuk para peserta didik. Karakter berasal dari bahasa yunani yag berarti to mark (menandai)
dan memfokuskan tentang bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam suatu
tindakan atau tingkah laku. Pendidikan karakter menjadi problematika penting dalam dunia
pendidikan akhir-akhir ini,hal ini berkaitan dengan kemerosotan moral yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat maupun lingkungan pemerintah yang semakin meningkat dan beragam.
Pendidikan karakter sekedar mengajarkan mana yag benar dan mana yag salah tetapi
juga menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik dengan begitu peserta didik menjadi
faham tentang mana yang baik dan mana yang salah, maupun mrasakan nilai yang baik dan
prilaku yang baik. Karena perilaku pada anak dapat terbentuk melalui kebiasaan sehari hari
secara non formal. Artinya suatu perbuatan yang dilakukan atas anjuran orang dewasa yang
ditunjukan kepada anak untuk diikuti, dalam pendidikan anak usia dini misalnya berdo‟a
bersama, mencuci tangan,bersikap sopan santun, mengucapkan kata terimakasih, maaf,
permisi.

Pada dasarnya anak dalam masa meniru dimana setiap hal yang dilihat oleh anak, akan
ditiru oleh anak pembelajaran sikap seseorang dapat juga dilakukan melalui proses modeling,
yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh. Metode pembiasaan
merupakan kegiatan yag dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk melatih anak
agar memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang umunya berhubungan dengan
pengembangan kepribadian anak seperti emosi, disiplin, budi pekerti, kemandirian,
penyesuaian diri, hidup bermasyarakat, dan lain sebagainya. Pembiasaan merupakan proses
pendidikan. Ketika suatu praktik sudah terbiasa dilakukan, berkat pembiasaan ini maka akan
menjadi habit bagi yang melakukannya, kemudian akan menjadi ketagihan dan pada waktunya
akanmenjadi tradisi yang sulit untuk ditinggalkan. Disinilah pentingnya pembiasaan dalam
proses pendidikan.

Pembiasaan sebagai metode pembelajaran diasumsikan sebagai cara yang tepat untuk
menanamkan nilai-nilai keislaman siswa sehingga hal tersebut berkembang menjadi budaya di
sekolah metode kualitatis, dengan cara melakukan wawancara dan observasi ke obyek
penelitian sampai memperoleh data yang akurat selanjutnya dianalisis menggunakan tahapan
versi (mels dan habermen) sehingga diperoleh simpulan bahwa metode pembelajaran
pembiasaan dipandang efektif dalam penanamkan nilai-nilai islami.

Referensi :

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h. 28. 3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan (Cet.12; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.

Departemen Agama RI, AL-Qur‟an, Cv Penerbit Diponegor, Jawa Barat, 2014 h 420 6
Zakiah Daradjat, Op.Cit, h. 48

Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat


Publishing, 2005),h.4-4 8 Kiromi, ivonne Hafidlatil, and puji yanti Fauziah. Pengembangan
media pembelajaran untuk pembentukan karakter anak usia dini. JPPM (jurnal pendidikan dan
pembelajaran masyarakat)3.1 (2016) h 49-59 9 Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui
Pendidikan Agama Islam. Al-Ulum 13.1 (2013)h 25-3

Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis, Metode Pengembangan Prilaku Dan
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h 1-4 11 Suyadi,
Cara Efektif Memahami Prilaku Anak Usia Dini. (Jakarta:Edsa Mahkota 2007),h. 80 12 Wina
Jaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:Kencana,
2009),h.276 13 Ramli, Hakikat Pendidik Dan Peserta Didik, ISSN : 2088-4095 Tarbiyah
Islamiyah, Volume 5, Nomor 1, Januari-juni 2015, h 75-77
Ahsanulkhaq, Moh. 2019. ‘Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui
Metode Pembiasaan.‘ Jurnal Prakarsa Paedagogia 2(1).

Arifin, Muhammad Anugrah, and Mukhlishin Mukhlishin. 2018. ‘SELFIE ACTIVITY


SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN AKHLAK.‘ Jurnal Ulul Albab 22(1).

Aritonang, Mendarissan, and Julaga Situmorang. 2017. ‘PENGARUH MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TSTS‘NHT DAN GAYA BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR PENGANTAR BISNIS.‘ Jurnal Teknologi Pendidikan (JTP)
12(1):88‘100.

Astuti, Rubiyah, and M. Ihsan Dacholfany. 2016. ‘PENGARUH SUPERVISI


PENGAWAS SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU SMP DI KOTA METRO LAMPUNG.‘ JURNAL LENTERA
PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO 1(2):204‘17.

Budiyono, Yuni Harmawati, and Y. Harmawati. 2017. ‘Penguatan Pendidikan Karakter


Melalui Nilai-Nilai Keteladanan Guru Dan Orang Tua Pada Siswa Sekolah Dasar.‘ Pp. 1‘12
in Prosiding Seminar Nasional PPKn III.

Daheri, Mirzon, and Idi Warsah. 2019. ‘PENDIDIKAN AKHLAK: RELASI ANTARA
SEKOLAH DENGAN KELUARGA.‘ At-Turats 13(1):3.

Enda, Amne. 2017. ‘KEDUDUKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM


PEMBELAJARAN "Jurnal Lantanida.‘ (https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838).

Fahmi, Muhammad Nahdi, and Sofyan Susanto. 2018. ‘Implementasi Pembiasaan


Pendidikan Islam Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Sekolah Dasar.‘
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan 7(2):85‘89.
Nama : Putri Mulyani

NIM : 22130057

Kelas : PAI Ekstensi B.3

Tugas Bahasa Indonesia

Perkenalan

Kuesioner Motivasi (MQ) dirancang untuk membantu Anda memahami dan


mengeksplorasi kondisi yang meningkatkan atau menurunkan antusiasme dan motivasi Anda
di tempat kerja. Kuesioner MQ menilai 20 dimensi motivasi yang mencakup tiga domain
utama: Teori penentuan nasib sendiri - otonomi, kompetensi, dan hubungan. Pertimbangkan
poin-poin berikut saat mempertimbangkan hasil penilaian Anda.

Pertama, profil Anda didasarkan pada apa yang Anda katakan tentang diri Anda melalui
jawaban survei Anda, jadi di sini kami mengukur persepsi Anda tentang diri sendiri.

Kedua, strategi respons survei Anda - disadari atau tidak - juga dapat memengaruhi
hasil - misalnya, apakah Anda sangat jujur, apakah Anda sangat kritis terhadap diri sendiri, atau
apakah Anda merasa tertekan untuk menyampaikan kesan tertentu tentang diri Anda?

Ketiga, profil MQ apa yang memotivasi dan mendemotivasi Anda menggunakan skala
Standar Sepuluh (sten). Tabel di bawah ini menunjukkan poin-poin berbeda pada skala
instrumen, menunjukkan apa yang memotivasi dan mendemotivasi Anda di tempat kerja.
Laporan tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya faktor-faktor ini bagi pekerjaan Anda.

Arti Persentil Sten Dampak


8- Skor 8 lebih tinggi dari sekitar 90% dari Sangat
10 kelompok pembanding memotivasi

7 Skor 7 lebih tinggi dari sekitar 75% dari Sedikit motivasi


kelompok pembanding

5-6 Skor 5 lebih tinggi dari sekitar 40% dari Netral


kelompok kontrol

4 Skor 4 lebih tinggi dari sekitar 25% dari Sedikit


kelompok pembanding mendemotivasi

1-3 Skor 3 lebih tinggi dari sekitar 10% dari Sangat


kelompok kontrol mendemotivasi

Laporan ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, profil Anda adalah ringkasan dari
berbagai motif

faktor Ini diikuti dengan interpretasi skala pendek tentang motivasi di balik skor sten
Anda

timbangan Bagian ketiga berisi saran pengembangan dan link ke buklet yang
menawarkan tips praktis dan tips untuk meningkatkan motivasi dan kinerja.
PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MENINGKATKAN BACA KITAB
KUNING
DI PONDOK PESANTREN AL_HUSAEINIYAH
PASIR MUNCANG CARINGIN BOGOR

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
PUTRI MULYANI
NIM: 22130057
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA INDONESIA (UNUSIA)

A. Latar Belakang Penelitian

Kitab kuning merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pendidikan
pesantren. Pada makna dasarnya sebutan kitab kuning lazim disandarkan pada referensi
buku-buku berbahasa Arab yang memuat kajiankajian ilmu agama Islam dan biasanya
dikaji di pesantren-pesantren, madrasah dan majlis ta‘lim. Kitab kuning meskipun rata-
rata dicetak pada kertas berwarna kuning, namun dengan definisi ini maka kitab kuning
juga meliputi kitab berbahasa Arab yang dicetak ke dalam kertas putih, seperti
kebanyakan hasil terbitan Beirut (Libanon) atau Madinah (Arab Saudi).
Martin mendefinisikan kitab kuning dengan sehimpunan buku yang berisi
pelajaran-pelajaran agama Islam (dirasat islamiyyah) yang mencakup fiqh, aqidah,
tasawwuf, akhlaq dan tata bahasa. (Thoha dan Karim 2018:5)
Kitab kuning menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan pesantren.
Oleh karena pentingnya kitab kuning dalam dunia pendidikan di pesantren maka santri
dituntut untuk mampu membaca, menterjemah dan memahami kitab kuning. Akan
tetapi pada kenyataannya di era sekarang masih banyak santri yang kesulitan dalam
mengkaji kitab kuning, baik dari segi membaca, memahami dan menterjemahkannya.
Bahkan tidak sedikit juga seorang santri yang beranggapan bahwa belajar kitab kuning
sangatlah sulit.
Menurut Chirzin dalam Bisri mengemukakan bahwa sorogan berasal dari kata
sorog (bahasa jawa), yang berarti menyodorkan. Sebab setiap santri menyodorkan
kitabnya dihadapan kiai. Metode sorogan juga merupakan metode dimana santri
menghadap guru satu persatu dengan membawa kitab yang dipelajari. Yang mana kiai
membacakan kitab berbahasa arab secara kalimat demi kalimat kemudian
menterjemahkan dan menerangkannya. Santri menyimak dan memberi catatan pada
kitabnya, lalu pada gilirannya santri mengulangi dan menterjemahkannya kata demi
kata persis seperti yang telah kiai sampaikan. (Abror 2020:29)
Menurut Dhofier metode wetonan atau bandongan adalah suatu metode
pengajaran dengan cara guru membaca, menterjemahkan, menerangkan, dan mengulas
buku-buku Islam dalam Bahasa Arab lalu santri mendengarkan. Mereka memperhatikan
buku mereka sendiri lalu membuat catatan-catatan berupa arti, terjemahan, maupun
keterangan lain tentang kata-kata atau kalimat yang sulit. (Fatmawati 2015:235)
Di pondok pesantren Al_Husaeiniyah ini dalam pengajaran kitab kuningnya
memakai tiga sistem. Pertama sistem sorogan, kedua sistem wetonan atau bandongan,
dan ketiga sistem talaran.

Berdasarkan hasil observasi penulis yang dilaksanakan di Pondok Pesantren


Al_Husaeiniyah secara garis besar memiliki dua macam. Pertama, pengajian umum
yaitu pengajian bersama seluruh santri di lingkungan pesantren dengan sistem
tradisional. Kedua, pengajian perkelas yaitu pengajian yang mana santri memasuki
kelas-kelas di dasari pada kemampuan dan lamanya mereka menjadi santri. Yang
menjadi pengajarnya ialah kiai, nyai, ustadz dan ustadzah nya.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di tinjau penulis memperoleh informasi


bahwa minimnya santri yang kurang lancar membaca kitab kuning tanpa syakal. Maka
dari itu salah satu upaya yang dilakukan pengajar untuk meminimalisir permasalahan
yang ada ialah dengan menambahnya jam sorogan di waktu senggang upaya mengejar
kemampuan santri yang tertinggal. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui
seberapa efektifnya metode sorogan dalam meningkatkan baca kitab kuning di Pondok
Pesantren tersebut.

Anda mungkin juga menyukai