Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN

OLEH:

INDAH DELVIANA

LINNA PARENSAH

SITI NABILA

TRIA AYUNI WULANDARI

NOVTRI SILALAHI

DOSEN PEMBIMBING:

Yendrizal Jafri,S.Kp.M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat sehat
baik itu sehat secara fisik dan akal pikiran,sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah metodologi penelitian.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan
didalamnya,Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung sehingga
pembuatan makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.Apabila terdapat banyak
kesalahan saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah sehingga kami dapat membuat makalah ini.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Bukittinggi, 09 Oktober 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi…………………………………………………...……………………………………..iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang......................................................................................................................4
2. rumusan masalah..................................................................................................................4
3. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian............................................................................6
a. Hakikat Ilmu pengetahuan................................................................................................6
b. Hakikat Penelitian.............................................................................................................8
2. Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)...........................................................................9
a. Pengertian pendekatan induktif-deduktif..........................................................................9
b. Langkah-langkah pendekatan induktif-deduktif.............................................................10
3. Pengertian Metodologi Penelitian.......................................................................................11
a. Pengertian Metodologi....................................................................................................11
b. Berfikir dan Bersikap Ilmiah...........................................................................................13
c. Urgensi Metodologi Penelitian dalam Pengembangan IPTEK.......................................14
4. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian.................................................................15
5. Mencari kebenaran..............................................................................................................16
6. Defenisi Penelitian..............................................................................................................18
7. Klasifikasi Penelitian..........................................................................................................19
8. Karakteristik Penelitian......................................................................................................19
9. Kegunaan Penelitian...........................................................................................................20
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
1. Kesimpulan............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Yoseph (2009) penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap
suatu permasalahan karya seni dan ilmiah maka penelitian akan memberikan ruang-ruang
yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian. Sedangkan menurut Kerlinger (2010), penelitian dapat pula diartikan sebagai
cara pengamatan dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan
atau proses penemuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan untuk
mendapakan fakta-fakta baru atau mengembangkan fakta-fakta yang sudah ada dengan
sangat sistematis.
Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan
kelemahannya yang digunakan dalam karya ilmiah. Sedangkan Metode penelitian
mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan. Metodologi penelitian
merupakan ilmu yang mempelajari tentang metodologi penelitian dan ilmu tentang alat
untuk penelitian.
Soerjono Soekanto (2011) membagi metode penelitian ke dalam dua kelompok besar,
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang
sukar diukur dengan angka-angka dan ukuran lain yang bersifat eksak. Namun, bahan itu
terdapat di masyarakat secara nyata. Misalnya, tentang komunitas pengemudi becak atau
tingkat partisipasi warga kota terhadap program lingkungan sehat.

2. rumusan masalah
 hakikat ilmu pengetahuan dan peelitian ?
 pendekatan penelitian ( induktif – deduktif ) ?
 Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK ?
 Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian ?
 Mencari kebenaran ?
 Definisi penelitian ?
 Klasifikasi penelitian ?
 Karakteristik penelitian ?
 Kegunaan penelitian ?
3. Tujuan
 mahasiswa dapat mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dan peelitian
 mahasiswa dapat mengetahui pendekatan penelitian ( induktif – deduktif )
 mahasiswa dapat mengetahui Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap
ilmiah serta urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK
 mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian
 mahasiswa dapat mengetahui Mencari kebenaran ?
 mahasiswa dapat mengetahui Definisi penelitian ?
 mahasiswa dapat mengetahui Klasifikasi penelitian ?
 mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik penelitian ?
 mahasiswa dapat mengetahui Kegunaan penelitian ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian


a. Hakikat Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut
melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur
atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan.
Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi:
a) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,
b) Menyusun kerangka Pemikiran,
c) Merumuskan Hipotesis,
d) Menguji hipotesis, dan
e) Menarik kesimpulan.

Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyususun pengetahuan. Beda
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru
bisa

menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu
kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam
bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari
dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek
dan metode ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek sebagai berikut:

a) Aspek Ontologis
Yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan objek studi.
Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau
yang menjadi masalah. Contoh : Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku
manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya manusia yang terbatas, dengan
kebutuhan yang tidak terbatas.
b) Aspek Epistimologis
Berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan menggunakan
metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh sarana
berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara pola berpikir
induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola
berpikir deduktif . (dari hal-hal
yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga
proses “ Logico-hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif”, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskan masalah,
- Menyusun kerangka berfikir
- Merumuskan hipotesis,
- Menguji hipotesis, dan
- Menarik kesimpulan.
c) Aspek aksiologis
Berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat
secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan,
menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang
dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan
berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat
kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek aksilogis
digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi hasil penelitian.
Secaran garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan sebagai
berikut:
- Ilmu mempelajari fenomena.
- Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi konsep dan variabel.
- Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berberntuk proporsi yang sifatnya
berbentuk hipotesis-hipotesis.
- Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.
- Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori.
b. Hakikat Penelitian

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, penelitian adalah pemeriksaan yang teliti
atau kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan
secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Penelitian dalam bahasa inggris
disebut “research”. Re artinya kembali dan search artinya mencari. Jadi penelitian berarti,
pencarian kembali. Dikatakan mencari kembali karena penelitian merupakan proses yang
berjalan secara terus menerus, suatu hasil penelitian tidak akan pernah bersifat final atau
tidak dapat diganggu gugat. Hasil penelitian seseorang harus tunduk pada penelitian
orang lain yang terakhir, jika data yang baru mampu membantah kebenaran sebelumnya.
Menurut Hillway dalam (Sumadayo, 2013) penelitian tidak lain dari suatu metode Studi
yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-
sungguh dalam waktu yang lama. Penelitian juga didefinisikan sebagai upaya mencari
jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta
empirik. Untuk menemukan kebenaran peneliti menggunakan metode berfikir kritis yang
dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta
menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.
Dari pengertian tersebut, bahwa penelitian adalah Langkah sistematis dalam
upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa
peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
2. Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)
a. Pengertian pendekatan induktif-deduktif
Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif adalah pendekatan pembelajaran yang
memadukan pendekatan pembelajaran induktif dengan pendekatan pembelajaran
deduktif. Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif diawali dengan contoh-contoh yang
bertujuan supaya siswa mengidentifikasi, membedakan, kemudian menginterpretasi,
menggeneralisasi dan akhirnya mengambil kesimpulan. Kemudian secara deduktif siswa
dapat memberikan contoh dari generalisasi (Sumaryati & Sumarmo, 2013:31). Rochmad
(2007:114) proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep
matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati,
membuat daftar sifat-sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang
diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar
induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam
pembelajaran matematika (Depdiknas, 2004).

Pendekatan Induktif Pendekatan Deduktif


Menggunakan penalaran induktif Menggunakan penalaran deduktif
Mulai dari yang mudah dan konkrit Mulai dari yang sulit dan abstark
Konsep/prinsip yang dituju diberikan Konsep/prinsip yang dituju diberikan pada
terakhir permulaan
Definisi tidak mengikat Definisi mengikat
Tujuan dapat dijelaskan baik Tujuan kurang dapat dijelaskan dengan
baik
Siswa terlibat dalam mendapatan Siswa terlibat dalam penjelasan
konsep/prinsip konsep/prinsip
Siswa lebih bermotivasi mengikuti proses Siswa kurang termotivasi mengikuti
pembelajaran proses pembelajaran
Fakta/data diamati berulang-ulang Definisi diperhatikan dan disebut
berulang-ulang
b. Langkah-langkah pendekatan induktif-deduktif
Mulyana (2005: 12-17) pada dasarnya pembelajaran dengan pendekatan induktif-deduktif
melalui 4 tahapan, yaitu:
a. Tahap Pendahuluan
Terdapat dua kegiatan yang harus dilakukan pada tahap pendahuluan, yaitu kegiatan
revisi/apersepsi dan kegiatan motivasi. Yang dimaksud dengan kegiatan
revisi/apersepsi adalah kegiatan mengingatkan dan memperbaiki pengetahuan bekal
siswa mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
diberikan.
b. Tahap eksplorasi
Pada tahap ini, konsep disajikan dengan memberikan contoh dan bukan contoh dari
konsep itu. Siswa harus membuat abstraksi dari suatu konsep. Pengertian abstraksi
dikemukakan oleh Ruseffendi (1988: 266) dalam Mulyana, “Abstraksi adalah
pemahaman melalui pengamatan tentang sifat-sifat bersama yang dimiliki dan sifat-
sifat yang tidak”. Siswa aktif mengobservasi, mencatat, mengkomunikasikan,
membuat definisi atau menemukan konjektur. Menurut Hudoyo (1981: 3) dalam
Mulyana, “Konsep yang didefinisikan tidak diberikan dalam bentuk final. Siswa
harus mencoba merumuskan definisi tersebut dengan bahasanya sendiri. Sebelum
teorema dibuktikan secara deduktif terlebih dahulu disajikan secara induktif”.
c. Tahap pengenalan dan pembentukan konsep
Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk menemukan definisi secara tepat dan
menemukan bukti konjektur yang diperoleh pada tahap eksplorasi atau guru
mengarahkan perhatian siswa pada aspek-aspek tertentu dari pengalaman eksplorasi.
Pembuktian dilaksanakan secara deduktif. Pada mulanya Pelajaran tersebut harus
dijelaskan berdasarkan hasil eksplorasi siswa. Siswa didorong untuk menemukan
pengertian konsep secara tepat. Kunci fase ini adalah menampilkan konsep-konsep
secara sederhana, jelas, dan langsung. Penjelasan diberikan dari suatu tindakan atau
proses. Setelah siswa dibimbing guru menemukan konsep yang tepat, siswa diberi
kesempatan untuk menyelidiki konsep lebih lanjut.
d. Tahap aplikasi konsep
Pada tahap ini ditanamkan pola pikir deduktif. Siswa berlatih menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan konsep dan teorema yang telah ditemukan dan disepakati oleh
siswa pada tahap pembentukan konsep. Siswa berlatih menyelesaikan soal-soal yang
berkaitan dengan konsep atau teorema yang telah disepakati oleh seluruh siswa pada
fase sebelumnya.

3. Pengertian Metodologi Penelitian


a. Pengertian Metodologi
Metodologi penelitian adalah kata majemuk, terdiri atas dua kata, metodologi dan
penelitian. Kata metodologi berasal dari kata Yunani, methodos yang berarti cara, dan logos
yang berarti ilmu, sehingga metodologi dapat diartikan dengan suatu disiplin yang berhubungan
dengan metode, peraturan, kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kata metode mengandung arti
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang
dikehendaki. Sedangkan mengandung arti ilmu tentang metode.Secara singkat metodologi dapat
juga diartikan :
• Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.
• Studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode.
• Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge).
• Secara praktis, Metodologi = metode = cara = teknik = prosedur.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan
search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Sedangkan dalam bahasa indonesia Kata penelitian berasal dari kata teliti yang mendapat
awalan pe dan akhiran an. Kata teliti mengandung arti cermat, seksama, hati-hati, dan ingat-igat.
Sedangkan kata penelitian diartikan dengan pemeriksaan atau penyelidikan yang teliti. Juga
berarti kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta
atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Menurut Noeng Muhadjir, metodologi peneitian adalah ilmu yang mempelajari tentang
metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian, yaitu alat-alat untuk mencari
kebenaran.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh indera manusia. Empiris
berarticara-cara yan dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehigga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metodologi penelitian adalah arti ilmu tentang cara-cara yang sistematis untuk menambah
pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada, untuk memperkuat atau menyangkal teori
yang sudah ada itu dengan cara yang dapat dikomunikasikan dan dapat dinilai kembali
kebenarannya.

b. Berfikir dan Bersikap Ilmiah


Plato berpendapat bahwa “Pikir itu adalah organ yang hanya berkaitan denga ide-ide
murni, artinya tidak ada hubungannya dengan pengindraan karena pengindraan adalah fungsi
badan rendah. Sementara Edward De Bono berakata bahwa Pikiran itu adalah seuatu sistem
pembuat pola, sistem informasi dari pikiran pekerja untuk menciptakan dan mengenal pola-pola
tersebut, prilaku ini tergantung pada susunan fungsional dari sel-sel urat saraf dalam otak.
Sedangkan ilmiah artinya berdasarkan ilmu pengetahuan, ilmiah adalah bentuk kata sifat dari
ilmu, ilmu berasal dari bahasa arab yang artinya tahu, jadi ilmu secara etimologis berarti ilmu
pengetahuan sedangkan secara terminologi ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai
ciri khas dan pensyaratan tertentu, berbeda dengan pengetahuan biasa.
Jadi berpikir ilmiah merupakan tahapan ketiga setelah kita berpikir biasa dan berpikir
logis. Namun perlu dipahami bahwa pengetahuan ilmiah bukanlah sejenis barang yang sudah
siap yang muncul dari dunia fantasi akan tetapi pengetahuan ilmiah merupakan hasil proses
belajar dan proses berpikir secara radikal terhadap sekumpulan pengetahuan-pengetahuan
tertentu yang relevan dan sejenis yang universal dan kumulatif karena begitu rumitnya suatu
ilmu dan karena persoalannya yang kompleks menuntut untuk dipecahkan guna memperolah
kebenaran.
Menurut Baharuddin mengemukakan bahwa sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap
yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang
ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap
ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo yang biasa dilakukan para ahli dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain sikap ingin tahu, sikap kritis,
sikap obyektif, sikap menghargai karya orang lain, sikap terbuka, dll.
Berpikir ilmiah bararti melakukan kegiatan analisis dalam menggunakan logika secara
ilmiah. Pada hakikatnya berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antar apenalaran secara
deduktif dan induktif.

c. Urgensi Metodologi Penelitian dalam Pengembangan IPTEK


Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, maka dirasakan emakin banyak dan
kompleks problem yang dihadapi, yang kesemuanya membutuhkan pemecahan sebagai solusi
yang dianggap tepat untuk pemasalahan tersebut. Untuk itu diadakanlah berbagai penelitian agar
dapat dimanfaatkan hasilnya bagi kepentingan hidup manusia. Melalui penelitian dapat
dirancang berbagai teknologi yang dapat membantu dan mempermudah hidup manusia, seperti
komputer, satelit, tv dan sebagainya. Dengan hasil penelitian yang ada berkembanglah ilmu
pengetahuan yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan berbagai sektor kehidupan
manusia, sehingga taraf hidup manusia dapat meningkat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan berfungsi secara praktis
berfungsi sebagai perbaikan dan kemajuan kehidupan manusia, sedangkan secara teoritis
sebagaimana yang dikemukakan Braithwaite ilmu berfungsi untuk menetapkan hukum-hukum
umum meliputi prilaku, kejadian dan objek yang dikaji.
Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan IPTEK,
dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang membutuhkan data atau fakta
yang mendukung.
Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana dalam penelitian membutuhkan
komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide dari sumber ke satu penerima atau lebih
dengan maksud dapat merubah perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan
sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan orang lain dalam
suatu penelitian.
IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan perkembangan
IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada masyarakat banyak, serta
begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu
teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu IPTEK akan
meningkat.

4. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian


Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik dan runtut yang
didapatkan dengan menggunakan metode ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tersebut, seorang ilmuwan perlu memiliki sikap ilmiah (sciencetific attitude). Sikap ingin
terhadap sesuatu yang masih gelap atau sesuatu yang tidak wajar. Sikap ini diikuti dengan
sikap skeptis yang selalu bersikap ragu atas pernyataan yang belum cukup bukti atau fakta.
Kritis merupakan sikap yang mampu menempatkan suatu pengertian atau pernyataan pada
kedudukannya yang tepat. Objektif merupaka sikap yang mementingkan objek atau faktanya
tanpa ada unsur kepentingan lain yang bersifat perasaan atau prasangka. Beretika merupakan
sikap yang mampu menempatkan ilmu itu benar secara nomologis dan normatif.
Idealnya seorang ilmuwan bersikap ilmiah, namun dalam kehidupan pribadinya seorang
ilmuwan belum tentu mampu terus bersikap ilmiah. Agar ilmu yang ditekuni oleh seorang
peneliti atau ilmuwan memiliki kualitas ilmiah yang tinggi, tahap-tahap perkembangan
metodologi penelitian perlu dipahami. Rummel menggolongkan periode perkembangan
metodologi penelitian sebagai berikut, yaitu periode coba- coba (trial and error), periode
otoritas dan tradisi (authority and tradition), periode spekulasi dan argumentasi (speculation
and argumentation), dan periode hipotesis dan eksperimen (hypothesis and experimentation).
Periode coba-coba ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam tahap awal, yang
dibangun dengan cara mencoba-coba berulang kali hingga ditemukan suatu pemecahan
masalah yang dianggap memuaskan. Walau tahap ini sering disebut tahap embrio ilmu
pengetahuan, namun banyak penemuan penting yang didapatkan secara kebetulan dan coba-
coba, misalnya Fleming menemukan penicilin.
Pada periode otoritas dan tradisi ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas
pendapat para pemimpin atau penguasa saat itu yang harus dipatuhi oleh rakyat karena pendapat
tersebut dianggap pasti benar adanya. Pada masa lampau, tradisi memegang peranan penting,
menentang atau melawan tradisi adalah tabu. Tradisi dulu dipercaya sebagai sesuatu yang sudah
pasti benar sehingga tradisi menguasai cara berpikir manusia selama ratusan tahun. Pada periode
spekulasi dan argumentasi, masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok spekulasi dan
mulai berargumentasi tentang sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Pada waktu itu, orang
sangat mengagungkan akal dan kecerdasan dalam berbicara sehingga mampu meyakinkan orang
lain bahwa yang dijelaskan itu tampak masuk akal.
Pada periode hipotesis dan eksperimen, orang mulai menemukan metode untuk
menerangkan suatu kejadian. Awalnya, mereka menduga- duga (mengajukan hipotesis). Lalu,
mereka mengumpulkan fakta dengan cara pengamatan. Fakta-fakta tersebut selanjutnya
dianalisis dan diolah yang akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan telah
didasarkan atas hasil analisis data dan telah menjawab permasalahan yang diteliti

5. Mencari kebenaran
a. Kebenaran ilmiah
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran
logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan
pragmatis, koresponden, koheren.
1. Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki
kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi
pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi
dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan
logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta-
fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya.
3. Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan
memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori
koheren menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal umum ke khusus. Berbeda dengan kebenaran
ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga
b. kebenaran non ilmiah
kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah :
1. Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak
ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu
dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa
juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr.
J.S. Summers.
2. Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian
konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan
bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk
kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak
benar.
3. Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya.
Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain
tidak.
4. Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa
menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan
tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan
mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah kasus patung Kouros dan
museum Getty diatas.
5. Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-
ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi dan paramater-parameter sampai
akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
6. Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang
dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan
biaya lebih rendah daripada trial-error.
7. Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang diterima karena pengaruh
kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki
kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar
darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa
salah karena tanpa prosedur ilmiah.

c. Kebenaran Falsafat
Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat
ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam
beberapa kelompok (madzab). Bagi yang tidak terbiasa mungkin terminologi yang
digunakan cukup membingungkan. Juga banyak yang oportunis alias menganut madzab
dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
1. Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang
pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
2. Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya
hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
3. Positivisme: Menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang
dapat ditangkap oleh pancaindra. Tolok ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat
dan memiliki keseimbangan logika.
4. Materialisme Dialektik: Orientasi berpikir adalah materi, karena materi merupakan
satu - satunya hal yang nyata, yang terdalam dan berada diatas kekuatannya sendiri.
Filosofi resmi dari ajaran komunisme.
5. Idealisme: Idealisme menjelaskan semua obyek dalam alam dan pengalaman sebagai
pernyataan pikiran.
6. Pragmatisme: Hidup manusia adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat
dengan konsekuensi praktis. Orientasi berpikir adalah sifat praktis, karena praktis
berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.

6. Defenisi Penelitian
Soetrisno Hadi, pengertian penelitian adalah suatu usaha dalam menemukan segala sesuatu
untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih dalam apa yang telah ada
apat dijangkau oleh nalar manusia. Empiris; maksudnya adalah penelitian harus berdasarkan
sumber pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan indera manusia. Dengan begitu,
metode tersebut juga dapat diamati oleh orang lain. Sistematis; maksudnya adalah penelitian
harus dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang sifatnya logis dan teratur sesuai dengan
sistem yang telah diatur sehingga dapat menjelaskan rangkaian sebab-akibat suatu objek
penelitian. Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk menemukan suatu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan bagi manusia dan lingkungannya

Menurut beberapa ahli, ada tiga tujuan penelitian praktis, yaitu:

 Tujuan Eksploratif Dalam hal ini, penelitian dengan tujuan eksploratif adalah untuk
menemukan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya,
penelitian tentang manfaat ekstrak kayu manis untuk masalah diabetes dalam tubuh
manusia.
 Tujuan Verifikatif Penelitian dengan tujuan verifikatif adalah untuk membuktikan
atau menguji kembali kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Misalnya, membuktikan manfaat ekstrak belimbing wuluh sebagai anti bakteri.
 Tujuan Pengembangan Penelitian dengan tujuan pengembangan adalah untuk
menggali lebih dalam atau mengembangkan suatu penelitian atau pengetahuan yang
telah ada. Misalnya, penelitian mengenai manfaat ekstrak kulit manggis untuk
masalah diabetes yang sudah ada sebelumnya Penelitian dilakukan kembali untuk
mengembangkannya, misalnya meneliti seberapa efektif ekstrak kulit manggis untuk
mengatasi masalah diabetes pada kelompok umur tertentu

7. Klasifikasi Penelitian
Penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan metode formal, objektif dan sistematis
dimana data numerik digunakan untuk memperoleh informasi tentang dunia. Metode
penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel, melihat hubungan antar
variabel dan menentukan sebab akibat antar variabel. Instrument yang biasa digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner (Burns &
Grove, 2001).
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan metode sistematis, interaktif, dan
subjektif yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup atau fenomena yang
terjadi. Jenis penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengeksplorasi
pemahaman tentang pengalaman manusia seperti rasa sakit, kepedulian danM
kenyamanan dengan menggunakan metode wawancara yang mendalam untuk pencapai
tujuan penelitian (Burns &Grove, 2001)
8. Karakteristik Penelitian
Terdapat beberapa karakteristik penelitian

 Penelitian harus memiliki objektivitas


 Dicapai melalui ketebukaan,terhindar dari bias dan analisis data
 Menunjukan kualitas data yang di hasilkan dari prosedur yang digunakan
 Dalam prosedurnya penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data

Kegunaan penelitian juga merupakan sebuah penyelidikan keadaan dari alasan dan
konsekuensi terhadap satu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol melalui
percobaan eksperimen ataupun observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat
penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek
pembangunan. Jika penelitian tidak di adakan, serta kenyataan - kenyataan tidak pernah diuji
lebih dahulu melalui penelitian maka tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam suatu
pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian. Banyak
penelitian menyimpulkan bahwa konstribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut.

Kegunaan penelitian pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu:

(1) Kegunaan teoritis, yang mengacu kepada pengembangan konsep-konsep, teori, sesuai
bidang studi (untuk memperkaya keilmuan) dan

(2) Kegunaan praktis (disebut juga ‘guna laksana’ yang mengacu pada
pengembanganpraktik-praktik tertentu (kebijakan,program, pelayanan, metode, atau teknik).
Kegunaan hasil penelitian juga terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah
kesimpulan

9. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya
dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara
tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis. Kegunaan
penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis
dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek
yang diteliti.
Kegunaan penelitian juga merupakan sebuah penyelidikan keadaan dari alasan
dan konsekuensi terhadap satu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol
melalui percobaan eksperimen ataupun observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang
peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan
dalam segala aspek pembangunan. Jika penelitian tidak di adakan, serta kenyataan -
kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian maka tidak ada negara yang
sudah maju dan berhasil dalam suatu pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan
dana dalam bidang penelitian. Banyak penelitian menyimpulkan bahwa konstribusi dari
penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
Kegunaan penelitian pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu: (1) Kegunaan
teoritis, yang mengacu kepada pengembangan konsep-konsep, teori, sesuai bidang studi
(untuk memperkaya keilmuan) dan (2) Kegunaan praktis (disebut juga ‘guna laksana’
yang mengacu pada pengembanganpraktik-praktik tertentu (kebijakan,program,
pelayanan, metode, atau teknik). Kegunaan hasil penelitian juga terhubung dengan
sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan.
Salah satu contoh kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, misalnya
bagi guru yaitu dalam melakukan penelitiannya yang perlu dituangkan dalam bentuk
laporan secara tertulis agar hasil penelitiannya dapat dipakai bagi guru lain dalam
mencari informasi untuk memperbaiki pelaksanaan tugas dan fungsinya. Selain itu juga,
hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan nilai tambah bagi guru dari sisi
keyakinan dan pengujian kompetensinya. Hal penting lainnya yang dihasikan dari
penelitian adalah angka kredit yang diperoleh. Namun demikian, motivasi utama yang
perlu ditumbuhkan pada guru dalam melakukan penelitian adalah semangat untuk
memfasilitasi peserta didik dengan lebih baik. Mengkaji setiap permasalahan yang
timbul, merumuskan, dan memecahkan masalah tersebut, sehingga peserta didik
mendapatkan layanan terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar dapat memberikan
pengalaman nyata bagi mahasiswa karena informasi yang disajikan diperoleh melalui
pengamatan peneliti di sekolah. Selain itu, pembelajaran lebih berdaya guna karena
bahan ajar disusun menurut jenjang akademik.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai
perhatian keperawatan klien, individu, keluarga, masyarakat dan pengalaman kesehatan.

Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat.
Riset di sini adalah merupakan proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam
praktik keperawatan sehari – hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri Jujun.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.2007.Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Gay. L. R., Geoffrey E. Mills, Peter W. Airasian., 2012, Educational Research: Competencies For
Analysis and Applications, Boston: Pearson Education Inc.

Metodologi Penelitian/Siti Herlinda, Muhammad Said, Nuni Gofar, Filli Pratama, Sulastri, Rita
Inderawati, Ratu Ilma Indra Putri, dan iv + 255 hlm: 14.8 x 21 cm
Iqbal Hasan, 2009. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Muri, Yusuf. 2017. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Syofian, Siregar. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitia untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hadi, dkk. 2010 Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hasan, Iqbal. 2008. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Press

Anda mungkin juga menyukai