KIP KULIAH
Memacu Prestasi – Memutuskan Rantai Kemiskinan
NAMA : GUFRAN
NIM : 20256122046
PROGRAM STUDI : HUKUM EKONOMI SYARIAH
JURUSAN : SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM
SEMESTER : 1 (SATU)
TAHUN 2022-2023
1
LAPORAN PERKEMBANGAN
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK
PENERIMA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN KIP KULIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MAJENE
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023
NAMA : GUFRAN
NIM : 20256122046
PRODI/JURUSAN : HES/Syariah dan ekonomi bisnis islam
SEMESTER : 1 (satu)
ROMBEL : HES 2
ALAMAT : Lekopadis, Kec Tinambung, Kab Polewali Mandar
HP : 082352850275
DOSEN PENASEHAT AKADEMIK : AHMAD ABBAS
1 I 3,15
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
Waktu
No. Kegiatan Tingkat Hasil
pelaksanaan
1 2 3 4 5
Waktu
No. Judul karya tulis/karya ilmiah Penerbit
pelaksanaan
1 2 3 4
1 LATTO-LATTO ALAT PERAGA ILMU 2023
PENGETAHUAN YANG BERBALUT
ANCAMAN
Tempat Waktu
No. Nama Kegiatan
Pelaksanaan pelaksanaan
1 2 3 4
V. Daftar Lampiran
Demikian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila terdapat hal
yang tidak benar, maka saya siap mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi
di kemudian hari.
NOTA
6
BKU TABUNGAN
7
KHS
8
NAMA : GUFRAN
NIM : 20256122046
PROGRAM STUDI : HUKUM EKONOMI SYARIAH
JURUSAN : SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM
SEMESTER : 1 (SATU)
Akhir-akhir ini, sepertinya hampir setiap sudut daerah dan kota di Indonesia
selalu terdengar suara bising ketukan dua bola mainan yang dimainkan oleh anak-
anak hingga orang dewasa. Bahkan di pinggir-pinggir jalan ramai dijajakan alat
permainan ini dan selalu saja tak sepi pengunjung. Mereka menyebutnya latto-
latto, dua buah bola plastik keras terhubung tali yang mengeluarkan bunyi ketukan
keras ketika keduanya diadu secara bersamaan.
Entah apa alasannya permainan ini begitu digemari oleh anak-anak. Namun
mereka merasa bahwa bunyi-bunyian yang muncul dari latto-latto menimbulkan
kepuasan tersendiri. Meskipun kenyataannya, suara yang dihasilkan oleh ketukan
dua benda tersebut sangat mengganggu dan dapat menyebabkan stres bagi orang
yang mendengarnya secara terus-menerus, tapi latto-latto ini dulu digunakan
untuk kemajuan ilmu pengetahuan modern.
Permainan dua bola ini sebenarnya merupakan alat peraga ilmu pengetahuan
yang diciptakan oleh Isaac Newton untuk menguji coba rumus gaya yang
diciptakannya. Ada tiga Hukum Newton yang bisa menjelaskan bagaimana
pergerakan latto-latto ini.
Hukum Newton I menjelaskan bahwa saat gaya yang dihasilkan pada dua
benda yang komposisinya sama, maka benda yang awalnya diam akan tetap terus
diam, lalu benda yang awalnya bergerak lurus beraturan maka akan tetap bergerak
lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap. Lalu latto-latto yang digerakkan
oleh gaya tegang tali akan menyebabkan Hukum Newton II yakni perubahan arah
gerak benda akan terjadi jika diberikan gaya dari luar.
benda lain, maka benda yang mendapatkan gaya akan memberikan gaya yang
sama besarnya dengan yang diterima dari benda pertama, namun arahnya
berlawanan.
Kepopuleran permainan ini pada masa itu pun layaknya hari ini, di mana
orang-orang membuat perlombaan latto-latto. Contohnya, provinsi terkecil di
Italia bernama Calcinatello yang sampai mengadakan kompetisi tahunan untuk
penggemar latto-latto. Meskipun permainan ini dianggap menyenangkan dan
dipasarkan dengan tujuan sebagai alat pembelajaran anak-anak, namun fakta
bahwa mainan tersebut berubah jadi proyektil karena dapat meledak akibat
benturan keras terus-menerus, membuat berbagai negara akhirnya melarang
peredarannya.
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada tahun 1971
akhirnya turun tangan untuk menetapkan standar mainan yang aman untuk
dimainkan oleh masyarakat. Akibatnya para produsen mainan yang lebih dikenal
dengan sebutan clackers ini kesulitan untuk memasarkannya karena dianggap
berbahaya dan dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata.
Mengganggu Konsentrasi
"Pada dasarnya kami tidak melarang untuk anak-anak bermain latto-latto, tapi
yang kami larang latto-latto dibawa ke lingkungan sekolah pada saat kegiatan
sekolah. Kami juga menghindari jika terjadi keributan sesama siswa dan latto-latto
dijadikan alat, maka kami larang dimainkan di lingkungan sekolah," ujar Kasdik
Kabupaten Pesisir Barat, Edwin Kastoladi dikutip Detik.