Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya


pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal;
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan berfungsi
menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan
bagian dari dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai UPTD dinas kesehatan
kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan tugas dinas
kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan
dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/kota
dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat setempat
(local specific).
Manajemen Puskesmas yang dilaksanakan merupakan suatu
kesatuan organisasi fungsional. Dalam hal pengembangan kesehatan
masyarakat, pembinaan peran serta masyarakat, pelayanan kesehatan
masyarakat secara menyeluruh dan terpadu. Hal ini tertuang dalam Profil
Puskesmas yang diatur dan dilaksanakan dengan Pedoman Manajemen
Puskesmas. Hal – hal tersebut diatas diusahakan dapat terlaksana dengan
baik dan perlu dukungan seluruh sumber manusia baik ditingkat Puskesmas
atau lintas sektor yang terkait (Swasta atau Pemerintah).
Dengan adanya profil kesehatan ini diharapkan evaluasi disemua
pihak, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 dapat
terlaksana lebih baik.
Kegiatan program kesehatan di Puskesmas Kabandungan pada
tahun 2021 dilaksanakan sesuai dengan manajemen dan pengembangan
upaya kesehatan serta mengacu pada tujuan pembangunan kesehatan yaitu
berusaha untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang serta mengacu juga pada pencapaian tujuan MDGs.

1
Untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan Puskesmas
Kabandungan juga mengacu pada Visi dan Misi dan Kebijakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang tertuang dibawah ini:
1. Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi adalah berjalan bersamaan
dengan VIsi Misi Kabupaten Sukabumi yaitu: "Terwujudnya Kabupaten
Sukabumi Yang Religius dan Mandiri.
2. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, meliputi :

1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi


ekonomi local melalui sektor agribisnis, pariwisata, dan industri
berwawasan lingkungan;
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dan
religius;
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan professional;
4. Optimalisasi pelayanan publik khususnya dibidang kesehatan,
pendidikan dan infrastruktur daerah.

Mengacu pada Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi


maka Puskesmas Kabandungan juga membuat suatu Visi dan Misi sebagai
acuan dari arah pembangunan kesehatan di Kecamatan Kabandungan.

Adapun Visi dan Misi dan Tujuan Puskesmas Kecamatan


Kabandungan mengacu pada Visi Misi Kabupaten Sukabumi yaitu:

Visi : Terwujudnya Kecamatan Kabandungan yang religius dan mandiri


Dengan Misi yang mengacu pada point 4 dari Misi Kabupaten
Sukabumi.
1. Menumbuhkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang
merata dan berkualitas.
3. Menjadikan masyarakat yang mandiri dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan.

Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai UPTD Puskesmas
Kabandungan adalah:

2
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar di wilayah
Kecamatan Kabandungan
2. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
merata dan bermutu di wilayah Kecamatan Kabandungan
3. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Apakah suatu tujuan ataupun visi misi tercapai atau tidaknya maka
harus bisa dilihat dari pencapaian cakupan dan kinerja dari program itu
sendiri, untuk itu agar mendapatkan gambaran dari situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat maka perlu disusun suatu buku atau Profil Kesehatan
Puskesmas.
Penyusunan Profil Kesehatan juga perlu mendapatkan perhatian dari
berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan diharapkan agar data dan
informasi yang ada valid, konsisten, reliable dan dapat
dipertanggungjawabkan.

B. TUJUAN

Tujuan Umum : Untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan


masyarakat Kecamatan Kabandungan sehingga bisa
mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Tujuan Khusus:
1. Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi
lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyrakat yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial
ekonomi.
2. Diperolehnya data/informasi tentang status kesehatan kasyarakat
yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat.
3. Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan yang meliputi
cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
4. Diperolehnya data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan
kegiatan program kesehatan.
5. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-
program kesehatan.
6. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan
oleh sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas.

3
7. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan
dan pelaporan kesehatan.

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan


upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Kabandungan pada Tahun 2021, maka disusunlah Buku Profil Kesehatan
Puskesmas Kabandungan dengan sistematika penyajian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
BAB VI : KESIMPULAN
LAMPIRAN

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KABANDUNGAN

A. KEADAAN GEOGRAFIS

4
Puskesmas Kabandungan terletak di sebelah Barat Kabupaten
Sukabumi. Dengan batas wilayah sebelah Utara dengan Kabupaten Bogor,
sebelah Timur dengan Kecamatan Kalapanunggal, sebelah Selatan dengan
Kecamatan Cikidang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Cisolok dan Kabupaten Lebak Banten.

B. WILAYAH ADMINISTRASI

Luas wilayah Puskesmas Kabandungan mencapai 13.992,3 Ha yang


merupakan daerah pegunungan dan terbagi menjadi 6 (enam) desa, yaitu
Desa Kabandungan, Tugubandung, Cipeuteuy, Mekarjaya, Cihamerang dan
Cianaga. Jarak ke Kota Sukabumi sekitar ± 60 KM, sedangkan ke
Pemerintahan Kabupaten Sukabumi yaitu Palabuhan Ratu ± 40 KM.

C. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kecamatan Kabandungan adalah 39.972 jiwa
dengan penyebaran tiap desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN KABANDUNGAN


TAHUN 2021
Jumlah
No Nama Desa
Laki-laki Perempuan Total
1 Kabandungan 3854 3751 7605
2 Tugubandung 4696 4574 9270
3 Cipeuteuy 3462 3373 6835
4 Mekarjaya 1867 1828 3695
5 Cihamerang 3628 3529 7157
6 Cianaga 2741 2669 5410
Jumlah 19.698 19.274 39.972

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak


adalah Desa Tugubandung yaitu 9.270 jiwa.
D. PEREKONOMIAN

Tabel 2. Data Penduduk menurut Matapencaharian di Kecamatan


Kabandungan Tahun 2021

5
Desa Jml
Mata
Kaban Tugu Cipeu Ciha Mekar Ciana
No Pencaharian
dungan Bandung teuy merang Jaya ga

1 PNS 56 44 22 21 11 10 164

2 TNI/POLRI 0 1 0 0 3 1 5

3 Kary. Swasta 325 169 0 525 30 20 1069

4 Wiraswasta 185 132 628 520 20 10 1495

5 Tani 880 226 1.380 1.688 250 565 4989

6 Pertukangan 90 225 110 52 50 223 750

7 Buruh Tani 620 4.791 1.075 723 530 42 7781

8 Pensiunan 30 12 7 11 6 0 66

9 Pemulung 1 1 0 0 1 0 3

10 Jasa 18 104 192 5 25 5 349

Dari tabel diatas terlihat bahwa perekonomian masyarakat


Kecamatan Kabandungan sebagian besar sebagai buruh tani dan petani.

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat


diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian,
angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui

6
laporan fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community
based).
Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
Disamping itu kejadian kematian itu dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.

A. ANGKA KEMATIAN

1. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)


Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Di Kecamatan Kabandungan kasus kematian bayi pada tahun 2021
adalah 1 orang kematian neonatal per 950 kelahiran hidup. faktor penyebab
kematian yang mempengaruhi kasus kematian neonatal tersebut adalah
karena BBLR dan 1 orang bayi dengan Asfiksia.

2. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) dipengaruhi oleh berbagai faktor salah
satunya adalah adanya penyakit penyerta pada ibu hamil.
Di Kecamatan Kabandungan tahun 2021 tidak ditemukan kematian ibu.

B. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITAS


Angka kesakitan di peroleh dari data yang ada di Puskesmas
melalui pencatatan dan pelaporan. Sistem pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas dikenal dengan nama SP3 (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas), serta untuk pemutakhiran sistem pelaporan saat ini
dikembangkan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES).
Setiap kasus penyakit yang ada diamati sifat perkembangan atau
perubahannya dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus / penyakit melalui
pengamatan / surveilans.

1. TUBERKULOSIS (TBC)
Pemberantasan penyakit TBC paru dilaksanakan berdasarkan
komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe

7
Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pada tahun 2021 jumlah yang menunjukan hasil positif setelah
diperiksa dahak adalah 51 orang dan diberikan pengobatan sesuai protap TB
di Puskesmas , sebanyak 44 orang dinyatakan sembuh dengan angka
kesembuhan 88 %, hal ini karena masih ada penderita yang sedang dalam
pengobatan.
Deteksi dini terhadap kasus TBC terus ditingkatkan untuk menjaring
gejala klinis yang mengarah pada penyakit TBC.

2. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)


ISPA merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi dan balita
terutama akibat pneumoni. Upaya pemberantasan penyakit ISPA
dilaksanakan dengan deteksi dini dan tata laksana kasus secara cepat dan
tepat. Upayanya dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS).
Kasus Pneumonia dan Pneumonia Berat pada bay idan balita tahun
2021 ditemukan 7 kasus (3,9%) dari jumlah yang ditemukan yaitu sebanyak
179 kasus, Sedangkan Pneumonia berat tidak ditemukan.

3. HIV / AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)


Di Kecamatan Kabandungan tahun 2021 tidak ditemukan kasus
HIV/AIDS.
Namun harus tetap waspada, kemungkinan munculnya kasus baru
dengan banyaknya pekerja-pekerja asal Kecamatan Kabandungan yang
bekerja di kota besar seperti Bogor, Jakarta atau kota besar lainnya di
Indonesia. Seperti yang kita ketahui kasus HIV/AIDS ini merupakan
fenomena gunung es.
Tindakan yang dilakukan adalah promotif dan preventif serta kuratif.
Upaya promotif dengan adanya sosialisasi yang merata di lapisan
masyarakat agar masyarakat memahami tentang arti dan bahaya HIV /
AIDS, preventif dengan menganjurkan menggunakan alat kontrasepsi yang
aman, serta kuratif yaitu pengobatan secara menyeluruh sehingga tidak
terjadi proses infeksi lebih lanjut pada penderita ataupun pasangannya. Di
Kecamatan Kabandungan belum ada kegiatan Skrining terhadap HIV.

4. AFP (Acute Flaccid Paralysis)

8
Wujud dari kesepakatan global dalam membasmi penyakit polio di
Indonesia melalui Eradikasi Polio (Erapo). Erapo yang dilakukan terakhir
adalah dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Upaya memantau keberhasilan Erapo adalah dengan melaksanakan
surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya untuk
deteksi dini munculnya virus polio liar di masyarakat. Tahun 2021 tidak
ditemukan kasus suspek ataupun AFP.

5. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN


IMUNISASI (PD3I)

a. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum,
namun perlu diwaspadai karena masih adanya pertolongan
persalinan oleh paraji.
b. Campak
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus tetanus campak,
namun tetap perlu diwaspadai.
c. Hepatitis B
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus Hepatitis B pada balita
ataupun orang tua. Namun demikian kemungkinan kasus ada
saja karena banyaknya pasien dengan gejala yang mengarah
ke hepatitis.
d. Polio
Di wilayah Puskesmas Kabandungan tahun 2021 tidak
ditemukan kasus polio, namun surveilans secara aktif masih
perlu ditingkatkan untuk penemuan kasus secara dini.
e. Difteri
Di wilayah Puskesmas Kabandungan tahun 2021 tidak
ditemukan kasus difteri.

6. DBD (Demam Berdarah Dengue)


Pada tahun 2021 di Puskesmas Kabandungan tidak ditemukan
adanya kasus DBD.

7. MALARIA

9
Kasus malaria tidak ditemukan pada tahun 2021, namun kemungkinan
kasus bisa terjadi kerena letak geografis Kecamatan Kabandungan yang
berbatasan dengan Provinsi Banten dan Kecamatan Cisolok .

8. FILARIASIS
Di Kecamatan Kabandungan sejak dulu tidak pernah ditemukan kasus
Filariasis namun penyuluhan tentang bahaya penyakit Filariasis dilaksanakan
sehubungan dengan faktor kesehatan lingkungan masih kurang baik.

C. ANGKA STATUS GIZI


Status gizi balita sangat mempengaruhi kesehatan anak pada
umumnya, karena anak yang status gizinya buruk atau kurang akan
meningkatkan resiko terhadap adanya gangguan pertumbuhan fisik,
perkembangan mental serta kecerdasan bahkan bisa menyebabkan
kematian jika tidak ditanggulangi dengan baik.
Status Gizi bisa dilihat dari kunjungan neonatus, kunjungan bayi,
BBLR yang ditangani, jumlah balita gizi buruk dan kecamatan bebas rawan
gizi.

1. BBLR yang ditangani


Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2021 yang ada di
Puskesmas Kabandungan sebanyak 22 orang, 15 (68,18 %) bayi laki-
laki dan 7 orang (31,82%) bayi perempuan. Jadi keseluruhan
Persetantase Bayi dengan BBLR sebesar 2.3% atau sebanyak 22
orang dari jumlah keseluruhan Bayi yang Lahir.
Semua kasus BBLR ditangani baik itu penanganan langsung oleh
bidan di puskesmas ataupun rujukan.

2. Balita Gizi Buruk (Gizi Sangat Kurang)


Berdasarkan Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun
2021 di Kecamatan Kabandungan tidak terdapat anak yang
menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Kekurangan Energi
Protein (KEP), baik itu Marasmus, Kwashiorkor, maupun Marasmik
Kwashiorkor. Balita dengan status Gizi kurang (BB/U) sebanyak 154
orang atau 3,9 %, Balita pendek (TB/U) sebanyak 485 orang (12,2 %),
sedangkan Balita kurus (BB/TB) sebanyak 112 orang atau 2,8 % dari
jumlah balita yang ditimbang (3.969).

10
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan terhadap masyarakat luas


di Wilayah Kecamatan Kabandungan, diharapkan masyarakat bisa terlayani
secara merata. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan di
Puskesmas Kabandungan adalah:

1. Kunjungan Ibu Hamil ( K1 dan K 4)

11
Pelayanan antenatal atau pemeriksaan kehamilan merupakan
pelayanan yang dilakukan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan & kandungan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada
ibu hamil selama kehamilannya. Hasil pelayanan ini dapat dilihat dari
cakupan pelayanan K 1 dan K 4.
Cakupan K 1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ante
natal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayaann ibu hamil sesuai dengan standar serta paling
sedikit 4 kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga. Angka ini dapat dijadikan untuk penilaian kualitas pelayan
kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 tahun 2021 adalah 105,2 %, hal ini melebihi target
karena semua ibu hamil yang pertama kali datang ke sarana
pelayanan kesehatan tanpa dilihat umur kehamilannya, jadi yang
umur kehamilan lebih dari trimester pertama juga dimasukan datanya
ke K1. Sedangkan cakupan K4 sebesar 100,6 %.

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan
salah satu faktor penting untuk menekan Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Ibu. Sehingga semakin tingginya angka persalinan
oleh tenaga kesehatan bisa menggambarkan pula kualitas pelayanan
kesehatan dasar semakin meningkat.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2021
sebesar 101,4 %. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi
naik kemungkinan sehubungan dengan adanya peningkatan
pemahaman masyarakat tentang adanya program Jampersal dan
program BPJS.

3. Kunjungan Neonatus
Neonatus atau bayi berumur 0 – 28 hari sangat perlu
diperhatikan karena merupakan masa rentan untuk terjadinya suatu
perubahan dalam tubuhnya sehingga kemungkinan terjadi gangguan
kesehatannya pun kemungkinan akan tinggi pula. Untuk menekan hal

12
tersebut diperlukan adanya kunjungan neonatus untuk melakukan
pemeriksaan bayi tersebut serta melakukan konseling terhadap
keluarga dalam perawatan bayinya.
Diharapkan kunjungan neonatus ini keluarga membawakan
bayinya ke fasilitas kesehatan, tapi untuk mencapai target cakupan
petugas berupaya melakukan kunjungan neonatal tersebut
kerumahnya. Kunjungan neonatus lengkap di Puskesmas
Kabandungan dari 907 kelahiran hidup adalah 862 sekitar 105,2 %.

4. Kunjungan Bayi
Persentasi kunjungan bayi tahun 2021 di Puskesmas
Kabandungan adalah 110,2%, hal ini mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya .

5. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan


Remaja
Pelayanan kesehatan anak pra sekolah, usia sekolah dan
remaja dilaksanakan dengan pemantauan tumbuh kembang balita,
pemantauan kesehatan anak sekolah dasar/sederajat melalui
penjaringan anak sekolah, pemeriksaan kesehatan pada remaja juga
dilakukan bersama dengan penyuluhan oleh tim UKS baik dari
puskesmas ataupun pihak sekolah.
Cakupan pelayanan anak balita atau anak pra sekolah pada tahun
2021 sebesar 100,2% sedangkan untuk usia sekolah SD/MI sebesar
100% hasil dari penjaringan tahun 2021, yang tahun sebelumnya
98,5%. Sedangkan untuk usia remaja tidak ada data.

6. Pelayanan Keluarga Berencana


Peserta Keluarga Berencana dari 9.205 PUS yang ada terbagi
menjadi peserta KB baru dan peserta KB aktif. Jumlah peserta KB
baru sebesar 76,8% sedangkan peserta KB aktif sebanyak 6.564
akseptor atau sebesar 71,3%.
Peserta KB aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode
Kontrasepsi jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah IUD,
MOW/MOP, implant serta peserta KB Non Metode Kontrasepsi jangka
panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina
dan lainnya. Jenis MKJP yang paling banyak adalah implant sebesar

13
9,0 % sedangkan untuk KB Non MKJP yang paling banyak dipilih
adalah suntik sebesar 40,8 %.

7. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya
merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang
telah mendapatkan imunisasi lengkap. Bila cakupan imunisasi suatu
wilayah / desa tinggi maka kecenderungan untuk terhindar dari PD3I
akan sangat besar pula. Target cakupan UCI menurut indikator
Standart Pelayanan Minimal (SPM) adalah 95 %.
Pada tahun 2021 Puskesmas Kabandungan sudah mencapi
UCI hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat mulai meningkat untuk
membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi, dan semakin
meningkatnya peran petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan
di masyarakat.
Dari hasil cakupan immunisasi dasar lengkap bisa dilihat
bahwa semua jenis imunisasi belum mencapai target 95 %. Baru
tercapai cakupan, 83,8 %, hal ini kemungkinan disebabkan karena
adanya Pandemi Covid 19 di Kecamatan Kabandungan. terlalu
rendah sehingga mempengaruhi hasil cakupan.
8. Pemberian Vitamin A pada balita
Pemberian Vitamin A diberikan untuk menanggulangi Kekurangan
Vitamin A yang dapat menyebabkan gangguan maupun penyakit pada
mata. Cakupan pemberian Vitamin A dua kali pada balita tahun 2021
adalah yaitu sebesar 54,5% dari jumlah sasaran bayi sebanyak 4.573
balita. Sedangkan untuk bayi sebesar 48,8 % dari jumlah sasaran bayi
sebanyak 1.799 bayi.

9. Balita Gizi Buruk dengan Perawatan


Tahun 2021 di Kecamatan Kabandungan tidak ditemukan kasus baru
balita gizi buruk/ gizi sangat kurus.

10. Pemberian Tablet Besi (Fe)


Tablet besi (Fe) diberikan pada ibu hamil dan ibu nifas untuk menjaga
kekurangan zat besi yang bisa menimbulkan anemia.

14
Pada tahun 2021 ibu hamil yang mendapat tablet besi 90 tablet
pertama kali (Fe 1) sebesar 103,5%. Pemberian tablet Fe sudah
mencapai target bahkan untuk Fe 1 melebihi target.

11. Ibu Hamil Resti/Komplikasi yang Ditangani


Ibu hamil yang risti/komplikasi pada tahun 2021 di Puskesmas
Kecamatan Kabandungan sebanyak 250 orang (131,9 %) dari target
Perkiraan 190. Hal ini menjadi tinggi karena jumlah resti tersebut
tidak hanya ibu hamil, tapi ibu hamil bersalin sampai ibu nifas.
Tindakan ibu hamil komplikasi dilakukan dari desa, puskesmas
sampai tingkat rujukan ke rumah sakit.

12. Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani


Neonatal resti yang ada di Puskesmas Kecamatan Kabandungan
tahun 2021 sebanyak 141 orang (109,3 %) dari target 129 orang .

13. Kejadian Luar Biasa (KLB)


Tahun 2021 tidak terjadi Kejadian Luar BIasa hanya ada beberapa
bencana longsor di beberapa tempat yang tidak menelan korban jiwa.

14. ASI Ekslusif


Asi Ekslusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) saja pada bayi
sampai umur 6 (enam) bulan. Seperti yang kita ketahui bahwa ASI
merupakan kekebalan bagi bayi terhadap berbagai penyakit karena
didalamnya mengandung kolostrum yang memiliki imunoglobulin A /
IgA, whei-caesin, DHA dan AA yang sesuai dengan komposisinya.
ASI juga akan memberikan aspek psikologis terhadap hubungan ibu
dan bayinya, aspek ekonomis karena mudah didapat tanpa perlu
biaya serta aspek terhadap penundaan kehamilan hingga ibu yang
menyusui bayinya dengan ASI saja diprediksikan tidak akan hamil
terlebih dahulu.
Diharapkan bayi mendapatkan ASI hal ini sesuai dengan UU
Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 128 yang menegaskan bahwa
bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD sebanyak 702 orang atau
sebesar 73,9 %. ibu yang menyusui bayinya secara eklsusif tahun

15
2021 sudah mencapai 62,2% dari jumlah bayi < 6 bulan 950 bayi, atau
sebanyak 591 orang

15. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut tahun 2021 di Puskesmas
Kabandungan tidak terlayani dengan optimal sehubungan tidak
adanya dokter gigi di Puskesmas Kabandungan. Tidak ada pelayanan
pencabutan gig tetap dan tumpatan gigi tetap.
Sedangkan dari hasil pemeriksaan UKGS pada anak sekolah didapat
data murid SD/MI yang diperiksa 856 siswa atau sebesar 22,7 %.

16. Penyuluhan Kesehatan


Kegiatan penyuluhan kesehatan terus menerus dilakukan oleh setiap
petugas yang bergerak ke lapangan khususnya petugas promkes dan
bidan desa. Penyuluhan di wilayah Puskesmas Kabandungan lebih
ditekankan pada penyuluhan kesehatan ibu dan anak karena masih
ditemukannya kematian bayi dan ibu akibat penyakit penyerta dan
kelainan kongiental. Penyuluhan kelompok pada tahun 2021 sebanyak
480 kali/tahun.
17. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Masyarakat Kecamatan Kabandungan tahun 2021 yang memiliki
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebanyak 39.202 peserta.

18. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut


Tahun 2021 di Puskesmas Kecamatan Kabandungan pelayanan
kesehatan usia lanjut ( > 60 th) sebesar 72,8%.. Data ini didapatkan
dari data kunjungan usila ke tempat pelayanan kesehatan baik
puskesmas, pustu, posyandu dan pelayanan khusus usia lanjut di
Posbindu, meskipun kegiatan posbindu belum terlaksana dengan
maksimal.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Cakupan Rawat Jalan
Jumlah cakupan kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas
Kabandungan tahun 2021 adalah sebanyak 3.897 orang,yang
mendapat skrining kesehatan sesuai standar sebanyak 3.724 orang
atau sebesar 95,6 % .

16
2. Sarana Kesehatan Yang Mempunyai Kemampuan
Laboratorium Kesehatan
Di Puskesmas Kabandungan tersedia sarana laboratorium
kesehatan sederhana dan belum ada petugas khusus / ATLM,
sehingga pemeriksaan terbatas, yang ada hanya pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan HCG, Asam Urat, Gula darah,
Kolesterol dan pemeriksaan golongan darah, untuk pemeriksaan
specimen kasus TBC harus ke Puskesmas lain yaitu Puskesmas
Kalapanunggal.

3. Ketersediaan Obat
Ketersediaan obat di Puskesmas Kabandungan pada tahun 2021
dapat dilihat dari Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahunan . Dari
RKO bisa dilihat tingkat kebutuhan obat di Puskesmas
Kabandungan.

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


1. Persentase Rumah Tangga ber-PHBS
Pada tahun 2021 dilakukah pendataan PHBS dengan cakupan rumah
tangga ber-PHBS sebanyak 5.504 atau dengan persentase sebanyak
76,5%.
2. Persentase Posyandu Aktif
Jumlah posyandu yang ada di Puskesmas Kabandungan pada tahun
2021 sebanyak 42 buah. Dengan strata posyandu Madya 4 Posyandu,
Purnama 11 Posyandu, Mandiri 27 Posyandu .
Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa cakupan posyandu purnama
dan posyandu mandiri merupakan cakupan posyandu aktif sebesar
90,5 %.

D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

17
Dari data yang ada di Puskesmas Kabandungan tahun 2021 rumah
sehat ber-PHBS sebanyak 5.atau sebesar 48,0% artinya kesadaran
masyarakat masih rendah akan peningkatan rumah sehat.
2. Kepemilikan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak)
Kepemilikan akses terhadap air bersih yang dimiliki oleh keluarga
meliputi ledeng, SPT, SGL, mata air dan PAH. 27.885 penduduk yang
memiliki dan menggunakan akses air minum adalah sebesar 71,6%.
3. Kepemilikan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak
Kepemilikan sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Dari 23.695
penduduk yang memiliki akses sanitasi layak sebesar 60,87%, Data
tersebut bisa menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat tentang
sarana sanitasi dasar masih kurang.

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Situasi Sumber Daya Kesehatan digambarkan dengan informasi-


informasi tentang sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Kabandungan
terbagi menjadi sarana kesehatan pemerintah dan yang bersumber daya
masyarakat.

1. Puskesmas
Puskesmas Kabandungan mempunyai fasilitas kesehatan di daerah-
daerah yang jauh dari jangkauannya ke puskesmas, diantaranya 4
buah pustu, 2 buah polindes.

18
Keadaan bangunan Puskesmas Kabandungan saat ini sudah lebih
baik dari tahun sebelumnya diharapkan bisa meningkatkan mutu
pelayanan pada masyarakat.

2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
masyarakat dikembangkan berbagai potensi yang ada dan belum
ada, Diantaranya posyandu dan poskesdes.
Jumlah posyandu yang ada sebanyak 42 buah yang tersebar di 6
desa, hampir semuanya memiliki bangunan, sedangkan poskesdes
ada 6 poskesdes, 1 poskedes sudah memiliki bangunan yang
bertempat di Desa Cihamerang, sedangkan 5 poskesdes lainnya
belum memiliki bangunan yang dimana setiap pelaksanaan
poskesdes tempatnya selalu ikut di posyandu atau rumah kader.

B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kabandungan terdiri dari
beberapa profesi diantaranya, dokter umum, sarjana kesehatan masyarakat,
bidan, perawat dan sanitarian. Adapun untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar berikut ini:

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan pada Puskesmas Kecamatan Kabandungan didapat
dari APBN dan APBD. Pada tahun 2021 biaya dari APBN dalam bentuk
Jamkesmas/BPJS/JKN dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

JKN sebesar . Rp 2.066.842.650,-


Retribusi Daerah sebesar Rp. 99.305.000,-
BOK sebesar Rp. 465.152.000 ,-
Persalinan dan KB Rp. 311.898.100,-
JAMPERSAL Rp. 11.200.000,-

JUMLAH Rp. 2.954.397.100,-

19
BAB VI
KESIMPULAN

Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Kabandungan yang


terangkum dalam bentuk Profil Kesehatan ini merupakan kumpulan
informasi bidang kesehatan yang didapat dari data-data yang ada di dalam
kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas.
Data ini juga diperlukan sebagai sumber daya bagi pelaksanaan
manajemen baik untuk pimpinan maupun organisasi. Juga dari hasil
pembahasan bisa dilihat apakah Puskesmas Kabandungan akan berhasil
mencapai tujuan MDGs.
Informasi yang berkualitas juga akan membantu dalam analisa yang
dilakukan dalam pembuatan Profil Kesehatan ataupun Laporan Tahunan
Puskesmas ini.
Profil Kesehatan Puskesmas diharapkan bisa menggambarkan situasi
dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Kabandungan dan

20
merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil pembangunan
kesehatan.
Dari penyajian yang ada dalam buku profil ini bisa dilihat adanya suatu
peningkatan kinerja dari beberapa program, namun masih banyak cakupan-
cakupan program yang belum mencapai target sasaran hal ini kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah;
1. Perbedaan sasaran estimasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan sasaran real yang ada di lapangan dimana sasaran estimasi
lebih rendah dari pada sasaran real.
2. Masih rendahnya kualitas hasil cakupan program.
3. Masih rendahnya Sumber Daya Manusia yang ada.
Dengan adanya kekurangan/kelemahan yang ada dalam hasil
pembangunan kesehatan pada tahun 2021 di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Kabandungan ini maka diharapkan ada intervensi dari semua
pihak untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada baik itu SDM, sarana
dan prasarana maupun kualitas pencatatan dan pelaporan program sehingga
ada kesinambungan antara hasil yang ada di Puskesmas dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Demikian Profil Kesehatan ini disusun semaksimal mungkin agar data
yang dianalisa bisa dijadikan sebagai acuan kegiatan program tahun yang
akan datang.

21

Anda mungkin juga menyukai