Narasi Profil PUSKESMAS 2021
Narasi Profil PUSKESMAS 2021
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan Puskesmas
Kabandungan juga mengacu pada Visi dan Misi dan Kebijakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang tertuang dibawah ini:
1. Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi adalah berjalan bersamaan
dengan VIsi Misi Kabupaten Sukabumi yaitu: "Terwujudnya Kabupaten
Sukabumi Yang Religius dan Mandiri.
2. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, meliputi :
Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai UPTD Puskesmas
Kabandungan adalah:
2
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar di wilayah
Kecamatan Kabandungan
2. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
merata dan bermutu di wilayah Kecamatan Kabandungan
3. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Apakah suatu tujuan ataupun visi misi tercapai atau tidaknya maka
harus bisa dilihat dari pencapaian cakupan dan kinerja dari program itu
sendiri, untuk itu agar mendapatkan gambaran dari situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat maka perlu disusun suatu buku atau Profil Kesehatan
Puskesmas.
Penyusunan Profil Kesehatan juga perlu mendapatkan perhatian dari
berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan diharapkan agar data dan
informasi yang ada valid, konsisten, reliable dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B. TUJUAN
3
7. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan
dan pelaporan kesehatan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
BAB VI : KESIMPULAN
LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KABANDUNGAN
A. KEADAAN GEOGRAFIS
4
Puskesmas Kabandungan terletak di sebelah Barat Kabupaten
Sukabumi. Dengan batas wilayah sebelah Utara dengan Kabupaten Bogor,
sebelah Timur dengan Kecamatan Kalapanunggal, sebelah Selatan dengan
Kecamatan Cikidang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Cisolok dan Kabupaten Lebak Banten.
B. WILAYAH ADMINISTRASI
C. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kecamatan Kabandungan adalah 39.972 jiwa
dengan penyebaran tiap desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
5
Desa Jml
Mata
Kaban Tugu Cipeu Ciha Mekar Ciana
No Pencaharian
dungan Bandung teuy merang Jaya ga
1 PNS 56 44 22 21 11 10 164
2 TNI/POLRI 0 1 0 0 3 1 5
8 Pensiunan 30 12 7 11 6 0 66
9 Pemulung 1 1 0 0 1 0 3
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
6
laporan fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community
based).
Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
Disamping itu kejadian kematian itu dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.
A. ANGKA KEMATIAN
1. TUBERKULOSIS (TBC)
Pemberantasan penyakit TBC paru dilaksanakan berdasarkan
komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe
7
Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pada tahun 2021 jumlah yang menunjukan hasil positif setelah
diperiksa dahak adalah 51 orang dan diberikan pengobatan sesuai protap TB
di Puskesmas , sebanyak 44 orang dinyatakan sembuh dengan angka
kesembuhan 88 %, hal ini karena masih ada penderita yang sedang dalam
pengobatan.
Deteksi dini terhadap kasus TBC terus ditingkatkan untuk menjaring
gejala klinis yang mengarah pada penyakit TBC.
8
Wujud dari kesepakatan global dalam membasmi penyakit polio di
Indonesia melalui Eradikasi Polio (Erapo). Erapo yang dilakukan terakhir
adalah dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Upaya memantau keberhasilan Erapo adalah dengan melaksanakan
surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya untuk
deteksi dini munculnya virus polio liar di masyarakat. Tahun 2021 tidak
ditemukan kasus suspek ataupun AFP.
a. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum,
namun perlu diwaspadai karena masih adanya pertolongan
persalinan oleh paraji.
b. Campak
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus tetanus campak,
namun tetap perlu diwaspadai.
c. Hepatitis B
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus Hepatitis B pada balita
ataupun orang tua. Namun demikian kemungkinan kasus ada
saja karena banyaknya pasien dengan gejala yang mengarah
ke hepatitis.
d. Polio
Di wilayah Puskesmas Kabandungan tahun 2021 tidak
ditemukan kasus polio, namun surveilans secara aktif masih
perlu ditingkatkan untuk penemuan kasus secara dini.
e. Difteri
Di wilayah Puskesmas Kabandungan tahun 2021 tidak
ditemukan kasus difteri.
7. MALARIA
9
Kasus malaria tidak ditemukan pada tahun 2021, namun kemungkinan
kasus bisa terjadi kerena letak geografis Kecamatan Kabandungan yang
berbatasan dengan Provinsi Banten dan Kecamatan Cisolok .
8. FILARIASIS
Di Kecamatan Kabandungan sejak dulu tidak pernah ditemukan kasus
Filariasis namun penyuluhan tentang bahaya penyakit Filariasis dilaksanakan
sehubungan dengan faktor kesehatan lingkungan masih kurang baik.
10
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN
11
Pelayanan antenatal atau pemeriksaan kehamilan merupakan
pelayanan yang dilakukan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan & kandungan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada
ibu hamil selama kehamilannya. Hasil pelayanan ini dapat dilihat dari
cakupan pelayanan K 1 dan K 4.
Cakupan K 1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ante
natal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayaann ibu hamil sesuai dengan standar serta paling
sedikit 4 kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga. Angka ini dapat dijadikan untuk penilaian kualitas pelayan
kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 tahun 2021 adalah 105,2 %, hal ini melebihi target
karena semua ibu hamil yang pertama kali datang ke sarana
pelayanan kesehatan tanpa dilihat umur kehamilannya, jadi yang
umur kehamilan lebih dari trimester pertama juga dimasukan datanya
ke K1. Sedangkan cakupan K4 sebesar 100,6 %.
3. Kunjungan Neonatus
Neonatus atau bayi berumur 0 – 28 hari sangat perlu
diperhatikan karena merupakan masa rentan untuk terjadinya suatu
perubahan dalam tubuhnya sehingga kemungkinan terjadi gangguan
kesehatannya pun kemungkinan akan tinggi pula. Untuk menekan hal
12
tersebut diperlukan adanya kunjungan neonatus untuk melakukan
pemeriksaan bayi tersebut serta melakukan konseling terhadap
keluarga dalam perawatan bayinya.
Diharapkan kunjungan neonatus ini keluarga membawakan
bayinya ke fasilitas kesehatan, tapi untuk mencapai target cakupan
petugas berupaya melakukan kunjungan neonatal tersebut
kerumahnya. Kunjungan neonatus lengkap di Puskesmas
Kabandungan dari 907 kelahiran hidup adalah 862 sekitar 105,2 %.
4. Kunjungan Bayi
Persentasi kunjungan bayi tahun 2021 di Puskesmas
Kabandungan adalah 110,2%, hal ini mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya .
13
9,0 % sedangkan untuk KB Non MKJP yang paling banyak dipilih
adalah suntik sebesar 40,8 %.
7. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya
merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang
telah mendapatkan imunisasi lengkap. Bila cakupan imunisasi suatu
wilayah / desa tinggi maka kecenderungan untuk terhindar dari PD3I
akan sangat besar pula. Target cakupan UCI menurut indikator
Standart Pelayanan Minimal (SPM) adalah 95 %.
Pada tahun 2021 Puskesmas Kabandungan sudah mencapi
UCI hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat mulai meningkat untuk
membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi, dan semakin
meningkatnya peran petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan
di masyarakat.
Dari hasil cakupan immunisasi dasar lengkap bisa dilihat
bahwa semua jenis imunisasi belum mencapai target 95 %. Baru
tercapai cakupan, 83,8 %, hal ini kemungkinan disebabkan karena
adanya Pandemi Covid 19 di Kecamatan Kabandungan. terlalu
rendah sehingga mempengaruhi hasil cakupan.
8. Pemberian Vitamin A pada balita
Pemberian Vitamin A diberikan untuk menanggulangi Kekurangan
Vitamin A yang dapat menyebabkan gangguan maupun penyakit pada
mata. Cakupan pemberian Vitamin A dua kali pada balita tahun 2021
adalah yaitu sebesar 54,5% dari jumlah sasaran bayi sebanyak 4.573
balita. Sedangkan untuk bayi sebesar 48,8 % dari jumlah sasaran bayi
sebanyak 1.799 bayi.
14
Pada tahun 2021 ibu hamil yang mendapat tablet besi 90 tablet
pertama kali (Fe 1) sebesar 103,5%. Pemberian tablet Fe sudah
mencapai target bahkan untuk Fe 1 melebihi target.
15
2021 sudah mencapai 62,2% dari jumlah bayi < 6 bulan 950 bayi, atau
sebanyak 591 orang
16
2. Sarana Kesehatan Yang Mempunyai Kemampuan
Laboratorium Kesehatan
Di Puskesmas Kabandungan tersedia sarana laboratorium
kesehatan sederhana dan belum ada petugas khusus / ATLM,
sehingga pemeriksaan terbatas, yang ada hanya pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan HCG, Asam Urat, Gula darah,
Kolesterol dan pemeriksaan golongan darah, untuk pemeriksaan
specimen kasus TBC harus ke Puskesmas lain yaitu Puskesmas
Kalapanunggal.
3. Ketersediaan Obat
Ketersediaan obat di Puskesmas Kabandungan pada tahun 2021
dapat dilihat dari Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahunan . Dari
RKO bisa dilihat tingkat kebutuhan obat di Puskesmas
Kabandungan.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
17
Dari data yang ada di Puskesmas Kabandungan tahun 2021 rumah
sehat ber-PHBS sebanyak 5.atau sebesar 48,0% artinya kesadaran
masyarakat masih rendah akan peningkatan rumah sehat.
2. Kepemilikan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak)
Kepemilikan akses terhadap air bersih yang dimiliki oleh keluarga
meliputi ledeng, SPT, SGL, mata air dan PAH. 27.885 penduduk yang
memiliki dan menggunakan akses air minum adalah sebesar 71,6%.
3. Kepemilikan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak
Kepemilikan sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Dari 23.695
penduduk yang memiliki akses sanitasi layak sebesar 60,87%, Data
tersebut bisa menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat tentang
sarana sanitasi dasar masih kurang.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Kabandungan
terbagi menjadi sarana kesehatan pemerintah dan yang bersumber daya
masyarakat.
1. Puskesmas
Puskesmas Kabandungan mempunyai fasilitas kesehatan di daerah-
daerah yang jauh dari jangkauannya ke puskesmas, diantaranya 4
buah pustu, 2 buah polindes.
18
Keadaan bangunan Puskesmas Kabandungan saat ini sudah lebih
baik dari tahun sebelumnya diharapkan bisa meningkatkan mutu
pelayanan pada masyarakat.
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kabandungan terdiri dari
beberapa profesi diantaranya, dokter umum, sarjana kesehatan masyarakat,
bidan, perawat dan sanitarian. Adapun untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar berikut ini:
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan pada Puskesmas Kecamatan Kabandungan didapat
dari APBN dan APBD. Pada tahun 2021 biaya dari APBN dalam bentuk
Jamkesmas/BPJS/JKN dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
19
BAB VI
KESIMPULAN
20
merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil pembangunan
kesehatan.
Dari penyajian yang ada dalam buku profil ini bisa dilihat adanya suatu
peningkatan kinerja dari beberapa program, namun masih banyak cakupan-
cakupan program yang belum mencapai target sasaran hal ini kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah;
1. Perbedaan sasaran estimasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan sasaran real yang ada di lapangan dimana sasaran estimasi
lebih rendah dari pada sasaran real.
2. Masih rendahnya kualitas hasil cakupan program.
3. Masih rendahnya Sumber Daya Manusia yang ada.
Dengan adanya kekurangan/kelemahan yang ada dalam hasil
pembangunan kesehatan pada tahun 2021 di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Kabandungan ini maka diharapkan ada intervensi dari semua
pihak untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada baik itu SDM, sarana
dan prasarana maupun kualitas pencatatan dan pelaporan program sehingga
ada kesinambungan antara hasil yang ada di Puskesmas dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Demikian Profil Kesehatan ini disusun semaksimal mungkin agar data
yang dianalisa bisa dijadikan sebagai acuan kegiatan program tahun yang
akan datang.
21