Makalah Metodologi Kel 7
Makalah Metodologi Kel 7
OLEH:
INDAH DELVIANA
LINNA PARENSAH
SITI NABILA
NOVTRI SILALAHI
DOSEN PEMBIMBING:
Yendrizal Jafri,S.Kp.M.Biomed
2023/2024
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat sehat
baik itu sehat secara fisik dan akal pikiran,sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah metodologi penelitian.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan
didalamnya,Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung sehingga
pembuatan makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.Apabila terdapat banyak
kesalahan saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah sehingga kami dapat membuat makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi…………………………………………………...……………………………………..iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang......................................................................................................................4
2. rumusan masalah..................................................................................................................4
3. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian............................................................................6
a. Hakikat Ilmu pengetahuan................................................................................................6
b. Hakikat Penelitian.............................................................................................................8
2. Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)...........................................................................9
a. Pengertian pendekatan induktif-deduktif..........................................................................9
b. Langkah-langkah pendekatan induktif-deduktif.............................................................10
3. Pengertian Metodologi Penelitian.......................................................................................11
a. Pengertian Metodologi....................................................................................................11
b. Berfikir dan Bersikap Ilmiah...........................................................................................13
c. Urgensi Metodologi Penelitian dalam Pengembangan IPTEK.......................................14
4. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian.................................................................15
5. Mencari kebenaran..............................................................................................................16
6. Defenisi Penelitian..............................................................................................................18
7. Klasifikasi Penelitian..........................................................................................................19
8. Karakteristik Penelitian......................................................................................................19
9. Kegunaan Penelitian...........................................................................................................20
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
1. Kesimpulan............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Yoseph (2009) penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap
suatu permasalahan karya seni dan ilmiah maka penelitian akan memberikan ruang-ruang
yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian. Sedangkan menurut Kerlinger (2010), penelitian dapat pula diartikan sebagai
cara pengamatan dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan
atau proses penemuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan untuk
mendapakan fakta-fakta baru atau mengembangkan fakta-fakta yang sudah ada dengan
sangat sistematis.
Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan
kelemahannya yang digunakan dalam karya ilmiah. Sedangkan Metode penelitian
mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan. Metodologi penelitian
merupakan ilmu yang mempelajari tentang metodologi penelitian dan ilmu tentang alat
untuk penelitian.
Soerjono Soekanto (2011) membagi metode penelitian ke dalam dua kelompok besar,
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang
sukar diukur dengan angka-angka dan ukuran lain yang bersifat eksak. Namun, bahan itu
terdapat di masyarakat secara nyata. Misalnya, tentang komunitas pengemudi becak atau
tingkat partisipasi warga kota terhadap program lingkungan sehat.
2. rumusan masalah
hakikat ilmu pengetahuan dan peelitian ?
pendekatan penelitian ( induktif – deduktif ) ?
Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK ?
Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian ?
Mencari kebenaran ?
Definisi penelitian ?
Klasifikasi penelitian ?
Karakteristik penelitian ?
Kegunaan penelitian ?
3. Tujuan
mahasiswa dapat mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dan peelitian
mahasiswa dapat mengetahui pendekatan penelitian ( induktif – deduktif )
mahasiswa dapat mengetahui Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap
ilmiah serta urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK
mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian
mahasiswa dapat mengetahui Mencari kebenaran ?
mahasiswa dapat mengetahui Definisi penelitian ?
mahasiswa dapat mengetahui Klasifikasi penelitian ?
mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik penelitian ?
mahasiswa dapat mengetahui Kegunaan penelitian ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyususun pengetahuan. Beda
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru
bisa
menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu
kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam
bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari
dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek
dan metode ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek sebagai berikut:
a) Aspek Ontologis
Yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan objek studi.
Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau
yang menjadi masalah. Contoh : Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku
manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya manusia yang terbatas, dengan
kebutuhan yang tidak terbatas.
b) Aspek Epistimologis
Berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan menggunakan
metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh sarana
berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara pola berpikir
induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola
berpikir deduktif . (dari hal-hal
yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga
proses “ Logico-hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif”, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskan masalah,
- Menyusun kerangka berfikir
- Merumuskan hipotesis,
- Menguji hipotesis, dan
- Menarik kesimpulan.
c) Aspek aksiologis
Berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat
secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan,
menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang
dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan
berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat
kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek aksilogis
digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi hasil penelitian.
Secaran garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan sebagai
berikut:
- Ilmu mempelajari fenomena.
- Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi konsep dan variabel.
- Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berberntuk proporsi yang sifatnya
berbentuk hipotesis-hipotesis.
- Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.
- Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori.
b. Hakikat Penelitian
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, penelitian adalah pemeriksaan yang teliti
atau kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan
secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Penelitian dalam bahasa inggris
disebut “research”. Re artinya kembali dan search artinya mencari. Jadi penelitian berarti,
pencarian kembali. Dikatakan mencari kembali karena penelitian merupakan proses yang
berjalan secara terus menerus, suatu hasil penelitian tidak akan pernah bersifat final atau
tidak dapat diganggu gugat. Hasil penelitian seseorang harus tunduk pada penelitian
orang lain yang terakhir, jika data yang baru mampu membantah kebenaran sebelumnya.
Menurut Hillway dalam (Sumadayo, 2013) penelitian tidak lain dari suatu metode Studi
yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-
sungguh dalam waktu yang lama. Penelitian juga didefinisikan sebagai upaya mencari
jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta
empirik. Untuk menemukan kebenaran peneliti menggunakan metode berfikir kritis yang
dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta
menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.
Dari pengertian tersebut, bahwa penelitian adalah Langkah sistematis dalam
upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa
peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
2. Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)
a. Pengertian pendekatan induktif-deduktif
Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif adalah pendekatan pembelajaran yang
memadukan pendekatan pembelajaran induktif dengan pendekatan pembelajaran
deduktif. Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif diawali dengan contoh-contoh yang
bertujuan supaya siswa mengidentifikasi, membedakan, kemudian menginterpretasi,
menggeneralisasi dan akhirnya mengambil kesimpulan. Kemudian secara deduktif siswa
dapat memberikan contoh dari generalisasi (Sumaryati & Sumarmo, 2013:31). Rochmad
(2007:114) proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep
matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati,
membuat daftar sifat-sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang
diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar
induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam
pembelajaran matematika (Depdiknas, 2004).
5. Mencari kebenaran
a. Kebenaran ilmiah
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran
logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan
pragmatis, koresponden, koheren.
1. Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila memiliki
kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila materi
pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi
dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koresponden menggunakan
logika induktif, artinya metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik karena ada fakta-
fakta mendukung yang telah diteliti dan dianalisa sebelumnya.
3. Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar apabila konsisten dan
memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori
koheren menggunakan logika deduktif, artinya metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal umum ke khusus. Berbeda dengan kebenaran
ilmiah yang diperoleh berdasarkan penalaran logika ilmiah, ada juga
b. kebenaran non ilmiah
kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Beberapa diantaranya adalah :
1. Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak
ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu
dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa
juga menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr.
J.S. Summers.
2. Kebenaran Karena Akal Sehat (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian
konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan
bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk
kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi kemudian membuktikan hal itu tidak
benar.
3. Kebenaran Agama dan Wahyu: Kebenaran mutlak dan asasi dari Allah dan Rasulnya.
Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian hal lain
tidak.
4. Kebenaran Intuitif: Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa
menggunakan penalaran dan proses berpikir. Kebenaran intuitif sukar dipercaya dan
tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan
mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah kasus patung Kouros dan
museum Getty diatas.
5. Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-
ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi dan paramater-parameter sampai
akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
6. Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang
dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih cepat dan
biaya lebih rendah daripada trial-error.
7. Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang diterima karena pengaruh
kewibawaan seseorang. Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang memiliki
kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar
darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa
salah karena tanpa prosedur ilmiah.
c. Kebenaran Falsafat
Kebenaran yang diperoleh dengan cara merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat
ini memiliki proses penemuan dan pengujian kebenaran yang unik dan dibagi dalam
beberapa kelompok (madzab). Bagi yang tidak terbiasa mungkin terminologi yang
digunakan cukup membingungkan. Juga banyak yang oportunis alias menganut madzab
dualisme kelompok, misal mengakui kebenaran realisme dan naturalisme sekaligus.
1. Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang
pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
2. Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya
hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
3. Positivisme: Menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang
dapat ditangkap oleh pancaindra. Tolok ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat
dan memiliki keseimbangan logika.
4. Materialisme Dialektik: Orientasi berpikir adalah materi, karena materi merupakan
satu - satunya hal yang nyata, yang terdalam dan berada diatas kekuatannya sendiri.
Filosofi resmi dari ajaran komunisme.
5. Idealisme: Idealisme menjelaskan semua obyek dalam alam dan pengalaman sebagai
pernyataan pikiran.
6. Pragmatisme: Hidup manusia adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat
dengan konsekuensi praktis. Orientasi berpikir adalah sifat praktis, karena praktis
berhubungan erat dengan makna dan kebenaran.
6. Defenisi Penelitian
Soetrisno Hadi, pengertian penelitian adalah suatu usaha dalam menemukan segala sesuatu
untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih dalam apa yang telah ada
apat dijangkau oleh nalar manusia. Empiris; maksudnya adalah penelitian harus berdasarkan
sumber pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan indera manusia. Dengan begitu,
metode tersebut juga dapat diamati oleh orang lain. Sistematis; maksudnya adalah penelitian
harus dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang sifatnya logis dan teratur sesuai dengan
sistem yang telah diatur sehingga dapat menjelaskan rangkaian sebab-akibat suatu objek
penelitian. Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk menemukan suatu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan bagi manusia dan lingkungannya
Tujuan Eksploratif Dalam hal ini, penelitian dengan tujuan eksploratif adalah untuk
menemukan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya,
penelitian tentang manfaat ekstrak kayu manis untuk masalah diabetes dalam tubuh
manusia.
Tujuan Verifikatif Penelitian dengan tujuan verifikatif adalah untuk membuktikan
atau menguji kembali kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Misalnya, membuktikan manfaat ekstrak belimbing wuluh sebagai anti bakteri.
Tujuan Pengembangan Penelitian dengan tujuan pengembangan adalah untuk
menggali lebih dalam atau mengembangkan suatu penelitian atau pengetahuan yang
telah ada. Misalnya, penelitian mengenai manfaat ekstrak kulit manggis untuk
masalah diabetes yang sudah ada sebelumnya Penelitian dilakukan kembali untuk
mengembangkannya, misalnya meneliti seberapa efektif ekstrak kulit manggis untuk
mengatasi masalah diabetes pada kelompok umur tertentu
7. Klasifikasi Penelitian
Penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan metode formal, objektif dan sistematis
dimana data numerik digunakan untuk memperoleh informasi tentang dunia. Metode
penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel, melihat hubungan antar
variabel dan menentukan sebab akibat antar variabel. Instrument yang biasa digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner (Burns &
Grove, 2001).
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan metode sistematis, interaktif, dan
subjektif yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup atau fenomena yang
terjadi. Jenis penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengeksplorasi
pemahaman tentang pengalaman manusia seperti rasa sakit, kepedulian danM
kenyamanan dengan menggunakan metode wawancara yang mendalam untuk pencapai
tujuan penelitian (Burns &Grove, 2001)
8. Karakteristik Penelitian
Terdapat beberapa karakteristik penelitian
Kegunaan penelitian juga merupakan sebuah penyelidikan keadaan dari alasan dan
konsekuensi terhadap satu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol melalui
percobaan eksperimen ataupun observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat
penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek
pembangunan. Jika penelitian tidak di adakan, serta kenyataan - kenyataan tidak pernah diuji
lebih dahulu melalui penelitian maka tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam suatu
pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian. Banyak
penelitian menyimpulkan bahwa konstribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
(1) Kegunaan teoritis, yang mengacu kepada pengembangan konsep-konsep, teori, sesuai
bidang studi (untuk memperkaya keilmuan) dan
(2) Kegunaan praktis (disebut juga ‘guna laksana’ yang mengacu pada
pengembanganpraktik-praktik tertentu (kebijakan,program, pelayanan, metode, atau teknik).
Kegunaan hasil penelitian juga terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah
kesimpulan
9. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya
dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara
tepat dan akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis. Kegunaan
penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis
dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek
yang diteliti.
Kegunaan penelitian juga merupakan sebuah penyelidikan keadaan dari alasan
dan konsekuensi terhadap satu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol
melalui percobaan eksperimen ataupun observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang
peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan
dalam segala aspek pembangunan. Jika penelitian tidak di adakan, serta kenyataan -
kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian maka tidak ada negara yang
sudah maju dan berhasil dalam suatu pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan
dana dalam bidang penelitian. Banyak penelitian menyimpulkan bahwa konstribusi dari
penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
Kegunaan penelitian pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu: (1) Kegunaan
teoritis, yang mengacu kepada pengembangan konsep-konsep, teori, sesuai bidang studi
(untuk memperkaya keilmuan) dan (2) Kegunaan praktis (disebut juga ‘guna laksana’
yang mengacu pada pengembanganpraktik-praktik tertentu (kebijakan,program,
pelayanan, metode, atau teknik). Kegunaan hasil penelitian juga terhubung dengan
sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan.
Salah satu contoh kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, misalnya
bagi guru yaitu dalam melakukan penelitiannya yang perlu dituangkan dalam bentuk
laporan secara tertulis agar hasil penelitiannya dapat dipakai bagi guru lain dalam
mencari informasi untuk memperbaiki pelaksanaan tugas dan fungsinya. Selain itu juga,
hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan nilai tambah bagi guru dari sisi
keyakinan dan pengujian kompetensinya. Hal penting lainnya yang dihasikan dari
penelitian adalah angka kredit yang diperoleh. Namun demikian, motivasi utama yang
perlu ditumbuhkan pada guru dalam melakukan penelitian adalah semangat untuk
memfasilitasi peserta didik dengan lebih baik. Mengkaji setiap permasalahan yang
timbul, merumuskan, dan memecahkan masalah tersebut, sehingga peserta didik
mendapatkan layanan terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar dapat memberikan
pengalaman nyata bagi mahasiswa karena informasi yang disajikan diperoleh melalui
pengamatan peneliti di sekolah. Selain itu, pembelajaran lebih berdaya guna karena
bahan ajar disusun menurut jenjang akademik.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai
perhatian keperawatan klien, individu, keluarga, masyarakat dan pengalaman kesehatan.
Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat.
Riset di sini adalah merupakan proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam
praktik keperawatan sehari – hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Gay. L. R., Geoffrey E. Mills, Peter W. Airasian., 2012, Educational Research: Competencies For
Analysis and Applications, Boston: Pearson Education Inc.
Metodologi Penelitian/Siti Herlinda, Muhammad Said, Nuni Gofar, Filli Pratama, Sulastri, Rita
Inderawati, Ratu Ilma Indra Putri, dan iv + 255 hlm: 14.8 x 21 cm
Iqbal Hasan, 2009. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Muri, Yusuf. 2017. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Syofian, Siregar. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitia untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hadi, dkk. 2010 Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hasan, Iqbal. 2008. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Press